Anda di halaman 1dari 14

Laporan Individu 06 Juli 2012

LAPORAN TUTORIAL MODUL 1 KEGEMUKAN OBESITAS BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME

Disusun Oleh : Nama Stambuk Kelompok Pembimbing : Breliantina Fitrian Damayanti : 11-777-018 : 4 (Empat) : dr. Kurnia Retnowati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU 2012

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Skenario Seorang Pria umur 44 tahun, datang ke dokter untuk pemeriksaan kesehatan rutin. Dari anamnesis diketahui bahwa ibu dari pria tersebut menderita diabetes. Ia tidak merokok, pemeriksaan fisis TB 160 cm, BB 78 kg, LP 99 cm, TD 150/95 mmHg. Pemeriksaan fisik lain dalam keadaan normal. Setelah diperiksa laboratorium didapatkan hasil sebagai berikut : GDP 110 mg/dl, kol total 280 mg/dl, LDL kol 180 mg/dl, HDL kol 32 mg/dl, asam urat 9 mg/dl, lain-lain dalam batas normal. 1. 2 Kata Kunci Pria berumur 42 tahun Ibu pasien menderita diabetes Tidak merokok Pemeriksaan fisik : TB BB : 160 cm : 78 cm

*IMT : 30,4 kg/m2 (Obes II) LP TD : 95 cm : 150/95 mmHg (Berlebih) (Hipertensi grade 1)

Pemeriksaan laboratorium : GDP Kol total LDL-Kol HDL-Kol Asam urat : 110 mg/dL (DM) : 280 mg/dL (Tinggi) : 180 mg/dL (Tinggi) : 32 mg/dL : 9 mg/dL (Rendah) (Hiperurisemia)

1. 3 Pertanyaan 1. Bagaimana Metabolisme lemak dalam tubuh? 2. Bagaimana mekanisme peningkatan berat badan? 3. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan laboratorium dan Pemfis? 4. Pengertian Obesitas? 5. Hormon-hormon apa yang berpengaruh terhadap regulasi peningkatan berat badan? 6. Apakah differensial diagnosis dari skenario? 7. Penyakit apa yang menyebabkan obesitas? 8. Organ-organ apa yang berperan dalam regulasi peningkatan berat badan? 9. Faktor-faktor penyebab terjadinya obesitas? 10. Bagaimana hubungan obesitas dengan hipertensi? 11. Bagaimana hubungan obesitas dengan asam urat? 12. Bagaimana patomekanisme DD yang ada? 13. Komplikasi apa yang disebabkan oleh obesitas? 14. Bagaimana penatalaksanaan obesitas dan komplikasi?

BAB II PEMBAHASAN

2. 1 Obesitas

(1 )(2)(3)

Definisi Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolism energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik.Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan denganakumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposesehingga dapat mengganggu kesehatan.

Epidemiologi Dari perkiraan 210 juta penduduk Indonesia tahun 2000, jumlah penduduk yang overweight diperkirakan mencapai 76.7 juta (17.5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih dari 9.8 juta (4.7%). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa overweight dan obesitas di Indonesia telah menjadi masalah besar yang memerlukan penangan secara serius.

Etiologi 1. Genetik Obesitas dapat menurun dalam keluarga tetapi mekanismenya sampaisaat ini masih tetap belum jelas, walaupun anggota keluarga tersebut secara genetik cenderung dapat mengalami kelebihan BB. Hal ini dimungkinkan karena banyak gen yang terlibat dalam proses pengeluaran dan pemasukan energi. Penelitian yang dilakukan pada tahun 1994 terhadap gen obese pada tikus telah membuka wawasan mengenai bidang ini. Gen obese ini merupakan suatu protein yang dikenal dengan nama leptin dan diproduksioleh sel-sel lemak

