Anda di halaman 1dari 64

nama : ricky rianto kelas : 10 5 sekolah : sman 2 subang

Tugas PKn
Aktivitas 1 s/d aktivitas 6
Sistem Politik

2010

gasema post

Tugas PKn

Kata Pengantar

Puji Syukur saya panjatkan ke Hadirat Illahirobbi yang telah memberikan kepada saya kesehatan dan kesempatan untuk membuat artikel ini, sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh Guru PKn yang terhormat. Allhamdulillah pada saat ini saya dapat mengumpulkan tugas ini sesuai dengan tugas yang diberikan.Artikel ini berisikan tentang Tugas Aktivitas 1 s/d 6 dari bab 6. Untuk lebih jelasnya , silakhan lihat isinya. Dengan adannya artikel ini , saya harapkan dapat melengkapi materi yang sudah ada. Dan saya berharap pula dengan adanya tugas ini dapat meningkatkan kreativitas siswa-siswi SMANDA. Terima kasih.

Cipeundeuy, 21 Mei 2010 Penyusun

Ricky Rianto

Gasena Post

Page 2

Tugas PKn

Daftar Isi

Tentang Kata pengantar Daftar Isi Aktivitas 1.1 Aktivitas 1.2 Aktivitas 2 Aktivitas 3 Aktivitas 4 Aktivitas 5 Aktivitas 6

Halaman 2 3 4 5 10 17 32 40 49

Gasena Post

Page 3

Tugas PKn

1.1 Kelompok Penekan (pressure group) Salah satu institusi politik yang dapat dipergunakan oleh rakyat untuk menyalurkan aspirasi dan kebutuhannya dengan sasaran akhir adalah untuk mempengaruhi atau bahkan membentuk kebijakan pemerintah. Kelompok penekan dapat terhimpun dalam beberapa asosiasi yaitu : a. Lembaaga Swadaya Masyarakat (LSM), b. Organisasi-organisasi sosial keagamaan, c. Organisasi Kepemudaan, d. Organisasi Lingkungan Hidup, e. Organisasi Pembela Hukum dan HAM, serta f. Yayasan atau Badan Hukum lainnya. d. Media Komunikasi Politik(political communication media) Salah satu instrumen politik yang berfungsi menyampaikan informasi dan persuasi mengenai politik baik dari pemerintah kepada masyarakat maupun sebaliknya.

Gasena Post

Page 4

Tugas PKn 1.2 Pendahuluan

Teori mengatakan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara demokrasi dan pembangunan ekonomi. Ukuran dasar demokrasi, seperti partisipasi warga negara, kompetisi dalam pemilihan, dan kemerdekaan sipil,[1] ditengarai mendukung peningkatan pembangunan ekonomi suatu negara. Sebaliknya, pelaksanaan demokrasi kian mantap manakala ekonomi terus berada pada kondisi yang positif. Namun fakta menunjukkan hal yang berbeda; Rachel Caoili menulis bahwa Filipina sebagai negara pengadopsi nilai-nilai demokrasi liberal Amerika Serikat ternyata tidaklah memiliki tingkat ekonomi yang bisa menggolongkannya kepada negara maju, sedangkan Singapura yang berbasis pada budaya komunitarian memiliki perekonomian mengagumkan yang menjadikannya salah satu negara maju di dunia. Karena inilah Caoili berusaha untuk mengulik hubungan antara demokrasi dan pembangunan ekonomi yang didasarkan pada keyakinan bahwa ada faktor yang lebih berpengaruh terhadap keduanya. Tulisan ini dimaksudkan sebagai review atas argumentasi Caoili mengenai fenomena yang terjadi di atas. Sebagaimana secara implisit digambarkan oleh Caoili, pembahasan berkisar pada rentang waktu antara tahun 1997 hingga sekarang ini (2005), di mana pada masa ini kedua negara telah memperoleh kedaulatan masing-masing dan menjalankan proses politik dan ekonominya, namun tidak menutup kemungkinan penulis menyertakan gambaran kondisi sebelum rentang masa itu sebagai dasar argumen yang akan penulis ajukan. Filipina dan Singapura tetap menjadi aktor utama, sedangkan keterlibatan negara lain hanya merupakan bagian penjelasan. Review akan penulis fokuskan pada dasar argumen Caoili mengenai bentukbentuk budaya politik kedua negara dan pengujian pada bagaimana good

Gasena Post

Page 5

Tugas PKn governance menjadi hal yang terpisah dari budaya politik kedua negara terkait dengan pembangunan ekonomi.

Hubungan Antara Demokrasi dan Pembangunan Ekonomi Dalam menjelaskan hubungan antara demokrasi dan pembangunan, sebagaimana dikutip oleh Caoili, Herbert Werlin menekankan dua pertanyaan: Apakah pembangunan ekonomi yang penting bagi demokrasi ataukah sebaliknya?; dan Apakah demokrasi liberal hanyalah satu-satunya bentuk demokrasi yang bisa diterima?[2] Menurut penulis, jawaban antara pertanyaan pertama dengan pertanyaan kedua terdapat pertalian. Demokrasi secara konseptual akan medorong terbentuknya pasar bebas dan desentralisasi kekuasaan politik. Pasar bebas bersama dengan desentralisasi politik yang membawa pada keyakinan produsen, inisiatif, investasi, dan pertumbuhan ini kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain Rustow mengatakan bahwa, Semakin makmur suatu bangsa, semakin besarlah kemungkinan bangsa itu untuk menopang demokrasi.[3] Postulasi Rustow ini mendapat dukungan dari data yang diperoleh melalui penggolongan negara-negara oleh Bank Dunia berdasarkan perkembangan ekonomi dengan penggolongan Freedom House berdasarkan kemerdekaan. Data menunjukkan bahwa dua dari 36 negara berpendapatan rendah digolongkan sebagai negara bebas atau demokratis, 14 dari 60 negara berpendapatan menengah digolongkan demokratis, dan 18 dari 24 negara ekonomi industri digolongkan demokratis.[4] Dari sini penulis berpendapat bahwa hubungan antara demokrasi dan pembangunan ekonomi berada pada level yang sederajat, di mana yang satu tidak dominan terhadap yang lain, tidak seperti apa yang disinyalkan oleh Caoili, bahwa pembangunan ekonomi lebih esensial bagi demokrasi Gasena Post Page 6

Tugas PKn ketimbang demokrasi bagi pembangunan ekonomi. Sebagaimana telah diidentifikasi oleh Caoili, permasalahan muncul ketika demokrasi tidak dijalankan sebagaimana seharusnya. Individualisme sebagai nilai demokrasi barat memang tidak sebaik komunitarian dalam hal orientasi objek kemajuan di mana komunitarian lebih mengutamakan kepentingan komunitas atau suatu masyarakat tertentu daripada kepentingan pribadi. Terkait dengan hal ini, kelemahan individualisme membawa konsekuensi yang lebih jauh yaitu munculnya self-serving di antara para elit. Self-serving kini kemudian menyebabkan munculnya penyimpangan seperti korupsi. Setidaknya konsekuensi yang muncul adalah tersubordinatkannya demokrasi bagi pembangunan ekonomi. Dampaknya, demokrasi dalam lingkungan komunitarian dinilai lebih mampu membawa peran yang lebih besar bagi pembangunan ekonomi yang membuatnya bisa diterima sebagai bentuk demokrasi. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa demokrasi dan pembangunan ekonomi muncul sebagai akibat yang ditimbulkan oleh satu faktor yang sama, seperti misalnya protestantisme berperan dalam mendorong lahirnya kapitalisme, perkembangan ekonomi, dan demokrasi.[5] Antara keduanya tidak terdapat hubungan yang saling mempengaruhi, melainkan muncul sebagai akibat dari faktor ketiga. Jika melihat variasi bentuk hubungan ini, nampaknya akan lebih tepat jika pembahasan hubungan antara demokrasi dan pembangunan ekonomi disesuaikan dengan konteks yang sedang dibicarakan.

Demokrasi Liberal Filipina Landasan dasar Caoili dalam membandingkan Filipina dengan Singapura adalah asumsi bahwa Filipina merupakan negara demokrasi liberal berplatform demokrasi AS dengan tingkat perekonomian negara Gasena Post Page 7

Tugas PKn berkembang dan Singapura sebagai industri maju dengan budaya komunitarian. Yang perlu dipertanyakan lebih awal, dan ini sangat mendasar: Bagaimanakah Caoili melakukan penggolongan tersebut, utamanya ketika mengatakan budaya politik kedua negara yang berbeda? Filipina disebut sebagai negara demokrasi liberal yang mengadopsi langsung demokrasi Amerika Serikat. Sayangnya dalam pemaparan Caoili, pembuktian mengenai pernyataan ini tidaklah dilakukan secara memadai. Apa yang menurut penulis hendaknya dilakukan Caoili adalah menguji budaya politik Filipina dengan membandingkannya budaya politik Amerika Serikat sendiri. Menurut Gabriel Almond, budaya politik merupakan orientasi politik atau sikap-sikap yang dipegang oleh individu-individu dalam berhubungan dengan sistem politiknya. Orientasi ini mengandung tiga aspek: kognitif seperti keyakinan dan pengetahuan, afektif berupa perasaan, dan evaluatif berupa opini tentang sistem dan penerapan nilai-nilai. Dari tiga orientasi ini diperoleh tiga tipe budaya politik: Parokial, dicirikan dengan rendahnya pengetahuan dan kesadaran politik. Subjek, dicirikan kepatuhan pada pejabat-pejabat pemerintahan dan hukum yang berlaku. Partisipan, dicirikan dengan tingginya pengetahuan dan kesadaran politik. [6]

Yang perlu dilakukan oleh Caoili adalah menguji terlebih dahulu tipe budaya politik Filipina apakah menunjukkan hal yang sama dengan tipe budaya politik Amerika Serikat. Ini penting sebab tipe budaya politik sangat mempengaruhi kualitas demokrasi suatu negara, yang pada kasus ini menjadi dasar penyamaan demokrasi Filipina dengan demokrasi yang dijalankan Amerika Serikat. Gasena Post Page 8

Tugas PKn Secara kasat mata tingkat kemakmuran Amerika yang lebih tinggi ketimbang Filipina memungkinkan pepindahan informasi politik yang lebih baik. Didukung dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, budaya politik AS didominasi oleh budaya partisipan dan subjek, sedangkan Filipina lebih didominasi budaya subjek dan parokial. Ini menjadikan tingkat demokrasi Filipina belum mencapai apa yang telah terjadi pada AS. Akibatnya, akan cukup sulit untuk membuktikan bahwa Filipina benar-benar mengadopsi demokrasi liberal AS dan karenanya bisa disamakan.

Gasena Post

Page 9

Tugas PKn

2.

SISTEM PEMERINTAHAN PADA MASA ORDE BARU

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.

Masa Jabatan Presiden Suharto


Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.

Politik
Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya.

Gasena Post

Page 10

Tugas PKn Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatankegiatan PBB", dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya. Pada tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat tegas. Orde Lama atau Orde Baru. Pengucilan politik - di Eropa Timur sering disebut lustrasi - dilakukan terhadap orang-orang yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia. Sanksi kriminal dilakukan dengan menggelar Mahkamah Militer Luar Biasa untuk mengadili pihak yang dikonstruksikan Soeharto sebagai pemberontak. Pengadilan digelar dan sebagian dari mereka yang terlibat "dibuang" ke Pulau Buru. Sanksi nonkriminal diberlakukan dengan pengucilan politik melalui

pembuatan aturan administratif. Instrumen penelitian khusus diterapkan untuk menyeleksi kekuatan lama ikut dalam gerbong Orde Baru. KTP ditandai ET (eks tapol). Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat. Pembagian PAD juga kurang adil karena 70% dari PAD

Gasena Post

Page 11

Tugas PKn tiap provinsi tiap tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat dan daerah. Soeharto siap dengan konsep pembangunan yang diadopsi dari seminar Seskoad II 1966 dan konsep akselerasi pembangunan II yang diusung Ali Moertopo. Soeharto merestrukturisasi politik dan ekonomi dengan dwitujuan, bisa tercapainya stabilitas politik pada satu sisi dan

pertumbuhan ekonomi di pihak lain. Dengan ditopang kekuatan Golkar, TNI, dan lembaga pemikir serta dukungan kapital internasional, Soeharto mampu menciptakan sistem politik dengan tingkat kestabilan politik yang tinggi.

Eksploitasi sumber daya


Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan

pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Warga Tionghoa
Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi. Sejak tahun 1967, warga keturunan dianggap sebagai warga negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah warga pribumi, yang secara tidak langsung juga menghapus hak-hak asasi mereka. Kesenian barongsai secara terbuka, perayaan hari raya Imlek, dan pemakaian Bahasa Mandarin dilarang, meski kemudian hal ini diperjuangkan oleh komunitas Tionghoa Indonesia terutama dari komunitas pengobatan Tionghoa tradisional karena

pelarangan sama sekali akan berdampak pada resep obat yang mereka buat Gasena Post Page 12

Tugas PKn yang hanya bisa ditulis dengan bahasa Mandarin. Mereka pergi hingga ke Mahkamah Agung dan akhirnya Jaksa Agung Indonesia waktu itu memberi izin dengan catatan bahwa Tionghoa Indonesia berjanji tidak menghimpun kekuatan untuk memberontak dan menggulingkan pemerintahan Indonesia. Satu-satunya surat kabar berbahasa Mandarin yang diizinkan terbit adalah Harian Indonesia yang sebagian artikelnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Harian ini dikelola dan diawasi oleh militer Indonesia dalam hal ini adalah ABRI meski beberapa orang Tionghoa Indonesia bekerja juga di sana. Agama tradisional Tionghoa dilarang. Akibatnya agama Konghucu kehilangan pengakuan pemerintah. Pemerintah Orde Baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya ketika itu mencapai kurang lebih 5 juta dari keseluruhan rakyat Indonesia dikhawatirkan akan menyebarkan pengaruh komunisme di Tanah Air. Padahal, kenyataan berkata bahwa kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai pedagang, yang tentu bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh komunisme, yang sangat mengharamkan perdagangan dilakukan[rujukan?]. Orang Tionghoa dijauhkan dari kehidupan politik praktis. Sebagian lagi memilih untuk menghindari dunia politik karena khawatir akan keselamatan dirinya.

Gasena Post

Page 13

Tugas PKn

Konflik Perpecahan Pasca Orde Baru


Di masa Orde Baru pemerintah sangat mengutamakan persatuan bangsa Indonesia. Setiap hari media massa seperti radio dan televisi

mendengungkan slogan "persatuan dan kesatuan bangsa". Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah meningkatkan transmigrasi dari daerah yang padat penduduknya seperti Jawa, Bali dan Madura ke luar Jawa, terutama ke Kalimantan, Sulawesi, Timor Timur, dan Irian Jaya. Namun dampak negatif yang tidak diperhitungkan dari program ini adalah terjadinya marjinalisasi terhadap penduduk setempat dan kecemburuan terhadap penduduk pendatang yang banyak mendapatkan bantuan

pemerintah. Muncul tuduhan bahwa program transmigrasi sama dengan jawanisasi yang sentimen anti-Jawa di berbagai daerah, meskipun tidak semua transmigran itu orang Jawa. Pada awal Era Reformasi konflik laten ini meledak menjadi terbuka antara lain dalam bentuk konflik Ambon dan konflik Madura-Dayak di Kalimantan. Sementara itu gejolak di Papua yang dipicu oleh rasa diperlakukan tidak adil dalam pembagian keuntungan pengelolaan sumber alamnya, juga diperkuat oleh ketidaksukaan terhadap para transmigran.

Kelebihan sistem Pemerintahan Orde Baru

Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000

Sukses transmigrasi Sukses KB

Gasena Post

Page 14

Tugas PKn

Sukses memerangi buta huruf Sukses swasembada pangan Pengangguran minimum Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) Sukses Gerakan Wajib Belajar Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh Sukses keamanan dalam negeri Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri

Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru


Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya

kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat

Munculnya

rasa

ketidakpuasan

di

sejumlah

daerah

karena

kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh dan Papua

Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya

Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin)

Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibredel

Gasena Post

Page 15

Tugas PKn

Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program "Penembakan Misterius"

Tidak

ada

rencana

suksesi

(penurunan

kekuasaan

ke

pemerintah/presiden selanjutnya)

Krisis finansial Asia


Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk lebih jelas lihat: Krisis finansial Asia), disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang meluas, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan setelah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian memilih sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga Indonesia.

Pasca-Orde Baru
Mundurnya Soeharto dari jabatannya pada tahun 1998 dapat dikatakan sebagai tanda akhirnya Orde Baru, untuk kemudian digantikan "Era Reformasi". Masih adanya tokoh-tokoh penting pada masa Orde Baru di jajaran pemerintahan pada masa Reformasi ini sering membuat beberapa orang mengatakan bahwa Orde Baru masih belum berakhir. Oleh karena itu Era Reformasi atau Orde Reformasi sering disebut sebagai "Era Pasca Orde Baru".

Gasena Post

Page 16

Tugas PKn

3. ORDE BARU DAN ORDE REFORMASI


Secara konseptual, komponen-komponen pokok yang ada di dalam pembangunan politik adalah bahwa pemerintah kita harus selalu mampu menanggapi setiap perubahan yang ada dalam masyarakat, sebab

suprastruktur dan infrastruktur politik yang ada memang efektif dan berfungsi secara optimal, yang kesemuanya didukung oleh warganegara yang dinamis dan berada dalam naungan persamaan hukum dan perundangundangan. Pencapaian hal-hal tersebut biasanya selalu akan menimbulkan permasalahan yang menyangkut identitas (jati diri) bangsa, legitimasi kekuasaan, partisipasi anggota masyarakat, serta menyangkut pemerataan hasil-hasil pembangunan melalui sistem yang efektif yang menjangkau keseluruh lapisan masyarakat. Setiap kali kita berhasil mengatasi suatu permasalahan tersebut maka berarti kita maju di dalam melakukan pembangunan politik di dalam mengembangkan sistem demokrasi. Sejak awal Indonesia berdiri, kehidupan politik dan hukum diwarnai begitu rupa, tidak dalam pengertian hingar bingarnya demokrasi, tetapi justru secara mencolok dapat dikatakan oleh sentralisasi kekuasaan pada satu tangan, meskipun sebenarnya konstitusi telah memberi peluang yang cukup besar kepada hukum. Secara umum proses perjalanan bangsa dapat dibagi dalam dua bagian yaitu, periode Orde Lama dan periode Orde Baru. Orde Lama telah dikenal prestasinya dalam memberi identitas, kebanggaan nasional dan

mempersatukan bangsa Indonesia. Namun demikian, Orde Lama pula yang memberikan peluang bagi kemungkinan kaburnya identitas tersebut (Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945). Beberapa peristiwa pada Orde Lama yang mengaburkan identitas nasional kita adalah; Pemberontakan PKI

Gasena Post

Page 17

Tugas PKn pada tahun 1948, Demokrasi Terpimpin, Pelaksanaan UUD Sementara 1950, Nasakom dan Pemberontakan PKI 1965. Namun sejarah juga menunjukkan rezim Orde Baru yang dianggap memberikan perbaikan dan menyelamatkan keadaan bangsa saat itu selama masa pemerintahannya melakukan pemasungan terhadap hak-hak politik warga negara,

pembangunan memang dapat berjalan dengan cukup baik dimana tingkat pertumbuhan ekonomi bahkan pernah mencapai 7 % (tujuh persen) namun keberhasilan itu hanya bersifat semu karena semua pembangunan dibiayai dari hutang luar negeri yang berakibat timbulnya krisis moneter dan tumbuh sehatnya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.[2]

PEMBAHASAN Sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia masuk dalam suatu babak kehidupan baru sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat penuh. Dalam perjalanan sejarahnya bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan asas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan melalui berbagai hambatan dan ancaman yang membahayakan perjuangan bangsa indonesia dalam mempertahankan serta mengisi kemerdekaan. Wujud berbagai hambatan adalah disintegrasi dan instabilisasi nasional sejak periode orde lama yang berpuncak pada pemberontakan PKI 30 September 1945 sampai lahirlah Supersemar sebagai titik balik lahirnya tonggak pemerintahan era Orde Baru yang merupakan koreksi total terhadap budaya dan sistem

Gasena Post

Page 18

Tugas PKn politik Orde Lama dimana masih terlihat kentalnya mekanisme, fungsi dan struktur politik yang tradisional berlandaskan ideoligi sosialisme

komunisme. Konfigurasi politik, menurut Dr. Moh. Mahfud MD, SH,

mengandung arti sebagai susunan atau konstelasi kekuatan politik yang secara dikotomis dibagi atas dua konsep yang bertentangan secara diametral, yaitu konfigurasi politik demokratis dan konfigurasi politik otoriter. Konfigurasi politik yang ada pada periode orde lama membawa bangsa Indonesia berada dalam suatu rezim pemerintahan yang otoriter dengan berbagai produk-produk hukum yang konservatif dan pergeseran struktur pemerintahan yang lebih sentralistik melalui ketatnya

pengawasan pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah. Pada masa ini pula politik kepartaian sangat mendominasi konfigurasi politik yang terlihat melalui revolusi fisik serta sistem yang otoriter sebagai esensi feodalisme. Sedangkan dibawah kepemimpinan rezim Orde Baru yang mengakhiri tahapan tradisional tersebut pembangunan politik hukum memasuki era lepas landas lewat proses Rencana Pembangunan Lima Tahun yang berkesinambungan dengan pengharapan Indonesia dapat menuju tahap kedewasaan (maturing society) dan selanjutnya berkembang menuju bangsa yang adil dan makmur. Dalam penulisan ini, kami mencoba memberikan penjelasan singkat seputar konfigurasi politik yang dibatasi pada dua era, yakni Orde Lama dan Orde Baru, serta pemahaman terhadap partai politiknya.

