Anda di halaman 1dari 4

Aplikasi Penggunaan Teknologi Informasi SCM Pada Perusahaan. Penggunaan Teknologi Informasi dapat dilihat pada PT.

Yanmar Diesel Indonesia yang telah menerapkan sistem teknologi informasi MRP II untuk menyelengganrakan kegiatan proses produksinya. PT. Yanmar Diesel Indonesia (YADIN) ini merupakan pabrik manufaktur perakitan mesin diesel untuk aplikasi pertanian, industri dan kelautan yang mempunyai kapasitas produksi 40.000 unit engine yang dihasilkan. Secara umum proses pendistribusian komponen-komponen terutama komponen lokal mesin diesel adalah komponen yang meliputi raw material, sub material dan finish good material akan dikirim oleh supplier ke YADIN berdasarkan schedule yang telah ditetapkan oleh YADIN. Komponen-komponen tersebut sebelum diproses assy maupun machining akan terlebih dahulu dicek secara random oleh divisi quality control bagian incoming inspection. Apabila komponen yang dicek oleh quality control presentasinya > 10% dari total komponen yang dikirim oleh supplier, maka komponen tersebut dapat disimpulkan reject semua. Komponen yang telah lolos cek visual maupun dimensi oleh quality control berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh YADIN, maka akan diambil oleh divisi warehouse untuk disimpan secara baik dan aman untuk diteruskan ke divisi produksi yang meliputi assembling, painting dan machining berdasarkan planning produksi yang telah ditetapkan oleh PCD (Production Control Division). Komponen-komponen yang telah diassy menjadi engine akan ditest running terlebih dahulu sebelum dipacking. Setelah dinyatakan OK oleh bagian test running, engine tersebut dipacking dan dikirim ke Yanmar Agriculture Indonesia (YAMINDO) di Sidoarjo untuk dirangkai dengan aplikasi penunjang sesuai dengan permintaan pasar, seperti hand body tractor, mesin kapal, mesin pengupas gabah dan lain sebagainya. Setelah dirangkai dengan aplikasi penunjang maka engine tersebut akan dikirim ke main dealer YANMAR diseluruh Indonesia untuk dijual ke para . Untuk memudahkan proses pelaksanaan produksi, PT Yanmar Diesel Indonesia menggunakan suatu sistem komputerisasi yang terintegerasi, yang bisa diakses oleh tiap-tiap departemen. Sistem yang digunakan oleh YADIN adalah AS/400, oleh YADIN, sistem ini dinamakan YGLS (Yanmar Global Logistic System). Sistem ini mempunyai beberapa komponen menu-menu utama, yaitu : 1. Menu order penjualan 2. Menu pembelian dan penerimaan 3. Menu pengiriman produk 4. Menu pengiriman komponen (spare parts) 5. Menu perencanaan produksi 6. Menu pembelian material (order pembelian) 7. Menu manufaktur (terdiri dari assembling, machining, painting, dan packing) 8. Menu distribusi material ke unit-unit produksi 9. Menu pengaturan penyimpanan material di gudang

