Dimana,
Kita tetapkan ukuran-ukuran poros itu.
Untuk poros bulat kita pakai rumus :
Untuk poros bulat yang bolong kita pakai rumus :
Disini : D = garis tengah sebelah luar
d = garis tengah sebelah dalam
c. Poros dukung transmisi, poros ini mendapat pembebanan gabungan, karena
berfungsi sebagai penerus daya, juga memikul suatu beban tertentu.
Gambar . Poros Dukung Transmisi
Momen puntir pada poros yang menggerakan adalah :
1
5
1
10 . 74 , 9
n
P
T
d
= ...............................................(kgmm) (Sularso,1997:7)
Diamana :
1
T = Momen puntir (kgmm)
d
P = Daya rencana (KW)
1
n = Putaran poros (rpm)
Sedangkan P f P
c d
. = .....................................(KW) ( Sularso, 1997 :7)
Dimana :
c
f = Faktor koreksi daya
P = Daya motor (KW)
Momen puntir yang terjadi pada saat poros yang digerakan adalah :
2
5
2
10 . 74 , 9
n
P
T
d
= ..(kgmm) (Sularso, 1997:7)
Dimana :
2
T = Momen puntir (kgmm)
d
P = Daya rencana (KW)
2
n = Putaran poros (rpm)
5. Perhitungan pada poros
Pada poros yang menderita beban puntir dan beban lentur sekaligus, maka pada
permukaan poros akan terjadi tegangan geser karena momen puntir dan tegangan lentur
karena momen lengkung, maka daya rencana poros dapat ditentukan denan rumus:
( ) kW P f P
c d
=
Dimana
Pd = daya rencana (Kw)
Fc = factor koreksi
P = daya nominal motor penggerak (Kw)
Jika momen puntir (disebut juga momen rencana) adalah T (kg.mm) maka:
( )( )
1
5
1
10 74 , 9
102
60 / 2 1000 /
n
P
x T
sehingga
n T
P
d
d
=
=
t
Bila momen rencana T (kg.mm) dibebankan pada suatu diameter poros d (mm), maka
tegangan geser (kg.mm
2
) yang terjadi adalah:
( )
3 3
1 , 5
16 / d
T
d
T
= =
t
t
Meskipun dalam perkiraan sementara ditetapkan bahwa beban hanya terdiri atas
momen puntir saja, perlu ditinjau pula apakah ada kemungkinan pemakaian dengan beban
lentur dimasa mendatang. Jika memang diperkirakan akan terjadi pemakaian dengan
beban lentur maka dapat dipertimbangkan pemakaian factor Cb yang harganya antara 1,2-
2,3.(jika tidak diperkirakan akan terjadi pembebanan lentur maka Cb diambil = 1,0).
Dari persamaan diatas diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros
( )
2 1
3 / 1
/
: dimana
1 , 5
sf x sf
T C K d
B a
b t
a
o t
t
=
(
=
Perhitungan putaran kritis
W
I
Il
d
Nc
2
52700 =
Dimana :
W = berat beban yang berputar
l = jarak antara bantalan
6. Beban Pada Poros
a. Poros dengan Beban Puntir
Daya dan perputaran, momen puntir yang akan dipindahkan oleh poros dapat ditentukan
dengan mengetahui garis tengah pada poros.
Gambar. Poros Transmisi dengan beban
punter
Apabila gaya keliling F pada gambar
sepanjang lingkaran dengan jari-jari r
menempuh jarak melalui sudut titik
tengah (dalam radial), maka jarak ini
adalah r , dan kerja yang dilakukan
adalah F.
Gaya F yang bekerja pada keliling roda gigi dengan jari-jari r dan gaya reaksi pada
poros sebesar F merupakan suatu kopel yang momennya Mw = F.r. Momen ini merupakan
momen puntir yang bekerja dalam poros.
W = F r = Mw
Bila jarak ini ditempuh dalam waktu t, maka daya:
P = W / t = Mw t = Mw
di mana ialah kecepatan sudut poros. Jadi, momen puntirnya:
Mw = P
b. Poros dengan Beban Lentur Murni
Poros dengan beban lentur murni biasanya terjadi pada gandar dari kereta tambang dan
lengan robot yang tidak dibebani dengan puntiran, melainkan diasumsikan mendapat
pembebanan lentur saja. Meskipun pada kenyataannya gandar ini tidak hanya mendapat
beban statis, tetapi juga mendapat beban dinamis.
Gambar . Beban lentur murni pada lengan robot
Jika momen lentur M1, di mana beban pada suatu gandar diperoleh dari 1 2 berat
kendaraan dengan muatan maksimum dikurangi berat gandar dan roda, tegangan lentur
yang diizinkan adalah a, maka diameter dari poros adalah:
Poros dengan Beban Puntir dan Lentur
Poros dengan beban puntir dan lentur dapat terjadi pada puli atau roda gigi pada
mesin untuk meneruskan daya melalui sabuk, atau rantai. Dengan demikian poros tersebut
mendapat beban puntir dan lentur akibat adanya beban. Beban yang bekerja pada poros
pada umumnya adalah beban berulang. Jika poros tersebut mempunyai roda gigi untuk
meneruskan daya besar, maka kejutan berat akan terjadi pada saat mulai atau sedang
berputar. Selain itu beban punter dan lentur juga terjadi pada lengan arbor mesin frais,
terutama pada saat pemakanan.
Gambar. Beban puntir dan lentur pada arbor saat pemakanan
Agar mampu menahan beban puntir dan lentur, bahan poros harus bersifat liat dan ulet
agar mampu menahan tegangan geser maksimum sebesar:
Pada poros yang pejal dengan penampang bulat,
dan
DAFTAR PUSTAKA
Harras, Kholid. (2007). pengertian poros, dalam elemen mesin. Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta.
Irham Stepanus (2009). Teknik Mesin 1, pengertian poros. Mediafire.com(8 Januari
2009).
Sepdyanuri Indar luh (2011). Institut Sains & Teknologi AKPRIND Elemen Mesin 1.
[Online]. Tersedia: www.akprind.ac.id yang direkam pada 8 Des 2011 21:55:03 GMT. [31
Januari 2012].