Anda di halaman 1dari 11

TINJAUAN PUSTAKA

ULKUS KRURIS

Intanrizana Baiq Yusticia 01.208.5682

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2012

BAB I PENDAHULUAN

Ulkus merupakan kehilangan jaringan yang lebih dalam daripada ekskoriasi, sehingga ulkus mempunyai tepi, dinding, dasar, dan isi. Ulkus sering terjadi pada ekstremitas. Ulkus kruris merupakan kelainan yang lazim ditemukan dalam praktek dermatologi kedokteran. Angka kejadian ulkus kruris meningkat seiring bertambahnya usia. Insiden ulkus kruris di negara tropik kurang lebih 2 % dari populasi dan didominasi oleh ulkus neurotropik dan ulkus varikosum. Di Amerika sendiri, hampir 2,5 juta orang menderita ulkus kruris. Wanita lebih banyak terserang ulkus kruris berupa ulkus varikosum daripada pria, dengan rata-rata usia 37 tahun untuk prevalensi varises. Etiologi ulkus kruris belum diketahui secara pasti, namun diduga disebabkan oleh infeksi, gangguan pembuluh darah, kelainan saraf, dan keganasan. Gangguan pembuluh darah sering berkaitan dengan hipertensi, sedangkan kelainan saraf biasanya terjadi pada penderita diabetes mellitus dan morbus hansen. Ulkus kruris sendiri dibedakan menjadi ulkus tropikum, ulkus varikosum, ulkus arteriosum, dan ulkus neurotrofik. Penyakit ini umumnya mempunyai prognosa yang baik, tergantung keadaan umum penderita dan kelainan yang mendasari. Ulkus varikosum mempunyai prognosa yang kurang baik, karena sering residif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI Ulkus kruris merupakan tukak atau luka terbuka pada tungkai yang disertai hilangnya epidermis dan sebagian atau seluruh dermis yang disebabkan oleh infeksi, gangguan pembuluh darah, atau keganasan. 2.2. KLASIFIKASI 2.2.1 ULKUS TROPIKUM 2.2.1.1 Definisi

Ulkus dengan ciri khas sering terdapat pada daerah tropis, cepat berkembang dengan dan nyeri. Predileksi ulkus biasanya pada tungkai bawah. Pada perkembangan awal akan ditemukan Bacillus fusiformis yang biasanya bersama-sama dengan Borrelia viincentii. 2.2.1.2 Epidemiologi

Banyak terdapat pada anak-anak sekitar usia 6-10 tahun pada daerah pedesaan dengan higien dan gizi yang kurang. 2.2.1.3 Etiologi

Etiologi belum diketahui dengan pasti, diduga berkaitan dengan faktor trauma, higien dan gizi, serta infeksi oleh Bacillus fusiformis yang biasanya bersama-sama dengan Borrelia viincentii. Trauma merupakan keadaan yang mendahului ulkus. Trauma ini bisa berupa goresan maupun akibat gigitan serangga yang kemudian menjadi tempat masuknya kuman. Trauma ini kemudian didukung oleh faktor higien dan gizi yang buruk, yang menyebabkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit juga berkurang. 2.2.1.4 Gejala Klinis

Dimulai dari lepuh kecil berisi serosanguinolen yang kemudian pecah membentuk ulkus kecil yang tertutup jaringan nekrotik. Setelah terinfeksi mikroorganisme, maka dalam beberapa hari ulkus akan melebar kesamping dan kedalam. Ulkus berbentuk lonjong atau bulat, tertutup oleh jaringan nekrotik, sekret serosanguinolen yang banyak dan meleleh. Pinggir ulkus meninggi, dinding tidak menggaung, jaringan sekitar meradang, sekret produktif berwarna kuning coklat kehijauan dan berbau seperti telur busuk. Dalam waktu 2 minggu ulkus mencapai ukuran maksimal, 5 cm. Ulkus yang sudah lama akan memberikan gambaran berbeda. Inflamasi berkurang atau hilang, tepi mengeras, dasar bersih, terdapat jaringan granulasi, nyeri dan bau menghilang. 2.2.1.5 Diagnosa

Dengan melihat tanda klinis dan mencari Bacillus fusiformis dan Borrelia viincentii. Pada ulkus yang telah berlangsung lama, tanda klinis tidak khas, sehingga diagnosa lebih sulit. Diagnosa banding bisa berupa erisipelas, selulitis, ulkus piogenik.
2.2.1.6

Penatalaksanaan

Terapi non-medikamentosa dapat kita lakukan melalui perbaikan gizi dengan diet tinggi kalori serta tinggi protein. Sedangkan terapi medikamentosa dapat kita berikan secara topikal maupun sistemik. Pengobatan topikal dapat kita lakukan dengan kompres KMnO4 1:5000 dan salep salisil 2 %. Pengobatan secara sistemik dapat kita berikan penisilin i.m 600000 1,2 juta unit untuk 7-10 hari atau dapat kita ganti dengan amoksisilin 4x500 mg/ hr selama 5-10 hari atau tetrasiklin 3x500 mg/ hr untuk dewasa.

2.2.2 ULKUS VARIKOSUM 2.2.2.1 Definisi

Merupakan ulkus pada tungkai bawah yang disebabkan oleh gangguan aliran darah vena. 2.2.2.2 Etiologi

Gangguan aliran darah vena dapat disebabkan oleh: 1. Berasal dari pembuluh darah: trombosis atau tromboflebitis; malfungsi katup vena. 2. Berasal dari luar pembuluh darah: bendungan di proximal kruris karena tumor abdomen, kehamilan, striktur dilipat paha. 2.2.2.3 Patogenesis

Gangguan aliran darah vena, seperti terbendungnya daerah proximal vena akan menyebabkan kerusakan katup vena ditungkai, sehingga tekanan didalam tungkai meningkat. Peningkatan tersebut menyebabkan terjadinya edem pergelangan kaki. Eritrosit keluar jaringan karena peningkatan tekanan kapiler vena kemudian menimbulkan purpura. Lama-kelamaan akan timbul jaringan fibrotik, iskemik, kemudian nekrosis. 2.2.2.4 Gejala Klinis

Soliter diatas maleolus eksternus, bentuk bulat/ lonjong, dangkal, tertutup jaringan nekrotik, tepi tidak menimbul, jaringan sekitar hiperpigmentasi, ulkus tidak nyeri. Penyembuhan ulkus disertai jaringan parut dengan daerah sekitar ulkus mengeras. 2.2.2.5 Diagnosis

Didasarkan pada anamnesa dan gejala klinis. Diagnosis banding bisa berupa ulkus tropikum dan ulkus arteriosum.
2.2.2.6

Penatalaksanaan

Jika penderita berbaring, harus meninggikan tungkai dengan ulkus varikosum lebih tinggi dari jantung. Seng sulfat 2x220 mg/ hari diberikan untuk mengatasi infeksi sekunder.

Pus dengan kuman gram + dikompres dengan KMnO4 1:5000, sedangkan pus dengan kuman gram - dikompres perak nitrat 0,5%, yang kemudian diolesi salep AB (gentamicin, neomicin). Jika terjadi hipergranulasi diberikan fenol likuifaktum atau larutan perak nitrat 25%, setelah hilang diolesi asam salisilat 2%. 2.2.2.7 Prognosa

Sering residif jika tidak menghindari faktor penyebab kekambuhan.

2.2.3 ULKUS ARTERIOSUM 2.2.3.1 Definisi

Ulkus yang terjadi akibat gangguan peredaran darah arteri. 2.2.3.2 Etiologi

1. Ekstramural: terjepitnya arteriol oleh jaringan fibrosis, misalnya sklerosis, edem yang lama. 2. Mural: gangguan dinding pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah arteri terganggu, misalnya vaskulitis, aterosklerosis.
3. Intramural: akibat sumbatan lumen pembuluh darah kecil, misal akibat

fibrinogenesis, perubahan viskositas darah. 2.2.3.3 Patogenesis

Sumbatan ataupun penyempitan lumen arteri akan menyebabkan jaringan mengalami hipoksia. Hipoksi tersebut membuat kulit menjadi tipis, kering dan bersisik, sianosis, sehingga daya tahan terhadap infeksi dan trauma menurun yang kemudian menimbulkan gangren dan akhirnya ulkus. 2.2.3.4 Gejala Klinis

Ulkus terjadi pada tonjolan tulang dengan lesi eritem nyeri, bagian tengah berwarna biru dan kemudian menjadi bula hemorargik dan mengalami nekrosis.

Ulkus dalam, berbentuk punched out, kotor, tepi ulkus jelas; nyeri hebat pada malam hari, timbul mendadak atau perlahan, terus menerus atau hilang timbul. Nyeri bertambah hebat jika tungkai diangkat atau keadaan dingin, penderita lebih suka menggantung kakinya saat tidur. 2.2.3.5 Diagnosa

Berdasarkan anamnesa dan gejala klinis. Diagnosa banding ialah ulkus varikosum.
2.2.3.6

Penatalaksanaan

Ulkus dibersihkan dengan kompres larutan hidrogen peroksid atau KMnO4 1:5000. Benzoil peroksid 10-20% digunakan untuk merangsang granulasi dan vaselin untuk mencegah iritasi pada jaringan sekitaR. Antibiotik dan analgetik dapat diberikan secara sistemik untuk mencegah infeksi sekunder dan meredam nyeri.

2.2.4 ULKUS NEUROTROFIK 2.2.4.1 Definisi

Terjadi akibat tekanan atau trauma pada kulit yang anestetik. 2.2.4.2 Etiologi

Neuropati perifer terjadi akibat kerusakan saraf yang mengakibatkan hilangnya rasa nyeri. Biasa terjadi pada penderita diabetes mellitus, morbus hansen, dan kelainan lainnya yang menyebabkan kerusakan saraf. 2.2.4.3 Patogenesis

Tekanan berulang atau trauma pada daerah anestetik tersebut menyebabkan rusaknya jaringan. 2.2.4.4 Gejala Klinis

Ulkus biasanya terjadi di tumit dan metatarsal, tunggal atau multipel, bentuk bulat, tidak nyeri, berisi jaringan nekrotik, anhidrosis, hiperkeratotik pada jaringan di sekitar ulkus. 2.2.4.5 Diagnosa

Berdasarkan gambaran klinis dan anamnesis, serta riwayat penyakit dan pemeriksaan penunjang untuk penyakit yang mendasari.
2.2.4.6

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan ditujukan untuk mengurangi tekanan, mengatasi infeksi, dan memperbaiki sensibilitas karena penyakit bersifat residif. Pengobatan pada kelainan yang mendasari mutlak diperlukan untuk mendukung kesembuhan. Pengobatan secara topikal dilakukan sam seperti pada ulkus lainnya. 2.2.4.7 Prognosa

Kurang baik karena sering residif.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Dari tinjauan pustaka diatas, dapat disimpulkan bahwa pasien: Nama Umur Alamat Pekerjaan Agama : Nn. Umiyati : 22 tahun : Sayung, Demak RT. 2 RW. II : Pekerja pabrik (Penjahit) : Islam

menderita ulkus kruris tipe tropikum karena pada anamnesa dan gambaran klinis diperoleh: Keluhan utama: borok dikaki Onset Lokasi Kualitas Kuantitas Kronologi : 1 bulan yang lalu : tungkai bawah kanan sebelah medial : borok basah mengganggu aktivitas, cekot-cekot : borok basah dan cekot-cekot hanya pada saat-saat tertentu : 2 bulan yang lalu penderita mengalami kecelakaan lalulintas, yang menyebabkan luka terbuka sehingga luka tersebut harus dijahit. Bekas jahitan tersebut tidak menyembuh, malah menjadi borok yang semakin lama semakin membesar. Faktor modifikasi : borok semakin basah dan cekot-cekot jika digunakan untuk berdiri. Jika dikompres dengan air hangat dan diolesi salep dari dokter, keluhan sedikit ringan Gejala lain :-

RPD RPK RPSosial

: DM :: makan tidak teratur

Gambaran Klinis Ulkus tepi : sedikit meninggi, ada jaringan nekrotik

dinding: tidak menggaung dasar isi : jaringan kulit : pus, serous, sedikit darah

jaringan sekitar: kebiruan, nyeri tekan (inflamasi)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012, ml.scribd.com/doc/92173516/Ulkus Anonim, 2011, www.scribd.com/nrantissi/d/57987774-Loading Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar, Aisah Sri, 2008, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FK UI, Jakarta Novita Liza, Sari Kurnia, 2009, Ulkus Kruris, dalam

http://www.scribd.com/doc/14846860/ULKUS-KRURIS Pohan Anggi PN, ml.scribd.com/doc/88987619/Ulkus Siregar R.S., 2005, Saripati Penyakit Kulit, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai