Anda di halaman 1dari 24

----------------------- Page 1----------------------Laporan praktikum konstruksi ii BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Uraian Kayu adalah bahan yang telah lama dipergunakan oleh manusia dalam kehidupannya. Semasa manusia hidup di dalam gua , kayu telah dipergunakan sebagai am perkakas untuk berburu, membuat api, dan sebagainya. Dal

perkembangan selanjutnya, manusia membuat bangunan diluar gua. Dalam tahap ini kayu digunakan dalam konstruksi, disamping bahan-bahan lainnya. Kayu juga digunakan sebagai unsur dekoratif di dalam tiap-tiap bangunan. Di samping itu kayu juga digunakan dalam pembuatan furniture. Hal itu semua dikarenakan kayu adalah bahan yang mudah di dapat dan di olah dari alam. Dalam abad ini kayu akan tetap banyak digunakan di dalam bangunan, baik dalam unsur interior, eksterior maupun unsur konstruksi. Walaupun harga kayu yang bermutu dewasa ini relatif mahal, dan sekarang ini telah banyak bahan yang fungsinya menggantikan bahan yang kualitasnya labih baik dari pada kayu, seperti baja, beton, dan lainnya, namun dalam beberapa hal yang menyangkut estetika, kemudahan untuk didapat dan untuk diolah, kayu sulit untuk digantikan. 1.2 Ruang Lingkup Kajian Pembahasan dalam Laporan Praktikum Konstruksi II ini meliputi : 1.3 Pengetahuan tentang kayu Pengetahuan tentang alat-alat pertukangan kayu dan perawatannya Pengerjaan dan macam-macam sambungan kayu Tujuan 1 ----------------------- Page 2----------------------Laporan praktikum konstruksi ii

Pengetahuan mengenai kayu wajib dimiliki oleh mahasiswa pada jurusan Teknik Arsitektur Institut Teknologi Nasional Bandung, karena disiplin ilmu ini berhubungan langsung dengan perkayuan, baik dalam teori maupun dalam praktek langsung dilapangan. Praktikum kayu dalam dalam hal ini sangat membantu mahasiswa dalam memperoleh hingga pengalaman, yang baik, bagaimana mengenal teknik lebih mengolah jauh kayu se kayu,

memberikan hal disamping

sifat-sifat

menanamkan rasa tanggung jawab yang sangat diperlukan mahasiswa bila terjun langsung ke masyarakat. 1.4 Kegunaaan Praktikum Kegunaan dari pelaksaan Praktikum Konstruksi II ini diantaranya : I Kepentingan ini Akademis, diharapkan hasil Praktikum Konstruksi I

dapat dijadikan bahan kaji selanjutnya. ktikum paya meningkatkan kualitas pekerjaan di lapangan. agi mengembangkan dan konstruksi. BAB II PENGETAHUAN DASAR KAYU 2 ----------------------- Page 3----------------------Laporan praktikum konstruksi ii 2.1 Kayu Sebagai Bahan Bangunan diri khasanah keilmuan, khusus ilmu struktur Kepentingan penulis, hasil praktikum ini merupakan wahana b Kepentingan Konstruksi pelaksanaan II ini dilapangan, dijadikan diharapkan bahan dari masukan hasil dalam Pra u

dapat

Dewasa ini masih banyak dipergunakan orang untuk berbagai macam keperluan seperti untuk membuat konstruksi bangunan dan perlengkapan alat-alat rumah tangga. Kayu sebagai bahan konstrusi banyak didapat dari hutan yang luas di Indonesia. Dengan adanya pengembangan industri kecil akhir-akhir ini, bukan han ya batang kayu saja yang di manfaatkan tetapi juga cabang dan akar. Sebagaimana bahan bangunan lainnya, kayu juga memiliki kelebihan kekurangan. Oleh karena itu, sebelum mengenal atau menggunakan kayu sebagai bahan konstruksi, sebaiknya kita mengenal atau menggunakan bahan kayu dan sifatnya. 2.2 Bagian-Bagian Kayu Gambar 1 Penampang Kayu 1. Kulit Lapisan yang berada disebelah dalam kulit luar yang bersifat basah d an lunak, berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun kebagian lainnya. Lapisan yang berada paling dalam keadaan kering berfungsi sebagai pelindung. 2. Kayu Gubal 3 ----------------------- Page 4----------------------Laporan praktikum konstruksi ii Bagian kayu yang terdiri dari sel-sel hidup yang masih berfungsi. Ol eh karena itu, tugas daripada kayu gubal ini adalah menyalurkan bahan makanan dari daun kebagian- bagian pohon yang lain. 3. Kambium Jaringan yang berupa lapisan tipis dan bening yang melingkari pohon . Tugas kambium ke arah luar yaitu membentuk kulit dan ke arah dalam yaitu membentuk kayu yang baru.

4. Hati Merupakan bagian dari pusat kayu. Hati berasal dari kayu awal, yaitu kayu yang pertama-tama yang dibentuk oleh kambium yang bersifat rapuh 5. Kayu Teras Bagian yang terdiri dari sel-sel yang sudah tua dan mati. Kayu teras ini asalnya dari kayu gubal yang sudah tua dan sudah tidak berfungsi lagi . Kayu teras ini hanya sebagai pengokoh tumbuhnya pohon saja. Kayu teras lebih awet dan pada umumnya warna kayu lebih tua dari kayu gubalnya. 6. Pori-Pori Pori-pori merupakan sel-sel pembuluh yang terpotong, sehingga member i kesan merupakan lubang yang kecil. Ukuran besarnya pori-pori berbeda untuk setiap jenis kayu. 7. Jari-Jari Kayu Jaringan kayu yang dibentuk dengan susunan sel secara radial, artin ya tumbuh melalui luar menuju pusat. Jaringan ini disebut radial. 8. Lingkaran Tumbuh Kondisi pertumbuhan pohon ditentukan oleh lingkaran tumbuh, yaitu iklim. Di daerah yang memiliki perbedaan musim yang jelas, pengaruh iklim terhadap negara tropis. 9. Serat 4 ----------------------- Page 5----------------------Laporan praktikum konstruksi ii Arah dan ukuran serat ini berbeda-beda. Ada kayu yang berserat lurus , terpilin, berpadu, berombak, berukuran kecil, sedang dan besar. Serat sebenarnya pembentukan lingkaran tumbuh lebih jelas daripada negara-

adalah susunan sel-sel yang bentuknya seperti gelondongan dan panjang-panjang. Ukuran relatif sel-sel kayu disebut tekstur. Pohon-pohon dapat dibedakan atas dua golongan besar yaitu jenis kayu golongan kayu daun lebar dan jenis dari golongan kayu daun jarum. Kayu ialah bahan yang didapatkan dari tumbuh-tumbuhan dalam alam. Tumbuh-tumbuhan ini sebagai sesuatu yang hidup, dipengaruhi oleh kondisi di tempat ia hidup. Pengaruh ini memberikan sifat atau keadaan yang berbeda-beda dari tiap jenis kayu yang nan pula. tumbuh di berbagai tempat dengan kondisi yang berlai

Perbedaan tercermin pada pola dan ukuran serat, pori-pori, zat pengisi kayu, ber at jenis, kekerasan kayu dan sebagainya. 2.1.2 Sifat Kayu Kayu sebagai bahan bangunan memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1. Sifat Fisis Kayu a. Kadar Air Kayu Kayu sebagai bahan bangunan dapat mengikat air dan dapat juga melepaskan air yang udara dikandungnya. Keadaan ini bergantung pada kelembaban suhu

disekelilingnya. b. Berat Jenis Kayu Berat jenis kayu pada umumnya berbanding lurus dengan kekuatan kayu dan sifat mekaniknya. Berat jenis kayu adalah angka perbandingan antara berat kayu kering 0 oven pada suhu 105 C dengan berat air yang sudah memiliki volume yang sama. c. Pengerutan dan Pengembangan Kayu Suatu alam, keadaan perubahan bentuk yang disebabkan tegangan-tegangan d

sebagai akibat berkurang atau bertambahnya kadar air kayu. Pengerutan dindingdinding atau inti sel kehilangan sebagian besar kadar airnya. Pengerutan kayu pada arah tangensial lebih besar daripada arah radial. Pada pengeringan kayu

gelondongan, keliling retak-retak

hampir

dua

kali

jari-jari,

sehingga

terjadi

pengeringan. Jika batang yang bekum kering digergaji menjadi papan atau balok, 5 ----------------------- Page 6----------------------Laporan praktikum konstruksi ii maka retak dapat dicegah, akan tetapi pengerutan yang tidak merata pada semua arah tetap terjadi akibat papan atau balok akan melintir. 2. Sifat Mekanis Kayu Keteguhan kayu adalah perlawanan yang diberikan oleh suatu jenis kayu terhadap perubahan bentuk yang disebabkan oleh gaya-gaya luar yang dapat dibedakan menjadi : a. Keteguhan Tekan atau Kompresi Yaitu daya tahan kayu terhadap gaya-gaya yang bekerja sejajar atau tegak lurus serat kayu yang sifatnya menekan. Gaya tekan yang sejajar terhadap arah serat kayu akan menimbulkan bahaya tekuk pada kayu tersebut. Sedangkan gaya tekan yang bekerja tegak lurus serat akan menyebabkan kayu retak. Kerusakan akibat menerima gaya tekan sejajar serat adalah lebih besar jika dibandingkan dengan gaya tekan tegak lurus serat kayu. b. Keteguhan Gaya Tarik Yaitu pada daya tahan kayu terdapat dua buah gaya yang bekerja dengan arah yang berlawanan yang bersifat saling tarik menarik. c. Keteguhan Lengkung Yaitu daya tahan kayu yang menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu. Kayu lebih mudah dibelah menurut arah sejajar serat kayu. Keadaan kayu juga mempengaruhi sifat pembelahan, misalnya kayu yang basah lebih mudah dibelah daripada kayu yang telah kering. d. Keteguhan Geser Yaitu daya tahan kayu terhadap dua gaya yang bekerja yang menyebabkan kayu tersebut bergeser.

3.

Sifat Utama 6

----------------------- Page 7----------------------Laporan praktikum konstruksi ii a. Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan habis apabila kita tidak lupa untuk mengganti dengan pohon yang baru. Kayu dikatakan juga sebagai renewable resources. b. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang lain. dan c. Kayu mempunyai sifat-sifat spesifik yang tahan elastis, ulet,

terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan seratnya atau sejajar seratnya dan masih banyak sifat yang lainya. 2.1.3 Cacat Kayu Cacat kayu dalam suatu konstruksi akan mempengaruhi kekuatan maupun keawetan konstruksi tersebut. Sehubungan dengan ini maka penggunaan kayu yang cacat harus dihindar. Cacat pada kayu meliputi : a. Belah Belah pada kayu terjadi karena retakan searah dengan lingkaran pertumbuhan. Hal ini terjadi akibat tegangan kayu yang membebani lebih besar daripada tegangan izin kayu. b. Mata kayu Mata kayu biasanya terjadi pada batang yang bercabang. Jika cabang pada waktu mudahnya dipotong, maka serat lingkaran tahun dapat tumbuh lagi. kadang mata kayu itu tidak sama sifatnya dengan kayu-kayu Kadang-

disekelilingnya.

Kadang-kadang mata kayu bersifat keras sekali, kadang-kadang lunak tetapi selalu mengadakan perubahan arah serat dengan berlahan-lahan c. Serat Terpuntir Umumnya serat-serat kayu menyusun diri dalam arah memanjang, akan tetapi

kadang-kadang untuk jenis kayu serat-serat ini mrnyusun diri menyerupai alur sekrup. yang Pertumbuhan terpuntir kebanyakan didapat pada pohon-pohon

disinari matahari satu jurusan. Akibat adanya serat terpuntir maka kayu tidak ku at menahan beban tarik maupun tekan. d. Retak 7 ----------------------- Page 8----------------------Laporan praktikum konstruksi ii Retak pada da proses pengeringan pada kayu sehingga terjadi akibat retak penyusutan pada yang kayu tidak dapat merata mempengaruhi pa

beberapa

kekuatan kayu . 2.1.4 Kadar Lengas Kadar lengas pada kayu digolongkan menjadi tiga, yaitu kadar lengas kayu basah, kadar lengas kayu kering udara ( 15 % ) dan kadar lengas kayu mutlak ( 0% ). Kayu yang baru di tebang , lengas pada kayu berat 40 %

sedangkan pada kayu ringan mencapai 200%. Kayu basah yang didiamkan pada ruangan terbuka makin lama makin kering dan akan mencapai kadar lengas 24% s/d 30% yang tersebut dengan angka jenuh serat. Ada arah radial hanya 5% dan penyusutan terkecil pada arah aksial. Kadar lengas ini penting untuk diketahui

karena kekuatan yang basah sangat jauh dibawah kayu kering. 2.1.5 Proses pengeringan . cara kayu antara lain terjadi dalam proses penyimpanannya Pengeringan Kayu Kayu yang paling baik digunakan adalah kayu yang kering.

penyimapanan kayu yang baru digergaji dan masih basah adalah penyusun sedikit agar miring supaya getah kayu dapat mengalir keluar. Pengeringan dengan cara ini sebaiknya dalam bangsal terbuka. Yang terpenting jangan lang

sung

kena menghindari timbulnya retak-retak dan udara dapat

matahari untuk mengalir

antara kayu yang tersusun. Kayu dengan tebal 2 cm dapat digunakan sebagai batang pengeringan ak diatas tanah dengan jarak antara 1,5 m s/d 2 m . Jar

minimal 20 cm . Untuk menghindari kering udara sempurna dibutuhkan waktu 2 s/d 3 tahun. Perusahaan kayu yang telah maju memiliki car pengeringan kayu yang

lebih cepat, yaitu dengan cara penguapan di dalam kamar pengeringan. Proses ini memerlukan waktu 14 hari. 2.1.6 Pengawetan Kayu 8 ----------------------- Page 9----------------------Laporan praktikum konstruksi ii Bila kayu akan disimpan dalam waktu lama atau akan digunakan pada konstruksi terbuka maka kayu tersebut harus lebih dahulu diawetkan agar kayu tahan terhadap serangan pembusukan dan pelapukan. Pengawetan kayu dapat dilakukan secara sederhana maupun modern. Cara sederhana daman dingin. Sedangkan cara modern menggunakan peralatan berupa tangki penutup yang dilengkapi dengan pompa bertekanan tinggi dan vacum. Pengawetan kayu dengan cara sederhana mudah dilakukan tetapi memilik i kelemahan yaitu memerlukan perlindungan tambahan seperti pengawet tidak meresap seluruhnya ke dalam kayu. BAB III PENGETAHUAN ALAT 9 cat supaya bahan meliputi peleburan, penyemprotan, rendaman panas dan ren

----------------------- Page 10----------------------Laporan praktikum konstruksi ii 3.1 an meteran pita seng. Meteran kayu lipat selain digunakan untuk mengukur panjang 0 juga dapat digunakan untuk mengukur sudut 60 . Meteran Meteran digunakan dalam pertukangan kayu terbagi atas meteran kayu d

Gambar 3.1 Meteran 3.2 Purusut Purusut berfungsi memberi tanda berupa goresan garis yang sejajar terhadap satu sisi kayu. Pada saat menyetel purusut, kita kendorkan baji pengunc i, lalu stel n untuk tongkat penggores dengan dibantu penggaris atau metera kemba

mengukur jarak li baji

goresan.

Setelah

selesai

menyetel,

kencangkan

pengunci dan purusut siap digunakan. Gambar 3.2 Purusut 3.3 Pensil 10 ----------------------- Page 11----------------------Laporan praktikum konstruksi ii Pensil yang digunakan dalam pertukangan adalah pensil yang berbentuk elips. Pensil ini dapat diruncingkan dengan pahat. Bentuk pensil ini menghasilka n goresan yang tajam dan tipis. Gambar 3.3 Pensil 3.4 Gergaji

3.4.1

Gergaji Pembelah Digunakan untuk menggergaji searah dengan serat kayu. Gambar 3.4.1 Gergaji Pembelah

3.4.2

Gergaji Pemotong Digunakan untuk menggergaji tegak lurus dengan serat kayu Gambar 3.4.2 Gergaji Pemotong

3.5 Keta 11 ----------------------- Page 12----------------------Laporan praktikum konstruksi ii Berfungsi untuk menghaluskan dan mengecilkan kayu sesuai denga n keinginkan kita. Ketam terdiri atas beberapa bagian yaitu, ketam yang terbuat da ri baja. Ketam sebagai tempat menempelnya pisau dengan cara sekrup. Penempelan ini ujungnya diberi jarak 3 mm. Rumah ketam terbuat dari kayu atau besi. Baji yang berfungsi sebagai pengunci pisau tidak berubah sewaktu mengetam. Gambar 3.5 Ketam 3.6 Pahat Alat untuk memotong, menyayat, melubangi kayu atau membelah kayu. Umumnya pahat berbentuk persegi panjang. Dalam praktek kayu ini digunakan tiga macam pahat yaitu, pahat pukul, pahat tusuk, pahat kuku. 3.6.1 m dan lebar antara 30 s/d 50 mm. Fungsi pahat pukul yaitu untuk membuat lubang dan memberi tanda pada kayu. Gambar 3.6.1 Pahat Pukul 3.6.2 Pahat Tusuk 12 Pahat Pukul Berbentuk persegi panjang dengan kemiringan pahat antara 20 s/d 30 m

----------------------- Page 13----------------------Laporan praktikum konstruksi ii Pahat tusuk memiliki bentuk trapesium. Gunanya yaitu untuk memberika n 0 sudut kayu yang lebih besar dari 90 Gambar 3.6.2 Pahat Tusuk 3.6.3 Pahat Kuku Berbentuk menyerupai kuku yang berfungsi membentuk alur setengah lingkaran yang atau lebih dari setengah lingkaran. Mempunyai lingkaran

tergantung dengan diameter tepi potongannya. Menurut bentuknya dibagi atas dua yaitu, pahat cekung dan pahat cembung. Gambar 3.6.3 Pahat Kuku 3.7 Palu Terdapat dua macam kayu yang digunakan yaitu, palu kayu dan palu bes i atau baja. Palu kayu digunakan untuk memukul pahat dan bahan lainnya dengan tujuan tidak merusak alat tersebut. Gambar 3.7 Palu 3.8 Kikir 13 ----------------------- Page 14----------------------Laporan praktikum konstruksi ii Adalah alat yang terbuat dari baja yang berfungsi untuk mengikir da n menghaluskan permukaan kayu dan logam. Gambar 3.8 Kikir 3.9 Pasekon Pasekon adalah penyiku yang terbuat dari baja dan berfung si untuk membuat sudut besar 90 . 0 Selain berfungsi sebagai penyiku, pasek

on

juga

berfungsi sebagai pengukur jarak, karena terdapat ukuran cm dan inchi. Selain it u 0 0 juga dapat membentuk sudut 45 dan 135 . Fungsi lain dari pasekon antara lain : a. Membuat garis b. Memeriksa kesejajaran permukaan kayu ( tegak lurus ) c. Memeriksa sambungan kayu menyiku d. Memberi garis pada kayu yang akan dipotong Gambar 3.9 Pasekon 3.10 Batu Asah 14 ----------------------- Page 15----------------------Laporan praktikum konstruksi ii Adalah alat yang berfungsi menajamkan mata pisau, mata pahat dan mat a ketam. BATU AMRIL BATU PUALAM Gambar 3.10 Batu asah 3.11 Penjepit Berfungsi sebagai alat bantu untuk memegang kayu agar tidak goyang sewaktu melakukan pengeboran dan pengikiran. Gambar 3.11 Penjepit BAB IV TEKNIK PELAKSANAAN KAYU 15 ----------------------- Page 16----------------------Laporan praktikum konstruksi ii 4.1 Mengukur dan Melukis Sebelum memotong , terlebih dahulu kita harus melakukan pengukuran

sesuai dengan ukuran yang diminta dan kemudian melukis ukuran-ukuran tersebut pada kayu untuk menjamin ketepatan pemotongan. Hal yang sama juga sebaiknya kita lakukan sebelum pengerjaan pemahatan. 4.2 Mengeta 4.2.1 Menyetel Sebelum melakukan pengetaman, ketam terlebih dahulu harus di stel da n diperiksa ketajamannya. Langkah-langkah yang dapat kita lakukan antara lain : an a. Pisau tidak berkarat. b. Stel jarak ujung rangkap dengan ujung pisau menonjol 3 mm, kencangkan dilepaskan rangkapnya, periksa apakah sudah tajam d

