Anda di halaman 1dari 15

BAB IV DATA DAN ANALISA DATA

4.1. Perhitungan Hidraulika pada Pelimpah 4.1.1. Perhitungan Koefisien Limpahan Metode USBR Koefisien limpahan (C) dari ambang pelimpah diperoleh dengan langkah perhitungan sebagai berikut : Q0,5pmf = 192,460 m3/det L P = 40 m = 10 m

El. Crest = + 41 Kemiringan Hulu Langkah 1 He asumsi Casumsi Ho q Va = 1,763 m = 2,04 m0,5/det
3 3 = Q ! 192, 460 ! 1,772 C .L 2,04 v 40 2 2

= 1:3

= C.Ho1,5 = 2,04 . 1,7721,5 = 4,812 m3/dt/m =


4,812 q ! ! 0,409 m / dt P  H e 10  1,763

ha

Va2 0,409 2 ! ! 0,009 m 2g 2.9,81

Nilai efektif tinggi muka air : HO 1,772 1,772 Langkah 2


10 P ! ! 5,889 H o 1,698

= He + ha = 1,763 + 0,009 = 1,772 m

Maka dari gambar 249 Design of small dam, diperoleh nilai Co = 3,950 ft0,5 /sec = 2,181 m0,5 /det H e 1,689 C ! ! 0,995 ,maka didapat ! 1,000 H o 1,698 Co

24

25 Langkah 3 Kemiringan Hulu 1 : 3 Maka dari gambar Design of Small Dam, dieproleh nilai Ci/Cv =1,002 Nilai Ci= 2,181 x 1,002x 0,998 = 2,185 Jadi; q Va = Cs.Ho1,5 = = 2,185.1,6981,5 = 4,835 m3/det/m

4,835 q ! ! 0, 414 m / det P  H e 10  1,689

ha

Va2 0,414 2 ! ! 0,009m 2g 2.9,81

Kehilangan energi akibat saluran datang 0,0001 x 30,480 + (0,1 x 0,009) = 0,004 Gross Head = 0,004 + 1,698 =1.702 Kontrol : Qdesign = Qhitung 192,460 m3/det = C. L . H 3/2 192,460 m3/det = 2,185. 40 . 1,7023/2 192,460 m3/det = 194,067 m3/det

Untuk hasil perhitungan nilai koefisien limpahan (C) dan tinggi air diatas pelimpah (Hd ) dengan beberapa variasi debit disajikan tabel 5.1 berikut ini : Tabel 4.1. Nilai Koefisien Limpahan (C) dan tinggi muka air diatas pelimpah (Hd ) Metode USBR Kala Ulang (th) 5 20 0,5 PMF Sumber : Hasil Perhitungan Q Outflow (m3 det) 69,250 82,060 192,460 C (m0,5 /det) 2,181 2,181 2,185 Hd (m) 0,859 0,860 1,702

26 4.1.2.Perhitungan Profil Muka Air di Atas Pelimpah Pendekatan perhitungan profil muka air pada pelimpah tidak dapat didekati secara akurat menggunakan persamaan energi, hal ini dikarenakan adanya gangguan dari aliran yang datang dari saluran samping pada sisi kanan dan kiri pelimpah. Pendekatan melalui persamaan energi. Berikut contoh perhitungan diambil untuk Q2th : Q5th Z = 69,250m3/det = 11 m

Denga mensubstitusi persamaan Vz ! 2 g ( Z  H z  y z ) dengan V z !


Q L. y z

Maka didapatkan persamaan sebagai berikut :


2 g (Z  H z  y z )  Q !0 L. y z

2 v 9,81 v (11,00  0,859  y z ) 

69,250 !0 40. y z

Selanjutnya dengan coba-coba (trial & error) akan didapatkan nilai yz = 0,114 m. Selanjutnya didapatkan nilai Vz = 69,25/(40 x 0,114) = 15,180 m/det. Bilangan froude Fz =
Vz g.y z ! 15,180 9,81 X 0,114 ! 14,352

Elevasi dasar saluran = 30 Elevasi muka air = 30 + 0,114 = +30,114 Perhitungan selanjutnya disajikan pada tabel 4.2 - 4.4.

27

28

29

30 4.2. Analisa Hidraulika untuk Saluran Samping 4.2.1. Bentuk Saluran Samping Waduk Suplesi Pejok menggunakan pelimpah Overflow yang mempunyai dua saluran samping (side channel) pada tubuh pelimpah. Bentuk saluran samping berpenampang trapesium dengan lebar bagian hilir 7,00 m dan bagian hulu 3,00 m dengan kemiringan dasar. Saluran samping terdapat pada bagian kanan dan kiri pelimpah.

4.2.2. Perhitungan Saluran Samping Menggunakan Metode Hinds Untuk menguji apakah saluran samping aman dari bahaya overtopping maka perlu dilakukan analisa hidraulika saluran samping. Perhitungan saluran samping memasukkan kondisi aliran kritis pada ujung hilir saluran samping. Saluran samping diuji mulai seri 1 sampai dengan seri 5 dan dimensi awal seri 0, sebagai berikut : Tabel 4.5 Dimensi Saluran Samping Seri 0 No 1 2 3 4 Dimensi Lebar hulu Lebar hilir Kemiringan Panjang Seri 0 3,00 m 7,00 m -0,05 10,00 m

Sumber Anonim 2006

Tabel perhitungan muka air pada seri 0 disajikan pada tabel 4.6 4.8, dan hasil pengukuran seri 1 sampai dengan seri 5 terdapat pada lampiran. Sebagai catatan bahwa untuk perlakuan model seri 6 dan seri 7 tidak menggunakan saluran samping. Berdasarkan hasil pengamatan model dengan berbagai perlakuan debit, maka model seri 5 memberikan unjuk hasil hidrolik (performance hydraulic) yang memuaskan dengan indikasi aliran yang merata di saluran samping kiri dan kanan.

31

32

33

34 4.2.3. Terjunan Saluran Samping (Drop Number) Untuk mengetahui geometri terjunan dari saluran samping yang langsung mengenai stilling basin, maka perhitungan dapat didekati dengan fungsi bilangan terjunan. Untuk menghitung panjang terjunan menggunakan persamaan. D =
q2 gh 3

Ld ! 4,30 D 0, 27 h

Dengan : D = Bilangan terjunan q = Debit per satuan lebar g = Angka gravitasi h = Tinggi jatuh air

Geometri terjunan dapat diperoleh dengan langkah sebagai berikut : Diketahui : Qx = 17,313 m3/det (Q5th) y b h q = 0,680 m (Hasil Perhitungan Hinds) = 5,5 m (Lebar Saluran Samping) =7m =
Q x 17,313 ! ! 3,148 m 2 / det 5,5 b q2 3,148 ! 3 ! 0,0029 3 h . g 7 .9,81

Ld = h.4,30 D0,27 = 6.2403m Tabel 4.9. Perhitungan Terjunan Saluran Samping pada Seri 0
kala ulang 5 th 20 th 0,5PMF q 3.148 3.597 8.748 q
2

g 9.810 9.810 9.810

h 7.000 7.000 7.000

D 0.0029 0.0038 0.0227

Ld 6.2403 6.7067 10.8373

9.908 12.940 76.531

343.000 343.000 343.000

Sumber : Hasil Perhitungan

35 4.3. Analisa Hidraulika Peredam Energi 4.3.1. Loncatan Hidraulik Pelimpah Waduk Suplesi Pejok bagian tengah (20 m) adalah Overflow sehingga pendekatan perhitungan dilakukan dengan Persamaan Energi dengan asumsi tidak ada distorsi dari aliran dari saluran samping kanan dan kiri. E1 = E2 Z1 + h1 +
V12 V2 = Z2 + h2 + 1 2g 2g

h2 1 1  8 F12  1 ! h1 2 Dengan :

E = Energi spesifik section Z = Peninggian dasar h = Tinggi muka air section V = Kecepatan aliran g = Gaya gravitasi Fr = Bilangah Froude Contoh perhitungan : Diketahui : Q Ho Zo b = 79,140 m3/det (Q20th debit design stilling basin) = 0,860 m (tinggi air diatas pelimpah) = 11 m = 40 m

maka : Vo = Q/A = 79,140 / (40 * 0.860) = 2.015 m/det


Vo ! 0,12 2g

Eo = 11 + 0.860 + 0,12 = 12,130 m E1 = 0 + h1 +


q2 h12 .2 g

36 1.995 h12

= 0 + h1 +

Eo = E1 dengan Trial and error Maka h1 = 0,129 m V1 = q = 15,345 m/det h1


V1 = 12,132 g .h1

F1

> 4,5

Stilling Basin yang di ekomendasikan USBR II

h2

0,129 1  12,132 2  1 2

Hasil perhit ngan dengan variasi debit pada Seri 0 disajikan pada tabel

17

Tabel 4 10 Perhit ngan Loncatan Hidrolik model seri 0


kala ulang 5 th 20 th 0,5pmf Q 69.25 79.14 192.46 Ho 0.859 0.860 1.02 v0 2.015 2.301 4.717 2g 19.620 19.620 19.620 h1 0.113 0.129 0.303 v1 15.314 15.345 15.879 E0 12.066 12.130 13.154 E1 12.066 12.130 13.154 F1 13.8086 12.1318 5.3417 h2 2.152 2.149 2.143 Lj Jenis Aliran

9.232 superkritis 9.239 superkritis 8.141784 superkritis

4.3.2. T il W Tail

L v l TWL

ater level dari USBR tipe II tidak boleh kurang dari sequent depth (h ),

T L didekati dengan menggunakan persamaan : TWDepth = 7 h Dengan


= Panjang sebelum loncatan

Contoh Perhitungan : Diketahui :


h h

= 0,

= , 4 m

TWDepth = 7 h TWDepth = 7 0, E = ET

37 V V ! dZ  TWDepth  tw g g

h 

,14 + 0,04 = dZ +

1 3 + 0,04 Aman 18

dZ = -0,044 m = h

Untuk perhitungan berikutnya disajikan pada tabel Tabel 4 11 Hasil Perhitungan Kondisi T L

kala ulang 5 th 20 th 0,5pmf

TWL 2.318 2.193 2.273

H2 2.152 2.149 2.143

dz -0.166 -0.044 -0.130

Kondisi aman aman aman

4.3.3. Gerusan Setempat (local scouring)

Data pengamatan local ditunjukkan pada tabel gambar Tabel No 1 1

couring terdalam masing-masing model seri

Gambar kontur hasil model tertera pada lampiran

1 Data Gerusan lokal model seri Model Seri 1 Seri Kedalaman Gerusan (m) 3, 6 ,80 4,71 4, 8 1,80 1,06 3,04

3 4

Seri 3 Seri 4 Seri

6 7

Seri 6 Seri 7

38

Anda mungkin juga menyukai