Anda di halaman 1dari 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik subjek

Jumlah anak yang diperiksa selama penelitian di Posyandu Puskesmas Bahu adalah berjumlah 115 anak. Karakteristik 115 anak dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi subjek penelitian berdasarkan usia dan jenis kelamin Karakteristik Jenis kelamin subjek penelitian Usia L (%) P (%) 6 11 (15,94) 7 (15,21) 7 6 (8,69) 4 (8,69) 8 2 (2,89) 9 19 (27,53) 10 (21,73) 10 7 (10,14) 2 (4,34) 11 4 (5,79) 3 (6,52) 12 2 (2,89) 2 (4,34) 13 3 (4,34) 14 1 (1,44) 1 (2,17) 15 1 (1,44) 3 (6,52) 16 3 (6,52) 17 1 (1,44) 1 (2,17) 18 1 (1,44) 19 2 (2,89) 20 3 (4,34) 1 (2,17) 21 1 (1,44) 2 (4,34) 22 2 (4,34) 23 2 (2,89) 2 (4,34) 24 3 (4,34) 3 (6,52) Total 69 46

jumlah 18 10 2 29 9 7 4 3 2 4 3 2 1 2 4 3 2 4 6 n (%) (15,65) (8,69) (1,73) (25,21) (7,82) (6,08) (3,47) (2,60) (1,73) (3,47) (2,60) (1,73) (0,86) (1,73) (3,47) (2,60) (1,73) (3,47) (5,21) 115

Data di atas menunjukkan bahwa subjek penelitian terdiri dari subjek dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 69 anak dan subjek dengan jenis kelamin perempuan 46 anak. Presentase subjek penelitian dengan jumlah anak paling banyak terdapat pada usia 9 bulan, dengan jumlah 29 anak (25,21%) dan presentase subjek penelitian dengan jumlah anak paling sedikit terdapat pada usia 18 bulan dengan jumlah 1 anak (0,86%).

19

2. Hasil penilaian status gizi berdasrkan perhitungan antropometri (BB/U) Penilaian status gizi dilakukan terhadap semua subjek yang diteliti dengan cara mengukur berat badan anak seperti yang ditunjukan pada Tabel 3.
Tabel 3. Distribusi status gizi (BB/U) menurut jenis kelamin Status gizi Jenis kelamin L n (%) Gizi lebih 1 (0,86) Gizi baik 59 (51,30) Gizi kurang 8 (6,95) Gizi buruk 2 (1,73) Total 70 (60,86)

P n (%) 36 (31,30) 7 (6,08) 2 (1,73) 45 (39,13)

Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar subjek dengan gizi baik memiliki jumlah 95 anak (82,60%), diikuti gizi kurang dengan jumlah 15 anak (13,04%), gizi buruk dengan jumlah 4 anak (3,47%), dan gizi lebih dengan jumlah 1 anak (0,86%).
3. Hasil pemeriksaan erupsi gigi desidui berdasarkan usia

Pemeriksaan ini dilakukan dengan memeriksa erupsi gigi i1 - m2 pada rahang atas maupun rahang bawah berdasarkan usia. Gigi desidui tersebut masing masing diperiksa apakah telah erupsi atau belum sesuai usia 6 24 bulan pada (Tabel 4 8).
Tabel 4. Distribusi erupsi gigi i1 dan i2 yang belum dan sudah lengkap usia 6 11 bulan Usia Erupsi gigi (bulan) Sudah lengkap Belum lengkap n (%) n (%) 6 18 (24,00) 7 10 (13,33) 8 2 (2,66) 9 29 (38,66) 10 4 (5,33) 5 (6,66) 11 4 (5,33) 3 (4,00) Total 8 (10,66) 67 (89,31)

