Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tepatnya ketika pada tahun 1969 anggota DPR-GR mendirikan yayasan yang berhubungan dengan masalah minat baca dan perpustakaan. Namun posisi Indonesia dalam minat baca masuh sangat memprihatinkan. Minat baca siswa Indonesia dinilai masih rendah. Indikatornya, masyarakat Indonesia lebih suka mendengarkan daripada membaca. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh sarana bacaan yang terbatas dan lingkungan yang tidak mendukung. Baik itu dirumah , sekolah maupun pergaulan. Dirumah buku bukan menjadi kebutuhan, faktor ekonomi kadang menjadi penyebabnya. Di sekolah fasilitas terbatas berupa perpustakaan maupun guru dan kurikulum yang jarang memberi tugas yang mengharuskan siswa membaca. Siswa pun lebih suka mencatat atau mendengarkan guru dibanding membaca materi di buku. Lingkungan masyarakat yang malas membaca juga menjadi penyebab misalnya ada julukan kutu buku bagi anak yang rajin membaca yang terkesan mengejek. Lemahnya minat baca siswa dapat membuat siswa sulit memahami pelajaran dan banyak pengetahuan yang didapat dari membaca. Kesulitan ini ditandai dengan masih rendahnya pemahaman siswa memahami pelajaran. Pelanggaran etika akademik seperti pemalsuan karya, kesulitan menulis skripsi, makalah, tesis dan disertasi juga disebabkann lemahnya pemahaman dan pengetahuan akibat malas membaca. Pertanyaan Dari latar belakang diatas dapat dibuat pertanyaan. 1. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan kurangnya minat baca siswa di Indonesia? 2. Usaha apa sajakah yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah rendahnya minat baca siswa? Kegunaan Penelitian 1. Bagi siswa dapat menambah pemahaman tentang minat baca. 2. Bagi guru agar memotivasi siswa untuk gemar membaca. 3. Bagi pemerintah membantu mencari solusi meningkatkan minat baca. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui penyebab rendahnya minat baca.
karena orangtuanya tidak gemar membaca atau kurang bacaan di rumah. Ditambah lagi buku bukan merupakan kebutuhan. 2. Kemajuan Teknologi Perkembangan pada era globalisasi ini, informasi sangata memegang peranan penting dalam kehidupan. Teknologi yang serba canggih menutut para pemakai informasi mampu mengikuti setiap perkembangan yang ada. Fasilitas telekomunikasi berupa handphone dan internet merupakan salah satunya. Bagai pedang bermata dua kemajuan teknologi membawa dampak positif dan negative. Di satu sisi teknologi sangat mempermudah para pencari informasi. Sisi negatifnta siswa menjadi malas karena terbiasa dengan sesuatu yang cepat. Dilain pihak banyak hiburan dan beragam fasilitas yang ditawarkan membuat aktivitas membaca dan belajar menjadi tidak menarik. Banyak prpustakaan yang kehilangan pengunjung karena para pembaca memilih ke warnet. Masyarakat pun lebih memilih mengisi waktu luanngnya dengan beragam hiburan yang ada daripada membaca. Ditambah lagi maraknya televisi yang membuat orang malas membaca. Hal ini banyak kita jumpai di tempat-tempat umum, disana lebih banyak orang berbicara dan menonton televise daripada membaca. 3. Kurangnya Sarana dan Prasarana Perpustakaan adalah salah satu sarana yang strategis dalam mengembagkan budaya membaca terutama perpustakaan sekolah bagi siswa. 4. Mahalnya Harga Buku Tingginya biaya produksi buku, karena semua pajak yang berkaitan dengan produksi buku dibebankan kepada konsumen. Sehingga, buku di Indonesia termasuk mahal. Apalagi masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan. Maka keterbatasan jangkauan dan prioritas kebutuhan juga salah satu penyebab rendahnya minat baca. Rendahnya minat baca diikuti variable ikutannya, seperti daya beli, kondisi perpustakaan dan industri perbukuan. Orangtua yang anaknya pergi ke sekolah tidak bias ditempuh dengan jalan kaki saja, setiap hari masih memikirkan ongkos kendaraannya. Apalagi berpikir untuk membeli buku adalah suatu hala yang luar biasa. 5. Dukungan Pemerintah Lemahnya budaya baca di Indonesia tidak sepenuhnya karena lemahnya minat siswa untuk membaca, namun lebih karena kuarangnya perhatian yang diberikan oleh pemerintah. Pemerintah kurang memberlakukan kebijakan budaya membaca bagi siswa. Sehingga, tidak ada target berapa buku per-tahun yang dapat ditamatkan siswa. Peran pemerintah dalam meningkatkan minat baca sangat besar. Pemerintah dapat mendoronng masyarakat minat baca dengan menyadiakan sarana dan infrastruktur dan berbagai kebijakan. Kebijakan pemerintah yang mendukung minat baca seperti penghapusan pajak buku sehingga bukku menjadi murah, subsidi untuk buku dan memberikan dana untuk perpustakaan.
milyar sel otak yang telah siap berkembang secara optimal. Sel-sel didalam otak ini akan berkembang lebih tinngi jika ditunjang aktivitas membaca karena adanya akselerasi proses berpikir. Untuk bisa membaca, yang didahului dikuasainya melek huruf , tau bunyi sebuah tulisan dan huruf yang dibaca. Meski angka melek huruf di Indonesia sudah tinggi (87,7% ditahun 2008). Masyarakat kita masih terhenti pada tataran melek huruf. Tahapan selanjutnya dalam proses membaca masih terabaikan. Hal ini berdampak pada rendahnya wawasan dan kurang berpikir kritis. Mengetahui seberapa pentingnya membaca maka, sangat diperlukan upaya dama meningkatkan minat baca. Mengenai hal itu, berikut berbagai upayta-upaya yang kongkrit dlam meningkatkan minat baca siswa.
A. Menciptakan Masyarakat Sadar Baca Menciptakan masyarakat sadar baca memang sulit ditengah budaya bertutur dan mendengar masyarakat Indonesia. Membaca harus dikondisikan sebagai kegiatan yang menyenangkan dan tidak membosankan. Sehingga, membaca menjadi salah sau hobi siswa. Upaya-upaya yang bisa dilakukan yaitu membuat buku tidak berjarak dengan siswa. Mengkondisikan gemar membaca dapat dilakukan dengan membiasakannya misalnya, siswa disuruh membaca sebelum pelajaran dimulai atau member tugas yang mengharuskan siswa untuk membaca. Lingkungan juga memegang peranan penting dalam mengembangkan minat baca. Siswa akan gemar membaca bila lingkungan mendukung baik orangtua dan pergaulannya maka, anak itu akan gemar membaca. B. Dukungan Lingkungan Kegemaran membaca harus didukung oleh segenap lapisan masyarakat serta tersedianya sarana dan prasarana yang manunjang dalam kegiatan belajar mengajar. Pemerintah sebaiknya memeri dukungan penuh pada perpustakaan sebagai sarana belajar. Dukungan bagi siswa untuk gemar membaca didapat dari: