Anda di halaman 1dari 12

BAB 3

TENDENSI SENTRAL
TENDENSI SENTRAL
Pengantar
Tendensi sentral sering kali dianggap sebagai cerminan atau gambaran dari
suatu distribusi gejala. Karena itu tendensi sentral merupakan informasi yang sangat
penting. Kita dapat memahami keadaan suatu distribusi jika kita mengetahui
tendensi sentralnya.
Mengenai apa yang dimaksud dengan tendensi sentral, bagaimana cara
menentukannya, dan gunanya untuk apa, akan dijelaskan dalam uraian pokok
bahasan ini. Namun agar lebih mudah untuk memahami uraian dalam bab 3 ini
pembaca dianjurkan mempelajari uraian dalam bab 2 terlebih dahulu.
Setelah mempelajari bab 3 ini pembaca diharapkan dapat:
1. Memahami pengertian nilai sentral.
2. Menentukan nilai-nilai sentral dari suatu distribusi.
3. Memahami penggunaan masing-masing nilai sentral.
35
TENDENSI SENTRAL
A. Rerata
Nilai sentral adalah nilai atau angka yang menjadi pusat suatu
distribusi. Nilai sentral sering kali dipandang sebagai representasi dari suatu
distribusi, disamping itu nilai sentral juga dapat digunakan untuk
memperbandingkan keadaan berbagai kelompok data. Ada tiga macam nilai
sentral, yaitu rerata atau mean (M), Modus atau nilai yang sering muncul (Mo),
dan Median (Me) atau nilai tengah.
Rerata atau mean adalah angka yang diperoleh dengan membagi
jumlah nilai (X) dengan jumlah individu (n). Jadi secara ringkas dapat ditulis :

n
X
M

(Rumus 3.1.)
M = Mean
X = Jumlah nilai
n = Jumlah individu
Misalkan, ada empat orang mahasiswa, masing-masing mempunyai
nilai statistika 4, 2, 2, dan 3, nilai rerata dari keempat mahasiswa tersebut adalah
:
75 , 2
4
3 2 2 4

+ + +
M
Jika data cukup besar dan telah dikelompokkan rumus (3.1) diatas diubah
menjadi :
n
fx
M

(Rumus 3.2.)
Contoh :
Dua puluh orang mahasiswa masing-masing memperoleh nilai ujian seperti pada
tabel 3.1.
36
Tabel 3.1. : Nilai Ujian 20 Mahasiswa
X f fX
5 2 10
4 6 24
3 5 15
2 4 8
1 3 3
20 60
n
fX
M

= 3
20
60

Rumus 3.2. berlaku untuk distribusi frekuensi tunggal maupun


distribusi frekuensi bergolong, dengan pengertian symbol X pada distribusi
frekuensi bergolong adalah titik tengah, atau mid point dari masing-masing
interval kelas. Sebagai contoh perhatikan nilai rerata dari table 3.2.
Tabel 3.2. : Sekor Tes Kecemasan 50 Siswa.
Interval X f fX
42 46 44 3 132
37 41 39 7 273
32 36 34 6 204
27 31 29 9 261
22 26 24 11 264
17 21 19 9 171
12 16 14 5 70
- 50 1375
n
fX
M

= 5 , 27
50
1375

Cara lain menghitung rerata adalah dengan menggunakan terkaan (mean duga)
i
n
fx
MT M
1
1
]
1

+

1
'
(Rumus 3.3.)
M = Rerata
MT = Rerata Terkaan (titik tengah dari interval kelas yang diduga mengandung
rerata.
x = Durasi akibat kesalahan terkaan
i = Lebar interval kelas
n = Jumlah individu
37
Untuk menghitung rerata dengan menggunakan rumus (3), akan menempuh
langkah-langkah :
a. Menerka letak rerata (boleh di sembarang interval kelas), misalnya pada tabel
3.3 kita terka letak reratanya ada pada interval kelas 27 31, maka MT = 29.
Secara teoritik kita dapat meletakkan MT pada interval kelas manapun akan
menghasilkan harga rerata yang sama.
Tabel 3.3. : Tabel Untuk Menentukan Rerata DenganTerkaan
Interval X f x fx
42 46 44 3 +3 9
37 41 39 7 +2 14 +29
32 36 34 6 +1 6
27 31 29 9 0 0
22 26 24 11 -1 -11
17 21 19 9 -2 -18 -44
12 16 14 5 -3 -15
- 50 - -15
b. Memberi harga deviasi masing-masing kelas interval pada kolom x. Pada
kelas interval yang diduga mengandung MT, deviasinya sama dengan nol.
Selanjutnya deviasi-deviasi pada kelas interval diatas kelas interval yang
mengandung MT diberi tanda positif dan deviasi-deviasi dibawah kelas
interval yang mengandung MT diberi tanda negative. Deviasi diatas MT
secara berturut-turut dari bawah ke atas adalah +1, +2, dan +3. Deviasi
dibawah MT secara berturut-turut dari atas adalah -1, -2, dan -3.
c. Menghitung hasil perkalian antara kolom f dan kolom x pada setiap baris
interval (interval kelas), dan mengisikan pada kolom fx.
d. Menjumlahkan isi kolom fx.
e. Memasukkannya ke dalam rumus 3.3.
i
n
fx
MT M
1
1
]
1

+

1
'
5
50
15
29
,
_

+
38

= 29 1,5 = 27,5

Misalkan kita memindahkan MT pada interval kelas yang lain, apakah
harga rerata yang diperoleh akan sama?
Secara teoritik kita bebas meletakkan MT pada interval kelas
manapun, akan menghasilkan harga rerata yang sama. Namun demikian perlu
diingat bahwa maksud digunakannya rumus terkaan (rumus 4.3) adalah supaya
kita bekerja mudah, bekerja dengan angka kecil. Oleh Karena itu usahakan kita
menerka tidak terlalu jauh dengan harga rerata yang sesungguhnya.
Komponen
i
n
fx
1
1
]
1

1
dalam rumus 3.3 merupakan komponen
koreksi, kalau kita menerka terlalu tinggi, maka komponen koreksi tersebut
menjadi negative, sebaliknya jika terkaan terlalu rendah, maka komponen
koreksinya positif. Pada contoh diatas tadi, karena terkaan kita terlalu tinggi (MT
= 29) dan M = 27,5 maka komponen koreksinya negative (-1,5).
Tabel 3.4 Tabel kerja untuk menghitung rerata dengan umus terkaan
Interval X f x
1
fx
1
42 46 44 3 +4 12
37 41 39 7 +3 21 54
32 36 34 6 +2 12
27 31 29 9 +1 9
22 26 24 11 0 0
17 21 19 9 -1 -9 -19
12 16 14 5 -2 -10
- 50 - 35
Jika kita gunakan MT = 24, maka kita akan memperoleh komponen
koreksinya sebesar 35. Perhatikanlah perhitungan dibawah ini dengan bahan
dari tabel 3. 4 (dari table 3.2).
i
n
fx
MT M
1
1
]
1

+

1
5
50
35
24
1
]
1

+
= 24 + 3,5 = 27,5
39
Perlatihan 3.1
1. Hasil tes matematika dari 40 siswa SMP adalah :
3 5 6 4 7 8 6 3 4 4 5 4 5 6 6
6 7 5 6 6 8 8 8 4 6 6 7 6 7 7
6 7 8 3 5 5 5 7 6 3
Tugas anda :
a. Sajikan dalam bentuk tabel!
b. Tentukan berapa reratanya!
2. Tentukanlah rerata dari data dalam tabel 4.5. dibawah ini .
Tabel 3.5. Nilai Ujian 80 Mahasiswa
Interval 91-100 81-90 71-80 61-70 51-60 41-50 31-40
frekuensi 12 20 25 15 5 2 1
B. Modus
Modus adalah data yang sering muncul atau fenomena yang paling
banyak terjadi. Dalam keadaan tidak disadari modus sering digunakan untuk
menyatakan rerata kualitatif. Seperti: Pada umumnya kecelakaan lalu-lintas
disebabkan oleh kecerobohan pengemudi.
Pada data kuantitatif modus ditentukan dengan cara mencari data
yang mempunyai frekuensi tertinggi diantara kelompok data tersebut. Misalnya
deretan angka 3 4 5 4 4 3 6, modusnya adalah 4, karena paling sering
muncul atau frekuensinya tertinggi.
Jika datanya telah tersusun dalam tabel distribusi frekuensi,
modusnya ditentukan dengan rumus :
40
i
sa sb
sb
Bbny M
o
1
]
1

+
+
..........(Rumus 3.4)
M0 = Modus
Bbny = Batas bawah nyata dari kelas yang mengandung modus.
sb = Selisih frekuensi kelas yang mengandung M0 dengan frekuensi kelas
dibawahnya.
sa = Selisih frekuensi kelas yang mengandung M0 dengan frekuensi kelas
diatasnya.
i = Lebar interval.
Contoh penggunaan rumus 3.4
Tabel 3.6. : Nilai IPA 50 Siswa
Nilai f
35 39 2
30 34 8
25 29 8
20 24 18
15 19 12
10 14 2
50
1. kelas yang mengandung M0 adalah 20 24 yang mempunyai f tertinggi
yaitu 18).
2. Bbny = 19,5.
3. sb = 18 12 = 6
4. sa = 18 8 = 10
5. i = 5
5
10 6
6
5 , 19
0
1
]
1

+
+ M
= 21,375
Dalam suatu distribusi data modus boleh jadi lebih dari satu seperti
pada tabel 3.7. Modus dari tabel 3.7. adalah 3 dan 2, karena nilai-nilai tersebut
mempunyai frekuensi tertinggi, masing-masing 20.
Tabel 3.7. : Nilai IAD 50 Mahasiswa
Nilai f
4 5
3 20
2 20
41
1 3
0 2
50
Perlatihan 3.2
Tentukanlah modus dari kedua tabel dibawah ini!
Tabel 3.8. : Sekor tes kecemasan
Nilai f
21 23 2
18 20 8
15 17 20
12 14 22
9 11 15
6 8 3
Tabel 3.9. : Nilai Ujian 75 Siswa
Nilai f
77 87 5
66 76 8
55 65 12
44 54 20
33 43 15
22 32 10
11 21 5
C. Median
Median atau nilai tengah adalah suatu nilai yang membatasi 50%
frekuensi distribusi di bagian bawah dan 50% frekuensi distribusi di bagian atas.
Dalam deretan angka yang telah diurutkan median (Me) adalah angka yang
terletak ditengah-tengah.
Contoh, dari deretan angka 2 3 3 4 5 6 6, mediannya adalah 4,
dan dari deretan data 2 3 3 4 5 5, mediannya adalah 3,5.
Dalam data yang cukup banyak atau telah tersusun dalam tabel
distribusi frekuensi mediannya ditentukan dengan rumus 3.5.
i
f
fk n
Bbny M
b
e 1
]
1


+
2 / 1
.(Rumus 3.5)
Me = Median
fkb = Frekuensi kumulatif dibawah frekuensi kumulatif yang
mengandung Me
f = Frekuensi dari kelas yang mengandugn Me
i = Lebar interval kelas yang mengandung Me
Contoh penggunaan rumus 3.5.
42
Tabel 4.10. : Nilai ujian 80 mahasiswa
Nilai f fk
91 100 12 80
81 90 20 68
71 80 25 48
61 70 15 23
51 60 5 8
41 50 2 3
31 40 1 1
80 -
Langkah-langkah penggunaan rumus 3.5.
1. Menghitung N = x 80 = 40.
2. Mencari dikolom fk angka terdekat dengan N (=40) tetapi tidak boleh
kurang dari N dan ternyata yang terdekat dengan 40 adalah 48.
3. Menentukan kelas yang mengandung median, yaitu yang mempunyai fk = 48
adalah 71 80.
4. Menentukan Bbny dari kelas 71 80, yaitu 70,5.
5. Mencari f dari kelas 71 80, yaitu 25.
6. Mencari fkb yaitu angka pada kolom fk yang terletak tepat dibawah 48 adalah
23.
7. Menentukan i yaitu = 10.
i
f
fk n
Bbny M
b
e 1
]
1


+
2 / 1

10
25
23 40
5 , 70
1
]
1


+
= 77,3
Perlatihan 3.3
Dari tabel 3.8. dan 3.9. dalam perlatihan 3.2. tentukan median masing-masing!
43
Letak M
e
fk
b
f
D. Letak Dan Kegunaan Tendensi Sentral
Letak rerata, modus, dan median dalam suatu distribusi sangat
tergantung pada bentuk distribusinya. Pada distribusi normal, letak ketiga
tendensi sentral itu berhimpit. Distribusi normal adalah distribusi simetris yang
kurvanya berbentuk bel (genta).
kurve
X
M
Mo
Me
Grafik 3.1. Letak M, Mo, dan Me pada distribusi normal
Dalam distribusi yang juling maka letak ke tiga tendensi sentral
diilustrasikan seperti pada grafik 3.2 dan 3.3.
Mo Me M
Grafik 3.2 Letak Letak M, Mo, dan Me pada kurve juling positif
44
M, Me, Mo
Grafik 3.3 Letak Letak M, Mo, dan Me pada kurve juling negatiff
Kapan kita menggunakan rerata, modus, dan median, sebagai ukuran
tendensi sentral?
Untuk penggunaan ketiga tendensi sentral walaupun belum menggambarkan
semua kemungkinan, secara ringkas dapat dikemukakan:
1. Rerata merupakan tendensi sentral yang paling mantap, oleh karena itu orang
cendenrung menggunakan rerata (M) sebagai ukuran tendensi sentral,
terutama jika distribusinya normal. Disamping itu rerata dapat digunakan
untuk dasar perhitungan statistik selanjutnya.
2. Median dianggap paling tepat sebagai ukuran tendensi sentral, jika
distribusinya mempunyai keistimewaan, seperti juling, atau adanya bahan-
bahan yang tidak lengkap.
3. Modus digunakan jika dalam keadaan tertentu dan atau darurat seperti :
waktu yang sangat terbatas.
45

Anda mungkin juga menyukai