Anda di halaman 1dari 10

V. HUBUNGAN ANTARA ALTITUDE DENGAN TEKANAN UDARA, SUHU UDARA, DAN RH A. Pendahuluan 1.

Latar Belakang Perlu diketahui bahwa suhu udara antara daerah satu dengan daerah lain sangat berbeda. Hal ini sangat dipengaruhi salah satunya adalah tinggi rendahnya tempat. Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi rendah suatu daerah disebut amplitudo. Alat yang digunakan untuk mengatur suhu udara dinamakan termometer. Garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama disebut garis isotherm. Salah satu sifat khas udara yaitu bila kita naik 100 meter, suhu udara akan turun 0,6 C. Di Indonesia suhu rata-rata tahunan pada ketinggian 0 meter adalah 26 C. Misalnya, suatu daerah dengan ketinggian 5.000 m di atas permukaan laut suhunya adalah 26 C -0,6 C = -4 C, jadi suhu udara di daerah tersebut adalah -4 C. Perbedaan temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu udara rata-rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut. Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan waktu yang berbeda, besarnya juga berbeda. Tekanan udara secara vertikal yaitu makin ke atas semakin menurun. Hal ini dipengaruhi oleh komposisi gas penyusunnya makin ke atas makin berkurang, sifat udara yang dapat dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas makin lemah, dan adanya variasi suhu secara vertikal di atas troposfer (>32 km) sehingga makin tinggi tempat suhu makin naik. Tekanan udara secara horizontal yaitu variasi tekanan udara dipengaruhi suhu udara, bahwa daerah yang suhu udaranya tinggi akan bertekanan rendah dan daerah yang bersuhu udara

63

63

rendah tekanannya tinggi. Pola penyebaran tekanan udara horizontal dipengaruhi lintang tempat, penyebaran daratan dan lautan, pergeseran posisi matahari tahunan. Besaran yang sering dipakai untuk menyatakan kelembaban udara adalah kelembaban nisbi yang diukur dengan psikrometer atau higrometer. Kelembaban nisbi berubah sesuai tempat dan waktu. Pada siang hari kelembaban nisbi berangsur angsur turun kemudian pada sore hari sampai menjelang pagi bertambah besar 2. Tujuan Praktikum Tujuan praktikum agroklimatologi acara hubungan antara altitude dengan tekanan udara, suhu udara, dan Rh ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat terhadap perubahan tekanan udara, suhu udara, dan Rh udara. 3. Waktu dan Tempat Pelaksananan Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di beberapa lokasi pada periode yang hampir bersamaan dan dilakukan saat udara cerah. Lokasi pengamatan meliputi Solo, Karanganyar, dan Tawangmangu. B. Tinjauan Pustaka Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya kepada setiap bidang seluas 1 cm2 yang mendatar dari permukaan bumi. Hal ini dapat dipahami bahwa setiap lapisan udara yang dibawah mendapat tekanan udara dari yang diatasnya. Oleh karena itu lapisan yang dibawah keadaan tegang. Ketegangan itu sangat besar sehingga berat udara yang diatasnya bertahan dalam keadaan seimbang. Tinggi barometer ialah panjang kolom air raksa yang seimbang dengan tekanan udara pada waktu itu. Tekanan udara umumnya menurun sebesar 11 mb untuk setiap

bertambahnnya ketinggian tempat sebesar 100 meter. Tekanan udara dipengaruhi oleh suhu, suhu udara didaerah tropis menunjukkan fluktasi musiman yang sangat kecil. Oleh sebab itu dapat dipahami jika tekanan udara dikawasan tropis relatif konstan (Kensaku, 2002). Kelembaban udara dibagi menjadi dua yaitu kelembaban relatif dan absolut. Kelembaban relatif atau nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di

64

udara dengan yang terkandung di udara pada suhu yang sama. Kelembaban absolut atau mutlak yaitu banyaknya uap air dalam gram pada 1 m3 (Ubaid, 2011) Suhu mencakup dua aspek, yaitu derajat dan insolasi. Insolasi menunjukkan energi panas dari matahari, mirip dengan pengertian intensitas pada radiasi. Salah satu yang mempengaruhi insolasi adalah Altitude (tinggi tempat dari permukaan laut) semakin tinggi altitudeinsolasi semakin rendah, setiap naik 100 m suhu turun 0,6 0 Cc. Musim berpengaruh terhadap insolasi dalam kaitannya dengan kelembaban udara dan keadaan awan (Irham, 2010). Meningkatnya suhu udara rata-rata, naiknya suhu permukaan air laut, perubahan pola hujan, pergeseran awal musim kemarau maupun musim hujan, merupakan dampak dari adanya pemanasan global/ perubahan iklim. Ada dua akibat dari meningkatnya temperatur adanya perubahan tekanan, sirkulasi udara yang menyebabkan kecepatan angin menjadi lebih kencang. Adanya penguapan, uap air berkumpul di atas menyebabkan atmosfir basah, intensitas curah hujan menjadi meningkat (Firman, 2009). Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas tertentu, misalnya 1 cm2. Satuan yang digunakan adalah atmosfer (atm),millimeter kolom air raksa (mmHg) atau milibar (mbar).Tekanan udara patokan (sering juga disebut tekanan udara normal) adalah tekanan kolom udara setinggi lapisan atmosfer bumi pada garis lintang 450 dan suhu 00C. Besarnya tekanan udara tersebut dinyatakan sebagai 1 atm. Tekanan sebesar 1 atm ini setara dengan tekanan yang diberikan oleh kolom air raksa setinggi 760 mm. Satuan tekanan selain dengan atm atau mmHg juga dapat dan sering dinyatakan dalam satuan kg/m2 (Andrea,2010). C. Alat dan Cara Kerja 1. Alat Alat yang digunakan pada praktikum agroklimatologi acara hubungan antara altitude dengan tekanan udara, suhu udara, dan Rh adalah: a. Thermometer

65

b. Hygrometer c. Barometer d. Altimeter 2. Cara Kerja Cara kerja yang perlu diperhatikan pada praktikum agroklimatologi acara hubungan antara altitude dengan tekanan udara, suhu udara, dan Rh adalah: a. Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan. b. Melakukan perjalanan siang (11-12) dari Solo sampai Tawangmangu, dan amati komponen cuaca pada beberapa ketinggian seperti : Solo (UNS), Karanganyar, Karangpandan dan Tawangmangu. c. Meakukan perjalanan sore (14-15) dari Tawangmangu ke Solo, dan dilakukan pengamatan yang sama. d. Melakukan analisis dan interpretasi data yang telah diperoleh, dan buatlah komentar dan kesimpulan dari data yang didapat.

66

D. Hasil Pengamatan Tabel 5.1 Data Rekapan Hubungan antara Altitude dengan Tekanan Udara, Suhu Udara, dan RH
Lokasi Solo Karanganyar Karangpandan Tawangmangu Cemoro Sewu Tawangmangu Karangpandan Karanganyar Solo Waktu 07.00 07.47 08.20 09.02 10.10 11.02 11.35 11.48 11.48 Ketinggian Suhu RH (mdpl) 130 219 676 1205 1813 1117 589 219 130 ( C) (%) 30 30 29,5 28 25,6 29 30 30 31 55 52 50 55 60 57 55 55 50
0

Tekanan Intensitas Angin Cahaya (hpa) (m/s) (fc) 998 988 934 879 813 879 954 986 996 5250 5490 6700 3670 3280 409 1400 2000 5350 0 0

Koordinat 703414,5LS & 11005237,9BT 703626,5LS & 11005846,6BT

Vegetasi Sawah Sawah Sawah Sayuran Stroberi Sayuran Sawah Sawah Sawah

1,02 703729,5LS & 1110510,4BT 0 703649,3LS & 1110842,1BT

1,02 703952,1LS & 11101127,3BT 0 703649,3LS & 1110842,1BT

0,90 703656,8LS & 1110320,1BT 0,4 703626,5LS & 11005846,6BT 0,4 703414,5LS & 11005237,9BT

Sumber : Laporan Sementara E. Pembahasan Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi rendah suatu daerah disebut amplitudo. Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan udara dinamakan termometer. Garis khayal yang menghubungkan tempattempat yang mempunyai tekanan udara sama disebut garis isotherm. Salah satu sifat khas udara yaitu bila kita naik 100 meter, suhu udara akan turun 0,6 C. Di Indonesia suhu rata-rata tahunan pada ketinggian 0 meter adalah 26 C. Perbedaan temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu udara rata-rata tahunan pada setiap

