Esai A Beautiful Mind
Esai A Beautiful Mind
Charles Kurniawan / 07120080019 berteriak-teriak sendiri Youre not real!! berkali-kali pada Charles, Marcee, dan Parcher, padahal mereka tidak nyata. Alhasil semua orang menganggap Nash aneh atau gila. Dalam film ini saya juga menemukan negative symptoms. Hal in ditunjukkan dengan kejadian saat Nash menggendong bayinya yang menangis tapi ia tidak menunjukkan emosi apapun yang seharusnya ia bersikap panik. Bahkan menurut saya, ia cenderung biasa saja saat melihat kondisi tersebut. Selain itu, John Nash juga mengalami Sosial and Occupational Dysfunction. Hal itu ditandai oleh tidak hadirnya John untuk mengajar suatu kelas karena mendapatkan tugas dari agen rahasia (occupational). Selain itu, social disfungsi juga ditunjukkan dengan ia menarik diri dari teman-temannya dan ia juga tidak bisa memandikan bayinya hingga nyaris tenggelam di bak mandi. Ia juga tidak bisa melayani hasrat seksual isterinya yang merupakan efek obat psikotik. Secara keseluruhan, menurut saya, pada kasus John Nash, ia dapat dikategorikan sebagai Schizophrenia Tipe Paranoid karena ia merasa curiga yang berhubungan dengan delusinya. Misalnya ia merasa ada seseorang yang menguntit dirinya, yang berusaha menangkap John Nash karena ia termasuk seorang mata-mata. Pada akhirnya John, melanjutkan terapinya dan mulai mengabaikan halusinasinya dan tidak percaya lagi terhadap waham yang ia anut selama ini. Akhirnya John dapat memulai hidup baru dan mulai mengajar lagi di Princeton, bahkan ia mendapatkan nobel karena teori ekonominya. Saya sangat senang film ini dan film ini merupakan salah satu film terbaik yang pernah saya tonton.