10. Menu manajemen harga (financial dan accounting) 11. Menu perhitungan kembali stok material (tiap 6 bulan sekali) 12. Menu master seluruh produk (meliputi input harga, delivery lead time, stock taking, lot delivery, komponen-komponen dari suatu engine) 13. Menu produksi bulanan Menu-menu diatas sangat berguna sebagai acuan, terutama pada tiap-tiap departmen untuk mengawasi peredaran material-material untuk diproses lebih lanjut (machining, painting, assembling dan packing). Mencapai Supply Chain Terintegrasi Ada beberapa tahapan untuk mencapai suatu system SCM yang terintegrasi : 1. Tahap 1 : Baseline (dasar) posisi dari kebebasan fungsional yang lengkap dimana masing masing fungsi bisnis seperti produksi dan pembelian melakukan aktifitas mereka secara sendiri sendiri dan terpisah dari fumgsi bisnis yang lain. 2. Tahap 2 : Integrasi fungsional perusahaan telah menyadari perlu sekurang-kurangnya ada penggabungan antara fungsi fungsi yang melakukan aktifitas hamper sama, misalnya antara bagian distribusi dan manajemen persediaan atau pembelian dengan pengendalian material 3. Tahap 3 : Integrasi secara internal diperlukan pengadaan dan pelaksanaan kerangka kerja end - to end. 4. Tahap 4 : Integrasi secara eksternal merupakan integrasi supply chain yang sebenarnya karena mempunyai konsep menghubungkan dan mengkoordinasikan suatu hasil yang telah dicapai pada tahap 3 dan diperluas dengan cara menjalin suatu hubunga dengan supplier dan . Meskipun adanya kebutuhan atas sistem terintegrasi sudah lama disadari oleh industri manufaktur, tetapi pada awalnya konsep dan sistem pendukung yang dibangun tidaklah terintegrasi penuh, tetapi hanya mengintegrasikan beberapa segmen manufaktur tersebut. Beberapa konsep dan system yang pernah dibangun dan diterapkan untuk mendukung masing masing proses dan fungsi dalam system manufaktur misalnya PDM, MRP II, JIT, KANBAN, CRM dan SCM. Beberapa system kemudian dilebur dalam satu konsep terintegrasi yaitu ERP, beberapa lagi dioperasikan dengan pemilihan beberapa modul, sehingga terkesan saling tumpamg tindih (overlap). Secara garis besar, dukungan sistem sistem terintegrasi ini dapat dipetakan pada masing masing proses pada model pertambahan nilai. Jika pemetaan ini dikaitkan dengan pelaku yang terlibat dalam proses serta dukungan masing masing system baik yang terintegrasi maupun yang specific, maka hasilnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Trend Teknologi Informasi SCM di Masa Depan Teknologi internet dan web merupakan topik terhangat dalam SCM akhir- akhir ini. Banyak orang percaya bahwa internet merupakan alat yang sangat bermanfaat bagi komunikasi. Email adalah media yang bagus bagi orangorang untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Contoh dari bisnis yang menggunakan internet adalah E-Commerce. Di sini komunikasi terjadi antara perusahaan dengan konsumer, atau disebut Business to Consumer (B2C). Contoh B2C ini adalah Amazon.com dan Dell. Ke depan, e-commerce tak lagi sekedar B2C tapi Business to Business (B2B). Ada beberapa area dimana internet mempunyai peranan sangat besar dalam B2B.

1. Maintenance Repair and Operation (MRO). Dalam MRO, persyaratan pembelian biasanya berasal dari interaksi manual para operator pembelian. Sebelum ada B2B perocurement, orang-orang memerlukan barang di kantor atau di pabrik mengisi formulir pembelian di secarik kertas yang harus ditandatangani oleh beberapa manajer sebelum akhir barang diorder. Setelah ada B2B procurement, orang- orang yang memerlukan barang memasuki internet, dan menseleksi barang-barang yang dibutuhkan melalui katalog, kemudian meminta persetujuan manajer, setelah itu memesan pada supplier tanpa gangguan tangan departemen pembelian. Ini mengurangu labour cost di departemen pembelian. 2. Direct Material Purchashing (DMP). Banyak perusahaan sekarang mencoba untuk mendapatkan solusi mengurangi biaya pembelian bahan baku langsung untuk produksi di pabrik. Pada perusahaan manufakturing, biasanya persyaratan material dihitung berdasarkan rencana produksi dan bill of material (BOM). Kemudian hasilnya dikirim melalui EDI (Electric Data Interchange) kepada vendor individual. Tetapi data yang bisa ditransfer EDI adalah sangat terbatas. Salah satu contoh penggunaan internet dan XML (Extensible Markup Language) teknologi adalah Rosettanet, yaitu sebuah konsorsium yang dipelopori oleh perusahaan-perusahaan IT dan Elektrik AS, seperti IBM, HP, Dll, Intel dan Microsoft. 3. E-Marketplace. Adalah sebuah portal internet dimana perusahaan dapat melakukan pertukaran bahan baku. Contoh; ketika perusahaan manufaktur PC ingin membeli beberapa CPU chips pada harga yan rendah, mereka mengumumkan persyaratan bahan baku dan kuantitasnya di market place. Ada banyak e-marketplace yang lahir sejak tahun lalu. Mereka kebanyakan terdiri dari banyak industri yang spesifik. Contohnya adalah e-hitex untuk industri teknologi tinggi dan Covisint untuk industri mobil. Kesimpulan 1. Seiring dengan pasar yang semakin meng-global dan munculnya teknologi informasi, persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Tuntutan pelangganpun semakin tinggi sehingga menuntut perusahaan untuk meningkatkan kualitas dengan biaya yang efisien dan efektif. Tuntutan pelanggan semakin bervariasi, mulai dari jenis produk sampai pada jenis pelayanan yang berkaitan dengan sistem atau teknologi yang digunakan perusahaan. Global Supply Chain Management merupakan sistem yang dapat memenuhi tuntutan tersebut. 2. Tujuan utama dari Global Supply Chain Management adalah: pernyerahan/ pengiriman produk secara tepat tempat dan tepat waktu demi memuaskan pelanggan, mengurangi biaya, meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan), mengurangi waktu, memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi, serta tetap menjalin partnership dengan supplier baik dari dalam negeri maupun luar negeri dalam rangka memenuhi pasokan bahan baku dengan kualitas terbaik dan harga yang terjangkau dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi dan informasi dalam prosesnya. 3. PT. Yanmar Diesel Indonesia telah menerapkan sistem Global Supply Chain Management dan menggunakan sistem komputerisasi yang terintegrasi yaitu sistem AS/400 yang dinamakan YGLS (Yanmar Global Logistic System) dengan fungsi mengakses berbagai informasi berkaitan dengan beberapa komponen menu-menu utama, yaitu : - Menu order penjualan

