Anda di halaman 1dari 6

AUDIT KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KASUS AUDIT IBADAH HAJI


KEMENTERIAN AGAMA
Abraham Christanto

2012

NPM 093060016148

input 1. Anggaran K/L agama dan K/ lain yang terkait, seperti Kementerian Perhubungan, Kesehatan, Dalam Negeri dan Luar Negeri. Kehakiman dan HAM, Keuangan, Perbankan, Penerbangan, dll. Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). Jemaah Haji yang terkait. Semua pegawai yang terkait dengan pelaksanaan ibadah haji. Semua panitia pengadaan barang dan jasa keperluan haji Activities A. KEGIATAN PRA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI. 1. Penyusunan dan Penetapan BPIH. 2. Penyusunan Petunjuk Operasional BPIH. 3. Penetapan Kuota Haji. 4. Pendaftaran Haji dan BPIH. 5. Pembentukan tim pendukung dan perekrutan tugas. 6. Pembentukan Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji dalam dan luar negeri. 7. Penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis). 8. Pengadaan Barang/ Perlengkapan. 9. Persiapan Pemondokan. 10. Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT). 11. Penyiapan dan Pengadaan Konsumsi. 12. Koordinasi dalam rangka Penyelenggaraan Haji dengan Seluruh Kementerian/Instansi terkait.

Output A. Participation KEGIATAN PRA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI. Presiden, Depag dan departemen/intansi lain yang terkait, seperti Kementerian Perhubungan, Kesehatan, Dalam Negeri dan Luar Negeri. Kehakiman dan HAM, Keuangan, Perbankan, Penerbangan, dll Ditjen PHU Depag. Menteri Agama, Gubernur, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Bank Penerima Setoran (BPS) BPIH, Depag Kabupaten/Kota. Tim pendukung penyewaan pemondokan dan pengadaan catering jamaah haji di Arab Saudi. PPIH dalam dan Luar Negeri. Depag agama. Panitia Pengadaan Brg/Jasa. tim penyewaan pemondokan dan pengadaan catering. Bank Penerima Setoran (BPS) BPIH, Kanwil Depag, Kantor Teknis Urusan Haji Arab Saudi dan Pusat Komputer Depag. Pihak ketiga melalui kontrak (dalam negeri),Ketua PPIH Embarkasi, Misi Haji Indonesia dan Perusahaan Catering (Arab Saudi). PPIH Pusat, PPIH Embarkasi, Dephub, Depkumham, Depdagri, Deplu, Depkeu, dan Depkes. Short Penyelenggaraan Ibadah Haji yang sesuai dengan aturan. Mencegah Pemborosan dan penyimpangan dana yang dipungut dari masyarakat untuk keperluan ibadah haji.

Outcome Medium Proses Pelaksanaan Pelayanan Haji tergolong mudah dan nyaman bagi masyarakat. Pelaksanaan ibadah haji telah berjalan secara aman, tertib dan lancar. Biaya pelaksanaan haji tergolong murah dan terjangkau. Tercapainya pembinaan, pelayanan, perlindungan jemaah, efisiensi, transaparansi, dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan ibadah haji. Long Pelayanan Penyelenggaraan Ibadah Haji yang Ekonomis, Efisien, dan Efektif.

1.

2. 3.

2.

4. 5.

3. 4.

5.

6. 7. 8. 9. 10.

11.

12.

B. KEGIATAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI 1. Pelayanan Keberangkatan dan Kepulangan di Embarkasi. 2. Pelayanan Kesehatan. 3. Pelayanan Bimbingan Ibadah Haji. 4. Penyiapan Pasppor dan Visa/Dokumen. 5. Pelayanan Konsumsi. 6. Penempatan dan pelayanan Jamaah di pemondokan Makkah, Madinah, Jeddah, termasuk wukuf di Arafah dan mabit di Mina. 7. Angkutan Darat dan Angkutan Udara

B.

1. 2.

3.

4.

5.

6. 7. C. KEGIATAN SETELAH PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI 1. Penyusunan Laporan. 2. Penyampaian Pertanggungjawaban Keuangan Penyelenggaraan Ibadah Haji. 3. Evaluasi dan Monitoring atas Penyelenggaraan Ibadah Haji C.

1. 2. 3.

KEGIATAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI PPIH embarkasi haji. Puskesmas dan Dinkes Kabupaten/Kota, Pelabuhan Embarkasi/Debarkasi, Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI), petugas kesehatan haji yang bersifat menetap di Arab Saudi dan Depkes. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), KUA setempat dan Kandepag Kab./Kota tempat calon jamaah mendaftar. Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, Kanwil/Kantor Depag, Tim Penyelesaian Paspor Haji. Petugas Catering, Tim Khusus Catering Satuan Operasi Armina. Tim pendukung (penyewaan pemondokan) . Tim pendukung (penyewaan pemondokan). KEGIATAN SETELAH PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI Seluruh PPIH di dalam dan luar negeri. Bendaharawan BPIH. Itjen, Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Depag.

PENETAPAN AREA KUNCI DAN TUJUAN AUDIT


A. PENETAPAN AREA KUNCI AREA AUDIT POTENSIAL 1. Proses pemberangkatan jemaah haji 2. Pelayanan kesehatan jemaah haji 3. Pelayanan keamanan jemaah haji 4. Pemondokan jemaah haji 5. Pengadaan logistik jemaah haji 6. Proses pemulangan jemaah haji

Dari lima area audit potensial di atas, maka dapat ditarik menjadi 2 area kunci, yaitu: 1. Pemondokan jemaah haji 2. Pengadaan logistik jemaah haji

B. TUJUAN AUDIT

Menilai efektivitas Pelayanan Jemaah Haji dan Pengadaan keperluan Ibadah Haji tahun 20XX
Untuk memenuhi tujuan di atas, audit akan menilai: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Apakah seluruh pelaksanaan haji telah sesuai dengan SOP yang berlaku? Apakah SOP penyelenggaraan haji telah dinilai ke-efektifitas-an, ke-ekonomis-an, dan ke-efisienan-nya? Apakah pelayanan dan pengadaan yang sesuai prosedur dan berdasar unsur 3E telah diberikan secara maksimal kepada jemaah haji? Apakah pelayanan dan pengadaan keperluan logistik Ibadah Haji telah dikelola dan dipertanggungjawabkan secara baik? Apakah tempat pemondokan haji telah sesuai dengan spesifikasi yang dibuat? Apakah lokasi pemondokan berada pada tempat yang strategis?

BUKTI DAN SUMBER AUDIT


Bukti
1. Perpres No. 20/2007 tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah 2.

Sumber bukti 1. 2. 3. 4. 5. Kementerian Agama. Kementerian Agama. Kementerian Agama. Kementerian Agama. Kementerian Agama, Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Ibadah Haji. 6. Kementerian Agama, BPS BPIH. 7. Kementerian Agama. 8. PPIH bidang kesehatan dan keamanan jemaah haji 9. Jemaah Haji. 10. PPIH dalam dan luar negeri.

3. 4. 5.

6. 7. 8. 9. 10.

Haji Tahun 1428H/2007 M. Keputusan Menag No. 1/2001 tentang kedudukan, TugaFungsi, Kewenangan, Susunan Organisaso. Dan Tata Kerja Depag. Keputusan Menag No 371/2002 Jo. 396 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Ibadah haji dan Umrah. Peraturan Menag. No. 18 Tahun 20X1 tentang Petunjuk Pelaksana Pendaftaran Haji. Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Ibadah haji No. D/377 Tahun 2002 Jo. No. D/348 Tahun 2003 tentang Juklak Penyelenggaraan Ibadah haji dan Umrah. Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT). SOP pemondokan haji terhadap jamaah haji. SOP pelayanan kesehatan dan keamanan jamaah haji. Kuesioner bagi jemaah haji terkait kualitas pelayanan. Kuesioner bagi penitia terkait tugas dan kewajibannya masing-masing selama pelaksanaan haji.

Temuan Audit
No 1. Kondisi Di asrama haji, kamar tidur tidak proposional dengan jamaah, kuantitas dan kualitas makanan yang tidak memadai, kondisi dapur dan pembuangan sampah yang perlu dibenahi. Kunjungan/interaksi pengantar dengan calon jamaah yang sering membawa makanan khas daerahnya dan penjaja makanan/minuman yang sulit diawasi. Kriteria Di asrama haji, kamar tidur proposional dengan jamaah, kuantitas dan kualitas makanannya terjaga, kondisi dapur dan pembuangan sampah memadai dan terjaga kondisinya. Kunjungan/interaksi pengantar dengan calon jamaah yang sering membawa makanan khas daerahnya dibatasi dan diawasi jumlahnya, serta penjaja makanan/minuman tidak diperkenankan berada di kawasan asrama. Layanan kesehatan di Arab Saudi dilakukan pada tempat yang memang diperuntukan bagi pelayanan kesehatan jamaah haji. Akibat Potensi timbulnya berbagai macam penyakit, seperti diare dan keracunan makanan. Sebab Tidak adanya aturan, pengawasan, ataupun imbauan yang memadai dari PPIH.

2.

Layanan kesehatan di Arab Saudi dilakukan pada tempat yang peruntukannya tidak ditujukan bagi perawatan orang sakit, kecuali BPIH yang sudah tetap. Distribusi obat dan pengiriman obat ke Depo di Arab Saudi terhambat karena keterlembatan pengiriman obat dan alkes dari Indonesia

Pelayanan kesehatan tidak berjalan maksimal, terdapat potensi adanya jamaah haji yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan. Terdapat jemaah haji yang tidak mendapatkan obat-obatan saat berada di Arab Saudi dalam kondisi sakit

Tidak adanya Standar Minimum Pelayanan Kesehatan bagi Jamaah Haji di Arab Saudi

3.

Pengiriman obat dan alkes dari Indonesia harus tepat waktu agar distribusi obat dan pengiriman obat ke Depo di Arab Saudi tidak terhambat Panitia Pembantu Pelaksanaan Ibadah Haji harus memastikan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai bagi jamaah haji Indonesia yang tergolong terbanyak di dunia. Jumlah Hotel bagi Jamaah haji di Arab Saudi harus proporsional untuk memudahkan pengawasan jamaah. Jumlah pengemudi ambulans di BPIH proporsional dengan jumlah kendaraan dan jumlah jamaah yang dilayani.

Tidak adanya Standar Minimum Pelayanan Kesehatan bagi Jamaah Haji di Arab Saudi, prosedur pengiriman obat terlalu berbelit-belit Tidak adanya Standar Minimum Pelayanan Kesehatan bagi Jamaah Haji di Arab Saudi, tidak ada koordinasi yang baik antara PPIH dengan pihak Arab Saudi Tidak adanya standar minimum pemondokan jamaah di Arab Saudi dan embarkasi. Pembentukan tim pendukung termasuk petugas transportasi yang tidak maksimal

4.

Pelayanan kesehatan di Arafah Mina ditangani langsung oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Misi Haji Indonesia dilarang membuka pelayanan kesehatan di Arafah dan Mina. Sedangkan, Fasilitasnya dirasa kurang memadai. Pada proses pemulangan jamaah haji di Jeddah terdapat beberapa kendala karena banyaknya hotel bagi jamaah yang harus diawasi oleh TKHI. Jumlah pengemudi ambulans di BPIH tidak seimbang dengan jumlah kendaraan dan jumlah jamaah yang dilayani.

Tidak maksimalnya pelayanan yang diberikan, potensi adanya jamaah haji yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan.

5.

Potensi keterlambatan pemulangan jamaah haji. Para jamaah merasa kurang nyaman. Terlambatnya penderita ke RS sehingga kematian tidak dapat dihindari

6.

Anda mungkin juga menyukai