Anda di halaman 1dari 10

PENGAMANAN FISIK

PERANGKAT Pengamanan yang dilakukan terhadap perangkat secara fisik mencakup pengamanan dari kebakaran baik di site maupun dikantor pusat. Untuk hal ini perusahaan sudah menyiapkan alat pemadam baik berada dikantor pusat maupun di site proyek. Karena sifatnya yang tidak mobile, kantor pusat juga dilengkapi dengan detektor kebakaran. Untuk site proyek, pemilihan bahan untuk kantor site juga dipilih menggunakan bahan yang tidak mudah dimakan oleh api tetapi dengan mudah dibongkar pasang untuk digunakan ditempat lain, juga dengan mempertimbangkan harga dari bahan. Pengamanan juga dilakukan terhadap supply listrik baik dikantor pusat maupun di site proyek. Untuk kantor pusat, supply listrik yang konstan diperlukan agar server tetap dapat hidup. Oleh karenanya perusahaan menyediakan generator cadangan. Untuk kantor site, perusahaan menyediakan generator cadangan untuk menjaga suply listrik, sehingga pekerjaan konstruksi tidak terganggu oleh kekurangan atau ketidakstabilan supply listrik. Pengamanan terhadap fasilitas juga mencakup, akses terhadap ruangan atau tempat. Untuk pengaturan terhadap akses ruangan baik dikantor pusat maupun site, digunakan kunci yang hanya diberikan kepada orang yang benar-benar berhak. Seperti misalnya untuk ruang server hanya boleh dimasuki oleh pegawai bagian information teknologi.

MANAJEMEN RESIKO Sesuai dengan peraturan perusahaan bahwa seluruh kegiatan harus

mempertimbangkan resiko sehingga tindakan yang tepat dapat diambil untuk memproteksi asset perusahaan. Kebanyakan program manajemen resiko terdiri atas analisis dari suatu resiko diikuti oleh pemilihan langkah pengamanan dan implementasinya. Suatu resiko tidak mungkin dihilangkan secara menyeluruh, tetapi seorang manager/atasan harus memperhatikan

resiko-resiko yang potensial dan akan dapat merusak asset perusahaan. Analisa resiko dari sistem informasi sangat dibutuhkan. Asset perusahaan dan Fasilitas - fasilitas yang ada harus direview kelayakannya. Tambahan review dibutuhkan ketika mengalami modifikasi. Jika analisa resiko menunjukkan adanya ketidakcocokan dengan kebutuhan akan keamanan, alasan mengapa kebutuhan keamanan tersebut tidak diterapkan harus didokumentasikan dan harus tersedia untuk diinspeksi. Program managemen resiko terdiri atas proses-proses sebagai berikut: RESIKO ANALISIS, PEMILIHAN PENGAMANAN DAN IMPLEMENTASI PROSES ANALISA RESIKO Tujuan dari analisa resiko adalah untuk menentukan status keamanan. Ancaman harus dapat diidentifikasikan dan dianalisa. Pengamanan yang potensial dievaluasi untuk memiliki yang lebih hemat dalam menghadapi ancaman dan menghilangkan vulnerability pada tingkat wajar. Laporan akhir disiapkan yang akan merangkum temuan dan merekomendasikan untuk mengatasi temuan tersebut yang diranking berdasarkan prioritas. Penetapan jenis ancaman membutuhkan identifikasi dan penilaian dari ancaman potensial yang sensitif. Ancaman yang potensial termasuk bancana alam dan orang yang dapat mengganggu operasi, atau dapat menyebabkan kehilangan asset secara fisik. Setiap analisa resiko menghasilkan rangkuman daftar ancaman bagi setiap aspek. Setelah ancaman dan ditetapkan, nilai kehilangan, termasuk biaya kejadian harus diperkirakan. Dalam hal kehilangan adalah biaya untuk merekonstruksi kejadian tersebut kembali, termasuk dari backup. Bagaimanapun kehilangan waktu merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan. PEMILIHAN PENGAMANAN DAN IMPLEMENTASI Berdasarkan laporan analisa resiko, management harus memilih pengamanan yang akan mengurangi biaya akibat kehilangan atau kecelakaan. Selain itu pihak management harus mengidentifikasi pengaman yang dapat melindungi. Implementasi atas pengamanan yang telah ditetapkan harus mempertimbangkan prioritas dan batasan anggaran. Pihak

managemen juga harus mempertimbangkan rencana monitoring dari implementasi pengamanan tersebut.

TOTAL PROTECTION SOLUTION adalah layanan berupa : 1. Internal Security Assessment : Kebutuhan akan Outsourcing;penilaian company critical asset; penilaian prosedur perusahaan, kebijakan perusahaan, kebijakan dibidang ketenagakerjaan, kebijakan pemasaran, kebijakan operasi, kebijakan keuangan; Penilaian system pengamanan perusahaan, peralatanpengamana perusahaan, prosedur pengamanan, pengamanan aset perusahaan. 2. External Security Assessment : Ancaman yang ada; ancaman potensial; informasi preman sekitar perusahaan, informal leader, local security authority, local security infrastucture dan stake holder perusahaan. 3. Development System Protection and its implementation. Setelah melakukan poin 1 dan 2, kemudian adalah men-designsystem pengamanan, supaya match antara kebutuhan pengamanan aset dan potensial ancamannya, tidak terbatas hanya pad system saja, namun juga pada jumlah personel, peralatan pengamanan dan prosedur-SOP. 4. Protection Management. Mengelola seluruh yang telah direkomendasikan pada poin 1-2-3. 5. Bekerja sama dengan local authority.

INTEGRATED PROTECTION MANAGEMENT Mengelola secara menyeluruh system pengaman yang ada : personel, infrasturktur dan prosedur. Berkordinasi dengan local security authority, preman, informal leader, local security infrastructure dan komponen lainnya. MANAGEMENT ONLY Layanan ini hanya diberikan dengan menyediakan tenaga tingkat atas saja (Supervisor, chief atau manajer Pengamanan). Secara operasional system dan prosedur pengamanan dikelola oleh Siaga24. Semua anggota satuan pengamanan, prosedur, peralatan, penggajian dan lainnya masih dikelola perusahaan. Pelayan diberikan setiap hari untuk mengelola pengamanan dan peralatan yang ada. Perusahaan hanya membayar kepada Siaga24 personel yang ditugaskan. Ini salah satu solusi mengatasi kendala pengelolaan pengamanan apabila kebijakan perusahaan, atas pertimbangan lain belum dapat melakukan TOTALLY OUTSOURCING.

ISA or INDUSTRIAL SECURITY ASSESSMENT adalah layanan secara komprehensif untuk melakukan penilaian keamanan dan pengamanan perusahaan. Seperti diketahui, kita tidak dapat mengetahui system proteksi atau pengamanan yang ada efektif dan efisien atau tidak, sesuai dengan kebutuhan atau tidak, dapat mendeteksi tindak kriminal, deter dan memonitor ancman, hingga terlebih dahulu system pengamanan dinilai oleh independent security consultant. Untuk melakukan penilaian secara umum adalah seperti gambar disamping kiri. Gambar tersebut menggambarkan model cara menilai aset versus ancaman dan menyusun desain system pengamanan. Penilaian akan memberikan kepada kita : actual dan potensial tindak kejahatan. Bila system pengamanan terlalu rendah, potensial kejahatan akan menjadi actual, sementara bila system pengamanan terlalu tinggi, itu berarti system pengamanannya banyak membuang anggaran dan tidak efektif. Sistem pengaman yang baik adalah sistem yang sesuai dengan kebutuhan untuk mengamankan aset dan mencegah atau meminimalkan ancman dengan biaya yang sesuai.

Security Audit (ISAu) Adalah suatu cara untuk menilai sistem pengamanan yang telah diterapkan oleh perusahaan. Dalam hal penilaian ini Internal Security Assessment atau Penilaian Pengamanan dalam perusahaan adalah alat bantu yang digunakan oleh manajemen dengan tujuan :

Mengetahui seberapa jauh sistem yang ada berjalan. Mengetahui seberapa kurang atau berlebihan sistem yang berjalan bila dibandingkan dengan ancamannya. Seberapa efektifnya (tepat sasaran) sistem yang telah berjalan untuk mencegah atau mengurangi ancaman dari luar. Mengetahui apakah sistem yang ada perlu diperbaiki sehingga dapat mencapai harapan perusahaan. Dapat mengetahui tindak kriminal yang akan terjadi bila kondisi pengamanan diketahui. KOMPONEN YANG DINILAI (ASSEMENT) Dalam hal pelaksanaan pengamanan terdapat tiga perangkat utama, yaitu :

Personnel yang menjalankan pengamanan Peralatan (baik fisik maupun elektronik) yang digunakan untuk menjalankan Prosedur pengamanan yang akan digunakan untuk menjalankan sistem yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam pelaksanaannya, assesmen atau penilaian terbagi ke dalam tiga perangkat utama tersebut yang dapat dijabarkan ke dalam : A. Sarana Fisik dan sistem pengamanan jumlah sub komponen 59

Sarana Fisik pengamanan Jumlah sub komponen 36 Sistem operasional Jumlah sub komponen 10 Manajemen pengamanan Jumlah sub komponen 5 Pengawasan dan pembinaan daerah pengamanan Jumlah sub komponen 8 Pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia Jumlah sub Komponen 18 Ketentuan dan peraturan Jumlah sub Komponen 6 Administrasi pengamanan Jumlah sub Komponen 4 SOP Jumlah sub Komponen 22 Sub YANG komponen DINILAI 109 (ASSEMENT)

B. Pengembangan Personnel Jumlah sub Komponen 18

C. Peraturan dan SOP Jumlah sub Komponen 32


TOTAL KOMPONEN

Setelah dilakukan assessment, maka akan diperoleh gambaran pengamanan yang ada. Kondisi yang ada dapat dikuantisir berdasarkan indeks yang telah ditetapkan berdasarkan standar pengamanan yang berlaku secara umum dan internasional. Hasil indexing akan memberikan pengetahui seberapa rawan ancaman terhadap asset yang diamankan. Sehingga akan mudah menentukan rekomendasi apa yang disarankan dan manajemen segera mengambil tindakan yang tepat dalam memperbaiki kinerja pengamanannya. Indeks ini dapat digunakan oleh :

Direksi Untuk mengambil keputusan yang strategis secara holistik dan tepat. Direksi akan segera dapat menyusun strategi untuk menyelesaikan persolaan pengamanan dengan tepat sasaran.

Manager operasi Mengontrol kinerja fungsi pengamanan dengan ukuran yang jelas. Fungsi Pengamanan Segera menyusun program perbaikan yang diperlukan dan menyusun rencana pengamanan yang komprehensif.

Fungsi lain Pemahaman yang baik akan dapat mendukung fungsi operasi dan fungsi pengamanan, sehingga dapat dilakukan kerja sama yang baik.

Satpam Dapat mengetahui dan meprioritaskan penyelesaian kamtibmas di daerahnya. Karyawan Akan perhatian terhadap kondisi pengamanan yang ada dan dapat mempunyai peran serta dalam pengamanan.

Secara lebih sederhana hasil yang diperoleh adalah 1. Laporan hasil survey. 2. Penilaian masing-masing titik sarana pengamanan. 3. Indeks pengamanan dan kerawanan keamanan (tindak kriminal). 4. Rekomendasi berdasarkan nilai perolehan.

Threat Assessment (ETA) Terdapat 9 komponen yang dapat mempengaruhi suatu kondisi keamanan setempat, yaitu : - Satuan Pengamanan lokal(Hansip, Wanra) - Satuan polisi Pamong praja (Trantib, Otoritas Keamanan Bimmas) dan Pengamanan - Satuan militer/polisi (Pospol, Polsek, Koramil, Babinsa) - Kodam/Kapolda(Korem, Polda, Kodam) - Organisasi Lingkungan setempat (RT, Pejabat Negara dan RW) Pejabat lingkungan - Otoritas regional (lurah, camat, bupati, setempat walikota) - LSM Tokoh masyarakat Tokoh agama, pegawai negeri, politikus, tokoh masyarakat, informal leader. Agama, komposisi jumlah pendatang dan local, usia, tuna karya, jumlah penduduk dll. Ekonomi, sosial dan budaya dan kondisi lingkungan alam Alat-alat komunikasi, pagar, jalan masuk, pos patroli, buku tamu, perimeter, ramburambu lalu lintas. yang Ibu rumah tangga, ana-anak sekolah, pembantu rumah tangga, pedagang kaki lima dan asongan dan lainnya.

Struktur penduduk

Kondisi Umum

Infrastruktur setempat

Komponen berpengaruh

Preman Aturan-aturan SOP local dan SOP-SOP setempat seperti SOP tamu.

Ke sembilan komponen tersebut di atas dapat dikatakan sebagai indicator keamanan lingkungan dan dapat juga sebagai ukuran untuk melihat tingkat potensial tindak kriminal. Contoh hasil penilaian keamanan lingkungan,

seperti pada gambar di bawah ini.

Anda mungkin juga menyukai