(adipositas) yang disekresikan ke dalam darah. Leptin iniberfungsi sebagai suatu duta (massanger) dari jaringan adiposa

yangmemberikan informasi ke otak mengenai ukuran massa lemak. Salah satuefek utamanya adalah sebagai penghambat sintesa dan pelepasanneuropeptida Y, dengan cara meningkatkan asupan

makanan, menurunkan thermogenesis dan meningkatkan kadar insulin. Leptin memberitahukanotak mengenai jumlah lemak yang tersedia, tetapi pada orang obese prosesini ini mungkin tidak berjalan sebagaimana mestinya. 2. Faktor Fisiologi Overweight dan Obesitas meningkat sesuai dengan pertambahan umurdan kemudian menurun sebelum akhirnya berhenti pada usia lanjut. BMI juga meningkat pada wanita yang sedang hamil. 3. Faktor kesehatan Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas,

diantaranya:a.Hipotiroidismeb.Sindroma Cushingc.Sindroma PraderWillid.Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyakmakan. 4. Obat-obatan Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan. 5. Aktivitas fisik Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu

penyebabutama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas. 6. Penentu Tingkah Laku / Psikologi Bagi individu yang inaktif, termasuk mereka yang jarang melakukan olahraga, mengkonsumsi alkohol dan merokok cenderung

mengalamipeningkatan BB. Meskipun alkohol mungkin mempunyai efek kardioprotektif, namun konsumsi yang berlebihan dapat

menimbulkan kelebihan asupan energi sehingga mengakibatkan penyakit liver dan salurancerna lainnya, seperti penyakit

gallblader.Perokok cenderung mempunyai BB yang lebih ringan dibandingkan mantan perokok, dan mereka yang tidak pernah merokok berada di antara kedua kelompok tersebut. Faktor-faktor psikologis juga berpengaruh terhadap kebiasaan makan. Makan, bagi sebagian orang juga dapat memberikan respon dari emosi yang negatif, seperti kebosanan dan kesedihan.

Klasifikasi Tabel klasifikasi berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa berdasarkan IMT menurut WHO Klasifikasi Berat badan kurang Kisaran normal Berat badan lebih Pra-obes Obes tingkat I Obes tingkat II Obes tingkat III IMT ( kg/m2) < 18,5 18,5 24,9 > 25 25.0 29,9 30,0 34,9 35,0 39,9 > 40

Tabel Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas berdasarkan IMT dan lingkar perut menurut kriteria Asia Pasifik Klasifikasi IMT (kg/m2) Resiko Ko-Morbiditas Lingkar Perut < 90 cm (laki-laki) < 90 cm (laki-laki) 80 80

cm(perempuan) Berat kurang 18,5 22, 9 Kisaran normal Berat lebih Beresiko 30,0 Obes I Obes II Komplikasi 1. Osteoarthritis 23,0 badan 23,0 24,9 25,0 29,9 Meningkat Moderat Berat badan <18,5 Rendah meningkat masalah lain) Sedang

cm(perempuan)

(resiko Sedang pada klinis Meningkat

Moderat Berat Sangat berat

Obesitas merupakan faktor resiko pada sebagian besar sendi terutamapada sendi lutut. Obesitas meningkatkan 9 kali resiko terjadinyaosteoarthritis pada sendi lutut pada perempuan. 2. Penyakit Jantung koroner Kurang lebih sebanyak 40% kejadian CHD terjadi pada

seseorangdenganBMIdi atas 21, sehingga penyakit ini sebetulnya dapat dicegah. 3. Penyakit kantung empedu Seseorang yang overweight mempunyai resiko besar untuk terkena batuempedu. Pada beberapa kasus, hati memproduksi kolesterol

berlebih yangmana akan di teruskan ke empedu dan menyebabkan empedu menjaditersaturasi. 4. Hipertensi Ada beberapa alasan mengapa obesitas dapat menyebabkan terjadinyahipertensi, tapi kelihatanya ini dikarenakan substansi yang disekresikan oleh jaringan adiposa mempengaruhi ginjal dan

