Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 1 NIKAH SIRIH

Disusun oleh : 1. Evi Sumarican 2. Siti Rohayah 3. Hana Ilhaminanda 4. Dian Angraeni 5. Julianti

FAKULTAS KOMPUTER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS BANTEN JAYA


SERANG BANTEN JUNI 2012

NIKAH SIRIH

A. Pengertian Pernikahan Dalam Islam

Pernikahan merupakan ikatan diantara dua insan yang mempunyai banyak perbedaan, baik dari segi fisik, asuhan keluarga, pergaulan, cara berfikir (mental), pendidikan dan lain hal. Dalam pandangan Islam, pernikahan merupakan ikatan yang amat suci dimana dua insan yang berlainan jenis dapat hidup bersama dengan direstui agama, kerabat, dan masyarakat. Aqad nikah dalam Islam berlangsung sangat sederhana, terdiri dari dua kalimat "ijab dan qabul". Tapi dengan dua kalimat ini telah dapat menaikkan hubungan dua makhluk Allah dari bumi yang rendah ke langit yang tinggi. Dengan dua kalimat ini berubahlah kekotoran menjadi kesucian, maksiat menjadi ibadah, maupun dosa menjadi amal sholeh. Aqad nikah bukan hanya perjanjian antara dua insan. Aqad nikah juga merupakan perjanjian antara makhluk Allah dengan Al-Khaliq Allah SWT menegur suami-suami yang melanggar perjanjian, berbuat dzalim dan merampas hak istrinya dengan firmannya : "Bagaimana kalian akan mengambilnya kembali padahal kalian sudah berhubungan satu sama lain sebagai suami istri. Dan para istri kalian sudah melakukan dengan kalian perjanjian yang berat "Mitsaqon gholizho"." (Q.S An-Nisaa : 21) Aqad nikah dapat menjadi sunnah, wajib, makruh ataupun haram, hal ini disebabkan karena : Sunah, untuk menikah bila yang bersangkutan : Siap dan mampu menjalankan keinginan biologi, Siap dan mampu melaksanakan tanggung jawab berumah tangga.

Wajib menikah, apabila yang bersangkutan mempunyai keinginan biologi yang kuat, untuk menghindarkan dari hal-hal yang diharamkan untuk berbuat maksiat, juga yang bersangkutan telah mampu dan siap menjalankan tanggung jawab dalam rumah tangga. Makruh, apabila yang bersangkutan tidak mempunyai kesanggupan menyalurkan biologi, walau seseorang tersebut sanggup melaksanakan

tanggung jawab nafkah, dll. Atau sebaliknya dia mampu menyalurkan biologi, tetapi tidak mampu bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban dalam berumah tangga. Haram menikah, apabila dia mempunyai penyakit kelamin yang akan menular kepada pasangannya juga keturunannya.

B. Pengertian Nikah Siri

Pelaksanaan perkawinan di Indonesia selalu bervariasi bentuknya, mulai dari perkawinan lewat kantor urusan agama (KUA), pernikahan bawa lari, sampai perkawinan yang populer dikalangan masyarakat yaitu kawin siri, perkawinan yang tidak dicatatkan atau yang dikenal dengan berbagai istilah seperti kawin bawah tangan, kawin siri,nikah siri adalah perkawinan yang dilakukan berdasarkan aturan agama atau adat istiadat dan tidak dicatatkan dikantor pencatat pegawai nikah (KUA bagi yang beragama islam, Kantor catatan sipil bagi non-Islam). Pernikahan merupakan sebuah ritual yang sakral yang menjadi tempat bertemunya dua insan yang saling mencintai, tanpa ada lagi batasan yang menghalangi. Meskipun demikian, banyak pula orang-orang atau pihak-pihak pada saat ini berusaha untuk memanfaatkan ritual tersebut hanya untuk memperoleh keuntungan, baik berupa materi maupun sekedar untuk mendapat kepuasan seks saja, atau juga karena alasan-alasan lain. Berbagai permasalahan pun timbul, salah satunya adalah nikah siri.

Apakah nikah siri itu sebenarnya ? 1. Pernikahan yang tidak dihadiri oleh orang tua kedua belah pihak, atau salah satu pihak (pernikahan tanpa wali) 2. Pernikahan siri adalah pernikahan yang sah dimata agama (Islam), namun tidak tercatat di pengadilan agama, tidak tercatat pula di pencatatan sipil atau KUA (Kantor Urusan Agama). Alasan untuk tidak mencatatkan pernikahannya pada lembaga bisa karena tidak mampu membayar biaya administrasi yang cukup mahal untuk mencatatkan pernikahannya pada lembaga negara. 3. Pernikahan siri dirahasiakan Ada pertimbangan-pertimbangan yang mengikuti keputusan untuk menikah secara sembunyi-sembunyi. juga dapat diartikan sebagai pernikahan yang

Perkawinan hendaklah diumumkan, begitulah yang dianjurkan syariat islam. Nabi Saw. Bersabda :

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Umumkan perkawinan dan jadikanlah akad nikah itu di masjid, serta pukulah rebana (HR. At-Tirmidzi) Nabi saw, meminta sahabat beliau Abdurrahman Ibnu Auf ketika mengetahui dia baru menikah, bahwa Semoga Allah memberkatimu, berpestalah walau dengan menyembelih seekor kambing (yakni dengan mengundang makan walau beberapa orang) (HR. Bukhari dan Muslim).

