Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga tugas dari Mata Kuliah Bisnis Pariwisata yang bertema Dasar pemikiran orang Bali lebih suka bekerja di sektor pariwisata Bali ini dapat terselesaikan. Kami menyadari bahwa, tugas ini masih jauh dari sempurna dan memuaskan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang membaca tulisan ini untuk penyempurnaan tulisan-tulisan kami selanjutnya. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendorong dan membantu dalam penyusunan tugas kami ini.

Denpasar, 10 Juli 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................1 DAFTAR ISI ................................................................................................................................2 BAB 1 KONSEP TEORI ............................................................................................................3 Definisi Pariwisata ..............................................................................................................3 Definisi Industri Pariwisata ................................................................................................3 Sumber-sumber Pariwisata .................................................................................................4 Jenis-jenis Pariwisata..........................................................................................................4 BAB II KASUS ...........................................................................................................................5 Artikel 1 ..............................................................................................................................7 Artikel 2 ..............................................................................................................................8 BAB III KAITAN KASUS DENGAN TEORI ..........................................................................9 BAB IV PENUTUP ...................................................................................................................10 Kesimpulan ........................................................................................................................10 Saran ..................................................................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................11

BAB I KONSEP TEORI

Definisi Pariwisata Sebelum menggunakan kata pariwisata, masyarakat Indonesia menggunakan kata turisme, yang merupakan serapan dari Bahasa Belanda tourisme. Sejak tahun 1958 resmilah kata pariwisata digunakan sebagai padanan tourisme (Bahasa Belanda) atau tourism (Bahasa Inggris). Menurut Mill (2000), pariwisata adalah aktivitas yang terjadi apabila seseorang wisatawan melakukan perjalanan, mencakup segala sesuatu mulai dari perencanaan perjalanan itu sendiri, perjalanan ke tempat tertentu, tinggal di tempat itu, kembali dan kenangan yang didapat sesudahnya. Aktivitas perjalanan meliputi pembelian-pembelian yang dilakukan serta interaksi yang terjadi antara pihak tuan rumah dan tamunya. Dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk di dalamnya pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Menurut Suwantoro (1997) istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Jadi dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam aktivitas yang terjadi apabila seseorang melakukan perjalanan (mencakup segala sesuatu mulai dari perencanaan perjalanan, tinggal untuk sementara waktu, hingga kembali beserta kenangan yang didapat) dengan tujuan-tujuan tertentu akibat adanya daya tarik wisata dari daerah tujuan wisata tersebut yang didukung dengan fasilitas penunjang lainnya.

Definisi Industri Pariwisata Ada beberapa pengertian tentang industri pariwisata, antara lainnya sebagai kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and service) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya(Yoeti, 1985).

Pengertian tentang industri pariwisata yang lainnya adalah suatu susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian(Kusudianto, 1996). Jadi dapat disimpulkan, industri pariwisata adalah suatu kumpulan berbagai perusahaan yang berkecimpung dalam satu sektor, yaitu sektor pariwisata, yang menawarkan produk sejenis dan/atau saling menunjang satu sama lainnya kepada para wisatawan atau konsumen objek wisata. Sumber sumber Pariwisata Modal atau sumber pariwisata dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: potensi alam, potensi kebudayaan, dan potensi manusia. Potensi-potensi tersebut dijelaskan dibawah ini: a. Potensi Alam, terdiri dari potensi fisik, flora dan fauna. Ketiga potensi alam tersebut dapat menjadi atraksi wisata yang berperan sama, tetapi salah satu atraksi dapat lebih menonjol. Pada umumnya wisatawan lebih tertarik pada alam terbuka seperti pegunungan, hutan dan pantai. b. Potensi Kebudayaan, yaitu kebudayaan dalam arti luas, tidak hanya meliputi kebudayaan tinggi, tetapi juga meliputi adat istiadat dan segala kegiatan yang hidup di tengah-tengah masyarakat. c. Potensi Manusia, yaitu kemampuan yang ada dalam diri manusia yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata.

