Anda di halaman 1dari 9

Endo Restorasi Dental Journal, Vol. 1 No.

2 Juli Des 2009;9-17

Karbamid peroksida sebagai bahan pemutih gigi intrakorona


Ananta Tantri Budi Bagian Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya - Indonesia

ABSTRAK Pemakaian bahan pemutih gigi terus berkembang Karbamid peroksida 10% yang biasanya dipakai untuk pemutihan gigi ekstrakorona dapat dipakai untuk pemutihan gigi intrakorona pada gigi non vital. Namun pemakaiannya dengan bantuan pemakaian tray sehingga dapat memutihkan gigi vital dan non vital secara bersamaan. Untuk memutihkan gigi non vital dilakukan dengan 2 cara, yaitu teknik yang dilakukan Carrilo et all dan teknik yang dilakukan oleh Liebenberg. Untuk kedua teknik ini adalah sulit mengontrol pasien selama melakukan perawatan sendiri di rumah. Teknik yang tidak sederhana ini harus mempertimbangkan kekerasan dentin, toksisitas gigi tetangganya, meskipun agak pemakaiannya dari Karbamid peroksida 10% aman pemakaiannya. Sebaiknya dilakukan pemutihan gigi ekstrakorona lebih sempurna selanjutnya gigi non vital secara intrakorona. Key words: karbamid peroksida 10%, intrakorona, ekstrakorona Korespondensi (correspondence): Ananta Tantri Budi, Bagian Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Jl. Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya Indonesia.

PENDAHULUAN Semakin berkembangnya

Upaya pemutihan gigi setelah perawatan endodontik dapat dilakukan dengan pemutihan gigi intrakorona, yaitu dengan cara meletakkan bahan pemutih di dalam ruang pulpa selama beberapa hari. Teknik ini dikenal sebagai teknik walking bleach 2. Tidak ada

masyarakat akan pentingnya penampilan sebagai estetik, bahan pemutih gigi merupakan salah satu pilihan. Pemutihan gigi pada gigi yang telah mengalami perubahan warna setelah dilakukan

perawatan endodontik sering diperlukan untuk mengembalikan warna seperti semula. Disamping itu tidak banyak membuang jaringan gigi seperti pada pembuatan restorasi.
1

bahan kedokteran gigi yang sepenuhnya aman, termasuk bahan pemutih gigi. Pemilihan serta penggunaan bahan

kedokteran gigi didasarkan pada asumsi dan harapan bahwa keuntungan 9

Endo Restorasi Dental Journal, Vol. 1 No. 2 Juli Des 2009;9-17

penggunaannya

akan

jauh

melebihi

digunakan ekstrakorona

untuk yang

pemutihan belakangan

gigi ini

resiko biologis yang diketahui. Mutu dan sifat bahan kedokteran gigi harus

digunakan sebagai bahan pemutih gigi intrakorona. American Dental

mempunyai standar spesifikasi yang dapat diukur. Persyaratan untuk sifat fisik dan kimia bahan diidentifikasikan, sehingga kinerja bahan yang memuaskan dapat dipastikan bila digunakan secara tepat.
3

Association (ADA) pada tahun 1994 mulai memformulasikan panduan

pengujian bahan pemutih gigi yang aman dan efektif. Aman menurut definisi ADA adalah aman secara biologis bukan klinis. Efektif dihitung sampai 6 bulan perawatan dan perubahannya diobservasi untuk mendapatkan persetujuan dari ADA. Tidak ada produk dengan

Menurut

Sudaryani,

bahan

pemutih yang baik mempunyai daya penetrasi yang kuat untuk menembus bahan organic di dalam tubuli dentin dan ruang interprismatik
4

tanpa

merusak

mahkota gigi.

konsentrasi karbamid peroksida lebih dari 10% yang disetujui sebagai bahan yang aman dan efektif oleh ADA untuk pemakaian di luar klinik gigi8. Kelleher dan Roe menyatakan bahwa karbamid peroksida 10% aman digunakan untuk pemutihan gigi intrakorona dan dapat mencegah masuknya bakteri ke dalam saluran akar.9 Aplikasi intrakorona karbamid pemutihan gigi

Karbamid peroksida merupakan bahan yang antara lain dapat dipakai untuk tujuan ini. Bahan ini telah digunakan sejak 1960 sebagai antiseptic oral, namun sebagai akibat pemakaian yang lama memiliki efek samping terjadinya pemutihan gigi. Hal ini karena karbamid peroksida terurai menjadi

hydrogen peroksida dan urea. Hidrogen peroksida akan menghasilkan oksigen nasen sebagai radikal bebas yang dapat berperan dalam memutihkan gigi.5,6,7 Konsentrasi karbamid peroksida yang dapat dipakai sebagai bahan

dengan peroksida

menggunakan 10% dilakukan

dengan teknik yang sangat sederhana, yaitu ruang pulpa diisi dengan bahan ini dan menggantinya setiap dua jam atau setiap pagi sampai didapatkan warna gigi yang diinginkan.10,11

pemutih gigi, adalah konsentrasi tinggi 30-50% dipakai untuk metode in office bleaching. Konsentrasi rendah 10-16%

10

Endo Restorasi Dental Journal, Vol. 1 No. 2 Juli Des 2009;9-17

Berdasarkan hal tersebut diatas dan pertimbangan pemakaian klinis

pemutih gigi. Oksigen nasen dapat bereaksi dengan molekul-molekul

sebagai bahan pemutih gigi setelah perawatan endodontik ini, maka penulis menyusun studi pustaka tentang bahan pemutih Tulisan Karbamid ini dapat Peroksida dipakai 10%. untuk

hidroksi apatit yang terdapat pada gigi, dengan reaksi sebagai berikut:
Ca10 (PO4)6(OH)2 10Ca)+3P2O5+H2O + On

informasi dan pertimbangan pemakai bahan pemutih kombinasi sodium gigi

Reaksi oksigen nasen dengan molekul-molekul akan hidroksiapatit pada

perborat dan air di bidang kedokteran gigi.

menyebabkan

terjadinya

pengendapan CaO. CaO inilah yang menimbulkan warna putih pada gigi.12

Mekanisme pemutihan gigi Mekanisme diduga meliputi pemutihan reaksi gigi Karbamid peroksida Pada dasarnya bahan pemutih gigi yang digunakan adalah bahan oksidator yang kuat, sedangkan proses pemutihan reduksi adalah (Dale, reaksi oksidasiefek

pelepasan

oksigen, mechanical cleansing actions, serta oksidasi dan reduksi . Proses pemutihan dapat terjadi bilamana bahan peroksida karena pengaruh pH, suhu, cahaya agar menjadi oksigen aktif sehingga merupakan radikal bebas.

Mokkhlis)

pemutihan gigi diperoleh dari bahan yang menyebabkan perubahan warna dengan dilepaskannya oksigen nasen yang aktif. Bahan ini akan menarik unsur hydrogen dalam molekul warna menjadi H2O2 dengan akibat komponen warna rusak menjadi tidak berwarna.12 Pada tahun 1960 ortodontis yang meresepkan obat kumur antiseptic

Radikal bebas dari peroksida adalah perhidroksil dan oksigen nasen.2 Perhidroksil merupakan redial bebas yang kuat dan oksigen nasen merupakan Peridoksil dipengaruhi oksigen dapat pH yang meningkat sampai lemah. bila

9,9-10,8

sehingga meningkatkan efek pemutihan gigi oksigen nasen sebagai radikal bebas lemah dapat jugaberperan sebagai

mengandung karbamid peroksida 10% dalam tray untuk perawatan gingivitis, dalam pengamatannya ternyata

11

Endo Restorasi Dental Journal, Vol. 1 No. 2 Juli Des 2009;9-17

menemukan bahwa karbamid peroksida dapat menyebabkan gigi menjadi lebih putih.13 Semua produk yang telah

peroksida Sebagai

adalah bahan

CO(NH2)2.H2O2.16 pemutih, karbamid

peroksida akan terurai dan menghasilkan oksigen nasen yang akan merusak molekul warna dengan mengikat unsure H membentuk H2O2 sehingga komponen warna rusak. Proses ini merubah substansi organic pada gigi menjadi chemical intermediates yang warnanya lebih terang daripada gigi aslinya. Dalam reaksi agen redoks oksidasi mengalami reduksi, selanjutnya gigi menerima

disetujui ADA untuk pemakaian di rumah menggunakan karbamid

peroksida 10% diaplikasikan pada tray. Tidak ada produk dengan konsentrasi karbamid peroksida lebih dari 10% yang disetujui sebagai bahan yang aman dan efektif oleh ADA untuk pemakaian di luar klinik gigi. Bahan dasar karbamid peroksida 10% adalah 3% hidrogen peroksida dan 7% urea. Urea dalam karbamid peroksida berperan sebagai stabilisator untuk memperpanjang

elektron sehingga mengalami oksidasi yang mengurangi organic colorants. Radikal bebas yang dihasilkan agen oksidasi adalah perhidroksil dan oksigen nasen17 Karbamid peroksida pecah

shelflife dan memperlambat pelepasan hidrogen peroksida14. Karbamid peroksida tersedia

menjadi hidrogen peroksida, karbamid peroksida 5% menghasilkan 1,8%

dalam konsentrasi 3% sampai 15%. Dalam perawatan pemutihan gigi

hidrogen peroksida, karbamid peroksida 7,5% menghasilkan 2,7% hidrogen

biasanya digunakan karbamid peroksida 10% dan 15%. Penelitian Matis et al15 membandingkan penggunaan material pemutih karbamid peroksida konsentrasi 10% dan 15%, didapatkan bahwa hasil efek pemutihan karbamid peroksida 15% lebih cepat, tetapi hasil pemutihan setelah 6 minggu tidak berbeda. Rumus peroksida atau kimia juga karbamid disebut urea

peroksida, karbamid peroksida 10% menghasilkan 3,6% hidrogen peroksida dan karbamid peroksida 15%

menghasilkan 5,4% hidrogen peroksida. Proses pemecahan karbamid peroksida dapat dilihat dibawah ini.
H2NCONH2. H2O H2NCONH2+ H2O2

12

Endo Restorasi Dental Journal, Vol. 1 No. 2 Juli Des 2009;9-17

Reaksi

kimia

pemecahan

pemutihan

gigi

intrakorona

dapat

karbamid peroksida menjadi hidrogen peroksida Hidrogen peroksida kemudian mengalami ionisasi menjadi air dan oksigen nasen seperti berikut
H2O2 H2O + O

dilakukan dengan cara, yaitu home whitening atau yang sering disebut dengan teknik walking bleach1. Metode walking bleach ialah meletakkan pasta campuran bahan

pemutih ke dalam kamar pulpa, dan diganti setiap kunjungan sambil dilihat

Ionisasi

H + HO2

Hidrogen

peroksida

perkembangan perubahan warnanya. Prosedur teknik walking bleach

menjadi air dan oksigen nasen. Karbamid peroksida

adalah sebagai berikut, gigi yang akan diputihkan difoto dan digunakan shade guide untuk merekam keadaan awal gigi dan menentukan seberapa derajat gigi tersebut diputihkan.

mengandung karbapol atau gliserin. Karbapol memperlambat berfungsi pelepasan untuk hidrogen
18

peroksida, tetapi tidak mempengaruhi efektifitas perawatan pemutihan gigi,

bahkan memberikan keuntungan berupa waktu kontak yang lebih lama sehingga efektivitas meningkat. Teknik pemutihan gigi intrakorona teknik walking bleach Perubahan warna gigi dapat Teknik pemutihan gigi intrakorona dengan karbamid peroksida 10% Pemutihan dengan gigi intrakorona karbamid
Gambar 1. Teknik walking bleach

proses

pemutihan

gigi

berasal dari dalam kamar pulpa, dari jaringan pulpa yang nekrosis atau dari agen penyebab timbulnya noda yang terdapat perawatan diperlukan.19 pada ruang pulpa gigi maka yang

menggunakan pertama10

pemutihan

peroksida 10% dapat dilakukan dengan 2 cara: yang berdasarkan

dilakukan dari dalam kamar pulpa Pada dasarnya teknik

penelitian yang dilakukan oleh Carrillo

13

Endo Restorasi Dental Journal, Vol. 1 No. 2 Juli Des 2009;9-17

et al. Pada penelitian yang dilakukannya Carrilo et al melakukan pemutihan gigi vital dan non vital secara bersamaan. Gigi vital diputihkan dengan cara

diletakkan pada tray dan sebagian diinjeksikan pada orifice. Pasien

kemudian tidur dengan memakai tray tersebut. Pagi harinya, gigi diirigasi dan ditutup dengan cotton pellet. Pasien mengulang terus proses tersebut sampai didapatkan warna gigi yang diinginkan. Setelah warna yang diinginkan tercapai, pasien di instruksikan untuk kembali ke dokter gigi. Gigi kemudian dibersihkan dan pada gigi non vital ditumpat tumpatan sementara sementara menggunakan yang tidak

membuat tray terlebih dahulu yang nantinya peroksida diisi 10%. dengan Tray karbamid dibuat

yang

sedemikian rupa sehingga gingival tidak teriritasi karena bahan pemutih.

