Anda di halaman 1dari 4

PENETAPAN KADAR ALKOHOL PADA OBAT ELIKSIR DENGAN EKSTERNAL STANDAR

Penulis: Diskha Fadillah Aininazah, Intan Galih Gilang Kencana, Kireina Artanti, XIII-3

ABSTRACT Elixir is a medicine that dilluted by alcohol. Alcohol in medicine can be measured by using Gas Chromatography (GC) with external standard method. Gas Chromatography is a common type of chromatography used in analytical chemistry for separating and analyzing compounds that can be vaporized without decomposition. Sample that can be measured in Gas Chromatography must volatile. We use ethanol 1% as a standard. By compare area of sample to area of standard, so we can know concentration of sample. It was found that alcohol in cough medicine is 0,74%. Keyword: elixir, ethanol, Gas Chromatography

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini sudah banyak obat batuk yang mengandung alkohol. Alkohol ini bukan tidak sengaja ada di dalam obat batuk, alkohol digunakan sebagai pelarut utama sediaan eliksir. Meskipun demikian, alkohol yang terdapat dalam obat batuk harus sesuai dengan standar. Tetapi belum tentu semua obat batuk eliksir mengandung alkohol yang sesuai standar. Oleh karena itu, dilakukan analisis kadar alkohol dalam sediaan obat batuk eliksir untuk mengetahui apakah suatu sampel obat batuk mengandung alkohol yang sesuai standar atau tidak. B. Tujuan Tujuan dilakukannya analisis ini adalah untuk mengetahui kadar alkohol dalam suatu sampel obat batuk eliksir dengan menggunakan GC Shimadzu 14-B, sehingga dapat ditentukan aman atau tidaknya sampel obat batuk eliksir tersebut. C. Komposisi Laporan Laporan ini terdiri dari beberapa bagian yang meliputi: abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka, metode percobaan, hasil dan pembahasan, implementasi hasil dan daftar pustaka. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan dan komposisi laporan.

Sedangkan penjelasan mengenai sampel dan instrumen yang digunakan terdapat dalam tinjauan pustaka. Daftar alat dan bahan serta cara kerja terdapat dalam metode percobaan. Data yang di dapat tercantum pada perhitungan dan kemudian diperoleh hasil analisis yang akan diuraikan dalam pembahasan. Setelah itu didapatkan kesimpulan dari hasil analisis dan dihasilkan saran guna memperbaiki cara kerja dalam metode analisis. TINJAUAN PUSTAKA A. Alkohol Dalam ilmu kimia, alkohol atau alkanol adalah istilah yang umum untuk senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon dimana atom karbon itu sendiri juga terikat pada atom hidrogen atau atom karbon yang lain. Dalam istilah umum, yang disebut alkohol adalah etanol atau grain alcohol. Etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat. Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan ilmu pengetahuan sebagai pereaksi dan bahan bakar. Selain itu alkohol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan,

misalnya pada obat eliksir. Pada obat eliksir, etanol ditambahkan dalam jumlah sedikit (maksimal 4,8%) untuk meningkatkan kelarutan obat dan mencegah pembentukan hablur sakarosa. Selain etanol dapat juga digunakan sorbitol atau polialkohol lain. Ada banyak cara untuk mengukur kadar etanol dan setiap metode pengukuran memiliki keunggulan dan kekurangannya masingmasing. Beberapa metode itu adalah analisis menggunakan GC (Gas Chromatography), analisis dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatography), metode enzim, dan metode dengan menggunakan hidrometer alkohol. Namun analisis yang kami lakukan menggunakan metode Gas Chromatography. B. Eliksir Eliksir adalah cairan jernih, rasanya manis, digunakan untuk pemakaian oral. Umumnya mengandung flavuoring agent untuk meningkatkan rasa enak. Eliksir bersifat hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam air maupun alkohol. Proporsi jumlah alkohol yang dikandungnya bervariasi, tergantung pada keperluan. Zat aktif yang sukar larut dalam air dan larut dalam alkohol diperlukan jumlah alkohol yang lebih besar. Alkohol yang terdapat dalam eliksir berkisar antara 10-12%, tetapi ada yang menggunakan hanya 3% saja dan yang tertinggi 44 %. Selain alkohol, digunakan juga gliserin dan propilenglikol sebagai pemanis, dapat pula digunakan sorbitol di samping sukrosa, bahkan pemanis buatan. Bila dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung gula lebih sedikit, maka kurang efektif dibanding dengan sirup dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan. Selain itu eliksir mudah dibuat larutan, maka lebih disukai dibanding sirup. Adapun kelebihan eliksir yaitu mudah ditelan dibandingkan dengan tablet dan kapsul, rasanya enak, larutan jernih dan tidak perlu dikocok lagi, sedangkan kekurangannya yaitu alkohol tidak baik untuk kesehatan anak dan mengandung bahan mudah menguap, sehingga harus disimpan dalam botol kedap dan jauh dari sumber api. C. Kromatografi Gas

Untuk menganalisis kadar alkohol dalam obat batuk eliksir, digunakan suatu instrumen yaitu GC SHIMADZU 14-B. Sampel yang diinjeksikan ke injektor oleh syringe. Cuplikan tersebut diubah menjadi gas di dalam oven dengan suhu yang telah diatur. Cuplikan ini kemudian dibawa oleh gas pembawa ke kolom. Gas pembawanya adalah nitrogen dan hidrogen. Kolom yang digunakan adalah kolom kemasan atau kolom kapiler dalam kolom terdapat fase diam yang berupa cairan. Oleh fase diam kemudian cuplikan dipisahkan dengan komponen yang ingin diketahui. Komponen yang telah terpisah akan diteruskan ke detektor. Detektor yang digunakan yaitu FID (Flame Ionization Detektor). Setelah itu hasil pembacaan akan muncul di komputer. METODE PERCOBAAN A. Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6. Labu Ukur 100 mL Pipet Volume 10 ml Pipet Tetes Piala Gelas Syringe GC SHIMADZU 14-B

B. Bahan 1. Sampel Obat Eliksir 2. Standar Etanol 96% 3. Aquades C. Cara Kerja 1. Preparasi a. Pembuatan standar etanol 1% (w/v). Dipipet 1 ml alkohol 96% lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, ditambahkan aquades, dihimpitkan dan dihomogenkan. b. Siapkan sampel obat elixir yang mengandung elixir 2. Pengujian Contoh a. Buka kran gas nitrogen dan hidrogen serta hidupkan kompresor udara tekan

b. Atur tekanan pada alat sesuai dengan tanda garis hitam pada regulator c. Hidupkan GC dan CBM, lalu set kondisis operasi GC sebagai berikut: Suhu injektor : 130oC Suhu detekto : 150oC Initial temp : 80oC Initial time : 1 menit Rate : 5oC/menit Final temp : 80oC Final time : 10 menit d. Tekan start sebanyak 1 kali untuk mengaktifkan heater untuk menghidupkan sinyal detektor dengan menggunakan ignitor e. Hidupkan komputer lalu buka program GC 14B, tunggu sampai di layar muncul menu real time analisis f. Pilih menu real time analisis dengan mengklik dua kali sampai muncul ready g. Pilih menu quantitation, pilih menu eksternal standar lalu masukan nama etanol h. Pada menu set up isikan stop time 11 menit i. Setelah ready lalu injek standar sebanyak 2,5L j. Tunggu sampai semua puncak muncul di layar lalu stop analisis k. Injekkan sampel obat elixir sebanyak 2,5L l. Tunggu sampai kromatogram sampel keluar semua, catat semua hasil pengamatan m. Setelah kromatogram standar dan sampel selesai semua hitunglah konsentrasi sampel n. Setelah analisis selesai turunkan alat menjadi 30oC, lalu tunggu sampai suhunya turun o. Setelah suhunya rendah lalu matikan alat

A. Data pengamatan Area Standar Sampel 2428674 1807453 Rt 2.054 2.0535

B. Perhitungan

Konsentras i sampel Area sampel = Konsentras i standar Area standar

1807453 1% 2428674

= 0,74%
C. Pembahasan Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh kadar alkohol sebesar 0,74%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi kesalahan negatif. Hal ini dapat disebabkan oleh:

a. Penyimpanan sampel yang terlalu lama


dan di tempat yang tidak sesuai. b. Kesalahan dalam pembuatan standar. c. Ketidaktepatan dalam penginjeksian sampel atau standar. IMPLEMENTASI HASIL A. KESIMPULAN Penentuan kadar alkohol dalam obat batuk eliksir dapat dilakukan secara Gas Chromatography dengan detektor FID, gas pembawa yang digunakan adalah gas nitrogen dan hidrogen. Didapatkan hasil sebesar 0,74%.

HASIL DAN PEMBAHASAN B. SARAN

1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut agar dapat diketahui kualitas obat tersebut baik atau tidak. 2. Kalibrasi instrumen dilakukan secara rutin untuk memperkecil kesalahankesalahan pada saat pembacaan sampel. DAFTAR PUSTAKA Mc Nair, H. M. dan E. J. Bonelli. 1998. Dasar Kromatografi Gas. Bandung: Penerbit ITB. Vogel. 1982. Textbook of Quantitative Inorganic Analysis, Including Elementary Instrumental Analysis, 4th Edition. London: Longman

Anda mungkin juga menyukai