Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Biodiesel

Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono--alkyl ester dari rantai panjang asam lemak yang digunakan segabai bahan bakar alternatif pengganti petrodiesel yang dibuat melalui reaksi transesterifikasi minyak nabati seperti CPO dan minyak kelapa. Biodiesel bersifat biodegradable, dan hampir tidak mengandung sulfur Biodiesel dapat diaplikasikan dalam bentuk 100% (B100) atau dicampur dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu (BXX), seperti 10% biodiesel dicampur dengan solar 90% yang dikenal dengan nama B10. Biodiesel juga memiliki kelebihan lain
dibandingkan dengan solar seperti:

1. Dihasilkan dari sumber daya energi terbarukan dan ketersediaan bahan bakunya terjamin 2. Cetane number tinggi (bilangan yang menunjukkan ukuran baik tidaknya kualitas solar berdasar sifat kecepatan bakar dalam ruang bakar mesin) 3. Viskositas tinggi sehingga mempunyai sifat pelumasan yang lebih baik daripada solar sehingga memperpanjang umur pakai mesin 4. Dapat diproduksi secara lokal 5. Mempunyai kandungan sulfur yang rendah 6. Menurunkan tingkat opasiti asap 7. Menurunkan emisi gas buang 8. Pencampuran biodiesel dengan petroleum diesel dapat meningkatkan biodegradibility petroleum diesel sampai 500 % Biodiesel umumnya diproduksi dari refined vegetable oil (minyak murni) melalui proses transesterifikasi. Pada dasarnya, bertujuan untuk mengubah trigliserida menjadi asam lemak metil ester (FAME). Kandungan asam lemak bebas (FFA) bahan baku merupakan salah satu faktor penentu jenis proses pembuatan biodiesel. Umumnya, minyak murni memiliki kandungan kadar FFA rendah (sekitar 2%) sehingga dapat langsung diproses dengan metode transesterifikasi.

Tabel 1.1 Beberapa sumber minyak nabati yang potensial sebagai bahan baku Biodiesel. Isi Nama Lokal Jarak Pagar Jarak Kaliki Kacang Suuk Kapok / Randu Karet Kecipir Kelapa Kelor Kemiri Kusambi Nimba Saga Utan Sawit Nyamplung Randu Alas Sirsak Srikaya Nama Latin Sumber Minyak % Berat P / NP Kering 40-60 45-50 35-55 24-40 40-50 15-20 60-70 30-49 57-69 55-70 40-50 14-28 45-70 + 46-54 40-73 18-26 20-30 15-20 NP NP P NP P P P P NP NP NP P P P NP NP NP

Jatropha Curcas Inti biji Riccinus Communis Biji Arachis Hypogea Biji Ceiba Pantandra Biji Hevea Brasiliensis Biji Psophocarpus Tetrag Biji Cocos Nucifera Inti biji Moringa Oleifera Biji Aleurites Moluccana Inti biji Sleichera Trijuga Sabut Azadiruchta Indica Inti biji Adenanthera Pavonina Inti biji Elais Suincencis Sabut dan biji Callophyllum Lanceatum Bombax Malabaricum Annona Muricata Annona Squosa Inti biji Biji Inti biji Biji

Metode transesterifikasi merupakan metode yang umum digunakan untuk memproduksi biodiesel yang dapat menghasilkan hingga 95% rendemen minyak biodiesel dari bahan baku minyak tumbuhan. Metode ini terdiri dari 4 tahapan, yaitu: 1. Pencampuran katalis alkalin (NaOH dan KOH) dengan alkohol metanol atau etanol pada konsentrasi katalis antara 0,5 1 wt% dan 10 20 wt% metanol terhadap masa minyak. 2. Pencampuran katalis dan alkohol dengan minyak pada temperatur 55 derajat C dengan kecepatan pengadukan konstan selama 30 45 menit.

3. Setelah reaksi berhenti campuran didiamkan hingga terjadi pemisahan antara metil ester dan gliserol. Metil ester yang dihasilkan disebut crude biodiesel, karena mengandung zat pengotor seperti sisa metanol dan katalis alkalin, gliserol serta sabun. 4. Metil ester yang dihasilkan tahap ketiga dicuci dengan air hangat untuk memisahkan zat pengotor dan dilanjutkan dengan menguapkan air yang terkandung dalam biodiesel.

Molekul metil ester adalah rantai karbon lurus yang sama dengan bahan bakar diesel dari minyak bumi atau sedikit terikat yang memiliki molekul oksigen pada ujung rantai karbon. Pada aplikasi minyak tanah, tata nama asam lemak rantai terbuka dan asam lemak rantai tertutup berubah ke nama IUPAC nya yaitu alkane dimana rantai karbon tertutup dengan hubungan hidrokarbon yang dinyatakan dengan CnH2n+2, rantai asam lemak tertutup tunggal menjadi alkene (ofelin) dengan hubungan hidrokarbon yang dinyatakan dengan CnH2n, asam yang mengandung banyak rantai lemak terbuka menjadi alkyne dengan hubungan hidrokarbon CnH2n-2.
Proses konversi trigliserida menjadi alkil esternya melalui reaksi transesterifikasi dengan katalis basa, asam lemak bebas harus dipisahkan atau dikonversi menjadi alkil ester terlebih dahulu karena asam lemak bebas akan mengkonsumsi katalis. Kandungan asam lemak bebas dalam biodiesel akan mengakibatkan terbentuknya suasana asam yang dapat mengakibatkan korosi pada peralatan injeksi bahan bakar, membuat filter tersumbat dan terjadi sedimentasi pada injektor. Pemisahan atau konversi asam lemak bebas ini dinamakan tahap preesterifikasi.

Anda mungkin juga menyukai