Anda di halaman 1dari 27

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dibicarakan mengenai: (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masa lah,

(3) tujuan penelitian, (4) manfaat hasil penelitian, (5) ruang lingkup pene litian, (6) asumsi penelitian, dan (7) tinjauan pustaka. Ketujuh hal tersebut di bicarakan sebagai berikut 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat yang mempunyai fungsi sangat penting. Berbagai macam bahasa di dunia mempunyai fungsi utama yang sama, yaitu sebagai alat komunikasi antar-anggota masyarakat, berupa lambang bunyi ujaran, yang dihasilkan oleh ala t ucap manusia (Keraf, 1991 : 2). Setiap daerah di Indonesia memiliki bahasa yan g berbeda dan tersebar dari Sabang sampai Merauke. Selain itu, Indonesia juga me miliki bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Dengan adanya bahasa persatuan, dapat memudahkan masyarakat yang berasal dari daerah-daerah yang berbeda untuk berkomunikasi. Apabila masyarakat dapat berbahasa Indonesia dengan baik, maka id e pokok pikiran akan dapat dengan mudah disampaikan kepada orang lain dan apa ya ng disampaikan tersebut dapat dipahami dengan baik pula. Sebagai alat komunikasi, bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehid upan manusia. Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan perasaan atau pikirannya , baik secara lisan maupun secara tertulis. Dengan kata lain, bahasa ialah komun ikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, per asaan dan pendapat kepada orang lain (Wibowo, Walija, 1996:4). Selain bahasa, ada tanda-tanda sebagai alat komunikasi seperti bahasa tubuh, ram bu-rambu lalu lintas dan lain-lain, namun itu kurang efektif karena banyak orang yang belum memahami tanda-tanda yang ada. Oleh karena itu, bahasa merupakan sar ana yang efektif untuk berkomunikasi. Keterampilan berbicara dan keterampilan menyimak merupakan dua keterampilan dala m berbahasa yang sering digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan memba ca dan menulis juga dua keterampilan yang tidak kalah pentingnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut tid ak bisa dipisah-pisahkan satu sama lainnya. Menurut Suhardi, (1976:7) seseorang yang telah menguasai keterampilan menyimak, dengan sendirinya akan menguasai ket erampilan untuk berbicara. Seseorang yang telah menguasai keterampilan membaca, dengan sendirinya akan menguasai keterampilan untuk menulis. Salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang penulis teliti adalah keteramp ilan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling sulit dipelaj ari. Di dalam keterampilan menulispun dapat diterapkan dalam menulis wacana, kal imat, klausa, frasa, kata. Urutan tersebut sekaligus menyatakan bahwa wacana dap at dibagi atas segmen-segmen yang lebih kecil berturut-turut menjadi bab-bab, ba b-bab menjadi anak-anak bab, anak-anak bab menjadi beberapa kesatuan kumpulan al inea atau paragraf, satuan paragraf menjadi paragraf-paragraf sebagai wacana ter kecil. Berdasarkan pola pengembangannya atau bentuk-bentuk karangan paragraf ter diri atas : (1). Paragraf narasi, (2). Paragraf deskripsi, (3). Paragraf eksposi si, (4). Paragraf argumentasi, (5). Paragraf persuasi. Dari sekian banyak jenis paragraf, penulis memilih paragraf eksposisi untuk memperlancar keterampilan men ulis siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan. Untuk menerapkan pembelajaran tentang paragraf kepada anak didik, diperlukan seb uah sistem pengajaran yang disebut dengan metode pembelajaran. Metode pembelajar an dewasa ini pada umumnya menggunakan pendekatan (system approach). Dengan pend ekatan ini pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem. Suatu sistem mempunyai s

ejumlah komponen yang saling berinteraksi dan berhubungan dalam rangka mencapai tujuan. Sistem pembelajaran juga mempunyai sejumlah komponen, yaitu materi, meto de alat dan evaluasi. Semua komponen tersebut saling berhubungan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan faktor-faktor kesesu aian antara metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber dan fasilitas tersedia, situasi kondisi p embelajaran, dan waktu yang tersedia. Di samping kesesuaian metode memahami pemb elajaran dengan faktor disebutkan di atas, dalam praktek pembelajaran, guru haru s memahami fungsi dan kegunaan serta batas-batas penggunaan suatu metode pembela jaran. Hal ini jelas merupakan tuntutan yang dihadapi dalam penyelenggaraan pros es pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis memilih menggunakan meto de latihan dan praktek perseorangan untuk diterapkan pada pembelajaran siswa kel as VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Keram bitan, kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam paragraf eksposisi masih kurang baik karena yang dipakai tidak sesuai dengan kaidah-kaida h yang berlaku dalam penulisan paragraf. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa n ilai rata-rata kelas yang dicapai oleh siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan dalam menulis paragraf eksposisi, yaitu 60,50. Nilai ini ter masuk nilai yang belum memenuhi persyaratan karena standar kompetensi minimal (S KM) yang harus dicapai oleh siswa untuk dapat dikatakan tuntas secara individual bila memperoleh nilai minimal 70. Berdasarkan kenyataan ini, maka peneliti tert arik untuk mengangkat hal ini dan dijadikan sebagai sebuah judul penelitian, yai tu Upaya Meningkatkan Kemampuan Menerapkan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar D alam Menulis Paragraf Eksposisi Dengan Menggunakan Metode Latihan dan Praktek Pe rseorangan Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan Tahun Pe lajaran 2011/2012. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dikemukakan yaitu : 1. Bagaimanakah kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar d alam menulis paragraf eksposisi siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan - Tabanan Tahun Pelajaran 2011/2012 sebelum menggunakan metode lati han dan praktek perseorangan? 2. Bagaimanakah kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar d alam menulis paragraf eksposisi siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan - Tabanan Tahun Pelajaran 2011/2012 setelah menggunakan metode lati han dan praktek perseorangan? 3. Seberapa besarkah peningkatan kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi siswa kelas VII Sekolah Menenga h Pertama Negeri 2 Kerambitan - Tabanan Tahun Pelajaran 2011/2012 setelah menggu nakan metode latihan dan praktek perseorangan? 1.3 Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan oleh seseorang tentu mempunyai tujuan. Demikian juga halnya dengan penelitian ini. Penelitian ini mempunyai dua tujuan, yaitu ( 1) Tujuan Umum dan (2) Tujuan Khusus. Kedua tujuan ini secara rinci dipaparkan s ebagai berikut. 1.1.1 Tujuan Umum Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi yang berkecimpung da lam dunia pendidikan, agar menyadari dan dapat menumbuhkembangkan keterampilan m enulis dan menambah kecintaan terhadap buku. 1.1.2 Tujuan Khusus Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan khusus penel itian ini yaitu : 1 Mendeskripsikan kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan bena r dalam menulis paragraf eksposisi siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Nege ri 2 Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2011/2012 sebelum menggunakan metode lat ihan dan praktek perseorangan. 2 Mendeskripsikan kemampuan untuk menerapkan bahasa Indonesia yang baik da n benar dalam menulis paragraf eksposisi siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertam

a Negeri 2 Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2011/2012 setelah menggunakan meto de latihan dan praktek perseorangan. 3 Mendeskripsikan peningkatan kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang b aik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2011/2012 setelah menggunaka n metode latihan dan praktek perseorangan. 1.4 Manfaat Hasil Penelitian Manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini menyangkut dua aspek, yaitu (1) M anfaat Teoretis dan (2) Manfaat Praktis. Kedua manfaat tersebut dipaparkan sebag ai berikut. 1.1.3 Manfaat Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan d eskripsi secara objektif tentang menulis paragraf. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan menjadi pemicu bagi peminat dan peneliti lainnya untuk melakukan penelitian tentang menulis paragraf khususnya. 1.1.4 Manfaat Praktis Secara praktis, manfaat hasil penelitian ini diuraikan sebagai berikut : 1.1.4.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan mengemban gkan kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis par agraf eksposisi bagi siswa 1.1.4.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh guru Bahasa Indonesia dalam mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia pada umumnya dan se bagai pedoman dalam memahami sebuah paragraf pada khususnya. Dengan demikian, pe ngajaran Bahasa Indonesia diharapkan dapat mencapai hasil yang maksimal. 1.1.4.3 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan mengenai kemampuan siswa yang sebenarnya tentang kemampuan menerapkan bahasa Indonesia dalam menul is paragraf eksposisi, terutama pada kelas VII, serta dapat dijadikan referensi terkait dengan keterampilan menulis paragraf. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi keluasan materi agar tidak terlalu jauh menyimpang dari pokok pe rmasalahan, maka terlebih dahulu perlu ditentukan ruang lingkup penelitian. Ruan g lingkup ini meliputi : 1. Subjek penelitian Subjek penelitian dibatasi pada Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan - Tabanan Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Objek penelitian Mengingat ruang lingkup paragraf eksposisi sangat luas dan tidak memungkinkan un tuk dibahas secara keseluruhan dalam penelitian ini, maka objek penelitian ini t erbatas pada peningkatan kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan ben ar dalam menulis paragraf eksposisi siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Neg eri 2 Kerambitan Tahun Pelajaran 2011/2012. 3. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode latihan dan praktek per seorangan. 1.6 Asumsi Hasil Penelitian Asumsi merupakan anggapan dasar tentang suatu masalah yang mengandung ke benaran tanpa perlu dibuktikan kembali. Dalam penelitian ini penulis berasumsi b ahwa : 1. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Keram bitan - Tabanan dilaksanakan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KT SP) 2006. 2. Guru bidang studi bahasa Indonesia mempunyai kewenangan mengajarkan baha sa Indonesia sesuai dengan SK Kepala Sekolah. 3. Siswa mendapatkan perlakuan yang sama dalam pembelajaran bahasa Indonesi a terutama pada paragraf eksposisi. 4. Sarana dan prasarana di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan Tab anan sudah sangat baik karena terdapat perpustakaan yang menyediakan buku-buku y ang cukup untuk siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan Tabanan

. 1.7 Tinjauan Pustaka Darma Yanti (2010) meneliti tentang Upaya meningkatkan kemampuan memahami paragra f deduktif dengan menerapkan metode pembelajaran konstruktivistik siswa kelas X A Sekolah Menengah Atas Kertha Wisata Tabanan Tahun Pelajaran 2010/2011. Hasil pe nelitiannya menunjukkan bahwa siswa kelas X A SMA Kertha Wisata Tabanan mampu me ngembangkan paragraf deduktif dengan menerapkan metode pembelajaran konstruktivi stik. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa, yaitu sepuluh orang mendapat nilai 9 dengan predikat baik sekali, lima orang siswa mendapat nila i 8 dengan predikat baik, dua puluh orang siswa mendapat nilai 7 dengan predikat le bih dari cukup. Mukri (2009) dengan judul penelitian Meningkatkan keterampilan mengarang dengan p emanfaatan kerangka karangan siswa kelas VII Sekolah Mengenah Pertama Wisata San ur Denpasar Tahun Pelajaran 2008 / 2009. Hasil penelitian tersebut menunjukkan ba hwa siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Wisata Sanur Denpasar tahun pelajar an 2008 / 2009 mampu mengembangkan keterampilan mengarang dengan pemanfaatan ker angka karangan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa, yait u tujuh orang mendapat nilai 9 dengan predikat sangat baik, dua puluh empat siswa mendapat nilai 8 dengan predikat baik, dan tujuh orang siswa mendapat nilai 7 deng an predikat lebih dari cukup, sedangkan rata-rata kelas 78,05 dengan predikat baik. Sumiari (2008) meneliti tentang Upaya meningkatkan kemampuan membuat paragraf ded uktif dan induktif melalui metode kontekstual siswa kelas VII Sekolah Menengah P ertama Negeri 2 Gianyar Tahun Pelajaran 2008 / 2009. Hasil penelitiannya menunjuk kan bahwa, siswa kelas VII SMP Negeri 2 Gianyar cukup membuat paragraf deduktif dan induktif melalui metode kontekstual. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 7,25. Untuk itu disarankan kepada pihak sekolah atau peng elola perpustakaan untuk menambah koleksi buku-buku tentang menulis, membaca yan g dapat menunjang kegiatan siswa dalam menulis. Aridana (2008) dengan judul Kemampuan menerapkan ejaan yang disempurnakan dalam p aragraf yang tidak sempurna siswa kelas II Sekolah Menegah Kejuruan Saraswati 3 Tabanan Tahun Pelajaran 2008/2009. Teori yang digunakan dalam mengkaji fenomena k ebahasaannya yang adalah teori tentang ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan . Dalam penelitiannya, penelitian menemukan kesalahan penerapan kaidah ejaan Bah asa Indonesia Indonesia seperti : penggunaan huruf kapital atau huruf besar, tan da titik, tanda hubung, kata ulang, dan kata depan.

BAB II LANDASAN TEORI Dalam landasan teori ini, secara berturut-turut akan diuraikan (1) Pengertian Ka limat, (2) Bentuk-Bentuk Kalimat, (3) Paragraf, (4) Pengertian Paragraf Eksposis i, (5) Metode Latihan dan Praktek Perseorangan, (6) Hipotesis Tindakan. 2.1 Pengertian Kalimat Dengan memperhatikan batasan frasa dan klausa, maka batasan tradisional kalimat sebagai kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pengertian yang lengkap tida k dapat diterima lagi karena baik frasa, maupun klausa juga mengandung pengertia n. Lebih jauh, tata bahasa tradisional menjelaskan bahwa kalimat itu harus menga ndung ide yang sempurna, yang ditandai oleh ada tidaknya subjek dan objek kalima t. Untuk kalimat, perhentian itu secara khusus disebut kesenyapan (silence). Kata k

esenyapan di sini dipakai dengan pengertian yang lebih luas dari perhentian. Per hentian berarti proses yang tengah berlangsung dihentikan. Akan tetapi, sebelum suatu proses berlangsung kita juga berada dalam keadaan diam, tetapi bukan berhe nti. Kesenyapan mencakup kesenyapan awal (sebelum proses berlangsung). Kesenyapa n antara (=perhentian antara), dan kesenyapan akhir (= perhentian akhir). Pembatasan bidang tutur antara kesenyapan dengan kesenyapan penting sekali karen a secara formal kesenyapan merupakan batas-batas yang tegas terdapat dalam suatu arus ujaran. Ujaran yang diamanatkan direalisasikan sebagai suatu kontinuum, se bagai suatu arus yang terus menerus mengalir, dengan diselang-selingi oleh kesen yapan-kesenyapan. Seandainya tidak ada kesenyapan-kesenyapan itu maka sangatlah sulit untuk memahami dan menganalisa sebuah amanat di dalam sebuah bidang tutur. Berdasarkan penjelasan di atas, maka pendapat Keraf (1991 : 185) tentang pengert ian kalimat yaitu, Kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh k esenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengk ap. 2.2 Bentuk-Bentuk Kalimat 2.2.1 Berdasarkan maknanya, kalimat dapat dibedakan menjadi : 1. Kalimat Berita Kalimat berita adalah kalimat yang mengandung suatu pengungkapan peristiwa atau kejadian. Kalimat semacam ini biasanya mengandung suatu pernyataan yang dapat di buktikan kebenarannya atau kesalahannya. (Keraf, 1991 : 203). a. Contoh ucapan langsung: Dahulu orang yang kaya itu tinggal di rumah ini. kata Ari b. Contoh ucapan tak langsung: Ari mengatakan bahwa dahulu orang yang kaya itu tinggal dirumah ini 2. Kalimat Tanya Menurut Keraf (1991 : 204), kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung suatu p ermintaan agar penanya diberi informasi mengenai suatu hal. Dibandingkan dengan kalimat berita, kalimat tanya mengandung beberapa ciri yang dapat membedakannya dengan kalimat berita, yaitu: a. Intonasi yang digunakan adalah intonasi tanya; b. Dapat pula mempergunakan partikel tanya kah atau apakah; c. Sering mempergunakan kata tanya yang dapat digabung dengan partikel kah Ketiga ciri di atas dapat dikaitkan dengan jenis kalimat tanya yang disebut pert anyaan total atau pertanyaan parsial. 1. Pertanyaan Total Pertanyaan total adalah kalimat tanya yang meminta informasi mengenai isi seluru h pertanyaan itu. Biasanya dijawab dengan Ya! atau Tidak!, dan biasanya mempergu nakan intonasi tanya digabung dengan partikel kah atau apakah. Contoh : Apakah adikmu yang menghantar buku ini? Pandaikah ia bermain piano? 2. Pertanyaan Parsial Pertanyaan parsial adalah kalimat tanya yang hanya meminta informasi mengenai sa lah satu bagian dari pertanyaan itu. Kalimat tanya ini mempergunakan kata tanya yang dapat dibedakan berdasarkan sifat dan objek yang ditanyakan. Untuk menanyak an tentang orang: siapa, dari siapa, untuk siapa, dan kepada siapa, sedangkan un tuk menanyakan tentang benda atau hal: apa, dari apa, untuk apa, dan dengan apa Contoh : Siapa yang berbaju biru itu? Makanan ini terbuat dari apa? Karena kalimat tanya dimaksudkan untuk meminta informasi, maka semua kalimat tan ya menghendaki jawaban. Akan tetapi, ada juga pertanyaan yang sama sekali tidak menghendaki jawaban karena semua orang sudah tahu jawabannya. Pertanyaan ini din amakan pertanyaan retoris, dan diapakai sebagai suatu cara dalam gaya bahasa. Contoh: Apakah seorang ibu sampai hati membunuh anaknya sendiri? Apakah seorang koruptor dapat menjadi pahlawan bangsa?

