Anda di halaman 1dari 11

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI SISWA MELALI MODEL PEMECAHAN MASALAH DAN

PENILAIAN PORTOFOLIO

Oleh: Farida Alummni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Tahun Lulus 2010

Bambang Dharma Putra Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Pitoyo Yuliatmojo Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

Ditulis Ulang Oleh: Yanuar Alvin (5215097035) Mahasiswa Pedidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta

Abstract FARIDA, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar KKPI(Keterampilan computer dan Pengelolaan Informasi) Siswa Melalui Metode Pemecahan Masalah dan penilaian Portofolio. (Suatu Penelitian Tindakan Kelas di SMK Negeri 1 Jakarta Kelas X) Skripsi,Jakarta : program Studi Pendidikan TekniK Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta,2009. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas guru,peserta didik, dan proses pembelajaran Mata Pelajaran KKPI. Sasaran penelitian adalah peserta didik kelas XO2(satu otomotif dua) SMK Negeri 1 Jakarta pada semester genap tahun ajaran 2008/2009. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas(Classroom action Research).Data dikumpulkan melalui observasi,wawancara, dan kajian dokumen, dan analisas dengan cara deskriptif kualitatif. Untuk memberikan makna keberhasilan

tindakan maka digunakan criteria relative, yaitu tundakan dinyatakan berhasil aoabila terjadi peningkatan hasil belajar dari pembelajaran sebelumnya. Penelitian ini dilaksanakan selama empat kali putaran (siklus) dan dilakukan penyempurnaan strategi pembelajaran dalam setiap siklusnya. Melalui portofolio hasil peningkatan nilai peserta didik bisa dilihat dengan jelas melalui penelitian tindakan kelas mulai siklus 1 s.d siklus ke-IV, penelitian ini dilihat juga mengukur kepuasan guru kolaborasi,peneliti,dan peserta didik karena itu sangant berpengaruh terhadap kenaikan nilai peserta didik dan acuan untuk mengatasi bila ada kekurangan. Konstruktivisme juga dipakai dalam penelitian ini, dengan konstruktivisme peserta didik dituntut agar bisa belajar melalui berbagai media seperti internet, dan buku-buku yang tersedia diperpustakaan. Peserta didik membangun sendiri konsep atau struktur materi yang dipelajarinya. Hasil analisis penelitian di SMK negeri 1 Jakarta pada Kelas XO2 tahun pelajaran 2008/2009 menunjukan bahwa pembelajaran dengan model portofolio ini dapat meningkatkan aktifitas guru, peserta didik, proses pembelajaran serta respon kepedulian peserta didik terhadap lingkungan, sekiranyan penilaian portofolio hendaknya digunakan sebagai variasi model pembelajaran mata pelajaran KKPI yang menuntuk kreativitas,Motivasi, dan keterampilan (psikomotorik) disamping pengayaan pengetahuan(kognitif). oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran daemi peningkatkan mutu dan hasil pembelajaran. Untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh industry atau dunia usaha atau asosiasi profesi, substansi diklat dikemas dalam berbagai mata diklat yang dikelompokan dan diorganisasikan menjadi program normative, adaptif dan produktif. KKPI merupakan program adaptif yang mempunyai durasi waktu 202 jam, alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit. Program adaptif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja simulasikan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan kualitas professional guru bisa dilihat permendiknas no.16 tahun 2007 tengtang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Penelitian Tindakan Kelas merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalahmasalah pembelajaran yang dihadapi

sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyelesaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dilingkungan social, lingkungan kerja serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Program adaptif berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada pemberian kesempatan peserta didik untuk memahmi dan menguasai konsep dan prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari0hari atau melandasi kompetensi untuk bekerja. Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai apa dan bagaimana suatu pekerjaan dilakukan, tetapi member juga pemahaman dan penguasaan tentang mengapa hal tersebut harus dilakukan.Program adaptif terdiri dari kelompok mata pelajaran adaptif terdiri dari Bahasa inggris, Matematika, IPA, IPS,Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan Dari observasi awal di SMKN 1 jakarta peneliti melihat adanya perbedaaan ketika peserta didik diberikan tori dengan praktik, tes yang dilaksanakan nilainya terlalu rendah karena kepuasaan peserta didik tidak diperhatikan oleh guru menyebabkan hasil prestasi peserta didik tidak sesuai yang diharapkan. Peneili menyadari peserta didik menginingkan skill yang

nyata dan akan sangat bermanfaat ketika mereka sudah tamat dari SMK.Kurikulum SMK menekankan akademis dan life skill terutama vocational skill. Dengan kemampuannya itu, lulusan SMK sudah memiliki kesiapan untuk terjun langsung pada dunia kerja. Bahkan mereka bisa meciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. KERANGKA TEORITIS, BERFIKIR DAN HIOTESIS PENELITIAN Belajar Gagne dalam ngalim Purwanto, menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama isi ingatan mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalaminya. Menurut Witting dalam Muhhibun Syah, Belajar adalah perubahan yang relative menetap terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organism sebagai hasil pengalaman. Kemudian menurut W.S wingkel, belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman. Keteampilan dan nilai skiap. Perubahan itu bersifat relative konstan dan berbekas. Perubahan-perubahan terseubt dapat berupa suatu hasil yang

baru atau dapat pula penyempurnaan terhadap hasil yang telat diperoleh. Berdasarkan pendapaypendapay diats dapat disimpulkan bahwa belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang terjadi melalui usaha yang menghasilkan perubahanperubahan yang relative konstan dan berbekas dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi tingkah laku orang tersebut. Konstruktivisme Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran peserta didik. Artinya, bahwa peserta didik harus aktif secara mental membangun struktur engetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dengan kata lain, peserta didik tidak diharapkan sebagai botol-borol kecil yang siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru. Pembelajara didorong secata aktif membangun pengetahuan dalam situasi yang realistis dan kontekstuan, daripada hanya sekedar menrima pengetahuan secara pasif dalam situasi yang formal, membosankan, dan out of context. Dalam konteks Konstruktivisme, peran guru tidak lagi sebagai information dispencer (pencekok informasi) tapi pembagun pengetahuan sebagai fasilitator untuk semua peserta didiknya. Ciri utama pembelajaran Konstruktivisme adalah adanya partisipasi aktif peserta didik misalnya

dalam memcahkan masalah, berpikir kritis, dan lain-lain terkait dengan akivitas belajar yang relevan, kontekstual dan otentik serta menarik buat dirinya Merak membangun pengetahuan dengan cara menguji ideide dan pendekatan-pendekatan merak sendiri berdasarkan atas pengetahuan dan pengelaman awal mereka yang kemudian diaplikasikan dengan situasi baru yang menantang seghingga terintegrasi menjadi pengalaman dan pengetahuan atau keterampilan baru. Hasil Belajar KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia mengalami pengalaman belajar. Hasil belajar tercapai tidak hanya dorongan dari guru tapi juga dari motivasi peserta didik itu sendiri. Menurut Mc.Donald, Motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapain terhaadp adanya tujuan. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengalakan perasaan tidak suka. Jadi motivasi itu tidak dapat dirangsang oleh factor dari lua tetapi motivasi itu adalah tumbuh dari dalam diri seseorang.

Di tengah maraknya perkembangan Teknologi Informasi saat ini, pengembangan teknologi untuk edukasi pun terus dikembangkan. Teknologi informasi tidak hanya dipandang sebagai sebuah bidak pendidikan saja, Namun teknologi informasi mulai dikembangkan agar dapat membantu pengembangan bidang pendidikan itu sendiri. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya teknologi informasi dalam mendukung kemajuan pertukaran infromasi yang semakin dominan di dunia saat ini. Tanpa terkecuali di Indonesia, teknologi infromasi diharapkan tidak hanya sekedar mendukung pengembangan pendidikan saja, namun lebih dari itu teknologi informasi diharapkan dapat memberikan pemecahan pada permasalahan pendidikan yang ada di tanah air. Secara teoritis KKPI memainkan peran yang sangat luar biasa untuk mendukung terjadinya proses belajar yang: a. Active : Memungkinkan peserta didik dapat terlihat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna. b. Constructive : memungkinkan peserta didik dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.

