Anda di halaman 1dari 19

Fungsi

: Mereaksikan Amoniak dengan Asam Sulfat sehingga diperoleh Amonium Sulfat

Jenis Alat

: Reaktor Gelembung Berpengaduk

Kondisi operasi : Tekanan Suhu : 1 atm : 105oC

Reaksi yang Terjadi : 2NH3 (g) + H2SO4 (1) (NH4)2SO4(l)

Untuk reaksi antara gas dan cairan dikenal teori dua lapisan film (Two Film Theory), dimana ada 4 hal yang berpengaruh, yaitu: 1. Difusi dari gas ke interface

Dengan : r kg Cg Cig ag

= kecepatan difusi = koefisien perpindahan massa melalui lapisan gas = konsentrasi gas mula-mula = konsentrasi gas pada interface = interface area antara gas dengan cairan

2. Kesetimbangan gas-cair

Dengan : Cig H CiL

= konsentrasi gas pada interface = konstanta Henry = konsentrasi cairan pada interface

3. Difusi dari interface ke cairan

Dengan : kL

= koefisien perpindahan massa melalui lapisan cairan

CiL CL

= konsentrasi cairan pada interface = konsentrasi cairan mula-mula

4. Reaksi di dalam cairan.

Dengan : r k CL

= kecepatan reaksi = konstanta kecepatan reaksi = konsentrasi cairan mula-mula

Jenis reaktor yang digunakan adalah reaktor gelembung. Pada prinsipnya, berdasarkan pola aliranya, reaktor gas-cair dapat diklarifikasikan sebagai berikut: 1. Gas plug flow, cairan pug flow 2. Gas mixed flow, cairan plug flow 3. Gas mixed flow, cairan mixed flow Jenis yang dipilih adalah gas dan cairan mixed (completely mixed), yaitu dengan menambahkan pengaduk kedalam reaktor. Arah aliran umpan adalah countercurrent yaitu asam sulfat masuk melalui bagian atas reaktor sedang amoniak digelembungkan dengan sparger di dasar reaktor. Menurut Froment,1979, reaksi antara gas NH3 dengan larutan H2SO4 adalah reaksi yang instan (instantaneous reaction), sehingga tahapan yang paling berpengaruh adalah tahap transfer massa gas NH3 ke fase cairan ( larutan H2SO4)

Data-data untuk perancangan reaktor: 1. Menentukan difusifitas gas NH3 dalam larutan H2SO4 Nilai difusifitas dicari dengan persamaan : * [ Dengan: DAL P ] [ ] + ]

= difusifitas zat A dalam cairan, m2/s = tekanan total, atm

MA,MB = berat molekul komponen, kg/kgmol Vi T = jumlah special diffusion film coefficeient = suhu sistem , K

Diperoleh nilai dal untuk sistem NH3- H2SO4 sebesar 2,39 . 10-5 m2/s

2. Menghitung tegangan muka = NH3- H2SO4 = [P(L-v)]4 Dengan :


L, v

= tegangan muka, dyne/cm = densitas pada fase cair dan gas, mol/cm3 = parameter sudger parachor (perry, 1984) H2SO4= 0.1297 dyne/cm NH3- = 19.388 dyne/cm = 19.258 dyne/cm = 0.019kg/det2

P Diperoleh nilai :

3. Menentukan nilai koefisien transfer massa dari gas ke cairan (kLA) Harga kofisiem transfer massa dihitung dengan persamaan van dierendonck kLA

Dengan :

ul
l

= viskositas larutan, kg/m.det = densitas larutan , kg/m3 = difusifitas gas dalam larutan, m2/s

DaL

Diperoleh nilai kLa = 4,41.10-2 m/s

PERHITUNGAN NERACA MASSA

Reaksi pembentukan ammonium sulfat merupakan reaksi netralisasi yang sangat cepat (instantaneous reaction). Pada reaksi tersebut NH3 berdifusi melalui lapisan film gas dan lapisan film cairan selanjutnya bereaksi dengan H2SO4 pada fase cair.

interface Lapisan gas Lapisan cairan Pa Bidang Reaksi Bulk gas Pai Cai

Gambar 1. Skema mekanisme reaksi gas-cair di film cairan

Karena reaksi yang terjadi di badan cairan berlangsung dengan cepat, maka peristiwa yang mengontrol proses secara keseluruhan adalah difusi gas amoniak ke badan cairan asam sulfat. Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis, sehingga untuk mempertahankan suhu perlu di tambahkan air kedalam reaktor. Reaksi yang terjadi : 2NH3 (g) + H2SO4 (1) (NH4)2SO4(l)

Kapasitas pabrik

= 200.000 ton/tahun

Dengan jumlah hari operasi = 330 hari 1 hari = 24 jam

Produksi ammonium sulfat = 25.252,52525 kg/jam Komposisi Produk : Ammonium Sulfat Asam Sulfat Air = 0.9975% = 0.001% = 0.0015%

Jadi, Ammonium Sulfat yang dihasilkan

= 0.9975 x 25.252,525 kg/jam = 25.189,39 kg/jam = 190.828742 kmol/jam

Perhitungan kebutuhan umpan: 1. Kebutuhan NH3 stokiometris = 2 x 190.828742 kmol/jam = 381.6575kmol/jam = 6488.177 kg/jam Diambil jumlah amoniak yang tidak terdifusi sebesar 3% (Petrokimia Gresik), maka : Jumlah NH3 yang dimasukkan kedalam reaktor = 6488.177

= 6688.842 kg/jam

2. kebutuhan H2SO4 stokiometris

= 190.828742 kmol/jam = 18701.22 kg/jam

H2SO4 yang terikut produk reaktor H2SO4 total yang dimasukkan dalam reaktor H2SO4 98% yang diperlukan

= 25.25253 kg/jam = 18726.47 kg/jam = x 18.726,7 kg/jam

= 19108.64 kg/jam

3. Menghitung kebutuhan H2O H2O dalam larutan H2SO4 umpan = 0,02 x 19.108,64 kg/jam = 382,1728 kg/jam

Larutan yang keluar dari reaktor adalah larutan amonium sulfat yang bersuhu 105oC. Dari hasil perhitungan didapatkan produk keluar reaktor mempunyai kelarutan sebesar 62,34 gram ammonium sulfat / 100 gram air Jumlah air dalam larutan keluar reaktor = x 25.189,39 kg/jam

= 40.406,5 kg/jam Misal H2O yang di tambahkan = m kg/jam

Maka, jumlah H2O yang menguap = (m + 382,1728) 40.406,5 kg/jam Untuk mencari jumlah H2O yang di tambahkan digunakan neraca massa di sekitar reaktor.

Neraca panas di sekitar reaktor: H masuk reaktor = H keluar reaktor + HR reaksi Suhu referensi adalah 25C Jika di gambarkan secara sederhana : NH3 H NH3 H2SO4 H2O H1 H2 T1 H2SO4 H2O(g) H2O(l) (NH4)2SO4(l)

HR (25oC)

Mencari HR 2NH3 (g) + H2SO4 (1) Hf ZA Hf H2SO4 Hf NH3 HR


= Hf

(NH4)2SO4(l)

= -1173.1 kj/mol = -811.32 kj/mol


= -46.19

kj/mol

ZA - Hf H2SO4 2.Hf NH3 (-811.32) (2. -46.19)

= -1173.1 = -269.4

kj/molZA

HR

= -269.4

kj/molZA x 190.828742 kmol/jam kj/jam

= -51409.26

+ H2O.m

HR

= H1

+ H2 + HR =0

Dengan cara trial dan error di dapat nilai m = 241.4586736 kg/jam Jadi jumlah air yang di butuhkan adalah sebanyak 241.4586736 kg/jam

PERHTUNGAN DIMENSI REAKTOR

Kondisi operasi Suhu Tekanan = 105 C = 1 atm

Jenis reaktor yang dipakai adalah reaktor gelembung berpengaduk dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1. reaksi eksotermis dengan adanya pengadukan diharapkan transfer panas akan merata 2. Dengan adanya pengadukan maka akan terbentuk luas interface yang lebih besar sehingga gas akan lebih mudah terdifusi dan reaksi akan semakin cepat terjadi 3. Dengan adanya pengadukan maka konsentrasi larutan di setiap titik adalah sama (homogen) , sehingga tidak akan menyebabkan terbentuknya kristal dalam reaktor.

Persamaan-persamaan matematis untuk reaktor :


Asam sulfat Air Amoniak Air

Amoniak

Asam sulfat Air Amonium sulfat

Reaksi yang terjadi : 2NH3 (g) + H2SO4 (1) aA FAo FAo.XA FAo.(1-XA) + bB FBo

(NH4)2SO4(l) cC FCo

FAo.XA

FAo.XA

FBo- FAo.XA

FBo- FAo.XA

General mole Balance equation : FAo - FA NA . Av . (1-og) . V =0

FAo Fao.XA NA . Av . (1-og).V = 0 Fao.XA NA . Av . (1-og). V =0

NA . Av . (1-og). V = Fao.XA V= Dimana : (

. (1) )(2) (Rase, 1977)

Dengan : V Fao XA NA Kl = volume Reaktor , m3 = kecepatan umpan masuk, kmol/jam = konversi amonia = kecepatan transfer massa amonia, kmol/m2.detik = koefisien transfer massa gas-caor , m/detik

CAi CBL Av og

= konsentrasi ammonia di interface, kmol/m3 = Konsentrasi asam sulfat dalam produk , kmol/m3 = Interfacial Area, 1/m = Hold up gas

Dari persamaan 1 & 2 diperoleh : V=


[ ]

Untuk menghitung volume reaktor diperlukan persamaan-persamaan sebagai berikut: 1. Kecepatan volumetric gas masuk (FA) FA gas Dengan : FA P BM T = kecepatan aliran gas, kg/det = tekanan gas masuk, atm = berat molekul gas, g/gmol = suhu gas masuk, K = = (m3/jam) (kg/m3)

2. Diameter gelembung Perhitungan diameter gelembung diperluka untuk perancangan perforator. Persamaan untuk menghitung diameter gelembung diperoleh dari froment, 1979. Db = (

Untuk N > 2.5 N*, Eob = 0.41 Untuk N > 2.5 N*, Eob = 0.21.*

)+

Dengan : N N=* N* = kecepatan putaran pengaduk

+
= kecepatan putaran karakteristik untuk pengeluaran gelembung gelembung dan disperse gelembung gas dalam cairan , rps

N* dapat dihitung dengan persamaan : N* = 2.* Dengan : L HL Hs = tegangan permukaan cairan , N/m = tinggi permukaan cairan dalam tangki, m = Tinggi impeller, m +

.*

Jadi (HL-Hs) adalah tinggi cairan diatas pengaduk ketika belum ada penggelembungan og untuk larutan elektrolit dihitung dengan rumus : og = 0,31.[ Dengan : USg A ds dr = kecepatan superficial gas, m/s = luas penampang reactor, m2 = diameter pengaduk, biasanya diambil = 1/3 diameter reactor = diameter reaktor, m

+ 0,45

Luas permukaan interface per satuan volum larutan untuk dispersi dapat dihitung dengan rumus: Av =

Harga koefisien transfer masssa, dihitung dengan rumus :

PERANCANGAN REAKTOR

A. MENENTUKAN DIMENSI REAKTOR Dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut: Jumlah reactor Volume reaktor Diameter reaktor = 1 buah = 46.3924 m3 = 3.6644 m

Over design factor 20% Sehingga V reactor = 1.2 x 46.3924 = 55.67088 m3 Diameter = 4.39728 m

Diambil diameter standar 3.9624 m atau 156 in Menurut rase(1977), tinggi reactor = 1,2 kali diameter reactor ditambah dengan ruang bebas (vapor room) sebesar 3ft. H reaktor = 1,2 X D reactor + 3ft = 1.2 x 3.9624 m + 3 ft = 5.6693 m

B. MENENTUKAN TEKANAN DESIGN Tekanan dalam reactor Luas tampang reactor = tekanan operasi + tekanan hidrostatik = Ar = = = 12.3249818 m2 Tinggi cairan dalam reactor =

P hidrostatik = l x g x h = 1250.2 kg/m3 x 9.8 m/s2 x 1.9653092 m = 24078.9 kg/m.s2 P operasi P design = 1 + 0,2407 atm = 1.240788895 atm = 1.2 x 1.240 atm = 1.488946674 atm = 21.699998159 psia P gauge = 21,7 -14,7 psig = 6.999998159 psig

C. MENENTUKAN TEBAL DINDING REAKTOR Bahan yang di pakai : stainless steel ID Stainless steel OD Data-data untuk stainless steel : F = 17.000 psia = 0,8 (welded butt joint)

Tebal dinding reactor di hitung dengan rumus :

Dengan : t P f C D = tebal dinding shell, inchi = tekanan system, psia = allowable stress, psia = efisinsi sambungan, = corrosion allowance, inchi = diameter reaktor, inchi

Diperoleh nilai t :


Diambil diameter standar = 0.25 in atau 4/16

D. MENENTUKAN JENIS DAN UKURAN HEAD Head yang dipilih : Torispherical Flanged and Dished Head. Alasan pemilihan : head jenis ini dapat digunakan untuk vessel dengan tekanan 15 200 psig (brownell & young, 1959)
OD

OA

icr

sf

ID t a C

Untuk menghitung tebal head digunakan persamaan-persamaan : ( Dengan RC iCR w = jari jari dish, in = jari jari sudut dalam, in = factor intensifikasi tegangan untuk torispherical dished head ) dan

untuk asumsi awal digunakan teabal head = tebal dinding reactor = 0,25 in Dengan ID reactor = 156 in Dari table 5.7 B & Y diperoleh nilai RC = 144 in dan iCR = 9,375 Sehingga:

Tebal head standar 0,375 in

E. MENENTUKAN F. MENENTUKAN POWER PENGADUKAN Power pengadukan tanpa gas dihitung dengan menggunakan Fig. 8.7 (Rase,1977) Dengan: N = 1.201 g/cm3 = 2 rps = 132.07 cm = 0.026 g/cm.s = 0.0017474 lb/ft.s

Dimp = 1.3207 m = 2.6 cp

= 1611417.259

Dari fig 8.7 (rase, 1977 ) diperoleh nilai Np 1.3

= 3808.804 HP

Sehingga diperoleh nilai Pa sebesar . Hp Sedangkan power pengadukan cairan dan gas (Pa)g dihitung dengan persamaan: (Pa)g Dengan: Qg Pa N

+
= 8291.31 ft2/menit = 3808.804 HP = 2rps

= kecepatan volumetric gas = power pengadukan tanpa gas = kecepatan putar pengaduk

Sehingga (Pa)g = 335.3520 HP Diambil efisiensi motor = 80% sehingga power motor yang digunakan : = 419.19 HP

Diambil power pengadukan sebesar 450 Hp

G. MENENTUKAN LAYOUT PERFORATOR Diameter gelembung yang diperoleh dari hasil perhitungan: Db = 0.00065 m = 0.65 mm Diameter lubang perforator dihitung dengan rumus : ( ( )(

) (froment, 1979)

Dengan : USG Db = kecepatan gas melalui pipa berlubang = diameter gelembung = 0.00065m =1835 kg/m3 = 0.2186 m/s = 0.65 mm

= tegangan permukaan cairan = 0.019 kg/det2 = rapat massa cairan

Sehingga diperoleh diameter lubang perforator = 1.0058 x 10-6 m = 0.001058 mm Kecepatan volumetric gas melalui lubang orifice : ( ) (Perry , 1984) Q1 = 1.395x10-8 m3/s Kecepatan gas masuk reactor = Q = 2.3031 m3/s Jumlah lubang perforator Luas total lubang = n . Ao = n = Q/Q1 =165138975 buah = n . /4 do2 = 131.1486 m2

Dipilih susunan lubang triangular Pitch dengan jarak antar pusat lubang (s) = 2-5 diameter lubang orifice (do) (Treybal , 1984). Dipilih s = 3.5 do. Dari fig 8-69 Ludwig, luas lubang orifice = 7,5 % luas plate Luas plate = 1748.65 m2

Diameter plate = 23.5986 m

H. PERANCANGAN PIPA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN 1. Pipa pemasukan larutan H2SO4 Peersamaan yang dipakai : Diopt Diopt = 3,9 x Q0,45 x 0.13 untuk aliran turbulen = 3,9 x Q0,36 x 0.18 untuk aliran laminar ( Peter & Timmerhaus, 1981) Dengan Diopt = diameter dalam pipa optimum, m Q = debit cairan masuk = 0.488 ft3/det = massa jenis cairan = 70 lb/ft3 Diperoleh Diopt = 4.9058 in (turbulen) =4.9781 in (laminar) Asumsi aliran turbulen. Dipilih ukuran pipa standar : NPS 5 ; Sch 40 ; OD = 5,563 in, ID = 5.047 in, A =20.01 in2 Cek aliran : v =

= 3.51212 ft/detik

= 59169.855 aliran turbulen, jadi asumsi benar

2. Pipa pemasukan NH3 Tekanan gas Nh3 masuk reactor = tekanan reactor + tekanan hidrostatis = 1.24078 atm Densitas gas NH3 = = 0.64004 kg/l = 39.9564lb/ft3 Kecepatan aliran gas =6688.8422 kg/jam = 4.0962 lb/s Qv = 0.1025 ft /s Diopt = 4.9059 in (laminar) Diopt =4.9782 in (turbulen)
3

Asumsi aliran turbulen. Dipilih ukuran pipa standar : NPS 1 ; Sch 40 : OD =1.9 in ID = 1.61 in A = 2.0348 in2 Cek aliran : v= = 7.25557 ft/det

= 22257.874 aliran turbulen, jadi asumsi benar

3. Pipa pengeluaran gas H2O dan NH3 Kecepatan aliran gas = 11982.860 kg/jam =7.3382 lb/s Densitas campuran gas Qv = 0.20337 ft3/s Diopt =3.22 in (laminar) Diopt =3.03 in (turbulen) Asumsi aliran turbulen. Dipilih ukuran pipa standar : NPS 1 ; Sch 40 : OD =3.5 in ID = 3.068 in A = 7.3889 in2 Cek aliran : v= = 3.96371 ft/det

= 0.578 kg/L =36.0833 lb/ft3

= 20924.9 aliran turbulen, jadi asumsi benar

4. Pipa pengeluaran hasil ammonium sulfat Kecepatan aliran gas = 25189.3939 kg/jam = 15.4258 lb/s Densitas campuran gas Qv = 0.0002 ft3/s Diopt = 3.3042 in (laminar) Diopt = 2.9092 in (turbulen) Asumsi aliran turbulen. = 1250 kg/L =78034.956 lb/ft3

Dipilih ukuran pipa standar : NPS 1 ; Sch 40 : OD = 3.5 in ID = 3.068 in A =7.3889 in2 Cek aliran : v= =0.00385 ft/det

= aliran turbulen, jadi asumsi benar

d c b a f

e j g h

i l

k a b d c

Anda mungkin juga menyukai