Jenis jenis Pariwisata Menurut Pendit (2002:38-43) jenis pariwisata dibagi menjadi 15, yaitu: wisata budaya, wisata kesehatan, wisata olahraga, wisata komersial, wisata industri, wisata politik, wisata konvensi, wisata sosial, wisata pertanian, wisata maritim, wisata cagar alam, wisata buru, wisata pilgrim, wisata bulan madu, dan wisata petualangan. Jenis-jenis pariwisata tersebut dijelaskan dibawah ini: a. Wisata Budaya Suatu jenis pariwisata yang dilakukan atas dasar keinginan dengan tujuan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan cara mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat setempat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup dan budaya serta kesenian dari daerah tersebut. b. Wisata Kesehatan Suatu jenis pariwisata yang dilakukan oleh wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari, dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat secara jasmani dan rohani dengan mengunjungi tempat peristirahatan yang sesuai. Misalnya, mengunjungi tempat wisata kebun raya bedugul guna memperoleh udara yang segar.
4

c.

Wisata Olahraga Suatu jenis pariwisata yang dilakukan oleh wisatawan dengan tujuan untuk berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olah raga di suatu tempat atau negara, misalnya Asian Games, Olimpiade, dan lain-lain.

d.

Wisata Komersial Suatu jenis pariwisata yang dilakukan oleh wisatawan dengan tujuan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersil, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.

e.

Wisata Industri Suatu jenis pariwisata yang dilakukan oleh sekumpulan pelajar atau mahasiswa dan orangorang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik dengan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.

f.

Wisata Politik Suatu jenis pariwisata yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik. Misalnya, peringatan Hari Kemerdekaan suatu negara.

g.

Wisata Konvensi Suatu jenis pariwisata ke suatu tempat yang semula disediakan oleh pemerintah setempat sebagai fasilitas untuk melakukan sidang bagi peserta konferensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Misalnya, Balai Sidang Senayan di Jakarta.

h.

Wisata Sosial Suatu jenis pariwisata yang menawarkan suatu paket perjalanan yang relatif lebih murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan seperti misalnya bagi kaum buruh, pemuda, pelajar atau mahasiswa, petani dan sebagainya.

i.

Wisata Pertanian Seperti halnya wisata industri, wisata pertanian adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan proyek proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjunganan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat lihat di sekitar areal pertanian.

j.

Wisata Maritim (Marina) atau Bahari Suatu jenis pariwisata yang dikaitkan dengan kegiatan olahraga air, seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar dan lain-lain.
5

k.

Wisata Cagar Alam Suatu jenis pariwisata yang diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usahanya dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.

l.

Wisata Buru Suatu jenis pariwisata yang banyak dilakukan di negeri-negeri yang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan ditawarkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah hutan yang telah ditetapkan pemerintah negara yang bersangkutan.

m. Wisata Pilgrim Suatu jenis pariwisata yang dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata pilgrim banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan. Wisata pilgrim ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. n. Wisata Bulan Madu Suatu jenis pariwisata yang menyelenggarakan perjalanan bagi pasangan pengantin baru, yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka, seperti kamar pengantin di hotel dengan dekorasi yang istimewa. o. Wisata Petualangan Suatu jenis pariwisata yang meyediakan kegiatan wisata yang menantang dan memacu adrenalin, seperti masuk hutan belantara yang belum pernah dijelajahi dan penuh dengan binatang buas, mendaki tebing teramat terjal, dan lain-lain.

BAB II KASUS
Berikut ini adalah dua artikel serupa yang menunjukkan adanya kasus mengenai pendirian fasilitas pendukung pariwisata Bali, seperti hotel, yang belum mendapatkan ketegasan dari pemerintah sehingga justru mengancam keberadaan sumber pariwisata Bali yang sesungguhnya.

Artikel 1 Walhi Desak Moratorium Hotel di Bali

DENPASAR, KOMPAS.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bali mendesak pemerintah daerah segera mengeluarkan kebijakan penghentian sementara atau moratorium pembangunan hotel dan akomodasi pariwisata lainnya di seluruh wilayah Pulau Dewata. "Moratorium itu relevan dengan kondisi sekarang, mengingat semakin terbatasnya daya dukung sumber daya alam, terutama lahan dan air di daerah ini," kata Ketua Dewan Daerah Walhi Bali I Wayan Suardana di Denpasar, Rabu (20/6/2012). Dia berharap pemerintah mengerahkan kemampuannya bersama seluruh pemangku kepentingan untuk segera menyusun rencana induk atau "masterplan" pembangunan Bali. Menurut Suardana, prinsip pembangunan harus berkelanjutan dan berperspektif lingkungan hidup, sehingga dapat dijadikan rujukan yang lebih komprehensif untuk mencegah eksploitasi alam yang berlebihan akibat investasi, terutama terkait tanah dan air. Dia mengatakan, kebudayaan Bali yang bersumber dari tanah dan air terancam punah jika kedua unsur alam itu tidak dijaga dengan baik. "Jika air dan tanah habis, kebudayaan Bali akan sirna. Pariwisata yang bersumber dari kebudayaan juga akan terhapuskan," ujarnya. Kebijakan pembangunan yang tidak berpihak pada lingkungan hidup akan berpotensi menimbulkan kerusakan alam.

Sumber: kompas.com

Artikel 2 Kasus Hotel Mulia, Walhi Minta Dewan Tegas

Beritabali.com, Denpasar. Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Provinsi Bali mendesak DPRD Bali agar bersikap tegas dalam menghadapi persoalan pembangunan Hotel Mulia di kawasan Nusa Dua yang dianggap melanggar tata lingkungan. "Dewan harus bersikap tegas terhadap proyek pembangunan Hotel Mulia Resort, terlebih bangunan tersebut diduga milik buronan korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Djoko Soegiarto Tjandra," kata Ketua Dewan Walhi Bali, Wayan Suardana, di Denpasar, Selasa (4/10/2011). Pria yang akrab dipanggil Gendo ini juga meminta DPRD Bali tegas dalam penerapkan Perda Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Bali. "Pelanggaran terhadap proyek pembangunan Hotel Mulia harus mengacu pada perda tersebut, apalagi pembangunan hotel tersebut dekat dengan Pura Geger dan telah merusak lingkungan dengan membabat tebing di sekitar kawasan tempat suci tersebut,"ujarnya.

"Berdirinya hotel ini secara tidak langsung akan menggusur secara perlahan-lahan petani rumput laut. Begitu juga limbah hotel pasti mencemari laut," imbuhnya. Walhi, kata Gendo, saat ini sedang mengumpulkan data investigasi, baik data kerusakan lingkungan maupun data dari warga masyarakat yang dirugikan oleh keberadaan bangunan hotel itu. (Dev)

Sumber: beritabali.com

BAB III HUBUNGAN KASUS DENGAN TEORI


Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, pengertian pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Hotel merupakan contoh fasilitas pariwisata yang banyak terdapat di Bali. Dimana fasilitas ini sangat menunjang kelangsungan kegiatan wisata pada objek-objek wisata tertentu di Bali. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, potensi alam dan kebudayaan termasuk dalam sumbersumber pariwisata. Jika suatu daerah menginginkan kunjungan wisata yang tinggi, tentu saja sumbersumber pariwisata tersebut perlu dipelihara dengan baik. Keberadaan hotel di suatu daerah wisata banyak memberikan dampak positif, seperti meningkatnya perekonomian di daerah tersebut, namun di sisi lain keberadaan hotel tersebut juga dapat menimbulkan dampak negatif, seperti tidak terpeliharanya lingkungan alam dan terganggunya kesakralan budaya setempat. Salah satu faktor penyebab rusaknya sumber pariwisata di suatu objek wisata adalah jumlah hotel yang terlalu padat, letak hotel yang kurang tepat dan tidak dikelola dengan baik. Dengan melarang pendirian hotel di suatu daerah, tentu saja hal tersebut dapat mengurangi adanya kerusakan sumber pariwisata di daerah tersebut. Tetapi apabila daerah tersebut merupakan daerah yang berpotensi padat wisatawan, jumlah hotel sangat berpengaruh terhadap jumlah wisatawan yang menetap di sana, dan berujung pada tingginya pendapatan di daerah tersebut. Sedangkan di sisi lain, dengan mengijinkan pendirian hotel dengan mudah, tingginya jumlah hotel juga berdampak terhadap tingginya limbah yang dihasilkan yang dapat merusak lingkungan, apalagi bila hotel didirikan di tempat yang cukup disakralkan, seperti pada kasus Hotel Mulia Resort yang didirikan di dekat Pura Geger. Hal ini menimbulkan adanya dilema bagi pemerintah yang dituntut ketegasannya oleh masyarakat untuk mengeluarkan suatu kebijakan mengenai perizinan mendirikan hotel yang menguntungkan bagi semua pihak. Menurut kami, pemerintah seharusnya lebih tegas lagi dalam mengatasi permasalahan tersebut. Dimana pemerintah harus lebih memperhatikan dan mengutamakan kelestarian sumber-sumber pariwisata di daerahnya demi terwujudnya suatu keselarasan antara sektor pariwisata dan sektor lainnya dalam jangka panjang.

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan Pariwisata adalah suatu aktivitas yang terjadi apabila seseorang melakukan perjalanan (mencakup segala sesuatu mulai dari perencanaan perjalanan, tinggal untuk sementara waktu, hingga kembali beserta kenangan yang didapat) dengan tujuan-tujuan tertentu akibat adanya daya tarik wisata dari daerah tujuan wisata tersebut yang didukung dengan fasilitas penunjang lainnya. Sedangkan industri pariwisata adalah suatu kumpulan berbagai perusahaan yang berkecimpung dalam satu sektor, yaitu sektor pariwisata, yang menawarkan produk sejenis dan/atau saling menunjang satu sama lainnya kepada para wisatawan atau konsumen objek wisata. Terdapat tiga sumber pariwisata, yaitu: potensi alam, potensi kebudayaan, dan potensi manusia, dimana ketiga sumber tersebut harus diperhatikan dengan seksama demi tercapainya keselarasan pariwisata. Terdapat lima belas jenis pariwisata, yaitu: wisata budaya, wisata kesehatan, wisata olahraga, wisata komersial, wisata industri, wisata politik, wisata konvensi, wisata sosial, wisata pertanian, wisata maritim, wisata cagar alam, wisata buru, wisata pilgrim, wisata bulan madu, dan wisata petualangan. Kasus yang dibahas sebelumnya menunjukkan adanya dilema bagi pemerintah yang dituntut ketegasannya oleh masyarakat untuk mengeluarkan suatu kebijakan mengenai perizinan mendirikan hotel yang menguntungkan bagi semua pihak. Di satu sisi, hotel dapat meningkatkan jumlah wisatawan dan pendapatan yang diperoleh, sedangkan di sisi lain keberadaan hotel juga dapat merusak lingkungan alam sekitarnya dan mengganggu kesakralan budaya setempat.

Saran Menurut kelompok kami, sebaiknya pemerintah lebih tegas lagi dalam mengatasi permasalahan tersebut dengan tetap memperhatikan pihak-pihak yang terkait dan dampak yang ditimbulkan dari adanya suatu kebijakan yang ditetapkan, serta lebih mengutamakan kelestarian sumber-sumber pariwisata di daerahnya guna terwujudnya daerah sektor pariwisata yang ramah lingkungan. Dimana kebijakan tersebut dapat menimbulkan dampak positif bagi perekonomian daerah tersebut dalam jangka panjang dan terus-menerus. Sebaiknya masyarakat juga harus lebih memahami dan ikut mendukung kebijakan yang ditetapkan pemerintah dan juga harus kritis menyampaikan aspirasinya melalui pihak terkait agar dapat saling mengisi satu sama lainnya demi mementingkan kepentingan bersama.

10

DAFTAR PUSTAKA
Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Yoeti, Oka A. 2006. Tours and Travel Management. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Andreas Viklund, 2009. Pengantar Industri Pariwisata : Definisi Kepariwisataan dan Pariwisata, dan Pengembangan Pariwisata. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/pengantar-industripariwisata-definisi.html. (Diakses tanggal 10 Juli 2012) Muhamad Adril Wibowo, 2009. Industri Pariwisata. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/industri-pariwisata/. (Diakses tanggal 10 Juli 2012) Yunanto Wiji Utomo, 2012. Walhi Desak Moratorium Hotel di Bali. http://regional.kompas.com/read/2012/06/20/22022938/Walhi.Desak.Moratorium.Hotel.di.Bali. (Diakses tanggal 10 Juli 2012) Dev, 2009. Kasus Hotel Mulia, Walhi Minta Dewan Tegas. http://beritabali.com/index.php/page/berita/dps/detail/05/10/2011/Kasus-Hotel-MuliakomaWalhi-Minta-Dewan-Tegas/201107020562. (Diakses tanggal 10 Juli 2012)

11

Anda mungkin juga menyukai