Anda di halaman 1dari 2

Dalam penelitian ini disparitas pendapatan diukur dengan Indeks Williamso n yang digunakan untuk melihat persentase ketidakmerataan

dimulai dari 0 sampa i 1. Dari Tabel 2 terlihat bahwa perkembangan disparitas pendapatan di Kabupate n dan Kota yang ada di Jawa Barat cenderung bervariasi satu sama lainnya. Dari 2 5 Kabupaten dan Kota ada 8 daerah yang terdiri 7 Kabupaten dan 1 Kota yang memil iki indeks disparitas pendapatan yang lebih besar dari rata-rata Kabupaten/Kota di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Bandung, Tasikmalaya , Cirebon, Bekasi, dan Indramayu. Sementara 1 daerah berstatus kota yaitu kota B andung. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kesenjangan pemerataan pendapatan di daerah-

9 daerah tersebut relatif lebih besar dibandingkan dengan Jawa Barat. Tabe l 2 dibawah ini menunjukkan hasil perhitungan disparitas pendapatan antar Kab upaten/Kota di Jawa Barat dari tahun 2000-2005. Tabel 2 Hasil Perhitungan Disparitas Pendapatan Antar Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2000-2005 Kabupaten/Kota 2000 2001 2002 Kab. Bogor 0.0081 0.0078 0.0091 Kab. Sukabumi 0.0233 0.0212 0.0210 Kab. Cianjur 0.0213 0.0214 0.0211 Kab. Bandung 0.0218 0.0221 0.0205 Kab. Garut 0.0148 0.0150 0.0146 Kab. Tasikmalaya 0.0363 0.0363 Kab. Ciamis 0.0163 0.0174 0.0172 Kab. Kuningan 0.0125 0.0123 0.0120 Kab. Cirebon 0.0248 0.0244 0.0250 Kab. Majalengka 0.0151 0.0148 0.0146 Kab. Sumedang 0.0059 0.0058 0.0054 Kab. Indramayu 0.0917 0.0744 0.0688 Kab. Subang 0.0070 0.0076 0.0049 Kab. Purwakarta 0.0063 0.0060 0.0063 Kab. Karawang 0.0082 0.0143 0.0133 Kab. Bekasi 0.1322 0.1316 0.1324 Kota Bogor 0.0051 0.0067 0.0057 Kota Sukabumi 0.0008 0.0008 0.0006 Kota Bandung 0.0269 0.0302 0.0329 Kota Cirebon 0.0153 0.0152 0.0152 Kota Bekasi 0.0083 0.0062 0.0059 Kota Depok 0.0119 0.0122 0.0131 Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jawa Barat 0.0206 0.0202 0.0198 Sumber : Hasil Pengolahan (terlampir) Keterangan : Tanda (- ) masih tergabung ekaran) 2003 0.0039 0.0242 0.0259 0.0215 0.0213 0.0361 0.0204 0.0140 0.0289 0.0171 0.0084 0.0240 0.0129 0.0027 0.0027 0.1083 0.0072 0.0015 0.0519 0.0125 0.0021 0.0163 0.0084 0.0185 2004 0.0056 0.0219 0.0249 0.0195 0.0206 0.0233 0.0151 0.0139 0.0276 0.0159 0.0079 0.0281 0.0113 0.0027 0.0052 0.1145 0.0079 0.0013 0.0286 0.0130 0.0013 0.0151 0.0086 0.0025 0.0018 0.0175 2005 0.0056 0.0222 0.0244 0.0206 0.0219 0.0238 0.0148 0.0143 0.0271 0.0158 0.0081 0.0231 0.0106 0.0026 0.0052 0.1157 0.0064 0.0014 0.0301 0.0130 0.0016 0.0148 0.0088 0.0026 0.0019 0.0175 Rata-rata 0.007 0.022 0.023 0.021 0.018 0.0246 0.030 0.017 0.013 0.026 0.016 0.007 0.052 0.009 0.004 0.008 0.122 0.007 0.001 0.033 0.014 0.004 0.014 0.004 0.0027 0.001 0.001 0.019

dengan daerah induk (sebelum terjadi pem

Dari 8 daerah tersebut Kabupaten Bekasi ternyata memiliki tingkat disparitas yan g relatif lebih besar dibandingkan 7 daerah lainnya yakni sebesar 0.6664. Tinggi nya indeks disparitas pendapatan yang dimiliki oleh daerah-daerah tersebut diba ndingkan dengan Jawa Barat, dimungkinkan karena daerah- daerah tersebut cenderu

ng menjadi daerah tujuan investasi di Jawa Barat. Untuk kabupaten Cianjur, Tas ikmalaya, Cirebon, Majalengka, cenderung banyak menyerap investasi pada sektor pertanian, Indramayu sektor pertambangan dan kota Bandung dan Bekasi merupakan dae rah tujuan investor

10 berinvestasi pada sektor industri dan jasa. Dengan adanya kemampuan yang relatif tinggi dari daerah- daerah tersebut dalam menyerap investasi khususnya telah me mbawa dampak secara agregat yakni terjadi peningkatan kesenjangan pembangunan de ngan daerah lain. Sementara 17 Kabupaten/Kota lainnya memiliki indeks disparitas pendapatan yang r elatif lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata Kabupaten/Kota di Jawa Barat ya ng sebesar 0.1261. Adapun daerah- daerah tersebut meliputi 7 daerah berstatus Ko ta, yaitu Kota Bogor, Sukabumi, Bekasi, Depok, Cimahi, Tasikmalaya, dan Banjar dan 10 daerah berstatus Kabupaten, yaitu Kabupaten Bogor, Sukabumi, Bandu ng, Garut, Ciamis, Kuningan, Sumedang, Subang, Purwakarta, dan K arawang. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pemerataan pendapatan di daerah-daerah ini relatif lebih baik dibandingkan dengan rata-rata Kabup ten/Kota di Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai