Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

Fluida Tak Bergerak (Fluida Statik) Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau sering disebut dengan zat alir. Contoh dari fluida adalah zat cair, udara dan gas. Fluida disebut juga sebagai istilah yang menunjukkan suatu wujud benda yang tidak mempunyai bentuk tetap dan dapat mengalir. Fluida tak bergerak adalah fluida dalam keadaan diam atau fluida statis. Fluida tak bergerak misalnya zat cair yang terdapat di dalam wadah. Pembahasan tentang fluida statik disini hanya menggunakan sifat statik yang dimiliki oleh fluida pada umumnya, yaitu gaya-gaya maupun tekanan-tekanan didalam fluida yang diam, seperti tekanan hidrostatik, hukum Pascal, hukum Archimedes, Viskositas dan hukum Stokes. Tetapi dalam makalah ini hanya akan dibahas mengenai meniskus yang menyebabkan adanya sudut kontak akibat adanya kohesi dan adhesi (pembasahan) zat cair, kapilaritas, pembentangan dan juga sedikit tegangan permukaan.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sudut Kontak Sudut kontak adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair dengan dinding sebuah benda. Umtuk permukaan meniskus cekung sudut kontaknya adalah lancip ( < 90o). Sedangkan untuk permukaan meniskus cembung sudut kontaknya adalah tumpul ( < 90o) Didalam absorbsi zat cair oleh padatan, sudut kontak didefinisikan sebagai sudut yang dibuat oleh permukaan tetesan dengan permukaan padatan. Sudut kontak dihitung dari persamaan. padat = padat-cair + cair cos Dimana padat dan cair masing-masing adalah tegangan permukaan padatan dan cairan. padat-cair adalah tegangan permukaan (atau tegangan antar muka )antara permukaan padat dan permukaan cair. Bila setitik cairan ditempatkan pada permukaan padatan yang halus, maka cairan itu dapat tetap berbentuk bola pipih dengan sudut kontak yang tertentu (c) atau dapat pula tersebar pada permukaan membentuk lapisan cairan. Kedua kejadian yang berbeda ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Berbagai gaya yang bekerja pada titik sentuh antara permukaan cairan dan padatan telah diuraikan atas tegangan permukaan antara fasa-fasa yang terdapat pada sistem. Bila gaya ini diuraikan pada bidang horizontal akan diperoleh :

p/u = p/c + c/u cos


p/u p/c c/u c : tegangan permukaan antara padatan dan udara : tegangan permukaan antara padatan dan cairan : tegangan permukaan antara cairan dan udara : sudat kontak

yc/u

cairan

-p/u

caira n padatan

-p/c

padatan

Permukaan padatan dikatakan dibasahi secara sempurna oleh cairan apabila sudut kontak c = 0 situasi ini seperti terlihat pada gambar diatas. Bila sudut kontak c > 0o, maka dikatakan bahwa permukaan hanya dibasahi sebagian. Sebagian patokan kasar bisa disebutkan bahwa bila c < 900, permukaan dikatakan dibasahi sedang, jika c > 900, permukaan dikatakan tidak dibasahi. Cara-cara Pengukuran Sudut Kontak 1. Dengan cara Statik Sessile Drop Metode ini menggunakan geniometer (alat ukur sudut kontak) yang caranya adalah dengan sub sistem optik yang memotret tampilan dari cairan murni pada substrat padat. Sudut yang terbentuk antara permukaan solid-liquid dengan permukaan liquid-vapor adalah sudut kontak 2. Dengan cara Dinamik Sessile Drop Hampir sama dengan cara Statik Sessile Drop, tetapi disini menggunakan tetesan yang sudah dimodifikasi. Cara ini memungkinkan penambahan tetesan tanpa menimbulkan peningkatan luas antar muka solid-liquid akibat penambahan volume tersebut. 3. Dengan cara Dinamik Wilhelmy Sebuah metode untuk menghitung rata-rata sudut kontak tertinggi dan terendah pada padatan yang seragam 4. Dengan cara Single Fiber Wilhelmy 5. Dengan cara Sudut Kontak Powder Ukuran yang mungkin dari rata-rata sudut kontak dan kecepatan dari penyerapan powder dan material-material penyerap lainnya. 3

