Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan Jakarta, ibukota Negara Republik Indonesia merupakan salah satu kota besar yang dimiliki oleh Indonesia

dengan tingkat jumlah penduduk yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk dalam periode 2002-2006 terus mengalami peningkatan walaupun pertumbuhannya mengalami penurunan. Tahun 2002 jumlah penduduk sekitar 8,50 juta jiwa, tahun 2006 meningkat menjadi 8,96 juta jiwa, dan dalam lima tahun ke depan jumlahnya diperkirakan mencapai 9,1 juta orang. Dengan semakin banyaknya jumlah penduduk, maka akan akan kecenderungan tingkat kepadatan yang sangat tinggi. Berdasarkan informasi yang didapat dari situs pemerintah DKI Jakarta diketahui bahwa tingkat kepadatan di Jakarta pada tahun 2002 adalah sebanyak 12.664 penduduk per km2, tahun 2006 mencapai 13.545 penduduk per km2 dan diperkirakan dalam lima tahun kedepan mencapai 13.756 penduduk per km2. Tempat tinggal yang layak merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Demikian pula di kota-kota besar, perumahan dan permukiman memiliki fungsi penting bagi kehidupan kota. Bagi Indonesia, pembangunan di bidang perumahan dan pemukiman menghadapi tantangan yang semakin hari semakin besar dan kompleks. Salah satu tantangan yang paling mendasar dalam pembangunan perumahan dan permukiman di Indonesia adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk nasional, khususnya di perkotaan. Mengacu pada data Biro Pusat Statistik (BPS), pertambahan jumlah penduduk di Kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek) pada tahun 2006 hingga 2020 mencapai 8,1 juta jiwa, atau meningkat dari 24,5 juta jiwa menjadi 32,6 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, penduduk Jakarta diprediksi bertambah sebesar 400 ribu jiwa, yaitu dari 8,8 juta menjadi 9,2 juta jiwa. Sedangkan penduduk di Kawasan Botabek bertambah sebesar 7,7 juta jiwa, dari 15,7 juta menjadi 23,4 juta jiwa. Dengan pertumbuhan penduduk yang demikian, diperkirakan kebutuhan terhadap rumah setiap tahunnya akan terus bertambah. Sama halnya dengan Jakarta, tingkat kepadatan penduduk juga telah mendorong pergerakan perubahan dalam pembangunan perumahan. Saat ini, pembangunan perumahan lebih banyak di khususkan pada pembangunan yang menghasilkan ruangan secara masal. Bentuk pembangunan yang bisa menghasilkan dengan jumlah yang banyak adalah pembangunan apartemen. Pada akhir Mei 2012, diperkirakan jumlah apartment di Jakarta diperkirakan mendekati angka 200.000 unit apartment. Jika dilihat dari sisi angka, jumlah tersebut dapat dianggap jumlah yang besar namun jumlah angka ini masih sangat kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk Jakarta yang mendekati angka 25 juta jiwa.

10-15 tahun yang lalu, Segmen apartemen lebih banyak untuk kelas menengah atas sekarang justru terbalik. Banyak pengembang yang membangun apartemen yang lebih terjangkau untuk dibeli oleh masyarakat luas. Dahulu lokasi pembangunan apartemen terkonsentrasi hanya di Jakarta Pusat dan Selatan,sekarang pembangunan apartemen mulai menyebar ke seluruh penjuru Jakarta, bahkan sampai ke bekasi dan tangerang. Berdasarkan data dan fakta yang terjadi di Jakarta, maka dapat dikatakan fenomena perubahan jumlah penduduk di Jakarta telah merubah bisnis perumahan yang ada. Sehingga pengaruh demografi, terutama jumlah penduduk dapat mempengaruhi perubahan bisnis dengan cukup cepat. II. Pembahasan II. 1.Gambaran Umum DKI Jakarta DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi diantara 33 provinsi yang ada diIndonesia. Terletak di Pulau Jawa bagian barat dengan luas wilayah daratan 662,33 km2dan berupa lautan seluas 6.977,5 km2. Secara astronomis, DKI Jakarta terletak di posisi 612 Lintang Selatan dan 10648 Bujur Timur. Sedangkan secara administratif DKI Jakarta memiliki 5 Wilayah Kota Administrasi dan satu Kabupaten Administratif yaitu : 1.Kota Administrasi Jakarta Selatan 2.Kota Administrasi Jakarta Timur 3.Kota Administrasi Jakarta Pusat 4.Kota Administrasi Jakarta Barat 5.Kota Administrasi Jakarta Utara 6.Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu II. 2.Gambaran Demografi DKI Jakarta Pada umumnya penduduk yang tinggal dan bekerja di Jakarta adalah penduduk pendatang, baik penduduk yang berasal dari pulau Jawa maupun penduduk yang berasal dari luar pulau Jawa. Dimana sebagian besar pendatang dari luar pulau Jawa berasal dari Pulau Sumatra yang memiliki jarak yang lebih dekat dengan Jakarta. Sedangkan penduduk asli Jakarta yaitu suku bangsa Betawi, saat ini justru lebih banyak bertempat tinggal di pinggiran kota Jakarta, bahkan banyak diantara mereka yang tinggal bukan di Kota Jakarta lagi. Pembagian jumlah penduduk berdasarkan pendatang dapat dilihat pada tabel sbb:

Tabel II.1 Sebaran Penduduk Pendatang di DKI Jakarta


No Suku Bangsa Jumla h 35.16 % 15.27 % 5.53% 3.61% 3.18% 1.62% 7.98%

1 Jawa 2 3 4 5 6 7 Sunda TiongHoa Batak Minang Melayu Lain-lain

Sumber: www.wikipedia.com diakses 7 Juli 2012 Berdasarkan data diatas, mayoritas penduduk Jakarta merupakan pendatang dengan suku bangsa Jawa, dimana berdasarkan secara geografis pendatang dari Jawa akan lebih memungkinkan. Selain itu penduduk dengan suku bangsa TiongHoa juga merupakan penduduk dengan jumlah yang terbanyak. Penduduk TiongHoa sendiri merupakan suku bangsa pendatang yang telah lama tinggal bersama dengan suku Betawi sejak lama. Dimana suku TiongHoa adalah suku bangsa yang telah cukup lama mendiami wilayah Jakarta, terutama Jakarta bagian Utara yang lebih dekat dengan pelabuhan.

Anda mungkin juga menyukai