EGR bekerja dengan mensirkulasi kembali sebagian dari gas buang dari exhaust manifold kembali ke ruang bakar (combustion chamber), sebagian gas buang (dalam konteks ini disebut inert karena gas ini tidak bereaksi dg pembakaran) akan mengganti sebagian jumlah campuran bahan bakar yg masuk ke silinder. Hal ini berarti panas dari pembakaran menjadi berkurang, dan pembakaran akan menghasilkan tekanan/tenaga yg sama pada temperature yg lebih rendah. Pada mesin diesel, gas buang tersebut menggantikan sebagian kelebihan oxygen di campuran bahan bakar. Karena formasi Nitrogen Oxide (NOx) cepat terbentuk pada temperature tinggi, maka penggunaan system EGR akan mengurangi terbentuknya NOx. NOx akan terbentuk utamanya ketika campuran nitrogen dan oxygen terpapar pada suhu tinggi.
EGR pada Spark Ignited engine Gas buang ditambahkan kecampuran bahan bahan bakar dan oxygen, sehingga berakibat menaikan panas jenis* dari campuran yg ada disilinder, sehingga akan menurunkan suhu nyala adiabatic**
Interupsi: *panas jenis=specific heat capacity=jumlah panas yg diperlukan untuk menaikan suhu sebesar 1 derajat dari sebuah satu satuan volume benda. **suhu nyala diabiatic=adiabiatic flame temperature = temperatur yg dicapai dari sebuah pembakaran tanpakehilangan energy/tenaga.
Pada tipikal mesin SI, 5% sampai 15% diputar kembali ke ruang bakar sebagai EGR. Jumlah maksimum dari EGR ini dibatasi oleh kebutuhan mixture/campuran bahan bakar untuk kelangsungan pembakaran itu sendiri. Kelebihan EGR akan berakibat misfire (kegagalan pembakaran) dan pembakaran yg tidak sempurna. Walaupun dg EGR bisa dikatkan pembakaran yg lambat namun hal ini bisa diatasi dg memajukan timing titik nyala. EGR berpengaruh besar pada efficiency mesin namun tergantung dari design mesin itu sendiri. Penggunaan EGR secara benar secara teoritis akan naikan efisiensi
mesin SI seperti mengurangi hilangnya hambatan pada katup gas (throttle), mengurangi panas mesin, berkurangnya reaksi kimia karena temperature kerja yg rendah. EGR secara umum tidak dipakai pada mesin SI yg berbeban berat karena akan mengurangi tenaga maximal dari mesin dikarenakan kepadatan mixture/campuran bahan bakar yg masuk ke intake berkurang. EGR juga menghilangkan stasioner (idle)/mesin tanpa beban/putaran rendah, karena EGR akan membuat pembakaran tidak stabil sehingga menyebabkan stasioner yg kasar. EGR juga akan mendinginkan katup buang sehingga membuat merka lebih awet.
EGR pada mesin Diesel Pada mesin diesel modern, sebelum masuk ke intake EGR didinginkan oleh heat exchanger/gampangane radiator, untuk menaikan tingkat kepadatan dari EGR. Mesin diesel secara umum beroperasi dg banyak kelebihan udara, mereka memanfaatkan tingkat penggunaan EGR sampai 50% (terutama pada waktu idle (stasioner tanpa beban) kelebihan udara dalam pembakaran sangat besar) untuk mengontrol tingkat emisi NOx.
Karena mesin diesel tidak menggunakan throttle*** (katup gas.. itu lho yg di karburator kalau pedal gas diijak di ikut buka tutup) maka tidak ada throttle losses.
Penggunaan EGR pada mesin diesel akan mengurangi rasio panas jenuh dari campuran bahan bakar di piston, sehingga mengurangi tenaga yg didapat oleh piston. EGR juga akan cenderung mengurangi jumlah BBM yg dikonsumsi di ruang bakar yg ditandai dengan meningkatnya jumlah partikel emisi (khususnya karbon) yg tidak terbakar sesuai dengan peningkatan jumlah EGR. Peraturan emisi yg ketat membuat EGR yg memproduksi banyak partikel emisi karbon harus membuat para produsen mesin memasang filter. Filter dibuat sedemikian rupa agar tidak mampet oleh akumulasi partikel emisi dengan cara menginjeksikan bahan bakar dan udara untuk membakar jelaga yg menempel. (Artikel oleh Harsono) http://bismania.org/buletin/artikel-tulisan-liputan/exhaust-gas-recirculation-egr/
EGR Sistem -> Reducing Pumping Loss Pada mesin internal combustion engine, khususnya SI Engine, engine performance salah satunya dipengaruhi oleh design sistem pernafasan engine (engine breathing system). Agar mesin bisa lebih baik performancenya dalam hal fuel consumption bisa dengan cara menurunkan pumping loss. So, apa yang dimaksud dengan pumping loss??? Pada mesin bensin, udara dari luar dipompakan masuk kedalam ruang bakar lewat throttle, tetapi karena ada perbedaan tekanan udara luar dan didalam intake manifold, mengakibatkan perlu tenaga extra dan tenaga ini tentunya diambil dari proses pembakaran. Otomatis fuel consumption jadi naek.
Agar pumping loss berkurang, maka pada mesin bisa ditambahkan EGR sistem (Exhaust Gas Recirculation), dimana sebagian dari gas buang dimasukkan kembali ke ruang bakar. Penambahan gas inert hasil pembakaran ini pada jalur intake akan menimbulkan perubahan tekanan sehingga udara didalam intake mempunyai tekanan yang hampir sama dengan tekanan udara luar dan pada akhirnya pumping loss bisa dikurangi. Manfaat lain dari sistem ini adalah bisa menurunkan emisi NOx, dikarenakan inert gas bisa menurunkan suhu pembakaran dan mengurangi kemungkinan terbentuknya NOx sebagai akibat dari tingginya suhu pembakaran diruang bakar.
Ketika suhu pembakaran melebihi 2500 derajat F., nitrogen atmosfer mulai bereaksi dengan oksigen selama pembakaran. Hasilnya adalah senyawa yang disebut nitrogen oksida (NOx), yang memainkan peran utama dalam polusi udara perkotaan. Untuk mengurangi pembentukan NOx, temperatur pembakaran harus disimpan di bawah ambang batas NOx. Hal ini dilakukan dengan sirkulasi sejumlah kecil gas buang melalui "resirkulasi gas buang," atau EGR. katup. Katup EGR mengontrol jalan kecil antara intake dan exhaust manifold. Ketika katup terbuka, vakum asupan menarik buang melalui katup. Ini mencairkan campuran udara / bahan bakar yang masuk dan memiliki efek pendinginan pada suhu pembakaran yang menjaga NOx dalam batas yang dapat diterima. Sebagai manfaat tambahan, juga mengurangi kebutuhan oktan mesin yang mengurangi bahaya peledakan (spark knock).
Katup EGR terdiri dari katup popet dan diafragma vakum. Ketika vakum diterapkan pada diafragma katup EGR, itu menarik knalpot katup terbuka yang memungkinkan untuk lulus dari exhaust manifold ke dalam intake manifold. Beberapa mesin memiliki "backpressure positif" katup EGR, sementara yang lain memiliki "backpressure negatif" katup EGR. Kedua jenis mengandung diafragma kedua yang memodulasi tindakan katup. Hal ini untuk mencegah katup dari membuka kecuali ada tingkat tertentu backpressure knalpot dalam sistem. Katup EGR yang dikalibrasi untuk aplikasi mesin tertentu. Katup salah mungkin mengalir terlalu banyak atau tidak cukup menguras dan menyebabkan masalah emisi, driveability dan detonasi. Katup EGR biasanya tidak membutuhkan perawatan atau penggantian untuk perawatan pencegahan. Tetapi katup dapat menjadi tersumbat dengan deposit karbon yang menyebabkannya untuk tetap atau mencegah dari menutup dengan benar. Kotor EGR katup kadang-kadang bisa dibersihkan, tetapi penggantian diperlukan jika katup rusak. Beberapa mesin baru yang begitu bersih dari sudut pandang emisi NOx bahwa tidak ada katup EGR diperlukan.