ABSTRAK Pemakaian bahan pemutih gigi terus berkembang Karbamid peroksida 10% yang biasanya dipakai untuk pemutihan gigi ekstrakorona dapat dipakai untuk pemutihan gigi intrakorona pada gigi non vital. Namun pemakaiannya dengan bantuan pemakaian tray sehingga dapat memutihkan gigi vital dan non vital secara bersamaan. Untuk memutihkan gigi non vital dilakukan dengan 2 cara, yaitu teknik yang dilakukan Carrilo et all dan teknik yang dilakukan oleh Liebenberg. Untuk kedua teknik ini adalah sulit mengontrol pasien selama melakukan perawatan sendiri di rumah. Teknik yang tidak sederhana ini harus mempertimbangkan kekerasan dentin, toksisitas gigi tetangganya, meskipun agak pemakaiannya dari Karbamid peroksida 10% aman pemakaiannya. Sebaiknya dilakukan pemutihan gigi ekstrakorona lebih sempurna selanjutnya gigi non vital secara intrakorona. Key words: karbamid peroksida 10%, intrakorona, ekstrakorona Korespondensi (correspondence): Ananta Tantri Budi, Bagian Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Jl. Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya Indonesia.
Upaya pemutihan gigi setelah perawatan endodontik dapat dilakukan dengan pemutihan gigi intrakorona, yaitu dengan cara meletakkan bahan pemutih di dalam ruang pulpa selama beberapa hari. Teknik ini dikenal sebagai teknik walking bleach 2. Tidak ada
masyarakat akan pentingnya penampilan sebagai estetik, bahan pemutih gigi merupakan salah satu pilihan. Pemutihan gigi pada gigi yang telah mengalami perubahan warna setelah dilakukan
perawatan endodontik sering diperlukan untuk mengembalikan warna seperti semula. Disamping itu tidak banyak membuang jaringan gigi seperti pada pembuatan restorasi.
1
bahan kedokteran gigi yang sepenuhnya aman, termasuk bahan pemutih gigi. Pemilihan serta penggunaan bahan
penggunaannya
akan
jauh
melebihi
digunakan ekstrakorona
untuk yang
pemutihan belakangan
gigi ini
resiko biologis yang diketahui. Mutu dan sifat bahan kedokteran gigi harus
mempunyai standar spesifikasi yang dapat diukur. Persyaratan untuk sifat fisik dan kimia bahan diidentifikasikan, sehingga kinerja bahan yang memuaskan dapat dipastikan bila digunakan secara tepat.
3
pengujian bahan pemutih gigi yang aman dan efektif. Aman menurut definisi ADA adalah aman secara biologis bukan klinis. Efektif dihitung sampai 6 bulan perawatan dan perubahannya diobservasi untuk mendapatkan persetujuan dari ADA. Tidak ada produk dengan
Menurut
Sudaryani,
bahan
pemutih yang baik mempunyai daya penetrasi yang kuat untuk menembus bahan organic di dalam tubuli dentin dan ruang interprismatik
4
tanpa
merusak
mahkota gigi.
konsentrasi karbamid peroksida lebih dari 10% yang disetujui sebagai bahan yang aman dan efektif oleh ADA untuk pemakaian di luar klinik gigi8. Kelleher dan Roe menyatakan bahwa karbamid peroksida 10% aman digunakan untuk pemutihan gigi intrakorona dan dapat mencegah masuknya bakteri ke dalam saluran akar.9 Aplikasi intrakorona karbamid pemutihan gigi
Karbamid peroksida merupakan bahan yang antara lain dapat dipakai untuk tujuan ini. Bahan ini telah digunakan sejak 1960 sebagai antiseptic oral, namun sebagai akibat pemakaian yang lama memiliki efek samping terjadinya pemutihan gigi. Hal ini karena karbamid peroksida terurai menjadi
hydrogen peroksida dan urea. Hidrogen peroksida akan menghasilkan oksigen nasen sebagai radikal bebas yang dapat berperan dalam memutihkan gigi.5,6,7 Konsentrasi karbamid peroksida yang dapat dipakai sebagai bahan
dengan peroksida
dengan teknik yang sangat sederhana, yaitu ruang pulpa diisi dengan bahan ini dan menggantinya setiap dua jam atau setiap pagi sampai didapatkan warna gigi yang diinginkan.10,11
pemutih gigi, adalah konsentrasi tinggi 30-50% dipakai untuk metode in office bleaching. Konsentrasi rendah 10-16%
10
sebagai bahan pemutih gigi setelah perawatan endodontik ini, maka penulis menyusun studi pustaka tentang bahan pemutih Tulisan Karbamid ini dapat Peroksida dipakai 10%. untuk
hidroksi apatit yang terdapat pada gigi, dengan reaksi sebagai berikut:
Ca10 (PO4)6(OH)2 10Ca)+3P2O5+H2O + On
menyebabkan
terjadinya
pengendapan CaO. CaO inilah yang menimbulkan warna putih pada gigi.12
Mekanisme pemutihan gigi Mekanisme diduga meliputi pemutihan reaksi gigi Karbamid peroksida Pada dasarnya bahan pemutih gigi yang digunakan adalah bahan oksidator yang kuat, sedangkan proses pemutihan reduksi adalah (Dale, reaksi oksidasiefek
pelepasan
oksigen, mechanical cleansing actions, serta oksidasi dan reduksi . Proses pemutihan dapat terjadi bilamana bahan peroksida karena pengaruh pH, suhu, cahaya agar menjadi oksigen aktif sehingga merupakan radikal bebas.
