Anda di halaman 1dari 4

Asian Development Bank &

Indonesia
LEMBAR FAKTA
Table 1. Indonesia: Indikator-Indikator Pembangunan
Non-MDG Jumlah penduduk (juta) Tingkat pertumbuhan penduduk tahunan (%) Tingkat melek huruf pada orang dewasa (%) Persentase penduduk di wilayah perkotaan MDG Persentase penduduk yang hidup kurang dari $1,25 per hari Persentase penduduk hidup di bawah garis kemiskinan nasional Tingkat kematian anak di bawah umur lima tahun (balita) per 1.000 kelahiran hidup Persentase penduduk menggunakan sumber air minum yang lebih baik 227,65 (2008) 1,3 (20062008) 91,4 (2007) 50,3 (2007)

21,4 (2005) 15,4 (2008)

31 (2007)

80 (2006)

MDG= Millennium Development Goal (Tujuan-tujuan Pembangunan Milenium) Sumber: ADB. 2009. Basic Statistics 2009. Manila. UNESCO. 2009. Institute for Statistics Data Centre. World Bank. 2009. World Development Indicators Online.

Indonesia telah mengalami ekspansi ekonomi yang semakin kuat sejak pulih dari krisis keuangan Asia pada 1997. Meskipun pasar keuangan dunia dalam keadaan tidak stabil dan ekonomi dunia menurun, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan paling tinggi dalam 10 tahun terakhir sebesar 6,3% pada 2007 dan pada 2008 menunjukkan angka yang mengesankan sebesar 6,1%. Pada akhir Juli 2008, cadangan devisa mencapai jumlah paling tinggi yaitu menjadi sebesar $60,6 milyar sebelum pemerintah melakukan intervensi besar-besaran terhadap pasar mata uang pada Oktober 2008. Pada akhir tahun, cadangan devisa turun ke tingkat yang sama seperti pada 2007 yaitu sebesar $51,6 milyar. Total defisit pada 2008 adalah 0,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB) karena meningkatnya pertumbuhan pendapatan dan pengurangan subsidi bahan bakar. Rasio hutang Indonesia terhadap PDB terus menurun dari 55% pada 2004 menjadi 35% pada 2007, kemudian turun menjadi sekitar 32% menjelang akhir 2008. Pertumbuhan ekonomi yang kuat selama 3 tahun terakhir tercermin dalam jumlah lapangan kerja di Indonesia. Tingkat pengangguran merosot dari 11,2% pada 2005angka tertinggi selama 5 tahun terakhir menjadi 8,4% pada 2008. Kemiskinan tetap menjadi tantangan, dengan 15,4% penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan nasional. Pertumbuhan PDB diramalkan akan melambat pada 2009 sebelum mulai naik lagi tahun berikutnya. Tingkat hutang pemerintah yang rendah dan langkah-langkah pemerintah untuk mendapatkan bantuan pendanaan dari luar negeri telah membantu rencana pemerintah untuk menjalankan paket stimulus fiskal (1,4% dari PDB) guna mendorong ekonomi. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 20042009, pemerintah terus menargetkan pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan, penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan, serta untuk memastikan terwujudnya kemajuan yang terukur dalam mencapai Tujuan-Tujuan Pembangunan Milenium. Prioritas-prioritas jangka menengah antara lain mencakup peningkatan kuantitas dan kualitas prasarana fisik, percepatan pembangunan pedesaan dan penguatan prasarana sosial dan penyediaan layanan publik.

Hubungan dengan ADB


Indonesia merupakan salah satu anggota pendiri Asian Development Bank (ADB) sejak 1966 dan menjelang akhir 2008, Indonesia telah menerima 297 pinjaman sejumlah $23,5 milyar dan 498 proyek-proyek bantuan teknis (TA) senilai $276,6 juta. Jika diukur dari jumlah pinjaman yang disetujui, Indonesia merupakan klien ADB terbesar dan penerima bantuan teknis terbesar kedua. Dari jumlah kumulatif pinjaman ADB, 44% dari seluruh pinjaman tersebut digunakan untuk mendukung pertanian dan sumber daya alam, energi dan transportasi serta komunikasi. Dari 1998 hingga 2008, setelah krisis kekuangan Asia, pinjaman untuk sektor-sektor tersebut turun menjadi 18%. Ini menunjukkan adanya pergeseran dari bantuan prasarana fisik dalam bentuk proyek menjadi pinjaman program untuk mendukung kebijakan. Sejak 1998, hampir 50% dari pinjaman ADB digunakan untuk mendukung program keuangan dan hukum, pengelolaan ekonomi dan kebijakan publik. Sejak 2006, bantuan ADB didasarkan pada Strategi dan Program ADB untuk Indonesia (Country Strategy and Program/CSP) untuk 20062009. Selama 20002007, jumlah rata-rata pinjaman tahunan ADB ke Indonesia adalah sekitar $0,7 milyar. Pada 2008 ADB menyetujui pinjaman dengan jumlah total sebesar $1,085 milyar termasuk pinjaman fasilitas pembiayaan multitahap ADB (Multitranche Financing Facility/MFF) yang pertama untuk Indonesia.

Pada tanggal 31 Desember 2008

Dampak Bantuan
Indonesia sudah tidak lagi termasuk kategori negara-negara yang berhak mendapatkan pinjaman lunak dari Asian Development Fund (ADF) pada akhir 2008. Keterlibatan ADB di Indonesia semakin ditentukan oleh kebutuhan pembangunan yang kompleks dari sebuah negara berpenghasilan menengah. Dalam konteks ini, pemerintah mengajukan permintaan pinjaman program untuk mendukung prioritas-prioritas anggaran. Oleh karena itu, lebih dari 76,5% volume pinjaman pada 2008 diberikan melalui tiga pinjaman program untuk mendukung kebijakan. Bantuan tersebut makin memajukan agenda reformasi dalam pengelolaan ekonomi makro, penyediaan infrastruktur dan pengelolaan keuangan publik yang terdesentralisasi. Program Pengembangan Sektor Reformasi Infrastruktur yang Kedua (the Second Infrastructure Reform Sector Development Program) difokuskan untuk memperbaiki iklim investasi Indonesia secara keseluruhan dengan menghilangkan hambatan-hambatan terhadap investasi di bidang infrastruktur. Selain itu juga meningkatkan akses terhadap layanan-layanan prasarana melalui satu kerangka kerja untuk meningkatkan partisipasi sektor swasta dan koordinasi lintas-sektor yang lebih baik.

Table 2. Indonesia: Indikator Ekonomi, 20042008


Indikator Ekonomi GNI per kapita, metode Atlas ($) Pertumbuhan GDP (% perubahan per tahun) CPI (% perubahan per tahun) Tingkat pengangguran (%) Perimbangan fiskal (% dari GDP) Pertumbuhan ekspor (% perubahan per tahun) Pertumbuhan impor (% perubahan per tahun) Transaksi berjalan (% dari GDP) Hutang luar negeri (% dari GNI) 2004 1.110 5,0 6,1 9,9 -1,1 10,4 28,0 0,6 56,9 2005 1.250 5,7 10,5 11,2 -0,5 22,9 37,2 0,1 48,8 2006 1.420 5,5 13,1 10,3 -1,0 19,0 6,3 2,9 37,5 2007 1.650 6,3 6,4 9,1 -1,2 14,0 15,4 2,4 33,9 2008 6,1 10,3 8,4 -0,1 18,0 36,0 0,1

Program Bantuan Kebijakan Pembangunan yang Keempat (Fourth Development Policy Support Program) memperbaiki iklim investasi melalui peraturan-peraturan investasi yang memperjelas sektor-sektor yang terbuka bagi investasi asing, mengurangi waktu dan biaya untuk impor dan ekspor, dan meningkatkan akses usaha kecil dan menengah untuk bisa mendapatkan kredit. Pengelolaan keuangan publik meningkat melalui proses penganggaran yang berorientasi pada hasil dan pelaksanaan anggaran serta pengadaan barang dan jasa publik secara lebih efisien. Penyediaan layanan publik ditingkatkan melalui perbaikan pemantauan dan evaluasi program-program belanja publik, membuat belanja publik lebih memberikan dampak pada kaum miskin, dan meningkatkan kualitas pendidikan yang disediakan oleh pemerintah. ADB memberikan bantuan untuk reformasi desentralisasi saat ini melalui Program Pendanaan Pemerintah Daerah dan Pengembangan Sektor Reformasi Tata Pemerintahan (Local Government Finance and Governance Reform Sector Development Program). Otonomi daerah dan tata pemerintahan daerah telah ditingkatkan dengan memperjelas pembagian tugas di bidang pengeluaran dan fungsional serta membangun landasan hukum untuk pembentukan pemerintahpemerintah daerah yang baru. Meningkatnya keadilan, kepastian dan transparansi dalam penyaluran anggaran serta pembagian pendapatan ke daerah telah terwujud dengan menghilangkan persyaratan yang menimbulkan dampak negatif, tidak memasukkan gaji pegawai ke dalam penyaluran anggaran ke daerah, dan perbaikan formula dalam alokasi anggaran. Akses pemerintah daerah terhadap pendapatan yang berasal dari sumber daya daerah itu sendiri telah meningkat dan telah dibangun sistem data untuk pemantauan hutang daerah. ADB melaksanakan program bantuan hibah sebesar $300 juta sebagai bagian dari program pemerintah sebesar $6,8 milyar untuk membangun kembali Provinsi Aceh dan Kepulauan Nias yang hancur karena tsunami pada Desember 2004. Bantuan hibah ini membantu untuk membangun kembali prasarana sosial dan ekonomi dan berperan dalam memulihkan penghidupan dan aktivitas ekonomi di kawasan-kawasan pedesaan. Tingkat kemiskinan di Aceh sekarang

Table 5. Indonesia: Tingkat Keberhasilan Proyek


Per Sektor Pertanian dan Sumber Daya Alam Pendidikan Energi Keuangan Kesehatan, Gizi dan Jaminan Sosial Industri dan Perdagangan Hukum, Pengelolaan Ekonomi, dan Kebijakan Publik Multisektor Transportasi dan Komunikasi Pasokan Air, Sanitasi, dan Pengelolaan Limbah Total Berdasarkan Tahun Persetujuan 1960an 1970an 1980an 1990an 2000an Persentase 40,0 95,2 69,6 77,8 71,4 20,0 75,0 70,0 95,8 16,7 63,0 100,0 59,0 61,1 63,9 83,3
a

= data tidak tersedia, CPI = consumer price index (indeks harga konsumen), GDP = gross domestic product (produk domestic bruto), GNI = gross national income (pendapatan nasional bruto). Sumber: ADB. 2009. Asian Development Outlook 2009. Manila. Perkiraan staf ADB. World Bank. 2009. World Development Indicators Online.

Table 3. Persetujuan Pinjaman, Bantuan Teknis (TA), dan Hibah 2008 ($ juta)
Pinjaman Pinjaman Pinjaman tanpa dengan Jaminan Jaminan PemePemerintah rintah 1.010,0 75,0
= nol.

Jumlah Proyek / Program yang Dinilai 65 21 23 9 7 5 4 20 24 6 184 2 39 54 83 6

TA

Hibah

Total

13,0

1.098,0 : $23.523,3 juta : $18.401,0 juta

Pemberian Pinjaman Kumulatif (per 31 Des 2008) Penyerapan Kumulatif (per 31 Des 2008)

Table 4. Indonesia: Pemberian Pinjaman Kumulatif ADB per 31 Desember 2008


Sektor Pertanian dan Sumber Daya Alam Pendidikan Energi Keuangan Kesehatan, Gizi dan Jaminan Sosial Industri dan Perdagangan Hukum, Pengelolaan Ekonomi, dan Kebijakan Publik Multisektor Transportasi dan Komunikasi Pasokan Air, Sanitasi, dan Pengelolaan Limbah Total
a

Pinjaman (no.) 92 32 31 17 13 13 14 42 33 10 297

Jumlah ($ juta) 3.864,29 2.222,35 3.781,05 3.121,10 1.068,30 650,70 2.509,22 3.216,83 2.713,86 375,60 23.523,30

%a 16,43 9,45 16,07 13,27 4,54 2,77 10,67 13,68 11,54 1,60 100,00

Berdasarkan pada hasil agregat laporan-laporan penyelesaian proyek/proyek(project/program completin report-PCR), laporan-laporan validasi PCR (PCR validation report-PCRVR), dan laporan-laporan evaluasi proyek/program (project/program evaluation report-PPER) dengan menggunakan tingkat penilaian PCRVR atau PPER dalam semua kasus dimana ada tingkat penilaian PCR dan PCRVR/PPER.

Sumber: PCR, PCRVR, dan PPER berisi tingkat penilaian, disebarkan per 31 Desember 2008.

Table 6. Indonesia: Indikator Kualitas Kinerja Portofolio untuk Pinjaman yang Dijamin Pemerintah, 20072008
Jumlah Pinjaman Saat ini (per 31 Des 2008) 31

2007 ($ juta)
Kontrak yang Diberikan/Komitmen Penyerapan Pinjaman Berisiko (%)
= nol.

2008 ($ juta)
1.031,2 949,6

1.187,1 1.136,3 6,1

Jumlah total mungkin tidak tepat karena adanya pembulatan.

ini telah berada di bawah tingkat sebelum tsunami. Program ini dijadwalkan akan selesai pada 2009.

Tantangan-Tantangan Operasional
Mengingat besarnya Indonesia dan beragamnya kebutuhan di negara ini, proyek-proyek ADB di masa lalu secara geografis menyebar secara luas. Namun demikian, ke depan diharapkan akan lebih selektif dan lebih seimbang antara program dan proyek yang akan didanai ADB. Desentralisasi di negara ini mengakibatkan waktu persiapan proyek menjadi lama dan biaya pelaksanaan menjadi tinggi. Hal ini menuntut bentuk pendanaan yang lebih inovatif dan ADB saat ini sedang menerapkan Prakarsa Inovasi dan Efisiensi (Innovation and Efficiency Initiatives) untuk mendorong hasil-hasil pelaksanaan yang lebih baik.

Arah Ke Depan
Strategi dan Program ADB untuk Indonesia (CSP) 20062009 difokuskan pada percepatan pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, dan pengentasan kemiskinan melalui perbaikan kuantitas dan kualitas prasarana fisik dan sosial dan melalui pemanfaatan sumber daya publik, dana dari luar negeri dan sektor swasta secara efektif. Reformasi kebijakan, kelembagaan dan peraturan perundangan tetap sangat penting untuk memperbaiki tata kelola sektor publik dan meningkatkan kepercayaan para investor. Pinjaman dan bantuan teknis ADB dalam strategi dan program untuk Indonesia akan tergantung pada kebutuhan pemerintah Indonesia akan pendanaan dan investasi secara keseluruhan. ADB akan fokus untuk memperkuat kemitraan publik-swasta dan akan menyelaraskan dukungannya dengan program-program dan proyek-proyek pemerintah sendiri untuk mengurangi biaya transaksi dalam merancang dan memberikan bantuan. Bersama-sama dengan para mitra pembangunan Indonesia, ADB menandatangani Komitmen Jakarta pada Januari 2009, yang meletakkan prinsipprinsip dasar untuk meningkatkan efektifitas pembangunan melalui standarstandar transparansi dan akuntabilitas bersama yang tinggi serta fokus pada kepemilikan publik.

Kemitraan
ADB bekerja sama secara erat dengan World Bank dan Pemerintah Jepang dalam mendukung agenda kebijakan pembangunan pemerintah Indonesia di bidang pengelolaan keuangan publik, pembangunan infrastruktur, iklim investasi dan penyediaan layanan publik. Selain tiga program berbasis kebijakan ini, sejumlah mitra pembangunan saat ini ikut mendanai berbagai bantuan teknis seperti pemerintah Belanda di bidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan pengelolaan sumber daya publik dan air; pemerintah Kerajaan Inggris dan Kanada di bidang pasokan air dan kesehatan; dan pemerintah Australia dan Uni Eropa dalam bidang pendidikan. ADB juga menjalin kemitraan lebih jauh berkaitan dengan berbagai dana perwalian (trust fund) yang dilaksanakan ADB atas nama para mitra bilateral lain. ADB menjalin kerja sama yang luas dengan banyak mitra pembangunan dalam memberikan bantuan untuk pembangunan kembali wilayah-wilayah yang terkena dampak tsunami di propinsi Aceh dan Sumatra Utara dan wilayah-wilayah yang terkena dampak gempa di sekitar Yogjakarta. Kemitraan dengan berbagai organisasi masyarakat sipil, dan dengan universitas-universitas besar di Indonesia baru-baru ini mendukung pertukaran pengetahuan. Saat ini sedang diupayakan kolaborasi yang erat dengan bank-bank dan perwakilan dari organisasi-organisasi sektor swasta.

Table 7. Penyebaran Portofolio Kegiatan Pinjaman Tanpa Jaminan Pemerintah Berdasarkan Negara Dengan Pinjaman Terbesar 19832008a,b
Negara India Republik Rakyat Cina Indonesia Filipina Pakistan Kazakhstan Thailand Vietnam Srilangka Bangladesh Afghanistan Laos Negara-negara berkembang anggota ADB yang lain Azerbaijan Nepal Regional
a

Jumlah Proyek 37 21 15 28 27 5 10 8 13 8 6 1 13 4 4 36

Total yang disetujui ADB ($ juta) 2.268 1.694 879 768 721 550 319 305 280 242 208 100 87 66 59 930

Table 9. Indonesia: Konsultan-Konsultan Papan Atas (konsultan perorangan dan firma-firma konsultansi) yang terlibat dalam proyek-proyek pinjaman ADB, 1 Januari 200431 Desember 2008
Konsultan Multi Area Conindo Inacon Luhur and Associate Pillar Pusaka Inti and Associates Yayasan Agribisnis Katahira and Engineera and Association Arcadis Euroconsult (INO) PPA Consultants China Engineering Consultants Incorporation Reka Spasia Indonesia Konsultan Indonesia perorangan* Surya Abadi Konsultan JV Arkonin and Ruptek Jumlah Frekuensi Dikontrak 9 3 2 1 1 3 4 1 4 51 2 Jumlah Kontrak ($ juta) 8,33 6,61 4,43 4,11 3,55 3,42 3,06 3,04 2,82 2,12 2,08

DMC = developing member country (negara berkembang yang menjadi anggota ADB). Termasuk proyek-proyek tanpa jaminan pemerintah yang diproses oleh Departemen Operasi Sektor Swasta (Private Sector Operations Department) dan berbagai departemen operasional regional di ADB. Departemen-departmen operasi regional memulai operasi tanpa jaminan pemerintah pada 2007. Jumlah bersih fasilitas yang dibatalkan secara penuh sebelum penandatanganan.

* Konsultan bisa memiliki satu kontrak atau lebih dalam cakupan periode tersebut.

Sumber: Private Sector Operations Department.