C. Alasan melakukan Pernikahan Siri

Banyak

faktor

yang

menyebabkan

seseorang

tidak

memcatatkan

pernikahannya di lembaga pencatatan : Biaya, tidak mampu membayar administrasi pencatatan sehingga tidak dicatatkan tetapi tidak dirahasiakan Belum cukup umur untuk melakukan perkawinan secara negara Takut ketahuan melanggar aturan yang melarang pegawai negeri menikah lebih dari satu kali Takut mendapatkan stigma negatif dari masyarakat yang terlanjur mengganggap tabu pernikahan siri, atau karena pertimbanganpertimbangan rumit yang memaksa seseorang untuk merahasiakan pernikahannya

D. Fakta dilakukannya Pernikahan Siri

Beberapa fakta dilakukannya pernikahan siri, diantaranya adalah sebagai berikut : Karena sudah bertunangan Untuk menghindari perselingkuhan dan perzinahan lebih baik dilakukan nikah siri, dalam kasus ini biasanya diantara calon pengantin masih sekolah atau kuliah. Untuk menghemat biaya dan menghindari prosedur administrasi yang dianggap berbelit-belit. Karena calon istri terlanjur hamil diluar nikah Untuk menghindari tuntutan hukum istrinya dibelakang hari, karena perkawinan tidak dicatatkan di kantor urusan agama, maka tidak dapat dituntut secara hukum dipengadilan. Untuk menghapus jejak, agar tidak diketahui oleh istri pertama sekaligus untuk menghindari hukuman administratif yang akan dijatuhkan oleh atasan, bagi mereka yang PNS atau TNI/Polri yang melakukan pernikahan untuk yang kedua kali.

Salah seorang dari calon pengantin (biasanya pihak perempuan) belum cukup umur untuk melangsungkan perkawinan melalui KUA

E. Alasan Wanita bersedia dinikahi secara siri

Ada beberapa alasan wanita bersedia dinikahi secara siri : Memiliki Prinsip berbeda dengan pasangannya dan tidak disetujui keluarga Masing-masing sudah terikat dan tidak mungkin bercerai Sudah sepakat untuk melakukan pernikahan diam-diam demi cinta kasih Karena simpel pengurusannya, tidak direpotkan oleh faktor birokrasi yang berbelit. Memiliki pasangan yang kalangan ekonomi bawah yang memiliki penghasilan terbatas dan tidak sanggup mendaftarkan diri untuk menikah secara negara Faktor budaya, di mana seorang perempuan begitu bangga apabila dinikahi oleh seorang tokoh agama di daerahnya

F. Faktor-Faktor yang melatarbelakangi Nikah Sirih Nikah sirri dilakukan karena hubungan yang tidak direstui oleh orang tua kedua pihak atau salah satu pihak Nikah sirri dilakukan karena adanya hubungan terlarang, misalnya salah satu atau kedua pihak sebelumnya pernah menikah secara resmi dan telah mempunya istri atau suami yang resmi, tetapi ingin menikah lagi dengan orang lain. Nikah sirri dilakukan dengan alasan seseorang merasa sudah tidak bahagia dengan pasangannya, sehingga timbul niatan untuk mencari pasangan lain. Nikah sirri dilakukan dengan dalih menghindari dosa karena zina. Nikah sirri dilakukan karena pasangan merasa belum siap secara materi dan secara sosial. Nikah Sirrri sering ditempatkan menjadi sebuah pilihan ketika seseorang hendak berpoligami dengan sejumlah alasannnya tersendiri. Nikah sirri dilakukan karena pasangan memang tidak tahu dan tidak mau tahu prosedur hukum.

Nikah sirri dilakukan hanya untuk penjajagan dan menghalalkan hubungan badan saja. Nikah sirri dilakukan untuk menghindari beban biaya dan prosedur administrasi yang berbelit-belit Nikah sirri dilakukan karena alasan pernikahan beda agama. Biasanya salah satu pasangan bersedia menjadi muallaf ( baru meragama Islam) untuk memperoleh keabsahan pernikahannya. Dan masih banyak faktor-faktor lain yang menurut peneliti, semua alasan tersebut mengarah kepada posisi perkawinan sirri dipandang sebagai jalan yang lebih mudah untuk menghalalkan hubungan suami isteri

G. Fatwa MUI mengenai Nikah Siri

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa : nikah siri sah dilakukan asal tujuannya untuk membina rumah tangga, pernikahan dibawah tangan hukumnya sah jika telah terpenuhi syarat dan rukun nikah, tetapi haram jika menimbulkan mudharat atau dampak negatif. Fatwa tersebut merupakan hasil keputusan ijtima ulama se-Indonesia, di pondok pesantren Modern Gontor, Ponorogo Jawa Timur yang berlangsung 25 - 28 Mei 2006. Dijelaskan bahwa, nikah siri adalah pernikahan yang telah memenuhi semua rukun dan syarat yang telah ditetapka dalam fikih (hukum islam), namun tanpa pencatatan resmi di instansi berwenang sebagaimana diatur oleh peraturan perundangundangan yang berlaku. Namun demikian, perkawinan seperti itu dipandang tidak memenuhi ketentuan perundang-undangan dan sering kali menimbulkan dampak negatif terhadap istri dan anak yang dilahirkan terkait dengan hak-hak mereka seperti nafkah ataupun hak waris. Tuntutan pemenuhan hak-hak tersebut sering kali menimbulkan sengketa, sebab tuntutan akan sulit dipenuhi karena tidak adanya bukti catatan resmi perkawinan yang sah, namun demikian untuk menghindari kemudharatan, peserta ijtima ulama sepakat bahwa pernikahan harus dicatatkan resmi pada instansi berwenang.

H. Bagaimana Status Pernikahan Siri dimata undang-undang ?

1) Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 pasal 2 Bahwa perkawinan siri merupakan perkawinan yang tidak sah, karena perkawinan jenis ini merupakan suatu penyimpangan dari ketentuan undangundang no 1 tahun 1974 tentang perkawinan, Yakni ketentuan dalam pasal 2 : Ayat (1) menyatakan Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu. Ayat (2) mengenai pencatatan perkawinan yaitu Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan UU no.1 tahun 1974, sudah ada kejelasan bahwa nikah siri tetap dipandang tidak sah karena tidak mempunyai kepastian hukum.

2) Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 pasal 5 Sesuai dengan pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) Kompilasi Hukum Islam/Inpres RI. Nomor 1 tahun 1991: Ayat (1) berbunyi Agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam harus dicatat, sedangkan Ayat (2) berbunyi Pencatatan perkawinan tersebut pada ayat (1) dilakukan oleh Pegawai Pencatat Nikah.

I. Dampak Positif dan Negatif Pernikahan Siri

1. Dampak Negatif Pernikahan Siri Sebagian besar ahli hukum mengakui bahwa perkawinan siri adalah sah dan dan tidak melanggar hukum negara tetapi berdampak negatif, diantaranya adalah sebagai berikut : Perselingkuhan menjadi mudah dan menjadi hal wajar Akan ada banyak kasus Poligami yang akan terjadi Tidak adanya kejelasan status istri dan anak baik di mata Hukum Indonesia.maupun di mata masyarakat sekitar

Pelecehan sexual terhadap kaum hawa karena dianggap sebagai Pelampiasan Nafsu sesaat bagi kaum Laki-laki

2. Dampak Positif Pernikahan Siri

Selain dampak negatif, pernikahan siri juga memiliki dampak positif, yakni : meminimalisasi adanya sex bebas, serta berkembangnya penyakit AIDS, HIV maupun penyakit kelamin yang lain Mengurangi Beban atau Tanggung jawab seorang wanita yang menjadi tulang punggung keluarganya.

J. Dampak hukum Pernikahan Siri Maka dengan demikian jika dilihat dari dampak dampak yang ada, semakin terlihat bahwasannya nikah siri lebih banyak membawa dampak negative di banding dampak positifnya. Serta Dampak hukum dari nikah siri itu sendiri : Sebagai seorang istri kita tidak dapat menuntut suami untuk memberikan nafkah baik lahir maupun batin Untuk hubungan keperdataan maupun tanggung jawab sebagai seorang suami sekaligus ayah terhadap anakpun tidak ada. seperti nasib anak hasil dari pernikahan yang dianggap nikah siri itu, akan terkatungkatung.Tidak bisa sekolah karena tidak punya akta kelahiran. Sedangkan, semua sekolah saat ini mensyaratkan akta kelahiran Dalam hal pewarisan, anak-anak yang lahir dari pernikahan siri maupun isteri yang dinikahi secara siri, akan sulit untuk menuntut haknya, karena tidak ada bukti yang menunjang tentang adanya hubungan hukum antara anak tersebut dengan bapaknya atau antara isteri siri dengan suaminya tersebut Oleh karena itu untuk kaum hawa yang akan ataupun belum melakukan nikah siri sebaiknya berpikir dahulu karena akan merugikan diri kita sendiri. Bagaiamanapun suatu perkawinan akan lebih sempurna jika di legal kan secara hukum agama dan hukum Negara