Data di atas menunjukan subjek penelitian dari usia 6 9 bulan, anak dengan gigi i1 dan gigi i2 belum erupsi lengkap. Subjek penelitian dengan gigi i1 dan i2 yang sudah erupsi lengkap terdapat pada usia 10 bulan dan 11 bulan. Subjek penelitian
20

yang sudah memiliki erupsi gigi i1 dan i2 lengkap di usia 10 bulan sejumlah 4 anak (5,33%) dan yang belum memiliki erupsi lengkap berjumlah 5 anak (6,66%). Subjek penelitian yang sudah memiliki erupsi gigi desidui i1 dan i2 yang sudah lengkap pada usia 11 bulan sejumlah 4 anak (5,33%) dan yang belum memiliki erupsi lengkap berjumlah 3 anak (4,00%).
Tabel 5. Distribusi erupsi gigi m1 yang belum dan sudah lengkap usia 12 15 bulan Usia Erupsi gigi (bulan) Sudah lengkap Belum lengkap n (%) n (%) 12 4 (30,76) 13 1 (7,69) 2 (15,38) 14 2 (15,38) 15 1 (7,69) 3 (23,07) Total 2 (15,38) 11 (84,60)

Data di atas menunjukan subjek penelitian pada usia 12 bulan berjumlah 4 anak (30,76%) belum memiliki erupsi gigi m1 lengkap. Subjek penelitian pada usia 13 bulan dengan jumlah 4 anak, masing-masing 1 anak (7,69%) telah memiliki erupsi gigi m1 lengkap, dan 3 anak (23,07%) belum memiliki erupsi gigi m1 lengkap. Subjek penelitian pada usia 14 bulan berjumlah 2 anak (15,38%) belum memiliki erupsi gigi m1 lengkap. Subjek penelitian pada usia 15 bulan dengan jumlah subjek 4 anak, masing-masing 1 anak (7,69%) sudah memiliki erupsi gigi m1 lengkap, dan 3 anak (23,07%) belum memiliki erupsi gigi m1 lengkap.
Tabel 6. Distribusi erupsi gigi c yang belum dan sudah lengkap usia 16 19 bulan Usia Erupsi gigi (bulan) Sudah lengkap Belum lengkap n (%) n (%) 16 3 (37,5) 17 2 (25,00) 18 1 (12,5) 19 2 (25,00) Total 3 (37,5) 5 (62,5)

Data di atas menunjukan subjek penelitian pada usia 16 bulan dengan jumlah 3 anak (37,5%) dan usia 17 bulan dengan jumlah 2 anak, masing-masing gigi c belum erupsi lengkap. Sedangkan pada subjek usia 18 bulan dengan jumlah 1 anak

21

(12,5%) dan subjek usia 19 bulan dengan jumlah 2 anak (25,00%), masing-masing gigi c sudah erupsi lengkap.
Tabel 7. Distribusi erupsi gigi m2 yang belum dan sudah lengkap usia 20 24 bulan Usia Erupsi gigi (bulan) Sudah lengkap Belum lengkap n (%) n (%) 20 1 (5,26) 3 (15,78) 21 3 (15,78) 22 1 (5,26) 1 (5,26) 23 1 (5,26) 3 (15,78) 24 3 (15,78) 3 (15,78) Total 6 (31,57) 13 (68,38)

Data di atas menunjukan subjek penelitian pada usia 20 bulan dengan jumlah 4 anak, masing-masing 1 anak (5,26%) sudah memiliki erupsi gigi m2 lengkap, dan 3 anak (15,78%) belum erupsi lengkap. Subjek penelitian dengan usia 21 bulan dengan jumlah 3 anak (15,78%) belum memiliki erupsi gigi m2 lengkap. Subjek penelitian pada usia 22 bulan dengan jumlah 2 anak, masing-masing 1 anak (5,26%) sudah memiliki erupsi gigi m2 lengkap, dan 1 anak (5,26%) belum erupsi lengkap. Subjek penelitian pada usia 23 bulan dengan jumlah 4 anak, masing-masing 1 anak (5,26%) sudah memiliki erupsi gigi m2 lengkap, dan 3 anak (15,78%) belum erupsi lengkap. Subjek penelitian pada usia 24 bulan dengan jumlah 6 anak, masingmasing 3 anak (15,78%) sudah memiliki erupsi gigi m2 lengkap dan 3 anak (15,78%) lainnya belum erupsi lengkap. 4. Distribusi erupsi gigi desidui yang belum dan telah erupsi lengkap berdasarkan status gizi (BB/U) Pemeriksaan dilakukan dengan mencocokan subjek penelitian berdasarkan berat badan ( status gizi ) lebih, baik, kurang, dan buruk dengan anak usia 6 24 bulan yang gigi desidui belum erupsi lengkap dan sudah erupsi lengkap pada rahang atas maupun rahang bawah. Gigi yang diperiksa mulai dari i1 m2 baik pada rahang atas maupun rahang bawah pada ( Tabel 8 11).

22

Tabel 8. Distribusi erupsi gigi i1 dan i2 berdasarkan status gizi anak usia 6 11 bulan Status gizi Usia Lebih Baik Kurang Buruk (bulan) L BL L BL L BL L BL n (%) n (%) n (%) n (%) n(%) n (%) n (%) n (%) 6 17 1 (22,66) (1,33) 7 10 (13,33) 8 1 1 (1,33) (1,33) 9 1 1 21 5 1 (1,33) (1,33) (28,00) (6,66) (1,33) 10 2 4 1 1 1 (2,66) (5,33) (1,33) (1,33) (1,33) 11 3 3 1 (4,00) (4,00) (1,33) Total 1 6 56 2 7 1 2 (1,33) (7,99) (74,66) (2,66) (9,32) (1,33) (2,66)

Data di atas menunjukan bahwa presentase anak yang belum erupsi lengkap pada kategori gizi baik paling banyak dengan jumlah 56 anak (74,66%), diikuti subjek penelitian kategori gizi kurang dengan jumlah anak 7 anak (9,32%), kemudian gizi buruk dengan jumlah 2 anak (2,66%) dan gizi lebih dengan jumlah 1 anak (1,33%). Subjek penelitian yang sudah erupsi gigi lengkap pada kategori gizi baik dengan jumlah 6 anak (7,99%), diikuti dengan subjek penelitian kategori gizi 2 anak (2,66%) dan kategori gizi buruk dengan jumlah 1 anak (1,33%).
Tabel 9. Distribusi erupsi gigi m1 berdasarkan status gizi anak usia 12 15 bulan Status gizi Usia Lebih Baik Kurang Buruk (bln) L BL L BL L BL L BL n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) 12 2 2 (15,38) (15,38) 13 2 1 (15,38) (7,69) 14 2 (15,38) 15 1 2 1 (7,69) (15,38) (7,69) Total 1 8 1 3 (7,69) (61,53) (7,69) (23,07)

23

Berdasarkan data di atas ditemukan bahwa presentase jumlah erupsi gigi yang belum lengkap, memiliki presentase lebih banyak dibanding yang telah erupsi lengkap. Jumlah subjek penelitian yang belum erupsi lengkap paling banyak terdapat pada kategori gizi baik, dengan jumlah anak 8 anak (61,53%), dan diikuti dengan subjek penelitian dengan kategori gizi kurang 3 anak (23,07%). Data di atas juga menunjukan bahwa jumlah subjek penelitian yang sudah erupsi gigi lengkap terdapat pada gizi baik 1 anak (7,69%) dan gizi kurang dengan jumlah 1 anak (7,69%).
Tabel 10. Distribusi erupsi gigi c berdasarkan status gizi anak usia 16 19 bulan Status gizi Usia Lebih Baik Kurang Buruk (bln) L (%) BL L BL (%) L (%) BL L (%) BL (%) (%) (%) (%) 16 3 (37,5) 17 2 (25,00) 18 1 (12,5) 19 2 (25,00) Total 3 5 (37,5) (62,5)

Subjek penelitian dengan erupsi gigi belum lengkap dengan kategori gizi baik lebih banyak di banding dengan gigi yang sudah erupsi lengkap. Jumlah anak yang belum erupsi lengkap adalah 5 anak (62,5%) dan yang sudah erupsi lengkap berjumlah 3 anak (37,5%).
Tabel 11. Distribusi erupsi gigi i1 dan i2 berdasarkan status gizi anak usia 20 24 bulan Usia Status gizi (bulan) Lebih Baik Kurang Buruk L (%) BL (%) L (%) (5,26) (5,26) (5,26) (10,52) (26,31) BL (%) 3 (15,78) 2 (10,52) 1 (5,26) 2 (10,52) 3 (15,78) 11 (57,89) L (%) BL (%) L (%) 1 (5,26) 1 (5,26) BL (%) 1 (5,26) 1 (5,26) 2 (10,52)

20 21 22 23 24 Total

1 1 1 2 5

24

Data di atas menunjukan bahwa presentase erupsi gigi yang belum lengkap lebih banyak dibanding yang sudah lengkap. Subjek penelitian dengan erupsi gigi yang belum lengkap paling banyak terdapat pada kategori gizi baik dengan jumlah 11 anak (57,86%), diikuti subjek dengan gizi kurang 1 anak (5,26%) dan gizi buruk dengan jumlah 1 anak (5,26%). Subjek penelitian dengan erupsi gigi yang sudah lengkap paling banyak terdapat pada kategori gizi baik dengan jumlah 5 anak (26,03%), dan diikuti subjek dengan gizi kurang dengan jumlah 1 anak (5,26%). B. Pembahasan
1. Distribusi subjek penelitian berdasarkan usia dan jenis kelamin

Penelitian ini dilakukan pada anak usia 6 bulan 24 bulan di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang. Tabel 2 menunjukkan bahwa subjek penelitian dengan usia 6 24 bulan berjenis kelamin laki laki berjumlah 69 anak dan perempuan berjumlah 46 anak dengan total 115 anak. Jumlah anak anak laki-laki lebih banyak dari anak perempuan disebabkan karena presentase anak laki-laki yang datang pada saat pemeriksaan dilakukan lebih banyak. Pertumbuhan dan perkembangan pada waktu bayi sangatlah pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis.29
2. Distribusi status gizi (BB/U) berdasarkan jenis kelamin

Penilaian status gizi ditentukan dengan melihat berat badan bayi. Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa subjek dengan berat badan normal atau bergizi baik memiliki presentase tertinggi yakni berjumlah 95 anak (82,60%) diikuti dengan gizi kurang berjumlah 15 anak (13,04%), gizi buruk berjumlah 4 anak (3,47%) dan gizi lebih berjumlah 1 anak (0,86%). Masalah gizi disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait baik secara langsung maupun tidak langsung, secara langsung dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan kurangnya asupan gizi yang seimbang, sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh kualitas pelayanan kesehatan, pola asuh yang kurang, rendahnya pendidikan, pengetahuan, dan tingkat pendapatan masyarakat.30
3. Distribusi erupsi gigi desidui berdasarkan usia 6 11 bulan

25

Tabel 4 menunjukan bahwa subjek pada usia 6 9 bulan gigi desidui belum erupsi lengkap. Erupsi gigi desidui i1 dan i2 lengkap baru terlihat pada usia 10 bulan dan 11 bulan. Subjek penelitian pada usia 10 bulan dengan jumlah erupsi yang sudah lengkap adalah 4 anak (5,33%) dan yang belum lengkap adalah 5 anak (6,66%), sedangkan pada usia 11 bulan erupsi gigi i1 dan i2 yang sudah lengkap berjumlah 4 anak (5,33%) dan yang belum lengkap berjumlah 3 anak (4,00%). Secara keseluruhan gigi desidui yang belum dan telah erupsi berdasarkan usia 6 11 bulan terdapat perbedaan waktu erupsi tiap masing masing anak. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan gigi salah satunya yakni perbedaan asupan nutrisi dari masing masing anak. Asupan kalsium dan vitamin ( A,C,D ) sangat berperan penting dalam proses erupsi gigi. Vitamin A dapat memberikan efek pada mikrostruktur lapisan email, yang akan memberikan kelemahan terhadap serangan karies, sedangkan vitamin C dan D masing masing dapat menyebabkan pendarahan pada daerah pulpa gigi, keterlambatan erupsi gigi dari jadwal erupsi normal gigi dan berpengaruh pada perletakan garam kalsium yang merupakan komponen utama dari jaringan email, dentin, dan sementum. Adanya kekurangan asupan dari zat zat gizi tersebut dapat mengakibatkan terjadinya keterlambatan waktu erupsi gigi anak.24,25

26

Anda mungkin juga menyukai