Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Salah satu permainan yang menarik yang ada di tempat-tempat hiburan yaitu Roller Coaster, permainan ini sangat diminati oleh anak-anak dan para remaja karena keunikan dan bentuknya yang menarik yaitu membentuk belokan dan tikungan dengan ketinggian berbeda disetiap titik, permainan ini biasanya terdapat di Disney land, Dunia Fantasi (Dufan) Jakarta atau di tempat-tempat hiburan lainnya. Permainan ini terdiri atas kereta mini yang dipasang pada lintasan tertentu dengan ketinggian lintasan yang berbeda-beda tanpa menggunakan bahan bakar, selain itu permainan ini sangat menarik karena orang yang menaiki Roller Coaster akan merasakan nuansa yang menyenangkan dan menegangkan sehingga orang-orang yang mencoba permainan ini tidak jarang berteriak atau bermuka masam ketika mencoba wahana ini, namun tetap saja membuat para pemakainya merasa terhibur. Tetapi tahukah kita bahwa jika ditinjau dari segi fisika bahwa permainan ini menggunakan prinsip gerak dan hukum kekekalan energi untuk dapat menggerakkan kereta sehingga tidak perlu menggunakan bahan bakar, perubahan energi ini khususnya perubahan energi potensial menjadi energi kinetik, sehingga dari ketinggian tertentu kereta melaju ke bawah dan pada dasar bukit (lembah) kereta akan menaiki bukit berikutnya. Dari fenomena ini terlihat bahwa terjadinya perubahan energi pada Roller Coaster yang membuatnya mampu menaiki bukit selanjutnya. Untuk menyelidiki bagaimana gerak Roller Coaster ini mengubah energi potensial menjadi energi kinetik, maka dilakukan eksperimen dengan judul Gerak dan Perubahan Energi Pada Replika Roller Coaster.

B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka dirumuskan masalah berikut: 1. Bagaimanakah hubungan antara ketinggian Replika Roller Coaster terhadap kecepatan benda?

2. Bagaimanakah kecepatan benda pada lintasan Replika Roller Coaster pada ketinggian pertama dan pada ketinggian kedua? 3. Bagaimanakah hubungan antara ketinggian Replika Roller Coaster terhadap waktu tempuh benda?

C. TUJUAN EKSPERIMEN Adapun tujuan yang ingin dicapai dari eksperimen ini adalah: 1. Menyelidiki hubungan antara ketinggian Replika Roller Coaster dengan kecepatan benda. 2. Menyelidiki bagaimana gerak Replika Roller Coaster mampu mengubah energi potensial menjadi energi kinetik. 3. Menyelidiki hubungan antara ketinggian Replika Roller Coaster terhadap waktu tempuh benda.

D. MANFAAT EKSPERIMEN Manfaat yang diharapkan dari percobaan ini yaitu siswa mampu: 1. Memahami prinsip perubahan energi potensial menjadi energi kinetik pada Replika Roller Coaster. 2. Menjelaskan prinsip hukum kekekalan energi pada Replika Roller Coaster. 3. Memahami hubungan antara ketinggian Replika Roller Coaster terhadap waktu tempuh benda. 4. Memahami penerapan konsep Fisika dalam kehidupan sehari-hari khususnya Replika Roller Coaster. 5. Membuat percobaan sederhana tentang gerak dan perubahan energi mekanik.

BAB II LANDASAN TEORI

1. ROLLER COASTER Menurut wikipedia bahasa Indonesia (ensiklopedia bebas) Roller coaster adalah wahana permainan berupa kereta yang dipacu dengan kecepatan tinggi pada jalur rel khusus, biasanya terletak di atas tanah yang memiliki ketinggian yang berbeda-beda. Rel ini ditopang oleh rangka baja yang disusun sedemikian rupa. Wahana ini pertama kali ada di Disney Land Amerika Serikat.

