Nama Fungsi Dibuat Oleh Disetujui Oleh Kepala Laboratorium Teknik Elektro Kepala Jurusan Teknik Elektro
Paraf
PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 1
B. Pendahuluan Semua pemakaian tenaga listrik tentu diberi pembatas arus (limiter) untuk menjaga keamanan pemakaian. Selain itu pemberi tenaga listrik (PLN) dapat mengatur pemakaian sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, pembatas ini juga erat sekali hubungannya dengan kabel instalasi dan peralatan yang dipakai. Selain pembatas arus, dilengkapi pula pesawat pengukur pemakaian tenaga listrik (KWH meter). Dengan demikian jumlah tenaga listrik yang terpakai dapat diketahui untuk menetapkan jumlah pembayaran pelanggan, maka KWH meter didefinisikan sebagai alat untuk mengukur energy listrik yaitu banyaknya pemakaian daya listrik dalam waktu tertentu. Untuk perhitungan persamaan berikut: tersebut dapat dilihat pada rumus
Dimana: U=Pxt U = energy listrik (KWH) P = daya listrik (W) T = waktu (jam)
PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 2
Gambar 5.1 Konstruksi dalam dari KWH meter Untuk mengukur arus bolak balik maka digunakan alat ukur tipe induksi. Pada KWH meter terdapat dua buah kumparan yaitu kumparan arus (Cc) dan kumparan tegangan (Cp) Ketika keluaran dari KWH meter diberikan beban maka ada arus yang mengalir melaluio Cc dan mengakibatkan fluks 1 dan pada Cp manghasilkan 2, dimana antar arus yang melalui Cc dan Cp berselisih 90o. Cp mempunyai jumlah kumparan yang banyak dan mempunyai penmpang kawat spull dari Cc Dengan demikian pada kepingan AI (D), terjadi momen gerak TD yang berbanding lurus terhadap daya beban. Bila kepingan AI berputar dengan kecepatan n, sambil berputar D akan memotong garis fluksi dari magnet permanen, akan menyebabkan terjadinya arus-arus putar yang berbanding lurus terhadap n m didalam kepingan tersebut Untuk mencapai perputaran tertentu, maka perputaran AI ditransformasikan melalui system mekanis tertentu kepada alat penunjuk atau roda-roda angka. Transformasi dari kecepatan putar roda angka lebih lambat dibandingkan dengan kepingan AI
PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 3
Dengan demikian alat penunjuk atau roda angka akan menunjukan energy yang diukur dalam KWH setelah melewati kalibrasi tertentu. Tujuan pengukuran cos atau pengukur fasa adalah memberikan penunjuk secara langsung dari selisih fasa yang timbul antara arus dan tegangan. Faktor daya dari suatu system instalasi listrik adalah merupakan perbandingan besarnya daya aktif (W) dengan besarnya daya semu (VA) Untuk menghitung Cos : Cos =P/V.I Dimana daya didalam penyebut adalah bahan daya yang asli sebab tegangan (V) dan arus (I) hasil dari pengukuran. Bagian KWH meter adalah: Kumparan arus Kumparan tegangan Magnet permanen Piringan AI Poros atau as Gir Roda gir Register Creep Hole/Lubang anti rambatan
C. Peralatan KWH meter satu phase Lampu pijar Lampu TL Tang meter AC (arus dan tegangan) Kabel penghubung Tespen Tang lancip/tang buaya
PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 4
D. Langkah Kerja 1. Periksa rangkaian dan peralatan sebelum dioperasikan 2. Hidupkan lampu grup I,II dan III 3. Dengan memperhatikan register, hitung energy yang terpakai selama 20 menit 4. Hitunglah daya nyata (P) dan daya semu (S), serta daya buta (Q) dan Cos dari instalasi tersebut 5. Ulangi percobaan diatas dengan mengubah daya pemakaian
E. Tugas dan Pertanyaan 1. Apa maksud dan tujuan menghitung Cos ? Jawab: Tujuan pengukuran cos atau pengukur fasa adalah memberikan penunjuk secara langsung dari selisih fasa yang timbul antara arus dan tegangan. Faktor daya dari suatu system instalasi listrik adalah merupakan perbandingan besarnya daya aktif (W) dengan besarnya daya semu (VA) 2. Beban instalasi apa yang menyebabkan daya rendah? Jawab: jadi bisa dikatakan CosP itu pengurangan daya pada beban atau daya yang terbuang. kenapa bisa terbuang? karena daya tersebut bisa berubah bentuk jadi energi panas ataupun adanya tahanan lain yang menghambat sehingga daya dapat berkurang atau rendah, 3. Gambar diagram pengawatan dari rangkaian yang ada! Jawab:
PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 5
4. Apa yang dimaksud dengan daya nyata, daya semu, dan daya buta? Jawab: Daya aktif (P) atau daya nyata adalah daya yang sepenuhnya P = V.I.cos Dimana : P = daya aktif (Watt) V = besar tegangan dalam Volt I = arus yang mengalir dalam Ampere cos = faktor daya Daya reaktif (Q) atau daya buta adalah daya yang digunakan untuk membangkitkan daya reaktif. Daya reaktif didefinisikan sebagai berikut : Q = V.I.sin Dimana : Q = daya reaktif (Var) V = besar tegangan dalam Volt I = arus yang mengalir dalam Ampere Sin = besaran reaktansi Daya semu (S) adalah resultan dari kedua daya atau penggabungan daya aktif dengan daya reaktif. Daya reaktif ini didefinisikan menurut segitiga daya sebagai berikut : S2 = P2 +Q2 S2 = (V.I.cos )2 + (V.I.sin )2 S2 = V2.I2.cos2 + V2.I2.Sin2 S2 = V2.I2 (cos2 + sin2 ) S2 = V2.I2 S2 = (V.I)2 S = V. I2 Dengan pembuktian diatas, maka daya reaktif dapat ditulis : S = V.I
PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MERCU BUANA
dapat
dimanfaatkan.
Daya
aktif
ini
cos2 + sin2 = 1
Page 6
Dimana : S = daya semu (VA) V = besar tegangan dalam Volt I = arus yang mengalir dalam ampere 5. Berapa rupiah jika diketahui 1 KWH = Rp. 100(data dilihat dari percobaan)? Jawab: 40/1000 x 100 = Rp.4
F. Kesimpulan
PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 7
Jenis Lampu
TL PIJAR
Tegangan (V)
220 220
Arus (A)
0.4 0.9
Waktu (S)
212 det 15 det
Jenis Lampu
TL PIJAR
Cos
0.45 0.30
PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MERCU BUANA
Page 8