Anda di halaman 1dari 187

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran

Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mekanisasi pekerjaan pada akhir dekade ini telah semakin bertambah maju, jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan otot berangsur digantikan oleh kekuatan mesin yang dapat diatur dan mengatasi pekerjaan berat.Sehingga peran manusia sebagai subjek pekerjaan malah tergantikan dengan adanya mesin. Dalam hal ini karena mesin lebih mempunyai tingkat konsistensi yang lebih baik dibanding manusia. Walaupun pada kenyataannya mesin mempunyai keterbatasan dibanding manusia dalam hal kontrol. Secara garis besar, kegiatankegiatan kerja manusia dapat dikelompokkan menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena terdapat hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Tubuh manusia dirancang untuk melakukan aktivitas serhari-hari, adanya masa otot yang bobotnya lebih dari separuh tubuh memungkinakan manusia untuk dapat menggerakkan tubuh dan melakukan kerja. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik, koknitif, maupun keterbatasan manusia menerima beban tersebut. Dalam hal ini sebuah metode untuk memberikan rekomendasi mengenai berat beban yang mesti diangkat sangat diperlukan, yaitu dengan menggunakan metode RWL (Recommended Weight Limit), serta dengan menganalisis besarnya peresntasi berat beban dengan kemampuan angkat beban yang seharusnya yaitu dengan menghitung LI (Lifting Indeks), untuk kesemuanya itu diperlukan pula sebuah cara yang dapat menganalisis pengaruh postur tubuh ketika bekerja terhadap kondisi kerja itu sendiri sehingga akan mendapatkan nilai yang baik yaitu dengan menggunakan metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment).

1.2 Tujuan
1. Mampu mengintegrasikan berbagai pertimbangan ergonomi, khususnya dari sisi biomekanika dalam merancang berbagai system kerja untuk menghasilkan rancangan yang ENASE serta mampu mengetahui poisisi postur yang baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari kerja yang dilakukan. 2. Mampu menggunakan konsep dan teknik RWL dalam merancang gerakan-gerakan perpindahan alat dan benda kerja yang ergonomis dan untuk mengetahui posisi postur dengan menggunakan software Rula.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

3. Mampu mengklarifikasi besar beban kerja untuk pekerjaan tertentu.

1.3Pembatasan Masalah
Masalah yang dibahas pada praktikum ini meliputi data-data yang didapatkan pada saat praktikum biomekanika. Dimana biomekanika mengambil data mengenai gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas yang disesuaikan dengan jarak vertikal dan jarak horisontal.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

1.4 Metodelogi Penulisan


Identifikasi Masalah

Studi Pustaka

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Analisis

Kesimpulan dan Saran

Penutup

Gambar 1.1 Flowchart Metodologi Penilusan

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam laporan ini adalah : BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, tujuan praktikum, pembatasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tinjauan pustaka yang melandasi praktikum. BAB III PENGUMPULAN DATA Berisi data hasil praktikum yang kemudian akan diolah. BAB IV PENGOLAHAN DATA Berisi pengolahan data biomekanika meliputii RWL dan LI dengan perhitungan manual, software RULA dan software CATIA. BAB V ANALISA Berisi analisa terhadap hasil pengolahan data dengan hasil perhitungan manual dan output RULA, dan software CATIA. BAB VI PENUTUP Berisi kesimpulan mengenai garis besar yang dapat ditarik dari analisa yang telah diberikan pada bab sebelumnya dan saran dari penyusun.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Biomekanika
Keluhan Muskuloskelektal adalah keluhan pada bagian otot skelektal dirasakan oleh

seseorang mulai keluhan yang ringan hingga keluhan yang terasa sangat sakit. Apabila otot statis menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen, dan tendon. Hal inilah yang menyebabkan rasa sakit, keluhan ini disebut keluhan Musculoskelektal disorders (MSDs) atau cedera pada sistem Muskoskelektal (grandjean, 1993, Lemasters, 1996). Secara Garis besar keluhan otot dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi saat otot menerima beban statis, namun semikian keluhan tersebut akan segera hilang apabila pembebanan dihentikan. 2. Keluhan menetap ( persisent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap, walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot akan terus berlanjut. Keluhan otot skelektal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu panjang dengan durasi pembebanan yang panjang. Sebaliknya, keluhan otot kemungkinan tidak terjadi apabila kontraksi otot berkisar antara 15 20 % dari kekuatan otot maksimum. Namun apabila kontraksi otot melebihi 20% maka peredaran darah ke otot berkurang menurut tingkat kontraksi yang dipengaruhi oleh besarnya tenaga yang diperlukan. Suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri otot. (Sumamur, 1982; Grandjean, 1993)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24 2.1.1 Faktor Penyebab Terjadinya Keluhan Muskuloskelatal Peter Vi (2000) menjelaskan bahwa, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan

terjadinya keluhan otot skelektal. 1. Peregangan otot yang berlebihan. Peregangan otot yang berlebihan (over exertion) biasanya dialami pekerja yang mengalami aktivitasa kerja yang menuntut tenaga yang besar. Peregangan otot yang besar ini terjadi karena pengerahan tenaga yang dikerahkan melampaui kekuatan optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka akan mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skelektal. 2. Aktivitas berulang Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus menerus, tanpa memperoleh kesempatan untuk melakukan relaksasi. 3. Sikap kerja tidak alamiah Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi-posisi bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alaminya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skelektal. Sikap kerja tidak alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja. ( Grandjean, 1993; Manuaba, 2000 ). 4. Faktor Penyebab Sekunder Tekanan Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak, seperti saat tangan harus memegang alat dalam waktu yang lama, akan menyebabkan keluhan pada otot tersebut akibat tekanan langsung yang diterima. Apabila hal ini berlangsung terus menerus akan menyebabkan keluhan yang menetap. Getaran Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot bertambah. Kontraksi statis ini akan menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat dan akibatnya menimbulkan rasa nyeri otot (Sumamur, 1982) Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Mikroklimat Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja, sehingga pekerja gerakannya menjadi lamban, sulit bergerak yang disertai dengan menurunnya kekuatan otot. Demikian juga dengan paparan suhu yang tinggi akan menyebabkan sebagian energi digunakan oleh tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan. Apabila tidak disertai dengan suplai energi yang cukup akan menyebabkan kekurangan suplai energi pada otot. 5. Faktor Kombinasi Resiko terjadinya keluhan otot skeletal akan semakin meningkat dengan tugas yang semakin berat oleh tubuh. Beberapa hal yang mempengaruhi faktor kombinasi tersebut adalah : Umur Chaffin (1979) dan Guo et al (1995) menyatakan bahwa keluhan otot skelektal biasanya dialami oleh orang dalam usia kerja, yaitu 24-65 tahun. Biasanya keluhan pertama dialami pada usia 35 tahun dan tingkat keluhan akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Jenis kelamin Dalam pendiasainan suatu beban tugas harus diperhatikan jenis kelamin pemakainya, Astrand dan Rodahl (1977) menjelaskan bahwa kekuatan otot wanita hanya 60% dari kekuatan otot pria, keluhan otot juga lebih banyak dialami wanita dibandingkan pria. Namun pendapat ini masih diperdebatkan oleh para ahli. Kebiasaan Merokok Sama halnya dengan jenis kelamin, kebiasaan merokok pun masih dalam taraf perdebatan para ahli. Namun dari penelitian oleh para ahli diperoleh bahwa meningkatnya frekuensi merokok dan lamanya kebiasaan merokok akan meningkatkan keluhan otot yang dirasakan. Kesegaran Jasmani Pada umumnya, keluhan otot jarang dialami oleh seseorang yang dalam aktivitas kesehariannya mempunyai cukup waktu untuk beristirahat.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Sebaliknya, bagi yang dalam pekerjaan kesehariannya memerlukan tenaga besar dan tidak cukup istirahat akan lebih sering mengalami keluhan otot. Tingkat kesegaran tubuh yang rendah akan mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot. Keluhan otot akan meningkat sejalan dengan bertambahnya aktivitas fisik. Kekuatan fisik Chaffin dan Park (1977) seperti yang dilaporkan oleh NIOSH menemukan keluhan pungggung yang tajam pada para pekerja yang menuntut pekerjaan otot di atas batas kekuatan otot maksimalnya. Dan pekerja yang memiliki kekuatan otot rendah berisiko tiga kali lipat lebih besar mengalami keluhan otot dibandingkan pekerja yang memiliki kekuatan otot yang tinggi. Namun sama halnya dengan kebiasaan merokok dan jenis kelamin, pendapat ini masih diperdebatkan. Ukuran tubuh (antropometri) Walaupun pengaruhnya relative kecil, ukuran tubuh juga menyebabkan terjadinya keluhan otot skelektal. Vessy et al (1990) menyatakan bahwa wanita yang gemuk memiliki resiko tiga kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang kurus. Temuan lain menyatakan bahwa tubuh yang tinggi umumnya sering mengalami keluhan sakit punggung, tetapi tubuh tinggi tak mempunyai pengaruh terhadap keluhan pada leher, bahu, dan pergelangan tangan. ( Grandjean, 1993; Manuaba, 2000 ).

2.1.2

Mengukur dan Mengenali Sumber Penyebab Keluhan Muskoskeletal Ada beberapa cara yang telah diperkenalkan dalam melakukan evaluasi ergonomic untuk

mengetahui hubungan antara tekanan fisik dengan resiko keluhan otot skelektal. Pengukuran terhadap tekanan fisik ini cukup sulit karena melibatkan berbagai faktor seperti kinerja, motivasi, harapan, dan toleransi kelelahan (Waters & Anderson, 1996). Alat ukur ergonomi yang dapat digunakan diantaranya adalah : 1. Checklist Checklist merupakan alat ukur ergonomi yang paling sederhana dan mudah, oleh karena itu biasanya menjadi pilihan pertama untuk melakukan pengukuran yang masih umum. Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Checklist berisi pertanyaan umum yang biasanya mengarah pada pengumpulan data tentang tingkat beban kerja dan pertanyaan khusus yang berisi data yang lebih spesifik seperti berat beban, jarak angkat, jenis pekerjaan dan frekuensi kerja. Checklist merupakan cara yang mudah untuk digunakan, tetapi hasilnya kurang teliti. Oleh karena itu Checklist lebih cocok digunakan untuk studi pendahuluan dan identifikasi masalah. 2. Model Biomekanik Model Biomekanik menerapkan konsep mekanik teknik pada fungsi tubuh untuk mengetahui reaksi otot yang terjadi akibat tekanan beban kerja. Beberapa faktor yang harus dicermati apabila pengukuran dilakukan dengan model biomekanik adalah sebagai berikut : a. Sifat dasar mekanik (static atau dinamik) b. Dimensi model (dua atau tiga dimensi) c. Ketepatan dalam mengambil asumsi d. Input yang diperlukan cukup kompleks.

3. Tabel Psikofisik Psikofisik merupakan cabang ilmu psikologi yang digunakan untuk menguji hubungan antara persepsi dari sensasi tubuh terhadap rangsangan fisik. Melalui persepsi dan sensansi tubuh, dapat diketahui kapasitas kerja seseorang. Steven (1962) dan Snook & Ciriello (1991) menjelaskan bahwa tingkat kekuatan seseorang dalam menerima beban kerja dapat diukur melalui perasaan subjektif, dalam arti persepsi seseorang terhadap beban kerja dapat digunakan untuk mengukur efek kombinasi dari tekanan fisik danh tekanan biomekanik akibat aktivitas yang dilakukan. Untuk metode psikofisik ini hasil dari pengukuran tergantung dari persepsi seseorang dan konsekuenainya, kemungkinan terjadi perbedaan antara persepsi yang satu dengan yang lainnya. 4. Metode Fisik Salah satu penyebab timbulnya keluhan otot adalah kelelahan yang terjadi akibat beban kerja yang berlebihan. Oleh karena itu salah satu metode untuk mengetahui keluhan fisik dapat dilakuakn secara langsung dengan mengukur tingkat beban kerja. Tingkat beban kerja dapat diketahu melalui indikator denyut nadi, konsumsi oksigen, dan kapasitas paru-paru. Melalui beban kerja inilah dapat diketahui tingkat reiko terjadinya

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

keluhan otot skelektal. Apabila beban kerja melebihi kapasitas kerja, maka resiko terjadinya keluhan otot akan semakin besar. 5. Pengukuran dengan Video kamera. Melalui video camera dapat direkam setiap tahapan aktivitas kerja, selanjutnya hasil rekaman dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis terhadap sumber terjadinya keluhan otot. 6. Pengamatan Melalui Monitor Sistem ini terdiri dari sensor mekanik yang dipasang pada bagian tubuh pekerja yang dapat mengukur berbagai aspek dari aktivitas tubuh, seperti posisi, kecepatan, dan percepatan gerakan. Melalui monitor dapat dilihat secara langsung karakteristik dan perubahan gerak yang dapat digunakan untuk mengestimasi keluhan otot yang akan terjadi, dan sekaligus dapat dianalisa solusi ergonomiknya. 7. Metode Analitik Metode analitik ini direkomendasikan oleh NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health) untuk pekerjaan mengangkat. NIOSH memberikan cara sederhana untuk mengestimasi kemungkinan terjadinya peregangan otot yang berlebihan (overexertion) atas dasar karakteritik pekerjaan, yaitu dengan menghitung Recomended Weight Limit (RWLH) dan Lifting Index (LI). RWLH adalah persamaan pengangkatan beban kerja yang direkomendasikan oleh NIOSH. RWLH digunakan untuk pengangkatan beban kerja spesifik pada waktu tertentu untuk pekerja dalam kondisi normal, dimana mengurangi resiko terjadinya cedera pada musculoskeletal, NIOSH merekomendasikan penggunaan RWLH dan LI berdasarkan konsep resiko

pengangkatan beban dan Low Back Pain (LBP) Batas penggunaan RWLH dan LI tidak termasuk dalam hal yang terjadi di bawah ini : Mengangkat atau menurunkan beban dengan satu tangan Mengangkat atau menurunkan beban lebih dari 8 jam Mengangkat atau menurunkan beban ketika duduk atau berlutut Mengangkat atau menurunkan beban di tempat yang terlarang Mengankat atau menurunkan beban dengan posisi yang tidak stabil Menganngkat atau menurunkan beban sambil mendorong atau menarik Mengangkat atau menurunkan beban menggunakan kereta sorong.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

10

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Mengangkat atau menurunkan beban dengan kecepatan 30 inchi per sekon (76.2 cm per sekon) Mengangkat atau menurunkan beban dengan koefisien statik lantai dengan alas kaki operator < 0. Mengangkat atau menurunkan beban di luar suhu optimal (19-26 derajat C) dan tidak berada pada kelembaban optimal (35-50%) (http://www.phppo.cdc.gov/cdcRecommends/showarticle.asp?a_artid=P0000427&TopNum=50 &CallPg=Adv RWLH dihitung berdasarkan enam variabel sebagai berikut : Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam pemindahan material, adalah sebagai berikut : a. Berat beban yang harus diangkat dan perbandingannya terhadap berat badan operator b. Jarak horizontal dari beban relatif terhadap operator. c. Ukuran beban yang harus diangkat (beban yang berukuran besar) akan memiliki pusat massa yang letaknya jauh dari operator, hal tersebut juga akan mempengaruhi pandangan operator. d. Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban (mengangkat beban dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit daripada mengangkat beban dari ketinggian pada permukaan pinggang). e. Prediksi terhadap berat beban yang akan diangkat. Hal ini adalah untuk mengantisipasi beban yang lebih berat dari yang diperkirakan. f. Stabilisasi beban yang akan diangkat

g. Kemudahan untuk dijangkau oleh pekerja h. Frekuensi angkat, yaitu banyaknya aktifitas angkat

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

11

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 2.1 Reprentasi dari lokasi tangan (Sumber : http://www.phppo.cdc.gov/cdcRecommends/showarticle.asp?a_artid=P0000427&TopNum=50&Cal lPg=Adv)

Gambar 2.2 Ilustrasi sudut putar saat memindahkan beban (Sumber : http://www.phppo.cdc.gov/cdcRecommends/showarticle.asp?a_artid=P0000427&TopNum=50&Cal lPg=Adv)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

12

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Berdasarkan enam variabel tersebut dapat dihitung rumus RWL RWLH = LC X HM X VM X DM X AM X FM X CM 1.1 Dimana : RWLH : batas beban yang direkomendasikan LC HM VM : konstanta pembebanan = 23 kg : faktor penggali horizontal = 25 / H (table 2A.1) : faktor penggali vertical = (1-0.003/ V-75) (table 2A.2)

Untuk pekerja Indonesia, terdapat perbedaan untuk VM, sebagai berikut : 1. Untuk pengangkatan dengan ketinggian awal di bawah 75 : VM = 1 0,0132 ( V 75 ) 1.2

2. Untuk pengangkatan dengan ketinggian awal di atas 75 cm VM = 1 0,0145 ( 75 V ) ..........................1.3 DM AM CM FM : faktor penggali perpindahan = 0,82 + 4,5 / D (table 2A.3) : faktor penggali asimetrik = 1 0,0032 A(table 2A.4) : faktor penggali kopling (table 2A.5) : faktor pengali frekuensi (table 2A.6)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

13

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Tabel 2.1 Faktor pengali kopling (Tarwaka, Solichul, H.A Bakri, 2004)

Tipe Kopling V < 75 Baik (Good) Sedang (Fair) Kurang (Poor) 1.00 0.95 0.90

CM V 75 1.00 1.00 0.90

Keterangan untuk Coupling Multiplier (CM) adalah 1. Kriteria Good, adalah : - Kontainer atau Box merupakan design optimal, pegangan bahannya tidak licin. - Benda yang didalamnya tidak mudah tumpah. - Tangan dapat dengan nyaman meraih box tersebut. 2. Kriteria Fair, adalah : - Kontainer atau Box tidak mempunyai pegangan. - Tangan tidak dapat meraih dengan mudah. 3. Kriteria Poor, adalah : - Box tidak mempunyai Handle/pegangan. - Sulit dipegang (Licin, Tajam, dll). - Berisi barang yang tidak stabil, (Pecah, Jatuh, Tumpah, dll). - Memerlukan sarung tangan untuk mengangkatnya.

Tabel 2.2 Faktor pengali frekuensi

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

14

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

(Tarwaka, Solichul, H.A Bakri, 2004)

Frekuensi (angkatan per menit) (F) 0.2 0.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 V < 75 1.00 0.97 0.94 0.91 0.88 0.84 0.80 0.75 0.70 0.60 0.52 0.45 0.41 0.37 0.00 0.00 V > 75 1.00 0.97 0.94 0.91 0.88 0.84 0.80 0.75 0.70 0.60 0.52 0.45 0.41 0.37 0.34 0.31 1 jam

Lama Kerja Mengangakat 1-2 jam V < 75 0.95 0.92 0.88 0.84 0.79 0.72 0.60 0.50 0.42 0.35 0.26 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 V > 75 0.95 0.92 0.88 0.84 0.79 0.72 0.60 0.50 0.42 0.35 0.26 0.23 0.21 0.00 0.00 0.00 2-8 jam V < 75 0.85 0.81 0.75 0.65 0.55 0.45 0.35 0.27 0.22 0.18 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 V > 75 0.85 0.81 0.75 0.65 0.55 0.45 0.35 0.27 0.22 0.18 0.15 0.13 0.00 0.00 0.00 0.00

Lanjutan Tabel 2.2 Faktor pengali frekuensi

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

15

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

15 > 15

0.00 0.00

0.28 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

Lifting Index (LI) adalah estimasi sederhana terhadap resiko cedera yang diakibatkan oleh overexertion. Berdasarkan beban dan nilai RWL, dapat ditentukan, besarnya LI dengan rumus sebagai berikut.

LI

BeratBeban 3.0 (1. 3) RWLH

Aktifitas mengangkat dengan nilai LI > 1 (moderately stressful task), akan meningkatkan keluhan terhadap sakit pinggang ( LBP), oleh karena itu, maka beban kerja harus didesain sedemikian rupa sehingga nilai LI 1. untuk beban kerja LI>1, mengandung resiko keluhan sakit pinggang, sedangkan untuk nilai LI > 3 (highly stressfull task), menyebabkan overexertion ( Waters & Anderson, 1996) 8. Nordic Body Map (NBM) Melalui NBM dapat diketahui bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan dari tingkat rasa tidak nyaman (agak sakit) hingga sakit (Corlett, 1992). Dengan melihat dan menganalisa peta tubuh (NBM) maka dapat diestimasi tingkat dan jenis keluhan otot skelektal yang dirasakan oleh pekerja. Cara ini sangat sederhana, namun kurang teliti karena mengandung nilai subjektifitas yang tinggi. Untuk menekan bias yang mungkin terjadi, maka sebaiknya dilakuakn pengukuran sebelum dan sesudah melakukan aktifitas (pre and post test). ( Steven, 1962; Snook & Ciriello, 1991).

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

16

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24 2.1.3 Langkah-Langkah Mengatasi Keluhan Muskoskelektal Berdasarkan rekomondasi dari Occupational Safety and Health Administration (OSHA) tindakan ergonomic untuk mencegah adanya sumber penyakit adalah melalui dua cara, yaitu : 1. Rekayasa Teknik Rekayasa teknik pada umumnya dilakukan melalui pemilihan beberapa alternative sebagai berikut : a. Eliminasi, yaitu menghilangkan sumber bahaya yang ada. Hal ini jarang bisa dilakukan mengingat kondisi dan tuntutan pekerjaan yang mengharuskan untuk menggunakan peralatan yang ada. b. Subsitusi, yaitu mengganti alat atau bahan lama dengan alat atau bahan baru yang aman menyempurnakan proses produksi dan menyempurnakan prosedur

penggunaan alat. c. Partisi, yaitu melakukan pemisahan antara sumber bahaya dengan pekerja. d. Ventilasi, yaitu dengan menambah ventilasi untuk mengurangi resiko sakit, misalnya akibat suhu udara yang terlalu panas. 2. Rekayasa Manajemen Rekayasa manajemen dapat dilakukan dengan tindakan sebagai berikut : a. Pendidikan dan pelatihan. Melalui pendidikan dan pelatihan, pekerja menjadi lebih memahami lingkungan dan alat kerja, sehingga diharapkan dapat beradaptasi dan inovatif dalam melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap resiko sakit akibat kerja. b. Pengaturan waktu kerja dan istirahat yang seimbang Pengaturan waktu kerja dan istirahat yang seimbang, dalam arti disesuaikan dangan kondisi lingkungan kerja dan karakteristik pekerjaan, sehingga dapat mencegah paparan yang berlebih terhadap sumber bahaya. c. Pengawasan yang intensif Melalui pengawasan yang intensif dapat dilakukan pencegahan secara lebih dini terhadap kemungkinan terjadinya resiko akibat kerja. Sebagai gambaran, berikut ini dapat dilakukan pencegahan secara lebih dini terhadap kemungkinan terjadi resiko kecelakaan kerja :

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

17

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

1. Aktivitas angkat-angkat material secara manual Usahakan minimalkan aktivitas angkat-angkat secara manual Upayakan agar lantai tidak licin Upayakan menggunakan alat Bantu kerja yang memadai, seperti crane, kereta dorong, dan pengungkit Gunakan alas apabila mengangkat di atas kepala atau bahu Upayakan agar beban angkat tidak melebihi kapasitas angkat pekerja 2. Berat beban dan alat Upayakan untuk menggunakan bahan atau alat yang ringan Upayakan menggunakan wadah atau alat angkut dengan kapasitas < 50 kg 3. Alat tangan Upayakan agar ukuran pegangan tangan sesuai dengan lingkar gengga,m tangan pekerja dan karakteristik pekerjaan (pekerjaan ringan atau berat) Pasang alat peredam getaran pada tangan Upayakan pemeliharaan yang rutin sehingga alat selalu dalam kondisi layak pakai Berikan pelatihan agar pekerja terampil dalam menggunakan alat. ( Grandjean, 1993; Manuaba, 2000 ).