Gasena Post

Page 19

Tugas PKn A. POLITIK ERA ORDE LAMA Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959 mengeluarkan Dekrit Presiden yang isinya pembubaran konstituante, diundangkan dengan resmi dalam Lembaran Negara tahun 1959 No. 75, Berita Negara 1959 No. 69 berintikan penetapan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950, dan pembentukan MPRS dan DPAS. Salah satu dasar pertimbangan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah gagalnya konstituante melaksanakan tugasnya.[5] Pada masa ini Soekarno memakai sistem demokrasi terpimpin. Tindakan Soekarno mengeluarkan Dekrit pada tanggal 5 Juli 1959 dipersoalkan keabsahannya dari sudut yuridis konstitusional, sebab menurut UUDS 1950 Presiden tidak berwenang memberlakukan atau tidak memberlakukan sebuah UUD, seperti yang dilakukan melalui dekrit. Sistem ini yang mengungkapkan struktur, fungsi dan mekanisme, yang dilaksanakan ini berdasarkan pada sistem Trial and Error yang perwujudannya senantiasa dipengaruhi bahkan diwarnai oleh berbagai paham politik yang ada serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang cepat berkembang. Maka problema dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berkembang pada waktu itu bukan masalah-masalah yang bersifat ideologis politik yang penuh dengan norma-norma ideal yang benar, tetapi masalah-masalah praktis politik yang mengandung realitas-realitas objektif serta mengandung pula

kemungkinan-kemungkinan untuk dipecahkan secara baik, walaupun secara normatif ideal kurang atau tidak benar. Bahkan kemudian muncul penamaan sebagai suatu bentuk kualifikasi seperti Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Pancasila. Berbagai Experiment tersebut ternyata

menimbulkan keadaan excessive (berlebihan) baik dalam bentuk Ultra Demokrasi (berdemokrasi secara berlebihan) seperti yang dialami antara

Gasena Post

Page 20

Tugas PKn tahun 1950-1959, maupun suatu kediktatoran terselubung (verkapte diktatuur) dengan menggunakan nama demokrasi yang dikualifikasi (gekwalificeerde democratie).[6] Sistem Trial and Error telah membuahkan sistem multi ideologi dan multi partai politik yang pada akhirnya melahirkan multi mayoritas, keadaan ini terus berlangsung hingga pecahnya pemberontakan DI/TII yang berhaluan theokratisme Islam fundamental (1952-1962) dan kemudian Pemilu 1955 melahirkan empat partai besar yaitu PNI, NU, Masyumi dan PKI yang secara perlahan terjadi pergeseran politik ke sistem catur mayoritas. Kenyataan ini berlangsung selama 10 tahun dan terpaksa harus kita bayar tingggi berupa:

(1). Gerakan separatis pada tahun 1957; (2). Konflik ideologi yang tajam yaitu antara Pancasila dan ideologi Islam, sehingga terjadi kemacetan total di bidang Dewan Konstituante pada tahun 1959. Oleh karena konflik antara Pancasila dengan theokratis Islam

fundamentalis itu telah mengancam kelangsungan hidup Negara Pancasila 17 Agustus 1945, maka terjadilah Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 dengan tujuan kembali ke UUD 1945 yang kemudian menjadi dialog Nasional yang seru antara yang Pro dan yang Kontra. Yang Pro memandang dari kacamata politik, sedangkan yang Kontra dari kacamata Yuridis Konstitusional. Akhirnya memang masalah Dekrit Presiden tersebut dapat

Gasena Post

Page 21

Tugas PKn diselesaikan oleh pemerintah Orde Baru, sehingga Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kelak dijadikan salah satu sumber hukum dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selanjutnya pada perang revolusi yang berlangsung tahun 1960-1965, yang sebenarnya juga merupakan prolog dari pemberontakan Gestapu/PKI pada tahun 1965, telah memberikan pelajaran-pelajaran politik yang sangat berharga walau harus kita bayar dengan biaya tinggi.

B. POLITIK ERA ORDE BARU Peristiwa yang lazim disebut Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) menandai pergantian orde dari Orde Lama ke Orde Baru. Pada tanggal 1 Maret 1966 Presiden Soekarno dituntut untuk menandatangani sebuah surat yang memerintahkan pada Jenderal Soeharto untuk mengambil segala tindakan yang perlu untuk keselamatan negara dan melindungi Soekarno sebagai Presiden. Surat yang kemudian dikenal dengan sebutan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) itu diartikan sebagai media pemberian wewenang kepada Soeharto secara penuh. Orde Baru dikukuhkan dalam sebuah sidang MPRS yang

berlangsung pada Juni-Juli 1966. diantara ketetapan yang dihasilkan sidang tersebut adalah mengukuhkan Supersemar dan melarang PKI berikut ideologinya tubuh dan berkembang di Indonesia. Menyusul PKI sebagai partai terlarang, setiap orang yang pernah terlibat dalam aktivitas PKI ditahan. Sebagian diadili dan dieksekusi, sebagian besar lainnya diasingkan ke pulau Buru. Pada masa Orde Baru pula pemerintahan menekankan stabilitas nasional dalam program politiknya dan untuk Gasena Post Page 22

Tugas PKn mencapai stabilitas nasional terlebih dahulu diawali dengan apa yang disebut dengan konsensus nasional. Ada dua macam konsensus nasional, yaitu : 1. Pertama berwujud kebulatan tekad pemerintah dan masyarakat

untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Konsensus pertama ini disebut juga dengan konsensus utama. 2. Sedangkan konsensus kedua adalah konsensus mengenai cara-cara

melaksanakan konsensus utama. Artinya, konsensus kedua lahir sebagai lanjutan dari konsensus utama dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Konsensus kedua lahir antara pemerintah dan partai-partai politik dan masyarakat. Secara umum, elemen-elemen penting yang terlibat dalam perumusan konsensus nasional antara lain pemerintah, TNI dan beberapa organisasi massa. Konsensus ini kemudian dituangkan kedalam TAP MPRS No. XX/1966, sejak itu konsensus nasional memiliki kekuatan hukum yang mengikat bagi seluruh rakyat Indonesia. Beberapa hasil konsensus tersebut antara lain penyederhanaan partai politik dan keikutsertaan TNI/Polri dalam keanggotaan MPR/DPR. Berdasarkan semangat konsensus nasional itu pemerintah Orde Baru dapat melakukan tekanan-tekanan politik terhadap partai politik yang memiliki basis massa luas. Terlebih kepada PNI yang nota bene partai besar dan dinilai memiliki kedekatan dengan rezim terdahulu. Pemerintah orde baru juga melakukan tekanan terhadap partai-partai dengan basis massa Islam. Satu contoh ketika para tokoh Masyumi ingin menghidupkan kembali partainya yang telah dibekukan pemerintah Orde Lama, pemerintah memberi izin dengan dua syarat. Pertama, tokoh-tokoh lama tidak boleh duduk dalam kepengurusan partai.

Gasena Post

Page 23

Tugas PKn Kedua, masyumi harus mengganti nama sehingga terkesan sebagai partai baru. Pada Pemilu 1971 partai-partai politik disaring melalui verifikasi hingga tinggal sepuluh partai politik yang dinilai memenuhi syarat untuk menjadi peserta pemilu. Dalam pemilu kali ini didapati Golongan Karya (Golkar) menjadi peserta pemilu. Pada mulanya Golkar merupakan gabungan dari berbagai macam organisasi fungsional dan kekaryaan, yang kemudian pula pada 20 Oktober 1984 mendirikan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar). Tujuannya antara lain memberikan perlindungan kepada kelompok-kelompok fungsional dan mengkoordinir mereka dalam front nasional. Sekber Golkar ini merupakan organisasi besar yang dikonsolidasikan dalam kelompok-kelompok induk organisasi seperti

SOKSI, KOSGORO, MKGR dan lainnya sebagai Political Battle Unit rezim orde baru. Pasca pemilu 1971 muncul kembali ide-ide penyederhanaan partai yang dilandasi penilaian hal tersebut harus dilakukan karena partai politik selalu menjadi sumber yang mengganggu stabilitas, gagasan ini menimbulkan sikap Pro dan Kontra karena dianggap membatasi atau mengekang aspirasi politik dan membentuk partai-partai hanya kedalam golongan nasional, spiritual dan karya. Pada tahun 1973 konsep penyederhanaan partai (Konsep Fusi) sudah dapat diterima oleh partai-partai yang ada dan dikukuhkan melalui UndangUndang No. 3/1975 tentang Partai Politik dan Golongan, sistem fusi ini berlangsung hingga lima kali Pemilu selama pemerintahan orde baru (1977, 1982, 1987, 1992 dan 1997). C. PARTAI POLITIK

Gasena Post

Page 24

Tugas PKn Melihat sejarah sepanjang Orde Lama sampai Orde Baru partai politik mempunyai peran dan posisi yang sangat penting sebagai kendaraan politik sekelompok elite yang berkuasa, sebagai ekspresi ide, pikiran, pandangan dan keyakinan kebebasan. Pada umumnya para ilmuwan politik menggambarkan adanya empat fungsi partai politik, menurut Miriam Budiardjo meliputi: 1. 2. 3. 4. Sarana komunikasi politik; Sosialisasi politik; Sarana rekruitmen politik; Pengatur konflik.

Keempat fungsi tersebut sama-sama terkait dimana partai politik berperan dalam upaya mengartikulasikan kepentingan (Interests

Articulation) dimana berbagai ide-ide diserap dan diadvokasikan sehingga dapat mempengaruhi materi kebijakan kenegaraan. Terkait sebagai sarana komunikasi politik, partai politik juga berperan mensosialisasikan ide, visi dan kebijakan strategis yang menjadi pilihan partai politik serta sebagai sarana rekruitmen kaderisasi pemimpin Negara. Sedangkan peran sebagai pengatur konflik, partai politik berperan menyalurkan berbagai

kepentingan yang berbeda-beda. Disamping itu, partai politik juga memiliki fungsi sebagai pembuat kebijaksanaan, dalam arti bahwa suatu partai politik akan berusaha untuk merebut kekuasaan secara konstitusional, sehingga setelah mendapatkan kekuasaannya yang legitimate maka partai politik ini akan mempunyai dan memberikan pengaruhnya dalam membuat kebijaksanaan yang akan digunakan dalam suatu pemerintahan. Dengan demikian, fungsi partai politik secara garis besar adalah sebagai

Gasena Post

Page 25

Tugas PKn kendaraan untuk memenuhi aspirasi warga negara dalam mewujudkan hak memilih dan hak dipilihnya dalam kehidupan bernegara. Selanjutnya, sejarah kepartaian di Indonesia merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa dalam merebut

kemerdekaan Indonesia. Dari sejarah tersebut dapai dilihat bahwa keberadaan kepartaian di Indonesia bertujuan untuk: (a) untuk menghapuskan penindasan dan pemerasan di Indonesia khususnya dan didunia pada umumnya (kolonialisme dan imperialisme) (b) untuk mencerdaskan bangsa Indonesia (c) untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Untuk melaksanakan tujuan utama diatas perlu ditentukan sasaran antara, yaitu; a. b. c. Kemerdekaan di bidang politik, ekonomi dan budaya nusa dan bangsa; Pemerintahan Negara yang demokratis; Menentukan Undang-Undang Dasar Negara yang memuat ketentuan-

ketentuan dan norma-norma yang sesuai dengan nilai-nilai sosialistis paternalistic yang agamais dan manusiawi. Dari perjalanan sejarah kehidupan politik Indonesia tersebut, secara umum terdapat dua ciri utama yang mewarnai pendirian dan pergeseran masing-masing organisasi politik dan golongan fungsional yang ada, yaitu:

Gasena Post

Page 26

Tugas PKn a. Kesamaan Cara untuk melaksanakan gerak kehidupan politik,

organisasi politik dan golongan fungsional, yaitu didasarkan pada persatuan dan kesatuan yang bersumber pada kepentingan nasional dan bermuara pada kepentingan internasional. Untuk mewujudkan hal-hal tersebut ditempuh melalui prinsip adanya kedaulatan rakyat Indonesia. b. Sedangkan landasan (faham, aliran atau ideologi) yang digunakan

untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan serta kedaulatan rakyat tersebut berbeda satu sama lain. Kemudian, keberadaan partai politik-partai politik ini sesungguhnya untuk meramaikan pesta demokrasi sebagai tanda adanya atau berlangsungnya proses pemilihan umum. Dalam proses pemilihan umum ini, setidaknya terdapat 3 (tiga) tujuan pemilihan umum di Indonesia, antara lain: pertama, memungkinkan terjadinya pergantian pemerintah secara damai dan tertib; kedua, kemungkinan lembaga negara berfungsi sesuai dengan maksud UUD 1945; dan ketiga, untuk melaksanakan hak-hak asasi warga Negara. Dengan demikian, antara partai politik dengan pemilihan umum bagaikan dua sisi dalam mata uang yang sama. Mereka tidak dapat dipisahkan satu sama lain dikarenakan keduanya saling bergantungan dan mengisi. 1. Partai Politik dalam Era Orde Lama Pada masa sesudah kemerdekaan, Indonesia menganut sistem multi partai yang ditandai dengan hadirnya 25 partai politik. Hal ini ditandai dengan Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 dan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945. Menjelang Pemilihan

Gasena Post

Page 27

Tugas PKn Umum 1955 yang berdasarkan demokrasi liberal bahwa jumlah parpol meningkat hingga 29 parpol dan juga terdapat peserta perorangan. Pada masa diberlakukannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, sistem kepartaian Indonesia dilakukan penyederhanaan dengan Penpres No. 7 Tahun 1959 dan Perpres No. 13 Tahun 1960 yang mengatur tentang pengakuan, pengawasan dan pembubaran partai-partai.[16] Kemudian pada tanggal 14 April 1961 diumumkan hanya 10 partai yang mendapat pengakuan dari pemerintah, antara lain adalah sebagai berikut: PNI, NU, PKI, PSII, PARKINDO, Partai Katholik, PERTI MURBA dan PARTINDO. Namun, setahun sebelumnya pada tanggal 17 Agustus 1960, PSI dan Masyumi dibubarkan. Dengan berkurangnya jumlah parpol dari 29 parpol menjadi 10 parpol tersebut, hal ini tidak berarti bahwa konflik ideologi dalam masyarakat umum dan dalam kehidupan politik dapat terkurangi. Untuk mengatasi hal ini maka diselenggarakan pertemuan parpol di Bogor pada tanggal 12 Desember 1964 yang menghasilkan "Deklarasi Bogor." [17]

2. Partai Politik dalam Era Orde Baru Dalam masa Orde Baru yang ditandai dengan dibubarkannya PKI pada tanggal 12 Maret 1966 maka dimulai suatu usaha pembinaan terhadap partai-partai politik. Pada tanggal 20 Pebruari 1968 sebagai langkah peleburan dan penggabungan ormas-ormas Islam yang sudah ada tetapi belum tersalurkan aspirasinya maka didirikannyalah Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI) dengan massa pendukung dari Muhammadiyah, HMI, PII, Al Wasliyah, HSBI, Gasbindo, PUI dan IPM.[18]

Gasena Post

Page 28

Tugas PKn Selanjutnya pada tanggal 9 Maret 1970, terjadi pengelompokan partai dengan terbentuknya Kelompok Demokrasi Pembangunan yang terdiri dari PNI, Partai Katholik, Parkindo, IPKI dan Murba. Kemudian tanggal 13 Maret 1970 terbentuk kelompok Persatuan Pembangunan yang terdiri atas NU, PARMUSI, PSII, dan Perti. Serta ada suatu kelompok fungsional yang dimasukkan dalam salah satu kelompok tersendiri yang kemudian disebut Golongan Karya. Dengan adanya pembinaan terhadap parpol-parpol dalam masa Orde Baru maka terjadilah perampingan parpol sebagai wadah aspirasi warga masyarakat kala itu, sehingga pada akhirnya dalam Pemilihan Umum 1977 terdapat 3 kontestan, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) serta satu Golongan Karya.[19] Hingga Pemilihan Umum 1977, pada masa ini peserta pemilu hanya terdiri sebagaimana disebutkan diatas, yakni 2 parpol dan 1 Golkar. Dan selama masa pemerintahan Orde Baru, Golkar selalu memenangkan Pemilu. Hal ini mengingat Golkar dijadikan mesin politik oleh penguasa saat itu. PENUTUP Dengan melihat keseluruhan materi pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa politik hukum pada era Orde Lama dan Orde Baru memiliki perbedaan. Pada era Orde Lama sejak Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang membubarkan konstituante lewat rumusan sebuah panitia kecil yang terdiri dari: Djuanda, A.H. Nasution, Moh. Yamin, Ruslan Abdul Gani dan Wirjono Prodjodikoro, beranggapan bahwa dasar hukum dari dekrit ini berdasarkan doktrin staatsnoodrecht dan

noodstaatsrechts yaitu hak darurat yang dimiliki penguasa untuk mengeluarkan produk hukum yang menyimpang dari asas perundang-

Gasena Post

Page 29

Tugas PKn undangan yang baik karena adanya keadaan yang memaksa dan

membahayakan keselamatan Negara. Dengan pemberlakuan kembali UUD 1945, serta mengingat bahwa lembaga-lembaga Negara sebagaimana digariskan oleh UUD 1945 belum lengkap, maka Presiden Soekarno melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Dikeluarkannya Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1999 tentang

Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS); 2. Dikeluarkannya Penetapan Presiden No. 3 Tahun 1959 tentang Dewan

Pertimbangan Agung Sementara; 3. Pembaharuan susunan Dewan Perwakilan Rakyat melalui penetapan

Presiden No. 3 Tahun 1960; 4. Penyusunan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPRGR)

dengan Penetapan Presiden No. 4 Tahun 1960 sekaligus pemberhentian dengan hormat Dewan Perwakilan Rakyat; 5. Penyusunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dengan

Penetapan Presiden No. 12 Tahun 1960. MPRS yang dibentuk oleh Soekarno kemudian menetapkan Soekarno sebagai Presiden seumur hidup melalui Ketetapan MPRS No. III Tahun 1963 yang jelas-jelas melanggar ketentuan pasal 7 UUD 1945. Jatuhnya legitimasi Presiden Soekarno dalam memegang kekuasaan Negara ditandai oleh peristiwa Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia hingga berakibat pembunuhan besar-besaran terhadap anggota Partai Komunis Indonesia di berbagai daerah serta dikeluarkannya Supersemar

Gasena Post

Page 30

Tugas PKn yang pada hakekatnya merupakan bentuk penyerahan kekuasaan kepada Soeharto. Pada era Orde Baru dengan gagalnya Gerakan 30 September 1965 dan turunnya Soekarno dari kekuasaan menimbulkan suatu situasi baru (disebut Orde Baru), semboyan untuk melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuen banyak dikemukakan pemerintah Orde Baru Pimpinan Soeharto yang lebih mengkonsentrasikan penyelenggaraan sistem

pemerintahan dengan menitikberatkan pada aspek kestabilan politik dalam rangka menunjang pembangunan nasional.[21] Pada era ini pula mulai

memasukkan hak-hak politik warga Negara dan munculnya konsep penyederhanaan partai (Konsep Fusi) yang dikukuhkan melalui UndangUndang No. 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Undang-Undang No. 4 Tahun 1975 yang membatasi organisasi peserta Pemilu, serta memberikan tekanan-tekanan politik terhadap partai politik yang memiliki basis massa luas sekaligus penyaringan partai politik melalui verifikasi hingga tinggal sepuluh partai politik yang dinilai memenuhi syarat untuk menjadi peserta pemilu pada tahun 1971 hingga partai-partai hanya terbagi kedalam golongan partai yang berbasis nasional, spiritual dan karya. Selain itu pemerintahan Orde Baru berusaha menciptakan single majority lewat eksistensi partai Golongan Karya.

Gasena Post

Page 31

Tugas PKn 4. PERBANDINGAN SISTEM POLITIK INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN

Filipina
Filipina adalah sebuah negara republik di Asia Tenggara, sebelah utara Indonesia dan Malaysia. Filipina merupakan sebuah negara kepulauan. Negara ini terdiri dari 7.107 pulau. Filipina seringkali dianggap sebagai satu-satunya negara Asia Tenggara di mana pengaruh budaya Barat terasa sangat kuat. Filipina adalah negara paling maju di Asia setelah Perang Dunia II, namun sejak saat itu telah tertinggal di belakang negara-negara lain akibat pertumbuhan ekonomi yang lemah, penyitaan kekayaan yang dilakukan pemerintah, korupsi yang luas, dan pengaruh-pengaruh neo-kolonial. Saat ini Filipina mengalami pertumbuhan ekonomi yang moderat, yang banyak disumbangkan dari pengiriman uang oleh pekerja-pekerja Filipina di luar negeri dan sektor teknologi informasi yang sedang tumbuh pesat.

Masalah-masalah besar negara ini termasuk gerakan separatis muslim di sebelah selatan Mindanao, pemberontak-pemberontak dari Tentara Rakyat Baru (New People's Army) yang beraliran komunis di wilayah-wilayah pedesaan, kebijakan-kebijakan pemerintah yang sering tidak konsisten, tingkat kejahatan yang makin meningkat, dan kerusakan lingkungan seperti penebangan hutan dan polusi laut. Filipina juga mengalami masalah banyaknya penduduk di daerah-daerah perkotaan

Gasena Post

Page 32

Tugas PKn akibat kurangnya lapangan pekerjaan di wilayah pedesaan dan tingkat kelahiran yang tinggi.

Sejarah
Peninggalan tertulis Filipina dimulai sekitar abad ke-8 berdasarkan temuan lempeng tembaga di dekat Manila. Dari tulisan pada lempeng itu diketahui bahwa Filipina berada dalam pengaruh Sriwijaya. Namun demikian bukti tertulis ini sangat sedikit sehingga bahkan ahli-ahli sejarah Filipina masih beranggapan sejarah Filipina dimulai pada era kolonialisme. Sebelum orang-orang Spanyol datang pada abad ke-16, di Filipina berdiri kerajaan-kerajaan kecil yang bercorak animisme yang terpengaruh sedikit kultur India dan yang bercorak Islam di bagian selatan kepulauan. Kerajaan-kerajaan muslim ini mendapat pengaruh kuat dari Kerajaan Malaka. Sepanjang masa 265 tahun, Filipina merupakan koloni Kerajaan Spanyol (1565-1821) dan selama 77 tahun berikutnya diangkat menjadi provinsi Spanyol (1821-1898). Negara ini mendapat nama Filipina setelah diperintah oleh penguasa Spanyol, Raja Felipe II. Setelah Perang Spanyol-Amerika pada tahun 1898, Filipina diperintah Amerika Serikat. Ia kemudian menjadi sebuah persemakmuran di bawah Amerika Serikat sejak tahun 1935. Periode Persemakmuran dipotong Perang Dunia II saat Filipina berada di bawah pendudukan Jepang. Filipina akhirnya memperoleh kemerdekaannya (de facto) pada 4 Juli 1946. Masa-masa penjajahan asing ini sangat mempengaruhi kebudayaan dan masyarakat Filipina. Negara ini dikenal mempunyai Gereja Katolik Roma yang kuat dan merupakan salah

Gasena Post

Page 33

Tugas PKn satu dari dua negara yang didominasi umat Katolik di Asia selain Timor Leste.

Politik dan hubungan luar negeri


Pemerintah Filipina mengikuti Pemerintah Amerika Serikat. Dia ditata sebagai sebuah republik, di mana Presiden berfungsi sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, dan Panglima Tertinggi angkatan bersenjata. Presiden dipilih dalam pemilu untuk masa jabatan 6 tahun, dan memilih dan mengepalai kabinet. Dewan Legislatif Filipina mempunyai dua kamar: Kongres terdiri dari Senat dan Dewan Perwakilan; anggota keduanya dipilih oleh pemilu. Ada 24 senator yang menjabat selama 6 tahun di Senat, sedangkan Dewan Perwakilan terdiri dari tidak lebih dari 250 anggota kongres yang melayani selama 3 tahun. Cabang yudikatif pemerintah dikepalai oleh Mahkamah Agung, yang memiliki seorang Ketua Mahkamah Agung sebagai kepalanya dan 14 Hakim Agung, semuanya ditunjuk oleh Presiden. Filipina merupakan anggota aktif dari PBB sejak penerimaannya pada 24 Oktober 1945. Filipina juga merupakan negara pendiri ASEAN, dan merupakan pemain aktif dalam APEC, Uni Latin dan anggota dari Grup 24. Filipina juga merupakan sekutu Amerika Serikat, tetapi juga merupakan anggota dari Gerakan Non-Blok. Filipina bersengketa dengan Republik Cina (Taiwan), Republik Rakyat Cina, Vietnam, dan Malaysia atas minyak dan gas alam di Kepulauan Spratly dan Scarborough Shoa, dan dengan Malaysia atas Sabah. Sultan Sulu yang menerima Sabah sebagai hadiah pada 1703 setelah menolong Sultan Brunei mengalahkan pemberontak, telah memberikan Pemerintah Filipina kuasa

Gasena Post

Page 34

Tugas PKn untuk mengklaim wilayahnya yang hilang. Sampai saat ini, keluarga Sultan Sulu masih menerima pembayaran "sewa" untuk Sabah dari Pemerintah Malaysia.

Ekonomi
Filipina terkenal dengan pertanian padi bukitnya, yang diperkenalkan kirakira 2.000 tahun lalu oleh suku Batad. Padi-padi bukit tersebut terletak di lereng-lereng Gunung Ifugao dan berada di ketinggian 5.000 kaki dpl. Luasnya mencakup 4.000 mil serta diusahakan secara tradisional tanpa penggunaan pupuk. Ia dinyatakan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO (Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan) pada tahun 1995. Pada 1998 ekonomi Filipina, sebuah campuran dari pertanian, industri ringan, dan jasa pendukung; mengalami kemunduran sebagai akibat dari krisis finansial Asia dan cuaca yang buruk. Pertumbuhan jatuh ke 0,6% pada 1998 dari 5% pada 1997, tetapi kembali ke sekitar 3% pada 1999, dan 4% pada 2000. Pemerintah telah menjanjikan untuk terus

mereformasi ekonominya untuk membantu Filipina setanding dengan perkembangan negara industri Asia Timur. Hutang besar ("public debt" sekitar 77% dari PDB), menghambat perbaikan situasi ekonomi. Alokasi dana untuk hutang lebih tinggi dari pada untuk Departemen Pendidikan dan militer digabungkan. Strategi yang dilakukan termasuk peningkatan infrastruktur, merombak sistem pajak untuk menambah pendapatan pemerintah, juga deregulasi dan penswastaan ekonomi, dan meningkatkan integrasi perdagangan di wilayah sekitar. Prospek masa depan sangat tergantung dari performa ekonomi

Gasena Post

Page 35

Tugas PKn dari dua partner dagang utama, Amerika Serikat dan Jepang, dan administrasi yang lebih terpercaya dan kebijakan pemerintah yang konsisten. Filipina merupakan anggota dari Bank Pengembangan Asia.

Geografi Filipina
Filipina tediri dari 7.107 pulau dengan luas total daratan diperkirakan 300.000 km. Negara ini terletak antara 116 40' dan 126 34' T. longitude, dan 4 40' dan 21 10' LU. latitude. Di timur dia berbatasan dengan Laut Filipina, di barat dengan Laut China Selatan, dan di selatan dengan Laut Sulawesi. Pulau Borneo terletak beberapa ratus kilometer di barat daya dan Taiwan di utara. Maluku dan Sulawesi di selatan, dan di timur adalah Palau. Kepulauan ini dibagi menjadi tiga kelompok utama: Luzon (Region I sampai V + NCR & CAR), Visayas (VI sampai VIII), dan Mindanao (IX sampai XIII + ARMM). Pelabuhan sibuk Manila, di Luzon, adalah ibu kota negara dan kota terbesar-kedua setelah Kota Quezon.

Demografi
Filipina berada di urutan ke-12 di dunia dalam jumlah penduduk dengan jumlah 86,241,697 jiwa pada 2005. Sekitar dua per tiga penduduk tinggal di Pulau Luzon dan Manila, ibu kotanya, berada di urutan ke-11 dalam jumlah penduduk area metropolitan. Orang-orang Filipina dikenal dengan nama Filipino yang berasal dari orang aborigin Taiwan dan bercampur dengan orang-orang Tiongkok Selatan, Polinesia, dan Spanyol/Amerika.

Gasena Post

Page 36

Tugas PKn Orang Filipina terbagi dalam 12 kelompok etnolingustik dengan yang terbesar adalah Tagalog, Cebuano, dan Ilocano. Penduduk asli Filipina ialah suku Aeta namun sudah terpinggir dan populasinya tinggal 30 ribu jiwa. Tiga kelompok minoritas terbesar asing adalah orang Tionghoa, Amerika, dan Asia Selatan. Sisanya adalah orang-orang Eropa, Arab, Indonesia, Korea, dan Jepang. Orang-orang Mestizo adalah minoritas sebesar 1-2% yang berpengaruh. Dalam penelitian dari Universitas Stanford, ditemukan bahwa 3,6% populasi memiliki turunan dari bangsa Eropa. 95,9% penduduk Filipina bisa membaca, salah satu yang tertinggi di Asia, dan setara untuk pria maupun wanita. Angka harapan hidup penduduknya adalah 69,29 tahun; 72,28 untuk wanita dan 66,44 untuk pria. Pertumbuhan penduduk per tahunnya sebesar 1,92% dan sekarang Filipina sedang mengalami masalah kepadatan penduduk karena angka kelahirannya tinggi. Filipina mempunyai kira-kira 85 juta penduduk menurut perkiraan sensus 2005.

Budaya
Kebanyakan masyarakat Filipina gemar menyanyi serta menari pada setiap kali pesta keramaian. Tarian bambu ini memerlukan pergerakan kaki yang cocok. Bahay Kubo merupakan rumah tradisional yang terkenal di Filipina, yang dibuat dari daun kelapa, nipah, dan bambu. Terdapat tanglung berbentuk bintang yang digantung di hadapan rumah yang bernama Parol. Semasa

Gasena Post

Page 37

Tugas PKn Natal, kebanyakan masyarakat di sana gemar menjadikan parol sebagai hiasan rumah mereka. Organ bambu ini menggunakan lebih kurang 1.000 batang bambuh. Konon ini adalah satu-satunya organ yang dibuat dari bambu di dunia.

Masakan
Halo halo merupakan salah satu pencuci mulut yang terkenal di Filipina terutama pada musim panas. Halo halo mengandung nangka, kelapa, kacang, keladi, kastard, santan kelapa, dan perahan es bersama es krim di atasnya. Lanzones merupakan sejenis buah-buahan. Rupanya agak kecil, manis serta berwarna cokelat. Keistimewaan buah ini adalah dapat menghalau nyamuk yang berada di sekeliling kita.

Transportasi
Di Filipina, masyarakatnya menggunakan jeepney sebagai kendaraan umum. yang akan terasa pengap apabila menaiki kenderaan ini. Sebab, setiap kali menaiki jeepney pasti senantiasa penuh sesak dengan orang banyak yang berdesak-desakan untuk turut menaikinya.

Pakaian
Setiap kali diadakan pesta keramaian, lelaki di sana akan memakai pakaian yang dinamakan barong tagalog. Pakaian istimewa ini dibuat dari kain yang dihasilkan daripada pokok pisang dan pokok nanas. Manakala, kaum wanitanya pula memakai gaun yang dipanggil Maria Clara.

Gasena Post

Page 38

Tugas PKn

Kota terbesar
Berikut adalah daftar kota-kota terbesar di Filipina berdasarkan populasi (sensus 2000).

Pembagian administratif
Filipina dibagi menjadi sebuah hirarki satuan pemerintah lokal (SPL) dengan provinsi sebagai satuan utama.Filipina dibagi 3 grup pulau yaitu Luzon, Visayas dan Mindanao.Kemudian dibagi menjadi 17 Region,80 Provinsi,120 Kota,1.511 Munisipalitas dan 42.008 distrik. Seluruh provinsi dikelompokkan menjadi 17 Wilayah ('Region') untuk kemudahan administratif. Kebanyakan kantor pemerintah memiliki kantor regional untuk melayani provinsi-provinsi di dalamnya. Wilayah ini tidak memiliki pemerintahan lokal yang terpisah, kecuali Mindanao Muslim dan Wilayah Administratif Cordillera, yang memiliki otonomi sendiri.

5.

PERBEDAAN LIBERALISME DAN KOMUNIS

Gasena Post

Page 39

Tugas PKn Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan

kebebasan mayoritas.

Pokok-pokok Liberalisme
Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property).[2] Dibawah ini, adaah nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:

Percaya bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta (Trust in God as a Creator) . Semua manusia diciptakan sama, bahwa mereka

dianugerahi oleh Tuhan Penciptanya hak-hak tertentu yang tidak dapat dipisahkan dari padanya.

Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being). Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan

kebudayaan. Namun karena kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung kepada kemampuannya masing-masing.

Gasena Post

Page 40

Tugas PKn Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari demokrasi.

Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik dalam kehidupan politik, sosial, secara ekonomi diskusi dan dan

kebudayaan

dan

kenegaraan

dilakukan

dilaksanakan dengan persetujuan dimana hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu.( Treat the Others Reason Equally.)

Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak menurut kehendak rakyat.(Government by the Consent of The People or The Governed)[2]

Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela dan mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi dimana seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan

mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus ada patokan terhadap hukum tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial.

Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The Emphasis of Individual)

Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih

Gasena Post

Page 41

Tugas PKn besar dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.

Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse Dogatism). Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.

Dua Masa Liberalisme


Liberalisme adalah sebuah ideologi yang mengagungkan kebebasan.
[2]

Ada

dua macam Liberalisme, yakni Liberalisme Klasik dan Liberallisme Modern. Liberalisme Klasik timbul pada awal abad ke 16. Sedangkan Liberalisme Modern mulai muncul sejak abad ke-20. Namun, bukan berarti setelah ada Liberalisme Modern, Liberalisme Klasik akan hilang begitu saja atau tergantikan oleh Liberalisme Modern, karena hingga kini, nilai-nilai dari Liberalisme Modern itu masih ada. Liberalisme Modern tidak mengubah hal-hal yang mendasar ; hanya mengubah hal-hal lainnya atau dengan kata lain, nilai intinyanya (core values) tidak berubah hanya ada tambahantanbahan saja dalam versi yang baru. Jadi sesungguhnya, masa Liberalisme Klasik itu tidak pernah berakhir. Dalam Liberalisme Klasik, keberadaan individu dan kebebasannya sangatlah diagungkan. Setiap individu memiliki kebebasan berpikir masingmasing yang akan menghasilkan paham baru. Ada dua paham, yakni

Gasena Post

Page 42

Tugas PKn demokrasi (politik) dan kapitalisme (ekonomi). Meskipun begitu, bukan berarti kebebasan yang dimiliki individu itu adalah kebebasan yang mutlak, karena kebebasan itu adalah kebebasan yang harus

dipertanggungjawabkan. Jadi, tetap ada keteraturan di dalam ideologi ini, atau dengan kata lain, bukan bebas yang sebebas-bebasnya.

