Anda di halaman 1dari 9

TRAUMA PADA WANITA HAMIL a.

Definisi Trauma adalah tekanan yang ditimbulkan baik oleh benda tajam maupun benda tumpul yang dapat mencederai janin maupun ibu itu sendiri. b. Klasifikasi Trauma minor Merupakan trauma yang ringan yang terjadi pada kehamilan. Biasanya disebabkan karena jatuh, pukulan langsung ke perut dan kecelakaan kendaraan bermotor. Hal ini menyebabkan memar, laserasi dan konstusio. Trauma mayor Trauma sedang sampai dengan berat. Lebih sering menyebabkan kritis pada kehamilan. Dampaknya dapat berupa patah pada tulang rusuk, patah tulang panggul. Bahkan tidak jarang ibu hamil datang ke UGD sudah dalam kondisi yang kritis.

c. Tipe trauma kehamilan yang terjadi pada wanita hamil Cidera tumpul ( blunt trauma ) Pemerkosaan atau kekerasan seksual (sexual assault ) Luka tusuk ( penetrating injuries ) Burns ( luka bakar )

d. Etiologi Ada banyak faktor yang menyebabkan trauma pada wanita hamil, terlebih karena faktor eksternal. Antara lain : KDRT ( Kekerasan Dalam Rumah Tangga )

Saat terjadi pertengkaran atau perselisihan dalam rumah tangga, serinh kali ibu hamil menjadi korban pukulan atau kekerasan yang mempunyai dampak pada kandungannya. Contoh yang sering terjadi adalah pukulan langsung ke perut, maupun tidak sengaja terjatuh.

Kecelakaan kendaraan bermotor Kecelakaan ini sering memberi dampak trauma pada kandungan ibu hamil

secara tidak sengaja dan hal ini bisa mengakibatkan dampak yang ringan maupun berat. Dampak ringan dapat berupa memar, laserasi dan kontusio. Sedangkan dampak yang lebih berat berupa patah tulang panggul dan patah tulang rusuk. Jatuh Luka tembak

e. Fisiologi trauma kehamilan

Uterus Darah Sistem kardiovaskuler Sistem respiratory Sistem GI

f. Patofisiologi Trauma minor Walaupun trauma ini termasuk pada trauma minor ( ringan ) tetapi dapat berpengaruh pada janin. Misalkan pada saat terjatuh atau terpeleset, lalu si ibu mengalami syok atau setidaknya kaget. Perasaan inilah yang dapat

berdampak pula pada janin. Karena kondisi syok dapat mempengaruhi sirkulasi makanan dan oksigen ke janin yang selanjutnya akan mempengaruhi tumbuh kembang janin. Trauma mayor Yaitu berupa cedera yang ditimbulkan, seperti perdarahan, pecahnya ketuban, atau terjadinya kontraksi sebelum waktunya. Umum trauma langsung membutuhkan penanganan yang lebih cepat karena dapat membahayakan janin dan ibunya. ( di lengkapin lagi )

g. Komplikasi Abruptio plasenta searching Luka abdomen ( blunt abdominal pain / trauma ) searching Kelahiran prematur ( peterm labor ) searching Trauma atau luka langsung janin ( direct fetal injury ) searching Ruptur rahim ( uterine rupture ) Searching yang lbh diperbanyak, tanda dan gejala Perdarahan janin dan ibu ( fetal materrnal hemorrhage FMH ) Searching

Memar dan kontusioo pada ibu hamil Ketuban pecah dini

h. Faktor resiko trauma kehamilan

Kehamilan itu sendiri, usia yang lebih muda, penggunaan narkoba, dan sejarah penyimpangan perilaku kekerasan oleh pasangan intim. Usia kehamilan Budaya Lingkungan yang membahayakan Fasilitas yang kurang memadahi

i. Epidemiologi Pada trauma minor Trauma mayor

j. Manajemen penanganan Prinsip prinsip tata cara pertolongan terhadap ibu hamil yang mengalami trauma tidak berbeda dengan wanita tanpa kehamilan. Yakni dengan selalu mensurvei ABC, Airway ( jalan nafas ) mendahulukan penyelesaian masalah di jalan nafas, Breathing ( pernafasan ) karena disini letak atau posisi diafragma berada lebih atas daripada wanita yang tidak hamil. Serta Circulation ( sirkulasi atau aliran darah ibu ) jangan sampai menghambat vena cava, posisikan untuk miring atau fowler. Juga yang perlu diwaspadai ialah kontrol adanya problem perdarahan, karena memang perdarahan merupakan angka kematian tertinggi untuk kasus trauma pada wanita hamil. Patokannya adalah dengan melakukan resusistasi atau menstabilkan kondisi si ibu seoptimal mungkin. Hal tersebut sudah akan menambah jaminan keselamatan

janin dalam kandungan. Evaluasi pengaruh trauma terhadap keadaaan janin salah satunya bisa diketahui dengan memonitor denyut nadi janin. Begitu juga perlu perhatian sungguh sunggguh terhadap kondisi janin jika si ibu mengalami kasus seperti perdarahan per vaginal, solusio plasenta, nyeri yang tiba tiba di bagian bawah perut, nyeri yang hebat di seluruh perut sebagai tanda terjadinya robekan lapisan rahim serta kejang kejang yang disertai dengan hipertensi sebagai tanda tanda terjadi eklamsia. Prosedur penanganan yang paling mendasar antara lain, dengan menerapkan resusistasi, menstabilkan pernafasan, serta mengontrol terjadinya perdarahan. Sedangkan untuk aspek utamanya ialah dengan menjauhkan uterus dari vena cava, supaya tidak terjadi penurunan aliran darah dan cardiac output, mengevaluasi adanya fraktur, luka di dalam serta letak perdarahannya, dan keadaan uterus dan janin. Apabila terjadi kasus truma akibat dari luka tusuk, maka harus dilakukan pemeriksaan radiologi.

k. Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk deteksi dini akibat trauma kehamilan, yaitu antara lain : USG

Ultrasonography selama ini dikenal masyarakat sebagai alat kedokteran untuk memeriksa kehamilan. Dengan menggunakan gelombang suara, USG mampu memperlihatkan kondisi janin selama dalam kandungan, apakah memiliki pertumbuhan normal ataukah abnormal, termasuk juga untuk mengetahui jenis kelaminnya. Melalui USG dokter menjadi lebih mudah untuk mempelajari bentuk serta ukuran anatomis, gerak serta hubungan jaringan dengan sekitarnya. Karena setelah dibandingkan dengan alat penunjang pemeriksaan lainnya, USG memiliki beberapa keunggulan untuk membantu dokter dalam mendiagnosa pasiennya secara cepat, aman, invasif dengan nilai diagnostik yang tinggi.

Penggunaan USG di Indonesia dan negara negara berkembang selama ini belum berkembang secara luas, karena terkendala oleh harganya yang relatif mahal. Namun kini berkat teknologi kedokteran yang telah berkembang cepat dan dapat diproduksi secara luas, membuat harga USG lebih terjangkau. Bahkan kini telah berkembang teknologi USG dengan tiga dimensi, yang dapat memantau kondisi dalam tubuh lebih jelas dan jernih. USG sebenarnya dapat dipergunakan sebagai alat penunjang diagnosis untuk mengetahui gangguan fungsi hati, ikterus ( kuning ), hipertensi portal, dugaan malignitas hepar primer maupun sekunder/metastase, gangguan fungsi lemak, sakit atau nyeri perut kanan atas baik akut maupun yang menahun. Selain itu juga dapat untuk mengetahui sindrom dyspepsia atau gejala gejala adanya kelainan dari saluran pencernaan, intoleransi terhadap makanan, dugaan terhadap batu empedu, adanya gejala gejala pakreatitis akut atau kronik, dugaan tumor pankreas, kecurigaan metastase keganasan terutama limfoma, gagal ginjal, hematuria, kemungkinan tumor ginjal, infeksi saluran kemih, nyeri daerah ginjal dan buli buli, trauma ginjal, kecurigaan anomaly congenital. American Institute of Utee the Safety of Clinical Ultrasound pada 1987 Ultrasonography in Medicine (AIUM ) dalam Bioeffect Commit mengeluarkan pernyataan bahwa pemakaian USG selama 25 tahun tidak menunjukkan efek samping bagi pasien. Jadi penggunaan USG sangatlah aman untuk menunjang diagnosa. Untuk mendapatkan hasil diagnosa yang cukup akurat maka pemeriksaan USG haruslah dilakukan oleh seseorang yang telah mendapatkan pelatihan khusus dan juga yang telah melihat berbagai kasus. Seoranag sonolog demikiah ahli USG biasanya dipanggil. Di Negara kita ini sebenarnya memiliki ahli ahli USG yang dapat diandlakan dan dapat bersaing dengan negara lain. Pengambilan gambar dan interpretasi dapat dilakukan oleh seorang dokter umum, specialis, dan dokter radiologi. DPL ( Diagnostic Peritoneal Lavage )

