Anda di halaman 1dari 4

MISMANAGEMENT NEGARA PENYEBAB KORUPSI MERAJALELA.

I.

Cincin berlian di wc umum.

Sewaktu masih sebagai seorang karyawan. saya mendapatkan nasehat yang sangat berguna ari atasan saya, yang berbunyi, mengapa kontrol itu sangat penting dalam hidup ini. Nasehat itu berupa sebuah cerita fiktif yang sangat bermakna. Ceritanya sebagai berikut: Saya yakin bahwa kamu bukan seorang maling. Pada suatu saat kamu memasuki wc umum di Lapangan Banteng, didalam kamu temui sebuah cincin berlian. Pikiran pertama yang muncul adalah: apakah cincin ini saya ambil atau tidak. Pada saat itu kamu yang pada waktu masuk ke wc bukan maling 100%, tetapi setelah menemukan cincin kamu serta merta menjadi 50% maling. Mengapa tiba tiba terjadi perubahan dari 100% bukan maling menjadi 50% maling? Itu disebabkan dalam wc itu tidak ada orang yang melihat kita, tidak ada yang mengawasi kita, tidak ada kontrol. Pelajaran yang dapat ditarik dari cerita diatas adalah ketiadaan kontrol memungkinkan seseorang yang bukan maling bisa menjadi maling. Itu yang terjadi pada kehidupan bernegara kita saat ini. Karena ketiadaan kontrol maka menjadi mudah seseorang yang bukan koruptor menjelma menjadi seorang koruptor, karena kesempatan untuk itu terbuka lebar, karena tidak ada yang mengontrol. Kalaupun ada yang mengontrol, tidak memiliki tolok ukur yang jelas. II. Kontrol dalam pelaksanaan scientific management.

Scientific management lahir pada penghujung abad XIX, akibat desakan dari berkembangnya industri manufaktur yang pesat yang mampu membuat barang apa saja, dalam jumlah berapa saja, dengan menggunakan bahan baku apa saja, untuk memenuhi kebutuhan hidup apa saja, mengakibatkan cara mengurus industri secara tradisional seperti sediakala sudah tidak mampu lagi. Pelaksanaan scientific management dimulai dan dipraktekkan pada pelaksanaan industri moderen yang bernama industri manufaktur. Setelah berlangsung selama lebih dari dua ratus tahun pelaksanaan scientific management ini dalam industri moderen, telah menumbuhkan ketrampilan menjalankan manajemen yang piawai pada negara

2 yang melaksanakan revolusi industri, yang makin lama makin sempurna yang kemudian menjadi budaya. Pelaksanaan scientific management melayani industri moderen terjadi pada pabrik pabrik yang makin lama makin canggih karena berkembangnya kemampuan industri manufaktur dalam membuat barang yang rumit. seperti roket ruang angkasa, pesawat terbang dan segala macam alat komunikasi dan kesehatan. Walaupun saat ini pelaksanaan scientific management dalam industri sudah begitu canggih, tapi kalau kita ambil intisarinya dan disederhanakan, maka akan muncul tiga faktor dasar yang sangat berkaitan erat satu sama lain yaitu: PLAN, DO, CHECK. Dalam industri, PLAN dan GHECK dipegang oleh satu institusi yang disebut badan Production Planning and Control (PPC) dan DO nya dipegang oleh badan produksi. Secara sederhana proses pelaksanaan produksi dalam industri adalah sebagai berikut. PPC membuat perencanaan, bagian produksi memproduksi kemudian PPC yang melakukan pengawasan, apakah hasil produsksi sesuai dengan rancana. Secara sederhana dapat digambarkan, PPC membuat rencana berbentuk gambar delapan buah apel merah, bagian produksi membuat delapan apel merah, lalu kemudian PPC memeriksa apa hasilnya delapan apel merah atau tidak. Pakem dari kecanggihan sistim ini adalah bahwa kontrol dilakukan oleh badan yang sama dengan yang menerbitkan perencanaan. Menyalahi pakem ini akan mengakibatkan mismanagement. III. Bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia karena kecelakaan sejarah tercatat bukan sebagai pelaksana revolusi industri, karena pada saat revolusi ini diluncurkan pada pertengahan abad XVIII sampai kepada perkembangannya, kita belum menjadi sebuah bangsa. Akibatnya, bangsa ini tidak memiliki MEMORI sedikitpun tentang industri moderen, tentang pelaksanaan scientific management dalan industri serta entrepreneurship. Ketiadaan memori dimiliki oleh semua orang Indonesia, yang menyebabkan kita semuanya masih asyik menjalankan management tradisional yang sudah direvolusi duaratus tahun yang lalu, sehingga modelnya sudah ketinggalan zaman.

