Anda di halaman 1dari 4

UJI WILCOXON

Deperkenalkan oleh Frank Wilcoxon tahun 1945 Merupakan penyempurnaan dari uji tanda Selain tanda (positif atau negatif) besarnya beda juga diperhatikan Langkah- Langkah Pengujian : Berikan jenjang (rank) untuk tiap beda dari pasangan pengamatan (yi xi) sesuai dengan besarnya, dari yang terkecil sampai terbesar tanpa memperhatikan tanda dari beda itu (nilai beda absolut). Bila ada dua atau lebih beda yang sama, maka jenjang untuk tiap-tiap beda itu adalah jenjang rata-rata Bubuhkan tanda positif atau negatif pada jenjang untuk tiap beda sesuai dengan tanda dari beda itu. Beda 0 tidak diperhatikan Jumlahkan semua jenjang bertanda positif atau negatif, tergantung dari mana yang memberikan jumlah yang lebih kecil setelah tandanya dihilangkan. Notasi jumlah jenjang yang lebih kecil ini dengan T Bandingkan nilai T yang diperoleh dengan nilai t uji wilcoxon HIPOTESIS H0 : dua populasi adalah sama H1 : dua populasi tidak sama Kaidah keputusan H0 diterima apabila t t H0 ditolak apabila t < t UNTUK n > 25 Gunakan Pendekatan Normal E(T) =(n(n+1))/4 T2 = (n(n+1)(2n+1))/24 Z = (T E(T))/T H0 Diterima Apabila Z Z/2 H0 Ditolak Apabila Z > Z/2 Contoh : Delapan orang pasien yang diambil secara acak diukur kapasitas pernapasannya sebelum dan sesudah diberikan obat tertentu. Hasilnya sebagai berikut : Pasien A B C D E F G H X 2750 2360 2950 2830 2250 2680 2720 2810 Y 2850 2380 2930 2860 2300 2640 2760 2800 Keterangan : X = sebelum pemberian obat Y = sesudah pemberian obat Dengan taraf nyata 5%, ujilah apakah obat tersebut tidak memiliki efek terhadap kapasitas pernapasan !

http://muhammadwinafgani.wordpress.com

1. Formulasi hipoteisnya Ho : Ha : 2. Taraf nyata () dan nilai T tabelnya = 0,05 dengan n = 8 T0,05 = ... 3. Kriteria pengujiannya H0 diterima apabila ... H0 ditolak apabila ... 4. Nilai Uji Statistiknya Pasien X Y Beda Jenjang Tanda Jenjang (Y X) + A 2750 2850 B 2360 2380 C 2950 2930 D 2830 2860 E 2250 2300 F 2680 2640 G 2720 2760 H 2810 2800 Jumlah Jadi, T = 5. Kesimpulan Karena ... maka ... Jadi, ... TUGAS : 1. Perusahaan Texas Fried Chicken ingin mengambil keputusan mengenai adonan resep baru yang tidak hanya didasarkan pada berapa banyak orang menganggap bahwa resep baru tersebut memperbaiki rasa tetapi juga pada besarnya perbaikan rasa dari resep baru itu. Ujilah dengan taraf nyata 1% ? Konsumen Nilai Rasa Nilai Rasa Resep Lama Resep Lama A B C D E F G H I J 3 5 3 1 5 8 2 8 4 6 9 5 6 3 10 4 2 5 6 7

http://muhammadwinafgani.wordpress.com

UJI KORELASI URUTAN SPEARMAN


Koefisien Korelasi Urutan Spearman (rs) Pengujian korelasi urutan Spearman dikemukakan oleh Carl Spearman pada tahun 1904. Metode ini digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel atau data ordinal. Kedua variabel itu tidak memiliki distribusi normal dan kondisi varians tidak diketahui sama. Jika rs = 1, maka data sampel menunjukkan hubungan positif sempurna, yaitu urutan untuk setiap data sama. Jika rs = -1, data sampel menunjukkan hubungan negatif sempurna, yaitu urutan untuk setiap data merupakan urutan terbalik. Jika rs = 0, maka data sampel tidak ada hubungan. Dengan demikian, nilai rs berkisar antara -1 dan +1 ( -1 rs +1). Rumus Koefisien Korelasi Spearman : 6. d 2 rs = 1 n (n 2 1) Keterangan : d = beda urutan dalam satu pasangan data. n = banyaknya pasangan data Langkah-langkah menghitung koefisisen korelasi urutan spearman : 1) Nilai pengamatan dari dua variabel yang akan diukur hubungannya diberi urutan. Jika ada nilai pengamatan yang sama dihitung urutan rata-ratanya. 2) Setiap pasangan urutan dihitung perbedaannya. 3) Perbedaan setiap pasangan urutan tersebut dikuadratkan dan dihitung jumlahnya, kemudian dihitung nilai rs-nya. Contoh : Berikut ini data mengenai hubungan antara nilai matematika dan nilai statistik dari 10 orang mahasiswa. Ujilah apakah ada korelasi positif antara nilai matematika dan nilai statistik mahasiswa ? Gunakan taraf nyata 5% ! Nilai Matematika (M) 82 75 85 70 77 60 63 66 80 89 Nilai Statistik (S) 79 80 89 65 67 62 61 68 81 84

Referensi : Hasan, Iqbal. 2005. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Bumi Aksara : Jakarta. Riduwan. 2004. Metode & Teknik Menyusun Tesis. Alfabeta : Bandung. Supranto, J. 2001. Statistik : Teori dan Aplikasi. Erlangga : Jakarta.

http://muhammadwinafgani.wordpress.com

Penyelesaian : d d2 Nilai M Nilai S (X Y) X Urutan Y Urutan 1 82 79 2 75 80 3 85 89 4 70 65 5 77 67 6 60 62 7 63 61 8 66 68 9 80 81 10 89 84 Jumlah Pengujian hiptesis : 1. Formulasi hipotesisnya Ho : Ha : 2. Taraf nyata () dan nilai rtabel = 0,05 dengan n = 10. r(0,05) = 3. Kriteria Pengujian Ho diterima, jika Ho ditolak, jika 4. Nilai uji statistik Mahasiswa rs = ... Bila dilanjutkan untuk mencari siginifikan, maka: rs Z hitung = 1 n 1 Sehingga didapat zhitung = ... 5. Kesimpulan Karena .................................................................................................................................... maka ....................................................................................................................................... Jadi, ........................................................................................................................................ Catatan : Untuk sampel besar (n > 10), nilai uji statistiknya dirumuskan : n2 CR = rs 1 rs2 Dengan : CR = Critical ratio (rasio kritis) ttabel = t()(db)= t()(n-2)

http://muhammadwinafgani.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai