Anda di halaman 1dari 258

1

BAB I PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang Menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan. Menulis

juga dapat diartikan sebagai cara berkomunikasi dengan mengungkapkan pikiran, perasaan dan kehendak kepada orang lain secara tertulis. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang teratur (Tarigan 1986: 3-4). Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan dan pembaca adalah sebagai penerima (Suparno, 2006: 129). Kegiatan menulis juga merupakan suatu bentuk keterampilan yakni keterampilan berbahasa secara produktif yang dipergunakan secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain, sudah barang tentu dalam Proses Belajar Mengajar menulis dituntut pula kesempatan para siswa untuk berlatih menulis. Materi pelajaran menulis cerita sudah tercantum di dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Model Silabus Tematik Kelas II. Kelas II Semester 2 tercantum uraian materi pelajaran menulis karangan sederhana dengan huruf tegak bersambung. Standar Kompetensi materi ini yaitu menulis dengan

mendeskripsikan benda di sekitar, dan Kompetensi Dasar mendeskripsikan tumbuhan dan binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis. Kegiatan

pembelajarannya adalah menuliskan cerita berdasarkan gambar yang telah disusun dengan huruf tegak bersambung. Dengan indikator menulis menggunakan huruf tegak bersambung dengan rapi dan dengan kecepatan tertentu (Depdiknas, 2008). Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan dasar yang amat diperlukan baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Di sekolah, kemampuan menulis diperlukan untuk kegiatan mencatat, menyalin, dan membuat karya tulis pada semua mata pelajaran mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Di dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan menulis bermanfaat pada semua bidang kehidupan/pekerjaan. Dengan kemampuan menulis, siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas yang berkenaan dengan pelajarannya. Dengan demikian, pembelajaran menulis untuk siswa di sekolah dasar, dititikberatkan pada keterampilan mengungkapkan perasaan secara tertulis, menuliskan informasi sesuai dengan konteks dan situasi, meningkatkan kegemaran menulis, serta meningkatkan ilmu pengetahuan sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Banyak cara untuk meningkatkan keterampilan menulis, antara lain guru memberi tugsa-tugas, misalnya menyusun gambar sehingga membentuk sebuah cerita, mendeskripsikan gambar benda, atau tugas lainnya yang sederhana yang sesuai dengan kurikulum. Ativitas menulis atau kadang disebut sebagai mengarang tidak banyak yang menyukai. Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap guru bahasa Indonesia, umumnya responden mengatakan bahwa aspek pelajaran bahasa yang paling tidak disukai siswa dan gurunya adalah mengarang (Suparno, 2006: 1.4).

Peneliti menyadari bahwa pembelajaran menulis pada kelas II SD Negeri Dayeuhluhur 06 Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap, masih kurang. Berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa pada hari Kamis, tanggal 5 Januari 2011, tentang pembelajaran menulis di kelas didapatkan gambaran sebagai berikut; 1) pernyataan siswa tentang minat belajar terdapat 24 siswa tidak berminat atau 80%, 2) pernyataan tentang kesan siswa terhadap cara guru menyampaikan pembelajaran menulis terdapat 30 siswa menyatakan

membosankan, 3) pertanyaan apakah pelajaran menulis sering diberikan, 30 siswa memberi jawaban sering atau 100%. Berdasarkan hasil tes awal menulis yang dilaksanakan tanggal 13 Januari 2011, hasil nilai rata-rata kelas baru mencapai 59,80 dan ketuntasan belajar baru mencapai 26,66% atau 8 siswa tuntas. Sedangkan dari pengamatan proses

pembelajaran menulis di kelas II SD Negeri Dayeuhluhur 06, yang dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2011, komunikasi terfokus pada guru. Ketika guru

menjelaskan pada materi menulis (menulis cerita), unsur intrinsiknya 30% atau 9 siswa dari jumlah 30 siswa dalam kelas tuntas, antusias mengikuti penjelasan guru 70% siswa tidak menyimak. Kemudian setelah selesai menjelaskan

pelajaran, guru langsung memberi tugas mengarang dengan judul Liburan Sekolah. Setelah satu jam pelajaran siswa diminta mengumpulkan pekerjaan,

dan dari hasil pekerjaan siswa tersebut guru menemukan siswa yang mendapat nilai 66,0 ke atas 26,66% atau 8 siswa dari jumlah 30 siswa. Berdasarkan hasil wawancara mendalam pada tanggal 14 Januari 2011 terhadap guru kelas (Siti Saodah, S.Pd. SD), peneliti menemukan fenomena dampak lemahnya nilai menulis cerita siswa. Siti Saodah, S.Pd. SD lebih

lanjut menjelaskan dalam wawancara dengan peneliti bahwa siswa pada umumnya kurang berminat terhadap pembelajaran menulis sehingga

kompetensi menulis cerita para siswa di bawah KKM yang tidak diharapkan oleh sekolah Berdasarkan data-data di atas, peneliti berasumsi bahwa penyebab rendahnya hasil pembelajaran menulis adalah sebagai berikut : 1. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang tepat. Pelaksanaan proses pembelajaran yang diamati peneliti di kelas II, model pembelajaran yang digunakan merupakan model pembelajaran yang tidak tepat. Dalam pembelajaran menulis metodenya hanya berupa tugas tanpa didukung dengan media pembelajaran apalagi dengan model-model

pembelajaran. Sehingga pembelajaran ini kurang menarik dan terkesan membosankan. Hal ini dapat dilihat adanya gejala pembelajaran yang belum dikemas untuk membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti dan melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran juga belum dikaitkan

dengan kehidupan siswa untuk menumbuhkan kesadaran mereka terhadap manfaat dari perolehan pembelajaran. 2. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar masih menggunakan model tradisional guru dominan dan siswa sebagai pendengar. Komunikasi pembelajaran cenderung menggunakan metode ceramah. Durasi ceramah lebih banyak dibandingkan dengan durasi dialog. Dari 2 jam pelajaran (70 menit), 35 menit (50%) diisi dengan kegiatan ceramah, sedangkan 10 menit (15%) berupa kegiatan dialog, 20 menit (28%) siswa mengerjakan tugas. Pembahasan hasil hanya durasi 5 menit ( 7 %).

3. Pembelajaran menulis cerita belum memuaskan karena pembelajaran belum mendapatkan perhatian serius. Interaksi antara kelompok siswa dalam pembelajaran tidak disetting oleh guru, sehingga siswa kadang bicara sendiri dengan temannya dan tidak memperhatikan ceramah guru. 4. Penilaian hanya pada hasil belajar siswa, penilaian proses pembelajaran belum mendapatkan perhatian serius. Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa. Dalam model penilaian kelas, manfaat penilaian kelas yaitu: 1) untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama dan setelah pembelajaran berlangsung, 2) untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatannya dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi, 3) untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis

kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remidial, 4) sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki metode, model pembelajaran dalam kegiatan dan sumber belajar yang digunakan, 5) untuk memberikan pilihan alternatif penilaian kepada guru, 6) untuk memberikan informasi kepada orangtua dan komite sekolah (Slamet, 2005: 27). Dengan mempertimbangankan keenam faktor kendala tersebut, maka untuk mengatasinya diperlukan adanya perubahan paradigma guru dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran menulis. Untuk mengetahui seberapa besar

keefektivitasan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa, maka perlu diadakan penelitian tindakan. Model pembelajaran Kooperatif adalah salah satu strategi yang tepat dalam mewujudkan tercapainya kemampuan proses pembelajaran yang sesungguhnya. Model pembelajaran kooperatif penting diterapkan dalam pembelajaran menulis karena: 1) meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial, 2) memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,

ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan, 3) memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial, 4) memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen, 5)

menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois, 6) meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas. Pendekatan keterampilan proses penting diterapkan dalam proses pembelajaran menulis karena: 1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut perubahan terhadap cara mengajar. Jika guru masih bersikap mengajar semua konsep berbagai ilmu pengetahuan, jelas target itu tidak akan terpenuhi. 2. Berdasarkan pengalaman ahli psikologi, umumnya sependapat bahwa anak-anak lebih mudah memahami konsep jika disajikan dalam bentuk yang konkrit. Contoh-contoh konkrit sesuai dengan situasi dan kondisi. 3. Dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.

Atas dasar alasan ini peneliti memilih cara pembelajaran menulis dengan model pembelajaran Kooperatif dengan pendekatan keterampilan proses. Peneliti tertarik memilih model pembelajaran Kooperatif dengan pendekatan keterampilan proses sebagai kajian penelitian karena model dan pendekatan ini banyak mempunyai kelebihan, yaitu : 1) memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kemampuannya, 2) pembelajaran disajikan dalam bentuk konkrit lebih mudah dipahami, 3) pembelajaran bersifat fleksibel sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, 4) siswa aktif, kreatif, dan menyenangkan, pembelajaran dilandasi dengan perkembangan kognitif yang baru berupa gerakan dan perbuatan, 5) pembelajaran mengaitkan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan anak didik secara nyata, sehingga peserta dididk mampu menerapkan dan menghubungkan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari, 6) pembelajaran dapat mendorong peserta didik memahami hakikat, makna dan manfaat belajar sesungguhnya sehingga memungkinkan mereka rajin dan termotivasi untuk senantiasa belajar, bahkan kecanduan belajar. Peneliti tertarik mengambil materi menulis dengan mendeskripsikan dalam menulis cerita sebagai topik bahasan, karena : 1) mendeskripsikan benda (hewan atau tumbuhan) merupakan inti kegiatan menulis, 2) permasalahan

mendeskripsikan dalam menulis cerita sangat penting bagi siswa karena dengan dikuasainya cara mendeskripsikan maka siswa pasti dapat menulis dengan baik. Adapun kelebihan model pembelajaran Kooperatif yaitu anak cenderung lebih mudah menyusun kalimat-kalimat dalam menulis melalui mendeskripsikan benda tumbuhan dan hewan. Model ini sangat baik bagi anak yang belajar

menulis cerita melalui mendeskrisikan, siswa akan lebih antusias dan berpikir secara kongkrit. Sehubungan dengan hal di atas, dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kemamampuan Menulis Cerita dengan Mendeskripsikan Tumbuhan dan Hewan (Penelitian Tindakan di Kelas II SD Negeri Dayeuhluhur 06, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2010/2011).

4.

Alasan Dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti menggunakan bentuk

penelitian tindakan kelas (PTK) karena hal-hal sebagai berikut. 1.PTK dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru karena sudah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya. Hasil PTK yang diperolehnya dapat disebarkan kepada teman sejawat, sehingga mereka barangkali tergerak untuk mencobakan hasil penelitian ini atau paling tidak mencobakan hasilnya untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. 2. Dengan melakukan PTK guru dapat berkembang secara profesional. Guru dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dengan perkataan lain, guru mampu

menunjukkan otonominya sebagai pekerja profesional yang dituntut untuk

mampu mengembangkan diri dari pemula (novice) sampai ahli (expert) atau menurut Riel (1998) dari entry ke mentor sampai master teacher. 1.Melalui PTK guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya menerima hasil perbaikan yang ditemukan orang lain, namun ia sendiri adalah perancang dan pelaku perbaikan tersebut yang menghasilkan berbagai teori dalam memperbaiki pembelajaran. Inilah yang

diistilahkan sebagai theorizing by practitioners, yang membangun sendiri pengetahuan (self-constructed knowledge) berupa personal theory atau theory-inuse (Raka Joni, Kardiwarman & Hadisubroto, 1998). 4. Peneliti beranggapan lemahnya kemampuan menulis cerita siswa disebabkan oleh adanya kekeliruan guru dalam proses pembelajaran. Guru dalam

pembelajaran perlu meninjau kembali apa yang telah dilaksanakan, sehingga ke depan mampu meningkatkan kemampuan siswa. Alasan di atas cukup kuat bagi peneliti untuk menentukan pilihan dalam penyusunan tesis ini. Diharapkan selesainya penelitian ini dapat memberikan dampak positif bagi perkembangankan kemampuan siswa dalam menulis cerita.

B.Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat teridentifikasi sebagai berikut: 1. Pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar materi menulis masih menggunakan model tradisional, guru mendominasi pembelajaran sehimgga keterlibatan siswa masih sangat rendah.

10

2. Tingkat partisipasi aktif siswa terhadap menulis rendah bisa terjadi karena proses pembelajaran, guru cenderung mendominasi proses belajar mengajar dan tidak pernah memberikan umpan balik pada siswa dalam pembelajaran menulis. Dalam pelaksanaan pembelajaran menulis, selama ini pendekatan yang digunakan masih menggunakan pendekatan tradisional. Iklim belajar mengajar di sekolah dasar tersebut kurang memungkinkan siswa belajar lebih aktif dan kreatif sehingga siswa menjadi pasif. 3. Kurangnya kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas-tugas di rumah dapat terjadi karena guru tidak pernah mengoreksi dan kurang tegas, guru yang jarang mengoreksi menanyakan tugasnya kembali dapat membuat siswa tidak terdorong untuk mengerjakan tugas. 4. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran menulis karangan. 5. Hasil pembelajaran menulis (mengarang) di kelas II belum memuaskan karena pembelajaran hanya mementingkan aspek pengetahuan dan kurang

memperhatikan model pembelajaran yang memotivasi siswa untuk menulis karangan, 6. Pembelajaran juga belum dikaitkan dengan kehidupan siswa untuk menumbuhkan kesadaran mereka terhadap manfaat dari perolehan pembelajaran. 7. Rendahnya mutu keterampilan menulis siswa disebabkan oleh kenyataan bahwa pembelajaran menulis dianaktirikan. Pembelajaran empat keterampilan

berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis seharusnya dengan porsi yang seimbang secara dan terpadu. Sehingga fungsi bahasa

11

merupakan sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis, dan secara pemahaman maupun penggunaan tercapai. 5. Model Pembelajaran dan Pendekatan keterampilan proses dalam menulis mengandung pengertian sebagai model dan pendekatan yang selain mementingkan kualitas hasil tulisan, juga mementingkan tahapan yang dilakukan dalam proses menulis cerita.

1.

Pembatasan Masalah Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam identifikasi masalah di

atas, tidak semuanya akan diteliti, sebab penelitian yang terlalu luas atau terlalu banyak permasalahan akan menghasilkan penelitian yang kurang valid. Adapun permasalahan yang menjadi kajian peneliti adalah meningkatkan kemampuan menulis cerita melalui mendeskripsikan tumbuhan dan hewan dengan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses pada kelas II SD Negeri Dayeuhluhur 06, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2010/2011.

2.

Rumusan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses dapat meningkatkan kemampuan menulis cerita dengan mendeskripsikan tumbuhan dan hewan siswa kelas II SD Negeri Dayeuhluhur 06 Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Tahun Pelajaran 2010/2011 ?

12

3.

Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses dapat meningkatkan kemampuan menulis cerita dengan mendeskripsikan tumbuhan dan hewan pada siswa kelas II SD Negeri Dayeuhluhur 06 Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2010/2011.

4.

Manfaat Penelitian Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran di kelas. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat mempunyai konstribusi terhadap: 1. 1. 2. Bagi Siswa Siswa lebih termotivasi untuk meningkatkan proses belajarnya. Siswa lebih gemar menulis melalui mendeskripsikan dengan model pembelajaran kooperatif. 3. 1. Bagi Guru Meningkatkan profesionalisme khususnya dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran menulis melalui mendeskripsikan dengan model pembelajaran kooperatif di sekolah dasar. 2. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru berkenaan dengan efektifitas pendekatan proses sebagai solusi meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis melalui mendeskripsikan tumbuhan dan hewan. 3. Meningkatkan semangat dalam melaksanakan proses pembelajaran menulis.

13

4.

Bagi Sekolah Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas, dapat memberikan masukan kepada seluruh warga sekolah untuk meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan pembelajaran serta menerapkan prinsip pembelajaran berbasis penelitian.

5. 1.

Bagi Peneliti Memberikan sumbangan keilmuan dalam penerapan strategi pembelajaran menulis di tingkat dasar.

2.

Memberikan dorongan semangat untuk melakukan penelitian sejenis secara lebih intensif dengan jangkauan lebih luas.

3.

Memberikan pengalaman dan menambah wawasan tentang penerapan model pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan pembelajaran menulis melalui mendeskripsikan di jejang pendidikan dasar.

14

BAB II LANDASAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA BERPIKIR

1.

Landasan Teori 1. Hakikat Pembelajaran Menulis Konsep tentang mengajar merupakan satu rangkaian dengan konsep lain yang disebut belajar. Mengajar dan belajar merupakan dua konsep yang berbeda. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Menurut Kingsley (1957:

12), Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed throught practice or training (belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti yang luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan). Mengajar adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 1996: 45). Selanjutnya, Sudjana (2000: 29) merumuskan pengertian mengajar adalah proses memberikan bimbingan/bantuan siswa dalam melakukan proses belajar. Dalam konsep itu, tersirat bahwa peran seorang guru adalah Mengajar

pemimpin belajar (learning manager) dan fasilitator belajar.

bukanlah kegiatan menyampaikan pelajaran, melainkan suatu proses

14

15

membelajarkan siswa.

Keefektifan belajar mengajar sangat ditentukan

bagaimana terjadi interaksi yang dinamis antara mengajar dan belajar. Istilah pembelajaran dipakai untuk menunjukkan proses yang menekankan pada pola interaksi guru dan murid atau interaksi antara kegiatan mengajar dan kegiatan belajar. Pembelajaran memiliki pengertian yang

didalamnya mencakup sekaligus proses mengajar yang berisi serangkaian perbuatan guru untuk menciptakan situasi kelas dan proses belajar yang terjadi pada diri siswa yang berisi perbuatan murid untuk menghasilkan perubahan pada diri siswa sebagai akibat kegiatan belajar mengajar.

2. Tujuan Menulis Hartig (dalam Tarigan 1986: 24-25) mengungkapkan bahwa tujuan menulis adalah (1) assignment purpose (tujuan penugasan) yaitu penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan karena kemauan sendiri; (2) altruistic purpose (tujuan altruistic) yaitu penulis bertujuan untuk

menyenangkan pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu; (3) persuasive purpose (tujuan persuasif) yaitu tulisan yang bertujuan untuk menyakinkan para pembaca dan kebenaran gagasan yang diutarakan; (4) informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan) yaitu tulisan yang bertujuan untuk memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca; (5) self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri) yaitu tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau

16

menyatakan diri sebagai sang pengarang kepada para pembaca; (6) creative purpose (tujuan kreatif) yaitu tulisan yang bertujuan untuk mencapai nilainilai artistic dan nilai-nilai kesenian; (7) problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah) yaitu tulisan yang bertujuan untuk mencerminkan atau menjelajahi pikiran-pikiran agar dapat dimengerti oleh pengarang. Menurut Sujanto (1988: 68) tujuan menulis adalah memproyeksikan sesuatu mengenai diri seseorang. Tulisan mengandung nada yang serasi dengan maksud dan tujuannya. Menulis tidak mengharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang cocok dan serasi, tetapi harus menentukan siapa yang akan membaca tulisan tersebut. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah untuk mengekspresikan perasaan, memberi informasi, mempengaruhi pembaca, meyakinkan, dan memberi hiburan. memberikan arahan, menjelaskan sesuatu, Tujuan menulis juga dapat menceritakan kejadian,

memberikan informasi tentang sesuatu yang berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu, meringkas atau membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi lebih singkat.

3. Manfaat Menulis Akhadiah, dkk. (1991 dalam Suriamiharja dkk., 1997: 4-5) banyak manfaat yang didapat dari kegiatan menulis bagi penulis itu sendiri yang diantaranya adalah (1) penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya; (2) penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan; (3) penulis dapat lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi

17

sehubungan dengan topik yang ditulis; (4) penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat; (5) penulis akan dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara objektif; (6) dengan menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkrit; (7) dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif; dan (8) dengan kegiatan menulis yang terencanakan membiasakan penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur. Akhadiah (1997: 14) mengemukakan bahwa manfaat menulis adalah (1) menulis menyumbang kecerdasan; (2) menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreatif; (3) menulis menumbuhkan keberanian; dan (4) menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis adalah dapat membantu untuk mengungkapkan kemampuan menulis, mengembangkan daya imajinatif dan kreatif, dan menulis sangat membantu penulis menjadi terbiasa berpikir sistematis serta berbahasa secara tertib dan teratur.

4. Menulis Karangan Deskripsi Deskripsi adalah suatu bentuk tulisan yang hidup dan berpengaruh. Deskripsi berasal dari kata latin descibere yang artinya menulis tentang atau memberikan suatu hal. Kata deskripsi dapat diterjemahkan menjadi pemerian yang berasal dari kata peri, memperikan berarti melukiskan suatu

18

hal. Keraff (1981: 93) menyatakan bahwa deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Rusyana (1994: 135) dalam Atikah 2008 menyatakan bahwa deskripsi adalah menggambarkan sesuatu yang digambarkannya adalah penginderaan, perasaan serta perilaku jiwa. Sementara itu, Tarigan (1994: 63)

mengemukakan bahwa deskripsi berarti menggambarkan, melukiskan, atau memeriksa sesuatu secara verbal. Karangan deskripsi berhubungan dengan pengalaman pancaindera seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan (Parera, 1993: 5). Tulisan deskripsi ialah tulisan yang berusaha memberikan perincian atau melukiskan dan mengemukakan objek yang sedang dibicarakan (seperti orang, tempat, suasana, atau hal lain) dengan tujuan pembaca seolah-olah melihat, mendengar, mencium, atau merasakan objek yang dilukiskan tersebut (Gunawan, dkk., 1997:13). Ahmadi (1995: 25) mengungkapkan bahwa menulis deskripsi bertujuan membangkitkan impresi/kesan yang dihasilkan oleh aspek orang, aspek tempat, aspek pemandangan atau lainnya, yang diwarnai oleh interpretasi penulis/pembicara terhadap realita, namun demikian deskripsi juga bisa bersifat sangat objektif. Menurut Vivian (dalam Ahmadi, 1995: 27), tujuan utama deskripsi adalah untuk menggugah atau membangkitkan kesan yang dihasilkan oleh aspek tentang seseorang, suatu tempat, suatu pemandangan, atau yang serupa dengan itu. Sedangkan menurut Dawud, dkk. (2004: 22), karangan deskripsi adalah karangan yang bertujuan

19

menggambarkan objek sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek tersebut. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi adalah karangan yang bertujuan menggambarkan objek sedemikian rupa berdasarkan pengalaman pancaindera untuk menggugah atau membangkitkan kesan hidup dalam imajinasi pembaca sehingga pembaca seolah-olah dapat merasakan sendiri objek tersebut dengan pancainderanya.

5. Macam-macam Deskripsi Berdasarkan kategori yang lazim, ada dua objek yang diungkapkan dalam deskripsi, yakni orang dan tempat. Atas dasar itu, karangan deskripsi dipilah atas dua kategori, yakni karangan deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat (Suparno, 2009: 4.14). 1. Deskripsi Orang Agar dapat membuat deskripsi orang, maka kita dapat melakukan beberapa cara atau bimbingan sebagai berikut. 1. Deskripsi keadaan fisik Tujuan deskripsi dalam bidang fisik adalah untuk memberi gambaran yang sejelas-jelasnya tentang keadaan tubuh seorang tokoh agar dapat dibayangkan kehadirannya oleh pembaca. Deskripsi ini banyak bersifat objektif. 2. Deskripsi keadaan sekitar Deskripsi keadaan sekitar merupakan penggambaran keadaan yang mengelilingi sang tokoh, misalnya penggambaran tentang

20

aktivitas-aktivitas yang dilakukan, pekerjaan atau jabatan, pakaian, tempat kediaman, dan kendaraan, yang ikut menggambarkan watak seseorang. 3. Deskripsi watak atau tingkah perbuatan Mendeskripsikan watak seseorang memerlukan kecermatan dan keahlian. Harus mampu menafsirkan tabir yang terkandung di balik fisik manusia, mengidentifikasikan unsur-unsur dan kepribadian sang tokoh, yang dapat memperlihatkan karakter yang digambarkan. 4. Deskripsi gagasan-gagasan tokoh Perasaan atau pikiran seseorang memang tidak dapat diserap, namun berdasarkan relasi antara unsur fisik dan perasaan, hal itu mungkin dapat dideskripsikan (Keraff, 1981: 153). Pancaran wajah, pandangan mata, gerak bibir dan gerak tubuh merupakan petunjuk tentang keadaan perasaan seseorang pada waktu itu. 5. Deskripsi Tempat Tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa. Tidak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat. Sebuah kisah akan selalu mempunyai latar belakang tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih menarik jika dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa (Akhadiah, 1997) dalam Suparno (2009). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu tempat. Pertama, bergerak secara teratur menelusuri tempat itu dan menyebutkan apa saja yang dilihat. Kedua, dapat dimulai dengan

menyebutkan kesan umum yang diikuti oleh perincian yang paling

21

menarik perhatian. Baru menyusul perincian lain yang kurang penting yang terdapat di sekitarnya. Dalam memilih cara yang paling baik untuk melukiskan tempat, perlu dipertimbangkan beberapa pokok persoalan untuk menyusun deskripsinya. 1. Suasana hati Pengarang harus dapat menetapkan suasana hati manakah yang paling meninjol untuk dijadikan landasan. Sikap pengarang ketika membuat karangan deskripsi mengenai tempat menunjukkan sifat dan suasana hati yang menguasai pikiran pengarang pada waktu itu. Sikap dan suasana hati itu dipertajam dengan pengalaman-pengalaman sehari-hari sehingga mempengaruhi pencerapan terhadap suatu objek deskripsi. 2. Bagian yang relevan Pengarang deskripsi juga harus mampu memilih detail-detail yang relevan untuk dapat menggambarkan suasana hati itu. Kegagalan dalam memilih bagian yang relevan untuk dideskripsikan akan mengakibatkan pembaca tidak dapat menciptakan kembali suasana hati dalam pikiran dan hatinya (Keraff, 1981: 136). 3. Urutan penyajian Pengarang deskripsi dituntut mampu menetapkan urutan yang paling baik dalam menampilkan detail-detail yang dipilih (Keraff, 1981).

22

Selain objek yang berupa orang dan tempat, terdapat faktor lain yang mendukung lahirnya sebuah karangan apabila dalam karangan deskripsi faktor ini dukup penting peranannya. Faktor tersebut adalah ketepatan dalam

memilih kata diksi (pemilihan kata yang bermakna tepat dan selaras). Dengan diketahuinya faktor-faktor yang mendukung sebuah karangan deskripsi yaitu diksi, maka kita akan memperoleh kemudahan dalam menganalisis sebuah karangan deskripsi.

4. Langkah-langkah Menulis Karangan Deskripsi Menulis karangan deskripsi memerlukan langkah-langkah yang merupakan satu rangkaian yang harus diperhatikan dan dilaksanakan, yaitu: (1) menentukan tema dan judul, (2) mengumpulkan bahan, (3) menyeleksi bahan, (4) membuat kerangka, dan (5) mengembangkan kerangka karangan (Hasnun, 2006: 211). Karangan deskripsi dapat disusun dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut (Rusyana, 1980: 512) dalam Atikah (2008) : 1. 2. 3. Menentukan objek yang akan dijadikan ide atau bahan. Pengamatan secara cermat, terinci dan sungguh-sungguh. Mengumpulkan data, informasi dan lain-lain yang menunjang objek pengamatan. 4. Ide dan gagasan yang sudah terolah dalam diri dan pikiran penuh daya imajinasi yang diwujudkan dengan perantara bahasa karangan. 5. 6. Pengolahan dalam pikiran dan daya cipta. Karangan lukisan hadir di hadapan kita sebagai pembaca.

23

7. Strategi Pembelajaran Menulis Pemilihan pendekatan pembelajaran, hendaknya disesuaikan dengan karakteristik materi ajar dan tingkat kemampuan siswa. Menurut kurikulum 2006 (KTSP) untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar didasarkan prinsip pembelajaran terpadu. Dalam Silabus Bahasa Indonesia

latihan menulis permulaan dilaksanakan bersama-sama dengan membaca permulaan, artinya dalam pelaksanaan pembelajaran menulis dapat dipadukan dengan pembelajaran membaca. Peran guru dalam proses pembelajaran terpadu sangat besar. Guru harus mampu menciptakan situasi belajar yang memungkinkan siswa belajar aktif. Seorang guru adalah pemimpin belajar (learning manager) dan

fasilitator. Sebagai fasilitator pembelajaran guru harus menciptakan iklim belajar yang mendorong siswa untuk belajar. Bagi siswa sekolah dasar kelas II perlu tersedianya media/alat peraga yang memadai sehingga mendorong siswa untuk belajar dengan inisiatifnya sendiri. Guru harus terus menerus memperhatikan dan mendengarkan siswa, dan menginterprestasi untuk memahami pemikiran siswa. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan

wawasan yang mantap tentang kemungkinan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan belajar Pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk terampil menulis dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti berikut: (1) menjiplak; (2) menyalin; (3) menatap; (4) menulis halus/indah; (5) dikte; (6) mengarang sederhana; (7) mengarang dengan bantuan gambar; (8) mengarang dengan

24

menyelesaikan kalimat dalam bentuk wacana; (9) mengarang dengan mengurutkan kalimat dalam bentuk wacana (Sudarmi, 1994). Pembelajaran menulis di sekolah dasar merupakan salah satu bidang garapan pembelajaran bahasa Indonesia yang memegang peranan penting. Maksudnya tanpa memiliki keterampilan menulis yang memadai siswa SD akan mengalami kesulitan belajar di kemudian hari, tidak saja bagi pelajaran bahasa Indonesia, tetapi juga bagi pelajaran yang lain. Dengan mempunyai keterampilan menulis siswa SD akan memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan berkembangnya daya nalar, sosial, dan emosionalnya. Menurut Halliday (dalam Tompkins, 1990) mengidentifikasikan ada tiga komponen yang dapat dideskripsikan sebagai peranan belajar menulis di SD, yakni para siswa dapat belajar untuk menulis, belajar tentang bahasa tulis, serta belajar melalui tulisan. 1. Belajar untuk menulis Melalui pengalaman-pengalaman yang diperolehnya, dari praktek menulis para siswa sekaligus dapat belajar untuk menulis yang lebih baik. Pengalaman dalam mengumpulkan dan mengorganisasi ide, menyusun kerangka tulisan dan memperbaiki tulisannya akan menjadi pelajaran berharga bagi mereka untuk menulis selanjutnya. 2. Belajar tentang bahasa Pada saat belajar menulis, siswa akan menjumpai keunikankeunikan bahasa tulis dan atau teknik-teknik penulisan yang berbeda dari

25

bahasa lisan. Mereka dapat belajar menggunakan tanda-tanda baca, huruf kapital, huruf kecil, dan cara menuliskan kata dengan tepat. 3. Belajar melalui tulisan Tulisan merupakan sarana belajar bagi siswa yang sangat berharga karena dapat meliputi berbagai materi pelajaran. Mereka seringkali harus menggali dan memahami suatu hal untuk suatu tugas menulis.

4. Keefektifan Pembelajaran Menulis dengan Model Pembelajaran Kooperatif 1. Konsep Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat

menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup dimasyarakat. 2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif 1. Saling ketergantungan positif Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling

ketergantungn positif. Saling ketergantungan dapat dicapai melalui: a) saling ketergantungan mencapai tujuan, b) saling ketergantungan bahan dan sumber, c) saling ketergantungan menyelesaikan tugas, saling ketergantungan peran, d) saling ketergantungan hadiah.

26

2.

Interaksi tatap muka Interaksi tatap muka siswa saling tatap muka dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru. Interaksi semacam ini penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari sesama. Ini juga mencerminkan konsep pengajaran sebaya.

3.

Akuntabilitas individual Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Hasil penilaian secara individual, disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberi bantuan. 4. Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif

1. 2.

Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.

3. 4. 5.

Memudahkan siswa melakukan penyesuaian. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial. Meningkatkan kemampuan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.

6.

Meningkatkan

kegemaran

berteman

tanpa

memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.

27

7. Beberapa Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2009: 37). Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena perbedaan itu, manusia dapat saling asah, asih, dan asuh (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang

asah, asih, dan asuh sehingga tercipta masyarakat belajar (learning community). Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama teman (Sugiyanto, 2009: 40). Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan Pembelajaran

permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.

kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen pembelajaran kooperatif menurut Lie (2004) adalah (1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual; dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antarpribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan. Dalam pembelajaran tradisional dikenal pula belajar kelompok, meskipun demikian, ada sejumlah perbedaan esensial antara kelompok

28

belajar kooperatif dengan kelompok belajar tradisional. Perhatikan tabel berikut: Tabel 1. Perbedaan antar kelompok belajar Kelompok Belajar Kooperatif Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif. Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok. Kewlompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Pemimpin kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok. Kelompok Belajar Tradisional Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok. Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok, sedangkan anggota kelompok lainnya hanya enak-enak saja di atas keberhasilan temannya yang dianggap pemborong. Kelompok belajar biasanya homogen.

Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masingmasing. Keterampilan sosial yang diperlukan Keterampilan sosial sering tidak dalam kerja gotong royong seperti diajarkan secara langsung. kepemimpinan, kemauan berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan. Pada saat belajar kooperatif sedang Pemantauan melalui observasi dan berlangsung, guru terusmelakukan intervensi sering dilakukan oleh pemantauan melalui observasi dan guru pada saat belajar kelompok melakukan intervensi jika terjadi sedang berlangsung. masalah dalam kerja sama antar anggota kelompok. Guru memperhatikan secara langsung Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar. kelompok-kelompok belajar.

29

Penekanan tidak hanya pada Penekanan sering penyelesaian tugas, tetapi juga penyelesaian tugas. hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai).

hanya

pada

Ada banyak nilai pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah: 1. 2. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan. 3. 4. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen. 5. 6. 7. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa. Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan. 8. 9. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif. 10. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik. 11. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas. Model pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) yang guru kembangkan pada proses pembelajaran yaitu model struktural: berkirim

30

salam dan soal, mencari pasangan, bertukar pasangan, bercerita berpasangan, dan kancing gemerincing. 1. Model pembelajaran kooperatif strategi Berkirim Salam dan Soal Teknik belajar mengajar berkirim salam dan soal memberi kesempatan siswa untuk melatih pengetahuan dan keterampilan mereka. Kegiatan berkirim salam dan soal digunakan guru pada saat pendalaman materi pembelajaran. Cara guru mengatur strategi

tersebut langkah teknisnya adalah sebagai berikut: 1. Guru membagi siswa dalam siswa kelompok berempat-berempat, dan setiap kelompok ditugaskan untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok lain. Guru membantu mengawasi dan membantu memilih soal-soal yang cocok. 2. Kemudian, masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan yang akan menyampaikan salam dan soal dari kelompoknya (salam kelompok yang disertai sorak kelompoknya). 3. 4. Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain. Setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokkan dengan jawaban kelompok yang membuat soal. 5. Model Pembelajaran Kooperatif dengan strategi Mencari Pasangan Teknik belajar mengajar mencari pasangan (make a match) dikembangkan oleh Larana Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Guru mengatur langkah teknik pembelajaran ini, sebagai berikut:

31

1. 2. 3.

Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik. Setiap siswa mendapat satu buah kartu. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Guru membuat kartu yang bertuliskan: LIMA, PERU, KOPI ANNAN, SEKRETARIAT, JENDERAL, PBB. Siswa mencari pasangan dengan pemegang kartu tersebut sehingga satu kelompok menjadi satu materi yang tepat.

4.

Siswa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lan yang memegang kartu yang cocok. Misalnya, guru menuliskan kartu 3+9 pemegang kartu akan berkumpul dengan pemegang kartu 3x4, dan 6x2, dst.

5.

Guru

memberikan

kesempatan

setiap

pasangan

siswa

untuk

mendiskusikan menyelesaikan tugas secara bersama-sama. 6. Model Strategi pembelajaran Kancing Gemerincing Teknik belajar mengajar Kancing Gemerincing dikembangkan oleh Spancer Kagan (1992). Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia. Model strategi

pembelajaran Kancing Gemerincing langkah strategi yang dilakukan guru, sebagai berikut: 1. Guru menyediakan kotak kecil yang berisi kancing-kancing. 2. Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masingmasing kelompok mendapat dua atau tiga buah kancing tergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan.

32

3. Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkan di tengah-tengah. 4. Jika kancing yang dimiliki seseorang sudah habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.

5. Peranan Media Gambar dalam Mendeskripsikan Pembelajaran Menulis Dalam proses belajar mengajar, media memiliki fungsi yang sangat penting. Secara umum fungsi media adalah sebagai penyalur pesan. Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai (Sudjana dan Rivai 2001: 2). Selain itu, media pembelajaran dapat menambah efektivitas komunikasi dan interaksi antara pengajar dan siswa. Bahan pelajaran yang dimanipulasikan dalam bentuk media pengajaran yang menjadikan siswa seolah-olah bermain, asyik dan bekerja dengan suatu media itu akan lebih menyenangkan mereka, dan sudah tentu pengajaran lebih bermakna (meaningful). Penggunaan media dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan rasa ingin tahu dan minat, membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam proses belajar mengajar, serta dapat mempengaruhi psikologi siswa. Oleh karena itu, media dapat digunakan secara tepat, secara

33

nyata membantu dan mempermudah proses belajar mengajar. Dengan demikian, hasil pembelajaran dapat lebih optimal. Sejalan dengan pendapat diatas, Sudjana (2000: 100) mengatakan bahwa penggunaan media alam proses belajar mengajar (PBM) mempunyai nilai: (a) dapat meletakan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir, (b) dapat memperbesar minat dan perhatian, (c) dapat meletakan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap, (d) menumbuhkan pemikiran yang teratur dan seimbang, (f) membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan berbahasa, (g) membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna. Media gambar yang baik yang ada dalam pembelajaran menulis dapat memperjelas konsep sehingga akan menarik perhatian anak. Hal ini karena

anak usia sekolah dasar memiliki kemampuan berpikir secara konkret. Seperti diutarakan oleh Pieget (dalam Anita, 1975) anak mampu melakukan aktivitas-aktivitas logis tertentu (opreasi), hanya dalam situasi-situasi yang konkret. Dengan kata lain, bila anak dihadapkan suatu masalah (misalnya masalah klasifikasi) secara verbal, yaitu tanpa adanya bahan yang konkret, ia belum mampu menyelesaikan dengan baik. Lebih lanjut, Pieget (dalam

Tampubolon, 1991: 4) bahwa anak usia sekolah dasar kemampuan berpikir, bernalar, dan perkembangan bahasa memerlukan simbol-simbol atau gambar. Gambar-gambar yang dipakai berhubungan dengan tema/subtema dan sesuai dengan Silabus Bahasa Indonesia tahun 2006.

34

Gambar sebagai rangsangan tugas menulis sangat baik diberikan pada siswa sekolah dasar tahap awal. Ada beberapa alasan dasar penggunaan

gambar dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: (1) gambar bersifat konkret, melalui gambar siswa dapat melihat dengan jelas sesuatu yang dibicarakan atau didiskusikan di kelas, (2) gambar mengatasi ruang dan waktu, misalnya gambar candi Borobudur dapat dibawa dan dipelajari di Sumatera, dengan demikian gambar itu merupakan penjelas dari benda-benda sebenarnya, yang tidak mungkin dilihat karena letak candi Borobudur yang jauh, (3) dapat digunakan untuk menjelaskan suatu masalah, sehingga bernilai terhadap semua pelajaran di sekolah, termasuk bahasa Indonesia, (4) gambar mudah didapat dan harganya murah. Untuk sekolah yang dananya terbatas apalagi yang sama sekali tidak mampu, gambar bernilai ekonomis, menguntungkan, (5) mudah digunakan, baik untuk perorangan maupun kelompok.

6. Keefektifan Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Proses Pembelajaran yang efektif akan terjadi apabila hubungan antara guru dan siswa baik. Bila guru membangun hubungan baik, guru tidak perlu

berganti dari satu peran ke peran lain. Sebaliknya, apabila hubungan guru dan siswa tidak baik, teknik yang mengajar bagaimanapun baiknya tidak akan ada gunanya (Gordon & Bruch, 1997: 23). Menurut Reigeluth & Merrill (dalam Nyoman Degeng, 1989) keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian hasil belajar siswa.

35

Menurut Uzer Usman (1996: 21-23) dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, sedikitnya ada lima jenis variable yang menentukan keberhasilan siswa, yaitu: (1) melibatkan siswa aktif, (2) menarik minat, (3) membangkitkan motivasi siswa, (4) prinsip individual, dan (5) peragaan dalam pembelajaran. Dalam deskripsi tersebut tergambar bahwa keefektifan pembelajaran bukan saja bertalian dengan produk pembelajaran tetapi juga menunjuk pada proses. Salah satu usaha untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran menulis adalah dengan menggunakan pendekatan proses. Funk (dalam

Dimyati & Mudjiono, 1999: 138) bahwa pendekatan proses adalah pendekatan yang memberi kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Di sisi yang lain, siswa merasa bahagia sebab mereka aktif dan tidak menjadi pembelajar yang pasif. Pendekatan proses memungkinkan

siswa menyelidiki sendiri berbagai hal, yang selanjutnya berguna bagi perkembangan intelektual dan mental mereka. Menulis merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa sekolah dasar. Mengingat sangat pentingnya pembelajaran menulis di sekolah dasar, maka guru harus betul-betul memahami aspek-aspek menulis di sekolah dasar. Sehubungan dengan itu dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarang yang bisa merugikan anak didik. Hal ini, karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas (Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, 1995: 62). Dari pendapat tersebut dimaksudkan

36

bahwa pendekatan yang dipilih oleh guru mempunyai arti yang sangat penting bagi pembelajaran. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis adalah pendekatan proses. Menurut Tompkins (1990), ada lima tahap kegiatan dalam menulis dengan menggunakan pendekatan proses, yaitu: (a) prewriting (pra menulis); (b) drafting (membuat draf); (c) revising (merevisi); (d) editing (menyunting) dan (e) publishing/sharing (publikasi). Kelima tahap penulisan tersebut

menunjukan kegiatan yang berbeda, dan urutan tahap-tahap tersebut bukan merupakan urutan yang linier. Menurut Tompons & Hoskisson (1991), pada dasarnya proses menulis bersifat non linier, merupakan suatu putaran yang berulang. Misalnya, ke tahap pramenulis untuk melihat kesesuaian isi tulisan dengan tujuan menulis. Disamping itu, dalam pelaksanaannya, setiap siswa mungkin akan berada pada tahap menulis yang tidak sama walaupun sebagian besar siswa mungkin ada pada tahap yang sama. Hal ini disebabkan karena perbedaan kecepatan

berpikir, ada siswa yang cepat dan ada siswa yang lambat, ada yang sudah mandiri, ada yang sangat membutuhkan orang lain yaitu guru. Guru sebagai kolaborator, bukan sebagai pemimpin kelas, oleh karena itu harus bisa mengakomodasi situasi kelas. Guru hendaknya dapat memberikan

pertolongan untuk perkembangan keterampilan menulis siswa semaksimal mungkin. Selama ini pembelajaran menulis di sekolah dasar masih dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan tradisional. Pendekatan tradisional dalam pembelajaran menulis ditekankan pada hasil berupa tulisan yang telah jadi,

37

tidak pada yang dikerjakan murid ketika menulis (Zucdhi dalam Syamsi, 1999: 7). menulis. Siswa langsung berpraktek menulis tanpa belajar bagaimana Pada umumnya, guru menyediakan beberapa macam topik/judul

dan meminta siswa untuk memilih salah satunya. Kemudian, siswa diminta secara langsung menulis. Setelah selesai, hasil karangan/tulisan dikumpulkan, dikoreksi, dan dinilai oleh guru. Kegiatan ini terus-menerus terjadi, sehingga mengakibatkan siswa merasa jenuh dan kurang menyenangi pembelajaran menulis. Karena itu, wajar jika keterampilan siswa dalam menulis rendah. Jika dilihat tahap-tahap menulis seperti yang dilakukan dalam pembelajaran menulis dengan menggunakan pendekatan proses, tampak bahwa siswa terdapat banyak sekali kegiatan. Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat berharga dan berguna untuk perkembangan keterampilan menulis sehingga keterampilan akan lebih meningkat. Artinya, kalau ada peningkatan berarti pembelajaran menulis tersebut lebih efektif.

7. 1.

Penelitian yang Relevan Ada beberapa hasil penelitian yang mendukung penelitian ini, yaitu Kastam (1999) dalam penelitian yang berjudul Peningkatan Keterampilan menulis dengan Menggunakan Pendekatan Proses Siswa Sekolah Dasar. Hasil penelitiannya dikatakan bahwa pendekatan proses dalam

pembelajaran menulis terbukti meningkatkan keterampilan siswa sekolah dasar dalam menulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Indikator keberhasilan ini terlihat dari meningkatnya skor

38

keterampilan menulis siswa dan skor sikap siswa terhadap pembelajaran menulis. 2. Sumarwati (1997) telah mengadakan penelitian eksperimen tentang Perbedaan Menulis dengan Menggunakan Pendekatan Tradisional dengan Menggunakan Pendekatan Proses dan Menerapkan Teknik Koreksi Diri dan Koreksi Antarteman dalam Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar kelas V. Hasilnya ditemukan bahwa pengajaran menulis dengan pendekatan proses, baik koreksi diri maupun koreksi antarteman, lebih efektif daripada pendekatan tradisional dengan menggunakan teknik koreksi guru. Artinya. teknik koreksi lebih efektif daripada koreksi guru, dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa sekolah dasar. Selain itu, ditemukan bahwa pendekatan proses dengan teknik koreksi antarteman terbukti dapat menghasilkan prestasi belajar menulis siwa kelas V sekolah dasar menjadi lebih tinggi. 3. Suryanti (2004) mengadakan penelitian yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Teknik Reka Cerita Gambar Pada Siswa Kelas 11D SLTP Negeri 1 Gombong, Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2000/2001. Hasil penelitian dsimpulkan bahwa terjadi perbedaan Siklus I dan Siklus II sebesar 20%, dan terbukti bahwa reka cerita gambar cerita dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi. Perubahan perilaku siswa juga tampak pada setiap pembelajaran menulis, siswa sudah berperilaku positif. Relevansi penelitian Suryanti (2004) dengan penelitian ini terletak pada jenis penelitian dan

39

permasalahan yang diteliti, sedangkan perbedaannya terletak pada teknik atau pendekatan yang digunakan di dalam penyampaian pembelajaran. 4. Widyastuti (2004) dalam penelitian yang berjudul Peningkatan

Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Narasi Melalui Pembelajaran Mengarang dengan Teknik Berjenjang dengan Bantuan Gambar Berseri Pada Siswa Kelas IV SD PL. Santo Yusup Semarang Tahun Ajaran 2003/2004. Memberikan kesimpulan bahwa: (1) teknik berjenjang

dengan bantuan gambar berseri memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami dan menerapkan keterampilan menulis narasi, (2)

pembelajaran menulis melalui model alat peraga gambar berseri dan teknik pelatihan berjenjang ternyata dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi, (3) dari data angket dan hasil observasi dikemukakan bahwa penerapan teknik berjenjang dan ganbar berseri dapat

meningkatkan sikap positif siswa dalam meningkatkan menulis narasi. Relevansi penelitian Widyastuti (2004) dengan penelitian ini terletak pada jenis penelitian yang dilakukan dan penelitian yang teliti. 5. Sugiarto, dalam tesis yang berjudul Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Kelas V SD Negeri Jatilor Dengan Model CTL (Contextual Teaching Learning) Tahun 2007, mengemukakan berdasarkan hasil analisis data dan rangkuman temuan empirik, serta implementasi tindakan dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas V SD Negeri Jatilor melalui penerapan strategi pembelajaran dengan model (CTL) dapat ditarik kesimpulan bahwa, pada kondisi awal sebelum tindakan, faktor yang menyebabkan siswa kelas V SD Negeri Jatilor kurang terampil dalam

40

menulis (mengarang) adalah sebagai berikut: (1) Guru kurang tepat dalam menerapkan pendekatan dan metode pembelajaran di kelas. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru mendominasi penggunaan metode ceramah dengan pendekatan konvensional, sehingga pembelajaran kurang dapat mengaktifkan siswa. Partisipasi siswa dalam pembelajaran tidak tampak karena peran guru sangat dominan, (2) Guru kurang memberikan latihan menulis (mengarang) sehingga pengetahuan dan pengalaman siswa tidak berkembang, (3) Guru belum sepenuhnya memberikan bimbingan teknik pembelajaran menulis secara hirarki yang meliputi tahap pramenulis, menulis dan pasca menulis, (4) guru belum memiliki pedoman penilaian menulis yang dapat digunakan untuk melakkan penilaian menulis secara obyektif, sehingga cara menilai yang dilakukan kurang profesional. Memperhatikan hasil-hasil penelitian yang secara umum mendukung kelebihan pembelajaran menulis dengan pendekatan proses dan dipihak lain memperhatikan kecenderungan sebagai besar guru sekolah dasar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia masih banyak menggunakan pendekatan tradisional. Oleh karena itu, penelitian tesis yang penulis lakukan adalah

berusaha meningkatkan kemampuan menulis cerita kelas II SD Negeri Dayeuhluhur 06, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap melalui

mendeskripsikan tumbuhan dan hewan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses. Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran menulis khususnya di SD Negeri Dayeuhluhur 06 Kecamatan

41

Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap dan sekolah lain pada tingkat berikutnya. Harapan peneliti selanjutnya adalah dengan meningkatnya kemampuan siswa mendeskripsikan maka kemampuan menulis cerita pun meningkat.

6.

Kerangka Pikir Berdasarkan permasalahan dan landasan teori di atas, maka guru harus

memahami kurikulum dan menguasai bahan ajar, tepat memilih model pembelajaran dan pendekatan, serta memahami tujuan pembelajaran dan mampu melaksanakan sesuai dengan program yang telah disusun. Penelitian ini dilaksanakan dengan siklus tindakan. Direncanakan tiga siklus dengan tahapan masing-masing siklus adalah perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam proses pelaksanaan

tindakan memperhatikan lima tahapan menulis yang terdiri dari prapenulisan, penulisan, revisi, pengeditan, dan publikasi. Model pembelajaran yang Dengan demikian,

dipergunakan adalah model pembelajaran kooperatif.

pelaksanaan tindakan berpedoman pada indikator kemampuan kooperatif dengan pendekatan proses yang hendak dicapai pada setiap siklus. Tahapan-tahapan

penelitian dalam masing-masing tindakan terjadi secara berulang-ulang yang disebut dengan siklus tindakan. Setiap siklus dilakukan pengkajian atau analisa dikandung maksud tindakan yang sesuai dipertahankan dan yang masih lemah diperbaiki sehingga menghasilkan beberapa tindakan yang sesuai dengan harapan. Tahap-tahap tersebut membentuk spiral. (2009:151) digambarkan sebagai berikut: Spiral tindakan kelas oleh Hopkins

42

Perencanaan

Refleksi Tindakan/ Observasi Perbaikan Rencana Refleksi

Tindakan/ Observasi Perbaikan Rencana Refleksi

Tindakan/ Observasi Dan seterusnya

Bagan 2.1. Spiral penelitian tindakan kelas Hopkins (199:105) Lain halnya dengan pembelajaran menulis menggunakan model pembelajaran kooperatif, siswa akan didorong untuk belajar bagaimana menulis dan belajar bagaimana menggunakan bahasa untuk berkomunikasi secara tertulis. Dengan munculnya permasalahan tersebut, peneliti menggunakan penelitian tindakan berbasis kelas. Penelitian ini dilakukan melalui tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanan, tindakan, observasi, dan refleksi. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, disini siswa memiliki kesempatan untuk menentukan sendiri judul tulisannya; berkesempatan mengoreksi isi;

43

maupun segi tata tulisannya dan memperbaiki tulisannya. Dibawah bimbingan guru, koreksi dapat dilakukan dengan teknik koreksi diri dan koreksi antar teman. Koreksi diri yaitu para siswa mengoreksi tulisan yang telah mereka kerjakan. Kegiatan mengoreksi dapat dilakukan pada tahap revisi dan tahap menyunting. Pada tahap ini, siswa dapat mengubah tulisan dengan Guru dapat

memperhatikan komentar atau masukan dari teman atau guru.

membantu siswa menemukan kesalahan-kesalahan mekanik tulisan. Kemudian, pada tahap selanjutnya publikasi. Siswa diberi kesempatan untuk menunjukan hasil tulisannya kepada orang lain (guru, kepala sekolah, teman dari kelas lain), dengan memajang pada tempat yang telah disediakan. Hal ini akan menumbuhkan kebanggaan siswa. Kebanggaan tersebut akan dapat meningkatkan motivasi,

perasaan senang, sikap positif terhadap pembelajaran, sehingga siswa memiliki keterampilan menulis secara optimal. Pembelajaran menulis melalui mendeskripsikan dalam menulis cerita dengan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses bentuk pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan siswa SD dan kondisi lingkungan. Ada tujuh bentuk keterampilan dalam penerapan model Ketujuh keterampilan meliputi: (1) mengamati, (2)

pembelajaran kooperatif.

menggolongkan, (3) menafsirkan, (4) meramalkan, (5) menerapkan, (6) merencanakan, (7) mengkomunikasikan. Untuk siswa sekolah dasar khususnya dalam materi menulis kemampuan utama yang diharapkan adalah

mengkomunikasikan hasil baik secara lisan maupun tertulis. Penerapan tindakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan

permasalahan yang dihadapi. Rancangan siklus tindakan tersebut di bawah ini:

44

Tindakan Latihan Menulis. 1. Mengamati model gambar, 2. Menentukan topik, 3. Membuat draf, 4. Merevisi, 5. Mengedit, 6. Melakukan publikasi. Pembelajaran Pendekatan Proses dengan Media Gambar

Masalah : Kurang terampil menulis cerita. Siklus I Siklus II Hasil Siklus I Hasil Siklus II Terampil Menulis Cerita

Refleksi :

Kelemahan dicari dan dicarikan penyelesaiann untuk siklus II. Koreksi Bersama Kelebihan Memperbaiki dipertahankan. kelemahan siklus I dan kelebihan siklus I dipertahankan.

Analisis data yang akan dijadikan hasil penelitian

Gambar 2.1 Skema kerangka berpikir

7.

Hipotesis Tindakan Dari uraian di atas, hipotesis dalam penelitian tindakan berbasis kelas ini

adalah sebagai berikut:

45

Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses dalam pembelajaran menulis dengan mendeskripsikan tumbuhan dan hewan, kemampuan menulis cerita siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Dayeuhluhur 06, Kecamatan Dayeuhluhurm Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat ditingkatkan.

46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. 1.

Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian Tempat Penelitian Berdasarkan observasi awal di Sekolah Dasar Negeri Dayeuhluhur 06, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap pada tanggal 5 Januari 2011, yaitu untuk penjajagan dengan kepala sekolah dan guru kelas II, maka dipilih tempat penelitian di Sekolah Dasar Negeri Dayeuhluhur 06, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap. Sekolah Dasar Negeri Dayeuhluhur 06, terletak di daerah pedesaan, dengan pola pikir yang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan sekolah dasar di daerah perkotaan. Sekolah tidak memiliki alat-alat peraga yang menunjang keberhasilan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam proses belajar menulis, ditemukan beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan baik, dan hasil ulangan harian didapatkan bahwa 35% siswa mendapatkan nilai 6,5 keatas. Keseriusan siswa dalam menulis kurang, terlihat perhatian siswa yang terbagi-bagi sewaktu guru menjelaskan maupun mengerjakan tugas. Sedikit sekali siswa yang berani menulis di depan, itupun banyak kesalahan tulisan yang dibuatnya.

2.

Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2011 sampai dengan bulan April 2011. Adapun kegiatan penelitian meliputi: 1) Tahap persiapan pada bulan November s.d. Desember 2010, 2) Tahap observasi dilaksanakan

46

47

pada bulan Januari 2011, 4) Tahap pelaksanaan penelitian tindakan kelas bulan Januari s.d. April 2011, 5) Tahap penyusunan laporan bulan Mei s.d. Desember 2011.

3.

Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Dayeuhluhur 06, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap dengan jumlah 30 siswa terdiri dari 17 laki-laki dan 13 perempuan. Guru kelas II, ada satu (1) orang sebagai subjek yang memberikan tindakan. Adapun alasan kelas ini dipilih, karena: 1. Kelas tersebut memang mengalami masalah, sebagaimana diidentifikasi dalam penelitian ini, salah satu diantaranya yang menonjol adalah kemampuan menulis siswa kelas II sangat rendah, hanya sekitar 35% siswa yang mendapatkan nilai 6,5 keatas. Adanya keinginan guru kelas II untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi. Dengan adanya keinginan dan kebutuhan guru mengatasi masalah dan kepedulian peneliti untuk membantu guru mengatasi masalah yang sedang dihadapi guru, diharapkan dapat memperlancar proses penelitian tindakan. 2. Sudah ada jalinan yang akrab antara peneliti dengan guru kelas II Sekolah Dasar tersebut sebagai kolaborator sehingga diharapkan dapat terjadi kerjasama yang baik antara kedua belah pihak. Disamping itu, letak

Sekolah Dasar tersebut tidak jauh dengan tempat tinggal peneliti, sehingga akan mempermudah komunikasi.

48

1.

Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan awal dalam proses pembelajaran menulis dan wawancara dengan guru kelas, perlu dilakukan penelitian yang bermaksud untuk memperbaiki proses pembelajaran. Jenis

penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan berbasis kelas, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana melalui mendeskripsikan pada siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Dayeuhluhur 06, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, yang dilakukan melalui proses kerja kolaborasi antara guru kelas II dengan peneliti. Penelitian tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil dengan mengubah cara, metode, pendekatan, atau teknik yang berbeda dari biasanya (Arikunto, dkk., 2007:11). Wiriaatmadja (2006:13) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif (Wiriaatmadja, 2006:83). Dalam penelitian tindakan berbasis kelas ini, peneliti menggunakan model penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (1990: 11). Siklus ini terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus. Jika siklus I nilai rata-rata belum

49

mencapai target yang telah ditentukan, akan dilakukan tindakan siklus II. Pelaksanaan penelitian tindakan berbasis kelas dalam dua siklus ini dapat digambarkan dengan mengikuti alur sebagai berikut: Masalah Hasil

Siswa kurang terampil menulis cerita

1. Perencanaan

1. Perencanaan

Siswa terampil menulis cerita

2. Tindakan 4. Refleksi

Siklus I

4. Refleksi

Siklus II

2. Tindakan

3. Pengamatan

3. Pengamatan

Gambar 3.1 Skema model tindak lanjut kelas

Penelitian ini akan dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas empat langkah yaitu: 1. Perencanaan adalah rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita. Tahap perencanaan dimulai dari penemuan masalah dan kemudian merancang tindakan yang akan dilakukan. Perencanaan dalam siklus II dipersiapkan rencana pembelajaran yang telah diperbaiki dan disempurnakan. 2. Tindakan adalah pembelajaran macam apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya peningkatan keterampilan menulis cerita. Tindakan ini dipandu oleh perencanaan yang telah dibuat, dalam arti perencanaan tersebut

50

dilihat sebagai rasional dari segala tindakan itu. Tindakan pada siklus II adalah penyempurnaan tindakan pada siklus I. Pada tahap ini guru menjelaskan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada penulisan teks berita yang telah dibuat siswa. 3. Observasi atau pengamatan adalah upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Pengamatan akan dilakukan pada siklus I dan II terhadap kinerja siswa selama proses pembelajaran dan pengamatan terhadap hasil kerja siswa. Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti sendiri, dan kepala

sekolah selama guru kelas melaksanakan pembelajaran menulis. 4. Refleksi adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar mengajar selanjutnya. Refleksi berfungsi sebagai sarana untuk

menyamakan data, koreksi data, dan untuk validasi data (Suyata dkk., 1995). Dari hasil refleksi tersebut dapat disusun rencana untuk siklus II. Masalah-masalah pada siklus I dicari pemecahannya, sedangkan kelebihan-kelebihannya dipertahankan dan ditingkatkan. Pada silkus II,

refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan penggunaan model dalam pembelajaran menulis cerita, untuk melihat peningkatan keterampilan menulis cerita dan mengetahui perubahan perilaku siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

1.

Sumbar Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti dan kepala SD Negeri Dayeuhluhur 06 melalui observasi, catatan lapangan dan interview. Data

51

penelitian ini bersumber dari interaksi guru dan siswa, siswa dengan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II SD Negeri Dayeuhluhur 06 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses. Data

berupa hasil tes awal menulis siswa, hasil monitoring tindak belajar atau perilaku belajar yang dihasilkan dari tindak mengajar, serta hasil observasi aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan sederhana melalui

mendeskripsikan.

2.

Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, catatan lapangan, dan interview. 1. Teknik Observasi Teknik observasi dalam penelitian ini adalah mengamati secara langsung dengan teliti, cermat, dan hati-hati terhadap fenomena dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Teknik observasi memiliki beberapa kelebihan, seperti yang dikemukakan oleh Guba dan Lincoln sebagai berikut. Pertama, teknik observasi ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. Pengalaman secara langsung merupakan alat yang ampuh untuk mengetes suatu kebenaran. Kedua, teknik observasi memungkinkan melihat mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Keempat, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. Situasi yang rumit mungkin terjadi jika peneliti ingin memperhatikan beberapa tingkah laku sekaligus. Jadi pengamat dapat menjadi alat yang ampuh untuk situasi-situasi yang rumit dan untuk perilaku yang komplek (Moleong, 2000: 125-126).

52

2.

Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Menurut Bog dan Biklen (dalam Moleong, 2000: 153), catatan

lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Model catatan lapangan dalam penelitian ini adalah

catatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan kepala sekolah.

3.

Interview Interview terhadap observasi yang dilakukan peneliti. Dimaksudkan

mengungkap tanggapan guru sekolah dasar kelas II secara tertulis mengenai motivasi, perhatian, dan keaktifan dalam pembelajaran bahasa Indonesia setelah penelitian ini selesai dilakukan. Aspek yang ingin diungkap melalui tanggapan guru kelas II sebagai pengajar bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. 1. Motivasi, perhatian, dan keaktifan siswa yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. 2. Kesimpulan tentang usaha peningkatan efektivitas pembelajaran bahasa Indonesia dan saran-saran untuk tindak lanjut.

1.

Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kolaboratif ini berupa: (1) panduan observasi untuk tindak belajar siswa dalam mengikuti

53

pembelajaran menulis, (2) panduan observasi pembelajaran menulis dengan menggunakan pendekatan proses, dan (3) panduan penilaian tulisan siswa. Untuk menjaring data yang berhubungan dengan tindak belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan sederhana melalui

mendeskripsikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses, peneliti beserta pengamat lainnya menggunakan pedoman observasi tindak belajar. Dengan menggunakan panduan observasi, peneliti akan mendapatkan informasi atau data tentang: (1) motivasi belajar siswa, (2) perhatian siswa, dan (3) aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis. Untuk menjaring data yang berhubungan dengan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan sederhana dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses, peneliti beserta pengamat lainnya menggunakan pedoman observasi pembelajaran menulis karangan sederhana dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses. Peneliti mendapatkan informasi atau data tentang bagaimana aktivitas siswa dalam: (a) menentukan: topik, (b) membuat draf tulisan, (c) merevisi, (d) mengedit, dan (e) saat publikasi. Sedangkan untuk menjaring data yang berhubungan keterampilan menulis menggunakan pedoman penilaian dari Tompkins (1990: 391) yang sudah dimodifikasi untuk disesuaikan dengan tujuan pembelajaran menulis cerita melalui mendeskrisikan gambar tumbuhan dan hewan di kelas II Sekolah Dasar dan kurikulum terkait. Guru kelas sebagai kolaborator penelitian dalam

memberikan skor untuk menilai keterampilan menulis karangan sederhana mengacu pada pedoman penilaian dari Tompkins yang sudah dimodifikasi (lihat

54

lampiran 3). Jumlah skor tertinggi untuk keterampilan menulis dari lima kemampuan yang dinilai sebesar 100 dan jumlah skor terendah 33. Jadi jumlah rentangan skor nilai adalah antara 33 sampai dengan 100.

2.

Validasi Data Sebelum data dianalisis, perlu diperiksa kembali keabsahannya. Untuk mendapatkan derajat kepercayaan yang tinggi, keabsahan data diperiksa dengan triangulasi. Denzin (Moleong, 1994: 178) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan sumber dan penyidik. Triangulasi sumber dalam penelitian ini dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara dan angket. Triangulasi penyidik yaitu dengan jalan memanfaatkan pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemencengan dalam pengumpulan data. Menurut Patton 1987 (dalam Moleong, 2000: 178) pada dasarnya penggunaan suatu tim penelitian dapat direalisasikan.

3.

Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk data prestasi belajar menulis cerita melalui mendeskripsikan gambar tumbuhan dan hewan siswa kelas II dianalisis dengan analisis statistik deskriptif dan data kualitatif dianalisis dengan model alur. Teknik ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi (Milles dan Huberman, 1992).

55

Reduksi data adalah kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data serta transformasi data kasar dari catatan pengamatan. Hasil reduksi berupa uraian singkat yang telah digolongkan dalam suatu kegiatan tertentu. Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif yang disusun, diatur, diringkas dalam bentuk kategori-kategori sehingga mudah dipahami makna yang terkandung di dalamnya. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, yaitu dari kumpulan makna setiap kategori disimpulkan sementara, kemudian diadakan verifikasi untuk memperoleh kesimpulan yang kokoh dengan cara berdiskusi terlebih dahulu dengan para informan. Untuk memperjelas teknik analisis data dalam penelitian ini, akan disajikan langkah-langkah analisis data dalam bentuk gambar sebagai berikut :

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Sumber : Miles dan Huberman (1992: 20) Gambar 3.2 Model analisis interaktif Miles dan Huberman.

56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. 1. 1.

Hasil Tindakan Tindakan Siklus I Tahap Perencanaan Tindakan Pada siklus pertama, dimulai dengan kegiatan pengenalan

mendeskripsikan benda berupa gambar dengan model pembelajaran kooperatif kepada kolaborator. Selanjutnya, peneliti bersama dengan

kolabolator melakukan penyusunan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Tematik. Di dalam RPP, memuat skenario, model dan

sratategi pembalajaran, alat peraga yang digunakan, format evaluasi, serta format observasi pembelajaran. Penerapan model pembelajaran kooperatif dilakukan untuk

mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa di dalam kegiatan pembelajaran menulis. Penerapan model pembelajaran kooperatif selama kegiatan pembelajaran menulis mengandung mekna bahwa suasana pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot (PAKEM Gembrot) sehingga siswa aktif, siswa terlatih berpikir kritis, partisipasi siswa dalam pembelajaran lebih besar, timbul semangat dan ada tantangan. Dengan situasi tersebut diharapkan diperoleh hasil yang optimal. Rancangan kegiatan pada siklus ini sebagai berikut:

56

57

1.

Membuat skenario pembelajaran menulis cerita melalui mendeskripsikan gambar tumbuhan dan hewan dengan model pembelajaran kooperatif, yang didasarkan atas temuan permasalahan pada pembelajaran sebelum tindakan.

2.

Menguatkan strategi pendukung pembelajaran dengan fokus tercapai kompetensi pembelajaran mendeskripsikan benda melalui gambar tumbuhan dan hewan dalam menulis cerita.

3.

Menguatkan model pembelajaran kooperatif meliputi kemampuan: mengamati, menerapkan, mengklasifikasi dan mengkomunikasikan hasil dengan cara learning community.

4.

Membimbing kegiatan menulis mendeskripsikan tumbuhan dan hewan melalui gambar berdasarkan tahapan thompkins meliputi: prapenulisan, penulisan, pengeditan, revisi, dan publikasi. Langkah-langkah pembelajaran dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif dengan metode struktural, disusun sebagaimana tersebut di bawah ini: 1. 1. Pendahuluan Mengenalkan model pembelajaran kooperatif meliputi pengenalan elemen model dan metode, kemampuan yang diharapkan, dan kegiatan siswa selama pembelajaran. 2. 3. Apersepsi dengan menyanyikan lagu kupu-kupu. Memberi motivasi untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran yang akan diberikan dengan memperlihatkan gambar hewan (kupu- kupu, kelinci, dll.).

58

4.

Kegiatan Inti Melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar sesuai dengan rencana program pembelajaran yang disusun berdasarkan pada model dan strategi pembelajaran kooperatif, sehingga tercipta situasi belajar aktif dan siswa senang memperoleh kemampuan seperti: mengamati, mengklasifikasi, menemukan, menerapkan dan mengkomunikasikan hasil. Kegiatan inti

berakhir dengan evaluasi pembelajaran. Pembelajaran dengan alat bantu gambar benda dan metode struktural (mencari pasangan). 5. Penutup Memberi penguatan berupa reward bagi yang memperoleh prestasi bagus, mempublikasikan hasil, dilanjutkan dengan tugas rumah merevisi hasil pekerjaan menulis pada siklus I. Kemampuan yang diharapkan dari Tindakan Siklus I pada saat proses pembelajaran menulis mendeskripsikan dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini: Tabel 3. Kemampuan yang diharapkan pada Tindakan Kelas Siklus I
Elemen Pembelajaran Kooperatif Mengamati

No

Kemampuan Menyimak, mendengarkan, mengamati. Bertanya, mengungkapkan dalam bentuk tulisan. Menemukan ide, gagasan gambar benda tersebut

Kegiatan siswa Menyimak, mendengarkan penjelasan guru dan memperhatikan. Berlatih mendeskripsikan benda tersebut dari nama, bentuk, kehidupan, dll. Berlatih menemukan ide, gagasan mendeskripsikan gambar tumbuhan dan hewan tersebut

2.

Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan

59

No

Elemen Pembelajaran Kooperatif

Kemampuan

Kegiatan siswa Berlatih menemukan cerita dari mendeskripsi gambar tumbuhan dan hewan tersebut melalui berkelompok mencari pasangan. Menulis cerita melalui mendeskripsi gambar tunhuhan dan hewan tersebut.

Mengkomunikasikan

Berkelompok mencari pasangan

Mengkomunikasikan

Menulis

Untuk lebih jelasnya perencanaan tertuang dalam RPP (lampiran 3). 6. Indikator Keberhasilan Tindakan Siklus I Indikator keberhasilan pada tindakan ini adalah: (1) siswa akitif dan senang, (2) motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat, (3) aktivitas siwa lebih banyak dibanding sebelum dilaksanakan tindakan, (4) siswa mampu menemukan ide gagasan cerita dengan mendeskripsikan bambar tumbuhan dan hewan lebih dari 75%.

7.

Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama (2x35 menit)

1.

Persiapan Peneliti bersama kolaborator mempersiapkan pembelajaran berupa aneka gambar benda (hewan), mempersiapkan data pendukung lainnya seperti: paku jamur, solasi, kartu kalimat, LKS, lembar observasi pembelajaran dan instrumen pembelajaran lainnya. Kegiatan ini

60

dimaksudkan agar tidak terjadi kendala pada saat pelaksanaan tindakan kelas. Di bawah ini beberapa contoh media pembelajaran gambar (hewan) pada tindakan siklus I tahap I: Kupu-kupu

Kelinci

Media Gambar Benda (Hewan) 2. Kegiatan Awal Guru memasuki ruang kelas II, memberi salam dan siswa menjawab dengan serempak, kemudian menanyakan kehadiran siswa. Pada saat itu dari jumlah 30 anak hadir semua. Selanjutnya guru

61

memberikan informasi materi pembelajaran yakni pelajaran bahasa Indonesia, materi menulis (mendeskripsikan), kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Untuk membangkitkan minat

siswa, guru mengajak siswa bernyanyi tentang kupu-kupu, kemudian menempel gambar kupu-kupu. 3. Kegiatan Inti Guru menunjuk siswa untuk menyanyikan lagu kupu-kupu. Siswa tersebut adalah Santi, petikan lagu tersebut adalah sebagai berikut: Kupu-kupu yang lucu, kemana engkau terbang, hilir mudik mencari, bunga-bunga yang indah, berayun-ayun pada tangkai yang lemah, tidakkah sayapmu merasa lelah. Kemudian guru mencoba untuk menanyakan senang tidaknya pada kupu-kupu. Guru mencoba menyuruh siswa bercerita tentang kupu-kupu. Dipanggil nama Melinda, ia bercerita dari segi keindahan kupu-kupu, yaitu: Aku senang sekali jenis hewan kupu-kupu, warna sayapnya indah berwarna-warni, ia terbang mencari makan dengan mengisap madu pada bunga-bunga yang indah dan harum. Halaman rumahku menjadi terasa indah jika hadir kupu-kupu yang akan mengisap madu pada bunga-bunga kesayanganku. Oh kupu-kupu, aku senang kepadamu. Guru bersama siswa bertepuk tangan atas keberanian siswa yang bernyanyi dan bercerita dari gambar hewan tersebut. Wah, bagus sekali cerita kalian. Kalian ternyata penyayang hewan, dan senang kepada hewan. Jika kalian menceritakan hewan tersebut dari segi bentuknya,

62

makanannya, kehidupannya, tentu kalian akan mampu bercerita lebih panjang. Baiklah anak-anak, pelajaran hari ini akan menulis cerita melalui mendeskripsikan gambar benda. Simak baik-baik, ya. Perhatian siswa sudah menampakan kesiapan, selanjutnya guru menempel gambar kelinci di papan tulis dan membagikan gambar kelinci tersebut kepada siswa. Guru menyampaikan penjelasan, bahwa gambar tersebut harus diberi identitas, dari nama, bentuk, makanan, kehidupan, dll. Siswa menyimak penjelasan guru. Dengan bimbingan guru, siswa menemukan identitas dari gambar tersebut. Di bawah ini dialog guru dalam pembelajaran: Guru : Anak-anak, perhatiakan ke depan, lihat yang ditempel ibu di papan tulis! Gambar apakah itu? (Sambil menunjuk gambar tersebut dengan penggaris panjang. Beberapa siswa serempak memberi jawaban). Siswa : Gambar Kelinci Guru : Ya, benar! (Tiba-tiba ada anak yang nyeletuk ngomong, ternyata Firdaus). Firdaus: Bu guru-bu guru, saya juga punya kelinci di rumah, ada lima, kandangnya di dapur, suaranya rame duit-duit, begitu bu guru. (Siswa yang lain tertawa). Guru : Oh, Firdaus punya kelinci, baguslah jadi sudah tahu bagaimana identitas kelinci tersebut, ya! Nah, sekarang kita akan menyebutkan identitas dari kelinci tersebut, coba kita bersama-sama sebutkan!

63

Siswa : Ya, bu, nama gambar itu kelinci. Guru :Ya, benar. Warna bulunya, jumlah kakinya, cara berjalannya, bentuk telinganya, makanannya, kita sebutkan semuanya ya!. Siswa : Warna bulunya putih, jumlah kakinya empat, cara berjalannya melompat-lompat, makanannya wortel, daun-daunan dan rumput. Guru : Ya, benar, bagus! Apalagi yang belum disebutkan coba dari kelinci tersebut?. Siswa : Matanya dua, telinganya panjang, hidungnya berkumis, ekornya pendek. Guru : Baiklah anak-anak, berdasarkan data yang telah disebutkan, dari namanya, warna bulunya, jumlah kakinya, sampai ekornya pendek, mari kita belajar untuk menemukan nama hewan tersebut. (Guru memantapkan menemukan identitas hewan tersebut melalui suatu permainan yaitu model pembelajaran kooperatif metode struktural dengan strategi permainan mencari pasangan). Guru : Perhatikan anak-anak, kalian akan dibagi kertas satu anak satu kertas yang masih digulung rapih. Nanti kalian buka kertas tersebut, apa isi kalimatnya, kemudian kalian mencari pasangan yang sesuai dengan kalimat tersebut, sehingga membentuk satu kelompok dengan satu nama hewan. Ya, mari kita coba!. (Guru bersama kolaborator membagikan kertas pada setiap siswa. Guru membimbing siswa yang masih belum lancar membacanya.

64

Anak-anak bersemangat mencari pasangan sambil membaca kalimat yang tertulis di kertasnya). Guru : Kelompok mana yang sudah terbentuk?. Siswa : Ini bu, sudah bu!. Guru : Iya bagus, coba baca jadikan satu cerita. Siswa : Saya bu yang bacanya!. Guru :Ya, silakan! Siswa : Namanya Kelinci, bulunya putih halus, kakinya empat jika berjalan meloncat-loncat, telinganya dua panjang dan runcing, ia suka memakan wortel dan rumput, ia hidup dipelihara di kandang, suaranya cit-cit-cit, ia sangat lucu. Guru : Iya bagus sekali, benar kelompok kalian berpasangan yang tepat, karena sudah membentuk sebuah cerita tentang Kelinci. (Kemudian guru membimbing siwa yang belum menemukan pasangan kelompok. Setelah semua siswa bepasangan, siswa disuruh duduk berkelompok kemudian menulis cerita tersebut pada buku tulis masing-masing). Guru : Anak-anak, silakan kalian duduk secara berkelompok, kemudian tulis cerita hewan tersebut pada buku tulismu, dengan baik dan benar!. (Siswa asyik menulis certia tersebut sesuai urutan pada kertas yang sudah dipasangkan pada kelompok tersebut).

65

Guru : Sudah anak-anak?. Siswa : Sudah, bu!. Guru : Periksa terlebih dahulu pekerjaanmu! (Guru memberikan waktu pada kelompok pasangan untuk memeriksa kembali pekerjaannya, khususnya berkaitan dengan

tata cara penulisannya, penggunaan ejaan dan tanda baca. Kelompok berpasangan diminta salah seorang untuk membacakan cerita dari hasil mencari pasangan). Guru memonitor, sesekali memberikan bimbingan kepada siswa yang menemukan kesulitan. Tahap ini berarti guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran kooperatif, dari mencari pasangan menjadi kegiatan mandiri. Siswa diingatkan untuk memeriksa kembali hasil pekerjaannya dengan cermat. Apabila menemukan kekeliruan dianjurkan untuk memperbaiki. Kegiatan ini sebagai kegiatan revisi. Langkah selanjutnya guru meminta siswa untuk melakukan revisi dan menulis kembali pekerjaannya. Guru : Baiklah anak-anak, kalian boleh kembali duduk di bangku masing-masing!. (Siswa serempak kembali ke posisi tempat duduk masing-masing). Guru meminta siswa untuk membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Selanjutnya, guru memberikan ulasan atas hasil kerja siswa. Satu persatu kelompok pasangan membacakan hasil pekerjaannya. Setelah selesai semua mendapat giliran, diserahkan kepada guru untuk

66

mendapat nilai. Setelah selesai semua mendapat nilai, guru memberi informasi dan mengkaji siswa untuk merefleksi terhadap hasil

pasangannya. Pada tahap selanjutnya guru meminta siswa untuk memajang hasil pekerjaanya pada papan pajangan kelas. Guru menutup pembelajaran

dengan mengucap salam yang dijawab oleh siswa dengan serempak.

Pertemuan Kedua (2x35 menit) Lonceng berbunyi tepat pukul 10.00 tanda waktu masuk untuk siswa kelas II. Siswa kelas II bergegas berbaris, ketua kelas menyiapkan barisan, memeriksa kuku, dan satu persatu anak-anak dipersilakan masuk ruangan dan langsung duduk dengan tertib di bangku masing-masing. Ketua kelas menyiapkan untuk mulai berdoa, siswa berdoa bersama. Para siswa terlihat mengambil buku dan alat tulis, namun ada juga yang masih berjalan-jalan ke bangku temannya. Meskipun demikian suasana cukup tenang. Peneliti bersama kolaborator membawa perlengkapan mengajar seperti: daftar kelas, buku nilai, RPP, alat bantu pelajaran, instrumen observasi, serta perlengkapan pendukung pembelajaran lainnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Januari 2011, pertama-tama guru sekaligus sebagai peneliti (Esih Garningsih) di dampingi kolaborator (Oyo Sunarya, A.Ma.) memasuki ruang kelas II. Guru meletakan perlengkapan mengajar di meja, selanjutnya berdiri di depan kelas. Sedangkan kolaborator duduk di samping kanan ruang kelas

67

sambil membawa alat tulis dan instrumen pengamatan. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam yang dijawab dengan serempak. Langkah selanjutnya, guru mengadakan absensi, dari 30 siswa ternyata masuk semua. Guru memberikan pujian Bagus, kalian rajin

semua. Anak-anak, pada hari ini ibu akan meneruskan pelajaran menulis cerita dengan menceritakan gambar atau mendeskripsiskan. Guru memberikan pengertian deskripsi secara pengertian sederhana sesuai dengan daya simak anak kelas II. Cara mendeskripsikan gambar tersebut dimulai dengan: 1) mengamati gambar, 2) memberi judul, 3) mengidentifikasi gambar, 4) menceritakan atau menulis cerita. Guru memasang alat peraga berupa gambar binatang. Dan memperlihatkan gambar hewan lewat CD. Semua siswa memperhatikan. Setelah gambar di pasang, guru melanjutkan pembelajaran. Berikut ini kutipan dialog selanjutnya. Guru : Anak-anak, perhatikan baik-baik gambar di papan tulis, dan perhatikan gambar yang akan diputar bu guru! Gambar apa ini?

Siswa : Gambar Harimau, Bu. Ih... takut, Bu!.

68

Guru : Siapa yang sudah pernah melihat Harimau, ada yang sudah? Siswa : Sudah Bu, di Kebun Binatang Bandung, waktu saya piknik TK. (sebagian siswa serempak sudah melihat waktu piknik TK). Guru : Iya. Betul. Harimau selain hidup di hutan belantara, juga dipelihara di Kebun Binatang, seperti di Bandung, di Jogya dan banyak lagi di daerah lain Guru : Coba perhatikan gambar Harimau ini, bulunya, kakinya, matanya, giginya, kukunya, semua dapat kalian ceritakan. Coba siapa yang bisa menceritakan bulunya? Siswa : Saya bu! (Fajar mulai menceritakan bulu Harimau). Fajar : Harimau, binatang buas, binatang ini mempunyai bulu yang indah yaitu loreng, kelihatannya bulunya sangat halus. Guru : Iya, bagus, beri tepuk tangan! (Siswa serempak bertepuk tangan). Guru : Siapa yang berani menceritakan giginya?

Siswa : Saya bu! (Siti mulai menceritaka gigi Harimau) Siti : Harimau binatang buas, harimau mempunyai gigi yang tajam, giginya untuk menerkan mangsa. Guru :Iya bagus, beri tepuk tangan!

69

(Siswa serempak bertepuk tangan). Guru : Baiklah anak-anak, kalian sekarang akan menulis cerita dengan memperhatikan gambar Harimau ini. Jangan lupa tulisannya tegak bersambung, ya! Siswa : Iya, bu! (Guru bersama kolaborator membagikan lembar gambar yang akan dikerjakan oleh siswa untuk menulis dan mendeskripsika gambar. Setelah selesai guru menjelaskan lembar gambar yang dibagikan tersebut). Guru : Anak-anak, sudah menerima lembar gambar semuanya?

Siswa : Sudah, bu! Guru : Ya, kalian menceritakan gambar Harimau, pada lembar kertas tersebut, dengan tulisannya tegak bersambung, paham? Siswa : Iya, bu! Siswa mulai menulis cerita dengan memperhatikan gambar Harimau. Guru bersama kolaborator berkeliling membimbing siswa yang masih merasa kesulitan. Siswa aktif menulis, namun masih ada sebagian yang terganggu pemahaman menulis ceritanya karena kesulitan menulis dengan huruf tegak bersambung. Guru terus membimbing sampai siswa semua selesai menulis cerita binatang (Harimau). Guru : Sudah anak-anak?

Siswa : Sudah, Bu!

70

Guru

: Baiklah, kalau sudah semua. Sekarang ibu minta siapa yang berani membacakan ceritanya di depan kelas? Ayo, siapa?

Siswa : Saya, Bu! (Nadia mengacungkan tangan sambil berlari ke depan mendekati guru). Guru : Iya, perhatikan anak-anak, Nadia akan membaca ceritanya.

Nadia : Harimau. Harimau adalah hewan buas yang hidup di hutan belantara. Bulu Harimau loreng dan halus. Giginya tajam suka menerkam mangsa untuk dimakan. Kukunya sangat runcing untuk merobek-robek mangsa. Kakinya empat dapat berlari dan melompat sangat kencang, mata harimau dua bersinar terang. Suaranya mengaum. Hewan yang mendengar sangat ketakutan. Guru : Iya, beri tepuk tangan! Sangat bagus ceritanya, sudah mengarah pada gambar tersebut. Coba siapa lagi yang berani membacakan ceritanya di depan?. Siswa : Saya, bu!. (Dandi maju ke depan kelas dan mulai membacakan ceritanya). Dandi : Harimau. Aku pernah melihat harimau di kebun Binatang Bandung waktu piknik TK. Harimau bulunya belang, giginya tajam buas suka menerkam hewan untuk dimakan. Kukunya runcing. Suaranya mengaum sangat keras. Aku sangat takut

mendengarnya.

71

Guru

: Iya, bagus juga ceritanya. Beri tepuk tangan yang meriah! Iya kalian sudah hampir bagus semua, mampu menceritakan gambar yang dibagikan oleh ibu.

Guru

:Baiklah anak-anak, untuk memantapkan cerita tentang Harimau tadi, kalian akan bermain cerita, yaitu dengan berkirim salam dan soal.

Siswa : Asyik, bu! Saya, bu! Guru : Iya nanti semua kebagian kirim salam atau terima soal. Begini caranya, kalian berkelompok 5 orang, satu orang menjadi harimau untuk kerkirim salam dengan suara Harimau menuju kelompok lain. Kemudian menunjukan gambar yang sudah ada tanda panahnya. Yang didatangi atau tuan rumah bercerita tentang deskripsi Harimau sesuai yang ditunjuk panah tersebut misalnya giginya, jadi salah seorang kelompok tersebut menceritakan giginya. Paham? Siswa : Paham, bu! Guru : Ya, mari kita mulai! Guru membagikan gambar tersebut kepada lima anak tiap kelompok. Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk memantapkan pembelajaran menulis agar lebih terampil. Guru memantau sambil memperhatikan keaktifan siswa tersebut, termotivasi, menambah

72

keterampilan bercerita melalui gambar, menampilkan keberanian siswa mengungkapkan imajinasinya. Guru : Iya, kelompok Dian yang paling duluan selesai menceritakan setiap tamu yang datang. Jadi juaranya Kelompok Dian. Ayo, beri tepuk tangan! Kita rayakan kemenangan kelompok Dian, bersorak hoooreee!. Siswa : Hooooreeee!!!. (regu Dian). Guru : Baiklah anak-anak kalian duduk kembali kebangku masingmasing! Sekarang lihat lagi tulisanmu tentang Harimau yang telah ditulis tadi. Baca kembali tulisannya, kalau sudah pas kumpulkan ke depan di meja bu guru. (Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya. Guru menyusunnya dengan rapih untuk diberikan penilaian). Guru : Nah, anak-anak pelajaran menulis cerita dari gambar hewan yaitu Harimau telah selesai. Hasil pekerjaan kalian akan ibu nilai dan yang paling bagus ceritanya, tulisannya akan dipajang pada papan pajangan pada pertemuan berikut. Ya, ibu akhiri pertemuan ini. Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh. Siswa : Waalaikumsalam Warohmatullohi Wabarokatuh. (Siswa menjawab dengan serempak).

73

4.

Hasil Implementasi Tindakan Siklus I Dari pengamatan dan observasi tindakan siklus I tergambar pada catatan lapangan dari proses pembelajaran menulis pada hari Selasa, 19 Januri 2010 sebagai berikut: Kondisi kelas nampak tertib, rapih, para siswa duduk di bangku masing-masing dengan tertib. Guru memulai pembelajaran dengan mengucap salam, pera siswa menjawab serempak. Selajutnya guru menanyakan kehadiran siswa, ternyata dari 30 siswa hadir semua. Tanggapan guru terhadap keadaan ini adalah merasa bangga dan memberi sanjungan dengan mengatakan Kalian bagus rajin-rajin, semoga kalian menjadi anak yang pintar. Guru melakukan apersepsi dengan bernyanyi lagu kupu-kupu. Guru memberi contoh menyanyikan lagu kupu-kupu. Siswa mengikuti

menyanyikan lagu kupu-kupu tersebut. Salah seorang disuruh menyanyikan lagu tersebut di depan kelas. Bagus sekali suaramu. Tepuk tangan anakanak!. Siswa yang lain bertepuk tangan memberi semangat gembira pada temannya. Ketika guru memberi pujian, para siswa nampak bersemangat. Perhatian siswa terpusat pada pembelajaran. Pembelajaran inti menulis (mendeskripsikan) gambar dimulai. Kegiatan ini merupakan pemanasan, guru mampu merubah perhatian siswa menjadi terpusat dan termotivasi. Guru menyebutkan materi pelajaran, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran di awal pembelajaran, bertujuan agar siswa mengetahui apa

74

materi, tujuan pembelajaran. Informasi ini merupakan implementasi dari pengembangan pembelajaran model kooperatif yakni kemampuan

mengkomunikasikan.

Selanjutnya, guru mengambil media pembelajaran

yaitu gambar hewan kupu-kupu dan memasang di papan tulis. 5. Refleksi Siklus I Keseluruhan 1. Pembelajaran oleh guru 1. Temuan Data Tindakan guru memberikan apersepsi, meminta siswa

menyanyikan lagu kupu-kupu sesuai dengan gambar yang akan dideskripsikan, dan memberikan stimulan berupa pujian merupakan upaya membangkitkan semangat dan motivasi siswa terhadap

pembelajaran menulis. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menarik simpati siswa terhadap pembelajaran dan melatih keberanian bernyanyi di depan kelas. Nyanyian tersebut nantinya akan memdasari kalimatkalimat untuk mampu mendeskripsikan gambar kupu-kupu tersebut. Siswa yang berani maju bernyanyi di depan kelas yaitu Melinda, dan siswa yang berani menceritakan gambar kupu-kupu tersebut adalah Santi. (001/Ob//G) Pada tindakan di atas terdapat kendala komunikasi antara siswa dan guru. Guru membutuhkan waktu cukup lama berkisar 5 menit untuk meminta siswa menceritakan/mendeskripsikan gambar tersebut reaksi siswa lambat. Siswa bercerita dengan bahasa dan kalimat yang terpatahpatah dan tidak lancar.

75

Guru melatih siswa mendeskripsikan gambar tersebut yang dimulai dari mengidentifikasi gambar tersebut, dari segi bentuk, kehidupan, makanan dengan metode tanya jawab dengan peraga gambar hewan yang dipasang di papan tulis. Selanjutnya, memberi kesempatan tanya jawab, beberapa siswa menanyakan diantaranya Firdaus, dan Fajar. Guru memberi jawaban sesuai dengan pertanyaan siswa dengan jelas. (003/Ob/G). Guru menyuruh siswa mencari pasangan setelah siswa dibagi kertas yang bertuliskan kalimat (metode kooperatif strategi pasangan). berkumpul mencari

Permainan ini melatih siswa bekerja sama, bertoleransi, dan menambah keceriaan tidak merasa jenuh dan

membosankan. Siswa kreatif menyusun kalimat demi kalimat sesama anggota teman yang sudah membentuk pasangan. Hal ini melatih menyusun kalimat,dan mengkomunikasikan. Dalam permainan ini masih terdapat kendala bagi siswa yang masih belum lancar membaca menjadi lambat mencari pasangan .(004/Ob/G). Proses pembelajaran menulis mendeskripsikan yang dimulai dari mengidentifikasi gambar tersebut dari segi bentuk, kehidupan dan makanan dengan model permainan mencari pasangan kemudian secara berkelompok menulis menyusun kalimat tersebut dan menulisnya pada lembar kerja yang telah disediakan oleh guruh hasilnya langsung diberi nilai pada lembar kerja tersebut. Pada fase ini belum berjalan secara maksimal. Setelah semua kelompok melaporkan hasilnya, guru

76

membimbing siswa menyimpulkan dengan menugaskan salah satu siswa bernama Nadia (004/Ob/G) Tindakan selanjutnya guru menyuruh siswa kembali keposisi semula dan Memberikan gambar bunga Mawar untuk dideskripsikan, dan menyuruh siswa mengerjakan secara mandiri. Pada saat siswa mengerjakan, guru memonitor meanamkan pendekatan proses untuk meminimalkan kekeliruan siswa dalam mengerjakan tugas. Pada langkah memonitor ditindak lanjuti dengan bimbingan kepada siswa yang ditemui mendapat kekeliruan (006/Ob/G) 2. Analisis Data Proses kegiatan pembelajaran dari pembukaan sampai penutup sudah sesuai dengan rencana, tetapi masih ada beberapa kendala. Kendala yang dimulai sebagai mana uraian di atas adalah: 1. Motivasi dan reaksi siswa dalam melaksanakan perintah guru untuk bernyanyi dan bercerita tentang kupu-kupu belum dijawab dengan cepat. Hal ini dikarenakan komunikasi guru dalam pembelajaran yang belum maksimal. Faktor penyebab komunikasi pembelajaran yang belum untuk membacakan deskripsi gambar tersebut.

maksimal adalah komunikasi yang dibangun belum mamasuki dunia siswa sehingga siswa tidak merespon kalimat-kalimat yang diproduksi guru. Guru perlu memaksimalkan volume suara, gerak tubuh dan mimik yang mampu menolong siswa untuk melakukan tanggapan.

77

2.

Reaksi siswa dalam mencari pasangan dan membentuk satu kelompok masih ada yang kebingungan mencari pasangan. Hal ini dikarenakan petunjuk guru belum lengkap dan jelas.

3.

Belum semua siswa memperhatikan sehingga ada yang berbicara sendiri. Kejadian ini khususnya pada saat berlangsung berkelompok pasangan dalam menyususn kalimat. Hal ini karena guru belum memperhatikan secara menyeluruh. Berdasarkan tiga hal di atas guru berupaya: 1) membangun jembatan komunikasi untuk memasuki dunia siswa agar lebih kontak, 2) guru harus memberi petunjuk dengan jelas agar kegiatan yang diinginkan berjalan lancar, 3) perhatian guru terhadap siswa lebih ditingkatkan lagi. Dalam hal ini guru perlu merefleksi kata-kata petunjuk yang lebih jelas, dan perhatian terhadap siswa menyeluruh.

4. Siswa dalam Pembelajaran 1. Temuan Data Para siswa terlihat mengambil buku dan alat tulis, namun ada yang masih bejalan-jalan ke bangku temannya, ada yang bercanda dengan teman sebangkunya. Meskipun demikian suasana cukup tenang ketika guru memasuki ruangan (002/Ob/S). Siswa bernyanyi dan bercerita tentang kupu-kupu dan saat bercerita tentang kelinci, ada yang berkesan menirukan suara kelinci, sehingga menarik perhatian siswa yang lain bereaksi tertawa serempak.

78

(003/Ob/S) (para siswa mendeskripsikan gambar tersebut belum lancar masih terpatah-patah). Selanjutnya guru meminta siswa yang sudah mendapat pasangan berkumpul menyusun kalimat tersebut menjadi deskripsi gambar tersebut. Siswa mencari pasangan berkumpul berkelompok. (004/Ob/S). Terjadi kendala bagi siswa yang masih belum lancar membaca untuk mencari pasangan berkelompok. Siswa berpasangan berkumpul membentuk kelompok. Kemudian menyusun kalimat deskripsi gambar tersebut ditulis dalam lembar tugas dengan tulisan tegak bersambung. Ada siswa yang sudah lancar ada juga yang masih kebingungan apa yang harus dikerjakan. (005/Ob/S) Siswa membacakan susunan kalimat deskripsi hasil

berpasangannya di depan kelas perwakilan kelompoknya. Siswa yang pertama maju adalah Dandi dari kelompok pasangan kelinci. Siswa yang lain memperhatikan deskripsi dari kelompok tersebut (006/Ob/S) Prestasi siswa dalam tindakan siklus I mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi pada seluruh aspek menulis mendeskripsikan gambar hewan. Berdasarkan hasil analisis evaluasi dari sejumlah 30 siswa ratarata hasil kerja pada pembelajaran menulis mendeskripsikan gambar hewan memcapai ketuntasan belajar 20 siswa atau 66,66 %. Adapun kemampuan tiap aspeknya sebagai berikut:

79

1.

Penentuan judul dengan isi hasil rata-rata 74,0 ketuntasan mencapai 83,3% atau dari 25 siswa tuntas.

2.

Kompetensi Ketepatan Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca, hasil rata-rata 69,6 masih di bawah KKM. Adapun ketuntasan belajar baru mencapai 28 siswa atau 93,3%.

3.

Kompetensi

tulisan tegak bersambung rata-rata kelas mencapai 70,0,

dengan ketuntasan 46,7% atau 14 siswa tuntas. 4. Kompetensi Ketetapan penggunaan pilihan kata (Diksi), rata-rata kelas mencapai 69,0 dengan ketuntasan 66,7% atau 20 siswa tuntas. 5. Kompetensi kata dalam kalimat, nilai rata-rata 69,3 dengan ketuntasan belajar mencapai 86,7% atau 26 siswa tuntas belajar. 6. Kompetensi isi deskripsi keseluruhan, dengan nilai rata-rata 66,6 dengan ketuntasan belajar mencapai 80,0 % atau 24 siswa tuntas. 7. Analisis Data Berdasarkan obsevasi terhadap pembelajaran tentang aktifitas siswa dalam pembelajaran tidakan pada siklus I: 1. 2. Siswa siap menerima pembelajaran. Siswa bercerita dengan kalimat terpatah-patah, dikarenakan siswa belum terbiasa mengemukakan pendapat di depan kelas. Guru harus

memperbanyak latihan dan memberi motivasi agar keberanian siswa bisa tumbuh.

80

3.

Siswa saat mencari pasangan nampak kebingungan, dikarenakan petunjuk guru yang belum jelas. Guru disarankan memberi petunjuk lebih jelas lagi.

4.

Masih ada sebagian siswa kurang aktif hal ini terjadi karena perhatian guru belum menyeluruh kesemua kelompok. Berdasarkan analisis hasil evaluasi tes siswa dalam menulis mendeskripsikan gambar, pada aspek penilaian butir (2) penerapan ejaan dan tanda baca, butir (4) keruntutan kata dalam kalimat, dan keruntutan kalimat, hasil belum mencapai KKM yang disyaratkan sehingga perlu memperbanyak latihan-latihan terhadap siswa dan memberikan

penjelasan tentang penggunaan ejaan dan tata tulis, sehingga aspek tersebut dapat ditingkatkan hasilnya.

5. Materi Pelajaran 1. Temuan Data Materi yang disampaikan guru dalam siklus ini adalah menulis dengan aspek mendeskripsikan berdasarkan pengamatan gambar. Gambar diamati dan diidentifikasi, siswa diminta menentukan bentuk, kehidupan, jenis makanan, sebagai awal langkah untuk mendeskripsikan. Siswa selanjutnya menyebutkan anggota badan, bentuknya, makanannya dan kehidupannya. Setelah itu, siswa menceritakan dalam bentuk mendeskripsikan gambar tersebut sehingga menjadi cerita yang padu. (001/Ob/MT). Adapun materi pembelajaran siklus I sebagai berikut:

81

1.

Bahan Kajian Menulis Mendeskripsikan (a). Mendeskripsikan berdasarkan gambar . Mendeskripsikan adalah menceritakan hal-hal yang tampak pada gambar tersebut. Gambaran tersebut disusun sehingga membentuk sebuah cerita yang runtut dan padu. Langkah awal yaitu menidentifikasi dulu gambar tersebut. Kemudian menyusun manjadi kalimat yang runtut, kemudian disusun menjadi cerita yang padu. Identifikasi gambar hewan (Harimau) 1. Suaranya 2. Giginya 3. Kukunya 4. Bulunya 5. Kakilnya 6. Kehidupannya 7. Makanannya. Ketujuh hasil identifikasi tersebut di atas mewakili jumlah kalimat dalam cerita tersebut, jadi berdasarkan identifikasi di atas terdapat sedikitnya tujuh kalimat. Langkah berikutnya, kalian

mengembangkan kata hasil identifikasi dalam kalimat yang runtut. Cara menceritakan gambar bisa dengan: 1) menjawab pertanyaan, 2) mendeskripsikan, 3) menganalisis objek, 4) bercerita sesuai pengamatan,

82

5) memparafrasekan. Dalam hal ini yang tepat adalah menggunakan cara, mendeskripsikan gambar dan menganalisis gambar. Hasil mendeskripsikan gambar secara tulis dengan kalimat yang baik. Kata-kata hasil identifikasi gambar dibuat kalimat secara runtut. Contoh hasil deskripsi dari identifikasi gambar sampai menyusun kalimat dan membentuk sebuah cerita yang runtut dan padu. 1. Suara harimau mengaung . 2. Gigi harimau runcing 3. Kuku harimau sangat tajam 4. Bulunya loreng dan halus 5. Kakinya kuat dapat berlari dan melompat cepat 6. Harimau hidup di hutan belantara 7. Makanannya memangsa hewan. (b). Merangkai kalimat menjadi cerita yang runtut dan padu. Supaya cerita runtut dan padu, maka kalian menyusun kata-kata tersebut menjadi kalimat terlebih dahulu, perhatikan contoh di atas. Jika dirasa sudah runtut tulislah dengan tata tulis dan ejaan yang benar. Tulisanya tegak besambung. Jangan lupa menggunakan kata sambung. Kegiatan ini dimaksudkan agar cerita yang ditulisnya tidak loncat-

loncat. Kemudian berilah judul sesuai dengan gambar tersebut. Walaupaun judul merupakan tahapan akhir namun penulisan judul paling

83

atas. Judul ditulis dibagian atas (kepala karangan), ditulis di tengah dengan tata tulis yang benar. Dari paparan materi di atas didapatkan temuan bahwa: 1. Materi sudah sesuai dengan tingkat kemampuan siswa 2. Materi disampaikan dengan urut sesuai rencana pembelajaran. 3. Materi sudah ada relevansi dengan dunia siswa. 2. Analisis Data Dari hasil observasi terhadap materi ajar didapat data: guru telah melaksanakan sesuai dengan rencana. Bahan ajar yang disampaikan sudah ada kesesuaian dengan dunia anak, yaitu mengenali hewan sepeti kupu-kupu, kelinci, dan harimau. Materi pokok membahas

mendeskripsikan dengan media gambar hewan. Guru telah menjelaskan disertai contoh-contoh cukup jelas. 3. Metode Pembelajaran 1. Temuan Data Sesuai kemampuan dengan pembahasan yang dikembangkan bahwa

menulis cerita melalui mendeskripsikan gambar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan srtategi mencari pasangan dan berkirim salam dan soal, maka implementasi pembelajaran harus menerapkan permainan, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Berdasarkan rencana bahwa permainan yang diharapkan

muncul dalam pembelajaran siklus I meliputi permainan mengamati, dan

84

mengkomunikasikan hasil, kemampuan yang diharapkan muncul, unsurunsur sudah diimplementasikan melalui permainan berpasangan sehingga membentuk kelompok pasangan meliputi, 1) mengamati, 2)

mengkomunikasikan, 3) menemukan, 4) observasi harapan tersebut telah diwujudkan.

menganalisis. Dari hasil

Untuk mencapai tujuan pembelajaran guru sudah berupaya menggunakan melakukan tindakan sehingga siswa dapat memperoleh kemampuan yang cepat dalam menulis cerita gambar dengan model permainan. Kegiatan ini dapat diwujudkan dengan cara belajar siswa aktif. Adapun tindakan yang dilakukan meliputi: 1. 2. Mengamati gambar mengidentifikasi dan mendeskripsikan. Menganalisis gambar untuk dapat menuliskan kalimat-kalimat yang sesuai gambar. 3. Mengkomunikasikan hasil siswa, lewat permainan mencari pasangan berkelompok secara lisan dan tertulis. 4. Membentuk kelompok dari permainan dengan cara siswa yang sudah menerima kertas yang bertuliskan kalimat deskripsi mencari pasangan sehingga membentuk kelompok yang berisikan cerita deskripsi dari gambar yang diperolehnya. Setelah berpasangan membentuk kelompok siswa membacakan kalimat-kalimat tersebut dan yang sudah benar diberi oplos tepuk tangan. Selanjutnya siswa duduk pasangan satu kelompok untuk menuliskan

85

cerita tersebut pada lembar kerja dengan tulisan tegak bersambung. Kelompok siswa yang masih kebingungan measi gaduh, setelah mendapat petunjuk dari guru akhirnya kegiatan dapat berjalan dengan tertib. Dari penerapan model pembelajaran kooperatif strategi mencari pasangan, metode ini mampu meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran sehingga kemampuan siswa dalam menulis melalui mendeskripsikan meningkat. 5. Analisis Data Dalam proses pembelajaran dengan menerapka model

pembelajaran kooperatif strategi permainan berkirim salam dan soal dan mencari pasangan memang sudah ditrapkan sesuai rencana. Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan keaktifan siswa, motivasi siswa dalam belajar dan dapat mengubah sikap dari kurang senang menjadi senang. (Perhatikan lampiran transkrip pembelajaran dan lampiran wawancara halaman). Namun masih ada kendala, yaitu: 1) beberapa siswa kebingungan dalam mencari pasangan dan saat berkirim soal, disarankan guru memberi petunjuk sebelum dimulai permainan, 2) belum semua siswa memahami, namun sudah ada peningkatan. Hasil kompetensi rata-rata kelas 68,3, sebelum tindakan baru mencapai 57,9 Ada peningkatan 10,4 point. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kompetensi para siswa dalam hai ini banyak mengalami peningkatan.

86

6.

Kompetensi Ketepatan Penggunaan Pilihan Kata (Diksi) Kompetensi ketepatan penggunaan kata dalam kalimat secara umum meningkat. Makna gramatikal kata yang muncul dalam kalimat secara umum baik. Sedikit sekali kata yang makna gramatikalnya dalam kalimat mengacaukan maksud makna kalimatnya. Penggunaan kata depan dan kata penghubung umumnya sudah benar pemakaiannya. Dengan demikian, kompetensi para siswa berkaitan petepatan

penggunaan kata, baik kata secara umum, kata depan dan kata penghubung secara umum kualitas kompetensi meningkat 11,7 point. Sebelum tindakan baru mencapai 58,3 sedangkan pada siklus ini mencapai 70,0. 7. Kompetensi Pengembangan Kata Menjadi Kalimat dalam Cerita Setelah dilakukan pengamatan berdasarkan pedoman penilaian, pada kompetensi ini data deskripsi siswa menunjukkan bahwa kata-kata pokok yang terwujud dalam tiap kalimat tampak jelas sesuai dengan judul. Isi cerita dalam tiap kalimat sudah sesuai. Kepaduan tulisan dalam cerita secara umum tampak baik, hubungan makna antar kalimat semakin kohesif. Secara umum dari hasil yang tampak, kompetensi pengembangan kata menjadi kalimat dalam cerita sudah cukup baik. Hasil keruntutan dan kepaduan kalimat dalam cerita tersebut mengalami peningkatan. Sebelumnya nilai rata-rata kompetensi ini 56,9, tetapi pada siklus ini meningkat menjadi 69,0, meningkat 12,1 point. Dengan

87

demikian

pembelajaran

pada

siklus

ini

berhasil

meningkatkan

kemampuan siswa. 8. Kompetensi Keruntutan dan Kepaduan Kalimat Setelah dilakukan pengamatan berdasarkan pedoman penilaian, pada kompetensi ini data hasil deskripsi siswa menunjukkan bahwa katakata pokok yang terwujud dalam kalimat tampak jelas sesuai dengan judul. Hubungan penalaran dan makna antar kalimat dalam cerita secara umum tertata baik. Data yang lain yang menunjukkan belum optimal sangat sedikit. Dengan demikian, kompetensi para siswa dalam hal ini dapat dikatakan meningkat baik. Hasil sebelum tindakan 56,9 menjadi 69,3. Peningkatan berkisar 12,4 point. 9. Kompetensi StrukturKalimat dalam Deskripsi Setelah dilakukan pengamatan berdasarkan pedoman penilaian, data deskripsi siswa menunjukkan bahwa kalimat yang digunakan oleh para siswa secara umum sudah meningkat baik kualitasnya. Para siswa kebanyakan tertib menggunakan subjek dan predikat yang menjadi syarat kesempurnaan kalimat. Data yang menunjukkan ketidak sempurnaan kalimat ada namun kualitasnya hanya sebagian kecil saja. Kata penghubung dan, tetapi, sedangkan, di awal kalimat yang menjadi kalimat tidak efektif berkurang pemakaiannya. Hasil rata-rata

kompetensi sebelum tindakan 57,9. Setelah tindakan siklus I menjadi 66,6, ada peningkatan 8,7 point.

88

10.

Kompetensi Kerapihan Hasil Cerita Deskripsi Keseluruhan Setelah dilakukan pengamatan berdasarkan pedoman penilaian, pada kompetensi ini data cerita deskripsi siswa menunjukkan bahwa dalam menulis sedikit demi sedikit coretan sudah mulai berkurang. Ruang kolom LKS rata-rata terisi rata pada jalur kanan. Namun begitu masih ada peningkatan, masih ada beberapa anak belum cermat dan teliti sehingga karangan belum rapih seluruhnya. Hasil pada kompetensi ini mencapai 61,4 sebelum tindakan baru mencapai 71,0. Ada peningkatan cukup lumayan berkisar 9,6. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi para siswa pada siklus ini banyak mengalami peningkatan. Dengan demikian uraian tersebut, pembelajaran menulis dengan model

pembelajaran kooperatif pada siklus I ini secara kualitatif dapat dikatakan meningkat. Secara kualitatif nilai rata-rata yang cukup tinggi, yakni 57,9 sebelum tindakan baru mencapai rata-rata 68,3. Secara kualitatif dan kualitatif semua kompetensi tersebut dapat dikategorikan baik. Peningkatan berkisar 10,4 point. Untuk memberi gambaran tentang kemajuan belajar siswa dalam menulis mendeskripsikan gambar di bawah ini peneliti sampaikan diagram kemampuan para siswa dalam menulis cerita melalui mendeskripsikan pada siklus I. Diagram Perbandingan Kemampuan Mendeskripsikan Gambar Tumbuhan dan Hewann dalam Menulis Cerita

89

Sebelum Tindakan Dan Tindakan Siklus I

Keterangan Aspek Penilaian 1. 2. 3. 4. 5. Kesesuaian Judul dengan Isi Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca Pilihan Kata (Diksi) 5. Keruntutan Kata dalam kalimat 6. Struktur Klimat 7. Kerapihan Tulisan

Keruntutan dan Kepaduan (Koheren dan Koherensi) Penyimpulan Data Berdasarkan temuan data keseluruhan di atas guru perlu merefleksikan kembali pembelajaran dan melakukan langkah-langkah yang cermat

sebagaimana saran-saran yang telah diuraikan. 1. Data Utama Penerapan pembelajaran model kooperatif pada pembelajaran menulis cerita melalui mendeskripsikan pada siklus I jika dibandingkan

90

dengan hasil pra tindakan mampu meningkatkan kemampuan belajar siswa baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Berdasarkan nilai tes siklus I, rata-rata kelas mencapai68,3 dengan ketuntasan belajar mencapai 7,40 (Periksa hasil nilai siklus I pada lampiran). Penerapan model pembelajaran kooperatif pada pembelajaran menulis cerita melalui mendeskripsikan pada siklus I secara kualitatif lebih baik jika dibandingkan dengan hasil pratindakan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, siswa lebih senang, dan merasa bergairah dalam belajar. Hal ini memang belum memuaskan. Masih perlu ditingkatkan lagi. 2. 1. Data Sampingan

Perhatian pada siswa agar lebih menyeluruh, sehingga siswa yang kurang aktif dapat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

2. 3.

Perhatian terhadap siswa lebih menyeluruh. Memberikan latihan-latihan sehingga siswa terampil

dalammengidentifikasi dan mengembangkan menjadi pakimat yang runtut. 4. Melakukan pencermatan mendatar terhadap aspek pembelajaran yang hasilnya masih kurang baik. Pembelajaran masih menggunakan media gambar benda. 5. Meningkatkan latihan mengembangkan kata menjadi kalimat dan menggabungkan kalimat menjadi cerita hasil deskripsi, model

pembelajaran strategi permainan. 6. Tindakan dan Observasi Siklus II

91

Sebelum siklus kedua disusun berdasarkan hasil refleksi dan analisis dan analisis silus pertama berupa temuan-temuan yang ada pada siklus I. Skenario tindakan siklus kedua , pembelajaran dilaksanakan melalui dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan dengan alokasi waktu 2 kali 35 menit. Waktu tatap muka dijadwalkan pada hari Kamis, 4 Pebruari 2010 dan hari Selasa 23 Pebruari 2010. Skenario pembelajaran siklus kedua menguatkan elemen pembelajaran siklus I hasil refleksi, dan meningkatkan temuan yang masih dianggap lemah, dengan cara: 1) Pembelajaran masih menggunakan media gambar. ( Gambar tumbuhan). 2) Memperbanyak latihan membuat kalimat sesuai media gambar. 3) Mengatasi kelemahan dalam penerapan ejaan dan tata tulis dengan meningkatkan kegiatan monitiring atau kunjungan ke kelompok belajara. 4) Memanfaatkan waktu dengan baik, sehingga kegiatan merevisi dan mengedit kembali ceritanya dapat dilaksanakan. 5) Bimbingan terhadap siswa diberikan tetapi tetap memperhatikan kemandirian dan pemusatan belajar pada siswa. Perencanaan selanjutnya tertuang dalam RPP, di bawah ini: a.Standar Kompetensi Menulis Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk certia, surat undangan, dan dialog etrtulis. b.Kompetensi Dasar

92

Menulis cerita melalui mendeskripsikan dengan memperhatikan pilihan kata dan ejaan. c.Indikator Menemukan ide dalam mendeskripsikan gambar tumbuhan. Mengkontruksi kalimat dalam cerita melalui mendeskripsikan gambar tumbuhan. d. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mengidentifikasi dari gambar tumbuhan. 2. Siswa dapat mengembangkan kata-kata menjadi kalimat yang runtut 3. Siswa menulis cerita melalui mendeskripsikan gambar tumbuhan dengan ejaan dan tulisan tegak bersambung. e. Materi Pembelajaran Mendeskripsikan gambar tumbuhan menjadi certia yang runtut dan padu. f. Media Pembelajaran Gambar Tumbuhan g. Instrumen Pembelajaran 1) Lembar Observasi 2) Lembar kerja siswa (LKS) 3) Lembar Penilaian. 2) Tindakan dan Observasi Siklus II

93

Sebagaimana yang telah direncanakan, tindakan pada siklus II ini dilaksanakan secara spiral mengulang sebagian materi pada siklus sebelumnya. Dengan tujuan agar siswa semakin terampil dan tidak melupakan tahapan menulis dasar. Adapun tindakan Siklus II sebagai berikut: 3) Kegiatan Pendahuluan (5-7 menit) 1) Guru memasuki ruang kelas memberi salam, kemudian berdoa dan dilanjutkan absensi kehadiran siswa. 2) Guru mulai pembelajaran dengan menyebutkan mata pelajaran yang akan dipelajarai, materi pelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3) Apersepsi dengan, tanya jawab berkaitan dengan kegiatan siklus I, tentang menulis cerita melaluai mendeskripsikan gambar tumbuhan. Kegiatan Inti I ( 35 menulis) 1) Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok melalui permainan mencari pasangan. 2) Guru membagikan lembar gambar tumbuhan, selanjutnya melatih kembali menulis cerita melalui mendeskripsikan gambar tumbuhan tersebut. 3) Guru memonitor siswa dalam menulis cerita tersebut, dan memberi bimbingan kepada siswa yang menemukan masalah. 4) Guru membimbing merevisi dan mengedit 5) Siswa membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas.

94

6) Guru memberi penjelasan temuan masalah yang masih dihadapi siswa dengan cara memberikan contoh di papan tulis dibantu media pembelajaran di sekitar kelas. 7) Guru mengadakan tanya jawab, diharapkan siswa memanfaatkan waktu ini. 8) Guru melatih, membimbing siswa mengidentifikasi, menulis kalimat dan menyusun kalimat tersebut menjadi sebuah cerita yang runtut dan padu. 9) Guru meminta siswa yang sudah selesai merevisi tugas tersebut segera melakukan pengeditan ulang, dan jika sudah seledai dikumpulkan. 3. Kegiatan Akhir 1). Guru meminta siswa mengumpulkan tugas. 2). Guru memberikan pesan bahwa pembelajaran diteruskan pada siklus yang akan datang. 3) Guru mengucapkan salam, siswa menjawab salam dengan serempak. 1) Hasil Implementasi Tindakan Siklus II Adapun hasil implementasi tindakan pada siklus II, tergambar dalam potret pembelajaran menulis cerita melalui mendeskripsikan gambar pada tanggal 4 Pebruari 2011 melalui rekaman vidio shooting berikut: Guru dan kolaborator memasuki ruang dan ruangan sudah tertata rapih, bangku siswa berderet. Setelah guru meletakkan media dan peralatan

pembelajaran di meja berdiri di depan kelas memulai membuka pelajaran sebagaimana disebutkan di bawah ini:

95

Guru mengucapkan salam sebagai pembuka proses pembelajaran. Para siswa menjawab salam dari guru. Guru menanyakan kehadiran siswa. Guru memberi informasi materi pelajaran, kompetensi dan tujuan pembelajaran pada siklus II,. Tahap selanjutnya guru mengadakan apersepsi dengan tanya jawab tentang pembelajaran menulis melalui mendeskripsikan gambar dari materi yang pernah dipelajari pada siklus sebelumnya, (001/Ob/G) dan (001/Ob/S). Guru menyiapkan media dan mengambil model gambar tumbuhan untuk dipasang di depan. Guru mengadakan tanya jawab untuk mengidentifikasi gambar tersebut. (002/Ob/G) dan (002/ Ob/S). Guru membagikan gambar tumbuhan dengan tema seperti pada pertemuan siklus I. Gambar tumbuhan tersebut ditugaskan untuk dideskripsikan sesuai langkah-lanhkah yang sudah diajarkan pada siklus I. Guru meminta siswa menuliskan kalimat-kalimat berdasarkan deskripsi gambar tersebut. Guru melatih menyusun kalimat menjadi cerita yang urut dan padu sesuai dengan gambar tersebut. (001/Ob/MT) Siswa diminta untuk meneliti, merevisi dan menulis kembali sebelum hasilnya dikumpulkan. Siswa membacakan hasil menulisnya di depan kelas secara bergilir perwakilan kelompok pasangan. Dengan bimbingan guru siswa merefleksi hasil pekerjaannya dan menulis kembali secara mandiri. Guru memberikan ulasan dan siswa diminta menanggapi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan. (002/Ob/S) dan (001/Ob/MT). Siswa kembali keposisi semula, guru meminta siswa untuk menulis cerita tersebut dalam tulisan tegak bersambung. Sesekali guru memberikan arahan

96

kepada siswa yang ditemui masih menghadapi permasalahan. Guru meminta siswa untuk bekerja dengan cermat, hati-hati khususnya dalam menulis agar berpedoman pada ejaan dan tata tulis yang benar (003/Ob/S). Dan (002/Ob/MD). Kepada siswa yang telah selesai diperintahkan untuk memriksa kembali pekerjaannya dan merevisi sesuatu yang dianggap masih belum benar, dan menulis kembali sambil menunggu selesai teman yang lain. (003/Ob/MD). Guru meminta siswa mengumpulkan tugas mandiri, setelah semua terkumpul guru menutup pembelajaran yang didahuluidengan pertanyaan tentang kelanjtan pembelajaran menulis. Siswa memberi jawaban agar pembelajaran menulis dilanjutkan lagi. Selanjutnya guru menutup dengan salam, siswa menjawab dengan serempak. (005/Ob/G) dan (004/Ob/S). Kolaborator membagikan instrumen wawancara kepada para siswa, Siswa diminta mengisi sejujur-jujurnya lembar observasi pembelajaran siklus II. Dari data di atas dapat ditarik inferensi bahwa proses dan hasil

pembelajaran siklus II lebih meningkat dibandingkan dengan tindakan siklus sebelumnya. Peningkatan terlihat pada penajaman materi yang diberikan. Walaupun cukup padat kegiatan, para siswa tetap bersemangat mengikuti pembalajran menulis dengan mendeskripsikan dengan model pembelajaran kooperatif dilanjutkan (Periksa lampiran .........., halaman ................). 2) Tahap Refleksi terhadap Tindakan Siklus II 1) Temuan Data Pembelajaran oleh Guru

97

Guru dapat menguasai kelas, siswa tertib dalam mengikuti pembelajaran, serta aktif dalam menyelesaikan tugas, bahkan ada peningkatan kualitas belajar siswa. Metode kooperatif mencari pasangan dan berkirim salam dan soal sebagai latihan bersama dapat mengembangkan sikap saling menghargai, bekerja sama, dan memupuk rasa solidaritas. Latihan merevisi disertai penilaian autentik

dihadapan siswa langsung berjalan efektif. Model pembelajaran ini mampu mengaktifkan siswa, melatih berpikir kritis, memupuk kerjasama, menemukan, kelemahan dan sekaligus dapat memperbaiki kekeliruan yang dihadapi siswa. (Lihat lampiran wawancara halaman ..............). Tindakan guru memberikan latihan, mengidentifikasi dan

mengembangkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang runtut dengan cara mendeskripsikan gambar tumbuhan, mampu menarik perhatian siswa. Berikut cuplikan ketika guru melatih siswa mendeskripsikan gambar tumbuhan. Anak-anak, perhatikan gambar yang di pasang di papan tulis. Gambar apa yang tampak dalam gambar ini, coba kalian teliti. Coba kalian ceritakan, marilah kita mulai menceritakan gambar ini. Mari kita coba bersama-sama. Ayo, siapa bisa?. Guru mengamati siswa, dan memberi pancingan-pancingan berupa pertanyaan. Gambar apa ini? Bagaimana warnanya? Bagaimana bunganya? . Selanjutnya siswa menceritakan gambar tumbuhan melalui mendeskripsikan. Guru memberikan bimbingan pada siswa yang masih merasa bingung mengembangkan kalimat supaya runtut.