Table 8. Indonesia: Kontraktor/Pemasok yang terlibat dalam proyek-proyek pinjaman ADB, 1 Januari 200431 Desember 2008
Kontraktor/Pemasok B-Care JV Konsorsium Waskita-GXED/TKL Adhi Karya Persero Konsorsium HG Balfour Beatty Sakti Indonesia Waskita Karya (Persero) Seneca - Perwita, JO Meta Epsi Engineering Pembangunan Perumahan PAL Indonesia Sektor Energi Energi Transportasi dan Komunikasi Energi Energi Transportasi dan Komunikasi Transportasi dan Komunikasi Energi Multisektor Energi Jumlah Kontrak ($ juta) 34,65 28,27 22,14 21,35 20,60 17,86 16,39 12,63 11,96 11,33

Table 10. Indonesia: Konsultan-Konsultan (konsultan perorangan dan firma-firma konsultansi) yang terlibat dalam proyekproyek bantuan teknis ADB, 1 Januari 200431 Desember 2008
Konsultan Konsultan Indonesia perorangan* Organization for Individual, Spiritual, and Cultural Advancement PT Moores Rowland PT Inti Hexa Semesta (HIS), PT PA Consulting Indonesia, Research Triangle Institute (INO) PT Intersys Kelola Maju, Multi Area Desentralisasi Pembangun British Council (INO) PT Multi Area Conindo, PT Hatfield, Indonesia Jumlah Frekuensi Dikontrak 214 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 Jumlah Kontrak ($ juta) 5,32 2,98 1,58 1,02 0,74 0,50 0,50 0,40 0,40 0,34 0,20

* Konsultan bisa memiliki satu kontrak atau lebih dalam cakupan periode tersebut.

Pembiayaan Bersama dan Pengadaan


Pembiayaan bersama memungkinkan para mitra pendanaan ADBpemerintah atau badan-badan pemerintah, lembaga-lembaga pendanaan multilateral dan organisasi komersialuntuk berperan serta dalam mendanai proyek-proyek ADB. Dana-dana tambahan tersebut diberikan dalam bentuk hibah, penjaminan, pinjaman atau sindikasi. Pada tahun 2008, ADB menyetujui pembiayaan bersama secara komersial dalam bentuk B-loan sebesar $225,0 juta untuk Bank Mandiri. Hingga akhir tahun 2008, pembiayaan bersama dengan nilai tambah langsung untuk Indonesia sejak 1978 berjumlah $2,6 milyar untuk 27 proyek investasi dan $47 juta untuk 57 proyek bantuan teknis. Ringkasan tentang proyek-proyek investasi dengan pembiayaan bersama bisa dilihat di www.adb. org/Documents/Fact_Sheets/Indonesia/cofinancing.asp.

Per 31 Desember 2008, telah dilaksanakan kontrak dengan 10.330 konsultan di bawah proyek-proyek pinjaman ADB dengan nilai $4,17 milyar, dimana 2.695 kontrak diantaranya diberikan kepada konsultan Indonesia dengan nilai $523,9 juta. Dari 1 Januari 1985 hingga 31 Desember 2008, telah dilaksanakan sejumlah 18.104 kontrak dalam proyek-proyek bantuan teknis ADB dengan nilai $2,33 milyar, dimana 511 diantaranya diberikan kepada konsultan Indonesia dengan nilai $34,5 juta. Ringkasan tentang kontrak pengadaan barang dan pekerjaan serta jasa konsultan yang dimenangkan perusahaan-perusahaan dan konsultan-konsultan dari Indonesia dapat dilihat di www.adb.org/Documents/Fact_Sheets/Indonesia/ procurement.asp.

Tentang Indonesia dan ADB


Indonesia merupakan pemegang saham terbesar kelima diantara para anggota di tingkat regional dan pemegang saham terbesar keenam diantara seluruh anggota. Keanggotaan dalam ADB Bergabung Saham yang dimiliki Hak Suara : 1966 : 192.700 (5,43%) : 205.932 (4,65%)

Daftar Kontak

Ceppie K. Sumadilaga adalah Direktur Eksekutif (Executive Director) dan CJ (Stan) Vandersyp adalah Direktur Eksekutif Pengganti (Alternate Executive Director) yang mewakili Indonesia di dalam Dewan Direktur ADB. Kepala Perwakilan (Country Director) ADB di Indonesia adalah James A. Nugent. Kantor Perwakilan ADB di Indonesia (Indonesia Resident Mission/IRM) dibuka pada 1987 dan menjadi penghubung operasional utama antara ADB dengan para pemangku kepentingan dari pihak pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil dalam menjalankan kegiatannya. IRM terlibat dalam dialog kebijakan dan bertindak sebagai basis pengetahuan tentang isu-isu pembangunan di Indonesia. Lembaga pemerintah Indonesia yang menangani urusan ADB adalah Departemen Keuangan.

Kantor Perwakilan ADB di Indonesia (Indonesia Resident Mission/IRM) Gedung BRI II, 7 Floor Jl. Jend Sudirman Kav. 4446 Jakarta 10210, Indonesia P Box 99 JKPSA .O. Jakarta 10350A, Indonesia Tel +62 21 251 2721 Fax +62 21 251 2749 adbirm@adb.org www.adb.org/IRM Kantor Pusat ADB 6 ADB Avenue, Mandaluyong City 1550 Metro Manila, Philippines Tel +63 2 632 4444 Fax +63 2 636 2444 information@adb.org Departemen Keuangan Jalan Lapangan Banteng Timur No. 24 Jakarta, Indonesia Tel +62 21 350 0840/380 8388/381 4324 Fax +62 21 380 8395/350 0842 Alamat situs-situs web ADB yang berguna Asian Development Bank www.adb.org Situs web Indonesia www.adb.org/indonesia Perkiraan Perkembangan Ekonomi Asia www.adb.org/Documents/Books/ADO/2009 Laporan Tahunan www.adb.org/Documents/Reports/ Annual_Report/2008 Perpustakaan yang Menyimpan Publikasi ADB www.adb.org/Publications/Depositories/ino.asp

Tentang Asian Development Bank


ADB adalah sebuah bank pembangunan multilateral yang dimiliki oleh 67 anggota, 48 diantaranya dari kawasan Asia dan 19 lainnya dari bagian-bagian lain di dunia. ADB membantu negara-negara berkembang yang menjadi anggotanya melalui instrumeninstrumen utamanya berupa dialog kebijakan, pemberian pinjaman, penyertaan modal, penjaminan, hibah, dan bantuan teknis. Pada 2008, volume pinjaman ADB sebesar $10,49 milyar (86 proyek), dengan bantuan teknis sejumlah $274,5 juta (299 proyek) dan proyek-proyek hibah sebesar $811,4 juta (49 proyek). ADB juga mendapatkan $1,65 milyar dalam bentuk pembiayaan bersama dengan nilai tambah langsung dari kegiatan dengan para mitra pembangunan. Selama lima tahun terakhir (20042008), volume rata-rata pemberian pinjaman tahunan ADB adalah $7,70 milyar, sementara bantuan teknis secara rata-rata berjumlah $231,5 juta dan proyek-proyek yang didanai hibah sebesar $655,1 juta. Per 31 Desember 2008, jumlah total kumulatif pinjaman ADB senilai $143,53 milyar untuk 2.147 proyek di 41 negara, hibah sebesar $4,08 milyar untuk 263 proyek, dan bantuan teknis senilai $3,55 milyar untuk 6,599 proyek.

Dalam publikasi ini yang dimaksud dengan $ adalah US dollars. Data hingga 31 Desember 2008 kecuali kalau disebutkan lain. Lembar Fakta diperbarui setiap tahun pada bulan Maret. April 2009

Anda mungkin juga menyukai