Anda di halaman 1dari 1

DISTOSIA AKIBAT GANGGUAN pada TENAGA PERSALINAN Distosia merupakan akibat dari 3 gangguan atau kombinasi antara : Kelainan

Tenaga Persalinan POWER Kekuatan His yang tidak memadai atau tidak terkordinasi dengan baik agar dapat terjadi dilatasi dan pendataran servik (disf ungsi uterus) serta gangguan kontraksi otot pada kala II. Kelainan Presentasi-Posisi dan Perkembangan janin PASSANGER Kelainan pada jalan lahir PASSAGE Kelainan pada Tulang Panggul (kesempitan panggul) Kelainan Jaringan Lunak sekitar jalan lahir yang menghalangi desensus ja nin ABNORMALITAS TENAGA PERSALINAN Dilatasi servik dan propulsi serta ekspulsi janin dimungkinkan oleh adanya HIS d an KEMAMPUAN MENERAN pada persalinan kala II. Kurangnya intensitas satu atau kedua faktor diatas akan menyebabkan perjalanan p artus yang terhambat atau terganggu. Diagnosa disfungsi uterus pada kala I fase laten sulit ditegakkan dan umumnya di buat secara retrospektif. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah terapi disfungsi uterus pada p asien yang masih belum inpartu. 3 hal penting yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan disfungsi uterus: Membiarkan berlangsungnya partus lama tanpa tindakan akan meningkatkan morbi ditas dan mortalitas perinatal. Oksitosin drip dapat digunakan untuk mengatasi beberapa jenis disfungsi uter us. Pada kasus dengan kegagalan atau terdapat kontra-indikasi oksitosin drip, pi lihan untuk melakukan SEKSIO SESAR lebih utama dibandingkan pilihan persalinan d engan ekstrasi cunam tengah yang secara teknis sulit dikerjakan. JENIS DISFUNGSI UTERUS Kontraksi uterus pada persalinan normal ditandai dengan aktivitas miometrium yan g bersifat gradual, dengan kontraksi terkuat dan berlangsung lama dibagian fundu s uteri dan menuju kearah servik kekuatan kontraksi uterus secara bertahap menja di semakin berkurang. Caldeyro-Barcia dkk (1950) dari Montevideo Uruguay menyatakan bahwa terdapat per bedaan waktu dari onset kontraksi uterus di daerah fundus uteri dan daerah perte ngahan corpus uteri serta pada SBR. Larks (1960) menjelaskan bahwa rangsangan yang berawal di bagian cornu akan diik uti oleh rangsangan berikutnya beberapa milidetik setelahnya, gelombang rangsang an akan saling menyatu dan diteruskan secara serentak dari fundus uteri kebagian bawah uterus. Agar terjadi dilatasi servik, diperlukan kekuatan kontraksi uterus sekurang-kura ngnya 15 mmHg. Kontraksi uterus yang berlangsung secara normal dapat menimbulkan tekanan intrau terin sampai 60 mmHg.

Anda mungkin juga menyukai