Persiapan gigi dilakukan seperti pada teknik walking bleach, yaitu pembuatan foto, penggunaan shade guide dan preparasi akses orifice. Langkah

selanjutnya gutta percha dikeluarkan 2-3 mm dibawah CEJ. Sisa gutta percha

mengandung eugenol untuk mencegah kontaminasi dengan etsa-asam resin komposit yang akan digunakan sebagai bahan restorasi akhir.10 Restorasi akhir dilakukan setelah 2 minggu, hal ini dilakukan mengingat efek oksidasi yang masih berjalan di dalam struktur gigi dan dapat mengganggu polimerisasi bahan resin komposit sekaligus untuk memberi

ditutup GIC dengan ketebalan 2-3 mm. Setelah GIC di light cured, ruang pulpa dibersihkan dengan phosphoric acid selama 2 menit dan dibilas dengan air. Di atas GIC tidak ditempatkan bahan restorasi dan akses orifice dibiarkan tidak terisi. Pasien diinstruksikan untuk

kesempatan terjadinya perubahan warna pasca perawatan mencapai warna yang stabil sehingga apabila masih diperlukan sedikit koreksi warna maka pada waktu penumpatan tetap dapat dilakukan

meletakkan cotton pellet pada orifice yang terbuka sepanjang hari untuk mencegah gigi terkontaminasi makanan. Setiap selesai makan, cotton pellet diganti dengan yang baru, setelah

dengan menggunakan resin komposit dengan warna yang diperlukan sesuai dengan kondisi yang dihadapi. 2

diirigasi terlebih dahulu. Sebelum tidur, cotton pellet diambil, gigi diirigasi kemudian karbamid peroksida 10%

14

Endo Restorasi Dental Journal, Vol. 1 No. 2 Juli Des 2009;9-17

Cara

yang

kedua11

adalah

dan hydrogen peroksida menyebabkan penurunan kekerasan tingkat medium.17 Karbamid Peroksida dapat

menurut Liebenberg, yaitu sama seperti pemutihan gigi nonvital yang dilakukan oleh Carrilo, perbedaannya adalah

dipakai sebagai bahan pemutih gigi sekaligus dalam satu rahang yang

menurut Liebenberg injeksi karbamid peroksida 10% dilakukan setiap 2 jam sekali sampai didapatkan warna yang diinginkan. PEMBAHASAN Bahan memutihkan perawatan Karbamid yang gigi dipakai untuk

terdapat gigi vital dan non vital. Sehubungan dengan hal itu dibutuhkan dukungan suatu tray. Teknik yang dikemukakan oleh Carillo dan

Liebenberg menggunakan tray untuk menambah efektifitas kekuataan setelah dilakukan lain Bahan

pemutihan terhadap gigi non vital. Picaro et al karbamid menurunkan menunjukkan bahwa 10% dentin dapat yang

endodontik, Peroksida

antara 10%.

peroksida kekerasan

pemutih gigi yang baik mempunyai daya penetrasi yang kuat untuk menembus bahan organik di dalam tubuli dentin dan ruang interprismatik enamel tanpa merusak mahkota gigi. 4 Pecora et al melakukan penelitian dengan menggunakan 36 elemen gigi insisif pertama rahang atas untuk

tinggi, oleh karena diperlukan perhatian operator yang cukup. Karena bahan pemutih karbamid peroksida 10% yang dipakai, dilakukan terhadap gigi non vital berulang-ulang, sehingga dapat memungkinkan mempengaruhi

kekerasan dentin gigi vital yang lain. Selain itu toksisitas karbamid peroksida juga harus dipertimbangkan, Meskipun ADA merekomendasikan menunjukkan Penelitian toksisitas

mengetahui efek bahan pemutih terhadap kekerasan dentin. Kombinasi sodium perborat penurunan sedikit dan air menghasilkan dentin paling dengan

kekerasan

Setyabudi

bila

dibandingkan

karbamid peroksida 15% paling tinggi, kemudian menurun pada karbamid

kelompok lain. Karbamid peroksida 10% dan hydrogen peroksida 30% mengalami penurunan kekerasan tertinggi,

peroksida 10%; karbamid peroksida 7,5% dan karbamid peroksida 5%.18

sedangkan kombinasi sodium perborat

15

Endo Restorasi Dental Journal, Vol. 1 No. 2 Juli Des 2009;9-17

Teknik pemakaian yang sederhana dan kesulitan

tidak dalam 5.

perawatan pemutihan gigi. Majalah Kedokteran Gigi 1999; 23-5. Rani, BG. Tooth Whitening. 2005. Available at http://

mengontrol pasien selama melakukan perawatan sendiri di Oleh rumah karena harus itu

dipertimbangkan.

www.healththaranta.com/he trust/art s.htun, Accesteed 16 Februari 2008. 6. Mokhlis G, et al. A clinical

sebaiknya dilakukan pemutihan gigi ekstrakorona dilakukan lebih dahulu, selanjutnya pemutihan gigi pada gigi non vital secara intrakorona. Bahan pemutih intrakorona kombinasi air, karena gigi akar
19

evaluation of carbamide peroxide and hydrogen peroxide whitening agent during daytime use. JADA 2000; 13: 1269-76. 7. Supratiwi E. Penggunaan karbamid peroksida sebagai bahan pemutih gigi. Indonesian Journal of

disarankan sodium dapat tanpa dan

menggunakan perborat dan

menghasilkan menyebabkan

pemutihan resorpsi

mengurangi kekerasan dentin.

Dentistry 2005;12:3: 139-45. 8. Matis BA. Tray whitening: What the evidence shows. Compendium of

DAFTAR PUSTAKA 1. Anggraeni dan Gatot S. Bahan pemutih gigi intrakorona yang aman dan efektif. Majalah Ilmu

continuing education in dentistry 2003;24; 354-62. 9. Kelleher R. The safely in use of 10% carbamide peroxide (opalecence) for bleaching teeth under the

Kedokteran Gigi Edisi Khusus Foril 2002; 81-4. 2. Yudha DR, Maya ID & Robert D. Dental whitening. Dental Lintas Meditama; 2005. p. 9-12. 3. Anusavice. Phillips science of dental materials. 11th ed. Saunders; 2003. p. 9-17 4. Sudarjani GH. Pencegahan

supervision of a dentist. 10. Carrillo Haywood A, Veronoca V. M &

Simultaneous

bleaching of vital teeth and an openchamber non vital tooth with 10% carbamide peroxide.

Quintessence Internasional 1998;29: 10: 643-8.

perubahan warna kembali setelah

16

Endo Restorasi Dental Journal, Vol. 1 No. 2 Juli Des 2009;9-17

11. Liebenberg, William. Intracoronal lightening of discolored pulpless teeth: a technique. modified walking bleach Quintessence

agent on the microhandnes of human devision Available at:

http//www.farp hand

usp.br/restoration Accessed 22

actions.htm.

International 1997;28:12: 771-6. 12. Tarigan. Perawatan pulpa gigi Widya

Januari 2007. 18. Setyabudi. Toksisitas carbamide

(Endodonti).

Jakarta:

peroxide 5%, 10% dan 15% sebagai bahan pemutih gigi terhadap sel

Medika; 1996. p. 205. 13. Haywood V. Nightguard vital

fibroblas. 2009. p. 8-9. 19. Ananta TB. The combination of sodium perborte and water as intracoronal teeth bleaching agent. 2009. p.186-9.

bleaching, a history and product update. Part I. Esthet Dent Update 1991; 2: 63-6. 14. Leonard RH, Haywood VB, Phillips C Risk factors for developing tooth sensitivity and gingival irritation associated with nightguard vital bleaching. 1997; 28: 527-34. 15. Matis BA, Mousa HN, Cochran MA and Eckert GJ. Clinical Evaluation of bleaching agents of different concentrations. Quientessence Int. 2000; 31: 303-10. 16. Cavalli V, Giannini M. Effect at carbamide peroxide bleaching agent on tensile strength of human Quintessence Int

enamel. Dental Materials Journal 2004; 20: 733-99. 17. Picora JD, Cruz-Filho AM,

Desouen-Nero MD, Silva RG. 1999. In vitro action of vacius bleaching

17

Anda mungkin juga menyukai