Anda di halaman 1dari 4

Pemrograman terstruktur adalah suatu proses untuk mengimplementasikan urutan langkah untuk menyelesaikan suatu masalah dalam bentuk

program. Paradigma ini pertama kali diungkapkan oleh Professor Edsger Djikstra dari Universitas Eindhoven sekitar tahun 1965. Prinsip dari pemrograman terstruktur adalah bahwa Apabila kita sudah sampai pada langkah tertentu, kita tidak boleh mengeksekusi langkah sebelumnya. Hal ini dikecualikan pada langkah-langkah untuk proses berulang. Sedangkan pemrograman berbasis obyek (OOP) mendasarkan pada konsep object dan interaksinya. Pada jenis paradigm ini, program bukan urut-urutan instruksi tapi diselesaikan oleh obyek-obyek yang bekerjasama untuk menyelesaikan masalah. Object Oriented sebagai tool untuk memodelkan sistem di dunia nyata (tujuan bahasa Simula-67) setiap sistem selalu dapat digambarkan melalui object-object penyusunnya dan bagaimana object-object tersebut saling berinteraksi. Tujuan Pemrograman Terstruktur Tujuan dari pemrograman terstruktur dapat diuraikan sebagai berikut : a. Untuk meningkatkan kualitas dan kehandalan program b. Untuk memudahkan pemahaman terhadap isi program c. Untuk menyederhanakan program d. Untuk maintenance (pemeliharaan) program e. Untuk meningkatkan produktifitas program Sifat-sifat Pemrograman Terstruktur Sifat-sifat dari pemrograman terstruktur dapat diuraikan sebagai berikut : a. Memuat teknik pemecahan masalah yang logis dan sistematis b. Memuat algoritma yang efisien, efektif dan sederhana c. Program disusun dengan logika yang mudah dipahami d. Tidak menggunakan perintah GOTO e. Biaya pengujian program relatif rendah f. Memiliki dokumentasi yang baik g. Biaya perawatan dan dokumentasi yang dibutuhkan relatif rendah

Terdapat beberapa langkah pemrograman terstruktur yaitu : identifikasi masalah, analisis kebutuhan pengguna, penyusunan dan disain algoritma, coding, penyusunan program, evaluasi error, dokumentasi, dan pemeliharaan program. Identifikasi masalah dilakukan untuk memperoleh pemahaman mengenai permasalahan yang ada. Melalui pemahaman ini diharapkan dapat ditemukan solusi optimal dalam memecahkan permasalahan tersebut. Analisis kebutuhan dalam hal ini adalah menentukan spesifikasi fungsi dan fasilitas yang akan diimplementasikan pada program. Analisis kebutuhan pengguna sangat penting dilakukan karena program sepenuhnya disusun untuk memberikan solusi permasalahan pengguna. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui siapa yang akan menggunakan program, apa saja yang akan ditampilkan dan lain-lain. Coding adalah penerjemahan algoritma kedalam kode program. Bahasa pemrograman merupakan jembatan yang menghubungkan manusia dengan komputer. Testing merupakan tahap yang paling penting dalam penyusunan program. Pada tahap ini diharapkan tidak terdapat error sehingga program tidak dapat digunakan, dan permasalahan tidak terpecahkan. Dokumentasi merupakan informasi tambahan untuk lebih memahami kode-kode yang disusun. Berbeda dengan OOP. Suatu program disebut dengan pemrograman berbasis obyek (OOP) karena terdapat : Encapsulation (pembungkusan); Encapsulation adalah mekanisme pemrograman yang membungkus kode dan data yang dimanipulasi dan menjaganya supaya terhindar dari interferensi dan penggunaan yang tidak perlu. Salah satu caranya dengan membentuk objek.

Inheritance (pewarisan); Inheritance memungkinkan programer meletakkan member yang sama dalam satu class dan class-class lain dapat mewarisi member tersebut. Class yang mengandung member yang sama dari beberapa class lain dinamakan superclass atau parent class. Class yang mewarisi dinamakan subclass atau child class. Inheritance menghasilkan class hierarchy. Polymorphism (polimorfisme-perbedaan bentuk); Polymorphisme artinya mempunyai banyak bentuk. Dua objek atau lebih dikatakan sebagai polymorphic, bila objek-objek itu mempunyai antar muka yang identik namun mempunyai perilakuperilaku yang berbeda Kelebihan Object Oriented Sebagai Model Representasi Natural: mengikuti cara berpikir manusia (manusia memandang dunianya sebagai kumpulan object yang berinteraksi) Abstraksi: menjelaskan makna sebuah entitas secara cepat dan mudah Enkapsulasi: dapat menyembunyikan detil yang tidak perlu Modular: object adalah entitas yang independen Beda nyata antara prosedural dan OOP Prosedural Fokus pada bagaimana cara komputer menangani masalah OOP Fokus pada masalah yang ditangani dengan menggunakan computer Jika mempertimbangkan pemeliharaan dan pengembangan aplikasi yang efisien di masa yang akan datang, mungkin dapat memilih pendekatan OOP. Tetapi, jika aplikasi tersebut merupakan program sederhana yang dapat dibuat dengan mudah dan cepat dengan function/procedure, maka digunakan pendekatan Procedural Programming. Pada pemrograman terstruktur, jika ingin membuat perubahan maka harus diubah dari awal karena ada yang namanya variable global dan variable local. Hal itu juga dapat menimbulkan kesulitan dalam mencari error. OOP menekankan pada penggunaan object sementara Procedural Programming menekankan pada penggunaan function/procedure.

Anda mungkin juga menyukai