Anda di halaman 1dari 2

Ciamis, 17 Juni 2012 Kepada Yth.

Bapak Sarbini di Tempat

Dengan hormat, Melalui pesan tertulis ini kami dari keluarga Irfan ingin meminta bantuan kepada Bapak, terkait surat dari Teh Ninih yang ke 2 yang kami lampirkan bersama surat ini kami sudah ke Bandung menyelidiki kebenaran isi suratnya ternyata benar di Bandung sudah terkumpul bukti-bukti otentik mengenai KDRT yang terjadi di rumah tangga Irfan, dan dari bukti-bukti yang kami lihat bukan hanya Irfan saja yang bisa menjadi tersangka tetapi seluruh keluarga Irfan seperti orang tua dan saudarasaudaranya bisa menjadi tersangka. Untuk inilah kami meminta bantuan kepada Bapak bagaimana caranya supaya Irfan mau mengikuti saran Teh Ninih seperti yang tertulis di suratnya. Kami sudah berusaha memberi masukan kepada Irfan namun dia tetap saja keras kepala. Kami mohon pak! Bantulah kami masa hanya karena kesalahan Irfan, orang tua dan keluarganya harus ikut terseret. Kasihanilah orang tua dan saudara-saudara Irfan juga anak-anak Irfan Syifa dan Sani bagaimana bila kasus ini diangkat dan sampai ke pengadilan. Kami sudah meminta kepada The Ninih supaya jangan dulu menyuruh Lia pulang ke Bandung sebab kami akan berusaha meminta bantuan kepada Bapak. Bapak yang kami hormati bantulah kami panggi saja Irfan ke kantor Polres kami yakin kami yakin kepada polisi Irfan itu takut sebab Irfan mendapat pelajaran supaya aroganisinya dan egoismenya yang tinggi bisa hilang, masa orang tua sendiri mau dipenjarakan, dan bodohnya lagi kemarin malah memarah-marahi dan memojokan Lia bukannya dibaik-baikin supaya dia tidak menyetujui keinginan para ustadz untuk pulang ke Bandung dan menyetujui bahwa kasus KDRT ini akan di bawa ke jalur hukum. Berilah Irfan pengertian dan arahan bahwa kasus KDRT yang akan menyeret seluruh keluarganya bukan kasus main-main dna bisa disepelekan tapi kasus yang berat sebab bukti-bukti asli dan tidak direkayasa sebagaimana kami sudah melihatnya. Irfan menganggap ini hanya gertakan dari Lia yang ingin rujuk lagi

dengan dia. Padahal ketika Lia kami tanya keinginannya tetap cerai dan pulang ke Bandung. Dan apabila A Irfan maunya tetap begitu dan terus ingin menang sendiri, ya terserah dia toh orang tuanya sudah bukan orang tua saya lagi kalau sudah bercerai mah. Kami mohon sekali lagi pak bantu kami berikanlah Irfan pelajaran dari semua kesalahannya. Apabila dia tetap bersikukuh, kami tak menyadari Irfan sebagai suami bukan suami yang bertanggung jawab egoismenya selalu melebihi akal dan nalar sehatnya. Bapak menurut Teh Ninih isi surat yang ke I dan yang dikirim oleh beliau untuk Bapak Kapolres juga sama bagaimana caranya menyadarkan Irfan supaya mau rujuk dan bisa menyelamatkan keluarga serta orang tuanya tapi entah polisi atau Bapak kapolresnya yang kurang paham atau bagaimana untuk itulah kami mohon bantuannya dari Bapak supaya bisa menyadarkan dan memahamkan dia jangan selalu memakai logika dan idealismenya yang tak pernah masuk di akal sehat. Kami percaya Bapaklah orang yang tepat dan bisa membantu kami dan kami ucapkan terima kasih kepada bapak yang sudah sudi merawat Lia dan bayinya, kami merasa kalau Lia dan bayinya untuk saat ini lebih aman dan nyaman dalam perlindungan Bapak supaya Irfan tidak macam-macam. Kami menulis surat ini berdasar atas kedatangan orang Irfan yang minta tolong pada kami saudaranya, karena orang tua Irfan dan saudaranya tak tau lagi harus berbuat apa dan dari itulah kami berinisiatif meminta bantuan Bapak. Karena kami yakin Irfan hanya takut sama polisi dan kami minta tekan saja dia pak dan beri pelajaran. Jangan sampai Irfan tau kami menulis surat ini. Kalau Irfan tau bisa bahaya buat kami sebab kami pan sifat dia seperti apa, kami mohon bisa menjaga kerahasiaan surat ini. Tadinya kami ingin datang langsung menghadap bapak tapi karena takut ketahuan oleh Irfan jadi kami menulis pesan ini kepada Bapak semoga Bapak bersedia membantu kami, sebelum sidang di pengadilan Agama.

Hormat kami, Keluarga Besar (Irfan Kamil Aziz)

Anda mungkin juga menyukai