Dari uraian di atas, maka ada tiga macam kalimat tanya, yaitu (1) Pertanyaan biasa, yaitu pertanyaan yang menghendaki informasi, yang dapa t dibedakan lagi atas pertanyaan total dan pertanyaan parsial; (2) Pertanyaan retoris, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban; per tanyaan ini adalah suatu cara dalam gaya bahasa; (3) Pertanyaan yang senilai dengan kalimat perintah, yaitu perintah kepada s eseorang untuk mengetahui apakah yang ditanya mengetahui hal itu atau tidak. 3. Kalimat Perintah Kalimat perintah adalah kalimat yang mengandung perintah atau permintaan agar or ang lain melakukan suatu hal yang diinginkan oleh orang yang memerintah (Keraf, 1991 : 206). Ciri-ciri kalimat perintah yaitu a) Menggunakan intonasi keras, terutama perintah biasa dan larangan; b) Kata kerja yang mendukung isi perintah itu biasanya kata dasar c) Mempergunakan partikel pengeras lah Kalimat perintah dibedakan atas: 1. Perintah Biasa Perintah biasa bervariasi, dari perintah yang lunak sampai perintah yang sangat keras, dengan mempergunakan intonasi yang bervariasi. Contoh : Usirlah anjing itu! 2. Permintaan Permintaan adalah semacam perintah yang halus, dimana sikap orang yang menyuruh lebih merendah dari perintah biasa. Contoh : Tolong ambilkan buku itu! 3. Perintah Mengizinkan Perintah mengizinkan adalah perintah biasa, hanya ada bagian yang ditambahkan ya ng menyatakan izin itu. Contoh : Masuklah ke kamarku! 4. Perintah Ajakan Perintah ajakan biasanya didahului oleh kata-kata ajakan seperti marilah, ayo. Contoh : Marilah kita istirahat sejenak! 5. Perintah Bersyarat Perintah bersyarat adalah semacam perintah yang mengandung syarat untuk terpenuh inya sesuatu hal. Contoh : tanyakanlah kepadanya, tentu ia akan membantu! 6. Perintah Sindiran Perintah sindiran adalah perintah yang mengandung ejekan karena kita yakin bahwa yang diperintah tidak mampu melaksanakan hal yang diperintahkan. Contoh : Lawan dia, kalau kamu memang berani! 7. Perintah Larangan Perintah larangan adalah perintah yang bersifat negatif, yaitu melarang seseorang melakukan segala sesuatu hal. Bila bersifat resmi menggunakan kata dilarang bil a tidak resmi digunakan kata jangan. (Keraf, 1991:206) Contoh : - Dilarang merokok diruangan ini! - Jangan merokok disini! 4. Kalimat Harapan Menurut Keraf (1991:208), kalimat harapan adalah kalimat yang menyatakan keingin an terjadinya sesuatu. Biasanya didahului oleh kata atau ungkapan seperti saya h arap, semoga, mudah-mudahan. Contoh : - Mudah-mudahan semua berjalan dengan lancar. - Semoga panjang umur dan bahagia 5. Kalimat Seru Kalimat seru adalah kalimat yang menyatakan perasaan hati, kekaguman atau keheran an terhadap sesuatu hal. (Keraf, 1991:208). Kalimat ini biasanya ditandai oleh ka ta-kata atau ungkapan-ungkapan tertentu, seperti : sungguh, alangkah, betapa dan juga dinyatakan dengan intonasi lebih tinggi kalimat lain. Contoh : - Gunung itu tinggi sekali - Mereka bekerja dengan lambat. 2.2.2 Berdasarkan jumlah pola kalimat, ada dua kalimat yaitu kalimat tunggal d

an kalimat majemuk. 1. Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti dan boleh d iperluas dengan satu atau lebih unsur-unsur tambahan, asal unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola yang baru (Keraf, 1991 : 194). Contoh : Saya memukul anjing (S P O) 2. Kalimat Majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasannya itu membentuk satu atau lebih pola yang baru di samp ing pola yang sudah ada. (Keraf, 1991 : 199). Contoh : Bintang menendang bola dan Tini bermain lompat tali. Kalimat majemuk dapat dibedakan menjadi 3 macam : 1) Kalimat Majemuk Setara Keraf berpendapat bahwa Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang polapola kalimatnya memiliki kedudukan yang sederajat, tidak ada pola kalimat yang m enduduki suatu fungsi yang lebih tinggi dari pola yang ada.(1991:200). Ada berma cam-macam kalimat majemuk setara yaitu : a. Kalimat majemuk setara yang bersifat menggabungkan, yang dapat terjadi de ngan merangkaikan saja dua kalimat tunggal dengan diantarai kesenyapan antara, a tau dirangkaikan dengan kata-kata tugas seperti: dan, lagi, sesudah itu, karena itu. (Keraf, 1991:200) Contoh : Kami menangkap ayam itu dan ibu memotongnya. b. Kalimat majemuk setara yang bersifat memilih. Kata tugas yang dipakai unt uk menyatakan hubungan ini adalah atau. (Keraf, 1991:200) Contoh : Kamu tinggal di sini atau ikut dengan kami? c. Kalimat majemuk setara yang mempertentangkan. Kata-kata tugas yang dipaka i untuk menyatakan hubungan ini adalah tetapi, melainkan, hanya. (Keraf, 1991:200 ) Contoh : Adiknya rajin, tetapi ia sendiri malas. 2) Kalimat Majemuk Bertingkat Keraf menyatakan pengertian kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut : Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih yang tidak sederajat. Salah satu pola menduduki fungsi utama kalimat, yang lazimnya disebut induk kalimat, sedangkan pola yang lain, yang lebih rendah ked udukannya disebut anak kalimat. Fungsi itu sekaligus menunjukkan relasi antara i nduk kalimat dengan anak kalimat. (Keraf, 1991:200) Contoh : Anto tidak masuk sekolah sebab ia sakit demam 3) Kalimat Majemuk Campuran Kalimat majemuk campuran dapat terdiri atas sebuah pola utama, dan sekurang-kuran gnya dua pola bawahan, atau sekurang-kurangnya dua pola utama dan satu atau lebi h pola bawahan. (Keraf, 1991 : 202) Contoh : Ayah menyesalkan perbuatan itu, dan meminta agar kami berjanji tidak a kan mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama, yang dapat merugikan nama baik kel uarga dan kedudukannya. 2.3 Paragraf 2.3.1 Pengertian Paragraf Paragraf adalah kumpulan kalimat-kalimat yang berisi gagasan utama dan sejumlah k alimat yang berisi gagasan penjelas yang menjadi pendukung. (Arifin dan Junaiyah, 2008:82). Istilah paragraf ataupun alinea sudah sering didengarkan bahkan perna h digunakan baik dalam percakapan, rapat, diskusi, seminar, menulis surat, lapor an dan skripsi, pastilah istilah paragraf digunakan. 2.3.2 Fungsi Paragraf Paragraf memiliki beberapa fungsi, yaitu 1) Untuk memperjelas pikiran utama atau ide pokok 2) Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang. 3) Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.

4) Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran seorang p engarang. 5) Alat untuk menyampaikan fragmen atau ide pokok pengarang kepada pembaca. 6) Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai. 7) Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai peng antar, transisi dan penutup 2.3.3 Syarat-Syarat Paragraf Syarat-syarat paragraf adalah : 1) Paragraf merupakan kesatuan yang bulat. 2) Harus bertema. 3) Tiap kalimat dalam paragraf harus kompak. 4) Tidak terdapat kalimat sumbang. 5) Harus diorganisasikan secara logis. 6) Harus ada kerangka karangan / kerangka paragraf. 7) Menggunakan kalimat efektif. 2.3.4 Penulisan Paragraf Ada tiga cara penulisan paragraf, yaitu 1) Cara Tekuk 2) Cara Lurus 3) Cara Gabungan 2.3.5 Macam-Macam Paragraf Paragraf dibagi menjadi dua; 1) Berdasarkan letak kalimat utamanya, dan 2) Berda sarkan pola pengembangannya atau bentuk-bentuk karangan. Paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya dibagi menjadi empat, yaitu 1) Paragraf Deduktif 2) Paragraf Induktif 3) Paragraf Campuran 4) Paragraf Narasi / Deskriptif Paragraf berdasarkan pola pengembangannya atau bentuk-bentuk karangan dibagi men jadi lima, yaitu 1) Paragraf Narasi 2) Paragraf Deskripsi 3) Paragraf Eksposisi 4) Paragraf Argumentasi 5) Paragraf Persuasi 2.3.6 Perangkat Paragraf Menurut Herusantosa (1983:12), perangkat struktural yang ada pada sebuah paragra f adalah (1) Kalimat utama atau kalimat topik, (2) Kalimat penjelas atau kalimat modifikasi, (3) Ide pengarang, (4) Ide acuan, dan (5) Penanda transisi. 2.4 Pengertian Paragraf Eksposisi Paragraf eksposisi adalah paragraf yang tidak mementingkan waktu dan penutur, be rorientasi pada pokok pembicaraan, dan bagian-bagiannya diikat secara logis. (Kr idalaksana, 1984 : 208) 2.5 Metode Latihan dan Praktek Perseorangan Sumiati dan Asra, (2007 : 104) dalam bukunnya Metode Pembelajaran, mengatakan ba hwa dalam belajar verbal dan belajar keterampilan, meningkatkan kemampuan hasil belajar dapat dicapai melalui latihan dan praktek. Latihan biasanya berlangsung dengan cara mengulang-ulang suatu hal sehingga terbentuk kemampuan yang diharapk an, sedangkan praktek biasanya dilakukan suatu kegiatan dalam situasi sebenarnya , sehingga memberi pengalaman belajar yang bersifat langsung. Bentuk belajar verbal seperti mempelajari bahasa, dan bentuk belajar keterampila n seperti belajar olahraga atau pendidikan keterampilan vokasional memerlukan be ntuk-bentuk kecakapan yang dapat ditunjukkan dalam kondisi yang sebenarnya. Keca kapan demikian dapat dicapai melalui latihan dan praktek, sehingga kecakapan yan g diharapkan dimiliki siswa dapat benar-benar dimiliki. Latihan dan praktek dapat dilaksanakan secara perseorangan dan kelompok atau kla