3 Pengetahuan kita tentang scientific management dapat digambarkan sebagai pengetahuan tentang mobil. Ahli ahli management kita tahu persis tentang apa itu mobil, paham jenismesin penggeraknya, kapasitas ccnya tahu, pemakaian bahan bakarnya hafal, cara pengapiannya tahu, macam suspensinya tahu, power steering hafal, cara kerja rem, kopling dan gas juga tahu, tapi mereka tidak pernah menyetir mobil dan lebih tragis lagi mereka belum pernah memiliki mobilnya. Hal ini yang menyebabkan kita semua termasuk para ahli management kita, tidak dapat melihat dan merasakan adanya mismanagement dalam penyelenggaraan tatausaha negara kita. Di Jepang, kalau ada diskusi tentang management industri moderen, pembicaranya bukan dari kalangan perguruan tinggi seperti di Amerika, tetapi para CEO dari Toyota, Sony, Matsushita dan sebagainya. Itu juga mengapa negara Jepang dijuluki sebagai Japan Incorporated, karena management tatausaha negaranya dipengaruhi oleh cara penerapan scientific management pada korporasi. Mismanagement yang terjadi pada manajemen tatausaha negara kita karena Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dibuat oleh pihak Eksekutif dalam hal ini oleh Bappenas dan kabinet. Sebelum dilaksanakan diperiksa oleh DPR, lalu pelaksanaannya oleh Eksekutif. Kontrol dilakukan juga oleh eksekutif yang terdiri BPK dan BPKP dan Inspektorat Jenderal, yang tidak terlibat dalam tahap perencanaan. Proses ini secara keseluruhannya sudah melanggar pakem. Belum lagi mutu perencanaannya tidak ilmiah, karena tidak jelas besaran yang dipergunakan, karena tidak tegas dinyatakan secara kwalitatif, kwantitatif dan tidak tegas penjadwalannya sehingga pelaksanaannya menjadi sangat longgar dan penuh dengan ketidakjelasan, yang pada pelaksanaanya mengundang banyak improvisasi yang kelak akan bersifat melanggar hukum. Jika yang melaksaakan kontrol adalah juga pembuat rencana yang terpisah dari pelaksana, para pembuat rencana ini dapat langsung dengan cepat mengenali kelainan, oleh karena itu pula mereka dapat langsung mengetahui cara perbaikan, baik dalam ranah perencanaan maupun dalam ranah pelaksanaan. Pakem yang tepat ini, menghasilkan pekerjaan yang makin lama makin sempurna.

4 Dengan menerapkan pakem yang tepat ini, penyalahgunaan kewenangan dapat menjadi minim dan pekerjaan makin lama akan makin bersih dari penyelewengan. Kini terserah pada pembuat kebijakan negara untuk menghilangkan mismanagement dengan cara menata kembali tatalaksana tatausaha negara yang disesuaikan dengan pakem scientific management, yang insya Allah akan melahirkan Indonesia Incorporated, yang akan mengurangi korupsi di negeri ini secara bertahap tapi pasti,

Jakarta 1Juli 2012

Eddy O.M. Boekoesoe 0812 8767 939

Anda mungkin juga menyukai