2.1.4

Rapid Upper Limb Assessment (RULA)

2.1.4.1 Definisi RULA adalah sebuah metode untuk menilai postur, gaya dan gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper limb). Metode ini dikembangkan untuk menyelidiki resiko kelainan yang akan dialami oleh seorang pekerja dalam melakukan aktivitas kerja yang memanfaatkan anggota tubuh bagian atas (upper limb). Metode ini menggunakan diagram postur tubuh dan tiga tabel penilaian untuk

memberikan evaluasi terhadap faktor resiko yang akan dialami oleh pekerja. Faktor-faktor resiko yang diselidiki dalam metode ini adalah yang telah dideskripsikan oleh McPhee sebagai faktor beban eksternal (external load factors) yang meliputi : Jumlah gerakan Kerja otot statis

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

18

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gaya Postur kerja yang ditentukan oleh perlengkapan dan perabotan Waktu kerja tanpa istirahat

Untuk menilai empat faktor beban eksternal pertama yang disebutkan di atas (jumlah gerakan, kerja otot statis, gaya dan postur), RULA dikembangkan untuk : 1. Menyediakan metode penyaringan populasi kerja yang cepat, untuk penjabaran kemungkinan resiko cidera dari pekerjaan yang berkaitan dengan anggota tubuh bagian atas; 2. Mengenali usaha otot berkaitan dengan postur kerja, penggunaan gaya dan melakukan pekerjaan statis atau repetitif, dan halhal yang dapat menyebabkan kelelahan otot; 3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dalam penilaian ergonomi yang lebih luas meliputi faktor-faktor epidemiologi, fisik, mental, lingkungan dan organisasional; dan biasanya digunakan untuk melengkapi persyaratan penilaian dari UK Guidelines on the prevention of work-related upper limb disorder (Panduan dalam pencegahan cidera kerja yang berkaitan dengan anggota tubuh bagian atas di negara Inggris). ( Grandjean, 1993; Manuaba, 2000 ).

2.1.4.2 Prosedur Prosedur dalam pengembangan metode RULA meliputi tiga tahap. Tahap pertama adalah pengembangan metode untuk merekam postur kerja, tahap kedua adalah pengembangan sistem penilaian dengan skor, dan yang ketiga adalah pengembangan dari skala tingkat tindakan yang memberikan panduan pada tingkat resiko dan kebutuhan tindakan untuk mengadakan penilaian lanjut yang lebih detail. 1. TAHAP 1 : Pengembangan metode untuk merekam postur kerja Untuk menghasilkan sebuah metode kerja yang cepat untuk digunakan, tubuh dibagi dalam segmen-segmen yang membentuk dua kelompok atau grup yaitu grup A dan B. Grup A meliputi bagian lengan atas dan bawah, serta pergelangan tangan. Sementara grup B meliputi leher, punggung, dan kaki. Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh postur tubuh terekam, sehingga segala kejanggalan atau batasan postur oleh kaki, punggung atau leher yang mungkin saja mempengaruhi postur anggota tubuh bagian atas dapat tercakup dalam penilaian.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

19

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Jangkauan gerakan untuk tiap bagian tubuh dibagi dalam bagian-bagian berdasarkan kriteria yang berasal dari literatur-literatur terkait yang telah ada. Bagian-bagian ini diberi angka, kemudian angka 1 diberikan pada jangkauan gerakan atau postur kerja yang memiliki faktor-faktor resiko paling kecil atau minimal. Angka yang lebih besar diberikan pada bagian jangkauan gerakan dengan postur yang lebih ekstrim yang menunjukkan peningkatan kehadiran faktor resiko yang menyebabkan beban pada struktur segmen tubuh. Grup A Lengan bagian atas, lengan bagian bawah dan pergelangan tangan Jangkauan gerakan untuk lengan bagian atas (upper arm) dinilai dan diberi skor berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Tichauer, Chaffin, Herberts et al, Schuldt et al, dan Harms-Ringdahl & Schuldt. Skornya sebagai berikut : o o o o 1 untuk ekstensi 20 dan fleksi 20; 2 untuk ekstensi lebih dari 20 atau fleksi antara 20-45; 3 untuk fleksi antara 45-90; 4 untuk fleksi lebih dari 90.

Jika bahu terangkat, skor dari postur di atas ditambahkan 1. Jika lengan bagian atas abduksi maka skor postur juga ditambahkan 1. Sedangkan bila operator bersandar atau berat lengan disangga atau diberi penyangga, skor postur di atas dikurangkan 1.

Gambar 2. 3 Standar RULA untuk postur lengan atas

Jangkauan untuk lengan bagian bawah (lower arm) dikembangkan berdasarkan penelitian Grandjean dan Tichauer. Skornya sebagai berikut : o o 1 untuk fleksi 60-100; 2 untuk fleksi kurang dari 60 atau lebih dari 100.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

20

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Jika lengan bagian bawah bekerja melewati garis tengah (midline) tubuh atau berada di luar sisi tubuh, maka skor postur di atas ditambahkan 1.

Gambar 2. 4 Standar RULA untuk postur lengan bawah

Panduan untuk pergelangan tangan (wrist) yang diterbitkan oleh Health and Safety Executive digunakan untuk menghasilkan skor postur berikut : o o o 1 jika pada posisi netral 2 untuk fleksi dan ekstensi 0-15 3 untuk fleksi dan eks tensi lebih dari 15

Jika pergelangan tangan dalam gerakan ulnar maupun radial, maka skor postur ditambahkan 1.

Gambar 2. 5 Standar RULA untuk postur pergelangan tangan

Pronasi dan supinasi pergelangan tangan ditentukan menyertai postur netral berdasarkan Tichauer. Skornya sebagai berikut : o o 1 jika pergelangan tangan berputar dalam jangkauan tengah 2 jika pergelangan tangan berputar dekat atau pada akhir jangkauan

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

21

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Grup B Leher, punggung dan kaki Jangkauan postur untuk leher (neck) didasarkan pada studi yang dilakukan oleh Chaffin dan Kilbom et al. Skor dan jangkauannya sebagai berikut : o o o o 1 untuk fleksi 0-10; 2 untuk fleksi 10-20; 3 untuk fleksi lebih dari 20; 4 bila dalam posisi ekstensi.

Jika leher berputar, skor postur ditambahkan 1. Jika leher bergerak ke samping, skor postur ditambahkan 1.

Gambar 2. 6 Standar RULA untuk postur leher

Jangkauan gerakan punggung (trunk) dikembangkan dari Drury, Grandjean dan Grandjean et al. Skor posturnya sebagai berikut : o o o o 1 jika duduk dan tersangga baik dengan sudut antara pinggul dan punggung 90 atau lebih; 2 untuk fleksi 0-20; 3 untuk fleksi 20-60; 4 untuk fleksi lebih dari 60.

Jika punggung memuntir, maka skor postur ditambahkan 1. Jika punggung melentur ke samping, maka skor postur ditambahkan 1.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

22

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 2. 7 Standar RULA untuk postur punggung

Skor postur kaki (legs) ditentukan sebagai berikut : o o o 1 jika kaki dan telapak kaki tersangga dengan baik ketika duduk dengan berat yang seimbang; 1 jika berdiri dengan berat tubuh terdistribusi secara merata pada kedua kaki, dengan ruang untuk mengganti posisi; 2 jika kaki dan telapak kaki tidak tersangga atau berat tidak merata seimbang.

TAHAP 2 : Pengembangan sistem skor untuk pengelompokan bagian tubuh. Sebuah skor tunggal dibutuhkan dari Grup A dan B yang dapat mewakili tingkat pembebanan postur dari sistem muskuloskeletal kaitannya dengan kombinasi postur bagian tubuh. Rekaman video yang dihasilkan dari postur Grup A yang meliputi lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan diamati dan ditentukan skor untuk masing-masing postur. Kemudian skor tersebut dimasukkan dalam tabel A untuk memperoleh skor A.

Tabel 2. 3 Skor Postur Grup A (Tabel A)

Wrist Posture Score Upper Arm Score Lower Arm Score 1 Wrist Twist 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 Wrist Twist 1 2 2 2 2 2 3 Wrist Twist 1 2 3 2 3 3 4 Wrist Twist 1 3 3 2 3 3

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

23

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Lanjutan Tabel 2.3 Skor postur Grup A ( Tabel A )

1 2 3

2 3 3

3 3 4

3 3 4

3 3 4

3 3 4

4 4 4

4 4 5

4 4 5

1 2 3

3 3 4

3 4 4

4 4 4

4 4 4

4 4 4

4 4 5

5 5 5

5 5 5

1 2 3

4 4 4

4 4 4

4 4 4

4 4 5

4 4 5

5 5 5

5 5 6

5 5 6

1 2 3

5 5 6

5 6 6

5 6 6

5 6 7

5 6 7

6 7 7

6 7 7

7 7 8

1 2 3

7 8 9

7 8 9

7 8 9

7 8 9

7 8 9

8 9 9

8 9 9

9 9 9

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

24

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Rekaman video yang dihasilkan dari postur Grup B yaitu leher, punggung dan kaki diamati dan ditentukan skor untuk masing-masing postur. Kemudian skor tersebut dimasukkan ke dalam tabel B untuk memperoleh skor B.

Tabel 2. 4 Skor Postur Grup B (Tabel B)

Trunk Posture 1 Neck Posture Score Legs 1 1 2 3 4 5 6 1 2 3 5 7 8 2 3 3 3 5 7 8 Legs 1 2 2 3 5 7 8 2 3 3 4 6 7 8 Legs 1 3 4 4 6 7 8 2 4 5 5 7 8 8 Legs 1 5 5 5 7 8 8 2 5 5 6 7 8 9 Legs 1 6 6 6 7 8 9 2 6 7 7 7 8 9 Legs 1 7 7 7 8 8 9 2 7 7 7 8 8 9 2 3 4 5 6

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

25

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Sistem penilaian dilanjutkan dengan melibatkan otot (mucle) dan tenaga (force) yang digunakan. Skor yang melibatkan penggunaan otot dikembangkan berdasarkan penelitian Drury, yaitu sebagai berikut: o Tambahkan (+) 1 jika postur statis (dipertahankan dalam waktu 1 menit) atau penggunaan postur tersebut berulang lebih dari 4 kali dalam 1 menit.

Skor untuk penggunaan tenaga (beban) dikembangkan berdasarkan penelitian PutzAnderson dan Stevenson dan Baida, yaitu sebagai berikut: o o o o Jika pembebanan sesekali atau tenaga kurang dari 2 Kg dan ditahan maka skor tidak ditambah. Tambahkan (+) 1 jika beban sesekali antara 2 10 Kg. Tambahkan (+) 2 jika beban 2 10 Kg bersifat statis atau berulang-ulang atau beban sesekali namun lebih dari 10 Kg. Tambahkan (+) 3 jika beban (tenaga) lebih dari 10 Kg dialami secara statis atau berulang dan atau jika pembebanan seberapapun besarnya dialami dengan sentakan cepat.

Skor penggunaan otot (muscle) dan skor tenaga (force) pada Grup tubuh bagian A dan B diukur dan dicatat dalam kotak-kotak yang tersedia kemudian ditambahkan dengan skor yang berasal dari tabel A dan B seperti pada lembar skor berikut :
Upper Arm Lower Arm Wrist Wrist Twist Neck Trunk Legs Use Table A Posture Score A Use Table B Posture Score B

Force

Score C Use Table C Grand Score

Muscle

Force

Score D

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

26

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 2.8 Diagram Penilaian RULA

Hasil penjumlahan skor penggunaan otot (muscle) dan tenaga (force) dengan Skor Postur A menghasilkan Skor C. sedangkan penjumlahan dengan Skor Postur B menghasilkan Skor D.

TAHAP 3 : Pengembangan Grand Score dan Action List Tahap ini bertujuan untuk menggabungkan Skor C dan Skor D menjadi suatu grand score tunggal yang dapat memberikan panduan terhadap prioritas penyelidikan / investigasi berikutnya. Tiap kemungkinan kombinasi Skor C dan Skor D telah diberikan peringkat, yang disebut grand score dari 1-7 berdasarkan estimasi resiko cidera yang berkaitan dengan pembebanan muskuloskeletal (Lihat Tabel 2.3).

Tabel 2. 5 Grand Score (Tabel C)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

27

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Berdasarkan grand score dari Tabel C, tindakan yang akan dilakukan dapat dibedakan menjadi 4 action level berikut : o Action Level 1 Skor 1 atau 2 menunjukkan bahwa postur dapat diterima selama tidak dijaga atau berulang untuk waktu yang lama. o Action Level 2 Skor 3 atau 4 menunjukkan bahwa penyelidikan lebih jauh dibutuhkan dan mungkin saja perubahan diperlukan. o Action Level 3 Skor 5 atau 6 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan dibutuhkan segera. o Action Level 4 Skor 7 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan dibutuhkan sesegera mungkin (mendesak).

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

28

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 2.9 Lembar Kerja Penilaian RULA

(McAtamney, 1993)

2.1.5 Software CATIA

CATIA yaitu sebuah software yang digunakan untuk design 2d maupun 3d, fitur di dalamnya menurut saya lebih lengkap dan fleksibel dibandingkan product pesaingnya. menurut saya software ini bisa untuk design berbagai jenis barang (tidak spesifik satu barang saja) dari yang kecil sampai dengan tingkat kerumitan tinggi, setau saya IPTN (sekarang DI) dari berdiri sudah menggunakan software CATIA. keunggulan utama CATIA (setau saya) adalah mampu mendesign ribuan part (contoh : bukan hanya mobil yang di design, tapi seluruh komponen pesawat maupun kapal). CATIA merupakan sebuah product dari 3ds. di lingkungan saya product ini kurang sebegitu terkenal seperti Solidwork (salah satu product 3ds juga) ataupun Inventor (Autodesk). mungkin langsung saja saya masuk ke program CATIA ini, sebelumnya saya mohon maaf

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

29

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

apabila ada kesalahan ataupun kekurangan,(karena saya sendiri masih pemula,hehe). tampilan utamanya sebagai berikut :

disitu banyak sekali fitur yang bisa kita gunakan,hampir seluruh kebutuhan teknik (tentunya untuk desain teknik) ada disitu. namun dari informasi yang saya dapatkan kebanyakan 'worlbench'( 'workbench' adalah sebutan untuk area kerja yang akan kita gunakan, apabila kita akan mendesain sesuatu dapat berpindah dari workbench satu ke yang lain) yang digunakan adalah : -Part design -Assembly part -Generative shape design -Sketch Tracer sebenarnya banyak sekali workbench yang terdapat disitu dan mempunyai fungsi masing-masing. dibawah ini sedikit latihan menggunakan part design (untuk membuat sebuah balok) : 1. start-mechanical design-part design 2. klik icon sketch kemudian pilih bidang yang akan kita gambar

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

30

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

3. buatlah kotak dengan menggunakan garis

4. kemudian keluar dari sketch (panah merah) 5. kemudian pindah insert-body

6. double klik body (panah putih) 7. pilih pad (panah kuning) 8. isi bidang yang ingin kita panjangkan dan ukurannya (panah merah)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

31

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

9. Ok

2.1.6 Software RULA (Rapid Upper Limb Assessment) Terdapat 3 langkah untuk mendapatkan hasil dari metode RULA: a. Merekam postur tubuh ketika sedang bekerja. Bagian tubuh yang dianalisa meliputi: lengan (lengan atas), siku tangan

(lengan bawah), pergelangan tangan, leher, trunk, dan kaki. Padalangkah ini, peneliti merekam dan memasukkan data postur tubuh pekerja pada software RULA. Kemudian, dari data tersebut dapat diketahui bagian tubuh yang mempunyai kemungkinan terbesar mengalami cedera. b. Menghitung nilai Data hasil rekaman yang telah dimasukkan software, dihitung nilainya

untuk masing-masing bagian tubuh. c. Action Level . Dari hasil nilai yang didapatkan, kemudian diklasifikasikan menurut action level

Gambar 2.10 Tampilan Software Penilaian RULA

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

32

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

BAB III PENGUMPULAN DATA

3.1 RWLH
Berikut ini adalah data praktikum Biomekanika yang dilaksanakan pada tanggal 5 April 2011 dengan operator untuk praktikum ini adalah Yusfran Sitio, untuk pengangkatan beban dengan berat 5 kg, 10 kg, dan 15 kg. Pengangkatan dilakukan dengan cara twisting dan nontwisting dengan variasi jarak kaki ke box 0 cm dan 15 cm.
Tabel 3.1 Data RWL Berat Beban(kg) Sudut Asimetri k A w Ak al hir
A 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 A 0 0 0 0 0 0 90 90 90 90 90 90 0 0 0 0 0 0

Lokasi Tangan (Cm)

Posisi Awal H 38,8 38,8 38,8 53,8 53,8 53,8 38,8 38,8 38,8 53,8 53,8 53,8 38,8 38,8 38,8 53,8 53,8 53,8 V 20 50 80 20 50 80 20 50 80 20 50 80 20 50 80 20 50 80

Posisi Akhir H 69,7 76,5 114,5 83,6 86,5 99,8 49,5 49,3 51 41,7 44 53,8 64,5 76 85,6 78 83,4 101,3 V 50 80 110 50 80 110 50 80 110 50 80 110 50 80 110 50 80 110

Frekue nsi (Lift/ Menit) F 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Durasi (Jam)

Perpindahan Vertikal

Kopling C C C C C C C C C C C C C C C C C C C

Komentar Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

L 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 10 10 10 10 10

D 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Lanjutan Tabel 3.1 Data RWL

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

33

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

10 10 10 10 10 10 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

38,8 38,8 38,8 53,8 53,8 53,8 38,8 38,8 38,8 53,8 53,8 53,8 38,8 38,8 38,8 53,8 53,8 53,8

20 50 80 20 50 80 20 50 80 20 50 80 20 50 80 20 50 80

45,7 44,1 56,1 40,9 44,1 49 70,5 83 90,7 70,5 91,5 98 38,8 45,1 51,6 41,5 44,7 45

50 80 110 50 80 110 50 80 110 50 80 110 50 80 110 50 80 110

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

90 90 90 90 90 90 0 0 0 0 0 0 90 90 90 90 90 90

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

C C C C C C C C C C C C C C C C C C

Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair

3.2 Data RULA


Movie Plotter

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

34

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 3.2 penentuan titik kiri

Gambar 3.4 penentuan titik thrunk

Tabel 3.2 Rekap Data Titik Sudut Kiri


Kiri titik sudut x upper arms lower arms neck trunk 222 226 226 247 y 216 183 211 271 x 184 140 193 299 titik 1 y 227 219 216 272 X 238 197 190 229 titik 2 sudut y 265 261 235 215 91,94 46,89 25,07 108,92

Video 2

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

35

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 3.5 penentuan titik upper arm kanan

Gambar 3.6 penentuan titk lower arm k

Gambar 3.7 penentuan titik thrunk

Tabel 3.3 Rekap Titik Sudut Kanan

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

36

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Kanan titik sudut x 242 230 253 259 y 207 61 207 247 x 212 223 185 213 titik 1 y 212 107 249 252 x 240 273 197 264 titik 2 sudut y 245 135 270 299 77,52 38,81 16,67 89,29

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

37

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

BAB IV PENGOLAHAN DATA

4.1 Perhitungan RWLH dan LI (Worksheet)

Gambar 4.1 Worksheet Percobaan 1

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

38

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.2 Worksheet Percobaan 2

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

39

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.3 Worksheet Percobaan 3

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

40

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.4 Worksheet Percobaan 4

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

41

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.5 Worksheet Percobaan 5

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

42

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.6 Worksheet Percobaan 6

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

43

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.7 Worksheet Percobaan 7

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

44

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.8 Worksheet Percobaan 8

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

45

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.9 Worksheet Percobaan 9

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

46

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.10 Worksheet Percobaan 10

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

47

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.11 Worksheet Percobaan 11

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

48

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.12 Worksheet Percobaan 12

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

49

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.13 Worksheet Percobaan 13

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

50

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.14 Worksheet Percobaan 14

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

51

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.15 Worksheet Percobaan 15

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

52

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.16 Worksheet Percobaan 16

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

53

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.17 Worksheet Percobaan 17

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

54

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.18 Worksheet Percobaan 18

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

55

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.19 Worksheet Percobaan 19

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

56

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.20 Worksheet Percobaan 20

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

57

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.21 Worksheet Percobaan 21

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

58

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.22 Worksheet Percobaan 22

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

59

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.23 Worksheet Percobaan 23

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

60

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.24 Worksheet Percobaan 24

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

61

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.25 Worksheet Percobaan 25

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

62

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.26 Worksheet Percobaan 26

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

63

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.27 Worksheet Percobaan 27

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

64

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.28 Worksheet Percobaan 28

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

65

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.29 Worksheet Percobaan 29

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

66

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.30 Worksheet Percobaan 30

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

67

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.31 Worksheet Percobaan 31

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

68

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.32 Worksheet Percobaan 32

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

69

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.33 Worksheet Percobaan 33

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

70

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.34 Worksheet Percobaan 34

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

71

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.35 Worksheet Percobaan 35

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

72

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.36 Worksheet Percobaan 36

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

73

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

4.2 Perhitungan RWLH dan LI (Catia)


1. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 5 Kg, Non twisting, awal
Posisi Awal H = 38,8 cm V = 20 cm

Gambar 4.37 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg non twisting awal menggunakan software catia

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

74

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

2. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 5 Kg, Non twisting, akhir


H = 69,7 cm V = 50 cm

Gambar 4.38 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg non twisting akhir menggunakan software catia

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

75

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

3. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 5 Kg, Twisting, awal


Posisi Awal H = 53,8 cm V = 20 cm

Gambar 4.39 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg twisting awal menggunakan software catia

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

76

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

4. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 5 Kg, Twisting, akhir

Gambar 4.40 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg twisting akhir menggunakan software catia

5. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 10 Kg, Non twisting, awal

Gambar 4.41 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg non twisting awal menggunakan software catia

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

77

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

6. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 10 Kg, Non twisting, akhir

Gambar 4.42 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg non twisting akhir menggunakan software catia

7. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 10 Kg, Twisting, awal


Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

78

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.43 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg twisting awal menggunakan software catia

8. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 10 Kg, Twisting, akhir

Gambar 4.44 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg twisting akhir menggunakan software catia

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

79

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

9. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 15 Kg, Non twisting, awal

Gambar 4.45 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 15 kg non twisting awal menggunakan software catia

10. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 15 Kg, Non twisting, akhir

Gambar 4.46 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 15 kg non twisting akhir menggunakan software catia

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

80

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

11. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 15 Kg, Twisting, awal

Gambar 4.47 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 15 kg twisting awal menggunakan software catia

12. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 15 Kg, Twisting, akhir

Gambar 4.48 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 15 kg twisting akhir menggunakan software catia

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

81

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

4.3 Rekap Manual RWLH dan LI

Perhitungan Manual (1) Berat Beban : 5 kg H awal : 38.8 V awal : 20 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 69.7 Vakhir : 50 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0.644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 8.210 kg Lifting Index Origin = = = 0.609

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

82

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H > 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

83

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (2) Berat Beban : 5 kg H awal : 38.8 V awal : 50 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 76.5 Vakhir : 80 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0.644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.644 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 9.095 kg Lifting Index Origin = = = 0.550

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

84

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H > 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

85

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (3) Berat Beban : 5 kg H awal : 38.8 V awal : 80 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 114.5 Vakhir : 110 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0.644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.644 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 10.195 kg Lifting Index Origin = = = 0.490

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

86

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H > 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0.895 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

87

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (4) Berat Beban : 5 kg H awal : 53.8 V awal : 20 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 83.6 Vakhir : 50 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53.8 = 0.465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.465 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 5.921 kg Lifting Index Origin = = = 0.844

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

88

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H > 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

89

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (5) Berat Beban : 5 kg H awal : 53.8 V awal : 50 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 86.5 Vakhir : 80 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53.8 = 0.465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.465 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 6.559 kg Lifting Index Origin = = = 0.762

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

90

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H > 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

91

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (6) Berat Beban : 5 kg H awal : 53.8 V awal : 80 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 99.8 Vakhir : 110 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53.8 = 0.465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.465 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 7.352 kg Lifting Index Origin = = = 0.680

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

92

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H > 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0.895 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

93

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (7) Berat Beban : 5 kg H awal : 38.8 V awal : 20 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 900 Hakhir : 49.5 Vakhir : 50 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0.644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 8.210 kg Lifting Index Origin = = = 0.609

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

94

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/49.5 = 0.505 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.505 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 5.076 kg Lifting Index Destination = = = 0.985

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

95

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (8) Berat Beban 5 kg H awal : 38.8 V awal : 50 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 900 Hakhir : 49.3 Vakhir : 80 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0.644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.64 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 9.095 kg Lifting Index Origin = = = 0.55

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

96

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/49.3 = 0,507 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0,712 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V >30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1 = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.507x 0.985 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 1 = 5,713 kg Lifting Index Destination = = = 0.88

Maka. RWL Destination

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

97

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (9) Berat Beban 5 kg H awal : 38.8 V awal : 80 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 900 Hakhir : 51 Vakhir : 110 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0.644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.644 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 10,195 kg Lifting Index Origin = = = 0.49

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

98

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/51 = 0,49 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.90 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0,712 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1 = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.49x 0.90 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 1 = 5,018 kg Lifting Index Destination = = = 0.996

Maka. RWL Destination

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

99

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (10) Berat Beban 5 kg H awal : 53,8 V awal : 20 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 900 Hakhir : 41,7 Vakhir : 50 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53,8 = 0.465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.465 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 5,921 kg Lifting Index Origin = = = 0.84

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

100

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/41,7 = 0,60 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0,712 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.60x 0.925 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 0,95 = 6,025 kg Lifting Index Destination = = = 0.83

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

101

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (11) Berat Beban 5 kg H awal : 53.8 V awal : 50 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 900 Hakhir : 44 Vakhir : 80 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53.8 = 0.465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.46 5x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 6,559 kg Lifting Index Origin = = = 0.76

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

102

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/44 = 0,568 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0,712 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1 = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.568 x 0.985 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 1 = 6,041 kg Lifting Index Destination = = = 0.78

Maka. RWL Destination

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

103

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (12) Berat Beban 5 kg H awal : 53.8 V awal : 80 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 900 Hakhir : 53,8 Vakhir : 110 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53.8 = 0.465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.465 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 7,352 kg Lifting Index Origin = = = 0.68

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

104

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53,8 = 0,465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0,712 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1 = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.465 x 0.895 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 1 = 4,757 kg Lifting Index Destination = = = 1,05

Maka. RWL Destination

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

105

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (13) Berat Beban 10 kg H awal : 38.8 V awal : 20 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 64,5 Vakhir : 50 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0.644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 8,210 kg Lifting Index Origin = = = 1,22

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

106

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H> 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V >30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

107

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (14) Berat Beban 10 kg H awal : 38.8 V awal : 50 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 76 Vakhir : 80 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0.644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.64 x 0.93 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 9.095 kg Lifting Index Origin = = = 1.10

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

108

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H> 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

109

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (15) Berat Beban : 10 kg H awal : 38.8 V awal : 80 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 85.6 Vakhir : 110 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0.644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.644 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 10.195 kg Lifting Index Origin = = = 0.981

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

110

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H > 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0.895 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

111

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (16) Berat Beban : 10 kg H awal : 53.8 V awal : 20 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 78.0 Vakhir : 50 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53.8 = 0.465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.465 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 5.921 kg Lifting Index Origin = = = 1.689

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

112

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H > 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

113

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (17) Berat Beban : 10 kg H awal : 53.8 V awal : 50 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 83.4 Vakhir : 80 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53.8 = 0.465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.465 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 6.493 kg Lifting Index Origin = = = 1.540

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

114

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H > 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

115

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (18) Berat Beban : 10 kg H awal : 53.8 V awal : 80 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 101.3 Vakhir : 110 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53.8 = 0.465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.465 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 7.352 kg Lifting Index Origin = = = 1.360

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

116

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H > 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0.895 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

117

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (19) Berat Beban : 10 kg H awal : 38.8 V awal : 20 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 900 Hakhir : 45.7 Vakhir : 50 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0.644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) =1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 8.210 kg Lifting Index Origin = = = 1.218

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

118

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/45.7 = 0.547 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0.712 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.547 x 0.925 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 0.95 = 5.498 kg Lifting Index Destination = = = 1.819

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

119

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (20) Berat Beban : 10kg H awal : 38,8 V awal : 50 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 900 Hakhir : 44,1 Vakhir : 80 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0.644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) =1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.644 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 9.095 kg Lifting Index Origin = = = 1.099

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

120

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/44.1 = 0.567 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0.712 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.567 x 0.985 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 6.386 kg Lifting Index Destination = = = 1.566

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

121

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (21) Berat Beban : 10 kg H awal : 38.8 V awal : 80 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 900 Hakhir : 56.1 Vakhir : 110 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0.644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) =1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.644 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 10.195 kg Lifting Index Origin = = = 0.981

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

122

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/56.1 = 0.446 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0.712 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.446 x 0.895 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 4.562 kg Lifting Index Destination = = = 2.192

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

123

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual ( 22 ) Berat Beban : 10 kg H awal : 53.8 V awal : 20 Sudut awal : 00 Sudut Akhir :900 Hakhir : 40,09 Vakhir : 50 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53,8 = 0,465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 20 -75 |) = 0,835 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,465 x 0,835 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 5,921 kg Lifting Index Origin = = = 1,69

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

124

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/40,09 = 0,624 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0,925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0,712 : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V >30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,624 x 0,925 x 0,97 x 0,712 x 0,72 x 0,95 = 6,267 kg Lifting Index Destination = = = 1,60

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

125

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual ( 23 ) Berat Beban : 10 kg H awal : 53.8 V awal : 50 Sudut awal : 00 Sudut Akhir :900 Hakhir : 44,1 Vakhir : 80 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53,8 = 0,465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0,925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,465 x 0,925 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 6,559 kg Lifting Index Origin = = = 1,52

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

126

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/44,1 = 0,567 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0,985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0,712 : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,567 x 0,985 x 0,97 x 0,712 x 0,72 x 1 = 6,386 kg Lifting Index Destination = = = 1,57

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

127

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual ( 24 ) Berat Beban : 10 kg H awal : 53,8 V awal : 80 Sudut awal : 00 Sudut Akhir :900 Hakhir : 49 Vakhir : 110 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53,8 = 0,465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0,985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,465 x 0,985 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 7,352 kg Lifting Index Origin = = = 1,36

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

128

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/49 = 0,510 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 110 -75 |) = 0,895 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0,712 : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,510 x 0,895 x 0,97 x 0,712 x 0,72 x 1 = 5,223 kg Lifting Index Destination = = = 1,9

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

129

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual ( 25 ) Berat Beban : 15 kg H awal : 38.8 V awal : 20 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 70,50 Vakhir : 50 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0,644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 20 -75 |) = 0,835 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,644 x 0,835 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 8,210 kg Lifting Index Origin = = = 1,83

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

130

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H > 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0,925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0,925 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

131

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual ( 26 ) Berat Beban : 15 kg H awal : 38.8 V awal : 50 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 83 Vakhir : 80 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0,644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0,925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,644 x 0,925 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 9,095 kg Lifting Index Origin = = = 1,65

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

132

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H > 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0,985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0,985 x 0,97 x 1 x 0,72 x 1 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

133

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual ( 27 ) Berat Beban : 15 kg H awal : 38.8 V awal : 80 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 90,70 Vakhir : 110 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0,644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0,985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,644 x 0,985 x 0,97 x 1 x 0,72 x 1 = 10,195 kg Lifting Index Origin = = = 1,47

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

134

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H > 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 110 -75 |) = 0,895 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0,895 x 0,97 x 1 x 0,72 x 1 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

135

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual ( 28 ) Berat Beban : 15 kg H awal : 53,8 V awal : 50 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 91,50 Vakhir : 80 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53,8 = 0,465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0,925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,465 x 0,925 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 6,559 kg Lifting Index Origin = = = 2,29

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

136

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/91,50 = 0,273. Karena H > 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0,985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0,985 x 0,97 x 1 x 0,72 x 1 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

137

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (29) Berat Beban : 15 kg H awal : 53.8 V awal : 50 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 91.5 Vakhir : 80 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53.8 = 0.465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.465 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 6.559 kg Lifting Index Origin = = = 2.287

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

138

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H > 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

139

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (30) Berat Beban : 15 kg H awal : 53.8 V awal : 80 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 98.0 Vakhir : 110 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53.8 = 0.465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.465 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 7.352 kg Lifting Index Origin = = = 2.040

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

140

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H > 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0.895 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg Lifting Index Destination = = =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

141

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (31) Berat Beban : 15 kg H awal : 38.8 V awal : 20 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 900 Hakhir : 38.8 Vakhir : 50 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0.644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dengan V 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 8.210 kg Lifting Index Origin = = = 1.827

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

142

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0.644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0.712 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.644 x 0.925 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 0.95 = 6.476 kg Lifting Index Origin = = = 2.316

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

143

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (32) Berat Beban : 15 kg H awal : 38.8 V awal : 50 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 900 Hakhir : 45.1 Vakhir : 80 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0.644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.644 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 9.095 kg Lifting Index Origin = = = 1.649

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

144

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/45.1 = 0.554 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0.712 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.554 x 0.985 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 6.245 kg Lifting Index Destination = = = 2.402

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

145

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (33) Berat Beban : 15 kg H awal : 38.8 V awal : 80 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 900 Hakhir : 51.6 Vakhir : 110 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0.644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.644 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 10.195 kg Lifting Index Origin = = = 1.471

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

146

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/51.6 = 0.484 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0.712 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.484 x 0.895 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 4.959 kg Lifting Index Destination = = = 3.025

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

147

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (34) Berat Beban : 15 kg H awal : 53.8 V awal : 20 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 900 Hakhir : 41.5 Vakhir : 50 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53.8 = 0.465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.465 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 5.921 kg Lifting Index Origin = = = 2.533

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

148

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/41.5 = 0.602 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0.712 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.602 x 0.925 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 0.95 = 6.054 kg Lifting Index Destination = = = 2.478

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

149

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (35) Berat Beban : 15 kg H awal : 53.8 V awal : 50 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 900 Hakhir : 44.7 Vakhir : 80 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53.8 = 0.465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.465 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 6.559 kg Lifting Index Origin = = = 2.287

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

150

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/44.7 = 0.559 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0.712 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.559 x 0.985 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 6.301 kg Lifting Index Destination = = = 2.381

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

151

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Perhitungan Manual (36) Berat Beban : 15 kg H awal : 53.8 V awal : 80 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 900 Hakhir : 45.0 Vakhir : 110 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/53.8 = 0.465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.465 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 7.352 kg Lifting Index Origin = = = 2.040

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

152

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/44.7 = 0.559 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0.712 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.559 x 0.985 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 5.687 kg Lifting Index Destination = = = 2.638

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

153

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

4.3 Rekap RWL dan LI


Manual Berikut ini adalah rekapan data hasil perhitungan RWL dan LI secara manual
Tabel 4.1 Rekap Manual RWL dan LI

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

ORIGIN RWL ( kg ) LI 8,210 0,609 9,095 0,550 10,195 0,490 5,921 0,844 6,559 0,762 7,352 0,680 8,210 0,609 9,095 0,55 10,195 0,49 5,921 0,84 6,559 0,76 7,352 0,68 8,210 1,22 9,095 1,10 10,195 0,981 5,921 1,689 6,493 1,540 7,352 1,360 8,210 1,218 9,095 1,099 10,195 0,981 5,921 1,69 6,559 1,52 7,352 1,36 8,210 1,83 9,095 1,65 10,195 1,47 6,559 2,29 6,559 2,287 7,352 2,040

DESTINATION RWL ( kg ) LI 0 0 0 0 0 0 5,076 0,985 5,713 0,88 5,018 0,996 6,025 0,83 6,401 0,78 4,757 1,05 0 0 0 0 0 0 5,498 1,819 6,386 1,566 4,562 2,192 6,267 1,60 6,386 1,57 5,223 1,91 0 0 0 0 0 0

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

154

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Lanjutan Tabel 4.1 Rekap Manual RWL dan LI

31 32 33 34 35 36 CATIA NO 5 NT 5T 10 NT 10 T 15 NT 15 T

8,210 9,095 10,195 5,921 6,559 7,352

1,827 1,649 1,471 2,533 2,287 2,040

6,476 6,245 4,959 6,054 6,301 5,687

2,316 2,402 3,025 2,478 2,381 2,638

ORIGIN RWL ( kg ) LI 8,448 0,59 8,287 0,60 8,448 1,18 7,038 2,38 8,979 1,67 7,352 0,680

DESTINATION RWL ( kg ) LI 0 4,52 1,11 0 4,52 1,1 0 4,649 3,23

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

155

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

4.4 Perhitungan RULA ( Software RULA )


1. RULA awal (5kg), video 1 Meja pertama non twisting

Gambar 4.49 Perhitungan RULA pada beban 5 kg non twisting awal

2. RULA akhir, video 1 Meja pertama non twisting

Gambar 4.50 Perhitungan RULA pada beban 5 kg non twisting akhir

3. RULA awal, video 10


Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

156

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Meja pertama twisting (5 kg)

Gambar 4.51 Perhitungan RULA pada beban 5 kg twisting awal

4. RULA akhir, video 10 Meja pertama twisting

Gambar 4.52 Perhitungan RULA pada beban 5 kg twisting akhir

5. RULA awal, video 13


Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

157

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Meja pertama non twisting (10kg)

Gambar 4.53 Perhitungan RULA pada beban 10 kg non twisting awal

6. RULA akhir, video 13 Meja pertama non twisting (10 kg)

Gambar 4.54 Perhitungan RULA pada beban 10 kg non twisting akhir

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

158

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

7. RULA awal, video 23 Meja pertama twisting (10kg)

Gambar 4.55 Perhitungan RULA pada beban 10 kg twisting awal

8. RULA akhir, video 23 Meja akhir twisting (10 kg)

Gambar 4.56 Perhitungan RULA pada beban 10 kg twisting akhir

9. RULA awal, video 26


Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

159

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Meja pertama non twisting (15 kg)

Gambar 4.57 Perhitungan RULA pada beban 10 kg non twisting awal

10. RULA awal, video 26 Meja pertama non twisting (15 kg)

Gambar 4.58 Perhitungan RULA pada beban 15 kg non twisting awal

11. Rula awal, video 36 (15 kg)


Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 160

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Meja pertama twisting

Gambar 4.59 Perhitungan RULA pada beban 15 kg twisting awal

12. Rula akhir, video 36 (15 kg) Meja pertama twisting

Gambar 4.60 Perhitungan RULA pada beban 15 kg twisting awal

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

161

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

4.5 Perhitungan RULA ( Software CATIA )


Beban 5 Kg Twisting

Gambar 4.61 Perhitungan RULA Catia pada beban 5 kg twisting awal

Gambar 4.62 Perhitungan RULA CATIA pada beban 5 kg twisting akhir

Beban 10 kg Twisting

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

162

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.63 Perhitungan RULA Catia pada beban 10 kg twisting awal

Gambar 4.64 Perhitungan RULA Catia pada beban 10 kg twisting akhir

Beban 15 Kg Nontwisting Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

163

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.65 Perhitungan RULA Catia pada beban 15 kg non twisting awal

Gambar 4.66 Perhitungan RULA Catia pada beban 15 kg nontwisting akhir

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

164

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Beban 15 kg Twisting

Gambar 4.67 Perhitungan RULA Catia pada beban 15 kg twisting awal

Gambar 4.68 Perhitungan RULA Catia pada beban 15 kg twisting akhir Beban 5 Kg Nontwisting

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

165

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.69 Perhitungan RULA Catia pada beban 5 kg no twisting awal

Gambar 4.70 Perhitungan RULA Catia pada beban 5 kg nontwisting akhir

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

166

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Beban 10 Kg Nontwist

Gambar 4.71 Perhitungan RULA Catia pada beban 10 kg nontwisting awal

Gambar 4.72 Perhitungan RULA Catia pada beban 10 kg nontwisting akhir

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

167

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

4.6 Rekap RULA


Berikut ini adalah data rekapan perhitungan RULA baik secara manual maupun CATIA.
4.6.1 RULA Posisi Awal Manual
Tabel 4.2 Rekapitulasi Perhitungan RULA posisi awal No. UAP LAP WP Wrist and Arm Process WT Posture Score A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3 3 2 1 1 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 MUS LS Final Wrist And Arm Score 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 6 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 2 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 3 4 2 2 4 4 3 5 4 3 5 4 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 2 2 2 2 2 5 5 5 5 4 5 2 2 5 5 4 7 5 4 7 7 5 5 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 NP TP Neck, Trunk, and Leg Process LP Posture Score B MUS FS Final Neck, Trunk, Leg Score 8 8 5 5 5 5 5 4 4 8 9 6 8 4 4 8 8 7 10 8 7 10 10 8 6 7 5 7 7 7 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 Final Score

Lanjutan Tabel 4.2 Rekapitulasi Perhitungan RULA posisi awal

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

168

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

28 29 30 31 32 33 34 35 36

2 2 2 2 2 2 2 2 3

2 2 2 2 2 2 2 2 1

3 3 3 2 3 3 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 3 3 4 4 4 4 4 4

1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 2 2 3 1 3 3 1 3

6 6 6 6 6 6 6 6 8

3 3 3 2 4 4 3 4 4

4 3 3 2 4 4 4 4 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1

5 4 3 2 7 7 5 7 6

1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 2 3 3 1 3 3 1 3

8 7 7 6 9 11 9 9 10

7 7 7 7 7 7 7 7 7

Keterangan ; UAP LAP WP WT : Upper Arm Position : Lower Arm Position : Wrist Position : Wrist Trunk

MUS : Muscle Use Score LS NP TP LP : Load Score : Neck Position : Trunk Position : Limb Positio

10_0_1 dua kali

4.6.2 Rula Akhir Manual

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

169

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Tabel 4.3 Rekapitulasi Perhitungan RULA posisi awal Wrist and Arm Process UAP No. LAP WP WT Posture Score A MUS LS Final Wrist and Arm Score 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 3 6 7 6 6 7 7 6 6 7 6 NP Neck, Trunk, and Leg Process TP LP MUS FS Final Posture Neck, Score Trunk, B Leg Score 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 5 4 3 5 3 3 4 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 7 7 6 4 7 4 6 4 4 4 4 3 6 5 4 7 6 4 5 3 4 2 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 7 7 7 7 7 7 10 9 8 7 9 6 9 7 7 7 7 6 9 8 7 10 9 7 9 5 8 6 6

Final Score

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2

3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 3 3

2 3 3 2 2 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3

7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 7 7 7 7 6 7 6 7 7 7

Lanjutan Tabel 4.3 Rekapitulasi Perhitungan RULA posisi awal

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

170

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

30 31 32 33 34 35 36

2 2

2 2

3 3

1 1

4 3

1 1

3 3

7 7

3 4

2 5

1 1

5 7

1 1

3 3

6 11

7 7

3 4 3 3 3

3 3 3 2 1

2 3 2 3 3

1 1 1 1 1

4 5 4 4 4

1 1 1 1 1

3 3 3 3 3

8 9 8 8 8

3 3 2 2 4

3 3 2 2 3

1 1 1 2 1

4 4 2 3 6

1 1 1 1 1

3 3 3 3 3

8 8 6 7 9

7 7 7 7 7

4.6.3 Rekap RULA CATIA

Posisi Awal
Tabel 4.4 Rekap RULA CATIA awal
N o. 1 2 3 4 5 6 Jenis Pengangkata n L 5kg Twisting L 10 Kg Twisting L 15kg Twisting L 5 Kg Nontwisting L 10 kg Nontwist L 15 Kg Nontwisting Score A Lower Wri Arm st 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 Score B Tru Li nk mb 1 2 3 4 3 3 1 1 1 1 1 1 Score C Postur Muscle eB Use 2 2 4 5 4 3 1 1 1 1 1 1

Upper Arm 4 3 2 4 3 2

Tw ist 1 1 1 1 1 1

Ne ck 2 1 2 1 2 1

Postur eA 4 4 3 4 3 3

For ce 2 2 3 2 1 2

Final Score 7 7 7 7 7 7

Posisi akhir

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

171

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Tabel 4.5 Rekap RULA CATIA Awal Jenis Pengangka tan L 5kg Twisting L 10 Kg Twisting L 15kg Twisting L 5 Kg Nontwistin g L 10 kg Nontwist L 15 Kg Nontwistin g Score A Upper Arm 3 2 2 Lower Arm 3 3 2 W ris t 1 1 1 T wi st 1 1 1 Score B Tr Li Ne un m ck k b 4 2 2 5 3 3 1 1 1 Score C Postu re A 4 4 3 Post ure B 7 4 4 Muscl e Use 1 1 1 Fo rce 2 2 3 Final Score 7 7 7

N o.

1 2 3

4 5

3 3

2 2

1 1

1 1

1 2

4 3

1 1

3 3

5 4

1 1

2 2

7 7

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

172

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Analisis RWL dan LI ( Sebelum perbaikan)


NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 ORIGIN RWL ( kg ) LI 8,210 0,609 9,095 0,550 10,195 0,490 5,921 0,844 6,559 0,762 7,352 0,680 8,210 0,609 9,095 0,55 10,195 0,49 5,921 0,84 6,559 0,76 7,352 0,68 8,210 1,22 9,095 1,10 10,195 0,981 5,921 1,689 6,493 1,540 7,352 1,360 8,210 1,218 9,095 1,099 10,195 0,981 5,921 1,69 6,559 1,52 7,352 1,36 8,210 1,83 9,095 1,65 10,195 1,47 6,559 2,29 6,559 2,287 7,352 2,040 DESTINATION RWL ( kg ) LI 0 0 0 0 0 0 5,076 0,985 5,713 0,88 5,018 0,996 6,025 0,83 6,401 0,78 4,757 1,05 0 0 0 0 0 0 5,498 1,819 6,386 1,566 4,562 2,192 6,267 1,60 6,386 1,57 5,223 1,91 0 0 0 0 0 0

Lanjutan Tabel 4.1 Rekap Manual RWL dan LI

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

173

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

31 32 33 34 35 36

8,210 9,095 10,195 5,921 6,559 7,352

1,827 1,649 1,471 2,533 2,287 2,040

6,476 6,245 4,959 6,054 6,301 5,687

2,316 2,402 3,025 2,478 2,381 2,638

RWL (Recommended Weight Limit) merupakan batasan beban yang direkomendasikan kapada operator yang akan mengangkat beban, sedangkan LI (Lifting Indeks) merupakan estimasi sederhana terhadap resiko cedera yang

diakibatkan oleh overexertion. RWL dan LI diperngaruhi oleh LC, HM, VM, DM, AM, FM dan CM. Aktifitas mengangkat dengan nilai LI > 1 (moderately stressful task), akan meningkatkan keluhan terhadap sakit pinggang ( LBP), oleh karena itu, maka beban kerja harus didesain sedemikian rupa sehingga nilai LI 1. untuk beban kerja LI>1, mengandung resiko keluhan sakit pinggang, sedangkan untuk nilai LI > 3 (highly stressfull task), menyebabkan overexertion. Sehingga direkomendasikan nilai LI harus < 1, agar kecelakan kerja dapat di minimalisir. Dari data rekap manual RWL dan LI diatas dapat terlihat bahwa terdapat nilai RWL dan LI yang belum memenuhi nilai LI < 1. Sehingga diperlukan perbaikan dalam proses pengangkatan tersebut. Pada percobaan ini nilai RWL dan LI bervariasi,sebagai contoh yaitu; Untuk pengangkatan yang nilai LI < 1, yaitu pada pengangkatan 1

Origin dimana diperoleh nilai RWL= 8,210 kg dan LI =0,609 Untuk pengangkatan yang nilai LI > 1, yaitu pada pengangkatan 12 Destination dimana diperoleh nilai RWL= 4,757 kg dan LI = 1,05 Untuk pengangkatan yang nilai LI > 3, yaitu pada pengangkatan 33 Destination dimana diperoleh nilai RWL= 1,471 kg dan LI = 3,025 Untuk pengangkatan yang nilai LI = , yaitu pada pengangkatan 1 Destination dimana diperoleh nilai RWL= 0 kg dan LI =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

174

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

5.2 Analisis Pengaruh H, V, Perpindahan, Frekuensi, Pengangkatan Posisi, Pemindahan, Dan Efek Kopling Ditambah Perhitungan Perbaikan
Sampel Perhitungan Perhitungan Manual (1) Berat Beban : 5 kg H awal : 38.8 V awal : 20 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 00 Hakhir : 69.7 Vakhir : 50 Frequency : 4

RWL Origin : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/38.8 = 0.644 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 8.210 kg

Lifting Index Origin =

= 0.609

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

175

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : Karena H > 63, maka HM = 0 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95

Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 0 kg

Lifting Index Destination = Perhitungan Manual (10) Berat Beban 5 kg H awal : 53,8 V awal : 20 Sudut awal : 00 Sudut Akhir : 900 Hakhir : 41,7 Vakhir : 50 Frequency : 4

RWL Origin : LC : 23 kg

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

176

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

HM VM DM AM FM

: 25/H = 25/53,8 = 0.465 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |00 | ) = 1 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V 30 dan 1 jam work duration 2 jam )

CM

: Fair dengan V75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.465 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 5,921 kg

Lifting Index Origin =

= 0.84

RWL Destination : LC HM VM DM AM FM : 23 kg : 25/H = 25/41,7 = 0,60 : 1- (0.003 | V 75 |) = 1 ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925 : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97 : 1 ( 0.0032 |A| ) = 1 ( 0.0032 |900 | ) = 0,712 : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan V > 30 dan 1 jam work duration 2 jam ) CM : Fair dengan V 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95

Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0.60x 0.925 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 0,95 = 6,025 kg

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

177

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Lifting Index Destination =

= 0.83

Analisis pengaruh H, V, perpindahan, frekuensi, pengangkatan posisi, pemindahan, dan efek kopling ditambah perhitungan perbaikan Besarnya H dari percobaan 1 meja pertama di dapatkan H sepanjang 38.8 sm. Hal ini berpengaruh terhadap nili HM yaitu hasil perbandingan antara nilai 25 dengan jarak horizontal. Semakin besar nilai H maka nilai HM akan semakin kecil, dalm hal ini pengecualian bila nilai H dibawah 25 maka nilai HM akan secara otomatis menjadi 1. Dan bila nilai H lebih dari 63 maka nilai HM secara otomatis adalah nol (0). Pada percobaan 1 didapatkan nilai HM 0.644, sedang pada percobaan ke 10 diperoleh nilai HM 0.465 dengan nilai H adalah 53.8 cm. V atau jarak vertikal juga berpengaruh terhadap nilai RWL maupun LI karena semakin kecil jarak vertikalnya maka akan semakin kecil pula nilai VM yang dihasilkan, dengan demikian maka nilai RWL akan semakin kecil dan nilai LI akan semakin besar. Besar peprpindahan atau D juga mempunyai pengaruh terhadap nilai RWL dan LI pada percobaan 1 dan semuanya diperoleh nilai DM yang sama, hal ini karena nilai D pada percobaan kali ini berniali sama yaitu 30 cm. Dengan kriteria pengukuran tinggi 20 cm, 50 cm,dan 80 cm. Semakin kecil jaraknya makan akan semakin besar nilai DM nya. Selanjuntnya adalah frekuensi (FM) dan efek kopling (CM), frekuensi dan efek kopling yang diperoleh juga dapat mempengaruhi besar kecilnya hasil perhitungan LI, untuk menghasilkan nilai LI kurang dari 1 maka harus dilakukan perbaikan, baik itu memperkecil jarak akhir maupun memperkecil frekuensi serta memperbaiki koplingnya. Pada percobaan kali ini frekuensi yang diambil adalah sebesar 4, nilai ini kemudian dicari untuk mengasilkan angka frekuensi 4 lift/menit. Angka ini merupakan standar yang diterapkan oleh suatu perusahaan. Setelah kita mendapatkan angka-angka di
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

178

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

sebelumnya maka saatnya menentukan nilai kopling dari tabel yang tersedia. Nilai kopling dalam hal ini terdapat 3 kriteria yaitu Good, fair dan poor. Bila pekerjaan terasa nyaman maka bisa dikatakn baik maka dinyatakan Good, bila pekerjaan terasa kurang nyaman maka fair, dan jika pekerjaan sangat tidak nyaman dikatakan poor. Masing masing keadaan tersebut mempunyai nilai masing masing sesuai dengan nilia V nya. Bila V kurang dari 75 maka secara berurutan nilai good, fair, poor adalah 1, 0.95 dan 0.90. sedang bila V diatas 75 maka nilai good, fair, poor nya adalah 1, 1, 0.9. semakin besar nilai CM maka akna semakin besar pula nilai RWL nya, dan karena itu maka akan semakin kecil nilia LI nya sekitar kurang dari 1. Dengan demikian resiko terjadinya keluhan muskuloskeletal dapat terhindar.

5.3 Analisa RWLH dan LI ( Setelah Perbaikan )


Perbandingan hasil perhitungan manual RWLH dan LI sebelum perbaikan dan setelah perbaikan. Tabel perhitungan manual RWLH dan LI sebelum perbaikan
NO 22 BEBAN ( kg ) 10 AWAL AKHIR 30 15 AWAL AKHIR 33 15 AWAL AKHIR H 53,80 40,09 53,80 98,00 38,80 51,60 V 20,00 50,00 80,00 110,00 80,00 110,00 D 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 F 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 C 0,95 0,95 1,00 1,00 1,00 1,00 LC 23,00 23,00 23,00 23,00 23,00 23,00 HM 0,465 0,624 0,465 0,000 0,644 0,484 VM 0,835 0,925 0,985 0,895 0,985 0,895 DM 0,97 0,97 0,970 0,970 0,970 0,970 FM 0,72 0,72 0,720 0,720 0,720 0,720 CM 0,95 0,95 1,000 1,000 1,000 1,000 AM 1,000 0,712 1,000 1,000 1,000 0,712 RWL ( kg ) 5,921 6,267 7,352 0,000 10,195 4,959 LI

1,69

1,60

2,040

0,000

1,471

3,025

Tabel perhitungan manual RWLH dan LI setelah perbaikan


NO 22 BEBAN ( kg ) 10 AWAL AKHIR 30 15 AWAL AKHIR 33 15 AWAL AKHIR H 31,50 25,00 24,00 25,00 26,00 17,00 V 20,00 50,00 80,00 96,00 80,00 110,00 D 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 F 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 C 0,95 0,95 1,00 1,00 1,00 1,00 LC 23,00 23,00 23,00 23,00 23,00 23,00 HM 0,794 1,000 1,042 1,000 0,962 1,471 VM 0,835 0,925 0,985 0,937 0,985 0,895 DM 0,97 0,97 0,970 0,970 0,970 0,970 FM 0,72 0,72 0,720 0,720 0,720 0,720 CM 0,95 0,95 1,000 1,000 1,000 1,000 AM 1,000 0,712 1,000 1,000 1,000 0,712 RWL ( kg ) 10,113 10,050 16,482 15,051 15,214 15,053 LI

0,99

0,99

0,910

0,997

0,986

0,996

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

179

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Analisis : Dari tabel dapat dilihat perbedaan hasil perhitungan manual RWLH dan LI

sebelum perbaikan dengan RWLH dan LI setelah perbaikan. Perbaikan perhitungan RWLH dan LI betujuan untuk memperoleh nilai RWLH dan LI yang dapat meminimalkan terjadinya kecelakan kerja terhadap operator yaitu dengan nilai LI < 1. Perbaikan dari perhitungan manual dilakukan dengan mengubah nilai dari variabelvariabel H,V, F dan juga sudut. Pada perhitungan perbaikan no.22, mengganti nilai H awal (sebelum)= 53,8 menjadi H awal (setelah)= 31,5 dari hasil perhitungan tersebut maka nilai LI berubah dari LI (sebelum) = 1,69 menjadi nilai LI ( setelah ) = 0,99. Maka LI < 1, sehingga pengangkatan beban secara manual dapat dilakukan tanpa mengakibatkan kecelakaan kerja.

5.4 Analisis Perbedaan Hasil RWL dan LI Manual Vs CATIA


Perhitungan nilai RWL dan LI baik dengan cara manual maupun dengan software CATIA terdapat selisih angka yang tidak terlalu besar. Sebagai contoh, perhitungan RWL dan LI untuk percobaan pertama yaitu pengangkatan beban seberat 5 kg dengan jarak kaki ke box 0 cm diperoleh nilai LI awal sebesar 0,60 sedangakan pada CATIA diperoleh nilai LI sebesar 0,59. Perbedaan disini tidak terlalu signifikan dikarenakan pada perhitungan RWL dan LI menggunakan software CATIA penempatan titik titik acuan untuk pengukuran jarak horisontal dan vertikal diusahakan sebisa mungkin sama dengan jarak horizontal dan vertikal pada saat praktikum.Contohnya, jarak horizontal pada saat praktikum adalah 38,8 cm sedangkan di CATIA dibuat sedekat mungkin yaitu dengan jarak 38,79. Tetapi pada hasil akhirnya nilai 37,79 tersebut secara otomatis terkonversi ke 38,8 cm oleh software CATIA sehingga hasil akhir perhitungan RWL nya tidak jauh berbeda.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

180

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

5.5 Analisis RULA


RULA adalah sebuah metode untuk menilai postur, gaya dan gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper limb). Metode ini dikembangkan untuk menyelidiki resiko kelainan yang akan dialami oleh seorang pekerja dalam melakukan aktivitas kerja yang memanfaatkan anggota tubuh bagian atas (upper limb). Pada metedo ini untuk mendapatkan nilai yang mendeskripsikan keadaan postur tubuh yaitu dengan menggunakan prosedur RULA. Prosedur dalam pengembangan metode RULA meliputi tiga tahap. Tahap pertama adalah pengembangan metode untuk merekam postur kerja, tahap kedua adalah pengembangan sistem penilaian dengan skor, dan yang ketiga adalah pengembangan dari skala tingkat tindakan yang memberikan panduan pada tingkat resiko dan kebutuhan tindakan untuk mengadakan penilaian lanjut yang lebih detail.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

181

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Pada percobaan yang kami lakukan nilai rata-rata untuk RULA yang dihasilkan adalah skornya 7. Skor ini merupakan angka yang cukup kritis kerena skor ini berada pada action level 4 dimana Skor 7 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan dibutuhkan sesegera mungkin (mendesak). Nilai 7 ini merupakan Grand skor dari tahaptahapan yang ada, dengan memperhatikan tabel a (skor postur Grup A meliputi upper dan lower), tabel b (skor postur Grup B meliputi neck dan trunk). Sedangkan untuk menentukan skor postur tubuh grup A dan B kita wajib mengetahui besar sudut yang terjadi ketika tubuh bagian atas kita beraktivitas. Skor nilai yang paling baik seharusnya adalah antara 1 dan 2 berada pada action level 1 yang menunjukkan bahwa postur dapat diterima selama tidak dijaga atau berulang untuk waktu yang lama. Akan tetapi untuk mendapatkan keadaan tersebut sangatlah sulit, apalgi dengan beban yang cukup berat. Skor 7 yang kami peroleh dari perhitungan RULA ini bisa disebabkan oleh beberapa sebab, yang pertama adalah sudut yang dibetuk pada posisi upper arm tertalu lebar, sehingga menghasilkan sudut yang relatif basar, begitu juga pada saat lower arm dan Trunk.

5.6 Analisis RULA untuk perbaikan hasil software RULA


Pada perhitungan RULA menggunakan software RULA maupun Software CATIA secara umum tidak terdapat perbandingan nilai hasil akhir RULA. Pada perhitungan menggunakan software RULA semua hasil akhir RULA bernilai 7. Ini berarti posisi kerja dan kondisi kerja pekerja sangat berbahaya dan harus segera dilakukan investigasi. Artinya jika posisi ini terus dibiarkan, akan memebahayakan kondisi pekerja. Sedangakan untuk perhitungan CATIA semua hasil akhir RULA bernilai 7. Artinya perhitungan RULA dengan software maun dengan CATIA penempatan posisi ataupun penganalisisan posisi kerjanya tepat, tidak dapat perbedaan yang signifikan.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

182

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

5.7 Analisis perbaikan hasil RULA (software RULA Vs catia)


Perhitungan nilai RULA baik dengan CATIA maupun dengan software RULA diperoleh nilai 7 artinya perlu perbaikan dengan sangat segera. Untuk perbaikan nilai ini maka langakah yang diambil adalah tidak menganjurkan bagi pekerja untuk mengangkat beban tersebut. Tapi beban dapat dipindahkan dengan cara menggunakan alat bantu sehingga dapat mengutrangi resiko peregangan otot yang berlebihan dan tidak membahayakan pekerja. Selain itu hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengurangi beban yang diangkat oleh pekerja sehingga dengan demikian tidak menimbulkan resiko bagi pekerja. Nilai RULA yang baik dengan Lifting Index bernilai 1, artinya kondisi tersebut dapat diterima. Untuk memperoleh nilai tersebut maka diadakanlah perbaikan baik secara administrative control ataupun engineering control. Administrative control dilakukan dengan cara pemberian pelatihan kepada pekerja mengenai pentingnya posisi kerja ataupun dengan pembagian kerja secara shift shift atau rolling kerja,dimana pada satu waktu pekerja yang satu ditempatkan ke pekerjaan yang lain. Secara engineering control dilakukan perbaiakan dengan rekayasa pada

sistem kerja ataupun peralatan kerja yang digunakan, Misalnya dengan menggunakan pegangan box yang aman, yang mudah dijangkau sehingga pekerja merasa nyaman dalam bekerja.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

183

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1 1.2 Tujuan ................................................................................................................................. 1 1.3Pembatasan Masalah ........................................................................................................... 2 1.4 Metodelogi Penulisan ......................................................................................................... 3 Gambar 1.1 Flowchart Metodologi Penilusan .............................................................................. 3 1.5 Sistematika Penulisan ......................................................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 5 2.1 Biomekanika .................................................................................................................. 5 Faktor Penyebab Terjadinya Keluhan Muskuloskelatal ........................................ 6 Mengukur dan Mengenali Sumber Penyebab Keluhan Muskoskeletal ................ 8

2.1.1 2.1.2

Gambar 2.1 Reprentasi dari lokasi tangan .................................................................................. 12 Gambar 2.2 Ilustrasi sudut putar saat memindahkan beban ..................................................... 12 Tabel 2.1 Faktor pengali kopling ................................................................................................. 14 2.1.3 Langkah-Langkah Mengatasi Keluhan Muskoskelektal ............................................ 17 2.1.4 2.1.4.1 2.1.4.2 Rapid Upper Limb Assessment (RULA)................................................................ 18 Definisi ............................................................................................................ 18 Prosedur .......................................................................................................... 19

Gambar 2. 3 Standar RULA untuk postur lengan atas ................................................................ 20 Gambar 2. 4 Standar RULA untuk postur lengan bawah ............................................................ 21 Gambar 2. 6 Standar RULA untuk postur leher .......................................................................... 22 Gambar 2. 7 Standar RULA untuk postur punggung ................................................................... 23 Gambar 2.8 Diagram Penilaian RULA.......................................................................................... 27 Gambar 2.9 Lembar Kerja Penilaian RULA .................................................................................. 29 2.1.5 Software CATIA .......................................................................................................... 29 2.1.6 Software RULA (Rapid Upper Limb Assessment) ....................................................... 32 Gambar 2.10 Tampilan Software Penilaian RULA ....................................................................... 32 BAB III .......................................................................................................................................... 33 PENGUMPULAN DATA ................................................................................................................ 33 3.1 RWLH................................................................................................................................. 33 3.2 Data RULA ......................................................................................................................... 34

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

184

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 3.2 penentuan titik kiri .................................................................................................. 35 Gambar 3.4 penentuan titik thrunk ............................................................................................ 35 Gambar 3.5 penentuan titik upper arm kanan .......................................................................... 36 Gambar 3.6 penentuan titk lower arm k ................................................................................... 36 Gambar 3.7 penentuan titik thrunk ............................................................................................ 36 BAB IV.......................................................................................................................................... 38 PENGOLAHAN DATA ................................................................................................................... 38 4.1 Perhitungan RWLH dan LI (Worksheet) ............................................................................ 38 Gambar 4.1 Worksheet Percobaan 1 .......................................................................................... 38 Gambar 4.3 Worksheet Percobaan 3 .......................................................................................... 40 Gambar 4.4 Worksheet Percobaan 4 .......................................................................................... 41 Gambar 4.5 Worksheet Percobaan 5 .......................................................................................... 42 Gambar 4.6 Worksheet Percobaan 6 .......................................................................................... 43 Gambar 4.7 Worksheet Percobaan 7 .......................................................................................... 44 Gambar 4.8 Worksheet Percobaan 8 .......................................................................................... 45 Gambar 4.9 Worksheet Percobaan 9 .......................................................................................... 46 Gambar 4.10 Worksheet Percobaan 10 ...................................................................................... 47 Gambar 4.11 Worksheet Percobaan 11 ...................................................................................... 48 Gambar 4.12 Worksheet Percobaan 12 ...................................................................................... 49 Gambar 4.13 Worksheet Percobaan 13 ...................................................................................... 50 Gambar 4.14 Worksheet Percobaan 14 ...................................................................................... 51 Gambar 4.15 Worksheet Percobaan 15 ...................................................................................... 52 Gambar 4.16 Worksheet Percobaan 16 ...................................................................................... 53 Gambar 4.17 Worksheet Percobaan 17 ...................................................................................... 54 Gambar 4.18 Worksheet Percobaan 18 ...................................................................................... 55 Gambar 4.19 Worksheet Percobaan 19 ...................................................................................... 56 Gambar 4.20 Worksheet Percobaan 20 ...................................................................................... 57 Gambar 4.21 Worksheet Percobaan 21 ...................................................................................... 58 Gambar 4.22 Worksheet Percobaan 22 ...................................................................................... 59 Gambar 4.23 Worksheet Percobaan 23 ...................................................................................... 60 Gambar 4.24 Worksheet Percobaan 24 ...................................................................................... 61

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

185

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

Gambar 4.25 Worksheet Percobaan 25 ...................................................................................... 62 Gambar 4.26 Worksheet Percobaan 26 ...................................................................................... 63 Gambar 4.27 Worksheet Percobaan 27 ...................................................................................... 64 Gambar 4.28 Worksheet Percobaan 28 ...................................................................................... 65 Gambar 4.29 Worksheet Percobaan 29 ...................................................................................... 66 Gambar 4.30 Worksheet Percobaan 30 ...................................................................................... 67 Gambar 4.31 Worksheet Percobaan 31 ...................................................................................... 68 Gambar 4.32 Worksheet Percobaan 32 ...................................................................................... 69 Gambar 4.33 Worksheet Percobaan 33 ...................................................................................... 70 Gambar 4.34 Worksheet Percobaan 34 ...................................................................................... 71 Gambar 4.35 Worksheet Percobaan 35 ...................................................................................... 72 Gambar 4.36 Worksheet Percobaan 36 ...................................................................................... 73 4.2 Perhitungan RWLH dan LI (Catia) ...................................................................................... 74 Gambar 4.37 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg non twisting awal menggunakan software catia ............................................................................................................................. 74 Gambar 4.38 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg non twisting akhir menggunakan software catia ............................................................................................................................. 75 Gambar 4.39 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg twisting awal menggunakan software catia ............................................................................................................................................. 76 Gambar 4.40 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg twisting akhir menggunakan software catia ............................................................................................................................................. 77 Gambar 4.42 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg non twisting akhir menggunakan software catia ............................................................................................................................. 78 Gambar 4.43 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg twisting awal menggunakan software catia ............................................................................................................................. 79 4.3 Rekap Manual RWLH dan LI .............................................................................................. 82 4.3 Rekap RWL dan LI............................................................................................................ 154 4.4 Perhitungan RULA ( Software RULA ) .............................................................................. 156 4.5 Perhitungan RULA ( Software CATIA ) ............................................................................. 162 4.6 Rekap RULA ..................................................................................................................... 168 4.6.1 RULA Posisi Awal Manual ........................................................................................ 168 4.6.3 Rekap RULA CATIA ................................................................................................... 171 BAB V......................................................................................................................................... 173 Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

186

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 2 Biomekanika Dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA Kelompok 24

ANALISIS DATA .......................................................................................................................... 173 5.1 Analisis RWL dan LI ( Sebelum perbaikan) ..................................................................... 173 5.2 Analisis Pengaruh H, V, Perpindahan, Frekuensi, Pengangkatan Posisi, Pemindahan, Dan Efek Kopling Ditambah Perhitungan Perbaikan .................................................................... 175 5.3 Analisa RWLH dan LI ( Setelah Perbaikan ) ..................................................................... 179 5.4 Analisis Perbedaan Hasil RWL dan LI Manual Vs CATIA .................................................. 180 5.5 Analisis RULA ................................................................................................................... 181 5.6 Analisis RULA untuk perbaikan hasil software RULA ...................................................... 182 5.7 Analisis perbaikan hasil RULA (software RULA Vs catia) ................................................. 183

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

187

Anda mungkin juga menyukai