C.

Penerapan Evaluasi Pelayanan Kesehatan Puskesmas Pulau Tidung

Puskesmas Pulau Tidung memiliki kebijakan untuk mengadakan peningkatan mutu pelayanan kepada pelanggan agar terciptanya kepuasan secara menyeluruh dan perbaikan sistem manajemen mutu secara terus menerus. Mengacu pada kebijakan tersebut, maka Puskesmas Pulau Tidung mulai berbenah diri. Sehingga pada tahun 2010, Puskesmas ini memutuskan untuk menggunakan ISO 9001:2008 dalam standar pelayanannya mengikuti puskesmas-puskesmas yang ada di DKI Jakarta pada umumnya. Puskesmas bertekad untuk mengadakan perbaikan yang berkesinambungan dan pendokumentasian secara baik layaknya yang ditekankan pada inti ISO 9001:2008 tersebut. Penerapan ISO ini dilatar belakangi oleh belum adanya standar yang dimiliki oleh Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya. Sebelum diadakan penerapan ISO tersebut dilakukanlah kegiatan evaluasi program pelayanan puskesmas untuk mengetahui kekurangan-kekurangan sebagai landasan perbaikan di masa yang akan datang. Seperti Puskesmas pada umumnya, Puskesmas Pulau Tidung memiliki 6 program pokok, yakni balai pengobatan, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, gizi, Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana. Namun dalam pelaksanaannya, kegiatan yang rutin dilakukan oleh puskesmas hanyalah pelayanan pengobatan saja. Bahkan, pada pelayanan tersebut belum dilakukan registrasi, pencatatan obat yang diberi, kegiatan pengobatan hanya mengalir begitu saja tanpa adanya pencatatan. Berikut hasil audit internal maupun eksternal (evaluasi) yang dilakukan terhadap Puskesmas Pulau Tidung sebelum diterapkannya standar ISO 9001:2008 1. Tidak konsistennya pengisian register rawat jalan Berdasarkan keterangan dari dr. Dwiyan yang menjadi pembicara dalam presentasi kunjungan bahwa pasien yang datang berobat langsung mengantri tanpa melakukan registrasi dan masuk ke ruangan dokter secara bergantian tanpa adanya pemanggilan secara teratur. 2. Belum dilakukan penarikan obat yang mendekati masa kadaluarsa Tidak adanya sistem first in first out seperti pada umumnya apotek. Bahkan belum adanya pencatatan mengenai jumlah obat yang masuk maupun keluar berikut tanggal kadaluarsanya. Selain itu, lokasi Puskesmas di Pulau menjadikan sulit dan terlambatnya pengiriman obat dari darat.

3. Belum lengkapnya obat-obat anafilaktik kit 4. Ketidaksesuaian jumlah fisik obat/alkon dengan kartu stok 5. Penyimpanan pelarut vaksin tidak sesuai suhu penyimpanan Kurangnya pengetahuan petugas mengenai temperatur penyimpanan obat yang benar, contohnya vaksin yang seharusnya disimpan di suhu ruangan oleh petugas disimpan di dalam lemari pendingin, membuat vaksin rusak dan tidak dapat dipakai. 6. Belum dibuat kartu stok alat suntik 7. Ketidaksesuaian penggunaan obat dengan catatan dalam laporan penggunaan harian Hal ini disebabkan karena belum adanya kartu stok obat yang mencatat masuk dan keluarnya obat baik dari gudang maupun apotek. Kerapkali terjadi, persediaan yang ada lebih banyak jumlahnya daripada jumlah yang diperkirakan. 8. Ketidaksesuaian penyimpanan obat dengan temperaturnya Kurangnya pengetahuan petugas mengenai temperatur penyimpanan obat yang benar, contohnya vaksin yang seharusnya disimpan di suhu ruangan oleh petugas disimpan di dalam lemari pendingin, membuat vaksin rusak dan tidak dapat dipakai. 9. Ketidaksesuaian jumlah fisik Alkes dengan jumlah di kartu stok Kejadian ini sama halnya dengan kurangnya pencatatan keluar masuk obat di atas. Tidak adanya kartu stok dan sikap petugas yang asal saja mengambil alat kesehatan yang dia perlukan. 10. Standar kompetensi belum ditetapkan 11. Belum dilakukan evaluasi efektifitas pelatihan pegawai Pada intinya permasalahan yang terjadi di puskesmas Pulau Tidung adalah seputar kurangnya pencatatan dan pendokumentasian. Sehingga tepat adanya untuk dilakukan penerapan standar operasional dalam setiap kegiatan. ISO 9001:2008 merupakan solusi yang tepat untuk meminimalisir permasalahan. Hanya saja nantinya dalam pelaksanaan, haruslah diadakan evaluasi secara berkala untuk mencapai kepuasan pelanggan sesuai visi yang telah ditetapkan.