Pemikiran Tokoh Klasik dalam Kelahiran dan Perkembangan Liberalisme Klasik


Tokoh yang mempengaruhi paham Liberalisme Klasik cukup banyak baik itu dari awal maupun sampai taraf perkembangannya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pandangan yang relevan dari tokoh-tokoh terkait mengenai Liberalisme Klasik. Marthin Luther dalam Reformasi Agama Gerakan Reformasi Gereja pada awalnya hanyalah serangkaian protes kaum bangsawan dan penguasa Jerman terhadap kekuasaan imperium Katolik Roma. Ahmad Suhelmi. Pemikiran Politik Barat. Pada saat itu keberadaan agama sangat mengekang individu. Tidak ada kebebasan, yang ada hanyalah dogma-dogma agama serta dominasi gereja. Pada

perkembangan berikutnya, dominasi gereja dirasa sangat menyimpang dari otoritasnya semula. Individu menjadi tidak berkembang, kerena mereka tidak boleh melakukan hal-hal yang dilarang oleh Gereja bahkan dalam mencari penemuan ilmu pengetahuan sekalipun. Kemudian timbullah kritik dari beberapa pihak misalnya saja kritik oleh Marthin Luther; seperti : adanya komersialisasi agama dan ketergantungan umat terhadap para pemuka agama, sehingga menyebabkan manusia menjadi tidak berkembang;

Gasena Post

Page 43

Tugas PKn yang berdampak luas, sehingga pada puncaknya timbul sebuah reformasi gereja (1517) yang menyulut kebebasan dari para individu yang tadinya terkekang. John Locke dan Hobbes; konsep State of Nature yang berbeda Kedua tokoh ini berangkat dari sebuah konsep sama. Yakni sebuah konsep yang dinamakan konsep negara alamaiah" atau yang lebih dikenal dengan konsep State of Nature. Namun dalam perkembangannya, kedua pemikir ini memiliki pemikiran yang sama sekali bertolak belakang satu sama lainnya. Jika ditinjau dari awal, konsepsi State of Nature yang mereka pahami itu sesungguhnya berbeda. Hobbes (1588 1679) berpandangan bahwa dalam State of Nature, individu itu pada dasarnya jelek (egois) sesuai dengan fitrahnya. Namun, manusia ingin hidup damai. Oleh karena itu mereka membentuk suatu masyarakat baru suatu masyarakat politik yang terkumpul untuk membuat perjanjian demi melindungi hak-haknya dari individu lain dimana perjanjian ini memerlukan pihak ketiga (penguasa). Sedangkan John Locke (1632 1704) berpendapat bahwa individu pada State of Nature adalah baik, namun karena adanya kesenjangan akibat harta atau kekayaan, maka khawatir jika hak individu akan diambil oleh orang lain sehingga mereka membuat perjanjian yang diserahkan oleh penguasa sebagai pihak penengah namun harus ada syarat bagi penguasa sehingga tidak seperti membeli kucing dalam karung. Sehingga, mereka memiliki bentuk akhir dari sebuah penguasa/ pihak ketiga (Negara), dimana Hobbes berpendapat akan timbul Negara Monarkhi Absolute sedangkan Locke, Monarkhi Konstitusional. Bertolak dari kesemua hal tersebut, kedua pemikir ini sama-sama menyumbangkan pemikiran mereka dalam konsepsi individualisme. Inti dari terbentuknya Negara, menurut Hobbes adalah demi kepentingan umum (masing-masing individu) meskipun Gasena Post Page 44

Tugas PKn baik atau tidaknya Negara itu kedepannya tergantung pemimpin negara. Sedangkan Locke berpendapat, keberadaan Negara itu akan dibatasi oleh individu sehingga kekuasaan Negara menjadi terbatas hanya sebagai penjaga malam atau hanya bertindak sebagai penetralisasi konflik. Adam Smith Para ahli ekonomi dunia menilai bahwa pemikiran mahzab ekonomi klasik merupakan dasar sistem ekonomi kapitalis. Menurut Sumitro

Djojohadikusumo, haluan pandangan yang mendasari seluruh pemikiran mahzab klasik mengenai masalah ekonomi dan politik bersumber pada falsafah tentang tata susunan masyarakat yang sebaiknya dan seyogyanya didasarkan atas hukum alam yang secara wajar berlaku dalam kehidupan masyarakat. Salah satu pemikir ekonomi klasik adalah Adam Smith (17231790). Pemikiran Adam Smith mengenai politik dan ekonomi yang sangat luas, oleh Sumitro Djojohadikusumo dirangkum menjadi tiga kelompok pemikiran. Pertama, haluan pandangan Adam Smith tidak terlepas dari falsafah politik, kedua, perhatian yang ditujukan pada identifikasi tentang faktor-faktor apa dan kekuatan-kekuatan yang manakah yang menentukan nilai dan harga barang. Ketiga, pola, sifat, dan arah kebijaksanaan negara yang mendukung kegiatan ekonomi ke arah kemajuan dan kesejahteraan mesyarakat. Singkatnya, segala kekuatan ekonomi seharusnya diatur oleh kekuatan pasar dimana kedudukan manusia sebagai individulah yang diutamakan, begitu pula dalam politik.

Relevansi kekuatan Individu Liberalisme Klasik dalam Demokrasi dan Kapitalisme


Gasena Post Page 45

Tugas PKn Telah dikatakan bahwa setidaknya ada dua paham yang relevan atau menyangkut Liberalisme Klasik. Dua paham itu adalah paham mengenai Demokrasi dan Kapitalisme. * Demokrasi dan Kebebasan Dalam pengertian Demokrasi, termuat nilainilai hak asasi manusia, karena demokrasi dan Hak-hak asasi manusia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Sebuah negara yang mengaku dirinya demokratis mestilah mempraktekkan dengan konsisten mengenai penghormatan pada hak-hak asasi manusia, karena demokrasi tanpa penghormatan terhadap hak-hak asasi setiap anggota masyarakat, bukanlah demokrasi melainkan hanyalah fasisme atau negara totalitarian yang menindas. Jelaslah bahwa demokrasi berlandaskan nilai hak kebebasan manusia. Kebebasan yang melandasi demokrasi haruslah kebebasan yang positif yang bertanggungjawab, dan bukan kebebasan yang anarkhis. Kebebasan atau kemerdekaan di dalam demokrasi harus menopang dan melindungi demokrasi itu dengan semua hak-hak asasi manusia yang terkandung di dalamnya. Kemerdekaan dalam demokrasi mendukung dan memiliki

kekuatan untuk melindungi demokrasi dari ancaman-ancaman yang dapat menghancurkan demokrasi itu sendiri. Demokrasi juga mengisyaratkan penghormatan yang setinggi-tingginya pada kedaulatan Rakyat

Kapitalisme dan Kebebasan Tatanan ekonomi memainkan peranan rangkap dalam memajukan masyarakat yang bebas. Di satu pihak, kebebasan dalam tatanan ekonomi itu sendiri merupakan komponen dari kebebasan dalam arti luas ; jadi, kebebasan di bidang ekonomi itu sendiri menjadi tujuan. Di pihak lain, kebebasan di bidang ekonomi adalah juga cara yang sangat yang diperlukan untuk

Gasena Post

Page 46

Tugas PKn mencapai kebebasan politik. Pada dasarnya, hanya ada dua cara untuk mengkoordinasikan aktivitas jutaan orang di bidang ekonomi. Cara pertama ialah bimbingan terpusat yang melibatkan penggunaan paksaan tekniknya tentara dan negara dan negara totaliter yang modern. Cara lain adalah kerjasama individual secara sukarela tekniknya sebuah sistem pasaran. Selama kebebasan untuk

mengadakan sistem transaksi dipertahankan secara efektif, maka ciri pokok dari usaha untuk mengatur aktivitas ekonomi melalui sistem pasaran adalah bahwa ia mencegah campur tangan seseorang terhadap orang lain. Jadi terbukti bahwa kapitalisme adalah salah satu perwujudan dari kerangka pemikiran liberal.

Sistem Komunisme
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.

Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".

Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas

Gasena Post

Page 47

Tugas PKn perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang menyebabkan komunisme menjadi "tumpul" dan tidak lagi diminati.

Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti liberalisme.

Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata.

6. PENGUATAN PERAN MASYARAKAT DALAM PROSES PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK

Gasena Post

Page 48

Tugas PKn PENGUATAN PERAN MASYARAKAT DALAM PROSES PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK KASUS PERUMUSAN PERDA KABUPATEN KOTA DI SUMATERA BARAT

ABSTRAK Tulisan singkat ini adalah sebuah hasil kajian terhadap peran masyarakat dalam perumusan kebijakan publik pada level terendah di era otonomi daerah, yaitu perumusan peraturan daerah di Kabupaten-Kota. Selama ini dinilai bahwa keterlibatan masyarakat dalam perumusan kebijakan adalah bentuk keterlibatan yang semu, masyarakat hanya terlibat dalam kegiatan seremonial, sedangkan pada tahapan yang lebih tinggi, banyak kasus usulan kebijakan yang merupakan kepentingan dasar masyarakat hilang di tengah jalan, tanpa masyarakat mampu mengadvokasinya. Melalui usaha meningkatkan posisi tawar dari masyarakat dan usaha dari pemerintah dengan mempersiapkan diri dengan meningkatkan pengetahuan di bidang perundang-undangan dan kebijakan diharapkan peran masyarakat dalam perumusan kebijakan menjadi sesuatu hal yang nyata. Kata Kunci: Penguatan peran masyarakat, Perumusan Kebijakan Publik, Peraturan daerah PENDAHULUAN Jika di pelajari secara lebih seksama, sistem pemerintahan Daerah yang baru, tersirat bahwa dari UU No 22/1999, sebetulnya tersirat keinginan untuk membangun sistem pemerintahan yang lebih demokratis, dimana proses politik dan pemerintahan bekerja secara lebih efektif. Selain itu UU ini juga merupakan upaya perombakan total dari UU yang sebelumnya

Gasena Post

Page 49

Tugas PKn (UU No 5/1974) yang sangat sentralistik. Yang mana pada saat ini terlihat sedang berlangsung arus balik kakuasaan dari pusat ke daerah. Dengan redaksi yang lain dapat dikatakan bahwa pemerintahan daerah yang dirancang melalui UU No 22/1999 secara total ingin menggeser satu titik fokus ke titik fokus yang lainnya. Artinya, sistem pemerintahan daerah berdasarkan UU No 22 tahun 1999, mencoba mengganti konsep pemebangunan yang selama ini diterapkan pemerintah orde Baru, yaitu dari sentralisasi ke desntralisasi. Pemerintah di zaman Orde Baru, melakukan banyak sekali kesalahan dalam menjalankan roda kekeuasaannya. Salah satunya adalah terlalu banyaknya memebrikan perintah dan aba-aba tanpa memeperhatikan keinginan masyarakat yang di perintahnya. Seperti, seringnya pemerintah zaman Orde Baru memeperkirakan, mengasumsikan, atau juga merawak-rawak apa yang sebenarnya diinginkan oleh masyarakat. Sebuah negeri di perkirakan atau diasumsikan akan sangat terbantu perekonomiannya dengan menanam pohon pinus, maka dibuatlah kebijakan oleh pemerintah bahwa seluruh rakyat yang ada di wilayah negeri itu ditannami pohon pinu. Tanpa pernah kepada masyarakat diperkenalkan sifat pohon pinus yang menyerap air. Sebagai akaibat negeri itu kekurangan sumber air. Pertanyaan kemudian adalah benarkah masyarakat di wilayah negeri itu memerlukan penanaman pohon pinus dilahannya atau masyarakat butuh sumber air yang dikelola dengan baik agar lahan itu bisa menjadi lebih produktif. Sehingga pada tahapan berikutnya, kebijakan pemerintah untuk menanam pohon pinus di lahan yang ada menuai protes dari masyarakat, bahkan tidak jarang protes dalam bentuk kekerasan, dimana masyarakat langsung menebang pohon pinus yang ada. Pada akhirnya dana yang dialokasikan untuk peningkatan perekonomian rakyat yang ada karena di rawak-rawak tersebut hanya menuai kerugian. Gasena Post Page 50