Mokkhlis)
pemutihan gigi diperoleh dari bahan yang menyebabkan perubahan warna dengan dilepaskannya oksigen nasen yang aktif. Bahan ini akan menarik unsur hydrogen dalam molekul warna menjadi H2O2 dengan akibat komponen warna rusak menjadi tidak berwarna.12 Pada tahun 1960 ortodontis yang meresepkan obat kumur antiseptic
Radikal bebas dari peroksida adalah perhidroksil dan oksigen nasen.2 Perhidroksil merupakan redial bebas yang kuat dan oksigen nasen merupakan Peridoksil dipengaruhi oksigen dapat pH yang meningkat sampai lemah. bila
9,9-10,8
sehingga meningkatkan efek pemutihan gigi oksigen nasen sebagai radikal bebas lemah dapat jugaberperan sebagai
mengandung karbamid peroksida 10% dalam tray untuk perawatan gingivitis, dalam pengamatannya ternyata
11
menemukan bahwa karbamid peroksida dapat menyebabkan gigi menjadi lebih putih.13 Semua produk yang telah
peroksida Sebagai
adalah bahan
peroksida akan terurai dan menghasilkan oksigen nasen yang akan merusak molekul warna dengan mengikat unsure H membentuk H2O2 sehingga komponen warna rusak. Proses ini merubah substansi organic pada gigi menjadi chemical intermediates yang warnanya lebih terang daripada gigi aslinya. Dalam reaksi agen redoks oksidasi mengalami reduksi, selanjutnya gigi menerima
peroksida 10% diaplikasikan pada tray. Tidak ada produk dengan konsentrasi karbamid peroksida lebih dari 10% yang disetujui sebagai bahan yang aman dan efektif oleh ADA untuk pemakaian di luar klinik gigi. Bahan dasar karbamid peroksida 10% adalah 3% hidrogen peroksida dan 7% urea. Urea dalam karbamid peroksida berperan sebagai stabilisator untuk memperpanjang
elektron sehingga mengalami oksidasi yang mengurangi organic colorants. Radikal bebas yang dihasilkan agen oksidasi adalah perhidroksil dan oksigen nasen17 Karbamid peroksida pecah
biasanya digunakan karbamid peroksida 10% dan 15%. Penelitian Matis et al15 membandingkan penggunaan material pemutih karbamid peroksida konsentrasi 10% dan 15%, didapatkan bahwa hasil efek pemutihan karbamid peroksida 15% lebih cepat, tetapi hasil pemutihan setelah 6 minggu tidak berbeda. Rumus peroksida atau kimia juga karbamid disebut urea
peroksida, karbamid peroksida 10% menghasilkan 3,6% hidrogen peroksida dan karbamid peroksida 15%
menghasilkan 5,4% hidrogen peroksida. Proses pemecahan karbamid peroksida dapat dilihat dibawah ini.
H2NCONH2. H2O H2NCONH2+ H2O2
12
Reaksi
kimia
pemecahan
pemutihan
gigi
intrakorona
dapat
karbamid peroksida menjadi hidrogen peroksida Hidrogen peroksida kemudian mengalami ionisasi menjadi air dan oksigen nasen seperti berikut
H2O2 H2O + O
dilakukan dengan cara, yaitu home whitening atau yang sering disebut dengan teknik walking bleach1. Metode walking bleach ialah meletakkan pasta campuran bahan
pemutih ke dalam kamar pulpa, dan diganti setiap kunjungan sambil dilihat
Ionisasi
H + HO2
Hidrogen
peroksida
adalah sebagai berikut, gigi yang akan diputihkan difoto dan digunakan shade guide untuk merekam keadaan awal gigi dan menentukan seberapa derajat gigi tersebut diputihkan.
mengandung karbapol atau gliserin. Karbapol memperlambat berfungsi pelepasan untuk hidrogen
18
bahkan memberikan keuntungan berupa waktu kontak yang lebih lama sehingga efektivitas meningkat. Teknik pemutihan gigi intrakorona teknik walking bleach Perubahan warna gigi dapat Teknik pemutihan gigi intrakorona dengan karbamid peroksida 10% Pemutihan dengan gigi intrakorona karbamid
Gambar 1. Teknik walking bleach
proses
pemutihan
gigi
berasal dari dalam kamar pulpa, dari jaringan pulpa yang nekrosis atau dari agen penyebab timbulnya noda yang terdapat perawatan diperlukan.19 pada ruang pulpa gigi maka yang
menggunakan pertama10
pemutihan
13
et al. Pada penelitian yang dilakukannya Carrilo et al melakukan pemutihan gigi vital dan non vital secara bersamaan. Gigi vital diputihkan dengan cara
kemudian tidur dengan memakai tray tersebut. Pagi harinya, gigi diirigasi dan ditutup dengan cotton pellet. Pasien mengulang terus proses tersebut sampai didapatkan warna gigi yang diinginkan. Setelah warna yang diinginkan tercapai, pasien di instruksikan untuk kembali ke dokter gigi. Gigi kemudian dibersihkan dan pada gigi non vital ditumpat tumpatan sementara sementara menggunakan yang tidak
membuat tray terlebih dahulu yang nantinya peroksida diisi 10%. dengan Tray karbamid dibuat
yang
Persiapan gigi dilakukan seperti pada teknik walking bleach, yaitu pembuatan foto, penggunaan shade guide dan preparasi akses orifice. Langkah
selanjutnya gutta percha dikeluarkan 2-3 mm dibawah CEJ. Sisa gutta percha
mengandung eugenol untuk mencegah kontaminasi dengan etsa-asam resin komposit yang akan digunakan sebagai bahan restorasi akhir.10 Restorasi akhir dilakukan setelah 2 minggu, hal ini dilakukan mengingat efek oksidasi yang masih berjalan di dalam struktur gigi dan dapat mengganggu polimerisasi bahan resin komposit sekaligus untuk memberi
ditutup GIC dengan ketebalan 2-3 mm. Setelah GIC di light cured, ruang pulpa dibersihkan dengan phosphoric acid selama 2 menit dan dibilas dengan air. Di atas GIC tidak ditempatkan bahan restorasi dan akses orifice dibiarkan tidak terisi. Pasien diinstruksikan untuk
kesempatan terjadinya perubahan warna pasca perawatan mencapai warna yang stabil sehingga apabila masih diperlukan sedikit koreksi warna maka pada waktu penumpatan tetap dapat dilakukan
meletakkan cotton pellet pada orifice yang terbuka sepanjang hari untuk mencegah gigi terkontaminasi makanan. Setiap selesai makan, cotton pellet diganti dengan yang baru, setelah
dengan menggunakan resin komposit dengan warna yang diperlukan sesuai dengan kondisi yang dihadapi. 2
diirigasi terlebih dahulu. Sebelum tidur, cotton pellet diambil, gigi diirigasi kemudian karbamid peroksida 10%
14
Cara
yang
kedua11
adalah
dan hydrogen peroksida menyebabkan penurunan kekerasan tingkat medium.17 Karbamid Peroksida dapat
menurut Liebenberg, yaitu sama seperti pemutihan gigi nonvital yang dilakukan oleh Carrilo, perbedaannya adalah
dipakai sebagai bahan pemutih gigi sekaligus dalam satu rahang yang
menurut Liebenberg injeksi karbamid peroksida 10% dilakukan setiap 2 jam sekali sampai didapatkan warna yang diinginkan. PEMBAHASAN Bahan memutihkan perawatan Karbamid yang gigi dipakai untuk
terdapat gigi vital dan non vital. Sehubungan dengan hal itu dibutuhkan dukungan suatu tray. Teknik yang dikemukakan oleh Carillo dan
Liebenberg menggunakan tray untuk menambah efektifitas kekuataan setelah dilakukan lain Bahan
pemutihan terhadap gigi non vital. Picaro et al karbamid menurunkan menunjukkan bahwa 10% dentin dapat yang
endodontik, Peroksida
antara 10%.
peroksida kekerasan
pemutih gigi yang baik mempunyai daya penetrasi yang kuat untuk menembus bahan organik di dalam tubuli dentin dan ruang interprismatik enamel tanpa merusak mahkota gigi. 4 Pecora et al melakukan penelitian dengan menggunakan 36 elemen gigi insisif pertama rahang atas untuk
tinggi, oleh karena diperlukan perhatian operator yang cukup. Karena bahan pemutih karbamid peroksida 10% yang dipakai, dilakukan terhadap gigi non vital berulang-ulang, sehingga dapat memungkinkan mempengaruhi
kekerasan dentin gigi vital yang lain. Selain itu toksisitas karbamid peroksida juga harus dipertimbangkan, Meskipun ADA merekomendasikan menunjukkan Penelitian toksisitas
mengetahui efek bahan pemutih terhadap kekerasan dentin. Kombinasi sodium perborat penurunan sedikit dan air menghasilkan dentin paling dengan
kekerasan
Setyabudi
bila
dibandingkan
kelompok lain. Karbamid peroksida 10% dan hydrogen peroksida 30% mengalami penurunan kekerasan tertinggi,
15
tidak dalam 5.
perawatan pemutihan gigi. Majalah Kedokteran Gigi 1999; 23-5. Rani, BG. Tooth Whitening. 2005. Available at http://
mengontrol pasien selama melakukan perawatan sendiri di Oleh rumah karena harus itu
dipertimbangkan.
sebaiknya dilakukan pemutihan gigi ekstrakorona dilakukan lebih dahulu, selanjutnya pemutihan gigi pada gigi non vital secara intrakorona. Bahan pemutih intrakorona kombinasi air, karena gigi akar
19
evaluation of carbamide peroxide and hydrogen peroxide whitening agent during daytime use. JADA 2000; 13: 1269-76. 7. Supratiwi E. Penggunaan karbamid peroksida sebagai bahan pemutih gigi. Indonesian Journal of
menghasilkan menyebabkan
pemutihan resorpsi
Dentistry 2005;12:3: 139-45. 8. Matis BA. Tray whitening: What the evidence shows. Compendium of
DAFTAR PUSTAKA 1. Anggraeni dan Gatot S. Bahan pemutih gigi intrakorona yang aman dan efektif. Majalah Ilmu
continuing education in dentistry 2003;24; 354-62. 9. Kelleher R. The safely in use of 10% carbamide peroxide (opalecence) for bleaching teeth under the
Kedokteran Gigi Edisi Khusus Foril 2002; 81-4. 2. Yudha DR, Maya ID & Robert D. Dental whitening. Dental Lintas Meditama; 2005. p. 9-12. 3. Anusavice. Phillips science of dental materials. 11th ed. Saunders; 2003. p. 9-17 4. Sudarjani GH. Pencegahan
Simultaneous
bleaching of vital teeth and an openchamber non vital tooth with 10% carbamide peroxide.
16
11. Liebenberg, William. Intracoronal lightening of discolored pulpless teeth: a technique. modified walking bleach Quintessence
http//www.farp hand
usp.br/restoration Accessed 22
actions.htm.
(Endodonti).
Jakarta:
peroxide 5%, 10% dan 15% sebagai bahan pemutih gigi terhadap sel
fibroblas. 2009. p. 8-9. 19. Ananta TB. The combination of sodium perborte and water as intracoronal teeth bleaching agent. 2009. p.186-9.
bleaching, a history and product update. Part I. Esthet Dent Update 1991; 2: 63-6. 14. Leonard RH, Haywood VB, Phillips C Risk factors for developing tooth sensitivity and gingival irritation associated with nightguard vital bleaching. 1997; 28: 527-34. 15. Matis BA, Mousa HN, Cochran MA and Eckert GJ. Clinical Evaluation of bleaching agents of different concentrations. Quientessence Int. 2000; 31: 303-10. 16. Cavalli V, Giannini M. Effect at carbamide peroxide bleaching agent on tensile strength of human Quintessence Int
enamel. Dental Materials Journal 2004; 20: 733-99. 17. Picora JD, Cruz-Filho AM,
17