dengan sekrup. c. Pisau dipasang kembali ke dalam ketam dan kuncilah pisau dengan baji

yaitu, dengan cara memukul dengan palu. d. lah Periksa bagian apakah sudah rata atau belum. Bila belum, pukul

belakang pisau pada bagian belakang kearah kiri atau kanan sehingga pisau terlihat rata. e. Senyetel jangan 1 mm. Lakukanlah seperti pada instruksi b untuk menaikan pisau dan kemudian dengan instruksi c untuk menurunkan pisau. 4.2.1 Pengerjaan 16 ----------------------- Page 17----------------------Laporan praktikum konstruksi ii a. b. Pilihl kayu yang baik ( tidak basah ) Beri tanda I, II, III dan IV pada permukaan kayu yang akan diketam. Muka dipilih permukaan kayu yang melengkung. kedalaman pisau dengan jarak kurang dari 1 mm

dilakukan seperti instruksi pada point a, karena pisau akan maju lebih dalam

c. tar di

Ketamlah sesedikit mungkin dan serapih mungkin. permukaan dengan I pasekon sampai pada rata lalu dicek dengan mis

d. Mengetam penguji (siku) atau dapat

jarak-jarak

tertentu

sehingga

permukaan yang rata, lurus dan tidak memuntir.

e. di

Lalu sikukan

mengetam

permukaan

II

sampai

rata

dan

lurus

lalu

terhadap permukaan I. f. g. Muka III juga diketam seperti muka II dan disikukan terhadap muka I. Pada muka II dan III digoreskan dengan menggunakan purusut sehingga

terdapat ukuran tebal kayu yang dikehendaki. h. lurus, Muka lalu IV juga diketam sebatas goresan sampai rata dan

disikukan terhadap muka II dan III. 4.3 Memahat Langkah-langkah dalam melakukan pemahatan : 17 ----------------------- Page 18----------------------Laporan praktikum konstruksi ii Melukis dan memberi tanda pada kayu yang akan dipahat. Menggunakan penjepit atau penahan kayu agar tidak bergera k sewaktu dipahat. Garis yang tadi telah dilukis tadi dipahat secara perlahan, sekedar untuk

membuat garis atau jalur. Pahat diletakan tegak lurus kayu, kemudian memehat pada arah tegak dan usahakan jangan memahat sejajar arah serat karena

lurus akan

menyebabkan kayu terbelah. Untuk membuat lubang, pemahatan dilakukan sampai setengah lubang

saja. Lalu dibalik agar tidak mudah patah, lalu pahat bagian yang satunya la gi hingga lubang yang pertama dan yang baru dibuat bertemu. BAB V PRAKTIKUM KAYU 18 ----------------------- Page 19----------------------Laporan praktikum konstruksi ii 5.1 Sambungan Purus dan Lubang Tertutup Alat-alat yang digunakan : 1. pensil 2. meteran 3. siku-siku 4. purusut 5. gergaji pembelah/pemotong 6. pahat 7. ketam pendek/panjang 8. palu besi/kayu Langkah kerja : 1. Ambil kayu (kaso) berukuran 5x7 cm 2. Potong sehingga menjadi ukuran 5x7x75 cm (apabila belum dipotong). 3. Mengetam : Pada balok diberi no.I (lebarnya), II (tebal), III (tebal kiri), dan IV (lebar seberangan I Ketam muka I sehingga rata, dicek dengan dua siku Ketam muka III hingga betul-betul rata dan siku terhadap muka I. Cek dengan siku-siku Ketam muka III hingga rata dan siku terhadap muka I, cek dengan siku Tarik garis purusut untuk menentukan lebar kayu pada muka II dan muka

III Ketam muka IV sampai batas garis purusut.

4. Potong muka IV sampai batas garis purusut. 5. Lukis n pemahatan dengan yang diinginkan. 6.Lukis bagian lubang, memberi tanda dengan pensil dan melakukan pemahatan sesuai dengan lubang yang akan dibuat. 7. Menepas ( menyetel sambungan ). 8. Ratakan / haluskan sambungan. 19 ----------------------- Page 20----------------------Laporan praktikum konstruksi ii 9. Hasil akhir seperti gambar dibawah ini : SAMBUNGAN PURUS DAN LUBANG TERTUTUP KAYU UKURAN 5 X 7 CM bagian purus, memberi tanda dengan pensil dan melakuka

TAMPAK MUKA TAMPAK SAMPING 20 ----------------------- Page 21----------------------Laporan praktikum konstruksi ii TAMPAK ATAS PERSPEKTIF

5.2 Sambungan Purus dan Lubang Terbuka

Alat-alat yang digunakan: 1. pensil 2. meteran 3. siku-siku 4. purusut 21 ----------------------- Page 22----------------------Laporan praktikum konstruksi ii 5. gergaji pemotongan/ pembelah 6. pahat 7. ketam pendek/panjang 8. palu besi/kayu Langkah kerja : 1.Ambil kayu ( kaso) berukuran 5x7 cm. 2.Potong sehingga menjadi ukuran 5x7x75 cm (apabila belum dipotong) 3.Mengetam : ri),dan IV Pada ujung balok diberi nomor I, II ( tebal kanan ), III (tebal ki (lebar kanan I) ekon Mengetam muka I, cek dengan pasekon. Menarik garis purusut untuk menentukan lebar kayu pada muka II dan muka III Mengetam muka IV sampai batas garis purusut. Mengetam muka I sehingga rata, dicek dengan pasekon Mengetam muaka II sehingga betul-betul rata dan siku, cek dengan pas

4.Bahan hasil ketaman tadi dipotong menjadi dua bagian yang sama panjang. 5.Melukis bagian purus, memberi tanda dengan pensil dan melakukan pemah atan sesuai dengan yang akan dibuat. 6.Menyetel sambungan .

7.Meratakan merapikan hasil sambungan 8.Hasil akhir seperti gambar di bawah ini : SAMBUNGAN PURUS DAN LUBANG TERBUKA KAYU UKURAN 5 X 7 CM 22 ----------------------- Page 23----------------------Laporan praktikum konstruksi ii TAMPAK MUKA TAMPAK SAMPING 23 ----------------------- Page 24----------------------Laporan praktikum konstruksi ii TAMPAK ATAS PERSPEKTIF 5.3 Sambungan Ekor Burung Tertutup dengan Purus Lidah Tembus Terbuka Alat-alat yang digunakan : 1. Pensil 2. Meteran 3. Siku-siku 4. Purusut 24 ----------------------- Page 25----------------------Laporan praktikum konstruksi ii 5. 6. 7. 8. Gergaji belah/pemotong Pahat Ketam pendek/panjang Palu besi/kayu

Langkah kerja : 1.Ambil papan ukuran 3x8 cm. 2.Potong dan belah hingga berukuran 3 x 10 80 cm. 3.Potong dan belah hingga menghasilkan permukaan kayu yang halus. 4.Memotong bahan hasil ketaman menjadi dua bagian yang sama panjang. 5.Melukis bagian purus 6.Melukis bagian lubang . 7.Mengepas ( menyetel sambungan ) 8.Meratakan/menghaluskan sambungan. 9.Hasil sambungan seperti gambar:

SAMBUNGAN EKOR BURUNG TERBUKA DENGAN PURUS LIDAH TEMBUS TERBUKA KAYU UKURAN 3 X 20 CM 25 ----------------------- Page 26----------------------Laporan praktikum konstruksi ii PAPAN LATIHAN SETELAH DIBELAH TAMPAK SAMPING

TAMPAK ATAS

26 ----------------------- Page 27----------------------Laporan praktikum konstruksi ii PERSPEKTIF