Tugas PKn Cerita ini hanya sebentuk kecil rasa sok tahu yang dimiliki oleh pemerintah. Pada hal yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah adalah bentindak sebagai fasilitator, yaitu berfungsi dan bertindak mengolah aspirasi masyarakat, guna terumuskannya kebijakan publik yang partisipatif. Hal yang kemudian harus disadari oleh pemerintah adalah bahwa penyelenggaraan pemerintah butuh dukungan semua pihak. Dalam konteks perumusan fisi dan misi dan rencana strategis Kota/Daerah masyarakat perlu diajak konsultasi, mau kemana kota dan daerah di arahkan. Bukan sejedar diinformasikan setelah visi dan strategi dirumuskan secara eksklusif. Misalnya dalam penentuan pajak dan retribusi, masyarakat perlu di dengar pendapatnya sebelum peraturan daerah tentang pajak dan retribusi itu ditetapkan. Dalam pengaturan retribusi pelayanan di bidang pertanahan masyarakat pemilik lahan perlu diajak konsultasi, dan masyarakat lainnya perlu didengar pendapatnya. Bukan diam-diam Perda ditetapkan, lalu disana-sini masyarakat pemilik lahan mengeluh dan protes dengan retribusi pelayanan yang diterapkan. Disatu sisi pemerintah berkeinginan untuk meningkatkan laju pembangunan, sedangka disisi lain, masyarakat sebagai subjek sekaligus sebagai objek dari kebijakan yang menginginkan kebijakan yang membumi, yang menyentuh dan yang memperhatikan kepentingan mereka. UU No 22/1999 yang menjadi ujung tombak pembuka kran kehidupan yang lebih demokratis. Hal lain kenapa peran masyarakat (partisipasi) harus didorong tinggi, adalah dalam usaha untuk mewujudkan good governance atau tata kepemerintahan yang baik. Di Sumatera Barat sebenarnya partisipasi (penguatan peran masyarakat) tidaklah hal yang asing. Budaya masyarakat Minangkabau mengutamakan sistim mambasuik dari bumi dalam setiap pengambilan kebijakan. Artinya kebijakan yang akan dirumuskan oleh pemerintah adalah harus merupakan Gasena Post Page 51

Tugas PKn aspirasi masyarakat bawah. Hanya saja realita yang sekarang ini kita lihat adalah bahwa segala keinginan dan aspirasi masyarakat terabaikan, dikarenakan oleh rasa sok tahu dari pemerintah, dan prilaku marawakrawak seperti tadi dikemukakan di atas. Tulisan ini ingin mendiskusikan bagaimana proses perumusan peraturan daerah di Kabupaten- kota, dan bagaimana peran masyarakat, serta kendala dan usaha masyarakat Kabupaten-Kota untuk bisa berperan dalam perumusan peraturan daerah dengan mengambil kasus Perumusan Peraturan daerah di dua KabupatenKota yang ada di Sumatera Barat yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kota Solok. KEBIJAKAN PUBLIK: PERATURAN DAERAH KABUPATEN-KOTA Thomas R. Dye dalam buku yang ditulis oleh Hegel Nagi S. Tangkikisan, 2003 memeberikan pengertian yang mengenai kebijakan publik yaitu sebagai apa yang tidak dilakukan maupun yang tidak dilakukan oleh pemerintah. Pengertian ini kemudian dikembangkan dan diperdebatkan oleh ilmuwan, yang berkecimpung di ilmu kebijakan publik sebagai penyempurnaan. Seperti yang di kemukakan oleh Anderson (1975) memberikan defenisi kebijakan publik sebagai kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan penjabat-penjabat pemerintah, dimana implikasi dari kebijakan itu adalah: 1. Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan 2. Kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah 3. Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar di lakukan oleh pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan. 4. Kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti

Gasena Post

Page 52

Tugas PKn merupakan tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tersebut atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu. 5. Kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif di dasarkan pada peraturan perundang-undangan yang bersifat mengikat dan memaksa. Sesuai dengan ketentuan pasal 69 Undang-Undang No 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang kemudian diganti dengan Undang-Undang No 32 tahun 2004 menyaakan bahwa Kepala Daerah menetapkan Peraturan Daerah atas persetujuan DPRD dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan juga penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tingggi. Dalam pasal 18 menyatakan bahwa DPRD mempunyai tugas dan wewenang antara lain, Bersama dengan Gubernur, Bupati dan Walikota membentuk Peraturan Daerah. Dalam pasal 19 ayat (1) huruf d, DPRD mempunyai hak mengadakan perubahan atas rancangan Peraturan Daerah. Dari ketiga peraturan tersebut menunjukan bahwa Pemerintah Daerah (Eksekutif) berperan dalam membentuk Peraturan Daerah, sedangkan DPRD mempunyai hak memberi persetujuan dan mempunyai hak mengadakan perubahan terhadap materi Peraturan Daerah. Sedangkan dalam pasal 19 ayat (1) huruf f menyatakan bahwa DPRD (legislatif) juga mempunyai hak mengajukan Rancangan Peraturan Daerah atau yang lebih dikenal dengan hak inisiatif DPRD. Hak inisiatif ini hanya terkadang dan sewaktu-waktu dipergunakan DPRD. Terkait dengan itu dalam penyelenggaraa pemerintahan yang demokratis, penyusunan Peraturan Daerah perlu mengikutsertakan masyarakat (berupa dengar pendapat) dengan tujuan agar dapat mengakomodir kepentingan masyarakat luas untuk dituangkan dalam Peraturan Daerah. Peran serta Gasena Post Page 53

Tugas PKn dari masyarakat itu tentu akan mempermudah sosialisasi dari penerapan substansi apabila Peraturan Daerah itu ditetapkan dan diundangkan. Sedangkan menurut Holl (1966) kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah di masyarakat, baik secara langsung maupun berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaan kebijakan publik terdapat tingkat pengaruh sebagai implikasi dari tindakan pemerintah yaitu: 1. Adanya pilihan kebijakan atau keputusan yang di buat oleh politisi, pegawai pemerintah atau yang lainya yang bertujuan menggunakan kekuatan publik untuk mempengaruhi kehidupan masyarakat 2. Adanya output kebijakan, dimana kebijakan yang diterapkan pada level ini menuntut pemerintah untuk melaksanakan peraturan, penyanggahan, pemebentukan personil dan membuat regulasi dalam bentuk program yang akan mempengaruhi kehidupan masyarakat. 3. Adanya dampak kebijakan yang merupakan efek pilihan kebijakan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Jika pada dasarnya kebijakan publik berorientasi pada pemecahan masalah rill yang terjadi di tengah masyarakat. Yang kemudian kebijakan publik akan melahirkan produk-produk hukum. Peraturan daerah Kabupaten-Kota adalah peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten-Kota. Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah yang diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten-Kota sebagai pelaksanaan serta penjabaran peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, terutama sebagai penjabaran pasal 11 ayat (2) Undang-Undang No 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Sebagai contoh dapat penulis kisahkan kasus yang terjadi di Kabupaten Tanah Datar semenjak dilantiknya anggota legislatif hingga penelitian Gasena Post Page 54

Tugas PKn dilakukan (tahun 2005) sudah ada beberapa Peraturan Daerah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar. Peraturan Daerah itu antaranya: Perda No. 1 tahun 2005 tentang Protokoler dan keuangan pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Tanah Datar. PERDA No. 2 tahun 2005 tentang Patisipasi dan Tarnsparansi, PERDA No 3 tahun 2005 tentang Retribusi Tanda Daftar Perusahaan dan Tanda Daftar Gudang, Perda No. 4 tahun 2005 tentang Retribusi Izin Usaha Perdagangan dan Industri, dan Perda No 5 tahun 2005 tentang Retribusi Izin Tempat Usaha. Bahwa dalam perumusan Peraturan Daerah itu telebih dahulu Pemerintah Daerah (eksekutif) membentuk tim teknis yang akan mempersiapkan rancangan Perda, barulah kemudian rancangan perda itu diajukan kepada DPRD. Hampir tidak beberbeda dengan apa yang ditemukan di Kotamadya Solok, semenjak awal tahun 2005 hingga penelitian ini dilakukan telah melahirkan 10(sepuluh) Peraturan Daerah, Yaitu : 1. Perda No. 1 tahun 2005 tentang kedudukan protokoler dan keuangan pimpinan dan anggota DPRD Kota Solok. 2. Perda No. 2 tahun 2005 tentang Prosedur Perencanaan Pembangunan Partisipatif 3. Perda No. 3 Tahun 2005 tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 4. Perda No. 4 Tahun 2005 tentang Retribusi Izin Usaha Angkutan 5. Perda No 5 Tahun 2005 tentang APBD Kota Solok tahun 2005 6. Perda No 6 Tahun 2005 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Maksiat di Kota Solok. 7. Perda No 7 tahun 2005 tentang Pengawasan Kualitas Air 8. Perda No 8 tahun 2005 tentang Dokumen Analisis Mengenai Dampak Upaya Pengelolaan dan Pemanfaatan Lingkungan Gasena Post Page 55

Tugas PKn 9. Perda No. 9 tahun 2005 tentang Retribusi Penyedotan Kakus 10. Perda No. 10 tahun 2005 tentang Perhitungan APBD tahun Anggaran 2004. Kasubag Perundang-Undangan Kota Solok menjelaskan bahwa untuk membuat sebuah perda, maka pemerintah terlebih dahulu memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, dan mengundang masyarakat terkait untuk ikut bersama merumuskan rancangan Perda, setelah rancangan Perda itu dibahas dan diteliti selanjutnya rancangan itu diajukan kepada Walikota melalui bagian hukum. Dalam kasus ini ditemukan belum ada pedoman khusus dalam proses perumusan sebuah Perda. Seperti yang dijelaskan oleh salah seorang anggota dewan di Kabupaten Tanah Datar, Bahwa dalam menyusun sebuah Perda, Anggota dewan akan berpedoman pada TATIB yang berlaku di Dewan, yaitu bagi Ranperda yang masuk terlebih dahulu itulah yang akan dibahas bersama Pemerintah Daerah. Memang tidak ada standar baku, akan tetapi anggota dewan akan melaksanakan semua hak dan tanggung jwabnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dan standar baku anggota dewan dalam perumusan itu adalah tata tertib DPRD yang disusun oleh anggota dewan sesuai dengan peraturan yang lebih tinggi. Hannya setiap akan menyusun perturan perundang-undangan baik anggota dewan maupun eksekutif harus menginngat beberapa peraturan perundang-undangan dan peraturan pemerintah, hal ini dilakukan menurut informan adalah untuk agar peraturan daerah yang akan dibuat tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi. Kemudian rancangan Perda yang sudah selesai dibahas sebelum ditetapkan akan dibawa kepada Gubernur terlebih dahulu, ini untuk menghindari pembatalan yang akan berimplikasi sangat luas terhadap kehidupan bermasyarakat.