K. Solusi Bagi Pelaku Pernikahan siri

Sebagaimana dalam teknis analisis SWOT, bahwa dalam pernikahan sirri memunculkan banyak sekali kelemahan ( Weekness ) dan ancaman ( Threats). Kekuatan (Strength ) yang ada tidak bisa menghindarkan diri dari kelemahan dan ancaman-ancaman yang akan muncul. Satu-satunya cara untuk mengatasi problem yang sudah terjadi adalah dengan memanfaatkan peluang (Oppurtunity) yang ada untuk menghilangkan hampir semua kelemahan dan ancaman yang akan timbul. Ada 2 peluang yang ditawarkan sesuai dengan kadar kekuatannya yaitu : 1) Itsbat Nikah, 2). Walimah Al-Ursy.

1.

Mencatatkan Perkawinan dengan Itsbat nikah.

Bagi yang beragama Islam yang perkawinannya tidak dapat dibuktikan dengan Akta Nikah, dapat diajukan Itsbat Nikah ke Pengadilan Agama(KHI, pasal 7 ayat 2) Itsbat Nikah dimungkinkan bila berkenaan dengan hal-hal : Dalam rangka Penyelesaian Perceraian Hilangnya Akta Nikah Adanya keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat perkawinan Perkawinan yang terjadi sebelum berlakunya UU no 1 Tahun 1974 Perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai halangan perkawinan menurut UU no 1 Tahun 1974 (KHI, pasal 7 ayat 3). Artinya, bila ada salah satu dari kelima alasan tersebut dapat dipergunakan, maka permohonan pengesahan perkawinan bisa diajukan ke Pengadilan Agama. Tetapi untuk perkawinan bawah tangan ( pernikahan siri) yang dilakukan setelah berlakunya UU no 1 tahun 1974, hanya dimungkinkan itsbat nikah dalam rangka proses perceraian. Bila permohonan ditolak, jalan keluar yang dilakukan adalah menikah (lagi ) secara resmi dan tentunya dengan prosedur awal lagi.

2. Mengadakan Walimatul Ursy

Walimatul Ursy atau resepsi pernikahan ini hanya sebagai bentuk rasa syukur dengan cara memberitahukan kepada masyarakat sekitar bahwa telah terjadi pernikahan yang resmi antara sepasang laki-laki dan perempuan. Hal ini akan mengurangi problem sosial, dan mengurangi opini masyarakat tentang prasangka negatif atas perkawinan yang terjadi. Dengan walimatul ursy ini diharapkan mempelai bisa bersosialisasi dengan masyarakat secara baik tanpa khawatir ada gunjingan yang membebani batinnya. Jadi tidak ada alasan

mengapa pernikahan harus dirahasiakan bila memang sudah mampu dan siap secara lahir dan batin. Karena pernikahan adalah perbuatan hukum, yang harus ditegaskan dalam surat nikah, demikian juga pernikahan adalah rahmat, yang harus disebarkan kepada sesama supaya tidak menimbulkan fitnah.

L. Contoh Kasus Pernikahan Siri

Responden Ati Memilih menikah sirri bahkan sebagai istri kedua dengan alasan suami menginginkan keturunan. Selama ini suami tidak mendapatkannya dari istri

pertama, Namun ternyata tuhan berkehendak lain, tahun demi tahun berjalan, keturunan yang diharapkan tidak juga hadir. Konflik mulai muncul ketika posisinya sebagai istri yang tidak resmi perlahan-lahan mengusik ketenangan batinnya. Ati sadar bahwa dengan posisinya, dia tidak akan punya hak apa-apa untuk menuntut dan membela diri bila kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diharapkan Namun ternyata keinginan untuk menjadi istri resmi tidak bisa diwujudkan. Ini merupakan suatu indikasi bahwa pernikahan siri yang pada awalnya tidak bermasalah, secara berangsur akan memunculkan masalah-masalah hukum yang serius yang berimbas pada perempuan

Syeh Pujiono Kasus yang cukup memancing perdebatan adalah kasus pernikahan sirri antara Syekh Pujiono (43) dengan seorang gadis kecil Lutfiana Ulfa (12). Pernikahan kontroversial antara seorang pemilik Pondok Pesantren Miftahul Jannah Desa Bedono Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang tersebut sempat menghebohkan masyarakat di bulan Oktober- November 2008.

Anda mungkin juga menyukai