Anda di halaman 1dari 5

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL BERBASIS WEB PADA SEBARAN KUALITAS AIR TANAH ( STUDI KASUS: DKI

JAKARTA )
Ridwan Ariadhika1, Zainul Arham2 dan Bakri Lakatjong3
1

Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika/Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


Tel : (021) 98242564 Hp : 085692489253 e-mail : r.ariadhika@gmail.com

Pembimbing Skripsi Staff Pengajar Program Studi Teknik Informatika/Sistem Informasi


Fakultas Sains dan Teknologi Tel : (0251) 823026 Fax : (0251) 8624025 e-mail : a2mhms@yahoo.com
3

Pembimbing Skripsi

Staff Pengajar Program Studi Teknik Informatika/Sistem Informasi


Fakultas Sains dan Teknologi Tel : (0251) 823026 Fax : (0251) 8624025 e-mail : bakri_la_katjong@yahoo.com

ABSTRACT In the development of physical development, Geographic Information Systems (GIS) is used as a tool in managing information, as it not only presents the information in the form of textual data (attributes, description or rate), but also the spatial form of graphical data in the form of map data that is digitally connected . Based on studies and research BPLHD in 2009, the percentage of good quality water for consumption is very small. A good quality ground water in central Jakarta only by 9%. Ground water at a depth of 0-40 meters are very dangerous if consumed. At a depth of water that certain ground water contaminated with bacteria E-Coli causes diarrhea. These bacteria are usually derived from household waste water, river, or septic tank. It required a system to monitor the quality and quantity of groundwater in the area, so the quality and quantity of groundwater and the protected area can be re-used for everyday purposes. In addition the system is expected to build on the information society and can be an effective means of communication between people with goverment by using the Web as a medium. The research methodology used by writer is the System Development Life Cycle (SDLC) waterfall, consisting of planning, analysis, design, implementation, testing, maintenance. For testing, the system uses the Blackbox methods. The system was developed using ArcView 3.3 for spatial data processing, as the 3:02 version of the MapGuide WebGIS application that contains java, MySQL database, PHP as a programming language. The results obtained in the form of web-based spatial information system, namely the distribution of groundwater locations in the province of Jakarta. In addition to the data information nonspasial information that can be utilized by the parties involved and integrated quickly. Keywords: Groundwater, Information, SDLC

1. PENDAHULUAN
Sebagian besar penduduk di Propinsi DKI Jakarta sampai saat ini masih mengunakan air tanah sebagai sumber air bersih maupun air minum, disebabkan masih terbatasnya penyediaan air bersih yang disediakan oleh PD. PAM Jaya, sehingga air tanah merupakan salah atu alternatif untuk memenuhi kebutuhan manusia disamping air sungai dan situ. Dengan luas wilayah sebesar 661,52 KM2 (66.152 HA) harus menampung sebanyak 8,5 juta jiwa (penduduk yang terdaftar tahun 2008) dengan jumlah rumah tangga 2,2 KK. DKI Jakarta memiliki 13 sungai/kali dan 43 situ/waduk, hampir semuanya dalam kondisi rusak dan tercemar sehingga tidak layak dijadikan air baku oleh PAM. Eploitasi berlebihan pada air tanah dalam juga telah meyebabkan terjadinya penurunan muka tanah (land subsidence) secara berlebihan. Serta sistem pelayanan Air bersih perpipaan yang ada baru mampu melayani sekitar 44% total populasi di DKI Jakarta. Berdasarakan kajian dan penelitian BPLHD Jakarta tahun 2005 2009, kualitas airtanah mengalami fluktuasi pada Indeks Pencemarannya. Tahun 2005 kualitas airtanah yang memenuhi baku mutu (baik) hanya sebesar 16%, lalu pada tahun 2006 menurun drastis karena hanya sebesar 3%, sedangkan pada tahun 2007 tidak ada yang memenuhi baku mutu. Di tahun 2008 kualitas airtanah baik meningkat drastis menjadi 23%. Tahun 2009 airtanah yang memenuhi baku mutu tidak mengalami kenaikan maupun penurunan.
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%

kuantitas, dimana persyaratan ini tertuang di dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Untuk itu diperlukan sistem untuk memantau kualitas dan kuantitas air tanah pada daerah tersebut, sehingga kualitas dan kuantitas air tanah daerah tersebut terjamin dan dapat kembali digunakan untuk keperluan sehari-hari pada daerah permukiman, sesuai dengan standar kesehatan dan mutu kualitas air. Selain itu sistem ini diharapkan membangun informasi di masyarakat dan dapat menjadi alat komunikasi efektif antara masyarakat dengan pemerintah dengan memanfaatkan web sebagai medianya. Sehingga pemakai dapat berinteraksi dengan pihak penyedia informasi dengan mudah dan cepat, melalui dunia internet. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Web pada Sebaran Kualitas Airtanah (Studi Kasus: Provinsi DKI Jakarta). 2.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Pada Sebaran Kualitas Airtanah ini adalah siklus hidup pengembangan sistem atau System Development Life Cycle (SDLC) dengan model proses waterfall. Siklus hidup pengembangan sistem ini merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapantahapan atau langkah-langkah proses berjalannya sistem.

Airtanah Baik

Airtanah Cemar Ringan Airtanah Cemar Sedang Airtanah Cemar Berat

Gambar 1.1 Presentase Kualitas Airtanah DKI Jakarta Kondisi semacam ini tentunya tidak sejalan lagi dengan Undang undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 3 yang menyebutkan bahwa air minum yang dikonsumsi masyarakat, harus memenuh oersyaratan kualitas maupun

Gambar 1. Pengembangan sistem dengan model waterfall. (Sumber : Prahasta, Bandung, 2009) A. Rekayasa Sistem Berdasar kajian dan penelitian BPLHD tahun 2009, presentase kualitas air yang baik untuk dikonsumsi sangat kecil. Kualitas air tanah yang baik di Jakarta Pusat hanya sebesar 9 persen. Air tanah pada kedalaman 0-40 meter sangat

berbahaya jika dikonsumsi. Pada kedalaman sedangkal itu, air tanah dipastikan tercemar bakteri E-Coli penyebab diare. Bakteri ini biasanya berasal dari air buangan rumah tangga, sungai, atau septic tank. Bakteri penyebab diare, sakit perut, muntah, dan mulas-mulas ini merembes dari permukaan tanah ke dalam air resapan dengan mudah. Untuk itu diperlukan sistem untuk memantau kualitas dan kuantitas air tanah pada daerah tersebut, sehingga kualitas dan kuantitas air tanah daerah tersebut terjamin dan dapat kembali digunakan untuk keperluan seharihari pada daerah permukiman, sesuai dengan standar kesehatan dan mutu kualitas air. Selain itu sistem ini diharapkan membangun informasi di masyarakat dan dapat menjadi alat komunikasi efektif antara masyarakat dengan pemerintah dengan memanfaatkan web sebagai medianya. Adapun identifikasi kebutuhan aplikasi siska ini didasarkan pada hasil penelitian dan konsultasi langsung dengan pihak terkait di Badan Pengelola Lingkungan Hidup DKI Jakarta (BPLH) mengenai kebutuhan akan aplikasi SISKA yang berfungsi sebagai media dalam memanage data dalam penyampaian informasi terhadap data-data titik airtanah dan pencemaran. Identifikasi kebutuhan tersebut diantaranya : 1. Kebutuhan akan visualisasi dari data-data air tanah serta sebaran pencemaran air yang dimiliki BPLH untuk penyebaran yang lebih interaktif. 2. Kebutuhan akan sistem informasi spasial mengenai sebaran pencemaran air tanah DKI Jakarta berdasarkan data-data BPLH. 3. Sistem informasi yang diusulkan dapat langsung diaplikasikan pada sistem informasi yang telah ada. 4. Sistem informasi yang diusulkan diharapkan dapat digunakan dengan mudah. 5. Akses yang mudah dalam mendapatkan informasi kualitas airtanah. 6. Informasi sebaran kualitas airtanah yang lebih mudah digunakan

1.

2.

3. 4.

5.

Data yang terdapat pada BPLH masih berupa data mentah yang belum terintegrasi. Tidak adanya data spasial sebagai visualisasi data lokasi - lokasi airtanah yang dimiliki. Terbatasnya informasi yang diberikan kepada masyarakat. Sistem yang masih manual dan belum terintegrasi, sehingga terpecah - pecahnya data yang dimiliki. Sistem yang berjalan belum memiliki sistem automatisasi sehingga sulit dalam proses pencarian data.

Dilihat dari permasalahan-permasalahan yang terjadi dan disebutkan diatas, maka diusulkan pemecahan masalah yaitu dengan mengembangkan sistem aplikasi sebaran kualitas airtanah (SISKA). Aplikasi ini dibangun untuk menjawab beberapa permasalahan-permasalahan yang terjadi pada sistem yang berjalan selama ini. Kelebihan-kelebihan dari aplikasi basisdata spasial ini diantaranya : 1. Sistem ini berbasis web sehingga siapapun dapat dengan mudah mengaksesnya. 2. Sistem ini memudahkan user atau pengguna dalam hal melakukan pencarian data. 3. Sistem ini memudahkan admin dalam proses input, update dan delete data, karena langsung terintegrasi antara sistem dan shp nya. C. Perancangan Tahap perancangan dilakukan untukk memberikan gambaran secara umum mengenai sistem yang diusulkan. Adapun mencakup tentang rancangan alur sistem usulan ( DFD ), rancangan kamus data, rancangan database usulan ( ERD ), rancangan struktur data tabular, rancangan strukur menu aplikasi, rancangan State Transition Diagram, dan rancangan layar. Serta dalam tahap ini pun mencakup perancangan struktur menu aplikasi dan perancangan antarmuka aplikasi dibuat D. Pemrograman Tahap ini sering disebut juga sebagai tahap implementasi perangkat lunak.Pada tahap ini dilakukan implementasi hasil rancangan ke dalam baris-baris kode program yang dapat dimengerti oleh mesin (komputer).

B. Analisa Dari berbagai kebutuhan-kebutuhan yang didapat dari hasil penelitian yang dilakukan penulis menganalisa beberapa masalah pada sistem yang menjadi kelemahan sistem yang berjalan. Adapun kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya :

Dalam pembuatan aplikasi siska ini terdapat langkah-langkah pembuatan pemrograman (coding) di antaranya yaitu : 1. Pembuatan data titik airtanah kedalam format shapefile(*.Shp) berdasarkan data airtanah dari BPLH. 2. Pembuatan peta pencemaran titik airtanah berdasarkan interpolasi dengan menggunakan Arc View 3.3 dan menghasilkan file dengan format shapefile(*.Shp). 3. Konversi data shapefile menggunakan Mapguide. 4. Pembuatan website dengan dengan menggunakan perangkat lunak Macromedia Dreamweaver CS3. E. Pengujian Pada tahapan pengujian,pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya, atau masih diperlukan suatu penyempurnaan. Pengujian yang dilakukan penulis menggunakan metode black box. Hasil pengujian sistem dilakukan agar dapat mengetahui apakah proses yang dilakukan dapat sesuai dengan hasil yang diharapkan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Interface Aplikasi siska ini dapat dijalankan dengan mengetikan alamat sistem pada browser yang berupa http://localhost/skr/ maka akan tampil halaman utama sebagai halaman pembuka. Karena ini baru terinstall di komputer atau PC stand-alone maka servernya localhost. Tampilan dasar website ini terbagi menjadi tiga bagian, isi web pada bagian tengah dengan menu utama diatasnya, header web dan footer yang terletak di bagian atas dan bawah tidak akan berubah pada setiap layar atau halaman web. Pada web siska ini terdapat 5 (lima) menu dan masing-masing submenu yang terletak dibawah header web, antara lain: Menu Utama atau menu Halaman Utama, Pada menu ini pengguna dapat memilih fungsi apa yang akan dilakukan pada aplikasi ini : Gambar 2. Menu Utama (Halaman Utama)

3.2 Testing

Hasil Pengujian (testing) dari sistem ini hampir seluruhnya dapat berjalan dengan baik. Berikut tabel hasil pengujian sistem. Tabel 2. Hasil Pengujian Sistem Rancanga n Input / Hasil yang diharapkan Output Membuka Masuk ke dalam Menu Program Utama Klik menu Home --> Menampilakan menu utama index Klik menu Menampilkan peta dengan peta online fungsi-fungsinya Klik menu Menampilakan menu Manajeme Manajemen Peta Titik Air n Air Tanah Tanah Klik Input Data Air Menambah data titik air Tanah tanah yang baru Baru Klik menu Mengubah data titik air tanah ubah yang dipilih Klik menu Menghapus data titik air hapus tanah yang dipilih Klik menu Mencetak data laporan Laporan Menampilkan hasil pencarian Klik menu data titik air berdasarkan kata Pencarian kunci yang dimasukkan Klik Menu Menampilkan menu berita Berita Klik menu Menampilkan menu tabel Tabel data titik air tanah Klik menu Menambahkan data buku buku tamu tamu --> send Klik menu Menampilkan daftar buku Lihat Buku tamu dan menu hapus Tamu Klik menu Menghapus data buku tamu Buku tamu yang dipilih --> hapus Klik menu Menampilkan profil BPLH profil DKI Jakarta

1.

N o 1 2 3

2.

6 7 8 9 10 11 12

Sistem informasi spasial ini berdasarkan data - data kualitas air tanah dan pencemarannya pada tahun 2009, dan dalam pembuatan website penulis menggunakan tools berupa adobe dreamweaver 8 sebagai text editor, Arcview 3.3 sebagai pengolahan peta, MapGuide V3.02b sebagai Webgis, PHP sebagai interface berbasis web dan dbf sebagai database sistem. Dengan adanya SISKA ini maka penyampaian informasi akan data-data kualitas air tanah dan pencemaran disajikan dalam bentuk tampilan peta interaktif dan tabel disertai dengan modul tambah data (input), cari ( searching ), ubah data (updating) serta tampil ( view ) yang lebih baik dan mudah dimengerti sehingga informasi akan airtanah yang berada di bawah pengawasan BPLH dapat di informasikan dengan baik, sesuai dengan pengujian black box. Aplikasi ini dibuat dengan berbasiskan web sehingga memudahkan masyarakat umum serta dalam mengakses dan mendapatkan informasi data - data kualitas airtanah dan pencemaran yang di miliki oleh BPLH

13

14 15

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai