Anda di halaman 1dari 58

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

I BATASAN POLUSI AIR


A. Polusi Air Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yang tidak terpolusi adalah air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang ditetapkan. 1. Polutan Air Ciri-ciri air yang mengalami polusi tergantung pada : Jenis Air Komponen yang mengakibatkan polusi Berdasarkan sifatnya, pengelompokan polutan air sebagai berikut : Padatan Bahan buangan yang membutuhkan oksigen Mikroorganisme Komponen organik sintetik Nutrien tanaman Minyak Senyawa organic dan mineral Bahan Radioaktif Panas

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

2. Sifat-Sifat Air Terpolusi Sifat-sifat air yang diuji untuk menentukan tingkat polusi air : Nilai pH keasaman dan alkanitas Suhu Warna, bau dan rasa Jumlah padatan Nilai BOD/COD Pencemaran mikroorganisme pathogen Kandungan minyak Kandungan logam berat Kandungan bahan radioaktif

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

II PADATAN
A. Padatan Terendap (Sedimen) Sedimen adalah padatan yang langsung dapat mengendap jika air didiamkan tidak terganggu selama beberapa waktu. Kerugian yang timbul, akibat adanya sedimen dalam air adalah : 1. Sedimen menyebabkan penyumbatan saluran air dan selokan 2. Sedimen yang mengendap di dasar sungai atau danau dapat mengurangi populasi ikan dan hewan air lainnya karena telur ikan dan sumber makanan mungkin terendap dalam sedimen 3. Sedimen mungurangi penetrasi sinar ke dalam air sehingga mengurangi kecepatan fotosintesis oleh tanaman air menurun 4. Sedimen menyebabkan air menjadi keruh sehingga menambah biaya penjernihan air. Padatan terendap biasanya terdiri dari pasir dan lumpur. B. Padatan Tersuspensi dan Koloid Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut, tidak dapat mengendap langsung,ukurannya lebih kecil daripada sedimen. Air buangan yang bersifat koloid misalnya protein. Jumlah padatan tersuspensi dalam air dapat diukur dengan alat turbidimeter. Padatan ini juga mengurangi penetrasi sinar/cahaya ke dalam air sehingga mempengaruhi regenerasi oksigen secara fotosintesis.

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

C. Padatan Terlarut Padatan ini berukuran lebh kecil daripada padatan tersuspensi yang terdiri dari senyawa-senyawa organic dan anorganik yang larut , air, mineral dan garam-garamnya. 1. Kesadahan Air Sifat kesadahan pada air disebabkan adanya ion kalsium dan magnesium air yang pada sabun alat dalam tinggi yang kurang air. Kerugian dari da akibat besi, dapat kesadahan menyebabkan adalah terbuat membusa menimbulkan

karatan/korosi

menimbulkan endapan atau kerakdalam wadah pengolahan. Dua macam kesadahan air : 2. Kesadahan sementara Disebabkan oleh garam karbonat (CO3) dan bikarbonat (HCO3-) dari calsium dan magnesium COCaCO3 + CO2 + H2O Tidak larut Ca(HCO3)2 3. Kesadahan permanen Disebabkan adanya garam-garam khlorida (Cl-) dan Sulfat (SO4) dari calium dan magnesium. Dikatakan kesadahan prmanen karena sukar dihilangkan. Berdasarkan tingkat kesadahannya, air dibedakan beberapa tingkat yakni Air lunak, air agak sadah, air sadah, air sangat sadah. D. Minyak dan Lemak Padatan ini merupakan padatan yang mengapung pada permukaan air. Semua jenis minyak mengandung senyawa volatil yang dapat menguap. Ternyata selama beberapa hari Larut CaCO3 mengendap Ca(HCO3)2

Yang dapat dihilangkan dengan cara dipanaskan

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

sebanyak

25%

dari

volume

minyak air

akan dan

hilang minyak

karena dapat

menguap.sisa minyak yang tidak menguap akan megalami emulsifikasi bercampur. Emulsi ada 2 macam : 1. Emulsi minyak dalam air Jika droplet minyak terdispersi di dalam air dan distabilkan dengan interaksi kimia dimana air menutupi permukaan droplet 2. Emulsi air dalam minyak Jika droplet air diutupi lapisan minyak dan emulsi ini distabilkan oleh interaksi di antara droplet air tertutup. Hal-hal yang ditimbulkan akibat pencemaran air oleh minyak : Penyebab berkurang Konsentrasi oksigen terlarut menurun dengan adanya minyak karena lapisan film minyak menghambat pengambilan oksigen oleh air Mengganggu kehidupan burung air karena burung yang menyelam bulunya akan ditutupi oleh minyak sehingga menjadi lekat akibatnya kemampuannya untuk terbang juga menurun. Mengganggu kehidupan tanaman-tanaman laut. Komponen minyak yang bersifat beracun (komponen hidrokarbon jenuh) menyebabkan anestesi dan narcosis pada berbagai hewan tingkat rendah, dan jika terdapat pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan kematian. Pengaruh bahaya dari komponen aromatic membunuh kehidupan sekitarnya melalui langsung dengan minyak. dapat kontak berkurang penetrasi sinar ked ala air yang engakbatkan

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

III BAHAN BUANGAN YANG MEMERLUKAN OKSIGEN


A. Oksigen Terlarut 1. Pentingnya Oksigen Terlarut Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman dan hewan dalam air. 2. Sumber Oksigen Terlarut Oksigen terlarut berasal dari fotosintesis tanaman air, jumlahnya tergantung dari jumlah tanamannya dan dari atmosfer (udara). 3. Konsentrasi Oksigen Terlarut Konsentrasi oksigen terlarut bergantung pada: Suhu Tekanan atmosfer Tabel 1. Hubungan antara suhu dengan konsentrasi oksigen terlarut maksimum pada tekanan 1 atmosfer Konsentrasi Konsentrasi O2 Suhu O2 terlarut Suhu terlarut (0C) maksimum (0C) maksimum (ppm) (ppm) 0 14.6 30 7.6 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 11.3 10.8 10.4 10.0 9.5 9.2 8.8 8.5 8.2 9.9 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 7.4 7.2 7.0 6.8 6.6 6.4 6.2 6.0 5.8 5.6

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

Dampaknya: Jika konsentrasi oksigen terlarut rendah maka akan mengakibatkan hewan dan tanaman dalam air akan mati. Jika konsentrasi oksigen proses terlarut tinggi maka akan cepat mengakibatkan permukaan logam B. Bahan Buangan yang Memerlukan Oksigen Air terpolusi jika berkurangnya oksigen terlarut dalam air disebabkan oleh bermacam-macam hal yakni : 1. Bahan Buangan Yang Mengkonsumsi Oksigen Bahan yang mudah dibusukkan oleh bakteri Bahan Organik :seperti tanaman mati atau sampah Bahan anorganik : seperti plastik Bahan Buangan mengandung Carbon Reaksi pembakaran sempurna C + O2 Alkohol, asam CO2 amina, amonia dan hydrogen sulfide pengkaratan semakin

disebabkan oksigen akan mengikan hydrogen yang melapisi

(senyawa penyebab bau busuk pada air) 2. Uji Polutan dalam air BOD (Biochemical Oxygen Demand) COD (Chemical Oxygen Demand)

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

C. BOD (Biochemical Oxygen Demand) Mengukur secara relative jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan. Organisme hidup bersifat aerobik yang membutuhkan oksigen. Berikut reaksi reaksi bokimia: Oksidasi Bahan Organik (CH2O)n + nO2 Sintesis Sel (CH2O)n + NH3 + O2 Oksidasi Sel komponen sel + O2enzim CO2 + NH3 +H2O + panas Uji BOD dengan mengoksidasi air pada suhu 20oC selama 5 hari terukur nilai konsentrasi oksigen terlarut sekitar 68%. 1. Kekurangan Uji BOD Intermediate oxygen demand Waktu kurang efisien karena memerlukan 5 hari dalam uji BOD Hanya sekitar 68% yang terukur selama 5 hari Kurang efektif karena hanya bekerja saat terdapat senyawa penghambat Contoh Kasus : Industri pengalengan, susu, gula
Buangannya 100 10000 ppm
enzim enzim

nCO2 + nH2O + panas komponen sel + CO2 + H2O + panas

Pengenceran guna mengurangi konsentrasi oksigen terlarut (air murni nilai BOD sekitar 1 3 ppm)

Jika buangan tersebut dibuang langsung ke air Dampaknya

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

Makhluk hidup dalam air( hewan dan tumbuhan) mati dan berpindah tempat Mikroorganisme aerobik tidak dapat hidup dan berkembang biak Mikroorganiasme yang bersifat anaerobik menjadi aktif menghasilkan produk bau yang menyengat.

D. COD (Chemical Oxygen Demand) Uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya Kalium Dikhromat. Proses uji COD selama 10 menit mampu mengukur kadar oksigen sekitar 96%. Cara pencegahan senyawa chlor yang menghambat uji CODa antara lain dengan menambahkan merkuri sulfat sekitar sepuluh kali jumlah chlor.

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

IV. Mikroorganisme
A. Mikrobiologi Air Mikroorgnisme ada yang tahan lama hidup di dalam air atau tidak tahan lama hidup dalam air karena lingkungan hidupnya yang tidak cocok. Air merupakan medium pembawa mikroorganisme patogenik yang berbahaya bagi kesehatan. Untuk mencegah penyebaran penyakit melalui air perlu dilakukan control terhadap polusi air. Faktor penyebab jumlah dan jenis mikroorganisme dalam air bervariasi : 1. Sumber air Sumber air misalnya air atmosfer, air permukaan, air tanah, air tergenang, air laut, dan sebagainya 2. Komponn nutrient dalam air Air buangan sering mengandung komponen-komponen yang dibutuhkan oleh spesies mikroorganisme tertentu. 3. Komponen beracun Komponen beracun mempengaruhi jenis dan jumlah mikroorganisme dalam air 4. Organisme air Adanya organisme lain akan mempengaruhi jenis dan jumlah mikroorganisme dalam air seperti plankton. 5. Faktor fisik Faktor fisik berupa suhu, pH, tekanan osmotic, tekanan hidrostatik, aerasi dan penetrasi sinar matahari, hal ini mempengaruhi jenis dan jumlah mikroorganisme. Grup mikroorganisme pada air laut : Bakteri indigenous yang tidak tumbuh ada medium tanpa ai laut

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

Bakteri transien yang habitat alaminya bukan air laut, tetapi tahan lama terhadap garam sehingga dapat hidup dalam air laut Bakteri Bakteri halofilik yaitu bakteri hijau yang dan membutuhkan ungu yang konsentrasi garam tertentu untuk pertumbuhannya fotosinteik sulfur membutuhan sinar untuk fotosintesis dengan panjang gelombang yang komplementer dengan sinar yang diserap oleh pigmen ganggang. B. Bakteri Indikator Polusi Bakteri ini adalah bakteri yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya polusi feses atau kotmoran manusia atau hewan, karena orgaisme tersebut merupakan organisme komensal yang terdapat pada saluran pencernaan manusia maupun hewan 1. Eschericia coli Bakteri yang tergolong koliform , family Enterobactereaceae, bersifa Bakteri gram ini negative, dapat berbentuk memfermentasi batang dan tidak dengan membentuk spora. lactose memproduksi asam dan gas, mereduksi nitrat menjadi nitrit, bersifat katalase positif dan oksidase negative. Escheria Coli
Koliform non fekal

Koliform fekal

2. Sreptococcus Fekal Streptococcus adalah suatu bakteri yang bersifat gram positif, berbentuk bulat atau kokus atau berbentuk bulat memanjang (kokobasili)

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

Kelemahan

penggunaan

bakteri

adalah

karena

waktu

inkubasi yang lama sekitar 48 jam lebih. Uji bakteri indicator ini tepat dilakukan jika diteukan : Jarak atara tempat sampling dengan tempa pengujian cukup jauh Jika contoh diduga mengandung pathogen yang tahan hidup di dalam air. Jika perlakuan desinfeksi terhadap contoh diduga sudah membunuh koliform yang kurang stabil.

3. Clostridium perfringens Bakteri yang bersifat gram positif berbentuk batang dan membentuk spora. Bersifat anaerobic tapi masih tahan hidup pada kondisi aerobic. Kelemahan bakteri ini sebagai bakteri indicator : Bakteri ini membentuk spora yang tahan panas dan kering melebihi ketahanan semua bakteri patogen gram negative dan bakteri pathogen positif. Bakteri ini mempunyai sensitifitas rendah sehingga memungkinkan uji positif yang salah. Bakteri pathogen penyebab keracunan karena itu tidak aman.

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

V. Logam Berat
A. Merkuri 1. Sifat-Sifat Merkuri Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar (25o C) dan mempunyai titik beku terendah dari semua logam, yaitu -39o C. Kisaran suhu dimana merkuri terdapat dalam bentuk bentuk cair sangat lebar, yaitu 396o C, dan pada kisaran suhu ini merkuri mengembang secara merata. Merkuri mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam. Ketehanan listrik merkuri sangat rendah sehingga merupakan konduktor yang terbaik dari semua logam. Banyak logam yang dapat larut didalam merkuri membentuk komponen yang disebut amalgam (alloy). Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk hidup. Hampir semua merkuri diproduksi dengan cara pembakaran merkuri sulfida (HgS) di udara. Dengan reaksi sebagai berikut: HgS + O2 Hg + SO2 Merkuri di alam terdapat dalam berbgai bentuk sebagai berikut: Merkuri Anorganik, termasuk logam merkuri (Hg++) dan garam-garamnya seperti merkuri khlorida (HgCl2) dan merkuri okside (HgO). Komponen merkuri organik atau organomerkuri, terdiri dari:

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

Aril Merkuri, mengandung hidrokarbon aromatik seperti fenil merkuri asetat. Alkil Merkuri, mengandung hidrokarbon alifatik dan merupakan merkuri yang paling beracun, misalnya metil merkuri, etil merkuri, dan sebagainya. Alkoksialkil Merkuri (R O Hg) 2. Kegunaan Merkuri Merkuri dalam berbagai bentuk dan untuk berbagai keperluan, misalnya industri khlor-alkali, alat-alat listrik, cat, instrumen, obat-obatan, sebagai katalis, kedokteran gigi, pertanian, alat-alat laboraturium, industri kertas, amalgam, dan sebagainya. Penggunaan merkuri yang terbesar adalah dalam industri khlor-alkali, dimana dipruduksi khlorin (Cl2) dan soda kaustik (NaOH) dengan katode dari sel elektrolis. Kegunaan kedua yang terbesar dari merkuri adalah dalam produksi alat-alat listrik untuk berbagai keperluan. Sebagai contoh misalnya lampu uap merkuri yang banyak digunakan untuk penerangan jalan-jalan dan pabrik karena mempunya biaya instalasi dan operasi yang lebih rendah daripada lampu pijar, dan dapat dioperasikan pada voltase tinggi. Penggunaan lainnya misalnya dalam baterai merkuri yang mempunyai umur relatif panjang dan dapat digunakan pada kondisi suhu dan kelembaban yang tinggi. Penggunaan merkuri dan komponen-komponennya sebagai fungisida merupakan kegunaan ketiga terbesar dari merkuri. Dalam hal ini merkuri digunakan untuk membunuh jamur didalam cat, pulp, kertas, dan industri-industri pertanian komponen merkuri sering ditambahkan kedalam cara elektrolisis larutan garam NaCl. Fungsi merkuri dalam proses ini adalah sebagai

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

cat yang

akan digunakan di daerah-daearah lembab sebagai

pengawet lateks dan mencegah lapuk. Industri-industri pertanian menggunakan komponenkomponen mencegah organomerkuri pertumbuhan sebagai kapang. pelapis benih untuk contoh dan Beberapa asetat,

organomerkuri yang digunakan adalah metilmerkurinitril, metilmerkuridisiandiamide, etilmerkurikhloride. 3. Pencemaran Merkuri di Dalam Air dan Lingkungan Penggunaan merkuri didalam industri-industri sering menyebabkan pencemaran lingkungan, baik melalui air buangan maupun melalui sistem ventilasi udara. Merkuri yang terbuang ke sungai, pantai atau badan air disekitar industri-industri tersebut kemudian dapat mengkontaminasi ikan-ikan dan makhluk air lainnya termasuk ganggan dan tanaman air. FDA menetapkan batasan kandungan merkuri maksimum adalah 0,05 ppm untuk air dan 0,5 ppm untuk makanan, sedangkan WHO menetapkan batasan maksimum yang lebih rendah yaitu 0,0001 ppm untuk air. metilmerkuri

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

4. Keracunan Merkuri dan Metilasi Biologi Semua komponen merkuri dalam jumlah cukup beracun terhadap tubuh. Masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan karakteristik dalam daya racunnya, distribusi, akumulasi atau pengumpulan, dan watu retensinya didalam tubuh. Tansformasi biologi dapat terjadi didalam lingkungan atau didalam tubuh dimana komponen merkuri diubah dari satu bentuk menjadi bentuk lain Pengaruh merkuri didalam tubuh diduga karena dapat menghambat kerja enzim dan menyebabkan kerusakan sel disebabkan kemampuan merkuri untuk terikat dengan grup yang mengandung sulfur didalam molekul yang terdapat didalam enzim dan dinding sel Kerusakan tubuh yang disebabkan oleh merkuri biasanya bersifat permanen, dan sampai saat ini belum dapat disembuhkan

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

5. Pencemaran Masalah Polusi Merkuri Kesulitan dalam mencegah terjadinya polusi merkuri disebabkan merkuri mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: Merkuri bersifat volatil sehingga dapat mencemari udara Merkuri berbentuk cair sehingga mudah menyebar dipermukaan air dan sulit untuk dikumpulkan Merkuri mengalami translokasi didalam tanah dan hewan Merkuri atau komponen merkuri dapat diubah oleh mokroorganisme yang terdapat didalam laut, sungai atau danau menjadi komponen metil merkuri yang sangat beracun, manusia Beberapa rekomendasi untuk mencega terjadinya polusi merkuri dilingkungan adalah sebagai berikut: Pestisida alkilmerkuri seharusnya tidak boleh digunakan lagi Penggunaan Semua pestisida yang yang mengandung komponen harus merkuri lainnya dibatasi untuk daerah-daerah tertentu industri menggunakan merkuri membuang limbah industrinya dengan terlebih dahulu mengurangi jumlah merkuri sampai batas normal. B. Timbal 1. Sifat-Sifat Timbal Timbal mempunyai titik cair rendah sehingga jika digunakan dalam bentuk cair dibutuhkan teknik yang cukup sederhana dan tidak mahal Timbal merupakan logam lunak sehingga mudah diubah menjadi berbagai bentuk dimana dengan adanya rantai makanan memungkinkan terkumpul didalam tubuh hewan dan

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

Sifat kimia timbal menyebabkan logam ini dapat berfungsi sebagai lapisan pelindung jika kontak udara lembab. Densitas timbal lebih tinggi dibandingkan dengan logam lainnya kecuali emas dan merkuri 2. Kegunaan Timbal Produksi baterai penyimpan untuk mobil Produk-produk logam seperti amunisi,pelapis kabel, pipa dan solder, bahan kimia , pewarna dan lain-lainnya. Penggunaan timbale yang bukan alloy terutama pad produk yang harus tahan karat Pewarna cat karena kelarutan di dalam air yang rendah Campuran dalam pembuatan plapis keramik yang disebut glaze. 3. Sumber Polusi Timbal
Timbal yang mencemari udara terdapat dalam dua bentuk gas dan partikel-partikel. Gas timbale berasal dari pembakaran bahan aditif bensin kendaraan bermotor sedangkan partikel-partikel timbal berasal dari pabrik dan pembakaran arang. Polusi Pb yang terbesar berasal dari pembakaran bensin, dimana dihasilkan berbagai komponen Pb, terutama PbBrCl dan PbBrCl.2PbO. Komponen-komponen Pb yang mengandung Halogen terbentuk selama pembakaran bensin. Komponen Pb yang tertinggal di mesin dapat menyebabkan kerusakan mesin. Glaze keramik yang mengandung Pb merupakan sumber keracunan Pb yang berbahaya jika digunakan untuk melapisi wadah makanan yang terbuat dari keramik dan semua bahan pangan alami mengandung Pb dalam konsentrasi kecil, dan selama persiapan makanan mungkin kandungan Pb akan bertambah. Tanah juga mungkin mengandung komponen Pb arsenat yang stabil karena komponen ini banyak digunakan sebagai pestisida sebelum perang dunia ke II. Hal ini menunjukan bahwa

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

pencemaran Pb umumnya berasal dari kendaraan-kendaraan bermotor.

4. Keracunan Pb
Bentuk kimia Pb merupakan factor penting yang mempengaruhi sifat-sifat Pb di dalam tubuh. Komponen Pb organik, misalnya tetraetil Pb, segera dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit atau membrane mukosa. Hal ini merupakan masalah bagi pekerja yang bekerja di pabrik-pabrik yang memproduksi komponen tersebut. Tidak semua Pb yang terisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tinggal di dalam tubuh. Kira-kira 5 sampai 10% dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui saluran pencernaan, dan sekkitar 30% dari jumlah yang terisap melalui hidung akan diabsorbsi melalui saluran pernapasan. Hanya sekitar 5% dari 30% yang terabsorbsi melalui saluran pernapasan akan tertinggal di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh ukuran partikelpartikel.

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

VI. BAHAN PENCEMAR LAIN


A. Deterjen 1. Definisi Deterjen Defenisi deterjen dalam arti luas adalah bahaya yang digunakan sebagai pembersih, termaksuk sabun cuci piring alkali dan cairan pembersih. Definisi yang lebih spesifik dari deterjen adalah bahan pembersih yang mengandung senyawa petrokimia deterjen. Komposisi kimia deterjen terdiri dari bermacam-macam komponen yang dapat dikelompokkan menjadi tiga grup, yaitu : surfaktan, bahan pembentuk dan bahan lain-lain. Surfaktan di dalam deterjen berfungsi sebagai bahan pembasah yang menyebabkan menurunnya tegangan permukaan air sehingga air lebih mudah meresap ke dalam kain yang dicuci. Selain itu molekul-molekut surfaktan surfaktan Bahan membentuk pembentuk ikatan-ikatan di dalam di antara partikel kotoran dan air. deterjen mempunyai peranan utama sebagai bahan pelekat yang mengikat ion-ion di dalam air sadah seperti kalsium (Ca2+) atau magnesium (Mg2+) dalam bentuk ion-ion larut air yang besar. Bahan pembentuk juga mengalami reaksi hidrolisis dengan air pencuci yang mengakibatkan air menjadi bersifat alkali. Sifat alkali tersebut penting untuk menghilangkan kotoran secara efektif. Deterjen juga mengandung bahan-bahan lain seperti bahan pencerah, farfum, antiredoposisi dan enzim-enzim. atau surfaktan sintetik lainnya. Surfaktan merupakan bahan pembersih utama yang terdapat dalam

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

2. Masalah Polusi Deterjen Polusi yang disebabkan oleh penggunaan deterjen terutama menyangkut masalah surfaktan atau bahan pembentuk. Surfaktan yang banyak digunakan pada saat ini berbeda dengan yang digunakan beberapa tahun yang lalu. Perbedaan utama adalah karena yang digunakan pada saat ini mempunyai sifat dapat dipecah secara biologis (biodegradable). Setelah perang dunia kedua penggunaan deterjen semakin meningkat untuk keperluan dan masalah utama yang timbul bukan karena racunnya,, tetapi busanya yang menggangu lingkunagn di sekitarnya. Masalah ini kemudian dapat dipecahkan dengan cara mengubah struktur molekul komponen secara kimia, sehingga lebih mudah dipecah oleh bakteri. Bahan pembentuk uatam dalam deterjen adalah natrium tripolifosfat (Na5P3O10). Senyawa ini tidak merupakan masalah dalam dekomposisinya di lingkungan. Industri-industri di antaranya adalah : Mengganti bahan pembentuk yang mengandung fosfat dengan bahan lain yang sifatnya hampir sama. Mengganti dengan surfaktan lain yang cara kerjanya tidak seperti bahan pembentuk tipe sequestran. Tetapi untuk menggatikan fosfat degan bahan lain ditemukan berbagai kesulitan karena fosfat mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan sebagai berikut : deterjen telah berusaha untuk menghilangkan fosfat dan beberapa cara yang telah dilakukan

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

Fosfat tidak beracun terhadap hewan air dan tidak menggangu kesehatan manusia. Fosfat bersifat aman digunakan dalam berbagai pewarna, serat dan kain. Fosfat bersifat aman digunaka dalam mesin cuci kerena tidak bersifat korosif dan tidak mudah terbakar.

Fosfat

juga

mempunyai

sifat-sifat

lain

yang

menguntungkan jika dihubungkan dengan mutu air, yaitu : Fosfat dapat dipecah melalui hidrolisis dan pengolahan air buangan dan air permukaan. Fosfat tidak menggangu dalam pengolahan air buangan. Fosfat mudah dihilangkan dari air buangan dalam pengolahan air buangan. Struktur kimia dan reaksi fosfat telah diketahui sehingga mudah dikendalikan. Salah satu bahan pengganti fosfat yang mungkin digunakan adalah NTA (trinatrium nitrilo asetat). Penggunaan NTA dimulai awal tahun 1970, tetapi pada akhir tahun 1970 penggunaan NTA dipertanyakan kembali karena senyawa ini diduga mempunyai pengaruh teratogenik jika bergabung dengan logam berat seperti cadmium dan merkuri. NTA secara normal akan mengalami degradasi dalam sistem pengolahan dan di dalam lingkungan. Dalam bentuk terdegradasi, senyawa ini akan kehilangan kemampuan untuk bergabung dengan logam berat. B. INSEKTISIDA/PESTISIDA Insektisida melawan banyak digunakan untuk berbagai hama tujuan serangga, misalnya membasmi tanaman,

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

membersihkan lingkungan dari serangga pembawa penyakit, mengawetkan bahan bangunan, membasmi hama gudang dan sebagainya. Dengan perkembangan teknologi pada saat ini, insektisida yang paling banyak digunakan adalah insektisida organic sintetik. dalam Penggunaan dalam pencemaran insektisida pencemaran air, bahan ini banyak dan menimbulkan termadsuk sebagainya. 1. Toksisitas Insektisida Toksisitasi insektisida bervariasi di antara kelompok maupun di dalam suatu kelompok. Tidak dapat dikatakan bahwa satu kelompok lebih beracun dari kelompok lainnya. Penelitian-penelitian dalam bidang biokimia melaporkan tentang mekanisme kematian oleh insektisida tersebut. C. RADIOAKTIF Uranium dan produk-produk pemecahannya merupakan salah satu contoh elemen yang mempunyai inti sangat tidak stabil. Disintegrasi atau pemecahan inti tersubut akan menghasilkan emisi radioaktif yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup, bahkan mungkin dapat mematikan. Beberapa macam aktivitas yang merupakan sumber potensial pencemaran radioaktif telah diketahui dan berperan dalam polusi lingkungan, di antaranya adalah : 1. Peleburan dan pengolahan logam untuk memperoduksi komponen radioaktif yang berguna. 2. Penggunaan bahan radioaktif untuk penggunaan senjata nuklir. 3. Penggunaan bahan radioaktif untuk pembangkit tenaga nuklir. masalah lingkungan, pangan,

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

4. Penggunaan bahan radioaktif untuk pengobatan, industri, dan penelitian.

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

VII. Penanganan Air Buangan


A. Proses Penanganan Primer Proses penanganan air buangan primer pada prinsipnya terdiri dari tahap-tahap untuk memisahkan air dari limbah padat, yaitu dengan cara membiarkan padatan tersebut mengendap atau memisahkan bagian-bagian padatan yang

mengapung seperti daun, plastik, kertas dan sebagainya.

Air hasil proses penanganan primer yang telah dihilangkan padatan dan padatan tersuspensinya kemudian diberi perlakuan dengan gas khlorin sebelum di buang disungai. Tujuan pemberian gas khlorin adalah untuk membunuh bakteri penyebab penyakit yang dapat membahayakan lingkungan. Proses penanganan primer dapat menghilangkan kira-kira sepertiga BOD dan padatan tersuspensi dan beberapa persen dari komponen organic dan nutrient tanaman yang ada. B. Proses Penanganan Sekunder

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

Dalam proses penanganan sekunder dikenal dua macam proses yang biasa digunakan, yaitu proses penyaring trikel dan lumpur aktif. Suatu system lumpur aktif yang efisien dapat menghilangkan padatan tersuspensi dan BOD sampai 90% sedangkan penyaring tikel dapt menghilangkan sampai 8085%,tapi dalam prakteknya hanya mencapai 75%. Penyaring trikel terdiri dari lapisan batu dan kerikil dengan tinggi 90 cm sampai 3 meter, diman air buangan akan dialirkan melalui lapisan ini secara lambat. Bakteri akan mengumpul dan berkembang biak pada batu-batuan dan kerikil tersebut sehinggah jumlahnya cukup untuk mengkonsumsi sebagian bahan-bahan organic yang masih terdapat di dalam adir buangan setelah proses primer.

System

penyaring

trikel

atau

penyaring

biologis

merupakan cara lama dalam penanganan sekunder air buangan , sedangkan yang terbaru di sebut proses lumpur aktif. Pada proses ini kecepatan aktivitas bakteri ditingkatkan dengan cara memasukkan udara dan lumpur yang mengandung bakteri kedalam tangki sehingga lebih banyak mengalami kontan

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

dengan air buangan yang sebelumnya telah mengalami proses penanganan primer. Perbaikan proses lumpur aktif ini telah dilakukan dengan mengganti udara dengan oksigen murni. Dengan menggunakan oksigen murni lebih banyak bakteri yang tumbuh. Efisiensi tinggi yaitu 90% penggunaaan oksigen dibandingkan 5-10% pada system konvensional.

C. Proses Penanganan Tersier 1. Adsorbsi dan pengendapan Salah satu cara menghilangkan komponen-komponen terlarut tersebut ialah dengan mengalirkan air yang telah di olah melalui lapisan karbon aktif. Komponen-komponen organic yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan karbon aktif dan terpisah dari air. Karbon yang digunakan sekarang berbentuk butiran atau berbentuk bubuk. Fosfor yang merupakan nutrient tanaman dapat dihilangkan dari air dengan cara pengendapan. Teknik ini dapat diterapkan sebagai suatu tahap dalam penanganan air limbah. Dua cara kimia yang biasa digunakan untuk mengendapkan Nitrat fosfor, juga yaitu penambahan tanaman kapur tidak (CaO) dapat sehingga air bersifat alkali dan fosfor dapat mengendap. yang nutrien dihilangkan dengan cara yang sama dengan fosfat karena kebanyakan nitrat bersifat larut air. 2. Elektrodialisis Untuk menghilangkan garam-garam anorganik yang terdapat di dalam air buangan diperlukan proses khusus proses yang biasa dilakukan adalah dengan cara elektrodialisis. Dalam proses yang kompleks ini digunakan

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

listrik dan membran dan membrane yang digunakan biasanya terbuat dari plastic yang telah diberi perlakuan kimia. Pada metode ini, aliran listrik dialirkan melalui air oleh 2 elektrode. Kedua elekrtode tersebut dipisahkan satu sama lain oleh membrane.

Penggunaan pertama adalah

metode

elektrodialisis

mempunyai

masalah utama dalam penanganan air limbah. Masalah karena molekul organic tidak dapat dihilangkan dengan cara ini dan cenderung untuk terkumpul dimembran sehingga mengurangi efektivitas sel elektrodialisi. Masalah kedua adalah dalam mencaritempat untuk membuang larutan garam yang diproduksi. 3. Osmosis berlawanan

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

Osmosis berlawanan mengunakan proses seperti ini tetapi denganarah berlawanan. Tekanan dengan konsentrasi tinggi harus diberi tekanan yang cukup sedemikin rupa sehingga moleku-molekul air tidak akan mengalir kedalam tetapi sebaliknya yaitu keluar.

Salah satu masalah yang ditemuai dalam penggunaan metode osmosis berlawanan adalh dalam penggunaan metode osmosis berlawana adalah dalam mendapatkan adalah dalam mendapatkan penyangga tepat untuk permukaan membran yang luas dan tipis, sehingga membrane cukup dapat menahan tekanan yang diperlukan. Molekul-molekul organic dapat merusak membrane tersebut, tetapi masalah ini tidak terlalu serius bila dibandingkan dengan metode elektrodialisis. Tidak satupun proses diatas dapat digunakan untuk menangani air buangan dengan baik jika tidak

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

dikombinasikan dengan beberapa proses. Salah satu proses penanganan air buangan adalah sebagai berikut: Penanganan primer, yaitu membuang bahan-bahan padatan yang mengendap dan mengapung. Penanganan sekunder, yaitu dengan dekomposisi bahanbahan padatan secara biologis. Pengendapan, yaitu menghilangkan komponen-komponen fosfor dan padatan tersuspensi Adsorbsi, terlarut. Elektrodialisis,yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut sampai pada konsentrasi garam-garam terlarut sampai pada konsentrasi air semula, sebelum digunakan. Khlorinasi, penyakit. Dengan melakukan tahap-tahap seperti tersebut diatas dalam penanganan suatu air buangan diharapkan air buangan tersebut dapat digunakan kembali karena mutunya kembali seperti semula, yaitu sebelam digunakan. yaitu menghilangkan organism penyebab yaitu menghilangkan bahan-bahan organic

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

BAB 9 BATASAN POLUSI UDARA


A. Udara Terpolusi Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan udara yang melapisi bumi. Komposisi campuran gas yang dimaksuda tidak selalu konstan, salah satu diantaranya yang nilainya palinf bervariasi ialah unsur dalam bentuk air yakni H2O dan gas Carbon dioksida (CO2). Hal ini bergantung ehadap cuaca dan suhu yang terjadi. Konsentari CO2 di udara yang selalu bervariasi

dikarenakan aktivitas manusia dan akivitas alam lainnya. Jumlah konsentrasi CO2 banyak misalnya diikarenakan proses pernafasan manusia CO2 dimana oleh saat itu bernafas dimana manusia terdapat

mengeluarkan

karena

sekumpulan manusia berkunpul maka konsentrasi nilai CO2 akan besar pada daerah tersebut. Didaerah pegunungan jumlah konsentrasi CO2 sedikit karena pemanfaatan CO oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Udara sendiri sebenarnya terbagi atas dua yakni udara kering dan udara basah. Peredaan antara keduanya terletak pada jumlah konsentrasi H2O yang dikandunnya. Udara kering

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

sering dijumpai didaerah gurun sedangkan udara basah sering dijumpai didaerah pegunungan.

Tabel 1. Komposisi udara kering yang bersih Persen Ppm (part per Komponen Formula Volume million) Nitrogen Oksigen Argon Karbon Dioksida Neon Helium Metana Kripton Masih ada lagi gas-gas lain yang mungkin terdapat diudara tetapi jumlahnya sangat kecil yakni dibawah 1 ppm. Udara sendiri tidak pernah ditemkan bersih tanpa polutan sama sekali hal ini disebabkan karena aktivitas manusi dan aktivitas alam. N2 O2 Ar CO2 Ne He CH4 Kr 78.08 20.95 0.934 0.0314 0.00182 0.000524 0.0002 0000114 780000 209500 9340 314 18 5 2 1

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

B. Polutan Udara Polutan udara terbagi atas polutan udara primer dan polutan udara sekunder. Polutan udara primer ialah polutan yang mencakup 90% dari jumlah polutan seluruhnya yang ada. Kelompok polutan udara primer tersbeut antara lain : 1. Karbon Monoksida (CO) 2. Nitrogen Okside (NOx) 3. Hidrokarbon (HC) 4. Sulfur Dioksida (SOx) 5. Partikel Sumber polusi utama berasal dari transportasi manusia, dimana hamper 60% dari polutan yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida (CO) sehingga CO merupakan polutan utama yang haru diatasi. Sekitar 15% terdiri dari dari Hidrokarbon. Sumber-sumber polusi lainnya berasal dari

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

pembakaran, proses industry, pembuangan sampah dan limbah serta dll. Dalam setiap polutan terdapat tinggkat Toksisitas. Toksisitas itu sendiri adalah jumlah tingkat racun yang dapat terdapat pada polutan udara. Table 2. Toksisitas relatif polutan udara

Polutan
CO HC SOx NOx Pertikel

Level Tolenransi
32.0 40000 19300 0.50 1430 0.25 514 375

Toksisitas relatif
1.00 2.07 28.0 77.8 106.7

XI. Karbon Monokside


A. Sumber Karbon Monokside di Udara Karbon monokside dapat terbentuk dari salah satu proses sebagai berikut: 1. Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon 2. Reaksi antara karbon diokside dan komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi 3. Pada suhu tinggi, karbon diokside terurai menjadi karbon monokside Oksidasi tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon terjadi jika jumlah oksigen yang tersedia kurang dari jumlah yang dibutuhkan

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

untuk pembakaran sempurna dimana dihasilkan karbon diokside. B. Penyebaran Karbon Monokside di Udara Proses penyebaran karbon monokside diudara terjadi karena beberapa proses: 1. Reaksi atmosfir yang berjalan sangat lambat sehingga jumlah CO yang hilang sangat sedikit. 2. Aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam tanah dapat menghilangkan Codengan keceptan relatif tinggidari udara. C. Pengaruh Karbon Monokside terhadap Lingkungan 1. Pengaruh terhadap Tanaman Pemberian CO pada tanaman yangberlebih akan mengakibatkan lambatnya kemampuan tumbuhan untuk fiksasi nitrogen oleh bakteri. 2. Pengaruh terhadap Manusia Kontak antara CO pada manusia akan memberikandampakyangsangat buruk pada manusia yaitu kematian. Itu disebabkan karena semakin banyak CO yang terhirup manusia maka akan semakin banyak kandungan hemoglobin yang terkandung pada darah. D. Kontrol terhadap Polusi Karbon Monokside Cara untuk mengontrol bahan bakar karbon untuk monokside mengurangi dapat jumlah dilakukan dengan beberapa cara diantaranya: 1. Memodifikasi polutan yang terbentuk selama pembakaran. 2. Pengembangan reaktor sistem exhaust. 3. Pengembangan substitusi bahan bakar untuk bensin. 4. Pengembangan sumber tenaga yang rendah polusi.

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

X. Nitrogen Okside
A. Pembentukan Nitrogen Okside Nitrogen Okside adalah kelompok gas yang terdapat diatmosfir yang terdiri dari gas nitrik oksode (NO) dan nitrogen diokside (NO2). Udara terdiri dari sekitar 80% volume nitrogen dan 20% volume oksigen. B. Sumber Polusi Nitrogen Okside Sumber-sumber dari polusi Nitrogen itu berasal dari aktivitas bakteri yang besar akan tetapi sumber dari bakteri ini tidak menjadi masalah karena menyebar keseluruh alam sehingga jumlahnya menjadi kecil. Sumber lain juga berasal dari manusia yang dalam waktu tertentu. C. Penyebaran Nitrogen Okside Penyebaran nitrogen okside adalah Sebelum matahari terbit konsentrasi NO dan NO2 tetap stabil pada konsentrasi sedikit lebih tinggi dari konsentrasi minimum sehari-hari. 1. Segera setelah aktivitas manusia meningkat maka NO juga semakin meningkat karena meningkatnya juga aktivitas kendaraan bermotor. 2. Dengan terbitnya matahari yang memancarkan sinar ultraviolet,sehingga konsentrasi larutan NO2 meningkat. 3. Konsentrasi ozon meningkat dengan menurunnya konsentrasi NO sampai kurang dari 0.5 ppm 4. Jika intensitas energi matahari pada sore hari maka konsentrasi NO meningkat kembali. 5. Energi matahari tidak tersedia untuk mengubah NO menjadi NO2.

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

D. Pengaruh Nitrogen Okside terhadap Lingkungan 1. Pengaruh terhadap Tanaman Adanya NOx pada tanaman akan mengakibatkan tanaman mati tetapi belum dapat ditentukan apakah penyebab kematian itu adalah NO primer atausekunder. 2. Pengaruh terhadap Manusia NO dan NO2 sangat berbahaya untuk manusia. Pengaruh NO2 sangat berbahaya karena 4 kali lebih beracun dibanding NO . NO2 dapatmembuat iritasi mata secara cepat serta dapat mengakibat kan hilang kesadaran. E. Kontrol terhadap Polusi Nitrogen Okside Kontrol terhadap nitrogen dapat dilakukan beberapa cara yaitu: 1. Metode pembakaran untuk menurunkan jumlah NOx Tahap pertama ini sebahagian udara dalam jumlah stoikhiometrik lebih rendah dari yang tersedia.

2. Pada tahap ke 2 pembakaran dilanjutkan setelah dilakukan penyuntikanke udara kedalam campuran. 3. Metode adsorbsi Gas yang keluar dilalukan melalui adsorber padat atau cair dimana NOx akan bertahan.

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

XI. Hidrokarbon dan Oksidan Fotokimia


A. Sumber Hidrokarbon dan Oksidan Fotokimia Hidrokarbon merupakan polutan primer karena dilepaskan keudara secara langsung, sedangkan oksidan fotokimia merupakan polutan sekunder yang dihasilkan di atmosfer dari reaksi-reaksi yang melibatkan poluten primer. 1. Hidrokarbon Komponen hidrokarbon hanya terdiri dari elemen hidrogen dan karbon. Pada suhu kamar terdapat tiga bentuk, yaitu gas, cair dan padat. Sifat fisik dari masing-masing bentuk tersebut dipengaruhi oleh struktur molekul, terutama jumlah atom karbon yang menyusun molekul hidrokarbon. Semakin tinggi jumlah atom karbon semakin cenderung untuk terdapat dalam bentuk padat. Hidrokarbon yang sering menimbulkan masalah dalam polusi udara adalah yang berbentuk gas pada suhu atmosfer normal atau hidrokarbon yang bersifat sangat volatil. Hidrokarbon dapat dibedakan atas tiga kelompok berdasarkan struktur molekulnya, yaitu hidrokarbon alifatik, aromatik, dan alisiklis. terutama metana, Adanya hidrokarbon di atmosfer, dari sumber-sumber alami berasal

terutama proses-proses biologis. Walaupun sejumlah kecil juga dapat berasal dari aktivitas geothermal seperti sumber gas alam dan minyak bumi, api alam, dan sebagainya. Jumlah terbesar diproduksi selama dekomposisi bahan organik pada permukaan tanah. 2. Oksidan Fotokimia Oksidan fotokimia adalah komponen atmosfer yang diproduksi oleh proses fotokimia, yaitu suatu proses kimia yang membutuhkan sinar, yang akan mengoksidasi

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

komponen-komponen yang tidak segera dapat dioksidasi oleh gas oksigen. Senyawa yang terbentuk merupakan polutan sekunder yang diproduksi karena interaksi antara polutan merupakan Oksidan komponen fotokimia. reaksi yang Bahaya fotokimia berperan polusi yang primer dengan sinar. Hidrokarbon dalam produksi oleh

hidrokarbon bukan disebabkan oleh hidrokarbon tersebut, melainkan produk-produk meilibatkan hidrokarbon. Siklus NO2 melibatakan tiga reaksi sebagai berikut: NO2 + sinar matahari NO + O O + O2 O3 O3 + NO NO2 +O2 Beberapa reaksi yang mungkin terjadi diantara bermacammacam reakasi adalah sebagai berikut: Radikal bebas beraksi cepat dengan NO membentuk NO2. Radikal bebas dapat bereaksi dengan O2 dan NO2 membentuk peroksiasilnitrat. Radikal bebas dapat bereaksi dengan hidrokarbon lainnya dan komponen oksigen membentuk komponen-komponen oerganik lainnya yang tidak diinginkan. Oleh karena itu hidrokarbon dalam jumlah tinggi yang terutama terdiri dari metana mungkin menimbuklan masalah yang lebih kecil dibanding dengan hidrokarbon dalam jumlah kecil yang mengandung jenis hidrokarbon lainnya yang lebih beraksi. B. Pengaruh Hidrokarbon dan Oksidan Fotokimia terhadap Lingkungan 1. Pengaruh terhadap tanaman

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

Polusi udara fotokimia dapat mengakibatkan kerusakan pada tenunan tanaman. Komponen fotokimia yang paling merusak tanaman adalah ozon, tetapi kelompok PAN juga berperan dalam menyebabkan kerusakan tersebut. Pengaruh ozon yang dapat terlihat langsung pada tanaman adalah terjadinya pemucatan karena kematian sel-sel pada permukaan daun, dimana daun yang lebih tua lebih sensitif terhadap kerusakan tersebut. Kerusakan tanaman karena PAN memperlihatkan permukaan bawah daun berwarna keperakan dan kerusakan pada daun-daun muda. Tenunan daun kemudian mati. Pemberian PAN dengan konsentrasi 0,02 0,05 ppm sudah cukup untuk menyebabkan kerusakan tanaman. Pengaruh etilen terhadap tanaman terutama bagian bunga. 2. Pengaruh terhadap manusia Sampai saat ini belum ada kejadian yang menunjukkan bahwa hidrokarbon pada konsentrasi ambien mempunyai pengaruh langsung yang merugikan bagi manusia. Beberapa penelitian terhadap hewan dan manusia menunjukkan bahwa hidrokarbon alifatik dan alisiklis mempunyai pengaruh yang tidak diinginkan terhadap manusia hanya pada konsentrasi beberapa ratus sampai beberapa ribu kali lebih tinggi daripada konsentrasi yang terdapat di atmosfer. Hidrikarbon aromatik lebih berbahaya dibandingkan dengan hidrokarbn alifatik dan alisiklis. Uapnya lebih bersifat iritasi terhadap membran mukosa, dan luka dibagian dalam dapat terjadi jika menhisap uap komponen aromatik. Tetapi pada konsentrasi kurang dari 25 ppm biasanya tidak berpengaruh. Oksidan fotokimia masuk kedalam tubuh adalah menghambat pertumbuhan, perubahan warna daun, dan kematian bagian-

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

sebagai bagian dari udara dan pada konsentrasi subletal dapat mengganggu proses pernafasan normal. Selain itu Oksidan fotokimia juga dapat menyebabkan iritasi mata. Dua macam reaksi yang terjadi karena pengaruh ozon terhadap bahan-bahan tersebut, yaitu: Pemecahan ikatan karbon sehingga atom-atom karbon yang terdapat pada polimer panjang tersebut terpecahpecah, akibatnya bahan menjadi lebih cair dan kekuatan lenturnya hilang. Terbentuk ikatan silang pada rantai karbon, sehingga terbentuk ikatan-ikatan baru diantara rantai karbon yang paralel, akibatnya bahan menjadi kurang elastis dan lebih rapuh Reaksi-reaksi tersebut terjadi pada konsentrasi ozon ambien yang jauh lebih rendah dari pada konsentrasi yang mengakibatkan pengaruh merugikan pada manusia.

C. Kontrol terhadap Hidrokarbon dan Polutan Fotokimia Ozon dan PAN merupakan polutan sekunder, oleh karena itu kontrol terhadap polutan tersebut tergantung dari kontrol terhadap prekursor primer, yaitu hidrokarbon dan nitrogen okside. Ada empat macam teknik yang telah digunakan untuk mengontrol emisi hidrokarbon dari sumbernya, yaitu insinerasi, adsorbsi, absorbsi, dan kondensasi. Dua macam alat insinerasi elah digunakan, yang pertama dengan menggunakan api untuk oksidasi lengkap hidrokarbon menjadi CO2 dan air, dimana efisiensi penghilangan hidrokarbon sangat tinggi. Alat yang kedua menggunakan katalis sehingga oksidasi hidrokarbon lengkap dapat terjadi pada suhu lebih rendah dari pada dalam

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

alat

pertama.

Tetapi

masalah

yang

dihadapi

adalah

kemungkinan terjadinya keracunan katalis. Pada metode adsorbsi, gas-gas buang dilakukan pada bed yang terdiri dari adsorber granular terbuat dari karbon aktif. Uap dan hidrokarbon kemudian dikondensasi menjadi cairan dan hodrokarbon dapat diperoleh kembali untuk penggunaan selanjutnya. Pada metode absorbsi, cairan hampi sama dengan metode adsorbsi, hanya bedanya gas-gas buangan mengalami kontak dengan cairan dimana hidrokarbon akan larut atau tersuspensi. Kontak antara gas-gas buangan dengan cairan absorbsi biasanya terjadi didalam kolom atau menara yang tinggi. Metode kondensasi dilakukan berdasarkan kenyataan bahwa pada suhu yang cukup rendah gas hidrokarbon akan mengalami kondensasi menjadi cairan.

XII. Sulfur Okside


A. Reaksi Pembentukan Sulfur Okside Polusi oleh sulfur okside terutama disebabkan oleh dua komponen gas yang tidak berwarna, yakni sulfur diokside (SO2) dan sulfur triokside (SO3), dan keduanya disebut sebagai SOx . Sulfur diokside mempunyai karakteristik bau yang tajam dan

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

tidak terbakar di udara, sedangkan sulfur triokside merupakan komponen yang tidak reaktif. Pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Meskipun udara tersedia dalam jumlah cukup, SO2 selalu terbentuk dalam jumlah terbesar. Jumlah SO2 yang terbentuk dipengaruhi oleh kondisi reaksi, terutama suhu dan bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx. Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai berikut : S + O2< --------- > SO2 2 SO2 + O2< --------- > 2 SO3 SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika uap air terdapat dalam jumlah cukup, SO3 dan uap air akan segera bergabung membentuk droplet asam sulfat ( H2SO4 ) dengan reaksi sebagai berikut : SO SO2 + H2O2 ------------ > H2SO4 Komponen yang normal terdapat di udara bukan SO3 melainkan H2SO4 Tetapi jumlah H2SO4 di atmosfir lebih banyak dari pada yang dihasilkan dari emisi SO3 hal ini menunjukkan bahwa produksi H2SO4 juga berasal dari mekanisme lainnya. Setelah berada diatmosfir sebagai SO2 akan diubah menjadi SO3 (Kemudian menjadi H2SO4) oleh proses-proses fotolitik dan katalitik Jumlah SO2 yang teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk jumlah air yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi spektrum sinar matahari, Jumlah bahan katalik, bahan sorptif dan alkalin yang tersedia. Pada malam hari atau kondisi lembab atau selama hujan SO2 di udara diaborpsi oleh droplet air alkalin dan

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

bereaksi pada kecepatan tertentu untuk membentuk sulfat di dalam droplet. B. Sumber Polusi Sulfur Okside Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfir merupakan hasil kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga hasil kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga bagian lagi berasal dari sumber-sumber alam seperti vulkano dan terdapat dalam bentuk H2S dan oksida. Masalah yang ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah dalam hal distribusinya yang tidakmerata sehingga terkonsentrasi pada daerah tertentu. Pabrik peleburan baja merupakan industri terbesar yang menghasilkan SOX. Hal ini disebabkan adanya elemen penting alami dalam bentuk garam sulfida misalnya tembaga ( CUFeS2 dan CU2S ), zink (ZnS), Merkuri (HgS) dan Timbal (PbS). C. Pengaruh Sulfur Okside terhadap Lingkungan 1. Pengaruh SOx terhadap Lingkungan Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan global). Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOxtersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam. Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH hujan normal), yang dikenal sebagai hujan asam. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk). 2. Pengaruh SOx terhadap Manusia Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan, kerusakan pada tanaman terjadi pada kadar sebesar 0,5 ppm. Pengaruh utama polutan Sox terhadap manusia adalah iritasi sistim pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderitayang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.

Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan SO2, meskipun dengan kadar yang relatif rendah. Kadar SO2 yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan adalah sebagai berikut : Konsentrasi ( ppm ) 35 8 12 20 20 20 50 100 400 -500 dari baunya Jumlah Jumlah Jumlah terkecil terkecil terkecil yang yang yang segera akan akan mengakibatkan iritasi tenggorokan mengakibatkan iritasi mata mengakibatkan batuk Maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi dalam waktu lama Maksimum yang diperbolehkan untuk kontrak singkat ( 30 menit ) Berbahaya singkat meskipun kontak secara Pengaruh Jumlah terkecil yang dapat dideteksi

Udara yang tercemar Sulfur Oksida (SOx)menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada sistem pernafasannya. Hal ini karena gas SOx yang mudah menjadi

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

asam tersebut menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan, dan saluran nafas yang lain sampai ke paruparu. Serangan gas SOx tersebut menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena. Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada konsentrasi SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitive iritasi terjadai pada konsentrasi 1-2 ppm. SO2 dianggap polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan dan kardiovaskular. Sulfur dioksida (SO2) bersifat iritan kuat pada kulit dan lendir, pada konsentrasi 6-12 ppm mudah diserap oleh selaput lendir saluran pernafasan bagian atas, dan pada kadar rendah dapat menimbulkan spesme tergores otot-otot polos pada bronchioli, speme ini dapat menjadi hebat pada keadaan dingin dan pada konsentrasi yang lebih besar terjadi produksi lendir di saluran pernafasan bagian atas, dan apabila kadarnya bertambah besar maka akan terjadi reaksi peradangan yang hebat pada selaput lendir disertai dengan paralycis cilia, dan apabila pemaparan ini terjadi berulang kali, maka iritasi yang berulang-ulang dapat menyebabkan terjadi hyper plasia dan meta plasia sel-sel epitel dan dicurigai dapat menjadi kanker. 3. Kontrol terhadap Polusi Sulfur Okside Beberapa : Penggunaan bahan bakar bersulfur rendah metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mengontrol emisi SOx adalah sebagai berikut

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

Substitusi pembakaran Penghilangan pembakaran

sumber sulfur

energi dari

lainnya bahan

untuk bakar

bahan sebelum

Penghilangan SOx dari gas buangan.

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

XII. Partikel
A. Jenis dan Sifat Partikel
Sifat fisik partikel salah satunya adalah ukurannya, antara 0,0002 mikron sampai sekitar 500 mikron. Umurnya dalam bentuk tersuspensi diudara antara beberapa detik sampai beberapa bulan. Halini dipengaruhi oleh kecepatan pengendapan yang di di tentuka dari ukuran dan densitas partikel serta aliran (turbulensi) udara. Sifat partikel lainnya adalah kemampuannya sebagai tempat adsorbsi(sorsbi secara fisik)atau kimisorbsi(sorbsi disertai dengan interaksi kimia).jika molekul yang terasorbsi tersebut larut di dalam partikel, maka keadaannya disebut absorsi. Selain sifat yang diatas partikel juga bersifat optik.

B. Sumber Polusi Partikel


Berbagai proses alami menyebabkan penyebaran partikel diatmosfer, misalnya letusan vulkano dan hembusan debu serta tanah oleh angin. Aktivitas manusia juga berperan dalam penyebaran pertikel, misalnya dalam bentuk partikel-partikel debu dan asbes dari bahan bangunan, abu terbang dari proses peleburan baja, dan asap dari proses pembakaran tidak sempurna, teerutama dari batu arang. Partikel dengan diametr > 10 mikron berasl dari proses mekanis, seperti erosi angin, penghancuran dan penyemprotan, dan pelindasan benda-benda oleh kendaraan dan pejalan kaki. Partikel yang berdiameter 1-10 mikron biasnya termasuk tanah.

C. Pengaruh Partikel terhadap Lingkungan


1. Pengaruh Partikel Terhadap Tanaman Partikel yang berupa debu, jika bergabung dengan uap air atau air hujan gerimis, akan membentuk kerak pada daun. Hal ini akan mempengaruhi proses fotosintesis pada daun karna meghambat masuknya sinar matahari pada daun dan mencegah

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

peertukaran CO2 di udara. Jika terdapat komponen kimia yang menempel, jufa dapat berpengaruh pada hewan yang memakannya. 2. Pengaruh partikel Terahadap Manusia Polutan partikel dapat dengan mudah mempengaruhi kesehatan manusia karana masuk pada sistem pernafasan. Partikel-partikel yang masuk dan tertinggal di paru-paru mungkin berbahaya karna 3 hal : Partikel tersebut mungkin beracun karena sifat-sifat kimia dan fisiknya. Partikel tersebut mungkin bersifat inert(tidak bereaksi) tetapi jika tertinggal dalm saluran pernafasan apat mengganggu pembersihan bahan lain yang berbahaya. Partikel tersebut mungkin membawa molekul berbaaya, baik di adsorbsi, maupun d absorsi. Partikel yang beracun biasnya tidak terdapat dalamjumlah tingi di atmosfer, kecuali aerosol asam sulfat. 3. Pengaruh Partikel Terhadap Bahan Lain Kerusakan pasif terjadi jika partikel menempel atau mengendap pada bahan yang terbuat dari tanah sehingga harus sering dibersihkan. Proses tersebut dapat mengakibatkan cacat pada permukaan benda. Kerusakan kimia terjadi jika partikel yang menempel bersifat korosif atau partikel tersebut membawa komponan lain yang bersift korosif. 4. Pengaruh Partikel terhadap Radiasi Solar dan iklim Penurunan visibilitas disebabkan oleh penyebaran dan absorbsi sinar oeh partikel. Jumlah polutan partikel bervariasi dengan musim atau iklim. Pad musim gugur dan salju, sistem pemanasan dalam rumah rumah dan gedung meningkatsehingga dibutuhkan tenaga yang lebih tinggi yang mengakibatkan terbentuknya lebih banyak partikel.

5. Kontrol terhadap Emisi Partikel

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA Teknik untuk mengontrol emisi partikel semua didasarkan

pada penangkapan parttikel ssebelum dilepaskan ke atmosfer. Metode sistem yang ruang digunakan dipengaruhi oleh ukuran kolektor partikel. siklon, Beberapa alat yang digunakan untuk tujuan terssebut diantaranya pengendapan gravitas, penggosok/sikat basah dan presipitator elektrostatik.

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

XIV. Inversi Suhu dan Pengaruh Rumah Kaca


A. Inversi Suhu
Inversi suhu dapat menyebabkan polutan terkumpul didalam atmosfer yang lebih rendah dan tidak menyebar. Suhu udara diatas bumi secara normal menurun sesuai dengan tingginya lapisan atmosfer. Udara yang letaknya paling dekat permukaan bumi dihgangatkan lapisandengan

oleh dan mengambang sehingga

densitasnya lebih rendah daripda udara yang lebih tinggi diatasnya. Udara yang hangat dan densitasnya lebih kecil kemudian akan naik menembus udara yang lebih dingin, dan udara yang lebih dingin ini kemudian akan dipanaskan lagi oleh bumi, mengembang dan naik kembali. Adanya lapisan inversi menghambat sirkulasi atmosfer secara vertikal, karena udara yang lebih dingin tidak dapat naik menembus lapisan inversi yang lebih hangat. Masalah polusi lainnya yang timbul akibat adanya lapisan inversi ini adalah kenaikan aktifitas fotokimia.

B. Pengaruh Rumah Kaca


Dalam siklus karbon, tanaman melalui fotosintesis menggunakan energi sinar untuk mereaksikan CO2 dari udara dengan air untuk memproduksi karbohidrat dan oksigen. Karbohidrat yang terbentuk disimpan didalam tanaman, dan oksigen dilepaskan ke atmosfer. Jika tanaman teroksidasi melalui dekomposisi alami, dibakar, atau dikomsumsi oleh hewan, oksigen diabsorbsi dari udara dan CO2 akan dilepaskan kembali ke atmosfer. Proses ini merupakan siklus karbon alami yang menghasilkan CO2 atmosfer yang konstan jika tidak terganggu oleh aktivitas manusia Pengaruh rumah kaca terbentuk dari interaksi antara CO2 atmosfer yang jumlahnya meningkat dengan radiasi solar. Aktivitas filter dari CO2 mengakibatkan suhu atmosfer dan bumi akan meningkat. Keadaan ini disebut pengaruh rumah kaca karena suhu rumah kaca juga meningkat oleh adanya atap dan dinding kaca yang

10 017

POLUSI AIR dan POLUSI UDARA

merupakan filter satu arah. Hal yang sama terjadi jika kita duduk didalm mobil pada siang hari. Telah diduga bahwa kenaikan CO 2 atmosfer sebanyak dua kali yaitu dari 0,03% sampai 0,06% mengakibatkan kenaikan suhu permukaan bumi di dunia. Kenaikan suhu ini mengakibatkan bertambahnya pelehan gunung es dan salju, dan kemungkinan menyebabkan bertambahnya kedalaman laut.

Anda mungkin juga menyukai