sikal, didasarkan atas memadainya sarana dan prasarana yang tersedia. Namun demi kian, makin sedikit jumlah yang ditangani dalam praktek dan latihan, makin mempe roleh hasil yang lebih baik Langkah-langkah dalam melaksanakan latihan dan praktek baik untuk belajar verbal maupun belajar keterampilan, sebagai berikut : 1). Guru memberi penjelasan singkat tentang konsep, prinsip atau aturan yang men jadi dasar dalam melaksanakan pekerjaan yang akan dilatihkan. 2). Guru mempertunjukkan bagaimana melakukan pekerjaan itu dengan baik dan b enar sesuai dengan konsep dan aturan tertentu. Pada bentuk belajar verbal yang d ipertunjukkan adalah pengucapan atau penulisan kata atau kalimat. 3). Jika belajar melakukan secara kelompok atau klasikal, guru dapat meminta salah seorang siswa untuk menirukan apa yang telah dilakukan guru, sementara si swa lain memperhatikan. 4). Latihan perseorangan dapat dilakukan melalui bimbingan dari guru sehingg a dicapai hasil belajar sesuai dengan tujuan. Pelaksanaan latihan dan praktek akan lebih mencapai keaktifan jika dibantu alatalat yang sesuai dengan kebutuhan. Alat tersebut dapat berbentuk alat-alat seder hana atau alat simulasi yang canggih. Satu hal yang tidak boleh diabaikan adalah bimbingan guru dalam latihan maupun praktek. 2.6 Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah suatu jawaban yang masih bersifat sementara terhadap masalah ya ng akan diteliti. Hipotesis atau dugaan sementara dalam penelitian perlu dirumus kan terlebih dahulu, sebab hipotesis tersebut dapat digunakan sebagai arah untuk memecahkan masalah yang diteliti. Sukardi (2003:41), berpendapat Hipotesis yaitu jawaban yang masih sementara dan m asih bersifat teoritis kerena kebenarannya masih perlu diuji atau dites kebenara nnya dengan data yang asalnya dari lapangan. Secara fungsional hipotesis dalam penelitian itu sangat penting. Bila hipotesis dinyatakan dengan tepat dan teliti, jawaban sementara dapat dipergunakan sebagai petunjuk analisis. Dalam penelitaian ini dikemukakan hipotesis yang berbunyi, Dengan menerapkan meto de latihan dan praktek perseorangan, kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat ditingkatka n.

BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini dibahas beberapa permasalahan: (1) rancangan penelitian, (2) lat ar penelitian, (3) prosedur penelitian, (4) instrument penelitian, (5) prosedur pengumpulan data, dan (6) prosedur analisis data. Hal tersebut dipaparkan secara rinci di bawah ini 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bermaksud untuk mengetah ui seberapa besar peningkatan kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik da n benar dalam menulis paragraf eksposisi setelah menggunakan metode latihan dan praktek perseorangan siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambita n Tabanan Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan empat langkah se suai dengan rancangan PTK ini yang terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu: (1) per encanaan, (2) Pelaksanaan, (3) observasi dan evaluasi, dan (4) refleksi. Setiap siklus selalu diawali dengan refleksi, setelah refleksi awal dilaksanakan selanjutnya merumuskan perencanaan tindakan. Dalam perencanaan tindakan ini pen eliti menjelaskan tentang upaya meningkatkan kemampuan menerapkan bahasa Indones ia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi menggunakan metode latih an dan praktek perseorangan siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Ke rambitan Tahun Pelajaran 2011/2012. Jika perumusan rencana tindakan sudah mantap , langkah selanjutnya adalah melaksanakan tindakan I. Pada saat tindakan I berla ngsung dilakukan observasi dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan I. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan refleksi. Refleksi merupakan kegiatan untuk men gemukakan kembali apa yang sudah dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakuk an tindakan dan menetapkan kembali rancangan tindakan. Apabila tindakan I sudah dilaksanakan, langkah selanjutnya yaitu melaksanakan ev aluasi dan refleksi terhadap tindakan yang sudah dilaksanakan. Jika hasil pada t indakan pertama belum optimal, perlu dibuatkan perencanaan untuk tindakan II. Pr osedur ini merupakan penggambaran aktifitas PTK. Hal itu dijadikan pedoman untuk menentukan tindakan selanjutnya, sehingga diperoleh keputusan penentuan tindaka n terbaik. Secara umum dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 01 Siklus Penelitian 3.2 Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan - Tabanan dengan subjek penelitian kelas VII. Penelitian ini dilaksan akan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Kelas VII dipilih sebagai s ubjek penelitian karena di antara tiga kelas yang ada (VII, VIII, IX) kelas VII tergolong kelas yang siswanya masih mengalami kesulitan dalam belajar di kelas. Hal ini disebabkan oleh faktor guru yang kebanyakan hanya menggunakan metode ce ramah di kelas dan kurang dalam pengelolaan kelas, serta tidak adanya kreatifita s guru dalam menggunakan beberapa metode dalam pengajaran bahasa Indonesia sehin gga siswa banyak yang mengalami kesulitan. Dengan demikian, hasil belajar pun me njadi sangat terbatas. 3.3 Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian tindakan yang dilakukan te rhadap pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan bukan dilaksanakan melalui sat u tahapan saja tetapi dilaksanakan minimal 2 siklus. Tindakan ini harus dilaksan akan beberapa kali sampai ditemukan tindakan terbaik untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sebagai gambaran umum dapat digambarkan sebaga i berikut. Refleksi awal rencana tindakan I pelaksanaan tindakan I observasi dan evaluasi I refleksi tindakan I rencana tindakan II pelaksanaan tindakan II observasi dan e valuasi II refleksi II penentuan tindakan terbaik 3.3.1 Refleksi Awal Setelah melakukan pengamatan selanjutnya peneliti menemukan masalah-masalah: 1. Siswa kurang mampu mengembangkan keterampilan menulis dalam paragraf eks posisi. 2. Siswa kurang mampu menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam paragraf eksposisi. 3. Siswa kurang mampu menggunakan kalimat dan tanda baca dalam paragraf eks posisi. Berdasarkan penemuan pengamatan awal tersebut maka dicarikan pemecahan-pemecahan permasalahannya. Dari hasil kajian tersebut dapat disepakati bahwa dalam menera pkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode latihan dan praktek perseorangan. 3.3.2 Rencana Tindakan Berdasarkan pernyataan di atas maka langkah selanjutnya adalah menentukan rencan a tindakan. Dalam tahap ini langkah-langkah yang ditempuh untuk memperoleh penge tahuan tentang ketepatan dalam menggunakan huruf kapital, pemakaian bentuk di seba gai prefiks, pemakaian bentuk di sebagai preposisi, gabungan kata, pemakaian tanda baca titik (.), pemakaian tanda baca koma (,), pemakaian tanda titik dua (:), p emakaian tanda titik koma (;), pemakaian tanda baca hubung (-), pemakaian singka tan dan akronim. antara lain: 1. Guru memberikan apersepsi 2. Memberikan pengetahuan tentang cara menggunakan huruf kapital, pemakaian bentuk di sebagai prefiks, pemakaian bentuk di sebagai preposisi, gabungan kata, pe makaian tanda baca titik (.), pemakaian tanda baca koma (,), pemakaian tanda tit ik dua (:), pemakaian tanda titik koma (;), pemakaian tanda baca hubung (-), pem akaian singkatan dan akronim. 3. Memberikan kerangka karangan kepada siswa untuk dikembangkan menjadi par agraf eksposisi. 4. Guru mengoreksi pekerjaan siswa. 3.3.3 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dirancang dalam bentuk siklus supaya diperoleh data yang benar-be nar valid. Tiap-tiap siklus diawali dengan rencana tindakan dan diakhiri dengan refleksi. Refleksi pertama sekaligus dijadikan patokan untuk melaksanakan tindak an kedua. Sebelum siklus I dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti mengadakan pen elitian awal untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf eksposisi t anpa menggunakan metode latihan dan praktek perseorangan. Siklus I Siklus I dilakukan pada hari Sabtu, 17 September 2011 mengenai kemampuan menulis paragraf eksposisi dengan menggunakan metode latihan dan praktek perseorangan. Proses pembelajaran dilakukan dalam dua kali pertemuan, setiap pertemuan 2 x 45 menit langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut: 1) Guru memasuki kelas VII. 2) Menginformasikan kepada siswa mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. 3) Memberikan apersepsi terkait dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 4) Menjelaskan sekilas tentang cara-cara membuat paragraf eksposisi. 5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang b elum dipahami. 6) Menyuruh siswa membuat paragraf eksposisi. 7) Meminta kepada siswa untuk menukar pekerjaannya dengan teman sebangku un tuk mengoreksi pekerjaan yang telah dikerjakan. 8) Memberikan simpulan mengenai materi yang diberikan. 9) Menutup pelajaran. Siklus II Siklus II ini merupakan tindak lanjut dari siklus I yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 September 2011. Siklus II dilaksanakan dalam upaya penyempurnaan pembe lajaran kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi setelah menggunakan metode latihan dan praktek perseorangan s iswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan Tabanan Tahun Pelaja ran 2011/2012. Kegiatan siklus II hampir sama dengan siklus I perbedaan pada sik lus II ini terdapat pada penyempurnaan-penyempurnaan berdasarkan hasil refleksi, diantaranya pada saat guru menjelaskan harus lebih berkonsentrasi dan mencatat materi dan hal-hal penting yang dijelaskan untuk memudahkan mengingat karena bis a dibaca secara berulang. 3.3.4 Observasi Observasi sangat penting dilakukan dalam penelitian tindakan kelas. Dan untuk me ndapatkan data yang akurat tentang observasi ini, maka dilakukan dalam dua siklu s. hal-hal yang diobservasi meliputi: (a) kemampuan untuk menguasai materi, (b) interaksi siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa lainnya, (c) bertanya tentan g materi yang diajarkan, (d) berpikir secara maksimal, dan (e) keterbukaan untuk mengungkapkan sesuatu. 3.3.5 Refleksi Refleksi merupakan pengungkapan secara jujur mengenai hasil yang telah dicapai d alam penelitian. Refleksi ini sangat baik jika dikemukakan di depan rekan-rekan yang dijadikan sebagai subjek penelitian supaya dapat dijadikan sebagai alat kor eksi untuk menuju lebih baik. Bila hasil penelitian ini hasilnya bagus maka bisa langsung dimanfaatkan baik secara teoretis maupun praktis. Tetapi jika hasilnya kurang bagus atau tidak sesuai dengan yang diinginkan maka harus dilaksanakan p engkajian lebih lanjut dengan cara memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada, sel anjutnya diterapkan pada siklus berikutnya. 3.4 Instrumen Penelitian Data yang diharapkan adalah data tentang kemampuan menerapkan bahasa Indonesia y ang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi setelah menggunakan metode l atihan dan praktek perseorangan siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam penelitian ini instrumen y