Sebuah roller coaster di Luna Park

(Melbourne, Australia)

Roller coaster di Indonesia sendiri terletak di Dunia Fantasi, Jakarta. Fenomena Fisika Roller Coaster yaitu Energi Potensial Ep, yakni energi yang dikandung roller coaster dikarenakan oleh posisinya, bernilai maksimum di posisi puncak lintasan. Energi potensial bernilai nol di posisi lembah (posisi terendah) lintasan. Energi potensial diubah menjadi energi kinetik, ketika roller coaster bergerak menurun. Energi kinetik, Ek, yakni energi yang dihasilkan oleh roller coaster karena geraknya (dalam hal ini kecepatan), bernilai nol di posisi puncak lintasan. Jelaskan, mengapa? Energi kinetik bernilai maksimum di posisi lembah (posisi terendah) lintasan. Mengapa? Energi kinetik diubah menjadi energi potensial, ketika roller coaster bergerak menaik. (Miftachul Hadi, 2008:1) Dinamika Roller Coaster yaitu Gerak Roller Coaster mengalami percepatan, yakni perubahan kecepatan terhadap waktu yakni kecepatan bertambah terhadap waktu, ketika

bergerak menurun. Roller coaster mengalami perlambatan (percepatan negatif!) yakni kecepatan berkurang terhadap waktu ketika bergerak menaik. Perubahan kecepatan juga terjadi saat roller coaster berubah arah! Gaya Gravitasi Pada roller coaster, kamu tentu mengalami gaya gravitasi, yakni gaya (interaksi) yang disebabkan oleh tarikan massa bumi terhadap massa tubuhmu (karena massa bumi jauh lebih besar dibandingkan dengan massa tubuhmu!). Rasakan dan kemudian jelaskan, apa efek gaya gravitasi tersebut? .(Miftachul Hadi, 2008:1) Kekekalan Energi dalam proses perubahan energi Ek menjadi Ep dan Ep menjadi Ek ini, sebagian energi diubah menjadi energi panas (kalor) karena adanya gesekan (friksi). Misal, roda roller coaster dengan rel lintasan. Energi total sistem tidak bertambah atau berkurang. Energi hanya berubah bentuk (misal: Ek, Ep, kalor). Gaya sentripetal adalah gaya yang berusaha menarik objek mengarah ke titik pusat (sumbu). Ketika roller coaster bergerak melalui lintasan memutar, gaya sentripental mempertahankan roller coaster agar tetap bergerak memutar.(Miftachul Hadi, 2008:1).

Steel Dragon 2000 merupakan rollercoaster tertinggi di dunia untuk kategori rollercoaster yg masih menggunakan rantai penarik tradisional. Selain itu Steel Dragon 2000 juga dinobatkan sebagai Rollercoaster yg memiliki trek terpanjang di dunia yaitu 8133 kaki. (http://www.coasterGallery.com).

2. ENERGI KINETIK Energi merupakan salah satu dari konsep yang paling penting dalam sains. Tetapi kita tidak bisa memberikan definisi umum yang sederhana mengenai energi dalam beberapa kata saja. Aspek yang paling penting dari semua jenis energi adalah jumlah dari semua jenis energi, energi total, tetap sama setelah proses apa pun dengan jumlah sebelumnya: yaitu, beseran energi dapat di defenisikan sedemikian sehingga energi merupakan besaran yang kekal.( Douglas C. giancoli,2001:178) Sebuah benda yang bergerak dapat melakukan kerja pada benda lain yang ditumbuknya. Sebuah peluruh meriam yang melayang melakukan kerja pada dinding bata yang dihancurkannya; sebuah martil yang bergerak melakukan kerja pada paku yang dipukunya. Pada setiap kasus tersebut, sebuah benda yang memberikan gaya pada benda kedua dan memindahkannya sejauh jarak tertentu. Sebuah benda yang sedang bergerak memiliki kemampuan untuk melakukan kerja dan dengan demikian dapat dikatakan mempunyai energi. Energi gerak disebut energi kinetik, dari kata Yunani kinetikus, yang berarti gerak. ( Douglas C. giancoli,2001:179) Untuk mendapatkan definisi kuantitatif dari energi kinetik, mari kita bayangkan sebuah benda dengan massa m yang sedang bergerak pada garis lurus dengan laju awal V1. Untuk mempercepat benda itu secara beraturan sampai laju V2, gaya total konstan Ftot diberikan padanya dengan arahn yang sejajar dengan geraknya sejauh jarak d. Kemudian kerja total yang dilakukan pada benda itu adalah Wtot = Ftotd.Kita terapkan hukum Newton kedua, Ftot = ma, dan menggunakan persamaan V2 = V20 + 2a(X-Xo) dan sekarang kita tuliskan V22 = V12 + 2ad, dengan V1 sebagai laju awal dan V2 laju akhir. Kita selesaikan untuk persamaan : V2 = V20 + 2a(X-Xo), a = (V22 - V21) / 2d, kemudian kita subtitusikan ke dalam Ftot = ma, dan tentukan kerja yang dilakukan : wtot = Ftotd = mad = m ((V22 - V21) / d Atau wtot= mv22 mv21 Kita definisikan besaran mv2 sebagai energi kinetik translasi (EK) dari benda tersebut :
5

EK = mv2 Kita sebut besaran ini energi kinetik translasi( Douglas C. giancoli,2001:179). Meskipun benda tidak bergerak translasi, tetapi apabila benda tersebut melakukan gerak rotasi (berputar), benda tersebut memiliki energy kinetic rotasi. Energy kinetic rotasi dapat diturunkan dari energy kinetic translasi sebagai berikut. EK = mv2 Mengingat v = r

Karena mr2 adalah momen inersia I, maka bentuk diatas dapat ditulis dalam persamaan: EK = I2 (Bob Foster, 2003: 45) 3. ENERGI POTENSIAL Kita baru saja membahas bagaimana sebuah benda dikatakan memiliki energi Sebagai sifat dari geraknya, yang kita sebut energi kinetik. Tetapi benda juga mungkin memiliki energi potensial, yang merupakan energi yang dihubungkan dengan gaya-gaya yang bergantung pada posisi atau konfigurasi benda (atau bendabenda) dan lingkungannya. Berbagai jenis energi potensial (EP) dapat didefinisikan, dan setiap jenis dihubungkan dengan suatu gaya tertentu. ( Douglas C. giancoli,2001:182) Energi potensial adalah energi yang memiliki benda kerena keadaan atau kedudukannya. Energi ini merupakan energi yang masih tersimpan atau tersembunyi pada benda, tetapi jika diberi kesempatan energi ini dapat dimanfaatkan menjadi usaha. Beberapa jenis energi potensial misalnya, energi potensial pegas, energi potensial listrik, energi potensial nuklir dan sebagainya. (Marthen

Kanginan,1999:108).

Energi potensial grafitasi adalah energi yang dimiliki benda karena kedudukan atau ketinggiannya dari benda yang lain. Energi potensial grafitasi di permukaan bumi (medan grafitasi homogen) dinyatakan oleh,

EP = mgh

EP = Energi potensial grafitasi (J) m = Massa benda (kg) g = Percepatan grafitasi (ms-2) h = ketinggian terhadap acuan (m)

(Marthen Kanginan,1999:108).

4. ENERGI MEKANIK Energi mekanik adalah jumlah dari energi potensial dan energi kinetik. Pada kasus umum, usaha yang dilakukan pada benda menyebabkan terjadinya perubahan energi mekanik. Misalkan pada suatu benda yang bermassa m yang berada pada kedudukan 1 dilakukan usaha W sehingga benda tersebut berpindah pada kedudukan ke 2, maka usaha yang dilakukan sama dengan perubahan energi mekanik (EM) yang dialami benda itu seperti pada gambar berikut:

(Marthen Kanginan,1999:109).

Dengan demikian, dapat dituliskan bahwa besarnya energi mekanik EM adalah EM = EP + EK Hukum kekekalan energi mekanik menyatakan bahwa energi mekanik yang dimiliki sebuah kekal (tetap). Peryataan ini sesuai dengan peryataan hukum kekekalan energi secara umum, yaitu energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi apat berubah dari satu bentuk energi menjadi energi lain. (Bob Foster,1997:179-180). Hukum kekekalan energi mekanik ini dapat kita tuliskan sebagai (energi mekanik) pada saat t1 = (energi mekanik) pada saat t2 kita tuliskan sebagai EP2 dan EK2 , Maka EP1 + EK1 = EP2 + EK2 Mgh1 + mv12 = Mgh2 + mv22 Rumusan hukum kekekalan energi mekanik di atas hanya berlaku apabila dalam berubah bentuk dari energi kinetik menjadi energi potensial ateu sebaliknya, tidak ada energi yang hilang (misalnya hilang dalam bentuk energi panas akibat gesekan). (Bob Foster,1997: 180).

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. IDENTIFIKASI VARIABEL 1. Variabel Bebas 2. Variabel Terikat 3. Variabel Kontrol : Ketinggian Replika Roller Coaster (h) (m) : Waktu tempuh (t) (s) : Jenis lintasan Replika Roller coaster.

B. DEFENISI OPERASIONAL VARIABEL 1. Ketinggian Replika Roller Coaster (h), adalah jarak antara titik acuan teratas dengan titik acuan terbawah dari Replika Roller Coaster yang diukur dengan meteran dalam satuan meter (m). 2. Waktu tempuh (t), adalah selang waktu yang dibutuhkan oleh benda untuk meluncur dari ketinggian tertentu yang diukur dengan stopwatch digital dalam satuan sekon (s). 3. Jenis Lintasan Replika Roller Coaster, adalah bahan penyusun lintasan Replika Roller coaster dengan tingkat kekasaran tertentu yang dijaga agar tidak mempengaruhi percobaan.

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Selang plastik transparan 2 meter 1 buah Batang penyangga dengan ketinggian berbeda 3 buah Papan landasan 1 buah Tempat landasan bola agel 1 buah Penahan bola agel 1 buah Stopwatch digital 1 buah Meteran 1 buah Neraca digital 1 buah

2. Bahan Bola agel 1 buah Plester

Gambar 1. Batang penyangga dengan ketinggian berbeda 3 buah

Gambar 2. Papan landasan, meteran, selang plastik dan plester.

D. DISAIN ALAT Cara mendisain alat ini cukup mudah yaitu: 1. Menyiapkan alat dan bahan seperti yang telah diuraikan diatas. 2. Tiga batang penyangga dengan ketinggian berbeda disusun horizontal di atas papan landasan. 3. Membentuk lintasan replika roller coaster dengan menggunakan selang plastik transparan dilekatkan pada tiga batang penyangga dengan ketinggian yang berbeda dengan mengambil acuan pertama dengan ketinggian terbesar.
10

4. Memasang landasan bola agel di ujung tertinggi dan penahannya diujung terendah lintasan.

E. PROSEDUR KERJA Langkah kerja eksperimen ini yaitu sebagai berikut: 1. Menentukan Nst alat ukur yang akan digunakan 2. Menimbang bola agel di atas neraca digital 3. Meletakkan bola agel diatas landasannya sehingga bola dalam keadaan diam dan siap untuk meluncur 4. Meluncurkan bola agel bersamaan dengan menekan tombol stopwatch dan mengukur waktu tempuh bola pada titik-titik yang telah ditentukan 5. Mengulangi langkah 3-4 sebanyak 3 kali sehingga diperoleh pengukuran berulang 6. Mengulangi langkah 3-5 untuk ketinggian yang berbeda. 7. Gambar rangkaian percobaan ini sebagai berikut:

h1 h3 h2

Jarak AB

Jarak BC

F. TEKNIK ANALISIS DATA Pada eksperimen ini data yang diperoleh melalui percobaan di analisis melalui dua tahap yaitu analisis perhitungan dan analisis ketidakpastian.
11

1. Analisis perhitungan Secara teori energi pada roller coaster menggunakan hukum kekekalan energi mekanik sebagai berikut: EP1+ EK1 = EP2+ EK2 Karena menggunakan bola, maka: m.g.h1 + mv12 + I12 m.g.h1 + mv12 + ( m r2 )12 dimana: EK1 = 0 EP2 = 0 Maka untuk jarak AB: m.g.h1 + m.g.h1 = m gh1 gh1 gh1 - gh2 v22 v2 v2 = = = = = 0 + mv22 + ( m r2 )22 mv22 + ( m r2 )22 = m(gh2 + = gh2 + v22 g(h1 - h2) g(h1 - h2) gh1 Dimana h2 = 0 Jarak AB v22) v22 = = m.g.h2 + mv22 + I22 = m.g.h2 + mv22 + ( m r2 )22

Sedangkan untuk jarak BC: EP2+ EK2 = EP3+ EK3 m.g.h2 + mv22 + I22 m.g.h2 + mv22 + ( m r2 )22 dimana: EP2 = 0 = m.g.h3 + mv32 + I32 = m.g.h3 + mv32 + ( m r2 )32

12

0 + mv22 + ( m r2 )22 v22 v22 v32 v3

= m.g.h3 + mv32 + ( m r2 )32

= mgh3 + mv32 + ( m r2 )32 = gh3 + = v32

( v22 - gh3 ) Jarak BC

= ( v22 - gh3 )

2. Analisis Ketidakpastian Rambat ralat: Untuk jarak AB: v2 = =| |h1 v2 =( gh1


) 1/2

=|

t-1| h1

=|

| h1

KR

x 100%

DK

= 100% - KR

PF Untuk jarak BC : V3 = =| |h3

= |v

|m/s

V3 = V2 -

13

=| =|

|h3 |h3

Dimana

14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN Nst Neraca Arus Nst Meteran = 0,01 g = 0,01 x 10-3 kg = 0,1 cm = 0,1 x 10 -2 m = 1,68 gram = 1,68 x 10-3 kg

Nst Stopwatch Digital = 0,01 s Massa beban

Tabel Hubungan antara panjang lintasan (s) dengan waktu tempuh (t) NO Jarak AB (m) 1 65,50 Jarak BC (m) 143,50 Tinggi AB (m) 55,65 Tinggi BC (m) 5,45 Waktu AB (s) 0,50 0,48 0,46 65,50 143,50 55,65 5,45 0,48 Waktu BC (s) 1,14 1,11 1,04 1,10

2. 78,50 142,00 70,00 10,00

0,43 0,54 0,47 78,50 142,00 70,00 10,00 0,48 0,53 96,70 154,90 83,50 13,50 0,55 0,51 96,70 154,90 83,50 13,50 0,53

0,99 1,12 1,16 1,09 1,10 1,11 1,07 1,09

15

B. ANALISIS HASIL PENGAMATAN UNTUK DATA I: Jarak AB v2 v2 v2 Jarak BC v3 v3 v3 = = ( v22 - gh3 ) ( . 2,82 2 - 10 . 5,45x10-2 ) = = g(h1 - h2) 10(55,65 - 0 )x 10-2

= 2,819 m/s

= 2,678 m/s

UNTUK DATA II: Jarak AB v2 v2 v2 Jarak BC v3 v3 v3 = = ( v22 - gh3 ) ( . 2,932 - 10 . 10 x10-2 ) = = g(h1 - h2) 10(70,00 - 0 )x 10-2

= 3,162 m/s

= 2,675 m/s

16

UNTUK DATA III: Jarak AB v2 v2 v2 Jarak BC v3 v3 v3 = = ( v22 - gh3 ) ( . 3,45 2 - 10 . 13,50x10-2 ) = = g(h1 - h2) 10(83,50 - 0 )x 10-2

= 3,454 m/s

= 3,158 m/s

C. ANALISIS KETIDAKPASTIAN UNTUK DATA I Untuk Jarak AB: =| |h1 | h1

=|

=|

m/s

| 0,05 x 10-2

= 0,001

KR

x 100%

= 0,05 % DK = 100% - KR = 99,95 % PF = |v = |2,819 |m/s |m/s


17

Untuk jarak BC : =| =| =| |h3

|h3 |0,05 x 10-2

= 0,002 m/s KR = x 100%

= 0,07 % DK = 100% - KR = 99,93 % PF = |v =| 2,678 |m/s | m/s

UNTUK DATA II Untuk Jarak AB: =| |h1 | h1

=|

= 0,001 m/s KR = x 100%

= 0,04 % DK = 100% - KR = 99,96 % PF = |v = |3,162 |m/s |m/s

18

Untuk jarak BC : =| =| |h3

|h3

= 0,002 m/s KR = x 100%

= 0,07 % DK = 100% - KR = 99,93 % PF = |v =| 2,675 |m/s | m/s

UNTUK DATA III Untuk Jarak AB: =| |h1 | h1

=|

= 0,001 m/s KR = x 100%

= 0,03 % DK = 100% - KR = 99,97 % PF = |v = |3,454 Untuk jarak BC : =| |h3 |m/s |m/s

19

=|

|h3

= 0,002 m/s KR = x 100%

= 0,06 % DK = 100% - KR = 99,94 % PF = |v =| 3,158 |m/s | m/s

D. PEMBAHASAN Pada percobaan gerak dan perubahan energi pada replika roller coaster ini akan dibandingkan antara ketinggian replika roller coaster terhadap kecepatan benda, hubungan antara ketinggian Replika Roller Coaster pertama dengan ketinggian replika roller coaster yang kedua serta hubungan antara ketinggian replika roller coaster terhadap waktu yempuh benda. Hal ini dilakukan dengan memanipulasi besar ketinggian, dan mengontrol jenis lintasan serta mengukur waktu tempuh yang dibutuhkan untuk meluncur dari ketinggian tertentu hingga ke dasar lintasan. Pada percobaan pertama, dilakukan pengukuran seperti yang telah diuraikan pada tabel pengamatan dan data-data tersebut di analisis melalui persamaan yang telah ditentukan sebelumnya pada teknik analisis data dan diperoleh bahwa kecepatan bola agel untuk jarak AB yaitu 2,819 m/s sedangkan untuk jarak BC diperoleh kecepatan sebesar 2,678 m/s, dengan waktu tempuh rata-rata 0,48 sekon untuk jarak AB dan 1,10 sekon untuk jarak BC. Dari data ini dapat diperhatikan bahwa kecepatan benda untuk ketinggian pertama lebih besar dari pada kecepatan benda pada ketinggian kedua, hal ini disebabkan karena adanya perubahan energy potensial menjadi energy kinetik yang disertai oleh adanya geseken dengan permukaan lintasan, besar gesekan inilah yang membuat benda pada ketinggian pertama hanya mampu mencapai ketinggian setengah atau kurang dari setengah dari ketinggian semula. Pada percobaan yang kedua, dilakukan percobaan yang sama dengan percobaan yang pertama dengan menambah ketinggian replika roller coaster yang secara otomatis akan merubah

20

jarak AB maupun jarak AC, sehingga diperoleh pengukuran secara teori 3,162 m/s untuk jarak AB dan 2,675 m/s untuk jarak BC, dengan waktu tempuh rata-rata 0,48 sekon untuk jarak AB dan 1,09 sekon untuk jarak BC. Data ini mirip dengan data I yang menunjukkan bahwa kecepatan benda pada ketinggian pertama selalu lebih besar dari kecepatan benda pada ketinggian kedua, dan waktu tempuh yang terukur hampir sama dengan waktu tempuh pada percobaan yang pertama, hal ini menunjukkan bahwa waktu tempuh benda yang meluncur pada replika roller coaster untuk ketinggian berbeda adalah konstan, hal ini diimbangi dengan besarnya kecepatan benda pada ketinggian yang lebih besar, pernyataan ini didukung oleh dengan tidak adanya variable waktu (t) yang berpengaruh pada persamaan hukum kekekalan energy mekanik. Pada percobaan yang ketiga, juga dilakukan pengukuran seperti yang telah diuraikan pada tabel pengamatan dan data-data tersebut di analisis melalui persamaan yang telah ditentukan sebelumnya pada teknik analisis data dan diperoleh bahwa kecepatan bola agel untuk jarak AB yaitu 3,454 m/s sedangkan untuk jarak BC diperoleh kecepatan sebesar 3,58 m/s, dengan waktu tempuh rata-rata 0,53 sekon untuk jarak AB dan 1,09 sekon untuk jarak BC, data yang ketiga ini semakin menguatkan hubungan antara ketinggian pertama dan kedua pada replika roller coaster serta waktu tempuh benda yang cenderung konstan untuk setiap keadaan. Dari serangkaian percobaan di atas dapat diketahui bahwa semakin besar ketinggian replika roller coaster maka semakin besar pula kecepatan benda untuk melewati lintasan yang ada, hal ini disebabkan karena pada saat benda berada pada ketinggian terbesar maka benda memiliki energy potensial yang besar sehingga secara otomatis pada saat benda meluncur benda memiliki potensi kecepatan yang besar sehingga energi kinetik yang dihasilkan akan besar pula, begitu juga sebaliknya. Selain itu waktu tempuh benda cenderung konstan terhadap ketinggian benda, hal ini didukung dengan tidak adanya variable waktu (t) yang berpengaruh di dalam persamaan hokum kekekalan energy mekanik. Mengingat data yang diperoleh dari hasil percobaan cukup baik dan akurat dengan kesalahan antara 0,03% sampai 0,07%, maka dapat direkomendasikan bahwa alat yang kami buat cukup baik untuk menjelaskan Gerak dan perubahan energi pada replika roller coaster

21

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN Dari eksperimen yang telah dilakukan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Semakin besar ketinggian replika roller coaster maka kecepatan benda juga akan semakin besar. 2. Kecepatan benda pada ketinggian pertama selalu lebih besar dari kecepatan benda pada ketinggian kedua pada replika roller coaster. 3. Waktu tempuh benda konstan terhadap ketinggian replika roller coaster

B. SARAN Dari serangkaian eksperimen ini maka disarankan: 1. Diadakan eksperimen serupa dengan menggunakan variabel bebas yang lain misalnya waktu tempuh atau panjang lintasan. 2. Melaksanakan eksperimen yang sama dengan menggunakan ketinggian yang lebih besar agar pengukuran waktu tempuh lebih akurat.

22

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. www.coastergallery.com. diakses tanggal 21 mei 2009 Bob Foster. 1997. Terpadu Fisika SMU Kelas 1. Jakarta: Erlangga. --------------. 2003. Terpadu Fisika SMU Kelas 1. Jakarta: Erlangga Giancoli, D C. 2001. Fisika Edisi Ke Lima Jilid I. Jakarta: Erlangga. Marthen Kanginan. 1999. Seribu Pena Fisika SMU. Jakarta: Erlangga. Miftachul Hadi. 2008. Roller Coaster Physics. Wikipedia: Jakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai