Anda di halaman 1dari 14

RESUME ANALISA NUMERIK

MIPTAHUL HIDAYAH NPM 09.402.551

Politeknik Piksi Ganesha Bandung


Analisa Numerik Metode numerik merupakan suatu metode untuk menyelesaikan masalahmasalah matematika dengan menggunakan sekumpulan aritmatik sederhana dan operasi logika pada sekumpulan bilangan atau data numerik yang diberikan.

Metode Biseksi

Metode biseksi merupakan metode yang digunakan untukmen cari akar-akar persamaan tak linier f (x) = 0 melalui proses iterasi dengan persamaan x0=a0+b02 Nilai tengah dari interval tertinggi [a0, b0] Maka terdapat 3 kemungkinan yang akan terjadi 1. fa0.fx0<0 maka akar terletak antara a0danx0 2. fa0.fx0>0 maka akar terletak antara x0 dan b0 3. Jika f (x0) = 0 maka x0 adalah akar dari f (x) Dan jika yang terjadi (1), maka : misal a1= a0 dan b1 = x0 dan didapat terkecil ( akurasi yang Diinginkan ). Contoh : Tentukan akar dari persamaan ex -2cos x=0 Dalam interval tertentu [0,2] Jawab : Misalkan a0 = 0 dan b0 = 2 dan didapatkan f(0) = -1 dan f(2) = 8.22135. Terlihat bahwa ternyata terdapat akar pada interval [0, 2]. Maka x0=a0+b02=1 dan f1=1,63767 Karena f(0) dan f(1) berlawanan tanda maka akar ada diantara [0,1]. Misalkan a1 = 0 dan b1= r0 = 1, didapatkan x1=a1+b12=0.5 dan f(0.5) = -0.10644. Karena f(0.5).f(1) < 0, maka akar ada diantara interval 0.5, 1]. Dimisalkan lagi a2 =0.5 dan b2 = 1 jadi x2=a2+b22=0.75

x1=a1+b12

yang merupakan nilai tengah [a1, b1]. Dan begitu seterusnya sampai didapatkan f (x1) yang

Metode Newton-Raphson Metode Newton-Raphson adalah suatu proses untuk mendapatkan akar dari persamaan

f(x) =0, bila diberikan titik yang cukup dekat dengan akar yang diinginkan, dengan menggunakan persamaan : Metode ini paling disukai karena konvergensinya paling cepat diantara metode lainnya. xn+1=xn-fxnf'xn Proses ini dilanjutkan sampai nilai f(x ) mendekati nilai nol atau mendekati toleransi yang diinginkan.

Contoh : Tentukan akar dari persamaan ex -2cos x=0 dalam interval tertutup [0,2] Jawab : Diberikan fx=ex -2sin x maka f'x=ex +2sin x Dan di dapatkan x0=2 untuk n = 0, didapat x1=2- ex -2cos 2ex -2sin 2=2-0.89288=1.10712

Ada dua pendekatan dalam menurunkan rumus metode Newton-Raphson, yaitu: 1. Penurunan rumus Newton-Raphson secara geometri Gradien garis singgung di xi adalah

Obj101 Obj100

atau Sehingga prosedur iterasi metode Newton-Raphson adalah

Obj103 Obj102

, 2. Penurunan rumus Newton-Raphson dengan bantuan deret Taylor Iterasi Newton-Raphson berhenti jika | xr+1 xr | < E

Obj104

Atau bila menggunakan galat relative hampiran < Dengan E dan adalah toleransi galat yang diinginkan. Catatan: 1. jika terjadi f(x) = 0, ulang kembali perhitungan iterasi dengan x0 yang lain. 2. Jika persamaan f(x) = 0 memiliki lebih dari satu akar, pemilihan x0 yang berbeda-beda dapat menemukan akar yang lain. Langkah-langkah perhitungan: 1. Pilih nilai awal xr sembarang 2. Hitung nilai f(xr), kemudian xr+1 dan f(xr+1)

