Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN SURALAYA PLTU BATU BARA SURALAYA 3400 MW

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembangkit (Program Studi Pendidikan Teknik Elektro) Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta

Oleh: Lorinza Kaluku (5115087369)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


2011

A.

Sejarah Perusahaan Pada awal 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah kearah deregulasi tersebut diawali dengan berdirinya Paiton Swasta I, yang dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No.37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit-pembangkit listrik swasta. Kemudian pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (MPE) menertibkan kerangka dasar kebijakan (Sasaran dan Kebijakan Pengembangan Sub sektor ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi sektor ketenagalistrikan. Sebagai penerapan awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari perum menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya pada 3 Oktober 1995, PT. PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan, yang tujuannya untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial yang diemban oleh Badan Usaha Milik Negara tersebut. Salah satu dari anak perusaan itu adalah PT Pembangkit Tenaga Listrik Jawa-Bali I, atau lebih dikenal dengan nama PLN PJB I. Perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkit tenaga listrik dan usaha-usaha lain yang terkait. Pada 3 oktober 2000, bertepatan dengam ulang tahunnya yang kelima, Manajemen Perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB I menjadi PT Indonesia Power. Pembentukan perusahaan ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C2-12496 HT,01,01,TH 1995. Sebagai penegasan atas tujuan perusahaan yang menjadi perusahaan pembangkitan tenaga listrik independen yang berorientasi bisnis murni untuk menyingkapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi Perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru didirikan pada pertengahan tahun 1990an, Indonesia Power mewarisi berbagai sejumlah aset berupa pembangkit dan fasilitas-fasilitas pendukungnya. Pembangkit-pembangkit tersebut memanfaatkan teknologi modern berbasis komputer dan menggunakan beragam energi primer seperti air, batu bara, panas bumi dan sebagainya. Namun demikian, dari pembangkitpembangkit tersebut, terdapat pula beberapa pembangkit paling tua di Indonesia seperti PLTA Plengan, PLTA Ubrung, PLTA Ketenger dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920-an dan sampai sekarang masih beroperasi. Dari sini, dapat dipandang bahwa secara kesejarahan pada dasarnya usia PT Indonesia Power sama dengan keberadaan listrik di Indonesia. Sebagai perusahaan pembangkit tenaga listrik terbesar di Indonesia, PT. Indonesia Power memiliki satu unit bisnis yang bergerak di bidang jasa pemeliharaan, yang di sebut Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan (UBH) dan delapan Unit Bisnis Pembangkit (UBP) yang mengelola 127 mesin pembangkit antara lain :

a. b. c. d. e. f. g. h.

UBP Suralaya UBP Priok UBP Saguling UBP Kamojang UBP Semarang UBP Mrica UBP Perak dan Grati UBP Bali

Secara keseluruhan, PT. Indonesia Power saat ini memiliki total kapasitas terpasang sekitar 8.470 MW. Dari kapasitas yang ada, PLTU suralaya merupakan penyumbang terbesar karena menghasilkan kapasitas sebesar 3400 MW. Sejak mulai berdirinya PLTU Suralaya pada tahun 1983, Sumber Daya Manusia yang tersedia hanya berjumlah 83 Orang. Kemudian berkembang hingga saat ini menjadi 766 Orang. PLTU ini terletak di desa Suralaya merak kotamadya Cilegon, berjarak 7 KM kearah utara dari Pelabuhan Penyebrangan Merak. Luas Lahan yang di gunakan untuk membangun PLTU Suralaya berikut sarana dan fasiltas penunjang lainya adalah 240,65 Hektar. Dalam rangka usaha mengurangi dampak negatip terhadap lingkungan PLTU Suralaya, maka pada saat pembangunan di lengkapi: Electric Precipitator - Sewage Treatment Netralizing Bazin dan Cerobong yang tinggi. B. Komponen PLTU 1) Ketel (Boiler) Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Canada Tipe : Natural Circulation Single Drum Radiant Wall Outdoor Kapasitas : 1168 ton uap/jam Tekanan uap keluar superheater : 174 kg/cm2 Suhu uap keluar superheater : 540oC Tekanan uap keluar reheater : 39,9 kg/cm2 Bahan bakar utama : Batubara Bahan bakar cadangan : Minyak residu Bahan bakar untuk penyalaan awal : Minyak solar 2) Turbin Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Japan Tipe : Tandem Compound Double Exhaust Kapasitas : 400 MW Tekanan uap masuk : 169 kg/cm2 Temperatur uap masuk : 538oC Tekanan uap keluar : 56 mmHg Kecepatan putaran : 3000 rpm Jumlah tingkat : 3 tingkat - Turbin tekanan tinggi : 12 sudu

