Anda di halaman 1dari 18

Kebijakan & Arah Pengembangan Bank Syariah

Direktorat Perbankan Syariah Jakarta, 2011

Kegiatan dan Kebijakan Bank Indonesia terkait Perbankan Syariah 2011 Ditujukan untuk meningkatkan kontribusi perbankan syariah dalam menggerakkan sektor riil serta kelancaran transaksi keuangan masyarakat yang optimal bagi kesejahteraan rakyat. Mewujudkan daya saing yang berkesinambungan (sustainability) Sebagai salah satu arah kebijakan strategi pengembangan perbankan syariah Indonesia.

VISI: Terwujudnya perbankan syariah yang mampu mendukung sektor riil dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

MISI: Menjadikan perbankan syariah sebagai jasa perbankan pilihan yang kredibel, efisien dan prudent, serta berkontribusi pada stabilitas sistem keuangan.

Kegiatan yang dilakukan oleh Bank Indonesia selama tahun 2011: Mencakup berbagai kegiatan dalam bidang penelitian, pengaturan dan pengembangan, perizinan, dan pengawasan perbankan syariah. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan sebagai satu kesatuan dalam upaya mengembangkan perbankan syariah yang efisien, prudent dan sejalan dengan prinsip syariah.

Kegiatan dan Kebijakan Bank Indonesia terkait Perbankan Syariah 2010

Kinerja Perbankan Syariah Nasional

Funding & Financing Portfolios

Funding Portfolios

Financing Portfolios

iB (ai-Bi) as the Fastest Growing Industry


1. iB (ai-Bi) Perbankan Syariah dikembangkan sejak tahun 1992, dan tumbuh secara impresif dengan pertumbuhan aset rata-rata di atas 30% per tahunnya. Pertumbuhan aset 2010 mencapai 47,6%. 2. Total aset iB (ai-Bi) Perbankan Syariah hingga akhir 2010 telah menembus angka Rp100 Triliun. Sehingga menempatkan iB ke dalam jajaran 10 bank terbesar di Indonesia. 3. Penambahan jumlah Bank Umum Syariah menjadi 11 bank, dengan masuknya pemain baru yang lebih heterogen. Jumlah Unit Usaha Syariah (UUS) mencapai 23 bank dan BPRS sebanyak 151 bank. Jumlah kantor layanan syariah bertumbuh menjadi 1.277 unit, dan semakin meluas dengan kebijakan office channeling dan delivery channel (penawaran produk iB melalui counter bank konvensional). 4. Jumlah rekening DPK dan PYD hingga akhir 2010 masing-masing telah mencapai 6,6 juta dan 1,01 juta rekening, atau bertumbuh tiga kali lipat sejak akhir 2006.

Perkembangan Industri Perbankan Syariah


Bank Umum Syariah (11 BUS)

Industri perbankan syariah terdiri dari 11 bank umum syariah, 23 Bank Syariah Mandiri unit usaha syariah dan 151 BPRS
BTPN & BPD Jateng BPD DIY BPD Sulsel BPD Sumbar BPD Jatim BEI Lippo

Bank Muamalat Indonesia Bank Mega Syariah BRI Syariah Bukopin Syariah Panin Syariah Bank Victoria Syariah BCA Syariah Jabar Banten Syariah BNI Syariah Maybank Syariah

Victoria Syariah, BCA Syariah & Jabar Banten Syariah BNI Syariah, Maybank Syariah

Panin Syariah

BRI Syariah Bank Syariah Bukopin

Unit Usaha Syariah (23 UUS) Bank Danamon Bank Internasional Indonesia HSBC, Ltd Bank DKI BPD Riau BPD Kalsel Bank Niaga BPD Sumut BPD Aceh Bank Permata Bank Tabungan Negara BPD NTB BPD Kalbar BPD Sumsel BPD Kaltim BPD DIY BPD Sulsel BPD Sumbar BPD Jatim Bank Tabungan Pensiunan Nasional BPD Jateng OCBC NISP Bank Sinarmas

BTN, BPD NTB BPD Kalbar BPD Sumsel

BPD Kaltim

BPD DKI, BPD Riau, BPD Kalsel, Niaga, BPD Sumut, BPD Aceh, Permata

BII HSBC IFI BNI Bank Jabar BMI BSM BRI Danamon Bukopin

Mega Syariah

Okt-10
Source : BI, BSM Analysis

Bank Perkreditan Rakyat Syariah (151)

Perkembangan Perbankan Syariah 2010


Perbandingan Rata-rata Bunga Deposito Bank Konvensional dan Equivalen Return Deposito iB Bank Syariah

Tingginya pertumbuhan DPK tersebut didorong oleh masih kompetitifnya imbal bagi hasil yang ditawarkan bank syariah, meskipun secara umum persaingan dalam penghimpunan dana ini diwarnai oleh trend penurunan suku bunga / return bagi hasil.

Imbal bagi hasil bank syariah yang menarik terutama pada produk Deposito iB membuat produk tersebut lebih diminati masyarakat dibandingkan alternatif penempatan dana lainnya yaitu Tabungan Wadiah iB.

ARAH KEBIJAKAN 2011


1. Peningkatan kualitas Human Capital bagi industri perbankan syariah Inisiatif Pengembangan Human Capital Perbankan Syariah 2011(model kompetensi, program link-match, regulasi, capacity building). 2. Peningkatan Kualitas Sistem Pengawasan Regulatory convergence secara konsisten terus menyesuaikan ketentuan-ketentuan pelaksanaan terhadap standar internasional seperti IFSB, AAOIFI serta Basle. Proses konvergensi secara aktif dilakukan juga dengan cara ikut secara aktif dalam working group penyusunan standar ketentuan secara internasional. Integrated supervisory platform melanjutkan penyusunan program pengawasan secara terintegrasi yang menggabungkan fungsi-fungsi early warning, risk profile dengan paket analisis lain guna melengkapi proses penilaian operational soundness bank syariah secara lebih efisien dan timely. 3. Program pengembangan pasar perbankan syariah Program sosialisasi iB Campaign pada 2011 akan tetap mengedepankan PDB (positioning, differentiation, branding) Market Development Strategic Plan (MDSP) yang berusaha untuk memposisikan industri perbankan syariah sebagai salah satu pilar ekonomi nasional yang kokoh di masyarakat. Edukasi publik secara inovatif dan terintegrasi. 4. Peningkatan kualitas pelayanan Mendorong coopetation (cooperation-competition) untuk meningkatkan kualitas layanan bank syariah kepada masyarakat. Penjajagan kerjasama secara cross sector; Interaksi perbankan syariah dengan sektor keuangan syariah yang lain telah menjadi salah satu target pengembangan industri yang akan dicapai secara bertahap seperti kerjasama dengan sektor voluntary (Zakat, Infaq dan Sadaqah).

Prospek Perbankan Syariah: Asumsi Proyeksi

Beberapa Isu Perbankan Syariah

ACEH

PETA MUTAKHIR BUS - UUS NOVEMBER 2010

SUMUT

RIAU

KALTIM

KEPRI

KALTENG SULUT

BABEL GORONTALO KALSEL MALUT SULTENG SUMBAR KALSEL JAMBI SULBAR SULSEL BENGKULU JAKARTA SUMSEL SULTRA MALUKU IRJABAR

NTT

LAMPUNG NTB PAPUA

BANTEN

BALI

JABAR

JATIM

Prov
YOGYA JATENG

ACEH

PETA MUTAKHIR BPRS NASIONAL PERIODE NOVEMBER 2010

SUMUT

RIAU

KALTIM

KEPRI

KALTENG SULUT

BABEL GORONTALO KALSEL MALUT SULTENG SUMBAR KALSEL JAMBI SULBAR SULSEL BENGKULU JAKARTA SUMSEL SULTRA MALUKU IRJABAR

NTT

LAMPUNG NTB PAPUA

BANTEN

BALI

JABAR

JATIM Growth Share FDR NPF Prov

YOGYA

JATENG

Skema Bank Syariah


Financial Market
Treasury
Deposit Margin/Mark-Up

Current & Saving Deposit Bonus

Trade based Financing

Sale

Investor

Pool of Fund
Fee Based

Entrepreneur

Pasar Riil

Investment Sharing

Time Deposit
Investment

Investment based Financing


Sharing

Islamic Bank

Social Fund

Poor People

MASALAH NASABAH DPK Kurang pemahaman Floating customer dominan/ loyalitas kurang Preferensi produk jangka pendek

MASALAH PRODUK FUNDING Kurang inovasi & variasi produk Produk berjangka pendek

MASALAH PRODUK FINANCING Kurang inovasi & variasi produk Dominasi produk jual-beli Konsentrasi pembiayaan belum meliputi ragam sektor ekonomi Kapasitas terbatas dalam melayani demand sektor usaha Pricing produk yang tidak kompetitif Kecenderungan mimicry konv

MASALAH NASABAH PYD Kurang pemahaman Floating customer Dominasi akad jualbeli Belum ada pembinaan nasabah

Financial Market Treasury


Current & Saving Deposit

Trade based Financing

Investor
Time Deposit

Pool of Fund

Services

Entrepreneur

Investment based Financing

Islamic Bank

Social Fund
Poor People

MASALAH OPERASIONAL (i) Pemahaman & keahlian SDM BS yang kurang; (ii) Permodalan yang kurang; (iii) Revenue sharing instead of PLS; (iv) Standard akuntansi yang belum orisinil; (v) Jaringan terbatas

MASALAH INFRASTRUKTUR KOMITE PERBANKAN SYARIAH Peran dan fungsi yang belum jelas

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN Belum ada skema syariah

DEWAN SYARIAH NASIONAL Perspektif fatwa yang didominasi aspek hukum SDM terbatas shg rangkap jabatan dengan DPS dan Konsultan
UNDANG-UNDANG Belum tercapai harmonisasi yang optimal pada tingkat perundangundangan terkait, misalnya UU Perbankan Syariah dengan UU Perpajakan

BASYARNAS Belum menjadi pilihan utama bagi para pihak yang berperkara

PENGADILAN AGAMA Pengetahuan SDM hakim yang kurang

IKATAN AKUNTAN INDONESIA Standard akuntansi syariah belum menyeluruh

ASBISINDO Belum menjadi asosiasi yang mampu memiliki bergaining power dalam menyokong kepentingan industri

Financial Market
Current & Saving Deposit

Treasury

Trade based Financing


Services

Investor
Time Deposit

Pool of Fund

Entrepreneur

Islamic Bank

Investment based Financing

Social Fund
Poor People

MASALAH NON-OPERASIONAL (i) Persepsi masyarakat; (ii) Sinkronisasi kebijakan & dukungan pemerintah; (iii) Kesatuan visi pihak-pihak terkait; (vii) info pasar riil belum tersedia; (iv) Benchmarking konvensional; (v) minat investor baru kurang

Potensi Pasar Keuangan Syariah Global

Blueprint Pengembangan Perbankan Syariah Nasional

Mewujudkan perbankan syariah yang handal, efisien dan menjadi pilihan utama masyarakat yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan

Publicly credible choice with sharia based service excellence and prudence in the area of banking services contributing to the financial stability SDM berkualitas tinggi
Struktur perbankan yang efektif

Aliansi strategis yg sinergis


Infrastruktur yang mendukung

Pemberdayaan nasabah yang efektif

Regulasi dan supervisi yang efektif

Pengembangan produk dan pasar

Legal foundations, related regulatory standards, standard setting, and fatwas Syariah Akhlaq Aqidah Ukhuwah

Anda mungkin juga menyukai