- Menu pembelian dan penerimaan - Menu pengiriman produk - Menu pengiriman komponen (spare parts) - Menu perencanaan produksi - Menu pembelian material (order pembelian) - Menu manufaktur (terdiri dari assembling, machining, painting, dan packing) - Menu distribusi material ke unit-unit produksi - Menu pengaturan penyimpanan material di gudang - Menu manajemen harga (financial dan accounting) - Menu perhitungan kembali stok material (tiap 6 bulan sekali) - Menu master seluruh produk (meliputi input harga, delivery lead time, stock taking, lot delivery, komponen-komponen dari suatu engine) 4. Aplikasi Teknologi Informasi terintegrasi dengan memanfaatkan internet dalam Global Supply Chain Management yang telah diterapkan PT. Yanmar Diesel Indonesia sangat bermanfaat dalam mengelola informasi dari seluruh komponen pendukung Supply Chain sehingga mampu memenuhi tuntutan dari pelanggan. Dan hal ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi perusahaan lain untuk menerapkan Aplikasi Teknologi Informasi terintegrasi dalam Global Supply Chain Management. 5. Dengan mengimplementasikan aplikasi Teknologi Informasi Terintegrasi dalam Global Supply Chain Management bukan hanya mampu memenuhi tuntutan pelanggan tetapi juga mampu memperbaiki/meningkatkan produktivitas perusahaan yang tentunya sampai pada perbaikan/peningkatan margin perusahaan. Tantangan dalam menerapkan global supply chain : 1. Dari segi bahasa, tidak mudah untuk mempersatukan berbagai macam negara dalam suatu bahasa yang sama agar bisa dapat berkomunikasi dengan mudah, untuk itu perlu adanya suatu perhatian khusus untuk dapat membantu dalam penggunaan bahasa yang akan digunakan untuk berkomunikasi dengan supplier maupun costumer beda negara nantinya. 2. Perbedaaan budaya membuat terkadang suatu produk disukai negara yang satu namun tidak disukai negara yang lain, untuk itu perlu adanya suatu riset pasar agar dapat membuat suatu produk sesuai dengan keinginan tiap-tiap konsumen. 3. Tidak semua orang menyukai teknologi, jadi dengan penggunaan globakl supply chain tentu membuat semua komponen yang berhubungan dengan perusahaan harus mengetahui teknologi, dan terkadang hal ini membuat kesulitaan bagi sebagian rantai pasok yang berhubungan dengan perusahaan dalam melakukan aktifitas bisnis seperti biasanya. 4. Persaingan yang akan dihadapi pasti akan semakin ketat, karena mencakup pasar global, dan hal ini membutuhkan inovasi-inovasi baru agar perusahaan dapat terus bertahan dan bisa berkembang sesuai dengan harapan.

Anda mungkin juga menyukai