67

wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut. Semakin tinggi tempat, maka tekanan udara semakin tinggi dan intensitas cahaya rendah. Tekanan udara berbanding terbalik dengan suhu dan berbanding lurus dengan RH. Sedangkan intensitas cahaya berbanding terbalik dengan tinggi tempat. RH sendiri merupakan perbandingan antara uap air yang terkandung pada massa udara dengan uap air jenuh/maksimum yang dapat dikandung pada massa udara tersebut. Apabila kelembaban semakin tinggi itu berarti semakin banyak uap air yang terkandung pada massa udara. Dengan semakin banyaknya uap air tersebut tentu hasil perbandingan dengan uap air maksimum pada massa udara akan semakin tinggi. Jadi semakin tinggi tempat maka naungan atau pepohonannya semakin banyak sehingga tekanan semakin tinggi, RH semakin tinggi dan intensitas cahaya semakin rendah. Semakin tinggi RH, maka semakin tinggi ketinggian tempatnya. Perubahan RH pada suhu yang sama disebabkan oleh faktor angin dan intensitas cahaya (pada tempat yang sama) selain itu karena faktor ketinggian tempat dan kemiringan (pada lokasi yang berbeda). Pada perubahan ini angin berperan pada pendinginan suhu sehingga keberadaan angin pada suhu tinggi akan menjadikan suhu turun dan RH naik, dan sebaliknya. Intensitas cahaya berperan dalam memuaikan udara sehingga massa udara menjadi renggang, kemudian menurunkan RH dan sebaliknya. Sedangkan ketinggian dan kemiringan mempengaruhi penerimaan intensitas cahaya yang juga mempengaruhi RH. Faktor yang mempengaruhi besarnya RH suatu lokasi adalah: 1. Ketinggian tempat (altitude), semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin tinggi dan intensitas cahaya rendah. Sehingga semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi suhu udara dan tanah.

68

2. Letak (Latitude), semakin letak garis lintang (latitude) mendekati garis equator atau garis khatulistiwa maka suhu akan semakin tinggi dan kelembaban tinggi namun tekanan udaranya akan rendah karena tekanan udara berbanding terbalik dengan suhu dan berbanding lurus dengan RH. 3. Sinar matahari, sedangkan intensitas cahaya berbanding terbalik dengan tinggi tempat. Bila RH semakin tinggi maka intensitas cahaya semakin rendah. 4. Curah hujan, bila curah hujan tinggi maka kelembaban akan semakin tinggi karena semakin banyak uap air yang terkandung pada massa udara. 5. Tajuk tanaman, semakin tinggi tempat maka naungan atau pepohonannya semakin banyak sehingga tekanan semakin tinggi, RH semakin tinggi dan intensitas cahaya semakin rendah. 6. Kandungan air, kelembaban semakin tinggi itu berarti semakin banyak uap air yang terkandung pada massa udara. Dengan semakin banyaknya uap air tersebut tentu hasil perbandingan dengan uap air maksimum pada massa udara akan semakin tinggi. Pengamatan yang dilakukan di lima tempat yaitu Solo, Karanganyar, Karangpandan dan Tawangmangu serta Cemoro Sewu mempunyai perbedaan altitude atau ketinggian tempat dan latitude atau letak lintang. Sehingga mempengaruhi RH, suhu, tekanan, intensitas cahaya dan kecepatan angin yang didapat. Adanya berbagai vegetasi yang berbeda-beda dapat mempengaruhi tingkat fluktuasi RH, suhu, tekanan, intensitas dan kecepatan angin juga. Berdasarkan Tabel 5.1 Hubungan antara Altitude dengan Tekanan Udara, Suhu Udara, dan RH yang menjelaskan bahwa hubungan antara altitude dengan tekanan udara, suhu udara dan RH diketahui perbedaan yang ada pada lima lokasi di Solo, Karanganyar, Karangpandan dan Tawangmangu serta Cemoro Sewu. Pengamatan ini dilakukan pada pagi sampai siang hari yaitu pukul 07.0012.20 WIB. Lokasi pertama yang berada di Solo pada pukul 07.00 WIB yang berketinggian 130 mdpl dengan suhu 300C, RH 55%, tekanan udara 998 hpa dan intensitas cahaya 5250 FC serta kecepatan angin 0