5.4 Sambungan Ekor Burung Terbuka dengan Purus Lidah Serong Tembus

Terbuka Alat-alat yang dipergunakan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pensil Meteran Siku-siku Purusut Gergaji Pemotong / Pembelah Pahat Ketam pendek/panjang 27 ----------------------- Page 28----------------------Laporan praktikum konstruksi ii 8. Langkah Kerja : 1.Ambil papan ukuran 3 x 8 cm 2.Potong dan belah hinga berukuran 3 x 10 x 80 cm. 3.Kayu diketam hingga menghasilkan permukaan kayu yang halus. 4.Potong bahan hasil ketaman menjadi dua bagian yang sama panjang. 5.Lukis bagian Purus. 6.Llukis bagian lubang 7.Mengepas ( menyetel Sambungan ). 8.Ratakan/ menghaluskan sambungan 9.Hasil sambungan seperti gambar : SAMBUNGAN EKOR BURUNG TERBUKA DENGAN PURUS LIDAH SERONG TEMBUS TERBUKA KAYU UKURAN 3 X 20 CM 28 ----------------------- Page 29----------------------Laporan praktikum konstruksi ii Palu besi / kayu

PAPAN LATIHAN SETELAH DIBELAH TAMPAK ATAS TAMPAK MUKA 29 ----------------------- Page 30----------------------Laporan praktikum konstruksi ii PERSPEKTIF 5.5 Sambungan Bibir Lurus Berkait Alat-alat Yang digunakan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pensil Meteran Siku-siku Purusut Gergaji pemotong /pembelah Pahat Ketam pendek /panjang Palu besi 30 ----------------------- Page 31----------------------Laporan praktikum konstruksi ii Langkah kerja 1.Mengambil Kayu balok dengan ukuran 5 x 10 cm 2.Memotong sehingga menjadi ukuran 5 x 10 x80 cm ( apabila belum dipotong ) 3.Lakukan bahan hasil ketaman menjadi dua yang sangat panjang. 4.Melukis Bagian kanan dan kiri 5.Memberi tanda dengan pensil ( memakai siku-siku ) dan apabila perlu dengan purusut. 6.Pemahatan sesuai dengan bagian kanan. 7.Lakukan, menghaluskan sambungan.

8.Hasil akhir seperti pada gambar ini : SAMBUNGAN BIBIR LURUS BERKAIT BALOK UKURAN 5 X 10 CM BALOK LATIHAN

31 ----------------------- Page 32----------------------Laporan praktikum konstruksi ii TAMPAK ATAS

TAMPAK SAMPING 32 ----------------------- Page 33----------------------Laporan praktikum konstruksi ii PERSPEKTIF BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dengan adanya pengembangan industri kecil akhir-akhir ini bukan kayu batang saja yang digunakan atau diolah melainkan sampai kecabang dan akarnya. Kayu sebagai bahan bangunan mempunyai sifat-sifat yaitu sifat fisis dan mekanis kayu. Kayu yang baik untuk digunakan adalah kayu yang kering. P roses pengerinan kayu yang sempurna terjadi dalam proses penyimpanannnya. Bila

kayu disimpan dalam waktu yang lama atau akan digunakan pada konstruksi terbuka, maka kayu tersebut terlebih dahulu diawetkan agar kayu tahan terhadap serangan pembusukan dan kerapuhan.

33 ----------------------- Page 34----------------------Laporan praktikum konstruksi ii Teknik pelaksanaan kayu adalah mengukur, mengetam dam memahat. Semuanya telah dijelaskan dalam makalah ini. 6.2 Saran Selama kegiatan praktikum ini berlangsung, penulis merasakan adanya kekurangan-kekurangan. Kekurangan tersebut diantaranya : 1. an tersediakan. Perawatan praktikum sebaiknya dilaksanakan pada awal, tengah dan akhir praktek mengingat banyak alat-alat praktikum yang umumnya tidak dapat dipergunakan karena sudah tumpul atau rusak. 2. u disarankan agar peralatan atau perlengkapan PPPK lebih dilengkapi. 3. Penyediaan mutunya. bahan-bahan kayu tidak begitu baik dan merata PPPK merupakan salah satu pelayanan yang harus benar-benar memadai. Mengingat seringnya terjadi kecelakaan pada waktu praktek. Oleh karena it Sebaiknya sebelum praktikum dimulai, kayu yang akan digunak

Banyak yang merasa kecewa

mendapatkan kayu yang kualitasnya tidak

baik. Seperti panjang balok yang tidak presisi, balok maupun papan yang tidak Lurus, kayu yang terlalu lembab / basah, kayu yang sudah retak di bagian-bagian tertentu, dan sebagainya. 34

Anda mungkin juga menyukai