3. Tetapkan nilai xr = xr+1, kembali ke langkah 2, bila f(xr+1) mendekati nol perhitungan selesai. Contoh : fx=x2-4x-7 x0=8 Jawab : f'x=2x-4 k=0 x1=x0-fx0f'x0=8-2512=5,92 fx0=f8=82-48-7=64-32-7=25 f'x0=f'8=28-4=16-4=12
-

k=1x2=x1-fx1f'x1=5.92-4,3667,84=5,363 fx1=f5,92=5,922-45,92-7=4,366 f'x1=f'5,92=25,92-4=7,84


-

k=2x3=x2-fx2f'x2=5,363-0,3096,726=5,317 fx2=f5,363=5,3632-45,363-7=0,309 f'x2=f'5,363=25,363-4=6,726


-

k=3x4=x3-fx3f'x3=5,317-0,0026,634=5,316 fx3=f5,317=5,3172-45,317-7=0.002 f'x3=f'5,317=25,317-4=6,634


-

Solusi yang didapat yaitu x=5,316 dengan pengulangan k = 3 dengan nilai error 5,316-5,317= 0,001

Deret Taylor dan Analisis Galat Suatu teorema yang sangat penting dalam metode numerik yaitu teorema Deret Taylor. Deret Taylor

Obj105

Dimana;

Obj106

Kasus khusus adalah bila fungsi diperluas disekitar x0, maka deretnya dinamakan deret Maclaurin, yang merupakan deret taylor baku. Pada umumnya deret Taylor digunakan untuk penghampiran fungsi.

Obj107

Obj108

Yang dalam hal ini jika fungsi f(x) dihampiri deret Taylor derajat n, maka suku sisanya cukup dinyatakan dengan O(hn+1). Sebagai catatan, suku sisa yang digunakan di dalam notasi O-Besar adalah suku yang dimulai dengan perpangkatan hn+1. Analisis Galat Analisis galat yang sangat penting didalam perhitungan adalah dengan menggunakan metode Ransac. Semakin kecil galatnya, semakin teliti solusi Ransac yang didapatkan. Selisih nilai hampiran terhadap nilai sejati disebut galat. E=a Dimana : a= = E = galat nilai sejati nilai hampiran

Jika tanda galat (positif atau negatif) tidak dipertimbangkan, maka galat tersebut disebut galat mutlak. |E|=|a| Galat yang dinormalkan terhadap nilai sejatinya dinamakan galat relative.

Obj109

Atau dalam persentase

Obj110

Karena galat dinormalkan terhadap nilai sejati, maka galat relatifnya disebut galat relative sejati. Dalam praktek kita tidak mengetahui nilai sejati a, karena galat E seringkali dinormalkan terhadap solusi hampiran, sehingga relatifnya disebut galat relative hampiran.

Obj111

Contoh : Misalkan nilai sejati = 10/3 dan nilai hampiran = 3.333. Hitung galat, galat mutlak, galat relative, dan galat relative hampiran. Pada perhitungan numerik galat relative hampiran menggunakan pendekatan yang lain, yaitu dengan pendekatan iterasi, ERA dihitung dengan cara;

Obj112

Dimana Ar

: ar+1

= nilai hampiran

= nilai hampiran sebelumnya

Proses iterasi dihentikan bila; | ERA | < Es Es adalah toleransi galat yang dispesifikasikan. Nilai Es menentukan ketelitian solusi numerik, semakin kecil nilai Es semakin teliti solusinya, namun semakin banyak proses iterasinya.

Metode Interpolasi Linier (False Position Method) -

Langkah-langkah perhitungan: f(xn) dan f(xn+1), f(xn) dan f(xn+1) berlawanan tanda.

1. Hitung fungsi pada interval yang sama dari x sampai pada perubahan tanda dari fungsi

2. Perkiraan dari akar xt dihitung dengan:

Obj113

3. Hitung nilai f(xt) 4. Buat evaluasi: apakah f(xn) dan f(xn+1) yang berlawanan tanda dengan f(xt).

Bila f(xn) yang berlawanan tanda dengan f(xt), tetapkan xt = xn+1 dan kembali ke langkah 2

Bila f(xn+1) yang berlawanan tanda dengan f(xt), tetapkan xt = xn dan kembali ke langkah 2

Bila f(xt) = 0, perhitungan selesai, dan xt adalah akar persamaan yang dicari. Interpolasi Interpolasi adalah suatu cara untuk mencari nilai di antara beberapa titik data yang telah

diketahui. (Menaksir, menebak, memprediksikan sebuah data)


Interpolasi :

a. Linier b. Kuadratik c. Polynomial Contoh : X 1 2 3 Y 5 2 3 y=y1x-x2x-x3(x1-x2)(x1-x3)+y2x-x1x-x3(x2-x1)(x2-x3)+y2x-x1x-x2(x3-x1) (x3-x2) y=52,5-22,5-31-21-3+22,5-12,5-32-12-3+32,5-12,5-23-13-2 = 5-0,252+2-0,75-1+30,752 = -0,625+1,5+1,125 =2


(x (yx ) y ) (x x ) p1(x) = y0 0 + 1 + 0y1 (x x00 ) (x0 (x11) x0 ) (x1 x0 )

y=y2-y1x2-x1 .x-x1+y1

Polinom berderajat satu Dapat diatur kembali sedemikian rupa sehingga menjadi

p1 x)( = a0L0 x)( + 1La 1 x)(


Atau dapat dinyatakan dalam bentuk (*)
L10(x) =

a10 =((xx yxx01))


10 10 1 0

Dimana

Bentuk umum Polinom Lagrange derajat n untuk (n+1) titik berbeda adalah :
pn x)( = iLa i x)( = a0L0 x)( + 1La 1 x)( + . + . nLa n x.)(
i= 0 n

Li ( x ) =
n

(x x j )

j = 0 ( xi x j ) j i

Yang dalam hal ini

ai = y i

Persamaan * dinamakan Polinom Lagrange derajat 1. Hampiri fungsi f(x) = cos(x) dengan polinom interpolasi derajat tiga pada range [0.0,

1.2]. Gunakan empat titik


x0 = 0.0, x1 = 0.4, x2 = 0.8, x3 = 1.2 Perkirakan nilai p3(0.5) dan bandingkan dengan nilai sebenarnya. -

Contoh 2 : selesaikan Interpolasi Kuadratik Perkirakan nilai p3(0.5) dan bandingkan dengan nilai sebenarnya.
Xi - 0.0 - 0.4 - 0.5? - 0.8 - 1.2 - yi - 1 - 0.921061 - - 0.696707 -

p3 (x) = y0

0.362358
p3 (x) = a0 L0 (x) + a1 L1 (x) + a2 L2 (x) + a3 L3 (x) (x x1 ) x( x2 ) x ( x3 ) (x x0 ) x ( x2 ) x( x3 ) + y1 + (x0 x1) x0 ( x2 ) x0 ( x3 ) (x1 x0 ) x1( x2 ) x1( x3 ) (x x ) x( x ) x ( x ) (x x ) x( x ) x( x ) y2 0 1 3 + y3 0 1 2 (x2 x0 ) x2( x1 ) x(2 x3 ) (x3 x0 ) x(3 x1 ) x(3 x2 )

Penyelesaian Interpolasi Kuadratik

Obj125

p3(0.5) = 0.8 7 7 2 2 1
-

y = c 0.5)o= 0.8 s 7 ( 7 5 8 3
-

nilai sebenarnya :

Metode Eliminasi Gauss Metode ini merupakan cara yang paling lama dalam penyelesaian sistem persamaan linier. Prinsipnya: Mengurangi sistem persamaan ke dalam bentuk segitiga sehingga salah satu dari persamaan hanya mengandung satu bilangan yang tak diketahui dan setiap persamaan berikutnya hanya terdiri dari satu tambahan bilangan yang tidak diketahui. Langkah-langkah perhitungan: Dipandang dari suatu sistem dari 3 persamaan dengan tiga bilangan yang tidak diketahui a11x1 + a12x2 + a13x3 = b1 a21x1 + a22x2 + a23x3 = b2 a31x1 + a32x2 + a33x3 = b3

Obj128

1. Persamaan (1a) dibagi dengan koefisien pertama dari persamaan tersebut (elemen pivot), a11
-

2. Persamaan (2) dikalikan dengan koefisien pertama dari persamaan kedua (1.b), a21

Obj129

Obj130

3.

Persamaan (1.b) dikurangi dengan persamaan (3 Atau a22x2 + a23x3 = b2

4. Persamaan yang dinormalkan (2) dikalikan dengan koefisien pertama dari persamaan ketiga (1.c), a31 5. Persamaan yang dikurangi dengan persamaan yang telah dikalikan dengan koefisien pertama dari (1.c) hasilnya menjadi
-

a32x2 + a33x3 = b3 6. Akhirnya didapat system persamaan berikut: a11x1 + a12x2 + a13x3 = b1 a22x2 + a23x3 = b2 a32x2 + a33x3 = b3

Obj131

7. Mengeliminasi x2, persamaan (4.b) dibagi dengan koefisien pertama dari persamaan tersebut, a22 8. Persamaan (5) dikalikan dengan koefisien pertama dari persamaan (4.c)

Obj132

9. Persamaan (4.c) dikurangi dengan persamaan (6)

Obj133

Atau a33x3 = b3

Dengan demikian sistem persamaan menjadi:


-

a11x1 + a12x2 + a13x3 = b1 a22x2 + a23x3 = b2 a33x3 = b3 Sistem persamaan di atas mempunyai koefisien matriks yang berbentuk segi tiga, sehingga dapat dihitung nlai x1, x2, dan x3 Metode Gauss-jordan

Langkah-langkah perhitungan: Dipandang suatu sistem dari 4 persamaan dengan 4 bilangan yang tidak diketahui.
-

a11x1 + a12x2 + a13x3 + a14x4 = b1 a21x1 + a22x2 + a23x3 + a24x4= b2 a31x1 + a32x2 + a33x3 + a34x4= b3 a41x1 + a42x2 + a43x3 + a44x4= b4

Bila ditulis dalam bentuk matriks

Obj137 Obj136 Obj135 Obj134

Baris pertama dari persamaan (2) dibagi dengan elemen pivot, yaitu a11

Obj140 Obj139 Obj138

= Elemen pertama dari semua baris lainnya dibuat nol dengan cara: pertama dari persamaan kedua, a21
2. Persamaan ketiga dikurangkan dengan perkalian persamaan pertama dengan elemen 1. Persamaan kedua dikurangkan dengan perkalian persamaan pertama dengan elemen

pertama dari persamaan ketiga, a31


3. Persamaan keempat dikurangkan dengan perkalian persamaan pertama dengan elemen

pertama dari persamaan keempat, a41


-

Operasi ini menghasilhan sistem persamaan berikut:

Obj143 Obj142 Obj141

= Kemudian tetapkan baris kedua sebagai baris pivot dan a22 sebagai elemen pivot. Prosedur di atas diulangi lagi untuk baris ke dua, baris ke dua dibagi dengan elemen pivot, a22

Obj146 Obj145 Obj144

= Elemen dari semua baris lainnya dihilangkan dengan cara,


Persamaan pertama dikurangkan dengan perkalian persamaan kedua dengan elemen

kedua dari persamaan pertama, a12


Persamaan ketiga dikurangkan dengan perkalian persamaan kedua dengan elemen

kedua dari persamaan ketiga, a32


Persamaan keempat dikurangkan dengan perkalian persamaan kedua dengan elemen

kedua dari persamaan keempat, a42


-

Opersai ini menghasilkan sistem persamaan berikut:

Obj149 Obj148 Obj147

= Tetapkan baris ketiga sebagai garis pivot, ulangi prosedur di atas sehingga akhirnya didapat sistem sebagai berikut

Obj152 Obj151 Obj150

= Dari sistem persamaan (6) dapat dihitung nilai x1, x2, x3, dan x4 Contoh:

1. +y+3z=8

2x+y+z=16 x+3y+5z=24
2. Jawab :

3.
4.

A=A1.1A1.2A1.3A2.1A2.2A2.3A3.1A3.2A3.3=113211135
5.

B=B(1.1)B(2.1)B(3.1)=81624

6. 7.

A1=B(1.1)A(1.2)A(1.3)B(2.1)A(2.2)A(2.3)B(3.1)A(3.2)A(3.3)B(1.1)A(1. 2)B(2.1)A(2.2)B(3.1)A(3.2)A=8131611243581161243 A2=A(1.1)B(1.1)A(1.3)A(2.1)B(2.1)A(2.3)A(3.1)B(3.1)A(3.3)A(1.1)B(1. 1)A(2.1)B(2.1)A(3.1)B(3.1)A=1832161124518216124 A3=A(1.1)A(1.2)B(1.1)A(2.1)A(2.2)B(2.1)A(3.1)A(3.2)B(3.1)A(1.1)A(1. 2)A(2.1)A(2.2)A(3.1)A(3.2)A=11821161324112113

Det A =((A1.1*A2.2*A3.3)+A1.2*A2.3*A3.1+(A1.3*A2.1*A3.2))((A1.3*A2.2*A3.1)+A1.1*A2.3*A3.2+(A1.2*A2.1*A3.3))= (1*1*5+ 1*1*1+ 3*2*3-3*1*1+1*1*3+ 1*2*5 =5+1+183+3+10=8 Det A1=((B1.1*A2.2*A3.3)+A1.2*A2.3*B3.1+(A1.3*B2.1*A3.2))((A1.3*A2.2*B3.1)+B1.1*A2.3*A3.2+(A1.2*B2.1*A3.3))= (8*1*5+ 1*1*24+ 3*16*3-3*1*24+8*1*3+ 1*16*5 =40+24+144-72+24+80=32 Det A2=((A1.1*B2.1*A3.3)+B1.1*A2.3*A3.1+(A1.3*A2.1*B3.1))((A1.3*B2.1*A3.1)+A1.1*A2.3*B3.1+(B1.1*A2.1*A3.3))= (1*16*5+ 8*1*1+ 3*2*24-3*16*1+1*1*24+ 8*2*5 =80+8+14448+24+80=80 Det A3=((A1.1*A2.2*B3.1)+A1.2*B2.1*A3.1+(B1.1*A2.1*A3.2))((B1.1*A2.2*A3.1)+A1.1*B2.1*A3.2+(A1.2*A2.1*B3.1))= (1*1*24+ 1*16*1+ 8*2*3-8*1*1+1*16*3+ 1*2*24 =24+16+488+48+48=-16

x=detA1detA=328=4

y=detA2detA=808=10 z=detA3detA=-168=-2

Bisection Prinsip: Kurung akar fungsi di antara dua batas, lalu paruh batas itu terus menerus sampai batas itu sedemikian sempit dan dengan demikian lokasi akar fungsi diketahui dengan keakuratan tertentu.

Langkah: 1.Perkirakan akar fungsi (bisa dengan cara memplot fungsi). 2.Tentukan batas awal yang akar fungsi 3.Belah dua daerah berisi akar fungsi itu. 4.Tentukan daerah yang berisi akar fungsi. 5.Ulangi langkah 3 dan 4 sampai dianggap cukup. 6.Tentukan akar fungsi.

Anda mungkin juga menyukai