DPL ini dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan pada rongga usus dalam rongga perut. Hasilnya dapat amat membantu. Tetapi DPL ini hanyalah alat diagnostik. Apabila ada suatu keraguan, lakukan Laparatomi ( gold standart ). Adapun Indikasi yang digunakan untuk melakukan DPL adalah sebagai berikut : Nyeri abdomen yang tidak diketahui sebabnya. Trauma pada bagian bawah dada. Hipotesis, jika hematokrit turun tanpa sebab yang jelas. Pasien dengan cedera abdominal dengan gangguan kesadaran ( obat, alkohol, cedra otak ). Pasien cedera abdominal dan medula spinalis ( sumsum tulang belakang ). Patah tulang pelvis. Computed Tomography CT scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu kelainan, yaitu : Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses
Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan

infark. Brain constusion Hydrocephalus Inflamasi

MRI ( Magnetic Resonance Imaging ) MRI dilakukan untuk mengevaluasi : Organ dada dan perut termasuk jantung, hati, saluran empedu, ginjal, limpha dan pankreas serta kelenjar adrenalin. Organ panggul termasuk pada organ reproduksi pada pria ( prostat dan testikel ) dan perempuan ( rahim, leher rahim, dan ovarium ). Pembuluh darah ( MR angiografi ) Payudara. Dokter mengguanakan pemeriksaan untuk membantu diagnosis atau perawatan untuk memantau kondisi seperti : Tumor dari dada, perut dan panggul. Masalah jantung Sumbatan atau pembesaran pembuluh darah, termasuk aorta, arteri ginjal, dan arteri di kaki. Penyakit hati seperti sirosis, dan organ organ perut lainnya, termasuk saluran empedu, kandung kemih, dan saluran pancreas. Kista dan tumor padat pada ginjal, dan bagian bagian lain pada saluran kemih. Tumor dan kelaianan lain pada organ reproduksi ( misalnya pada rahim, ovarium, testis, prostat ) Penyebab nyeri panggul pada wanita, seperti fibroid.

Endometriosisi, dan adenomyosis. Uterus kongenital, yang dicurigai abnormallitynomalies. Pada wanita yang menjalani evaluasi untuk infertilitas.

Kanker payudara dan implan. Ultrasonogram dan monitoring detak jantung janin Pasien muda yang sehat lebih mudah terkena shock yang berpengaruh ke sistem kardiovaskular. Ultrasonogram obstetri dapat menunjukkan usia kehamilan dan posisi janin serta plasentanya. Beberapa penelitian menyatakan bahwa USG dan Fetal Heart Rate Monitoring adalah suatu kombinasi paling efektif untuk mendeteksi komplikasi akibat trauma pada ibu hamil.

Kheihauer - betke test dan Tes Laboratoriumi Tes ini digunakan untuk mendeteksi adanya sel darah janin di serum ibunya. Jika Rh negatif maka tetap mungkin terjadi perdarahan. Solusinya tetap ada pemberian Rh Immunoglobulin. Namun di sisi lain terdapat pula studi yang menyatakan tes ini hanya mempunyai keefektifan yang rendah dalam kejadian trauma yang akut.

l. Asuhan keperawatan 1. Risk for bleeding 2. Risk for injury 3. Acute pain 4. Risk for trauma 5. Risk for infection related to amnion membran rupture

Anda mungkin juga menyukai