Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dengan meningkatnya persaingan dalam dunia industri yang semakin global maka kita dituntut untuk meningkatkan produktivitas dan membuat efisiensi di semua bagian. Dalam industri automotive juga dituntut demikian, dari produksi partpartnya sampai pada bagian perakitannya, dituntut untuk melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas. Stay mirror merupakan salah satu komponen part automotive yang juga memerlukan efisiensi pada kualitas kehalusan permukaannya. Polishing adalah proses pembentukan kehalusan permukaan dengan menggunakan mesin polisher yang setelah itu dilanjutkan dengan proses surface threatment (pelapisan permukaan).Proses polishing berjalan dengan menggunakan prinsip pengerindaan benda kerja.Mesin polisher terdiri dari dua bagian utama yaitu gerinda karet dan gerinda batu.Jadi material yang masuk ke mesin polisher,diproses/digerinda dengan menggunakan gerinda karet dan gerinda batu secara bersamaan. Salah satu efisiensi yang akan dilakukan dalam proses produksi adalah efisiensi dalam kualitas kehalusan permukaan part. Kualitas kehalusan part akan diturunkan standartnya sehingga akan mengurangi frekuensi pengasahan batu gerinda dan batu karet yang nantinya akan meningkatkan output produksi.Pada saat ini pengasahan batu gerinda 2 kali dalam satu shift,sedangkan pengasahan batu karet 1 kali dalam

satu shift. Waktu yang diperlukan untuk pengasahan batu gerinda sekitar 75 menit,sedangkan untuk pengasahan batu karet sekitar 30 menit.Ouput produksi mesin polisher saat ini kurang lebih 700 pcs per jam. Dengan adanya penurunan kualitas kehalusan permukaan ini,diharapkan lost time produksi dapat diminimalkan dan dunia industri di Indonesia akan lebih bersaing di pasar global disebabkan turunnya biaya produksi. Waktu yang hilang dikarenakan pengasahan batu gerinda dan batu karet tidak menimbulkan nilai tambah bagi perusahaan,sehingga manfaat dari penurunan standart kualitas untuk meningkatkan ouput produksi dapat dirasakan baik dari segi ekonomi maupun tenaga kerja. Sistem perencanaan produksi yang menggunakan sistem kanban ( kartu ) untuk proses pergantian produk sangat cepat dimana dia berproduksi sesuai dengan lot atau jumlah kanban yang dikeluarkan.Beredarnya kanban itu dimulai dari PPC melempar kanban ke PRODUKSI kemudian kegudang dan kembali lagi ke PPC. Part stay mirror merupakan salah satu komponen dari set back mirror assy ( kaca spion ) untuk kendaraan roda dua. Pembuatannya menggunakan proses machining dan hasil outputnya merupakan part semi finish good (SFG).Proses terakhir dari stay mirror adalah proses surface threatment ( pelapisan permukaan ) yang dilakukan di luar perusahaan / sub cont. Jenis surface threatment ada 2 yaitu chrome plating dan black plating. Jenis plating ini dipakai berdasarkan permintaan dari costumer yang disesuaikan dengan master drawing part.

Proses produksi part stay mirror itu sendiri mempunyai flow proses seperti pada diagram alir berikut : M Material Stell Bar

Incoming Insp.

Cutting Stay

3 Type KEVF 4

Bubut &10 Type GN 5/KRST/KWK BLITZ Bubut & 8

Champer

Bubut &5;&6

Broaching

Rolling M5

Polisher Type GN 5/KRST/KWK BLITZ

9 Rolling M10

9.1

Spot Weld

10 Bending

11 Quality Inspection

12 Surface threatment

13

1.2 Identifikasi dan Perumusaan Masalah Identifikasi dan perumusan masalah ini adalah : 1. Menentukan standar kehalusan permukaan proses polishing part stay mirror sehubungan dengan pengaruh kehalusan permukaan terhadap proses surface threatment. 2. Analisa output produksi dari pengurangan frekuensi pengasahan batu gerinda dan batu karet sebagai akibat dari pengembangan standar kualitas yang dilakukan pada proses polishing. Pembuatan tugas akhir ini untuk menganalisa dan merencanakan peningkatan produktifitas dengan pengembangan standar kualitas kehalusaaan perrmukaan,karena finish good perrmukaan part stay mirror adalah surface threatment. 1.3 Ruang lingkup

Pengembangan yang dilakukan adalah pada kualitas permukaan part,yang akan membawa dampak besar terhadap output produksi. Pengembangan standart kualitas yang diharapkan adalah mengkonversikan pengukuran kualitas secara visual indera penglihatan ke dalam satuan ukuran kehalusan perrmukaan,dan menurunkan kualitas tersebut untuk meningkatkan output produksi. Titik berat dari rencana pengembangan ini adalah : 1. Standarisasi proses,peralatan,dan perlengkapan. 2. Membuat standar kehalusan permukaan part. 3. Setiap pengecekan kualitas yang dilakukan ada control pointnya yang berupa check sheet. 4. Analisa biaya sebelum dan sesudah pengembangan standar kualitas. Oleh karena itu penulisan ini dibatasi oleh : 1. Proses produksi sudah dianggap baku sehingga analisa hanya dilakukan pada proses polishing saja. 2. Proses produksi dengan menggunakan sistem kanban dan pengaruhnya terhadap output produksi. 3. Tidak membahas mengenai proses polishing secara keseluruhan tetapi hanya membahas masalah perubahan kualitas yang dilakukan dan perubahannya. 4. Proses surface threatment (platting) tidak dijelaskan secara detail tetapi hanya sebagai pembanding terhadap kekasaran permukaan suatu benda.

5. Tidak mengikutsertakan analisis ekonomi,karena kondisi pasar dianggap pada posisi normal dan perhitungan kapasitas produksi berdasarkan dari cycle time yang dikeluarkan oleh departemen engineering. 6. Data yang disajikan diambil dari data pengamatan dilapangan dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang umum dipakai. 7. Data diambil di PT. Astra Otoparts Tbk. Divisi Adiwira Plastik bagian produksi back mirror. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan dan manfaat dari studi mengenai pengembangan standar kualitas polishing mesin polisher untuk meningkatkan output produksi part stay mirror ini adalah : 1. Mempelajari pengaruh kehalusan permukaan terhadap proses surface threatment. 2. Merencanakan standar kualitas baru untuk proses polishing 3. Analisa kenaikan output produksi dari pengembangan standar kualitas yang dilakukan pada proses polishing. 1.5 Gambaran Umum Perusahaan. PT. Astra Otoparts Tbk Divisi Adiwira Plastik (PT. AWP) yang didirikan pada tanggal 20 September 1991 dan mulai beroperasi pada tahun 1992, merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang plastic injection,mold maker dan mirror. PT. AWP menempati dua lokasi dengan luas lahan 21.095 m2 yang terletak di Jl. Raya Jakarta-Bogor KM 51,3 Kec. Ciluar, Bogor dan Jl.Raya Jakarta-Bogor KM 47 Desa Nanggewer Kec. Cibinong, Bogor. Sebagian besar produk yang dihasilkan oleh

PT. AWP merupakan komponen asli (OEM/Original Equipment Manufacturing) dan komponen pengganti untuk parts mobil dan motor. Pada perkembangannya, PT. AWP telah mengalami beberapa kali perubahan nama. Pada saat didirikan PT. AWP bernama PT. Federal Adiwiraserasi dengan holding company PT. Federal Motor, yang merupakan produsen sepeda motor Honda. Pada tahun 1996 terjadi perubahan kebijakan di tubuh Astra, berupa konsolidasi bisnis komponen otomotif Grup Astra. Perusahaan yang merupakan produsen untuk part motor dan mobil bergabung dengan PT. Federal Adiwira Plastik dan kemudian berganti nama dengan PT Astra Dian Lestari. Setelah proses konsolidasi PT. Astra Dian Lestari berganti nama dengan PT. Astra Otoparts Tbk dengan kantor pusat di Pegangsaan. Tahun 1997, PT. Astra Otoparts mencatatkan sahamnya di Bursa Efek.

Anda mungkin juga menyukai