c. Collaborative : memungkinkan peserta didik dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama, berbagi id, saran atau pengalaman, menasegati dan member masukan untuk sesame anggota kelompoknya. d. Intentional: memungkinkan peserta didik dapat secara katif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan. e. Conversational: memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses social dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah. f. Contextualized : meungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna melaui pendekatan problem based atau acse based learning g. Reflective: Memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajar serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri. PORTOFOLIO Kemungkinan besar bentuk penilaian autentik paling terkenal adalah portofolio sebagai bagian intrinsic dari prestasi harian kelas yang dilakukan terus menerus, portofolio timbul dari konteks kehidupan sehari-hari. Saat melakukan berbagai jenis tugas,

para peserta didik menilai dan mengumpulkan tugas dan selama itu mereka sebagai seseorang yang kreatif dan memiliki kemampuan, Peserta didik memperoleh Kepercayaan diri dan rasa mengemban tugas dengan mengumpulkan dan menilai pekerjaan mereka sendiri. Mereka memiliki hasil karya mereka sendiri. Ada banyak definisi tentang portofolio yang dikemukakan oleh para pakar. Masing-Masing definisi portofolio meniratkan maksud dari pembuatannya. Mustafa dan Fuad A.Rahman mendefinisikan portofolio sebagai berikut: Portofolio adalah kumpulan kerja peserta didik yang berarti untuk member suatu gambaran yang lengkap tentang apa yang telah dicapai oleh peserta didik. Pendapat di atas menngemukakan definisi portofolio secara sederhana, yaitu suatu upaya untuk mengoreksi hasil pekerjaan pembelajar selama priode teretentu misalnya selama satu tahun ajaran atau satu semester. Winer(1989) mengemukakan bahwa portofolio merupakan suatu rangkaian kerja untuk membahas atau menyajikan suatu permasalahan yang harus berisikan deskripsi tentang pengalaman yang dapat dihasilkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan

seseorang yang dibuat secara tertulis. Lebih lanjut dikatakannya, portofolio yang baik haruslah berisikan sejumlah pengalaman belajar yang diformulasikan kedalam suatu bentuk penyajian tentang ropik tertentu dan disertai dokumentasi atau kumpulan sumber bacaan yang dijadikan rujuan. Menurut Dasim Budimansyah, Model Penilaian Berbasis Portofolio adalah suatu usahan untuk memperoleh berbagai inromasi secara berkala, berkesinambungan , dan menyeluruh, tentang proses dan hasil pertumbuhan dan berkembagnnya wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajarnya. Metode kegiatan pemecahan masalah Metode pemecahan masalah adalah metode yang menekankan pada keaktifan dan kreatifitas peserta didik dalam usaha menemukan jawaban belajar, sesuai dengan yang dikemukakan oleh S.Nasution bahwa: Pemecahan masalah adalah metode belajar yang mengharuskan pelajar untuk menemukan jawabannya tanpa bantuan khusus.

Metode pemecahan masalah merupakan salah satu cara penyajian bahan pelajaran yang menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianlisasis dan disentesis untuk menemukan jawaban. Metode pemecahan masalah dikembangkan untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan masalah, dan keterampilan intelektuan. Duch, Allen dan White (dikutip Arafah, 2005) mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis masalah menyediakan kondisi untuk meningkatkan bahwa pembelajaran berbasis masalah menyediakan kondisi untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan analisis serta memcahkan masalah kompleks dalam kehidupan nyata sehingga akan memunculkan budaya berpikir pada diri peserta didik (Perkin, Jay, dan Tishman dikutip Nur, 2000). Salah satu alternative untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik adalah dengan menggalakkan pertanyaan-pertanyaaan yang dapat memacu proses berpikir. Kerangka Berpikir Proses pembelajaran yang melibatkan berbagai komponen dalam belajar, hendaknya dikemas secara sistematis komponen dalam belajar tersebut hanya dapat dilakukan oleh guru professional.

