Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Motivasi terbentuk dari sikap (attitute) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Merupakan kondisi atau energi yang menggerakan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.

Sikap mental karyawan harusalh memiliki sikap mental yang siap sedia secara psikofisik (siap secara mental, fisik, situasi dan tujuan). Artinya, karyawan dalam bekerja secara mental siap, fisik sehat, memahami situasi dan kondisi serta berusaha keras mencapai target (tujuan utama organasasi). Motivasi sangat penting dalam organisasi karena berkaitan dengan kemampuan (ability), Kapasitas (capacity) yang didukung oleh lingkungan, dan itulah yang menentukan tampilan seseorang dalam organisasi. Motivasi merupakan seperangkat gerakan yang mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu, dan melalui perilaku yang diharapkan akan memperoleh sesuatu yang dinginkan atau dibutuhkan. Motivasi dapat disebut juga suatu keinginan untuk menampilkan diri sedemikian rupa sehingga seseorang bisa mencapai tujuan individual atau tujuan kelompok (organisasi) secara optimal melalui pemenuhan kebutuhan individual atau kelompok (organisasi). Seiring perkembangan zaman serta pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini, secara langsung maupun tidak langsung telah menciptakan sebuah perubahan. Perubahan itu, selalu diharapkan mempunyai nilai postif. Begitu pun dengan pertambahan jumlah penduduk yang tiap tahun terus bertambah dengan berbagai permasalahannya, semakin membuktikan bahwa ketepatan dan keakuratan suatu informasi perlu dilakukan dengan maksimal. Maka dilihat dari uraian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa setiap instansi, organisasi atau perusahaan memerlukan Program Aplikasi, dimana diantaranya adalah Program Aplikasi Absensi. Menurut Panggabean definisi ketidakhadiran (absenteism) adalah kegagalan untuk melapor pada waktu kerja dengan kata lain ketidakhadiran merupakan kegagalan seorang karyawan untuk hadir di tempat kerja pada hari kerja. Ketidakhadiran

berbeda dengan terlambat (lateness) yang menunjukkan kegagalan untuk datang tepat waktu. Menurut (Jogiyanto 2000:112) Program merupakan ekpresi, pernyataan kombinasi yang disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan prosedur yang berupa urutan langkah untuk menyelesaikan masalah yang diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman, sehingga dapat dieksekusi oleh komputer. Sedangkan menurut Yulian F. Hendriyana dan Dicky Wahyu P dalam jurnalnya yang berjudul Info Linux tahun 2006 menyatakan bahwa: Aplikasi adalah program yang dioperasikan di dalam sebuah lingkungan Operating System untuk keperluan-keperluan tertentu. Berdasarkan pengertian diatas Absensi secara umum merupakan suatu pendataan kehadiran, bagian dari laporan aktifitas suatu institusi atau komponenkomponen institusi itu sendiri yang berisi data-data kehadiran yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktuwaktu diperlukan oleh pihak yang berkepentingan. Salah satu Program Aplikasi yang terdapat di PT.PLN diantaranya adalah Program Aplikasi Absensi, yaitu suatu Program Aplikasi yang digunakan untuk melakukan suatu pendataan absensi harian, pendataan absensi bulanan, rekap per tahun, Jam kerja. Oleh karena itu Program Aplikasi Absensi sangat berpegaruh bagi sebuah instansi atau perusahaan. Bagi sebuah instansi atau perusahaan Aplikasi Program digunakan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting sebagai dasar informasi dalam mengambil keputusan. Sedangkan pengaruh Program Aplikasi Absensi PT. PLN (Persero) Distribusi Jabar Dan Banten sebagai alat penunjang untuk memperlancar tugas kerja yang dilakukan bagian SDM. Menggunakan Program Aplikasi Absensi yang handal merupakan salah satu cara untuk dapat meningkatkan kualitas kinerja karyawan. Oleh karena itu, penelitian tentang kinerja karyawan sangat penting untuk dilakukan, dikarenakan dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan gambaran atau ukuran mengenai seberapa jauh target (kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu) yang telah tercapai oleh setiap karyawan. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan, untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Fenomena yang terdapat pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jabar Dan Banten, adalah sudah optimalnya Program Aplikasi Absensi yang digunakan oleh PLN dalam upaya memudahkan karyawan dalam melakukan pendataan kehadiran, dimana sebelum

menggunakan aplikasi tersebut pihak PLN melakukan pendataan kehadiran dengan menggunakan alat cetak kartu dan melakukan proses penghitungan kehadiran dengan menggunakan Microsoft Office Excel. Kondisi Program Aplikasi Absensi yang saat ini digunakan adalah bahwa Program Aplikasi Absensi tersebut optimal, dibuktikan oleh semua cabang PLN sudah memakai aplikasi tersebut. Tetapi dalam penggunaan Program Aplikasi

tersebut masih kurang di imbangi dengan kinerja, dapat dilihat dengan masih kurangnya kinerja karyawan. Pada dasarnya kinerja karyawan merupakan masalah yang terdapat di PLN Distribusi Jabar dan Banten, dengan optimalnya Program Aplikasi Absensi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil kerja karyawan. Oleh karena itu penelitian tentang kinerja karyawan sangat penting untuk dilakukan dikarenakan hasil yang didapat, dapat memberikan gambaran atau ukuran untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai oleh para karyawan tersebut dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Berdasarkan dengan uraian diatas, maka judul yang akan dibahas dari penelitian ini adalah Pengaruh Program Aplikasi Absensi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jabar Dan Banten.

1.2 RUMUSAN MASALAH Bagaimana Program Aplikasi Absensi yang berjalan saat ini di PT. PLN (Persero) Distribusi Jabar Dan Banten. Bagaimana tanggapan Karyawan terhadap Kinerja karyawan di Balai PKTK-SD PT. PLN (Persero) Distribusi Jabar Dan Banten. Seberapa besar pengaruh Program Aplikasi Absensi terhadap Kinerja Karyawan.

1.3 TUJUAN MAKALH Untuk mengetahui Program Aplikasi Absensi yang berjalan di PT.PLN (Persero) Distribusi Jabar Dan Banten saat ini. Untuk mengetahui kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Distribusi Jabar Dan Banten. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Program Aplikasi Absensi terhadap kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Distribusi Jabar Dan Banten.

BAB II LANDASAN TEORI

Determinan yang penting bagi prestasi individu adalah motivasi. Salah satu definisiyang mengemukakan bahwa motivasi berhubungan dengan (1) arah perilaku, (2) kekuatanrespon (yaitu usaha) setelah karyawan memilih mengikuti tindakan tertentu, dan (3)kelangsungan perilaku atau seberapa lama orang tersebut terus berperilaku menurut caratertentu. Pandangan lain menyarankan bahwa analisis tentang motivasi harus

memusatkan perhatian pada faktor-faktor yang mendorong dan mengarahkan kegiatan sesorang. Pengkajian yang seksama terhadap masing-masing pandangan

tersebut, menghasilkan beberapa kesimpulan tentang motivasi : 1. Para ahli teori menyajikan penafsiran yang sedikit berbeda dan memberi tekanan pada faktor-faktor yang berbeda-beda. 2. Motivasi berhubungan dengan perilaku dan prestasi. 3. Motivasi menyangkut tujuan yang terarah. 4. Perbedaan fisiologis, psikologis, dan lingkungan adalah faktor-faktor yang harusdipertimbangkan. 2.2 Teori Motivasi

Ada beberapa teori dalam motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yaitu:

1) Teori Motivasi Kebutuhan Teori ini dikemukakan oleh Abraham A. Maslow yang mengatakan manusia dimotivasiuntuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada setiap diri manusia yangcenderung bersifat bawaan. Motivasi merupakan keinginan, tujuan,kebutuhan dan dorongan. Kebutuhan tersebut terdiri dari 5 jenis yang terbentuk dalam suatu hierarki pemenuhankebutuhan. Dalam arti manusia pada dasarnya pertama sekali akan berusaha memenuhikebutuhan tingkat pertama kemudian, setelah itu, berusaha memenuhi kebutuhan tingkatkedua dan seterusnya. Pemenuhan semua kebutuhan inilah yang menimbulkan motivasi seseorang. Suatu kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak merupakan unsur pemotivasi lagi.

Yang merupakan kebutuhan-kebutuhan tesebut sebagai berikut: Kebutuhan Fisik (Physiological), kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang

pertamayang harus dipenuhi untuk mempertahankan diri sebagai mahkluk fisik seperti,makanan, minuman, dan pakaian. Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs), kebutuhan ini muncul setelah

kebutuhan pertama dipenuhi. Kebutuhan ini diindikasikan misalnya, seseorang menabung uangdi hari tua, menginginkan pekerjaan tetap dan status tetap, mengasuransikan diri danlain-lain. Kebutuhan Sosial (Social Needs), kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan tingkat pertama dan kedua terpenuhi.kebutuhan ini ditandai dengan keinginan seseorangmenjadi bagian atau anggota dari kelompok tertentu, keinginan untuk menjalinhubugan dengan orang lain, atau keinginan untuk membantu orang lain. Kebutuhan Pengakuan (Esteem Needs), kebutuhan yang berkaitan bukan

hanyadengan menjadi bagian dari orang lain (masyarakat) melainkan lebih jauh dari itu,yaitu ingin diakui/ dihormati/dihargai orang lain karena kemampuan atau kekuatannya. Kebutuhan ini ditandai dengan keinginan untuk

mengembangkandiri,meningkatkan kemandirian, dan kebebasan. Kebutuhan Perwujudan Diri (Self-Actualization Needs), kebutuhan yang

berhubungan dengan perwujudan / penyaluran diri dalam arti kemampuan / minat / potensi diri dalam bentuk nyata di dalam kehidupan. Ini merupakan kebutuhan tingkat tertinggi dari teorimaslow kebutuhan ini ditandai dengan hasratindividu menjadi orang yang sesuaidengan keinginannya.Sesuai dengan teori ini, seorang pegawai tidak akan termotivasi berkerja dengan baik apabila pelaksanaan tidaj dapat memenuhi kebutuhannya. Gaji, upah atau uang merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan fisik. Oleh karena itu memberikan gaji yang layak kepada karyawan menjadi faktor motivasional yang penting untuk memenuhi kebutuhan tingkat pertama, meskipun gaji dapat juga menjadi sarana memenuhi kebutuhan yang lain. Kemudian, sesuai dengan teori di atas, apabila kebutuhan fisik terpenuhi,kebutuhan rasa aman akan meningkat. Yang merupakan kebutuhan yang kedua.

2) Teori X dan Y Teori ini dikemukakan oleh McGregor menyatakan bahwa manusia pada dasarnyaterdiri dari dua jenis ada jenis manusia X dan jenis manusia Y yang masingmasing memiliki karakteristik tertentu. Jenis manusia X dikatakan jenis manusia yang selalu ingin menghindari pekerjaan apabila mungkin, sedangkan jenis manusia Y menunjukan sifat yang senang bekerja yang diibaratkan bahwa bekerja baginya seperti bermain.Kemudian, jenis manusia tipe X tidak punya inisiatif, senang diarahkan, sedangkan jenis manusia Y adalah sebaliknya. Dikaitkan dengan kebutuhan dikatakan bahwa tipe manusia X, apabila mengacu pada hierarki kebutuhan dari maslow, memiliki kebutuhan tingkat rendah, sedangkan tipe Y memiliki kebutuhan tingkat tinggi. Berdasarkan teori ini, untuk meningkatkan motivasi seseorang,dapat menerapkan gaya kepemimpinan tertentu sesuai dengan karakteristik bawahan, bagi mereka yang termasuk asumsi X, yaitu orang yang tidak suka bekerja, lebih baik diterapkan gaya pemimpinan direktif. Sedangkan, bagi mereka yang termasuk dalam asumsi Y, leih baik gaya kepemimpinan partisipatif yang diterapkan.

2.3 Faktor Motivasi Kerja Faktor Fisik pokok (primer) Kebutuhan fisik antara lain makan, minum, seks, tidur, udara, dan suhu yang cukupmenyenangkan hidup manusia. Oleh karena itu, kebutuhan ini sebenarnya bersifat universal,yang dimiliki semua orang. Sebagai contoh, anak kecil membutuhkan makan, tidur lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Kebutuhan juga dikondisikan oleh praktek sosial.Apabila makan tiga kali sehari merupakan kebiasaan, maka orang cenderung ingin makantiga kali, sekalipun dua kali saja telah cukup.

Faktor Kebutuhan Sosial dan Psikologis (sekunder/sekundery needs) Kebutuhan sekunder lebih tidak jelas karena mewakili kebutuhan pikiran dan jiwa ketimbang fisik. Kebanyakan kebutuhan ini berkembang pada saat seseorang menginjak dewasa. Contohnya: persaingan, harga diri, penonjolan diri, memberi,

memiliki, danmenerima kasih sayang. Kebutuhan sekunder merupakan hal-hal yang memperumit upaya manajer untuk memotivasi para pegawai. Hampir setiap tindakan yang dilakukan paramanajer akan mempengaruhi kebutuhan sekunder; oleh karena itu, perencanaan manajemen seyogianya mempertimbangkan dampak setiap tindakan yang diusulkan terhadap kebutuhan sekunder para pegawai.

2.4 Proses Motivasi

1. Kebutuhan yang tidak terpenuhi

VI. Karyawan menilai kembali kebutuhan yang tidak tercapai II. pencarian jalan untukmemenuhi kebutuhan KARYAWAN

V. Imbalan atau hukuman III. Perilaku yang diarahkan pada tujuan

IV. Prestasi (evaluasi atas tujuan yang dicapai)

BAB III KASUS

Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero) Distribusi Jabar Dan Banten dihadapkan pada persoalan tingkat ketidakhadiran pegawai yang cukup tinggi. Pada hari setiap Senin dan Jumat kurang lebih 26% pegawai tidak masuk kerja. Berdasarkan hasil rapat yang diikuti oleh para pimpinan PAM tersebut, hal ini sudah membudaya dan sulit diperbaiki sebab banyak karyawan yang mempunyai pekerjaan tambahan di luar kantor .

Basuki sebagai Kabag Kepegawaian, baru saja mengikuti pelatihan mengenai pengembangan sumberdaya manusia pada salah satu perguruan tinggi ternama. Setelah mengikuti pelatihan, Basuki terinspirasi untuk mengadakan perubahan dalam manajemen kepegawaian. Karena setelah dianalisis secara ekonomi, tingkat ketidakhadiran pegawai ini dapat merugikan perusahaan 1 juta Rupiah per minggu. Basuki yakin, dengan perubahan ini akan dapat mengurangi kerugian.

Basuki mengajukan rencana untuk menyelesaikan masalah ini kepada atasannya, Kepala Cabang PLN, yang bernama Badjuri. Rencana Basuki adalah sebagai berikut:

Setiap hari Jumat pukul 15.00 diadakan undian yang akan ditarik setiap minggu. Kartu absen semua pegawai yang bekerja penuh mentaati jam kerja pada minggu itu akan dimasukkan ke dalam kotak undian. Setiap minggu 2 orang pemenang akan mendapatkan hadiah berupa Voucher Rp 500.000,- Pada setiap akhir bulan juga akan diadakan undian bulanan dimana pegawai yang tidak pernah absen saja yang akan diikutkan dalam undian. Undian bulanan menyediakan hadiah bagi satu pemenang berupa Voucer seharga 1 juta Rupiah.

Setelah menyimak rencana Basuki dan mengadakan kalkulasi keuangan dengan Kabag keuangan, Badjuri sebagai Kepala Cabang menyetujui rencana ini, dan langsung diimplementasikan pada bulan berikutnya.

Setelah berjalan selama empat bulan, diadakan evaluasi terhadap tingkat ketidakhadiran pegawai. Hasilnya berkat kebijakan tersebut tingkat ketidakhadiran per minggu hanya sekitar 2 persen. Tetapi kemudian muncullah suatu persoalan. Beberapa pegawai datang tapi tidak jelas melakukan pekerjaan apa, beberapa pegawai memaksakan diri untuk datang ke kantor walaupun dalam keadaan sakit yang perlu istirahat, sehingga memungkinkan terjadi penularan terhadap pekerja yang sehat.

1. Bahas kebijakan di atas dengan menggunakan teori motivasi 2. Percayakah Anda bahwa keberhasilan tersebut dapat berlangsung langgeng untuk jangka panjang? Berikan alasan-alasannnya 3. Langkah apa yang dilakukan agar pegawai yang datang setiap hari dapat produktif bekerja, tidak sekedar untuk mengisi daftar hadir?

Anda mungkin juga menyukai