ang digunakan berupa tes dan format observasi. Tes digunakan untuk mendapatkan d ata kemampuan menulis paragraf eksposisi dengan menggunakan metode latihan dan p raktek perseorangan, sedangkan format observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang minat, bakat, perkataan, kreatifitas siswa selama proses pembelajaran. Aspek-aspek yang dinilai dalam observasi secara rinci disampaikan berikut ini. 1. Kemampuan untuk menguasai materi. 2. Interaksi siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa lainnya. 3. Bertanya tentang materi yang diajarkan. 4. Belajar berfikir secara maksimal. 5. Keterbukaan untuk mengungkapkan sesuatu. Tabel 01 Pedoman Observasi Penggunaan Metode Latihan dan Praktek Perseora ngan Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kerambitan No Aspek-aspek yang diobservasi Skor maksimal 1. 2. 3. 4. 5. Kemampuan untuk menguasai materi Interaksi Bertanya Belajar untuk berpikir Keterbukaan 20 20 20 20 20 Total skor 100 Setelah didapatkan skor mentah dari observasi, selanjutnya diolah menggunakan Pe nilaian Acuan Patokan (PAP) skala 5. Sedangkan dalam pemberian tes, siswa diberikan paragraf eksposisi dengan 10 aspe k dimana setiap soal berbobot 10 sehingga total skor adalah 100. Tabel 02 AspekAspek Yang Dinilai Dalam Menerapkan Bahasa Indonesia Dalam M enulis Paragraf Eksposisi No Aspek-aspek yang dinilai Skor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Huruf kapital Penulisan kata Penulisan angka dan bilangan Tanda baca titik Tanda baca koma Tanda baca titik dua Tanda baca titik koma Tanda baca hubung Singkatan dan akronim Kalimat baku 10 10 10 10 10 10 10 10

10 10 Total skor 100 Setelah didapatkan skor mentah selanjutnya skor tersebut diolah menggunakan Peni laian Acuan Patokan (PAP) 11. 3.5 Prosedur Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah menerapkan bahasa Indonesia ya ng baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi. Sedangkan data penunjangnya berupa perilaku guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan dua jenis metode, yaitu metode observasi dan tes. Be rikut ini diuraikan mengenai metode-metode tersebut. 3.5.1 Metode Observasi Agung (dalam Sulastri, 2008:27) bahwa, Metode observasi adalah suatu cara mempero leh data yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang suatu objek tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dis impulkan bahwa metode observasi adalah pengumpulan data dengan cara melihat lang sung suatu objek yang dijadikan penelitian. Observasi yang dilakukan terhadap siswa meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. Kemampuan untuk menguasai materi. 2. Interaksi siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa. 3. Bertanya tentang materi yang diajarkan. 4. Belajar berfikir secara maksimal. 5. Keterbukaan untuk mengungkapkan sesuatu. 3.5.2 Metode Tes Metode tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran menerapka n bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi pada sik lus I dan II. Bukhari dalam Arikunto (1992:29) mengemukakan bahwa metode tes adal ah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil belaja r tertentu pada seseorang atau kelompok siswa. Metode ini digunakan untuk menget ahui hasil belajar siswa dalam setiap siklusnya. Instrumen yang digunakan untuk m engukur kemampuan siswa adalah metode tes, yaitu tes menulis paragraf eksposisi dengan aspek-aspek sebagai berikut. 1. Huruf kapital 2. Penulisan kata 3. Penulisan angka dan bilangan 4. Tanda baca titik 5. Tanda baca koma 6. Tanda titik dua 7. Tanda baca titik koma 8. Tanda baca hubung 9. Singkatan dan akronim 10. Kalimat baku 3.6 Prosedur Analisis Data Data yang sudah terkumpul, kemudian dianalisis berdasarkan metode deskriptif, ya itu studi yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau k ejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya (Sudjana, 2000:52). Hal tersebut seperti tertera pada bagian beri kut ini. a. b. c. d. . a. Kemampuan untuk Untuk kemampuan Untuk kemampuan Untuk kemampuan Untuk kemampuan Interaksi siswa menguasai materi menguasai materi menguasai materi menguasai materi menguasai materi dengan guru, dan dengan skor maksimal 20 sangat baik dengan skor 20 baik dengan skor 15 cukup dengan skor 10 kurang dengan skor 5 siswa dengan siswa lain dengan skor maksimal 20

Untuk interaksi sangat baik mendapat skor 20

b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d.

Untuk interaksi baik mendapat skor 15 Untuk interaksi cukup baik mendapat skor 10 Untuk interaksi kurang baik mendapat skor 5 Bertanya tentang materi yang diajarkan dengan skor maksimal 20 Untuk bertanya sangat baik mendapat skor 20 Untuk bertanya baik mendapat skor 15 Untuk bertanya cukup baik mendapat skor 10 Untuk bertanya kurang baik mendapat skor 5 Belajar berpikir secara maksimal dengan skor maksimal 20 Untuk belajar berpikir sangat baik mendapat skor 20 Untuk belajar berpikir baik mendapat skor 15 Untuk belajar berpikir cukup baik mendapat skor 10 Untuk belajar berpikir kurang baik mendapat skor 5 Keterbukaan untuk mengungkapkan sesuatu dengan skor maksimal 20 Untuk keterbukaan yang sangat baik mendapat skor 20 Untuk keterbukaan yang baik mendapat skor 15 Untuk keterbukaan yang cukup baik mendapat skor 10 Untuk keterbukaan yang kurang baik mendapat skor 5

3.6.1 Data Observasi Menggunakan Metode Latihan dan Praktek Perseorangan Pertama-tama yang dikumpulkan adalah skor mentah kemudian data itu diolah menjad i skor standar. Proses mengubah dari skor mentah menjadi skor standar peneliti m enggunakan Penilaian Acuan Patokan skala lima (PAP 5). Langkah-langkah yang dite mpuh dalam pelaksanaan PAP skala lima yaitu: Aspek-aspek yang diobservasi adalah : (1) kemampuan untuk menguasai materi diber i skor 20, (2) interaksi diberi skor 20, (3) bertanya diberi skor 20, (4) belaja r untuk berpikir diberi skor 20, (5) keterbukaan diberi skor 20, sehingga SMInya 100. Menentukan skor standar yang diperoleh masing-masing siswa. Pedoman konvensi ter sebut tertera pada table berikut ini. Tabel 03 Pedoman Konversi dengan PAP Skala Lima Tingkat Penguasaan Skor Standar 1 2 90%-100% A 80%-89% B 65%-79% C 55%-64% D 0%-54% E Berdasarkan pedoman konvensi tersebut di guasaan sebagai berikut : Penguasaan 100% x 100 = Penguasaan 90% x 100 = Penguasaan 89% x 100 = Penguasaan 80% x 100 = Penguasaan 79% x 100 = Penguasaan 65% x 100 = Penguasaan 64% x 100 = Penguasaan 55% x 100 = Penguasaan 54% x 100 = Penguasaan 0% x 100 = atas, maka dapat ditetapkan tingkat pen 100 90 89 80 79 65 64 55 54 0

Dengan dasar hitungan tingkat penguasaan di atas, maka dapat dilihat pedoman kon versinya pada table berikut. Tabel 04 Rentangan Skor Mentah dan Skor Standar yang digunakan untuk meng ukur penggunaan Metode Latihan dan Praktek Perseorangan No Tingkat Penguasaan Skor Standar 1 2 3 1 90-100 A 2 80-89 B

3 65-79 C 4 55-64 D 5 0-54 E Untuk memperoleh predikat siswa dalam penggunaan metode latihan dan praktek pers eorangan digunakan buku raport SMP tahun 2011/2012. Pedoman tersebut dituangkan dalam tabel berikut ini. Tabel 05 Pedoman Nilai Standar dan Predikatnya Nilai Standar Predikat 1 2 A Baik sekali B Baik C Cukup D Kurang E Sangat kurang (Nurkencana,1986:81) 3.6.2 Hasil Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi Pertama-tama data yang dikumpulkan adalah skor mentah kemudian data itu diolah m enjadi skor standar. Proses mengubah dari skor mentah menjadi skor standar penel iti menggunakan Penilaian Acuan Patokan skala sebelas (11). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan PAP skala sebelas yaitu: 1. Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMI) yang digunakan untuk memperoleh sko r maksimal dengan penggunaan metode latihan dan praktek perseorangan, aspek-aspe k yang dinilai adalah : (1) huruf kapital, (2) penulisan kata, (3) penulisan ang ka dan bilangan, (4) pemakaian tanda baca titik, (5) pemakaian tanda baca koma, (6) tanda titk dua, (7) tanda baca titk koma, (8) tanda baca hubung, (9) singkat an dan akronim, (10) kalimat baku. Sehingga SMInya 100 2. Untuk menentukan skor standar digunakan pedoman Penilaian Acuan Patokan skala sebelas (PAP 11), patokan ini digunakan dari nilai 0 sampai 100. Angka 0 d igunakan untuk nilai terendah. Sedangkan nilai 100 digunakan untuk nilai terting gi. Pedoman konversi tersebut tertera pada table berikut ini. Tabel 06 Pedoman Konversi dengan PAP Skala Sebelas Tingkat Penguasaan Skor Standar 1 2 95%-100% 100 85%-94% 90 75%-84% 80 65%-74% 70 55%-64% 60 45%-54% 50 35%-44% 40 25%-34% 30 15%-24% 20 5%-14% 10 0%-4% 0 (Sujana, 1993:84) Berdasarkan pedoman konversi di atas dapat ditetapkan skor standar yang diperole h siswa sebagai berikut : x 100 = 100 Penguasaan 100% Penguasaan 95% x 100 = 95 Penguasaan 94% x 100 = 94 Penguasaan 85% x 100 = 85 Penguasaan 84% x 100 = 84 Penguasaan 75% x 100 = 75 Penguasaan 74% x 100 = 74 Penguasaan 65% x 100 = 65 Penguasaan 64% x 100 = 64 Penguasaan 55% x 100 = 55 Penguasaan 54% x 100 = 54

Penguasaan 45% x 100 = 45 Penguasaan 44% x 100 = 44 Penguasaan 35% x 100 = 35 Penguasaan 34% x 100 = 34 Penguasaan 25% x 100 = 25 Penguasaan 24% x 100 = 24 Penguasaan 15% x 100 = 15 Penguasaan 14% x 100 = 14 Penguasaan 5% x 100 = 5 Penguasaan 4% x 100 = 4 Penguasaan 0% x 100 = 0 Agar mendapatkan gambaran yang lebih jelas dapat dilihat pada table 07 di bawah ini. Tabel 07 Rentangan Skor Skala Mentah dan Skor Standar yang digunakan untu k mengukur kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menul is Paragraf Eksposisi No Tingkat Penguasaan Skor Standar 1 2 3 1 95-100 100 2 85-94 90 3 75-84 80 4 65-74 70 5 55-64 60 6 45-54 50 7 35-44 40 8 25-34 30 9 15-24 20 10 5-14 10 11 0-4 0 Rentangan skor di atas berdasarkan patokan raport SMP Negeri 2 Kerambitan Tabana n, untuk skor terendah pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 70 itu sudah dikatakan tuntas 75% dari jumlah siswa di kelas itu. Untuk memperoleh predikat siswa menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi dapat dilihat pada tabel 08 berikut ini. Tabel 08 Pedoman Nilai Standar dan Predikat Siswa Nilai Standar Predikat 1 2 100 Istimewa 90 Amat Cukup 80 Baik 70 Cukup 60 Tidak cukup 50 Kurang 40 Amat kurang 30 Buruk 20 Buruk sekali 10 Amat Buruk Buku Raport SMP Negeri 2 Kerambitan Tabanan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, yakni : (1) hasil tindakan prasiklus, (2) hasil tindakan siklus I, dan (3) hasil tindakan siklus II. Ketiga hal tersebut secara rinci diuraikan dibawah ini. 4.1 Hasil Tindakan Prasiklus Sebelum melakukan siklus I dan siklus II, peneliti melakukan tes untuk mengetahu i kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragr af eksposisi. Hasil tes awal atau prasiklus ini dapat disajikan pada tabel berik ut. Tabel 09 Skor Mentah Kemampuan Menerapkan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar Dalam Menulis Paragraf Eksposisi Sebelum Menggunakan Metode Latihan dan Pr aktek Perseorangan Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kerambitan Tabanan Tahun Pelaja ran 2011/2012 bersambung ke halaman 50 Sambungan halaman 49 Keterangan : A = Huruf kapital B = Penulisan kata C = Penulisan angka dan bilangan D = Tanda baca titik E = Tanda baca koma F = Tanda titik dua G = Tanda baca titik koma H = Tanda baca hubung I = Singkatan dan akronim J = Kalimat baku Berdasarkan skor di atas maka dapat dicari skor standar yang diperoleh siswa. Ha l ini dapat dipaparkan di bawah ini. Tabel 10 Skor Standar Kemampuan Menerapkan Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar Dalam Menulis Paragraf Eksposisi Sebelum Menggunakan Metode Latihan dan P raktek Perseorangan Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kerambitan Tahun Pelajaran 2011 /2012 bersambung ke halaman 52 Sambungan halaman 51 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kemampuan menerapkan bahasa Indo nesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi sebelum menggunakan m etode latihan dan praktek perseorangan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kerambitan T abanan tahun pelajaran 2011/2012 sebagai berikut. 1. 4 orang siswa mendapat nilai 70, termasuk kategori lebih dari cukup deng an persentase 10% 2. 4 orang siswa mendapat nilai 60, termasuk kategori cukup dengan persenta se 10% 3. 13 orang siswa mendapat nilai 50, termasuk kategori tidak cukup dengan p ersentase 32,50% 4. 10 orang siswa mendapat nilai 40, termasuk kategori kurang dengan persen tase 25% 5. 9 orang siswa mendapat nilai 30, termasuk kategori amat kurang dengan pe rsentase 22,50%

Dengan keadaan seperti di atas dapat dikatakan bahwa siswa yang tuntas secara in dividual berjumlah 8 orang dan yang belum tuntas berjumlah 32 orang. Dengan demi kian, untuk meningkatkan kemampuan siswa menerapkan bahasa Indonesia yang baik d an benar dalam menulis paragraf eksposisi diterapkan metode latihan dan praktek perseorangan. 4.2 Tindakan Siklus I Pada siklus I dilakukan pada hari Sabtu, 17 September 2011 mengenai kemampuan me nerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi d engan menggunakan metode latihan dan praktek perseorangan. Proses pembelajaran dilakukan dalam satu kali pertemuan, dalam 2 x 45 menit deng an langkah-langkah sebagai berikut. 1. Guru memasuki kelas VII. 2. Membuka pelajaran dengan mengabsen siswa 3. Menginformasikan kepada siswa mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. 4. Memberikan apersepsi terkait dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 5. Menjelaskan tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar, tanda baca, ka limat baku, dan sebagainya. 6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang b elum dipahami. 7. Memberikan contoh paragraf eksposisi untuk dicermati. 8. Meminta siswa untuk mengerjakan tugas yaitu membuat paragraf eksposisi. 9. Meminta siswa untuk mengoreksi pekerjaannya dengan cara menukarkan denga n teman sebangku. 10. Memberikan penilaian pada pekerjaan siswa 11. Memberikan simpulan mengenai materi yang diberikan. 12. Menutup pelajaran. Untuk mendapatkan nilai kemampuan siswa menerapkan bahasa Indonesia yang baik da n benar dalam menulis paragraf eksposisi dengan menggunakan metode latihan dan p raktek perseorangan siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kerambitan Tabanan. Pada siklus I, tindakan dilakukan dengan menyuruh siswa menulis paragr af eksposisi. Dalam kegiatan menulis paragraf eksposisi, hal-hal yang akan dinilai meliputi ke tepatan penggunaan: (1) huruf kapital, (2) penulisan kata, (3) penulisan angka d an bilangan, (4) pemakaian tanda baca titik (.), (5) pemakaian tanda baca koma ( ,), (6) tanda titik dua (:), (7) tanda baca titik koma (;), (8) tanda baca hubu ng (-), singkatan dan akronim, (10) kalimat baku. Rincian tindakan yang dilakuka n sebagai berikut.

4.2.1 Hasil Observasi Siklus I Berdasarkan tindakan pada siklus I maka didapat hasil dari observasi untuk siswa pada tabel dibawah ini. Tabel 11 Skor Mentah Hasil Observasi Kemampuan Menerapkan Bahasa Yang Bai k Dan Benar Dalam Menulis Paragraf Eksposisi Melalui Metode Latihan dan Praktek Perseorangan Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 201 1/2012 Pada Siklus I. Bersambung ke halaman 56 Sambungan halaman 55 Keterangan: A : Kemampuan untuk menguasai materi dengan skor maksimal 20. B : Interaksi siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa lainnya deng an skor maksimal 20. C : Bertanya tentang materi yang diajarkan dengan skor maksimal 20. D : Belajar berpikir secara maksimal dengan skor maksimal 20.

Keterbukaan untuk mengungkapkan sesuatu dengan skor maksimal 20.

Selanjutnya berdasarkan tabel di atas dapat ditentukan skor standar untuk masing - masing siswa dengan menggunakan PAP skala 5. Dapat dilihat pada tabel berikut . Tabel 12 Skor Standar Hasil Observasi Kemampuan Menerapkan Bahasa Indones ia Yang Baik Dan Benar Dalam Menulis Paragraf Eksposisi Melalui Metode Latihan d an Praktek Perseorangan Siklus I Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2011/2012 Bersambung ke halaman 58 Sambungan dari halaman 57 4.2.2 Hasil Tes Siklus I Hasil tes kemampuan menulis paragraf eksposisi setelah menggunakan metode latiha n dan praktek perseorangan, disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 13 Skor Mentah Kemampuan Menerapkan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar Dalam Menulis Paragraf Eksposisi Setelah Menggunakan Metode Latihan dan Pr aktek Perseorangan (Siklus I) Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kerambitan Tabanan Ta hun Pelajaran 2011/2012 Bersambung ke halaman 59 Sambungan halaman 58

Keterangan : A = Huruf kapital B = Penulisan kata C = Penulisan angka dan bilangan D = Tanda baca titik E = Tanda baca koma F = Tanda titik dua G = Tanda baca titik koma H = Tanda baca hubung I = Singkatan dan akronim J = Kalimat baku Berdasarkan skor mentah di atas diperoleh deskripsi skor standar yang diperoleh tiap-tiap siswa yang disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 14 Skor Standar Kemampuan Menerapkan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar Dalam Menulis Paragraf Eksposisi Setelah Menggunakan Metode Latihan dan P raktek Perseorangan (Siklus I) Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kerambitan Tabanan T ahun Pelajaran 2011/2012 Bersambung ke halaman 61 Sambungan dari halaman 60 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi setelah menggunka kan metode latihan dan praktek perseorangan adalah sebagai berikut. 1. 11 orang siswa mendapat nilai 80, termasuk dalam kategori baik dengan pe rsentase 27,5% 2. 6 orang siswa mendapat nilai 70. termasuk dalam kategori lebih dari cuku p dengan persentase 15% 3. 15 orang siswa mendapat nilai 60, termasuk dalam kategori cukup dengan p eresentase 37,5%

4. 8 orang siswa mendapat nilai 50, termasuk dalam kategori tidak cukup den gan peresentase 20 % Dari kenyataan pada siklus I ini dapat dilihat bahwa dari 40 orang siswa 20% yan g belum tuntas sesuai dengan taget yang direncanakan. 4.2.3 Pembahasan siklus I Dari hasil tes pada siklus I dan observasi ditemukan kekurangan-kekurangan yang perlu disempurnakan. Pada siklus I, dari 40 orang siswa yang ada di kelas VII te rdapat 8 orang siswa yang belum tuntas dalam menulis paragraf eksposisi, diantar anya: 1. Agus Andika I Wayan 2. Benny Setyawan I Nyoman 3. Desi Erawati Ida Ayu Kadek 4. Dwi Satya Arini Ni Kadek 5. Fathur Rahman Ari Wibowo 6. Galih Artha I Made 7. Maria Oktalia 8. Rama Satya I Dewa Gede Dari hasil yang didapat di atas, maka hal ini perlu disempurnakan pada siklus II berdasarkan hasil dari refleksi yaitu dalam menerapkan bahasa Indonesia yang ba ik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi melalui metode latihan dan praktek perseorangan, siswa diharapkan lebih berkonsentrasi pada saat guru menjelaskan, supaya lebih mudah dalam mengingat materi yang telah diajarkan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kemampuan siswa sebelum meng gunakan metode latihan dan praktek perseorangan dan setelah menggunakan metode l atihan dan praktek perseorangan atau tindakan siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 15 Perbandingan Kemampuan Menerapkan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar Dalam Menulis Paragraf Eksposisi Sebelum Menggunakan Metode Latihan Dan P raktek Perseorangan (Prasiklus) dengan Sesudah Menggunakan Metode Latihan dan Pr aktek Perseorangan (Siklus I) Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kerambitan Tabanan Ta hun Pelajaran 2011/2012 Bersambung ke halaman 64 Sambungan halaman 63 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan kemampua n menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposi si siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kerambitan Tabanan sebelum menggunakan metode la tihan dan praktek perseorangan dengan sesudah menggunakan metode latihan dan pra ktek perseorangan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah rata-rata sebelum menggunak an metode latihan dan praktek perseorangan yaitu 46,00 dan sesudah menggunakan m etode latihan dan praktek perseorangan yaitu 65,00. Dari hasil yang didapat belu m memenuhi target ketuntasan maka diadakan penelitian ulang pada siklus II. 4.3 Tindakan Siklus II Siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 September 2011, yakni kemampuan mener apkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi mela lui metode latihan dan praktek perseorangan. Proses pembelajaran dilakukan sama dengan yang dilakukan pada siklus I dengan langkah - langkah sebagai berikut. 1. Guru memasuki kelas VII. 2. Menginformasikan kepada siswa mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. 3. Memberikan apersepsi terkait dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 4. Memberikan saran kepada siswa untuk berkonsentrasi saat guru menjelaskan agar memudahkan mengingat materi pelajaran. 5. Menjelaskan tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar, tanda baca, ka limat baku, dan sebagainya. 6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang b elum dipahami. 7. Memberikan contoh paragraf eksposisi untuk dicermati.

8. 9. n teman 10. 11.

Meminta siswa untuk mengerjakan tugas yaitu membuat paragraf eksposisi. Meminta siswa untuk mengoreksi pekerjaannya dengan cara menukarkan denga sebangku. Memberikan simpulan mengenai materi yang diberikan. Menutup pelajaran.

4.3.1 Hasil Observasi Siklus II Berdasarkan hasil tindakan pada siklus II maka didapat hasil observasi siswa kel as VII pada tabel berikut. Tabel 16 Skor Mentah Hasil Observasi Kemampuan Menerapkan Bahasa Indonesi a Yang Baik Dan Benar Dalam Menulis Paragraf Eksposisi Setelah Menggunakan Metod e Latihan Dan Praktek Perseorangan (Siklus II) Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kera mbitan Tabanan Tahun Pelajaran 2011/2012 Bersambung ke halaman 67 Sambungan halaman 66 Keterangan: A : Kemampuan untuk menguasai materi dengan skor maksimal 20. B : Interaksi siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa lainnya dengan skor maksimal 20. C : Bertanya tentang materi yang diajarkan dengan skor maksimal 20. D : Belajar berpikir secara maksimal dengan skor maksimal 20. E : Keterbukaan mengungkapkan sesuatu dengan skor maksimal 20. Berdasarkan tabel di atas dapat dicari skor standar untuk tiap-tiap siswa yang d isajikan dalam tabel berikut. Tabel 17 Skor Standar Hasil Observasi Kemampuan Menerapkan Bahasa Indones ia Yang Baik Dan Benar Dalam Menulis Paragraf Eksposisi Setelah Menggunakan Meto de Latihan Dan Praktek Perseorangan (Siklus II) Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ker ambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2011/2012 Bersambung ke halaman 69 Sambungan halaman 68 4.3.2 Hasil Tes Siklus II Setelah dilakukan tindakan siklus II sebagai tindakan siklus I dalam kemampuan m enerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi dengan menggunakan metode latihan dan praktek perseorangan. hasil dari tindakan pada siklus II ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 18 Skor Mentah Kemampuan Menerapkan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar Dalam Menulis Paragraf Eksposisi Menggunakan Metode Latihan dan Praktek Pe rseorangan (Siklus II) Siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kerambitan Tabanan Tahun Pel ajaran 2011/2012 bersambung ke halaman 71 Sambungan halaman 70 Keterangan : A : Huruf kapital B : Penulisan kata C : Penulisan angka dan bilangan D : Tanda baca titik E : Tanda baca koma F : Tanda titik dua G : Tanda baca titik koma H : Tanda baca hubung I : Singkatan dan akronim

J : Kalimat baku Berdasarkan tabel skor mentah di atas maka untuk selanjutnya mencari skor standa r yang diperoleh masing-masing siswa dengan menggunakan PAP skala 11 sesuai deng an tabel berikut. Tabel 19 Skor Standar Kemampuan Menerapkan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar Dalam Menulis Paragraf Eksposisi Setelah Menggunakan Metode Latihan dan P raktek Perseorangan (Siklus II) Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2011/2012 Bersambung ke halaman 73 Sambungan dari halaman 72 Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat nilai siklus II kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi setelah me nggunakan metode latihan dan praktek perseorangan sebagai berikut. 1. 19 orang siswa mendapat nilai 90, termasuk dalam kategori amat baik deng an jumlah persentase 47,5% 2. 15 orang siswa mendapat nilai 80, termasuk dalam kategori baik dengan ju mlah persentase 37,5% 3. 6 orang siswa mendapat nilai 70, termasuk dalam kategori lebih dari cuku p dengan jumlah persenrtase 15% Dari perolehan nilai siswa seperti diuraikan di atas maka dapat dikatakan bahwa kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi sudah tuntas karena seluruh siswa sudah memenuhi persyaratan nilai ke tuntasan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, dalam kurikulum dinyatakan bahwa nilai siswa dikatakan tuntas apabila sudah mendapatkan nilai minimal atau sama d engan 70. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang perbandingan kemampuan mener apkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi sisw a kelas VII SMP Negeri 2 Kerambitan Tabanan setelah menggunakan metode latihan d an praktek perseorangan pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 20 Perbandingan Hasil Kemampuan Menerapkan Bahasa Indonesia Yang Ba ik Dan Benar Dalam Menulis Paragraf Eksposisi Setelah Menggunakan Metode Latihan dan Praktek Perseorangan Pada Siklus I dengan Siklus II Siswa Kelas VII SMP Neg eri 2 Kerambitan Tabanan Tahun pelajaran 2011/2012 bersambung ke halaman 75 Sambungan halaman 74 Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan prestasi dalam kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi. Ini dapat dilihat dari siklus I mendapat nilai rata-rata 65,00 dan s iklus II mendapat nilai rata-rata 83,25. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang peningkatan hasil kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kerambitan Tabanan dalam menggunakan metode latiha n dan praktek perseorangan, yaitu pada sebelum tindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 21 Data Peningkatan Kemampuan Menerapkan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar Dalam Menulis Paragraf Eksposisi Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklu s II Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kerambitan Tabanan Tahun Pelajaran 2011/2012 bersambung ke halaman 78 Sambungan halaman 77 Berdasarkan tabel di atas maka dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan mulai d ari sebelum tindakan, siklus I, kemudian siklus II dengan menggunakan metode lat ihan dan praktek perseorangan dalam kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang b

aik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi pada siswa kelas VII Sekolah Mene ngah Pertama Negeri 2 Kerambitan Tabanan tahun pelajaran 2011/2012. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel persentase peningkatan sebelum menggu nakan metode latihan dan praktek perseorangan, siklus I dan siklus II sebagai be rikut. Tabel 22 Persentase Peningkatan Kemampuan Menerapkan Bahasa Indonesia Yan g Baik Dan Benar Dalam Menulis Paragraf Eksposisi Sebelum Tindakan (Prasiklus), Siklus I, Siklus II Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kerambitan Tabanan Tahun Pelaja ran 2011/2012 Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II 1 2 3 Istimewa Amat Baik Baik 27,50 Lebih dari Cukup Cukup 10,00 % 37,50 Tidak Cukup 32,50 Kurang 25,00 % Amat Kurang 22,50 Buruk Amat Buruk Jumlah 100% 100%

% % % %

4 47,50 % 37,50 % 10,00 % 15,00 % 15,00 % 20,00 % 100%

Pada tabel 22 di atas dapat dilihat bahwa pada prasiklus masih ada siswa yang me ndapat nilai tidak cukup, kurang dan amat kurang sebesar 80%. Pada siklus I masi h ada siswa yang mendapat nilai tidak cukup sebesar 20% maka diadakan perbaikan -perbaikan pada siklus II. Setelah diadakan perbaikan pada siklus II maka sudah tidak ada lagi (0%) yang mendapat nilai di bawah target yang ditentukan di SMP N egeri 2 Kerambitan Tabanan yaitu 70.

BAB V PENUTUP Berdasarkan analisis yang telah dilakukan peneliti sehingga mendapat gambaran ya ng jelas dan pokok-pokok permasalahan yang terjadi pada siswa. Dalam bab ini aka n diuraikan tentang simpulan dan saran-saran tentang kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi dengan menggunak an metode latihan dan praktek perseorangan siswa kelas VII Sekolah Menengah Pert ama Negeri 2 Kerambitan Tabanan tahun pelajaran 2011/2012. Dengan demikian pada bab ini akan diuraikan simpulan dan saran-saran sebagai berikut. 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang sudah dijelaskan pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan ben ar dalam menulis paragraf eksposisi dengan menggunakan metode latihan dan prakte k perseorangan siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan Tahu

n Pelajaran 2011/2012 dapat ditingkatkan. Penerapan bahasa Indonesia yang baik d an benar dalam menulis paragraf eksposisi sebelum menggunakan metode latihan dan praktek perseorangan siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambit an tahun pelajaran 2011/2012 masih di bawah ketentuan yaitu yang mendapatkan nil ai di bawah rata-rata dengan persentase sebesar 80%. Sedangkan kemampuan siswa d alam menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf eksp osisi sesudah menggunakan metode latihan dan praktek perseorangan terjadi pening katan, yaitu yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata menjadi 20% pada siklus I , dan pada siklus II seluruh siswa kelas VII sudah tuntas. Sedangkan upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang ba ik dan benar dalam menulis paragraf eksposisi dengan menggunakan metode latihan dan praktek perseorangan dalam pengajaran untuk mengurangi kejenuhan siswa selai n itu dengan lebih berkonsentrasi dan menyiapkan catatan tentang materi yang dij elaskan guru supaya memudahkan dalam mengingat sesuatu. 5.2 Saran-Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka saran-saran yang dapat disampaikan oleh peneliti diantaranya. Untuk meningkatkan kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan b enar dalam menulis paragraf eksposisi siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama N egeri 2 Kerambitan tahun pelajaran 2011/2012 yaitu dengan meningkatkan pengemban gan intelektual (kemampuan untuk menguasai materi), interaksi (siswa dengan guru , dan siswa dengan siswa), bertanya (bertanya tentang materi yang diajarkan), be lajar untuk berpikir (berpikir secara maksimal), dan keterbukaan (mencoba untuk mengungkapkan sesuatu). Untuk guru-guru yang mengajarkan bahasa Indonesia khususnya di kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kerambitan diharapkan untuk menggunakan metod e latihan dan praktek perseorangan dalam setiap pertemuan untuk menghilangkan ke jenuhan dalam belajar di kelas dan metode ini juga sekaligus terbukti dapat meni ngkatkan kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis paragraf dalam diri siswa. Bagi seluruh siswa diharapkan dalam mengikuti pelajaran lebih berkonsent rasi terhadap penjelasan dari guru, lebih aktif berinteraksi baik antar siswa, s iswa dengan guru, maupun siswa dengan lingkungan sekitar. Dalam setiap pelajaran siswa diharapkan untuk lebih aktif mencatat agar mempermudah dalam mengingat p elajaran, terutama dalam jangka waktu yang panjang. Bagi peneliti yang berikutnya agar menggunakan subjek yang berbeda untuk mengembangkan penelitian kemampuan menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan be nar dalam menulis paragraf eksposisi supaya peneliti berikutnya mendapatkan hasi l yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA Agustin, Risa. 2008. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Surabaya : Serba Jay a. Alma, Buchari. 2004. Belajar Mudah Penelitian. Bandung : Alfa Beta. Aminuddin. 1988. Semantik. Bandung : C.V. Sinar Baru Offset. Apollo. 1997. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD). Sura baya : Apollo. Arifin, Zaenal. Hadi, Farid. 1991. Seribu Satu Kesalahan Berbahasa. Jakarta : CV Akademika Presindo. Asra. Sumiati. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima. Herusantosa, Suparman. 1983. Keterampilan Menulis. Singaraja : FKIP Udayana. Karmini, Ni Nyoman. 2010. Assesmen Penilaian Bahasa Indonesia. Tabanan : Saraswa ti Institut Press. Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Grasindo. Kerta Adhi, Made. 2004. Penulisan Karangan Ilmiah. Tabanan : IKIP Saraswati Taba nan. Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mudjiono. Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Mukri, Ni Nyoman. 2009. Meningkatkan Keterampilan Mengarang Dengan Pemanfaatan K erangka Karangan Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Wisata Sanur Denpasar Tahun Pelajaran 2008/2009. Tabanan : IKIP Saraswati Tabanan. Mustakim. 1996. Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia Untuk Umum. Jakarta : PT Gram edia. Nonik Astuti, Ni Putu. 2009. Upaya Memperkecil Kesalahan Penggunaan Ejaan Yang D isempurnakan Dalam Wacana Deskripsi Melalui Metode Inkuiri Siswa Kelas VII E Sek olah Menengah Pertama Negeri 1 Kediri Tahun Pelajaran 2008/2009. Tabanan : IKIP Saraswati Tabanan. Saliwangi, Basennang. 1989. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Malang : IKIP Malang. Subaker, I Wayan. 2008. Materi Pokok Bahasa Indonesia. Tabanan : IKIP Saraswati Tabanan. Subaker, I Wayan. 2008. Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Indonesia. Tabanan : I KIP Saraswati Tabanan. Sugono, Dendy. 2006. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa Depar temen Pendidikan Nasional. Suherli. 2007. Menulis Karangan Ilmiah. Depok : Arya Duta.

Sukarno, FX. 2008. Statistik (Analisa Data). Banyuwangi : IKIP PGRI Banyuwangi. Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher. Tarigan, Henry Guntur. 1993. Pengajaran Wacana. Bandung : Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai