Anda di halaman 1dari 3

Charles Kurniawan / 07120080019

Esai A Beautiful Mind:


Film berjudul A Beautiful Mind bercerita tentang seseorang bernama John Nash yang menderita Schizophrenia atau dapat pula disebut gangguan mental (gila). Berdasarkan American Psichiatric Association, Schizophrenia merupakan gangguan kelainan mental yang berisifat kronik yang sering ditemukan gejala-gejala, seperti delusi, halusinasi, negative symptoms, dan disorganized behaviors. Dalam esai ini, saya akan membahas tentang gejalagejala yang dialami oleh tokoh utama di mana akan membahas tentang problemproblem dalam gangguan Schizophrenia yang dialami John Nash. Gangguan pertama yang dialami John Nash adalah Halusinasi Visual dan Auditory. Hal itu ditunjukkan dengan adanya penglihatan dan pembicaraan dengan Charles Herman sebagai teman sekamarnya. Padahal John Nash hanya berada di kamarnya seorang diri. Selain itu, John Nash juga dapat melihat dan berkomunikasi dengan William Parcher yang ia piker seorang agen rahasia dan keponakan Charles, Marcee. Selain itu, ia juga berhalusinasi visual tentang Parcher yang menanamkan sesuatu agar Nash dapat melihat code di bawah sinar ultra violet. Hal-hal itu menunjukkan halusinasi visual dan auditory. Saya juga menemukan delusi / waham pada John Nash. Ia merasa bahwa ia bekerja untuk Pertahanan Amerika Serikat sebagai pemecah kode rahasia. Ia merasa mendapatkan tugas dari Parcher untuk melihat pola di majalah untuk tahu kapan Amerika mendapat serangan dari Rusia dan melaporkannya lewat kotak pos tertentu. John Nash merasa tertekan dan percaya bahwa hal itu nyata, dan ia menyuruh isterinya berhati-hati menghadapi Rusia yang mengejar John. Itu merupakan sebuah delusi, yaitu percaya pada hal yang dianggap salah atau tidak nyata bagi kebanyakan orang. Delusi dan Halusinasi terutama auditory termasuk dalam positive symptoms. Pada kasus, John Nash juga ditemukan Disorganized speech. Hal ini dibuktikan dengan John mengeluarkan kalimat-kalimat menggumam / menggerutu yang tidak dipahami orang lain karena serasa ia memiliki dunianya sendiri. Selain itu, saat ingin kembali ke Princeton University, Nash juga

Charles Kurniawan / 07120080019 berteriak-teriak sendiri Youre not real!! berkali-kali pada Charles, Marcee, dan Parcher, padahal mereka tidak nyata. Alhasil semua orang menganggap Nash aneh atau gila. Dalam film ini saya juga menemukan negative symptoms. Hal in ditunjukkan dengan kejadian saat Nash menggendong bayinya yang menangis tapi ia tidak menunjukkan emosi apapun yang seharusnya ia bersikap panik. Bahkan menurut saya, ia cenderung biasa saja saat melihat kondisi tersebut. Selain itu, John Nash juga mengalami Sosial and Occupational Dysfunction. Hal itu ditandai oleh tidak hadirnya John untuk mengajar suatu kelas karena mendapatkan tugas dari agen rahasia (occupational). Selain itu, social disfungsi juga ditunjukkan dengan ia menarik diri dari teman-temannya dan ia juga tidak bisa memandikan bayinya hingga nyaris tenggelam di bak mandi. Ia juga tidak bisa melayani hasrat seksual isterinya yang merupakan efek obat psikotik. Secara keseluruhan, menurut saya, pada kasus John Nash, ia dapat dikategorikan sebagai Schizophrenia Tipe Paranoid karena ia merasa curiga yang berhubungan dengan delusinya. Misalnya ia merasa ada seseorang yang menguntit dirinya, yang berusaha menangkap John Nash karena ia termasuk seorang mata-mata. Pada akhirnya John, melanjutkan terapinya dan mulai mengabaikan halusinasinya dan tidak percaya lagi terhadap waham yang ia anut selama ini. Akhirnya John dapat memulai hidup baru dan mulai mengajar lagi di Princeton, bahkan ia mendapatkan nobel karena teori ekonominya. Saya sangat senang film ini dan film ini merupakan salah satu film terbaik yang pernah saya tonton.

Charles Kurniawan / 07120080019

Anda mungkin juga menyukai