Gasena Post

Page 56

Tugas PKn PARTISIPASI: PENGUATAN PERAN MASYARAKAT Partisipasi adalah persoalan relasi kekuasaan, atau relasi ekonomi politik, yang dianjurkan oleh demokrasi. Partisipasi warga masyarakat berada dalam konteks governance, yakni korelasi antara negara (pemerintah) dan rakyat. Negara adalah pusat kekuasaan kewenngan dan kebijaksanaan yang mengatur (mengelola) alokasi barang-barang (sumber daya) publik pada masyarakat. Sedangkan di dalam masyarakat terdapat hak sipil dan hak politik, kekuatan masa dan kebutuhan hidup, dll. Dengan demikian partisipasi adalah jembatan penghubung antara negara dan masyarakat agar pengelolaan barang-barang publik membuahkan kesejahteraan dan human well being. Dari sudut pandang negara, demokrasi mengajarkan partisipasi sangat dibutuhkan untuk membangun pemerintahan yang akuntabel, transparan dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Tiadanya partisipasi menabur pemerintahan yang otoriter dan korup, dari sisi masyarakat, partisipasi adalah kunci pemberdayaan, atau penguatan peran. Partisipasi memberikan ruang dan kapasitas masyarakat untuk kebutuhan dan hak-hak mereka, mengembangkan potensi dan prakarsa lokal, mengefektifkan peran masyarakat serta membangun kemandirian masyarakat. Dalam konteks governance, partisipasi menempatkan pada posisi yang sebenarnya (Sutoro Eko: 2003) Pertama; masyarakat bukanlah hamba (client) melainkan sebagai waraga negara (citizen). Jika hamba memperlihatkan kepatuhan secara total, maka konsep warga negara menganggap bahwa setiap individu adalah pribadi yang utuh dan mempunyai hak penuh untuk memiliki. Kedua; masyarakat bukan dalam posisi yang diperintah tetapi sebagai partner pemerintah dalam mengelola pemerintahan dan pembangunan. Ketiga: partisipasi bukanlah pemeberian

Gasena Post

Page 57

Tugas PKn pemerintah tetapi sebagai hak warga negara. Keempat: masyarakat bukan sebagai sekedar objek pasif penerima manfaat kebijakan pemerintah, tetapi sebagai aktor atau subjek yang aktif menentukan kebijakan. Makna subtantif yang berikutnya adalah kontrol warga masyarakat terhadap lingkungan komunitasnya maupun proses politik yang terkait dengan pemerintah. Kita mengenal kontrol internal (self-control) dan kontrol eksternal. Artinya kontrol bukan saja menyangkut kapasitas masyarakat melakukan pengawasan (pemantauan) terhadap kebijakan (implementasi dan resiko) dan tindakan pemerintah, tetapi juga kemampuan masyarakat melakukan penilaian secara kritis dan reflektif terhadap resiko-resiko atas tindakan mereka. Dalam kasus ini ditemukan bahwa peran masyarakat dalam perumusan Peraturan Daerah sudah cukup baik. Bentuk keterlibatan ini sangat bermacam-macam. Di Kabupaten Tanah Datar ditemukan keterlibatan masyarakat dalam perumusan kebijakan publik biasanya terjadi pada tahapan sebelum pembahasan legal drafting. Rancangan Peraturan Daerah yang sudah disiapkan oleh eksekutif dan diajukan kepada DPRD, oleh sekretaris dewan draft rancangan di copy dan dibagikan kepada masyarakat melalui peerintahan nagari atau cukup ditempel di papan pengumuman nagari, dengan harapan nantinya akan ada masyarakat yang akan tertarik dan akan mengkritisi ran perda. Atau cara lain yang dilakukan oleh Pementtah Kabupaten Tanah Datar dengan mendatangi langsung masyarakat. Kasusnya di Kota Solok, memperlihatkan bahwa partisipasi masyarakat Kota Solok dalam merumuskan Perda dirasakan sangat kurang, hal dalam temuan di lapangan disebabkan karena masyarakat acuh terhadap sebuah Perda dan merasakan Perda sebagai sebuah peraturan yang mengekang bagi kelompok tetentu. Walaupun bagi pemerintah Kota Solok partispasi Gasena Post Page 58

Tugas PKn masyarakat dirasakan kurang, namun pemerintah sendiri menyadari pentingnya partispasi masyarakat dalam perumusan sebuah Perda. Pemerintah Kota Solok mencoba membuka ruang yang lebih untuk masyarakat berpartispasi, bahkan dalam sebuah peraturan Daerah yang dimiliki oleh Kota Solok yaitu Perda No. 2 Tahun 2005 di dalamnya diatur tentang prosedur perencanaan pembangunan yang melibatkan komponen masyarakat. Dalam pembuatan Perturan daerah partisipasi masyarakat diberikan pada saat perumusan rancangan, dimana pemerintah meminta pendapat masyarakat melalui kelompok-kelompok tertentu tentang permasalahanpermasalahan sehingga diberlakukannya sebuah Perda. Selain itu peran masyarakat juga ada ketika memberikan tanggapan tentang rancangan perda tersebut. Dan ketika sebuah perda sudah ditetapkan, masih sangat penting peran masyarakat, yaitu saat dilakukan sosialisasi, agar masyarakat mengerti maksud dari sebuah Perda. Tim sosialisasi di Kota Solok juga melibatkan masyarakat dalam mensosialisasikan sebuah Perda, selain yang terlibat adalah kelompok pemuda, juga turut dilibatkan aparat Polres, Satpol PP dan elemen-elemen masyarakat yang lainnya. Namun hal yang cukup mengakhawatirkan dalam kasus ini ditemukan bahwa masyarakat sendiri masih menyadari bahwa keterlibatan masyarakat dalam perumusan Peraturan Daerah itu masih semu, karena masyarakat merasa tidak pada semua tahapan perumusan perda masyarakat merasa terlibat, masyarakat hanya terlibat pada tahapan-tahapan tertentu, dan tidak jarang keterlibatan masyarakat di Kabupaten Tanah Datar dan Kota Solok, hanya terjadi melalui obrolan yang berlangsung di warung dan di lapaulapau. Walaupun ada kesadaran bahwa tidak pada semua perumusan Perda peran masyarakat akan sama tingginya. Misal, pada perda-perda yang menyangkut langsung pengaturan kehidupan masyarakat seharusnya Gasena Post Page 59

Tugas PKn partipasi atau peran masyarakat tinggi, dan ada perda yang menyangkut kebutuhan dasar masyarakat, masyarakat lebih banyak menerima, artinya peran masyarakat tidak begitu tinggi. Peran masyarakat dalam perumusan perda di Kabupaten Tanah Datar dan di Kota Solok, biasanya dilakukn dalam bentuk dialog-dialog, baik yang bersifat formal ataupun yang besifat informal, dan bentuk lainya seperti yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa di kota Solok keterlibatan mereka di wujudkan dengan melakukan kegiatan investigasi dan advokasi pemikiran, yaitu dengan melakukan dialog yang intens agar tercipta titik temu dari aspirasi masyarakat akan kebutuhannya yang terumuskan dalam sebuah Perda. KENDALA DAN USAHA YANG DILAKUKAN MASYARAKAT KABUPATEN-KOTA GUNA MENINGKATKAN PERANNYA DALAM PROSES PERUMUSAN PERATURAN DAERAH Mengenai kendala yang dihadapi masyarakat dalam meningkatkan perannya dalam proses perumusan Peraturan Daerah adalah dengan jenjang sub ordinat antara tim perumus Perda Pemerintah Daerah dengan kelompok masyarakat dalam kegiatan perumusan. Di Kota Solok dan dikabupaten Tanah Datar di temukan bahwa menurut masyarakat partisipasi yang mereka berikan terkendala pada sistem penjaringan aspirasi. Ketika penjaringan aspirasi dilakukan, masyarakat dikumpulkan oleh camat, masyarakat di undang, tapi bagi masyarakat inilah kendalanya karena biasanya yang diundang dalam jaring aspirasi itu bersifat elitis, dan terkesan seremonial. Dan ini dekelompokan sebagai kendala ekstenrnal sebagai akibat dari sistem yang ada. Karena yang hadir dalam forum jaring aspirasi itu adalah wali nagari dan perangkatnya, dan masyarakat yang dinilai dan diposisikan sebagai tokoh dalam masyarakat. Gasena Post Page 60

Tugas PKn Untuk kendala yang seperti itu bagi masyarakat di Kabupaten Tanah Datar dan Kota Solok dalam meningkatkan perannya dalam perumusan Perda adalah dengan terus melakukan pengawalan dalam berbagai tahapan kegiatan perumusan Peraturan daerah. Serta juga masyarakat di kabupaten Tanah Datar dan Kota Solok terus meningkatkan posisi tawar yang masyarakat miliki dengan Pemerintah Daerah. Hal lain tentang kendala bagi masyarakat dalam berpartisipasi yang ditemukan dalam kasus ini adalah masih ada dikalangan masyarakat yang sama sekati tidak peduli dengan peran mereka dalam merumuskan kebijakan publik (perda), ini dikelompokan menjadi kendala intenal masyarakat. Masyarakat terlalu disibukan dengan urusan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Bagi masyarakat dalam kondisi ini mereka hanya berupaya atau tepatnya berharap agar dalam perumusan kebijakan publik (perda) pemerintah tidak menambah beban masyarakat. Seperti kondisi yang terjadi di Kota Solok, ketika Pemerinta Kota ingin mengatur keberadaan becak motor yang memang sudah sangat berkembang di kota ini, masyarakat tidak memperlihatkan peran yang sangat signifikan, padahal masalah yang akan diatur sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Bagi masyarakat, bukannya mereka tidak mau mengambil peran untuk bisa mempengaruhi arah kebijakan yang akan disusun dalam rancangan kebijakan perda tersebut, tetapi bagi masyarakat dari pada mereka harus mengahabiskan waktunya untuk hadir dalam perumusan itu, lebih baik mereka melakukan kegiatan yang jelas-jelas menguntungkan secara ekonomi, yaitu dengan menjalankan becak motor yang mereka punya. Kalaupun nanti keputusan pemerintah adalah dengan mengatur di Perda bahwa becak motor tidak boleh lagi beroperasi, maka itu bagi masyarakat akan dipikirkan nanti, ketika semua kekhwatiran masyrakat itu sudah dituangkan dalam perda. Gasena Post Page 61

Tugas PKn Walau bagi sebuah prosedur dalam sistem perumusan kebijakan publik, akan dinilai terlambat. KESIMPULAN Untuk mendukung terwujudnya pelaksanaan otonomi daerah, perancang Peraturan Daerah (baik dari eksekutif maupun legislatif) harus mempersiapkan diri dengan memperdalam pengetahuan bidang perundangundangan dan kebijakan publik, sehingga proses penyusunan dan pembahasan bisa berjalan dengan efektif. Dalam penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, penyususan Peraturan Daerah perlu mengikutserakan masyarakat (berupa dengar pendapat) dengan tujuan agar dapat mengakomodir kepentingan masyarakat luas untuk dituang kan dalam kebijakan berupa Peraturan Daerah. Peran serta masyarakat tentunya mempermudah sosialisasi dan penerapan substansi apabila peraturan daerah itu ditetapkan dan diundangkan. Untuk bisa meningkatkan peran masyarakat dalam perumusan kebijakan publik selain dengan harus proaktifnya pemerintah daerah dalam menjaring aspirasi masyarkat, masyarakat juga harus meningkatkan posisi tawarnya terhadap pemerintah. Sehingga ide-ide dan masukan-masukan yang disampaikan dapat benar-benar bisa lahir menjadi Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) dan Peraturan Daerah (Perda). Selainnya masyarakat juga harus melakukan pengawalan penuh terhadap usulan mereka, sehingga tidak lagi terjadi usulan yang hilang ditengah jalan atau hannya menjadi angin lalu bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan publik. -@@@@@-

Gasena Post

Page 62

Tugas PKn

KATA PENUTUP Demikianlah makalah yang dapat saya buat . Semoga ada manfaatnya untuk kita semua . Mohon maaf apabila ada kesalahan, karena saya juga masih dalam tahap belajar .

Gasena Post

Page 63

Tugas PKn Penyusun

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com www.wikipedia.com http://benni888to3ngkal.wordpresss.com

Gasena Post

Page 64

Anda mungkin juga menyukai