Anda di halaman 1dari 4

MENGETAHUI KEAGUNGAN ALLAH YANG MAHA PENCIPTA Firman Allah Taala yg artinya Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan

bumi silih bergantinya malam dan siang bahtera yg berlayar di laut membawa apa yg berguna bagi manusia dan apa yg Allah turunkan dari langit berupa air lalu dgn air itu Dia hidupkan bumi setelah matinya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yg dikendalikan di antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda bagi kaum yg berakal. . Suatu karunia dan nimat yg tiada tara yg diberikan Allah kepada manusia adl akal. Betapa bernilainya akal adl hal yg tidak dapat dipungkiri oleh siapapun sehingga tak perlu dijabarkan pada tulisan singkat ini. Yang menjadi topik pembahasan kita adl bagaimana memanfaatkan akal dgn benar dan sesuai dgn tujuan penciptaannya yg telah digariskan oleh Sang Maha Pencipta Allah subhanahu wa taala. Salah satu penggunaan akal yg utama kalau bukan paling utama adl merenungi memikirkan dan memahami ayat-ayat Allah dgn tujuan utk mengenal Allah beriman kepadaNya dan menyembah-Nya. Adalah celaka jika seseorang tidak menggunakan akalnya utk mendapatkan hidayah Allah. Dan lbh celaka lagi orang yg diberi akal dan kemampuan menggunakannya dgn baik namun tidak membimbingnya menuju hidayah Allah. Hal itu bisa terjadi krn keengganan dan kesombongannya utk mengakui kekuasaan Allah. Naudzu billahi min dzalik. Dan tentunya ada yg sangat beruntung dgn menjadi orang yg mendapatkan hidayah Allah menggapai nimatnya iman kepada Allah dgn menggunakan akal. Hal ini bisa dicapai dgn memperhatikan dan memahami ayat-ayat Allah yg terhampar luas pada alam semesta ciptaan-Nya ini. Diantaranya adl beberapa tanda-tanda yg disebutkan dalam ayat-ayat.

MERASAKAN AKIBAT DOSA YANG DILAKUKAN Seorang yang berakal hendaknya takut terhadap (akibat) dari dosadosanya,meskipun ia telah menyesalinya, menangisinya dan bertaubat darinya.Karena kebanyakan manusia telah merasa tenang (yakin) bahwa taubatnya diterima,seakan-akan mereka telah memastikan hal tersebut,padahal masalah ini termasuk perkara ghaib.Lantas,andaipun dosa tersebut telah diampuni,namun tetap menyisakan perasan malu bagi pelakunya. Sikap seperti ini telah ditunjukan oleh para Nabi sebagaimana dalam hadits shahih :"Bahwa manusia mendatangi Adam 'alaihissalaam seraya berkata;Berilah syafa'at kepada kami,lantas Adam berkata:dosaku,lalu mereka mendatangi Nuh 'alaihissalam (untuk meminta syafaa't),beliau mengatakan;dosaku,lalu mereka mendatangi Ibrahim.Musa,'Isa 'alaihimussalam (mereka semua(kecuali 'Isa ) mengatakan;dosaku)". Subhanallaah,,,, ,,,, ,,,dosa apakah yang telah dilakukan oleh manusia-manusia mulia nan ma'shum tersebut? Sehingga membuat mereka malu kepada Allah untuk memberikan syafa'at tatkala didatangi oleh manusia?,Padahal andaipun dosa-dosa mereka disebut sebagai dosa (benaran) pada hakikatnya bukanlah dosa .Kemudian merekapun , telah bertaubat darinya dan memohon ampun, namun mereka tetap takut dari dosa tersebut. Kalau Adam,Ibrahim,Musa 'alaihimussalam merasa malu kepada Allah karena sesuatu yang sebenarnya bukan dosa,itupun mereka sudah sesali dan taubatkan kepada Allah,bagaimana lagi dengan saya,anda,dan kita semua yang sudah pasti banyak dosa dan salahnya?,Tentu saya ,anda,dan kita semua paling wajib untuk takut dan malu kepada-Nya atas dosa-dosa kita,tentu disertai dengan penyesalan serta taubat dari dosa tersebut.

MEMPELAJARI AYA-AYAT DAN HADIS-HADIS YANG MENAKUTI ORANG-ORANG YANG BERDOSA Sebentar-sebentarpun ia gigit pencil yang ada di gengamannya dengan sangat keras. Kertas ujiannya masih terlihat kosong. Detak jantungnyapun semakin keras, dan makin terasa ketakutan dalam dirinya bercampur dengan penyesalan yang amat sangat bahwa ia tidak belajar sungguh-sungguh untuk ujian yang sedang dilakukannya. Terbayang olehnya bahwa ia akan dihukum orang tuanya. Terkadang iapun menggigit jarinya, sampai tidak terasa lagi bahwa kukunya sudah mulai membiru karena gigitannya yang sangat keras. Demikianlah sekilas gambaran dari seseorang yang sedang berada dalam ketakutan dan kecemasan sampai-sampai ia sendiri tidak merasakan lagi bahwa ia menggigit jarinya dengan keras. Pernahkah kita merasa ketakutan dan penyesalan terhadap apa yang kita telah lakukan? Pernahkah kita membayangkan bahwa suatu saat akan banyak sekali orang yang menyesal dengan amat sangat dalam, sampai-sampai ia bukan hanya menggigit jari mereka tetapi sampai memasukkan kedua tangan mereka ke dalam mulut dan menggigitnya. Allah (S. W. T.) dalam Al-Quran berfirman: Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang zhalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. (Q. S. Al-Furqan 25:27) Bukan hanya memasukkan kedua tangan kita ke dalam mulut, saking ketakutannya detak jantung merekapun akan berdegup begitu kerasnya hingga menyumbat (menyesak) kerongkongan mereka. Allah (S. W. T.) berfirman: Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika (detak) jantung (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafaat yang diterima syafaatnya. (Q. S. Ghafir 40:18) Begitu banyaknya orang yang akan menyesal pada hari Kiamat nanti, sehingga Allah (S. W. T.) menyebut hari Kiamat ini sebagai Hari Penyesalan. Allah (S. W. T.) berfirman: Dan berilah mereka peringatan tentang Hari Penyesalan (Q. S. Maryam 19:39)

Kalau Amir (dalam kisah di atas) mencapai klimaks ketakutannya selama lima menit terakhir dari ujiannya. Ditambah dengan klimaks penyesalannya mungkin hanya beberapa hari atau beberapa minggu setelah ujian tersebut. Tetapi ketakutan dan penyesalan yang akan terjadi dalam hari Kiamat adalah amat sangat jauh dari hanya satu minggu, satu bulan maupun satu tahun. Rasulullah (S. A. W.) pernah berkata bahwa hari Kiamat (hari di mana kita dibangkitkan kembali sampai selesai perhitungan amal kita) adalah satu hari yang panjangnya lima puluh ribu tahun. (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim) Ya, lima puluh ribu tahun kita nanti harus berdiri, menunggu, diselesaikan urusan di antara kita, ditimbang amalan kita, sebelum akhirnya kita dimasukan ke surga atau ke neraka. Selama lima puluh ribu tahun tersebut akan banyak sekali orang yang ketakutan dan menyesal terhadap apa yang dilakukannya. Rasullah (S. A. W.) pernah bersabda bahwa ketika kita wafat (di dalam kubur), kita akan diperlihatkan setiap pagi dan setiap petang tempat yang akan kita tempati (di akhirat nanti). Apabila kita adalah Ahli Surga (orang yang akan tinggal di surga), maka kita akan diperlihatkan tempat kita dalam surga. Apabila kita adalah Ahli Neraka (orang yang akan tinggal di neraka), maka akan diperlihatkan kepada kita tempat kita di neraka. (H. R. Bukhari) Bisa dibayangkan bagaimana ketakutannya para calon penghuni neraka pada hari Hari Kebangkitan nanti. Mereka telah diperlihatkan tempat mereka di neraka. Mereka telah diperlihatkan bagaimana mereka nantinya dibakar dengan api yang panasnya 70 kali lipat api di dunia. Mereka telah diperlihatkan bagaimana mereka nantinya hanya bisa minum air mendidih dan nanah, yang apabila diminum hanya akan menghancur-leburkan perut mereka dan tidak menghilangkan rasa haus mereka. Mereka telah diperlihatkan bahwa makanan mereka hanyalah zaqum yang berduri, yang apabila dimakan hanya akan merobek perut mereka dan tidak akan pernah membuat kenyang. Begitu menakutkannya hari kebangkitan ini, sampai anak kecil yang tidak memiliki dosapun akan beruban dan rambutnya menjadi putih. Allah (S. W. T.) berfirman: Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban. (Q. S. Al-Muzzammil 73:17)

Anda mungkin juga menyukai