menyebabkan terjadinyahipertensi. Ditambah lagi, pada obesitas terjadi peningkatan jumlah insulinyang diproduksi, peningkatan jumlah insulin ini menyebabkan tekanandarah. 5. Dyslipidemia Dyslipidemia yang berhubungan dengan obesitas

mempunyaikarakteristik seperti meningkatnya trigliserida, menurunnya level HDL, dankomposisi LDL yang tidak normal. 6. Gangguan pernafasan Obesitas juga bisa menyebabkan terjadinya gangguan respirasi. Bernafasakan sulit dilakukan karena paru-paru mengalami penurunan ukuran dandinding dada menjadi berat dan sulit mengembang. 7. Kanker Obesitas dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit kanker tertentu.Suatu studi yang dilakukan oleh American Cancer Society menjelaskanbahwa kematian yang diakibatkan oleh kanker prostat dan rektal-colon(colorectal) meningkat pada laki-laki obese, sedangkan kankerendometrium, uterus, mulut rahim (cervix), dan indung telur (ovarium)meningkat pada wanita obese. Dibandingkan wanita dengan berat normal pada masa post-menousal, wanita obese mempunyai resiko yang lebih tinggiterhadap kanker payudara. 8. Stroke Overweight merupakan faktor resiko utama terhadap stroke.

Kegemukan (terutama di sekitar perut/abdomen) dapat meningkatkan resiko stroke (kondisi ini tidak tergantung besarnyaBMI). Resiko stroke

juga meningkatpada perempuan obes yang berumur antara 35-54 tahun. 9. Diabetes tipe 2 Bagi mereka yang mengalami kegemukan di sekitar perut

(abdominallyobese), salah satu mekanisme yang diduga menjadi predisposisi diabetestipe 2, adalah terjadinya pelepasan asam-asam lemak bebas secara cepat,yang berasal dari suatu lemak visceral yang membesar. Proses inimenerangkan terjadinya sirkulasi tingkat tinggi dari asam-asam lemak bebas di hati sehingga kemampuan hati untuk mengikat dan mengekstrak insulindari darah menjadi berkurang. Hal ini dapat mengakibatkanhiperinsulinemia. Akibat lainnya adalah

peningkatan glukoneogenesis -dimana glukosa darah meningkat.

Penanganan 1. Terapi diet Terapi diet bertujuan untuk membuat deficit 500-1000 kcal/hari tapisebaiknya diukur kebutuhan energy basal pasien terlebih

dahulu.Pengukuran kebutuhan energy casal dapat dilakukan dengan rumus Harris-Benedict:Laki-lakiB.E.E = 66,5 + (13,75 x kg) + (5.003 x cm) (6.775 x umur)Wanita :B.E.E = 65,1 + (9.563 x kg) + (1.850 x cm) (4676 x umur) 2. Aktivitas fisik Untuk pasien obese, terapi harus dimulai secara perlaha dan intensitassebaiknya ditingkatkan secara bertahap. Latihan dapat dilakukan seluruhnyapada satu saat atau secara bertahap sepanjang hari.Pasien dapat memulai aktivitas fisik dengan berjalan selama 30 menitdengan jangka waktu 3 kali seminggu dan dapat ditingkatkan intensitasnyaselama 45 menit dengan jangka waktu 5 kali seminggu. Dengan regimen ini,pengeluaran energy tambahan sebanyak 100 sampai 200 kalori perharidapat dicapai. 3. Terapi perilaku

Strategi

yang

spesifik

mliputi

pengawasan

mandiri

terhadap

kebiasaanmakan dan aktivitas fisik, manajemen stress, stimulus control, pemecahan masalah, contingency management, cognitive

restructuring dan dukungan sosial. 4. Farmakologi Sibutramine dan orlistat merupakan obat-obatan penurun berat badanyang telah di setujui oleh FDA di amerika serikat untuk penggunaan jangkapanjang. Sibutramine ditambah diet rendah kalori dan aktivitas fisik terbuktiefektif menurunkan berat badan dan mempertahankannya. Denganpemberian sibutramine dapat muncul peningkatan tekanan darah dandenyut jantung. Sibutramine sebaiknya tidak diberikan kepada pasiendengan riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, aritmia atau riwayat syok. Orlistat menghambat absorpsi lemak sebanyak 30 persen.