Meniskus Kohesi dan Adhesi menentukan bentuk permukaan zat cair. Kohesi adalah gaya tarik menarik antara molekul yang sejenis, sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis. Gaya kohesi di dalam zat padat besar sekali karena jarak antara molekul-molekul satu sama lain dekat sekali. Setetes air yang jatuh di permukaan kaca mendatar akan meluas permukaannya sebab adhesi air pada kaca lebih besar daripada kohesinya. Setetes raksa yang jatuh pada permukaan kaca akan mengumpul berbentuk bola, karena kohesi raksa lebih besar daripada adhesi kaca. Demikian juga karena pengaruh kohesi dan adhesi, permukaan zat cair di dalam bejana tidak mendatar, tetapi pada tepi yang melekat pada dinding sedikit melengkung. Gejala melengkungnya permukaan zat cair di dalam bejana disebut dengan meniskus. Gambar (a) menunjukkan bejana yang berisi air. Permukaan air di dalam bejana berbentuk cekung dan membentuk sudut yang disebut sudut sentuh atau sudut kontak yang lebih kecil dari 90oC. Hal ini disebabkan karena adhesi air pada dinding bejana lebih besar daripada kohesinya, sehingga air membasahi dinding. Gambar (b) memperlihatkan bejana yang berisi raksa. Permukaan raksa di dalam bejana berbentuk cembung dan membentuk sudut kontak lebih besar dari 90oC. Hal itu disebabkan karena adhesi raksa dengan dinding bejana lebih kecil daripada kohesinya, sehingga raksa tidak membasahi dinding bejana.

Air < 90 o

Raksa > 90 o

Dinding kaca

Dinding kaca

Gambar (a)

Gambar (b)

Kapilaritas

Kapilaritas adalah gejala naik turunnya permukaan zat cair di dalam pipa kapiler yang disebabkan oleh adanya gaya kohesi dan adhsesi. Jika sebatang pipa kapiler (pipa dengan diameter kecil) salah satu ujungnya dimasukkan kedalam air, maka pernukaan air di dalam pipa lebih tinggi daripada permukaan air diluar pipa. Permukaan air dalam kapiler berbentuk cekung, hal ini disebabkan air memiliki gaya kohesi lebih kecil dibandingkan dengan gaya adhesinya. Tetapi, jika ujung pipa tersebut dimasukkan ke dalam raksa, ternyata permukaan raksa di dalam pipa lebih rendah daripada di luar pipa. Permukaan air raksa dalam pipa kapiler berbentuk cembung, hal ini disebabkan air raksa mempunyai gaya kohesi lebih besar dibandingkan gaya adhesinya. Untuk zat cair yang membasahi dinding pipa ( < 90o), permukaan zat cair dalam pipa naik lebih tinggi dibanding permukaan zat cair di luar pipa. Sebaliknya untuk zat cair yang tidak membasahi dinding pipa ( > 90o), permukaan zat cair di dalam pipa lebih rendah daripada permukaan zat cair di luar pipa. Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki sejumlah muatan parsial negatif (-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (+) dekat atom oksigen. Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogenyang berarti, ia (atom oksigen) memiliki lebih "kekuatan tarik" pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan negatif elektronelektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen. Air memiliki pula sifat adesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami ke-polar-annya. Naik turunnya permukaan zat cair dipengaruhi oleh gaya kohesi dan gaya adhesi serta tegangan permukaan, maka gaya tegangan permukaan akan sama dengan gaya berat dari zat cair yang naik atau turun tersebut. Besarnya kenaikan atau

penurunan permukaan zat cair dalam pipa kapiler dapat diketahui melalui persamaan sebagai berikut:

Keterangan: y = kenaikan/penurunan permukaan zat cair (m) = tegangan permukaan zat cair (N/m) = sudut kontak = massa jenis zat cair (Kg/m3) g = percepatan gravitasi (m/s2) r = jari-jari pipa kapiler (m) sedangkan persamaan gaya tegangan permukaan pada pipa kapiler adalah sebagai berikut:

Dalam kehidupan sehari-hari, gejala kapilaritas dapat dijumpai antara lain pada kenaikan minyak melalui sumbu kompor atau lampu, basahnya dinding rumah pada musim penghujan, dan naiknya air melalui pembuluh kayu pada tumbuh-tumbuhan. 2.2 Pembasahan Kemampuan membasahi atau pembasahan adalah suatu proses ketika cairan menyebar (membasahi) sebuah substrat padatan. Kemampuan membasahi dapat diketahui dengan mengukur sudut kontak yang dikenal dengan koefisien penyebaran. Bentuk dari cairan yang bersentuhan dengan substrat padatan diukur dengan gaya antar muka dari fase-fase yang ada sebagai sudut kontak. Kemampuan membasahi permukaan dengan cairan adalah proses utama dari penyebaran. Satu ukuran kualitatif pembasahan dengan sudut kontak contohnya ketika sudut kontak kecil berarti pembasahan sempurna, dan bila sudut kontak besar berarti kondisi tidak terbasahi.

Suatu ukuran kualitatif dari pembasahan adalah koefisien penyebaran, yang mana energi berbeda anatara substrat padatan dengan gas dan fase cair.

Pembasahan mengacu pada studi tentang bagaimana suatu cairan menyebar di atas suatu substrat zat padat (atau zat cair) yang dibentangkan. Berdasarkan afinitasnya pembasahan dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu : Pembasahan Total : jika cairan mempunyai afinitas (gaya gabung) yang kuat terhadap zat padat. Pembasahan parsial : jika cairan mempunyai afinitas (gaya gabung) yang lemah terhadap zat padat.

Air di atas gelas / kaca yang bersih

pada nanotube carpet

2.2.1 Jenis jenis Pembasahan

Pembasahan meliputi tiga jenis, yaitu: penyebaran pembasahan (wetting spreading), pembasahan adhesional dan pembasahan immersional. A. Penyebaran Pembasahan ( wetting spreading ) Pada proses pembasahan, cairan dikontakkan dengan substrat, penyebarannya melebihi substrat serta bisa menggunakan cairan lain seperti udara dari permukaan. Agar penyebaran yang terjadi secara spontan, energi bebas permukaan sistem harus dikurangi sampai proses penyebaran. Hubungan antara pengurangan energi bebas permukaaan dari sistem dan area substrat atau udara dalam permukaan adalah a x SA, dimana SA adalah energi bebeas dalam permukaan kesetimbangan liquid-udara jenuh. Energi bebas sistem dapat meningkat karena penambahan liquid atau substrat dan liquid atau udara dalam permukaan. Penambahan energi bebas dalam permukaan sistem untuk penambahan liquid atau substrat dalam permukaan adalah a x SL per luas substrat dalam

(dimana SL adalah energi bebas dalam permukaan per luas pada liquid atau substrat dalam permukaan) dan pada saat liquid atau udara dalam permukaan telah dikurangi dengan luas a, peningkatan energi bebas permukaan setelah dilakukan penambahan pada permukaan adalah a x LA, dimana LA adalah tegangan permukaan L. Total pengurangan energi bebas permukaan per luas dari sistem penyebaran pembasahan adalah -G /a, kemudian SA ( SL + LA). Jika jumlah SA ( SL + LA) adalah positif , sistem penambahan dalam energi bebas permukaan sampai proses penyebaran, dan proses dapat terjadi secara spontan. Jumlah SA ( SL + LA) merupakan ukuran dari gaya pendorong pada proses penyebaran dan biasanya disebut koefisien penyebaran SL/S, jika SL/S didefinisikan dengan persamaan : SL/S = SA ( SL + LA) (1)

Jika positif penyebaran terjadi secara spontan dan jika SL/S negative liquid tidak akan menyebar secara spontan melebihi substrat. Sewaktu lapisan tipis liquid (L1) tetap menyebar melebihi liquid ke dua (L2) sebagai subsrtat, kemudian Sl/S = SA ( SL + LA) dan S dapat diperoleh dengan mengukur tegangan permukaan dari dua cairan dan tegangan dalam permukaan. Inisial ini merupakan koefisien penyebaran. Dua fase ini akan sangat jenuh satu sama lain disekitar dalam permukaan dan kesetimbangan koefisien penyebaran akan menjadi basis pada tegangan fase jenuh. Sebagai contoh, tegangan permukaan air murni dan benzene murni pada suhu 200C adalah 72.8 dan 28,9 dyne/cm, tegangan dalam permukaan 35.0 dyne/cm. Diketahui koefisien penyebaran benzene dalam air 72.8 - (-28.9 + 35.0) = 8.9 dyne/cm. Ini berarti ini berarti benzene mula-mula akan menyebar dengan spontan melebihi air. Karena tegangan permukaan jenuh air dengan benzene dan benzene jenuh dengan air pada 200C adalah 62.2 dan 28.8 dyne/cm. Kemudian koefisien penyebaran waktunya pendek setelah kedua fase dikontakkan satu sama lain yaitu 62.2 (-28.9+ 35.0) =-1.4 dan penyebaran spontan terjadi pada kasus ini. Benzene akan menarik lensa setelah penyebaran. Sewaktu koefisien penyebaran hanya meliputi tegangan permukaan dua cairan (pada kasus ini satu liquid menyebar melebihi yang lainnya ) dan tegangan dalam permukaan antara keduanya, jika kita mempunyai metode untuk menghitung tegangan dalam permukaan antara dua cairan dari tegangan permukaan , kita akan menghitung koefisien penyebaran tanpa penambahan data eksperimen dan dapat diprediksi penyebaran akan terjadi spontan. Good dan Girifalco (Girifalco, 1957;Good, 1960) menyarankan metode yang dilakukannya , yaitu : L1,L2 = L1A + L2A -2 L1A L2A ,

dimana adalah factor empiris yang mengukur tingkat interaksi antara L1 dan L2 , sehingga SL/S = L2A ( L1A + L1L2), dengan mensubtitusikan L1L2 diperoleh SL/S = L2A ( L1A + L1A + L2A -2 L1A L2A)

= 2(

L1A L2A - L1A)

(2)

Dalam sistem ini, interaksi tidak kuat antara L1 dan L2 , hilang salah satu. L1A harus lebih kecil dari L2A supaya penyebaran terjadi spontan ( untuk koefisien penyebaran positif, penyebaran cairan harus dengan tegangan permukaan kecil ). Dapat diasumsikan benar jika substrat cairan melebihi penyebaran padatan, SL/S = 2( (2a) Sewaktu substrat adalah padatan, koefisien penyebaran dapat dihitung langsung, sedangkan tegangan permukaan dan dalam permukaan padatan tidak dapat diukur langsung. Sudut kontak cairan dibuat sewaktu kesetimbangannya pada fase lainnya yang berhubungan dengan energi bebas dalam permukaan per luas pada fase ini. Sewaktu cairan pada kesetimbangan dengan dua fase lainnya , substrat gas dan padatan, maka akan kita dapatkan diagram sudut kontak . Untuk pertukaran bolak balik yang sedikit dalam posisi cairan pada permukaan karena bertambah L/S luas dalam permukaan dari a, pengurangan a dari S/A dalam permukaan dan penambahan dalam L/A dalam permukaan adalah a cos . Gw = - SA . a + LS . a + LA . a cos Dimana, a 0, G0 LA . da cos + LS . da - SA . da =0 sehingga : LA cos = SA - SL atau (3) LA SA - LA)

SL cos = SA LA

(4)

10

Persamaan 3 biasanya disebut persamaan young (1805). Sebagai catatan, SA kesetimbangan tegangan permukaan fase gas dan cairan dalam sistem bukan S, energi bebas per luas solid dalam vacuum, tetapi S -, dimana adalah reduksi energi bebas dalam permukaan per luas dari hasil S dari adsorpsi uap L, dan = S - SA Jika sudut kontak lebih besar dari 0 0, koefisien penyebaran tidak bisa positif atau nol. sehingga SL/S = SA ( SL + LA) = SA SL - LA, dan SA SL = LA cos dimana > 00, substitusi SA cos untuk hasil SA SL SL/S = LA cos - LA = LA (cos - 1) (5)

Ketika tak terhingga, ( cos -1) selalu negatif, dan SL/S juga selalu negatif. Jika sudut kontak adalah 0 0, sehingga S L/S akan bernilai nol atau positif. Dalam kasus disini, penyebaran pembasahan lengkap terjadi . B. Pembasahan adhesi Pada penyebaran pembasahan, liquid mengalami kontak dengan substrat dan fluida lain meningkatkan kontak dengan subsrat pada pengeluaran fluida kedua. Pada pembasahan adhesi, pada awalnya liquid tidak mengalami kontak dengan substrat, setelah terjadi penyebaran pembasahan maka liquid akan membuat kontak dengan substrat tersebut. Pada kasus ini pengubahan pada permukaan energi bebas adalah G = ( Sa + LA SL ) , dimana adalah area permukaan substrat yang mengalami kontak dengan area permukaan liquid setelah adhesi, dan driving force fenomena tipe pembasahan ini adalah Sa + LA SL . Kuantitas ini dikenal sebagai kerja adhesi Wa, kerja reversibel yang dibutuhkan untuk memisahkan unit area liquid dari substrat: Wa = Sa + LA SL (9)

Persamaan di atas dari Dupre (1869). Pada proses ini beberapa reduksi tegangan interfacial antara substrat dan hasil liquid pembasah cenderung agar terjadi peningkatan

11

adhesi, tetapi reduksi salah satu tegangan permukaan liquid atau tegangan permukaan substrat menurunkan kecenderungan terjadinya adhesi. Jika sudut kontak diantara liquid, substrat, dan gas, setelah adhesi, diukur pada liquid, adalah terbatas , persamaannya dapat dituliskan seperti sebelumnya, yaitu : LA cos = SA SL (10) Substitusi SA SL ke persamaan 9, sehingga Wa = LA cos + LA = LA ( cos + 1) (11) yang mana persamaan di atas menjelaskan bahwa peningkatan pada tegangan permukaan liquid pembasah biasanya disebabkan oleh peningkatan pembasahan adhesi, sebaliknya pada sudut kontak yang dihasilkan setelah pembasahan mungkin menunjukkan penurunan kecenderungan adhesi yang terjadi. Jika peningkatan pada sudut kontak (dan sebagai akibatnya penurunan cos ) menggambarkan peningkatan SL, ada kecenderungan pengurangan pelekatan, jika hal ini mengambarkan peningkatan dalam LA, ada kecenderungan peningkatan pelekatan. Driving force pada pembasahan adhesional tidak pernah negatif dan sama dengan nol hanya ketika sudut kontak 1800, tetapi tidak pernah dicapai dalam praktek. Saat persamaan 10 Melibatkan secara langsung kuantitas pengukuran, LA dan , driving force diakhir tipe pembasahan ini telah dievaluasi. Pada kerja adhesi liquid dikenal sebagai kerja kohesi, Wc = 2 LA. Kerja kohesi ini adalah kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan dua unit area interface dari kolom liquid semula yang terus-menerus atau (-GW)/a bergabung . Perbedaan antara kerja adhesi liquid untuk substrat dan kerja kohesi sama dengan koefisien penyebaran SL/S. ketika kedua kolom

12

Wa Wc = SA SL + LA 2 LA = SA SL + LA = S L / S (12) Oleh karena itu jika Wa > Wc, koefisien penyebaran positif, = 00 dan liquid menyebar secara spontan ke seluruh substrat untuk membentik lapisan tipis film. Jika Wa < Wc, koefisien penyebaran negatif. lebih besar dari nol, dan liquid tidak menyebar ke seluruh substrat tetapi membentuk droplet atau lensa dengan sudut kontak terbatas. Ketika kerja adhesi sama dengan kerja kohesi, maka: LA ( cos + 1) = 2 LA atau SA SL + LA = 2 LA dan cos =1, = 0 0 , dan S L/S = 0 (13)

C. Pembasahan immersional Tipe ketiga dari pembasahan adalah pembasahan pencelupan, dimana substrat sebelumnya mengalami kontak dengan liquid yang dicelupkan. Pada kasus ini, permukaan perubahan energi bebas tiap unit area adalah: G w /a = SA SL (14) Dan driving force fenomena pembasahan dalam kasus ini kuantitasnya ( SA SL ) . Jika pencelupan padatan pada liquid pembasah memberikan kesetimbangan terbatas sudut kontak, , dimana > 00, selanjunya (SA SL) sama dengan LA cos .

13

Kita dapat menentukan (SA SL), sehingga dengan mengamati sudut kontak dari padatan membuat interface pada liquid-udara . Jika > 900 kemudian SA SL negatif; jika < 900, SA SL positif. Pada kasus yang lebih terbentuk, kerja harus dilakukan untuk mencelupkan padatan ke dalam liquid; pada kasus selanjutnya, pembasahan pencelupan adalah spontan. Pada tipe pembasahan ini beberapa reduksi tegangan permukaan liquid adalah dengan penambahan surface-active agent tanpa ada perubahan pada tegangan interfacial antara substrat dan liquid tidak akan memberikan efek pada driving force proses ini, tetapi reduksi pada tegangan interfacial antara zat dengan liquid oleh surfaktan akan meningkatkan driving force proses. (Catatan, bagaimanapun, laju pencelupan pembasahan dapat dipengaruhi oleh LA, saat penyebaran harus terjadi selama proses). Ketika adalah 00 atau kecil dari 00, SA-SL tidak dapat ditentukan dari sudut kontak. Kuantitas yang lain, secara eksperimen dapat ditentukan, panas pencelupan, Hi, yang adalah perubahan panas yang diukur secara kalorimeter (Chessick, 1956) ketika substrat dicelup pada liquid basah, kemudian sering digunakan sebagai sebuah pengukur pencelupan pembasahan. Panas immersi per unit area substrat berhubungan dengan permukaan perubahan energi bebas per unit area dan ketika perubahan entropi per unit area terhadap pencelupan pembasahan, Si/a tidak signifikan. Permukaan perubahan energi bebas per unit area atau driving force untuk ketiga tipe pembasahan yeng berbeda dapat diekspresikan sebagai berikut:
w G = SA LA SL = S L / S , a

(15) Adhesi: G w = SA LA SL = Wa , a (16) Immersi: 14

G w = SA SL = LA cos . a (17)

2.3

Pembentangan Pembentangan dapat berupa sebuah lapisan molekular. Fenomena turunnya

tegangan permukaan suatu cairan memiliki pengaruh yang penting dan sangat menarik dalam pembentukan lapisan tipis (thin liquid film) di atas cairan lain. Fenomena ini pertama kali diamati oleh Benjamin Franklin (1765), bahwa minyak zaitun membentang / menyebar di atas air membentuk suatu lapisan setebal 25 Ada dua kemungkinan jika minyak yang ringan diteteskan pada permukaan air : 1) Minyak membentang menutupi permukaan air, atau 2) Minyak tetap mengapung di atas air dalam bentuk tetesan yang lebih pipih. Jika diketahui 1 adalah tegangan permukaan cairan, 2 adalah tegangan permukaan zat lain yang diteteskan, dan 12 adalah tegangan interfasial kedua cairan, maka ketiga tegangan dalam kesetimbangan jika tetesan terapung di permukaan, pipih seperti lensa, yaitu

1 = 2 + 12
Namun, jika tetesan membentang atau menyebar di atas cairan:

1 ( 2 + 12) =

dengan > 0

1. Proses Pembentangan
Jika zat B tidak membentang diatas zat A, maka terjadi kesetimbangan antara tegangan-tegangan muka. Syarat kesetimbangan: gaya kekiri sama dengan gaya kekanan. Ada beberapa fenomena yang terjadi antara 2 zat, yaitu: 1. Bereaksi dan tidak bereaksi 15

2. Tidak bereaksi : larut dan tidak larut 3. Tidak larut : membentang dan tidak membentang. Jika tidak membentang maka terjadilah sudut kontak. Syarat untuk terjadinya pembentangan : cos >1 Cos =

a b >1 b

a - ab > b atau a > ab + Syarat Pembentangan (a - ab )- b >0 atau S > 0; S adalah koefisien bentang Pembentangan terjadi bila koefisien bentang positif (a - ab ) dinamakan tegangan adhesi.

ab

b a

b b a a

b b

b b

Usaha adhesi WA = a + b - ab Usaha Kohesi WK = 2b Syarat pembentangan dapat juga ditulis dengan usaha adhesi WA dan usaha kohesi WK. WA= (a + b ) - ab WK= 2b WA WK = a - ab - b = S

16

Syarat pembentangan: WA - WK > 0 ; WA>WK Kalau zat padat dapat dibuatkan pipa kapiler, maka sudut kontak dapat diperoleh dari pengukuran kenaikan kapiler n :
P= 2 R R= r cos

r = jari jari pipa

g h=

2 cos (9) 2 Kalau sudut kontak < 900 dikatakan bahwa zat cairan membasahi zat padat, = 0 cairan membentang pada muka zat padat. Kalau sudut kontak > 900 cairan tidak membasahi zat padat Sudut kontak hanya mungkin ada bila koefisien bentang negatif, kalau S positif tidak mungkin ada sudut. Pembentangan tidak terjadi bila > 900

2. Koefisien Pembentangan untuk mengukur tendensi pembentangan


Bila 2 cairan A dan B yang tidak bercampur ditempatkan pada suatu bejana, pada batas antara keduanya terjadi tegangan permukaan antara. - A
B,

mempunyai harga antara A dan B atau mempunyai harga yang lebih kecil

daripada A atau B

- A B sangat sensitif terhadap impuritis, dapat diturunkan dengan surface active agent,
tetapi tidak dapat dinaikkan oleh elektrolit. Bila cairan murni dengan penampang 1 cm dipisahkan, maka kerja yang harus dilakukan : WC = 2 Untuk 2 cairan tidak bercampur : WB = A + B - A B Spreading koefisien : 17 Wa = kerja adhesi WC = kerja kohesi

SB A = Wa - WC B = A + B - A B - 2B = A - B - A B SB A = Koef. untuk meluasnya cairan B pada permukaan A, WC B kerja kohesi B SB A = Positif, maka B meluas pada permukaan. SB A = Negatif, maka B tetap sebagai titik di permukaan A. Parameter Pembentangan Parameter pembentangan, S, dibedakan atas dua jenis pembasahan yang berbeda. Ukuran perbedaan antara energi permukaan (per unit area) pada substrat dalam keadaan basah dan kering : S = [Esubstrat]kering - Esubstrat]basah atau S = zat padat - (zat cair + zat padat zat cair) S > 0 : Pembasahan total Jika parameter S bernilai positif, cairan menyebar secara merata dalam rangka menurunkan energi permukaannya. Kondisi yang baik untuk kondisi ini adalah nilai yang tinggi dari solid (energi permukaan yang tinggi, seperti gelas / kaca, silikon bersih) dan nilai yang lebih rendah untuk liquid (etanol, toluen). S < 0 : Pembasahan parsial Butiran air tidak menyebar, tetapi sebagai gantinya, membentuk keseimbangan seperti sebuah topi berbentuk bola yang berada di atas substrat dengan sudut-kontak . Suatu cairan dikatakan "lebih banyak pembasahan" jika < 90, dan "lebih banyak tidak pembasahan" jika > 90.
.(10)

18

Pembasahan secara Parsi

air di atas polymethylmethacrylate

air di atas lapisan silikon tersilanisasi

Jika zat padat mempunyai suatu afinitas (gaya gabung) yang tinggi terhadap air dalam hal ini disebut hidrofil (energi tinggi, sebagai contoh gelas / kaca) air akan menyebar. Pada kasus kebalikan dari permukaan hidrofob (energi rendah, sebagai contoh teflon), air tidak menyebar, tetapi sebagai gantinya, membentuk keseimbangan seperti sebuah topi berbentuk bola yang berada di atas substrat dengan suatu sudutkontak. Tegangan permukaan Apabila pisau silet dan jarum diletakkan mendatar pada permukaan air dengan hati-hati, ternyata dapat terapung, meskipun massa jenis pisau silet dan jarum lebih besar daripada massa jenis air. Demikian juga nyamuk. Nyamuk dapat hinggap pada permukaan air, tidak tenggelam. Dari contoh-contoh ini dapat terlihat bahwa permukaan air tertekan kebawah karena berat pisau silet, jarum atau nyamuk. Tegangan permukaan zat cair dapat dijelaskan dengan meninjau gaya yang dialami oleh partikel zat cair. Apabila dua partikel zat cair berdekatan maka gaya tarik menariknya besar. Sebaliknya, apabila dua partikel itu berjauhan, maka gaya tarikmenariknya kecil. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tiap-tiap partikel hanya ditarik oleh partikel-partikel di sekelilingnya.

19

Karena adanya gaya tarik antar molekul, maka permukaan zat cair berperilaku sebagai selaput yang tegang. Gaya molekul di dalam selaput selalu mencoba untuk memperkecil luas permukaan. Jadi, tegangan zat cair didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya muka dengan panjang permukaan. Gaya muka adalah gaya yang dihasilkan oleh tegangan permukaan. Besarnya tegangan permukaan zat cair dipengaruhi juga oleh keadaan permukaan zat cair, misalnya suhu zat cair. Semakin tinggi suhu zat cair maka semakin kecil tegangan permukaannya dan sebaliknya.

20

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Permukaan padatan dikatakan dibasahi secara sempurna oleh cairan apabila sudut kontak c = 0 Bila sudut kontak 00 < c< 900, maka dikatakan bahwa permukaan hanya dibasahi sebagian. Bila c > 900, permukaan dikatakan tidak dibasahi. Jika sudut kontak () kecil berarti kondisi pembasahan sempurna Jika sudut kontak () besar berarti kondisi tidak terbasahi Kalau sudut kontak > 900 cairan membasahi zat padat . Pembentangan tidakterjadi jika pembentangan > 900

21

DAFTAR PUSTAKA Bird, Tony.1987.Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta : Gramedia Prof. Dr .Sukardjo. 2002. KIMIA FISIKA . Penerbit :Rineka Cipta:IKIP Yogyakarta. Prof. Dr. Sukardjo. 1990. KIMIA ANORGANIK. Penerbit:Rineka Cipta:IKIP Yogyakarta. S.K. Dogra.1990. KIMIA FISIKA Universitas Indonesia. Jakarta. Taranggono, Agus. Sains Fisika 1b. 1999. Bumi Aksara: Jakarta. Gunawan, K. Adi. Tangkas Fisika-IPA. 2000. Kartika: Surabaya.

22

Anda mungkin juga menyukai