- Turbin tekanan menengah : 10 sudu - Turbin tekanan rendah 1 : 2 x 8 sudu - Turbin tekanan rendah 2 : 2 x 8 sudu 3) Generator Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Kecepatan putaran : 3000 rpm Jumlah fasa : 3 Frekuensi : 50 Hz Tegangan : 23 kV KVA keluaran : 471 MVA kW : 400.350 kW Arus : 11.823 A Faktor daya : 0,85 Rasio hubung singkat : 0,5 Media pendingin : Gas Hidrogen Tekanan gas H2 : 4 kg/cm2 Volume gas : 80 m3 Tegangan penguat medan : 500 V Kumparan : Y 4) Sistem Eksitasi Penguat Medan Tanpa Sikat (Brushless Exciter) Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe : Totally enclosed kW keluaran : 2400 kW Tegangan : 500 V Arus : 4800 A Kecepatan putaran : 3000 rpm Penyearah (Rotating rectifier) Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe : Penyearah silicon (silicon rectifier) kW keluaran : 2400 kW Tegangan : 500 V Arus : 400 A Penguat Medan AC (AC Exciter) Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe : Rotating Armature kVA keluaran : 2700 kVA Tegangan : 410 V Jumlah fasa : 3 Frekuensi : 250 Hz Penguat Medan Bantu (Pilot Exciter) Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe : Permanet Magnetic Field kVA keluaran : 30 kVA Tegangan : 170 V Arus : 102 A Frekuensi : 400 Hz Jumlah fasa : 3

Faktor daya : 0,95 Lain-lain Dioda silicon : SR 200 DM Sekering : 1200 A, 1 detik Kondenser : 0,6 F

5) Pulverizer (Penggiling Batubara) Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Canada Tipe : MPS-89 Kapasitas : 63.000 kg/jam, kelembaban batubara 23,6% Kelembutan hasil penggilingan : 200 Mesh Kecepatan putaran : 23,5 rpm Motor penggerak : 522 kW/6 kV/706 A/ 50 Hz 6) Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feedwater Pump) Pabrik pembuat : Ingersollrand, Canada Tipe : 65 CHTA 5 stage Kapasitas : 725 ton/jam N.P.S.H : 22,2 m Tekanan : 216 kg/cm2 Motor penggerak : 6338,5 kW/6 kV/50 Hz/3 fasa 7) Pompa Air Pendingin Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Japan Tipe : Vertical Mixed Flow Kapasitas : 31.500 m3/jam Discharge head : 12,5 m Tekanan : 0,8 kg/cm2 Motor penggerak : 1300 kW/6 kV/50 Hz/3 fasa 8) Transformator Generator Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe : Oil Immersed Two Winding Out door Daya semu : 282.000/376.000/470.000 kVA Tegangan primer : 23 kV Arus primer : 7080/9440/11.800 A Tegangan skunder : 500 kV Arus skunder : 326/434/543 A Frekuensi : 50 Hz Jumlah fasa : 3 Uji tegangan tinggi saluran : 1550 kV Uji tegangan rendah : 125 kV Uji tegangan netral : 125 kV Prosentasi impedansi : 11,66 11,69 % 9) Penangkap Abu (Electrostatic Precipitator) Pabrik pembuat : Wheelabarator, Canada Jumlah aliran gas : 1.347.823 Nm3/jam Temperatur gas : 195oC Kecepatan aliran gas : 1,47 m/detik Tipe elektroda : Isodyne & Star Type Unit 1&2, Coil Unit 3&4

Tegangan elektroda : 55 kV DC Arus elektroda : 1250 1700 mA Efisiensi : 99,5 % Jumlah abu hasil penangkapan : 11,2 ton/jam 10) Cerobong (Stack) Jumlah : 3 buah (3 unit) Tinggi : 275 m Diameter luar bagian bawah : 25 m Diameter luar bagian atas : 14 m Diameter pipa saluran gas buang : 6,5 m Suhu gas masuk cerobong : 140oC Kecepatan aliran gas : 2 m/detik Material cerobong : Beton dan di bagian dalamnya terdapat 2 pipa saluran gas berdiameter 6,5 m C. Proses Produksi dan prinsip kerja Tenaga Listrik PLTU PLTU Suralaya telah direncanakan dan dibangun untuk menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan sebagai bahan bakar cadangan menggunakan bahan bakar residu, Main Fuel Oil (MFO) dan juga menggunakan solar, High Speed Diesel (HSD) sebagai bahan bakar ignitor atau pemantik pada penyalaan awal dengan bantuan udara panas bertekanan. Batubara diperoleh dari tambang Bukit Asam, Sumatera Selatan dari jenis subbituminous dengan nilai kalor 5000-5500 kkal/kg. Transportasi batubara dari mulut tambang Tanjung Enim ke pelabuhan Tarahan dilakukan dengan kereta api. Selanjutnya dibawa dengan kapal laut ke Jetty Suralaya.

Batubara yang dibongkar dari kapal di Coal Jetty dengan menggunakan Ship Unloader atau dengan peralatan pembongkaran kapal itu sendiri, dipindahkan ke hopper dan selanjutnya diangkut dengan conveyor menuju penyimpanan sementara (temporary stock) dengan melalui Telescopic Chute (2) atau dengan menggunakan Stacker/Reclaimer (1) atau langsung batubara tersebut ditransfer malalui Junction House (3) ke Scrapper Conveyor (4) lalu ke Coal Bunker (5), seterusnya ke Coal Feeder (6) yang berfungsi mengatur jumlah aliran ke Pulverizer (7) dimana batubara digiling dengan ukuran yang sesuai kebutuhan menjadi serbuk yang halus. Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari Primary Air Fan (8) dan dibawa ke Coal Burner (9) yang menyemburkan batubara tersebut ke dalam ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk mengubah air menjadi uap. Udara pembakaran yang digunakan

pada ruanga bakar dipasok dari Forced Draft Fan (FDF) (10) yang mengalirkan udara pembakaran melalui Air Heater (11). Hasil proses pembakaran yang terjadi menghasilkan limbah berupa abu dalam perbandingan 14:1. Abu yang jatuh ke bagian bawah boiler secara periodik dikeluarkan dan dikirim ke Ash Valley. Gas hasil pembakaran dihisap keluar dari boiler oleh Induce Draft Fan (IDF) (12) dan dilewatkan melalui Electric Precipitator (13) yang menyerap 99,5% abu terbang dan debu dengan sistem elektroda, lalu dihembuskan ke udara melalui cerobong/Stak (14). Abu dan debu kemudian dikumpulkan dan diambil dengan alat pneumatic gravity conveyor yang digunakan sebagai material pembuat jalan, semen dan bahan bangunan (conblok). Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap oleh pipa pipa penguap (water walls) menjadi uap jenuh atau uap basah yang kemudian dipanaskan di Super Heater (SH) (15) yang menghasilkan uap kering. Kemudian uap tersebut dialirkan ke Turbin tekanan tinggi High Pressure Turbine (16), dimana uap tersebut diexpansikan melalui Nozzles ke sudusudu turbin. Tenaga dari uap mendorong sudu-sudu turbin dan membuat turbin berputar. Setelah melalui HP Turbine, uap dikembalikan kedalam Boiler untuk dipanaskan ulang di Reheater (17) guna menambah kualitas panas uap sebelum uap tersebut digunakan kembali di Intermediate Pressure (IP) Turbine (18) dan Low Pressure (LP) Turbine (19). Sementara itu, uap bekas dikembalikan menjadi air di Condenser (23) dengan pendinginan air laut (26) yang dipasok oleh Circulating Water Pump (32). Air kondensasi akan digunakan kembali sebagai air pengisi Boiler. Air dipompakan dari kondenser dengan menggunakan Condensate Extraction Pump (24), pada awalnya dipanaskan melalui Low Pressure Heater (25), dinaikkan ke Deaerator (27) untuk menghilangkan gas-gas yang terkandung didalam air. Air tersebut kemudian dipompakan oleh Boiler Feed Pump (28) melalui High Pressure Heater (29), dimana air tersebut dipanaskan lebih lanjut sebelum masuk kedalam Boiler pada Economizer (30), kemudian air masuk ke Steam Drum (31). Siklus air dan uap ini berulang secara terus menerus selama unit beroperasi. Poros turbin dikopel dengan Rotor Generator (20), maka kedua poros memiliki jumlah putaran yang sama. Ketika telah mencapai putaran nominal 3000 rpm, pada Rotor generator dibuatlah magnetasi dengan Brushless Exitation System dengan demikian Stator Generator (21) akan membangkitkan tenaga listrik dengan tegangan 23 kV. Listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke Generator Transformer (22) untuk dinaikan tegangannya menjadi 500 kV. Sebagian besar listrik tersebut disalurkan kesistem jaringan terpadu (Interkoneksi) se-Jawa-Bali melalui saluran udara tegangan extra tinggi 500 kV dan sebagian lainnya disalurkan ke gardu induk Cilegon dan daerah Industri Bojonegara melalui saluran udara tegangan tinggi 150 kV.

D.

Gambar Unit bagian control suralaya

Unit control unit 5

Unit control 6 E. Keuntungan PLTU S uralaya 1) 2) 3) 4) Bahan bakar lebih mudah diperoleh. Uap dapat di manfaatkan ulang Biaya operasional lebih murah Melaksanakan COMDEV bidang : Pengembangan Komunitas Kesehatan masyarakat Pendidikan dan peningkatan SDM Pemberdayaan masyarakat Fasilitas dan sarana umum 5) Membuat usaha conblock

6) Melakukan Pelatihan usaha kecil masyarakat (UKM) sebanyak 12 UKM. 7) Membuat lembaga keuangan mikro (LKM) satu unit LKM.

Anda mungkin juga menyukai