Denganpemberian orlitas, dibutuhkan penggantian vitamin larut lemak karena terjadi malabsorpsi parsial. 5. Terapi bedah Terapi bedah hanya diberikan pada pasien dengan obesitas berat secaraklinis dengan BMI 40 atau 35 dengan kondisi komorbid. Terapi bedahhanya dilakukan sebagai alternative terakhir untuk pasien yang gagaldengan farmakoterapi dan menderita komplikasi obesitas yang ekstrem.

Mekanisme Peningkatan BB

Intake karbohidrat, lemak dan protein berlebih Tidak segera digunakan sebagai energi Ketiga komponen diubah menjadi lemak Ditimbun di jaringan adiposa

BB

Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. Faktor genetik diketahui sangat berpengaruh bagi perkembangan penyakit ini. Obesitas sentral digambarkan oleh lingkar perut sedangkan adiposa subkutan & viseral digambarkan oleh kardiovaskular. Seorang dengan obes belum tentu resisten insulin dan resistensi insulin itu dapat di temukan pada seorang tanpa obes. Adiposa merupakan sekresi pro dan anti inflamasi co/ leptin, adiponektin, tumor nekrosis factor alfa ( TNF alfa), interlaukin -6 (IL-6) dan resistin. Konsentrasi adoponektin plasma menurun pada DM 2 dan obesitas. Leptin meningkat pada resistensi insulin dan obesitas dan berhubungan dgn risiko kardiovaskular.

Nilai rujukan untuk pemeriksaan laboratorium berdasarkan interpretasi menurut NCEP-ATP III 2001 Tes Sampel Bukan DM Belum Pasti DM GDS Plasma Vena Darah Kapiler GDP Plasma Vena Darah Kapiler GD2PP Plasma Vena Darah Kapiler < 100 < 90 < 100 < 90 140 120 100 99 90 199 100 125 90 199 140 200 120 200 200 200 126 110 200 200 DM

Nilai rujukan untuk kolesterol total Total kolesterol < 200 mg 200 239 mg/dL 240 mg/dL Interpretasi Desirable Borderline High

Nilai rujukan untuk LDL-Kolesterol LDL Kolesterol < 100 mg/dL 100 129 mg/dL 130 159 mg/dL 160 189 mg/dL 190 mg/dL Interpretasi Optimal Near optimal Borderline High Very high

Nilai rujukan untuk HDL-Kolesterol HDL Kolesterol < 40 mg/dL 60 mg/dL Interpretasi Low High

BAB III KESIMPULAN

Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan di jaringan adipose sehingga dapat mengganggu keseharan. Obesitas terjadi bila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorang bertambah berat badan maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak. Apabila energi dalam jumlah besar atau makanan masuk kedalam tubuh seseorang melebihi jumlah yang dikeluarkan dan tidak segera digunakan sebagai energi, maka sebagian besar kelebihan energy akan disimpan sebagai lemak kemudian akan ditimbun di jaringan adipose sehingga dapat menyebabkan obesitas. Obesitas dapat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya gaya hidup tidak aktif, perilaku makan yang tidak baik, fackor lingkungan social psikologis, nutrisi berlebihan pada masa kanak kanak, kelainan neurogenik, dan factor genetik.

DAFTAR PUSTAKA

1) Sudoyo W. Aru, Setiyohadi Bambang, Alwi Idrus, Setiati Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III edisi 5. Jakarta: Pusat

Penerbitan,Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2) Guyton & Hall. Fisiologi kedokteran edisi 11. Jakarta: Penerbit bukukedokteran EGC 3) http://www.obesitas.web.id/

Anda mungkin juga menyukai