Peserta didik yang dalam hal ini sebagai subyek didik menjadi titik sentral yang perlu diterapkan oleh guru agar hasil belajar yang dicapai peserta didik optimal. Keberhasilan proses pembelajran dilihat dari hasil belajar. Hal ini memacu baik buru maupun eserta didik berusaha mencapai tujuan tersebut. Guru harus melakukan pemilihan metode dan strategi pembelajaran yang tepat dengan materi yang akan diajarkan. Bagi peserta didik harus berusaha menumbuhkan motivasi didalam mengikuti semua materi pelajaran. Penelitian tindakan Kelas (PTK) dengan portofolio (jobsheet) sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik degan melihat perkembangan peserta didik setiap indicator yang sudah dilaksanakan. Peserta didik harus dilatih untuk belajar secara konstruktivisme (belajar dari segala sumber) bukan guru sebagai informasi tunggal, peserta didik lah yang mencari dan guru hanya sebagai fasilitator /mengarahkan. Pemakaian konstruktivisme sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik untuk melihat perkembangan tiap peserta didik yang akan dikumpulkan menjadi dokumentasi dalam sebuah bundelan yang di sebut portofolio. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dikemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut : Maka diduga terdapat pengaruh belajar KKPI terhadap hasil belajar peserta didik melalui model pemecahan masalah dan penilaian portofolio. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan selama PPL berlangsung yaitu pada bulan februari sampai dengan juni 2009. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 jakarta di kelas XO2(satu otomotif dua), jumlah siswa XO2 adalah 28 siswa dan terdiri dari 28 siswa keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi(KKPI), cenderung lebih banyak menggunakan tempat di laboraturium computer dari pada di dalam ruang kelas, agar pembelajaran KKPI di ruang laboratorium computer menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, maka perlu dipilih metode penilaian portofolio dalam pemecahan masalah dengan sumber belajar jobshhet dan penugasn. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji seberapa besar pengaruh penilaian portfolio terhadap minat dan prestasi belajar peserta didik apabila digunakan jobsheet dan slide power point sebagai media pembelaaran di ruang laboratorium computer.

DATA dan CARA PENGAMBILAN DATA Pengambilan Data merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mendapatkan data. Pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data aktivitas kelas diambil melalui observasi pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. b. Data hasil belajar peserta didik diambil ketika praktik siklus berlangsung. c. Data tentang motivasi peserta didik diambil melalui koesioner setelah KBM berlangsung. ANALISIS DATA Analisis data penelitian dilakukan melihat peningkatan nilai rata-rata kelas dan jobsheet hasil praktik belajar KKPI setiap siklusnya. Adapun untuk melihat signifikan motivasi dan ketertarikan hasil belajar KKPI maka digunakan koesioner, untuk mengetahui kepuasan peserta didik dalam pembelajaran. Hal ini berarti bahwa dalam penelitian dianggap berhasil apabila terjadi kenaikan rata-rata nilai dan kepuasaan peserta didik pada hasil belajar KKPI kelas X9satu) di SMK Negeri 1 Jakarta,

dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Desrkipsi,Interpretasi Hasil Analisis, dan Pembahasan Siklus I Pada siklus 1 ini guru masih belum terbiasa menghadapi situasi dalam kelas, sehingga dalam pembelajaran pada saat praktikum masih kurang merespon peserta didik yang bermasalah dalam pembelajaran Dari hasil diskusi dengan guru pamong, untuk merancang tindakan siklus II hal-hal yang perlu dilakukan oleh peneliti antara lain: (1) merancang rencana program pembelaaran, mempertimbangkan dan menetapkan sikap dan keterampilan yang diharapkan dapat dikembangkan dan perhatian oleh peserta didik selama berlangsungnya pembelajaran. (2) membiasakan peserta didik untuk belajar secara bersamasama dalam kelompok untuk menggali motivasi belajar peserta didik tentang materi dengan mengurangi bantuan guru (3) mengajar dengan metode yang lain agar peserta didik tidak bosan dalam kelas Desrkipsi,Interpretasi Hasil Analisis, dan Pembahasan Siklus II Pada siklus kedua ini guru sudah terbiasa dalam menghadpi situasi dalam kelas, Sudah bisa meliaht siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Untuk merancang tidakan siklus III hal-hal yang perlu dilakukan oleh peneliti antara lain: (1) merancang rencana program

pembelajaran, agar peserta didik leibh tertarik pada pembelajaran yaitu menghubungkan dengan dunia kerja: (2) memperluas kesempatan bagi peserta didik untuk aktif mencari informasi diluar tentang pelajaran yang akan dipelajari untuk siklus III. Desrkipsi,Interpretasi Hasil Analisis, dan Pembahasan Siklus III Pada siklus III kuis yang di lakukan sebelum pelajaran dimulai sangat bisa memotifasi para peserta didik untuk lebih giat lagi belajar. Dari hasil kuis itu bisa dilihat keaktifan siswa ketika praktikum di kelas, peserta didik yang benar-benar praktik dan peserta didik yang tidak praktik. Dengan demikian untuk merancang siklus IV halhal yang perlu dilakukan oleh peneliti antara lain: (1) merancang rencana program pembelajara, agar peserta didik mencari informasi untuk pelajaran yang (2) membiasakan peserta didik untuk belajar secara bersama-sama dalam kelompok untuk menggali motivasi belajar peserta didik tentang materi dan guru hanya sebagai memonitoring. Desrkipsi,Interpretasi Hasil Analisis, dan Pembahasan Siklus IV Terjadinya peningkatan dari siklus I,II,III,IV. LPGK yang diamati oleh pengamat mendapat nilai 90% untuk cara mengajar guru. Nilai dari hasil arata-rata kelas=88% dan total KKM pada kompetensi dasar pada penelitian ini adalah 82, KKM pada kmpetensi dasar ini tercapai itu bisa dilihat dari nilai

kenaikan peserta didik. Hasil penelitian tindakan kelas ini dinyatakn berhasil karena terjadinya perbaikan nilai peserta didik akan kembali menurun jika guru tidak konsisten dalam menjalankan cara mengajar, guru kembali dengan cara lama yaitu dengan cara ceramah dan mencatat yang membuat para peserta didik menjadi bosan. Penelitian ini tidak akan berguna juka guru hanya mengajar seenaknya tidak menggunakan meotde yang benar dalam pembelajarn. Untuk itu kekonsistenan cara mengajar guru harus dipertahankan untuk menjaga kualitas keterampilan dan nilai peserta didik. Kesimpulan Sebelum mengajar silabus dan RPP harus di rancang, karena silabus meruapakn penjabaran standar komptensi dasar kedalam materi pembelajaran, dan indicator pencapaian komptensi untuk penilaian, sedangkan RPP adalah rencana menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Teknologi informasi berkembang dengan pesatnya, untuk itulah perkembangan peserta didik harus ditingkatkan melaui penugasanpenugasan yang berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Misalkan data pengunjung perpustakaan sekolah untuk melihat kenaikan tingkat pengunjung perpustakan melaui grafik

maupun masalah yang ada didunia kerja nantinya dengan menggunakan rumus fungsi if, vlookup maupun hlookup. Sebab itu bahan ajar harus disajikan dengan menarik, menyenangkan, tidak membosankan, serta berguna dalam dunia kerja agar para peserta didik tertarik untuk mempelajari. Penerapan penilaian portofolio dikelas XO2 (satu otomotif dua) SMK Negeri 1 Jakarta, Slama pelaksanaan dari siklus 1 sampai siklus IV, memperlihatkan adanya peningkatkan hasil belajar KKPI peserta didik. Ratarata hasil nilai KKPI peserta didik mencapai 95%, hal ini berarti hasil yang diperoleh telah mencapai target yang ditentukan. Pada siklus I kegiatan yang dirancang oleh peneliti adalah dengan penerapan jobsheet fungsi if, diskusi kelompok dengan hasil rata-rata nilai peserta didik adalah79,28%, siklus II dengan jobsheet grafik dan penugasan, hasil nilai rata-rata peserta didik 89,03%, siklus III dengan jobsheet hlookup dan kuis secara spontan, hasil nilai rata-rata peserta didik 88,60% dan siklus IV dengan jobsheet vlookup dan penugasan , nilai rata-rata peserta didik mencapai 91,46%. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut diperoleh dari kerja sama antara guru dan peserta didik dalam pembelajaran menggunakan pembelajaran menggunakan metode pemecahan masalah dan penilaian porftofolio, yaitu pada siklus II hasil pengamatan untuk

guru 80% dan pada siklus IV hasil pengamatan untuk guru sebesar 90% dan peserta didik 95%. Berdasarkan hasil prsentase hasil rata-rata nilai peserta didik dan pemantauan siklus dapat disimpulkan bahwa semakin efektif pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dan penilaian portofolio Daftar Pustaka Arikunto,Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas,Yogyakarta:Bumi Aksara, 2007 Budimansyah, Dasim, Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio, Bandung: PT.Genesindo,2002. Chaeruman,Uwes A. Cognitif and Socio Construktive,Artikel,(13 oktober 2008) Departemen Pendidikan Nasional,2006.Permendiknas Nomor 22 tahun 2006. Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007. Dirjendikdasmen No.1321/c4/MN/2004. Dharmaputra. Bambang, Penyusunan Silabus dalam KTSP SMK, Jurnal Pendidikan,Vol.3, Vol.4, 1-10, (Jakarta, April 2008). Mangkoesa[oetra,Arief A, Model Pembelajaran Portofolio, Artikel (Bandung,16 agustus 2005). Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Ramaja Rosdakarya,2008.

S.Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: PT Bina Aksara,1987.

Anda mungkin juga menyukai