69

m/s sedangkan pada pukul 12.20 WIB dilakukan pengamatan di lokasi Solo didapat ketinggiannya 130 mdpl, suhu 310C, RH 50 %, tekanan udara 996 hpa dan intensitas cahaya 5350 Fc serta kecepatan angin 0,4 m/s sehingga didapat vegetasi disana yaitu sawah. Di lokasi Karanganyar pada pukul 07.47 WIB dengan ketinggian tempat 219 mdpl, suhu 300C, RH 52 %, tekanan 988 hpa dan intensitas cahaya 5490 fc serta tidak ada angin sedangkan pada pukul 11.48 WIB saat di Karanganyar mempunyai ketinggian tempat 219 mdp, suhu 300C, RH 55 %, tekanan 986 hpa, intensitas cahaya 2000 fc dan angin 0,4 m/s sehingga vegetasi disana yaitu sawah. Pada pengamatan saat di

Karangpandan pukul 08.20 WIB mempunyai ketinggian tempat mencapai 1117 mdpl, suhu 290C, RH 57 %, tekanan 879 hpa, intensitas cahaya 409 fc dan angin 0 m/s berarti tidak ada angin didaerah tersebut sedangkan Karangpandan pukul 08.20 WIB mempunyai ketinggian tempat 676 mdp, suhu 29.50C, RH 50 %, tekanan 934 hpa dan intensitas cahaya 6700 fc serta angin 1,02 m/s sehingga vegetasi disana yaitu sawah. Di Tawangmangu pukul 09.02 WIB mempunyai ketinggian tempat 1205 mdpl, suhu 280C, RH 55 %, tekanan 879 hpa dan intensitas cahaya 3670 fc serta tidak ada angin sedangkan saat di Tawangmangu pukul 11.02 WIB mempunyai ketinggian tempat 1117 mdpl, suhu 290C, RH 57 %, tekanan 879 hpa dan intensitas cahaya 409 fc serta tidak ada angin sehingga vegetasi disana yaitu sayuran. Pada pengamatan saat di Cemoro Sewu pukul 10.10 WIB mempunyai ketinggian tempat 1813 mdpl, suhu 25.60C, RH 60 %, tekanan 813 hpa dan intensitas cahaya 3280 fc serta angin 1,02 m/s sehingga vegetasi di tempat tersebut adalah stroberi. E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan praktikum hubungan antara altitude dengan tekanan udara, suhu udara dan RH maka dapat disimpulkan bahwa : a. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah tekanan udaranya, dan sebaliknya.

70

b. Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu udara semakin rendah dan sebaliknaya. c. Semakin tinggi suatu tempat, maka kelembabannya semakin tinggi dan sebaliknya. d. Kelembaban udara berbanding terbalik dengan perubahan suhu dan tekanan udara. e. Perubahan suhu udara berbanding lurus dengan perubahan tekanan udara. 2. Saran a. Praktikum kali ini melibatkan semua praktikan dalam pengamatan praktikum agar lebih mengerti dan mudah dipahami oleh praktikan. b. Praktikan dilibatkan dalam pengamatan yang dilakukan oleh Co.Ass sehingga praktikan mempunyai pengalaman tentang pengamatan altitide dengan tekanan udara, suhu udara dan RH.

71

DAFTAR PUSTAKA

Andrea. 2010. Pengantar Agroklimatologi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Firman, Umara. 2009. Fluktuasi Udara dan Trend Variasi Curah Hujan Rata-Rata Di Atas 100 mm di Beberapa Wilayah Indonesia Vol.5 No.3. Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Irham. 2010. Pengaruh Suhu Sebagai Faktor Luar Pada Produktifitas Tanaman. http://www.scribd.com. Diakses pada tanggal 14 Mei 2012. Takeda, Kensaku. 2005. Hidrologi Pertanian. PT. Pratya Utama, Bogor. Ubaid. 2011. Makalah Tekanan Udara. http://www.ubaid.web.id. Diakses pada tanggal 14 Mei 2012.

Anda mungkin juga menyukai