Anda di halaman 1dari 1

melihatlah dari sisi gelap

Kita sering heran melihat bagaimana orang-orang sukses memulai semua kesuksesan dari nol. Membaca dan mendengar bagaimana orang-orang jenius lahir dari keterbatasan dan serba kekurangan. Cerita mereka melambung kan mimpi-mimpi. Mereka hadir sebagai sebuah legenda yang bersayap, yang kemudian menaburkan harapan-harapan dan mimpi bagi orang yang putus asa. Lain lagi kisah sukses dari mereka yang memang berasal dari orang tua yang berpendidikan dan berkelas. Misal bangsawan jenius Sir Isac Newton. Newton tak seperti Thomas Alfa Edison, dia begitu terkenal hanya karena teorinya yang melampaui masanya. Kecerdasanya membuka pintu pengetahuan untuk masa-masa setelahnya bahkan hingga saat ini teori tua itu tak tergoyah kan malah bersanding dan berbagi wilayah dengan teori Relativitas kepunyaanya jenius era Perang Dunia II Albert Einstein. Jadi kita di suruh memilih dari mana kita akan memulai hidup, Berfasilitas lengkap layaknya Newton atau dalam keterbatasan seperti Thomas Alfa Edison? Saya tidak faham apa itu tradisi, tapi disini saya memaknai tradisi adalah sesuatu yang diikuti turun temurun. Misalnya Tradisi mandi limau di sumatra barat, upacara kematian di tanah toraja dan lain-lain. Mungkin ada defenisi dan embel-embel lain dalam istilah tradisi, tapi disini tradisi di pahami seperti diatas. Nah, dari istilah tradisi ada sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa agama Islam di indonesia adalah agama tradisi dan sejauh yang saya tahu pernyataan itu benar. Agama yang diwarisi dari orang tua, dari eyang, kakek, ayah dan kita. Padahal pada hakikatnya agama bukan tradisi. Agama adalah kesadaran dan kesadaran harus di cari dan dimulai dari nol. Pantas saja jika rosul berkata dalam sabdanya bahwa generasi Islam terbaik adalah generasi setelah masanya dan generasi setelah itu, atau yang kita kenal dengan tabiin dan it-tabiin. Tapi ada juga yang berpendapat bahwa maksud sabda itu adalah zamanya para sahabat, lalu baru masuk generasi kedua setelah semua sahabat(org yg pernah bertemu rosul) wafat. Tapi apa pun arti sabda itu setidaknya dapat kita simpulkan bahwa generasi setelah itu akan menurun kualitasnya.

Anda mungkin juga menyukai