98

Guru menawarkan siapa yang berani membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Salah seorang siswa bernama Santi mengacungkan tangan, Saya, bu!. Guru mempersilakan anak tersebut untuk maju dan membacakan hasil mendeskripsikan gambar tumbuhan. Berikut kutipan cerita: Bunga mawar tumbuh di halaman rumah. Bunga itu berwarna merah. Bunga mawar sangat disukai oleh manusia maupun oleh hewan kupu-kupu, karena bunga mawar baunya sangat harum. Pohon dan tangkai bunga mawar berduri. Duri pada bunga mawar sebagai pelindung. Daun bunga mawar berwarna hijau berduri. Itulah tumbuhan bunga mawar. Guru memberi reward dengan tepuk tangan kepada anak tersebut. Para siswa merasa bangga, semangat belajar terbangun. Ini terlihat dari raut muka para siswa yang menampakan kegembiraan. Guru bersama kolaborator membagikan lembar tugas yang berisi gambar tumbuhan bunga mawar untuk lembar menulis cerita mendeskripsikan gambar tersebut. Guru menyarankan tulisannya sesuai ejaan dan tegak bersambung. Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa. Guru mengoreksi dan memberi nilai di luar jam mengajar dan hasilnya diberikan pada pertemuan berikutnya. Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk memantapkan materi mendeskripsikan tumbuhan melalui permainan mencari pasangan. Guru bersama kolaborator membagikan kertas yang sudah berisi kalimat deskripsi. Siswa dengan semangat dan riang mencari pasangan berkumpul membentuk kelompok membentuk cerita yang runtut dan padu. Siswa yang sudah membentuk

99

cerita bersorak gembira. Ada juga gerumbul siswa yang masih belum berkumpul membentuk cerita sepertinya kebingungan. Guru menyuruh siswa yang sudah membentuk pasangan berkumpul

membentuk cerita untuk membacakan hasilnya. Siswa berderet berjajar berurutan sesuai dengan urutan kalimat. Siswa mulai membacakan kalimat masing masing sehingga terbentuk cerita yang runtut dan padu. Pohon pisang merupakan jenis tumbuhan bertunas dan berpelepah. Pohon pisang berbuah namanya buah pisang. Buah pisang yang sudah matang berwarna kuning. Rasa buah pisang manis. Pohon pisang banyak manfaatnya seperti daunnya digunakan untuk membungkus nasi timbel. Dan pembungkus makanan yang dibuat untuk dikukus, lemper, buras, bacang, lontong dll. Bagus, tepuk tangan untuk pasangan temanmu yang sudah membentuk carita. Guru memberi kesempatan pada pasangan cerita yang lainnya untuk membacakan hasilnya di depan. Setelah semua membacakan cerita sesuai

pasangannya, guru mempersilahkan siswa untuk duduk ketempat semula. Guru memberi motivasi dan pesan-pesan agar para siswa terus giat berlatih, siapa tahu ada yang berbakat menjadi penulis terkenal. Pembelajaran ditutup dengan salam, para siswa menjawab dengan serempak. Pembelajaran selesai, waktu selanjutnya dipersilakam kolaborator pedoman wawancara yang berisi tanggapan atas pembelajaran siklus II. 2. Analisis Data

100

Kegiatan pembelajaran dari pembukaan sampai penutup dilaksanakan guru sesuai rencana pembelajaran. Komunikasi pembelajaran yang sudah semakin baik pada siklus II dipertahankan guru dengan membangun jembatan kominikasi untuk memasuki dunia siswa agar lebih Full Contect dengan meningkatkan nada, volume tempo dengan isyarat verbal dan nonverbal. Guru memberikan komentarkomentar dengan mengaitkan antara materi menulis mendeskripsikan gambar benda-benda. (Periksa lampiran wawancara halaman .................). Untuk menjaga kevakuman dalam pembelajaran, guru memberikan reward pada siswa reward berupa pujian dan nilai bagi siswa sangat bermanfaat untuk memberikan umpan balik mengenai kemajuan asosiasi emosi positif untuk meningkatkan motivasi belajar (periksa lampiran transkrip pembelajaran halaman ...............). 2. Siswa 1.Temuan Data Salah satu siswa bercerita ke depan mendeskripsikan gambar tumbuhan (Tio Nugroho). Juga pada permainan mencari pasangan enam siswa berpasangan membentuk cerita dan membacakannya di depan kelas, mereka merayakan dengan bersorak Horeeee.... (002/Ob/S). (Siswa aktif menanggapi pembelajaran). Terlihat siswa aktif mengerjakan tugas. Dengan tekun dan percaya diri para siswa mengerjakan tugas. Guru melanjutkan kegiatan dengan memonitor siswa, sesekali memberi petunjuk kepada siswa yang mengalami kesulitan dan memberikan jawaban kepada yang bertanya. Pada kegiatan ini siswa diberi kebebasan mencari pasangan cerita hasil deskripsi yang disediakan. (003/Ob/S).

101

Siswa bersemangat mengerjakan tugas-tugas, karena metode guru membangkitkan semangat siswa berhasil baik. (periksa transkrip pembelajaran lampiran halaman ..................). 2. Analisis Data. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, hasil observasi terhadap pembelajaran siklus I, secara umum mengalami peningkatan. Dari 30 siswa ratarata hasil kelas pada pembelajaran menulis mendeskripsikan gambar tumbuhan mencapai ketuntasan belajar 23 siswa atau, 76,70 %. Adapun kemampuan tiap aspeknya sebagai berikut: 1) Kesesuaian judul dengan isi, hasil rata-rata 75,90 dengan ketuntasan 100 % dari 30 siswa tuntas. 2) Kompetensi penerapan ejaan dan tanda baca dalam menulis, dengan hasil ratarata 70,30, dengan ketuntasan belajar baru mencapai 22 siswa atau73,30. % mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya ( Data pada lampiran hasil nilai halaman ..............). 3) Kompetensi pilihan kata atau diksi, hasil rata-rata kelas mencapai 71,20. dengan ketuntasan belajar 24 siswa atau 80 %, hal ini lebih baik dari pada sebelum tidakan. 4) Kompetensi Keruntutan dan kepaduan kalimat, dengan rata-rata nilai 71,40. dan siswa tuntas belajar mencapai 25 siswa, atau 83,3 %, meningkat cukup tajam jika dibandingkan dengan sebelum tintakan.

102

5) Kompetensi Struktur Kalimat dalam Cerita, nilai rata-rata 71,40, dengan ketuntasan belajar mencapai 24 siswa atau 80 %. 6) Kompetensi isi keseluruhan cerita, dengan nilai rata-rata 73,0, dengan ketuntasan belajar mencapai 30 siswa atau 100 %. 7) Kerapihan tulisan (tegak bersambung, dengan nilai rata, 69,30, dengan ketuntasan 21 siswa atau 70 %. Rata-rata kemampuan siswa dalam kelas mencapai 71,30 dari sebelumnya 57,90 sebelum tindakan dan 68,30 siklus I. Ada peningkatan 13,40 point. (Untuk lebih jelasnya periksa lampiran 12 halaman .......... ). 3) Materi Pembelajaran 1). Temuan Data Berdasarkan hasil observasi terhadap pembelajaran siklus II, materi pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pembelajaran. Adapun materi pembelajaran yang disampaikan sebagai berikut: 1) Mengembangkan kalimat melalui mendeskripsikan gambar tumbuhan Guru mengawali penyampaian materi dengan tanya jawab tentang pengertian mendeskripsikan. Setelah siswa mantap memberi jawaban, guru mengulang kembali tentang cara menetukan ciri-ciri dari identitas gambar tersebut, kemudian mengembangkannya dalam kalimat, atau dilanjutkan berlayih membuat kalimat. Berikut kutipan materi yang disampaikan guru: Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Mendeskrpsikan berarti memaparkan atau menggambarkan

103

dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Pertama mengidentipikasi gambar dari bentuk sampai kehidupannya. Selanjutnya mengembangkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang runtut. Kalimat tersebut menjadi sebuah cerita yang runtut dan padu. Langkah selanjutnya, kalian mengembangkan kalimat dalam cerita. Caracara mengembangkan kalimat bisa dengan : 1) menjawab pertanyaan, 2) mendeskripsikan gambar, 3) menganalisis objek, 4) bercerita pengalaman, dan 5) memparafrasekan puisi. Dalam hal ini yang tepat menggunakan cara, mendeskripsikan gambar benda dan menganalisis gambar. Hasil deskripsi di bawah ini. Pohon kelapa menjulang tinggi. Pohon kelapa tumbuh di kebun dan di daerah pantai. Pohon kelapa berbuah, bentuknya bulat. Buah kelapa yang masih muda berwarna hijau sangat digemari karena enak dimakan dibuat es kelapa muda. Sedangkan buah kelapa yang sudah matang berwarna coklat tua, suka dibuat kopra bahan minyak kelapa. Tumbuhan kelapa ini sangat berguna dari batang atau pohonya untuk kayu bahan bangunan, daun kelapa yang masih muda dapat dibuat ketupat, lidinya dibuat sapu lidi, buahnya untuk bahan minyak dan dibuat es kelapa muda. Itulah tentang pohon kelapa. 2) Analisis Data Berdasarkan data-data di atas bahan ajar yang disampaikan sudah sesuai dengan rencana pembelajaran dan silabus. (lihat lampiran .............dan ............ halaman ......................). Bahan ajar pokok meliputi mengembengkan kalimat melalui mendeskripsikan diberikan melalui tahapan latihan yang disesuaikan

104

dengan model pembelajaran kooperatif strategi permainan. Tujuan yang diharapkan agar siswa memiliki keterampilan mengamati, menemukan, dan mengembangkan kalimat yang ditemukan melalui mendeskripsikan gambar sudah mengena. (Data terdapat pada lampiran wawancara dengan kolaborator halaman...............(. 4. Metode Pembelajaran 1) Temuan Data Sesuai dengan permasalahan yang dikembangkan bahwa meningkatkan kemampuan mendeskripsikan dalam menulis cerita dengan model pembelajaran kooperatif dengan metode berkirim salam dan soal dan mencari pasangan, maka implementasi pembelajaran harus menerapkan model pembelajaran tersebut, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Berdasarkan rencana bahwa keterampilan yang diharapkan muncul dalam pembelajaran siklus II melalui mengamati gambar, mengkomunikasikan hasil, kemampuan yang diharapkan muncul, unsur-unsur sudah diimplementasikan dengan cara memberikan tugas secara mencari pasangan berkumpul berkelompok maupaun secara individu, meliputi: 1) mengamati, 2) mengkomunikasikan, 3) menemukan, dan 4) menganalisis. Dari hasil observasi harapan tersebut telah diwujudkan. Adapun tindakan yang dilakukan meliputi: 1) Mengamati gambar tumbuhan untuk diidentifikasi bentuk, dan kehidupannya. 2) Menganalisis gambar tumbuhan untuk mengembangkan dalam kalimat.

105

3) Mengkomunikasikan hasil siswa dilatih menyampaikan hasil kelompok dan bertanya serta menanggapi pekerjaan teman secara lisan dan tertulis. (Data lampiran transkip pembelajaran siklus II, halaman ..................). 5) Penyimpulan Data 1. Data Utama Dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode struktural strategi permainan sudah diterapkan sesuai rencana. (Data pada lampiran wawancara dengan kolaborator halaman .................) Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode struktural dapat meningkatkan aktifitas siswa, semangat siswa belajar dan dapat mengubah sikap siswa dari kurang senang menjadi senang. (Data terdapat pada lampiran transkrip pembelajaran halaman.............. dan lampiran ........ wawancara halaman ...............). Hasil penerapan model pembelajaran kooperatif dengan memperhatikan temuan sampingan tindakan siklus I, terdapat peningkatan. Data observasi pada siklus II menyatakan sebagai berikut: (1) Pembelajaran lebih hidup dengan bentuk masyarakat belajar, siswa lebih aktif, minat siswa terhadap pembelajaran meningkat (Lampiran 002/Ob/S, halaman ..........). (2) Formasi permainan mencari pasangan kemudian berkumpul berkelompok, mengakibatkan siswa senang, perhatian siswa meningkat, guru lebih mudah

106

memonitor pekerjaan (Upaya perbaikan pertemuan I, berhasil menjadi siswa lebih aktif dari sebelumnya). (3) Kemampuan siswa dalam menulis mendeskripsikan gambar semakin meningkat sebelum tindakan baru mencapai rata-rata 57,90 Padahal siklus ini meningkat menjadi 71,30%. Adapun kemampuan tiap aspeknya sebagai berikut: a. Kesesuaian judul dengan isi, hasil rata-rata 75,90 dengan ketuntasan 100% atau dari 30 siswa tuntas. Kompetennsi Ketepatan Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca, hasil rata-rata 57,90 masih di bawah KKM. Kompetensi ketepatan Pilihan Kata / Diksi rata-rata kelas mencapai 71,20 dengan ketuntasan 80% atau 23 siswa tuntas. b. Kompetensi penerapan ejaan dan tanda baca dalam cerita, dengan hasil rata-rata 70,30 dengan ketuntasan belajar baru mencapai 22 siswa atau 73,30% mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. (Data terdapat pada lampiran hasil nilai halaman.............). c. Kompetensi pilihan kata/diksi, hasil rata-rata kelas mencapai. 71,20 dengan ketuntasan belajar 23 siswa atau tindakan. d. Kompetensi keruntutan dan kepaduan kalimat dengan rata-rata nilai 71,40 dan siswa tuntas belajar mencapai 24 siswa atau 80 %, meningkat cukup tajam jika dibandingkan dengan sebelum tindakan. 80% hal ini lebih baik dari pada sebelum

107

e. Kompetensi Struktur kalimat dalam cerita nilai rata-rata 66,60 dengan ketuntasan belajar mencapai 24 siswa atau 86,7 %. Untuk kompetensi ini semakin baik. f. Kompetensi isi keseluruhan cerita dengan nilai rata-rata 71,0dengan ketuntasan belajar mencapai 28 siswa atau 87 %. g. Kerapihan tulisan (tegak bersambung) ,dengan nilai rata-rata 6,93 dengan ketuntasan belajar mencapai 26 siswa atau 86,7 %.

Rata-rata kemampuan siswa dalam kelas mencapai 71,30 dari sebelum tindakan 57,90 dan 68,30 siklus I. Ada peningkatan 14,30 point. Tabel 4. Hasil Kemampuan Menulis Siklus II Nilai Rata Kelas ST 1 1 2 2 Kesesuaia Judul dan Isi Penerapan Ejaan dan Tanda Baca 3 Pilihan Kata/Diksi 56,0 64,0 6 17 20 80 3 58,6 56,0 S II 4 75,9 70,3 ST 5 9 5 S II 6 30 22 Rata- Ketuntasan Frekuansi Prosentase /% ST 7 26,7 16 S II 8 100 73,3

No

Aspek

Keruntutan dalam Kalimat

Kata

55,0

71,4

24

16

80

Keseluruhan cerita

55,0

71,4

25

20

83,3

108

6 7

Struktur Kalimat Kerapihan Tulisan RATA-RATA

56,0 59,0 55,9

69,3 65,0 69,6

7 11 7

21 30 24

23 36 22,5

70 100 83,8

Setelah melakukan observasi dan pengukuran terhadap implementasi tindakan dan hasil refleksi terhadap pembelajaran siklus II, kecuali temuan positif ada kelemahan-kelemahan. Hal-hal yang masih lemah pada pelaksanaan siklus kedua sebagai berikut: 1) Siswa mulai jenuh dengan media gambar benda. Perlu tantangan yang lebih

besar lagi. 2) Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif pelu dikembangkan

dengan strategi yang baru, supaya siswa tidak jenuh. 3) Menulis melalui mendeskripsikan gambar, ditingkatkan melalui menulis

melalui mendeskripsikan benda yang ada disekitar lingkungan sekolah . 4) Nilai kemampuan untuk aspek pilihan kata/diksi baru mencapai 64,0

dengan ketuntasan 56,70 % atau 17 siswa tuntas perlu ditingkatkan lagi sehingga tercapai di atas 66 %. 5)Nilai kemampuan kerapihan tulisan atau tulisan tegak berangkai baru ,mencapai 65,0 dengan ketuntsan 63,3 % atau 19 siswa tuntas perlu ditingkatkan lagi sehingga tercapai di atas 66 %. ( Data terdapat pada lampirab hasil wawancara halaman.......................... dan hasil belajar siswa .............).

109

3. Tindakan Siklus III Berdasarkan temuan-temuan pada tindakan II khususnya temuan sampingan (halaman 121) di atas, maka peneliti bersama kolaborator menyususn rencana tindakan siklus III ssbagai berikut: 1) Menyusun RPP siklus III berikut dengan instrumen pembelajaran pendukung. 2) Menyusun rancangan pembelajaran dengan pembelajaran di luar kelas 3) Pembelajaran di luar kelas dimaksudkan untuk menggairahkan siswa. (Upaya perbaikan siklus II). 4) Materi pembelajaran menulis dengan bahan kajian mendeskripsikan benda berdasarkan pengamatan lingkungan sekolah. 5) Metode yang digunakan adalah belajar kelompok dimaksudkan untuk menumbuhkan jiwa sisial dan sikap bekerja sama satu dengan yang lain. Fokus pembelajaran pada siklus III ini mengamati benda di sekitar lingkungan sekolah, kemudian mengambil salah satu benda untuk dideskripsikan melalui menulis cerita. Indikator keberhasilan tindakan siklus III adalah: 1) meningkatkan aspek menulis tentang pilihan kata atau diksi dengan rata-rata di atas 66,0 dan, 2) ketuntasan belajar di atas 66 %, 3) siswa senang tidak bosan mengikuti pembelajaran. Adapun skenario pembelajaran sebagai berikut: 1) Tahap Perencanaan Tindakan Siklus III

110

Berdasarkan atas refleksi Siklus II tahap kedua. Tindakan yang diberikan memperbaiki kelemahan yang masih ada dan memperkuat elemen pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kelemahan pada pembelajaran Siklus II antara lain: 1) siswa mulai jenuh dengan situasi belajar di dalam kelas, 2) siswa jenuh dengan media gambar (kurang mendapat tantangan). Sedangkan tindakan yang perlu diperkuat lagi model belajar masyarakat, menemukan sendiri, mengamati, mengobservasi perlu diiteruskan. Mengurangi kejenuhan pembelajaran

dillaksanakan di luar kelas. Berdasarkan pengalaman di atas, maka tindakan pada siklus III sebagai berikut: 1) mengubah media pembelajaran dari mendeskripsikan gambar benda menjadi belajar mendeskripsikan dari benda nyata yang ada di lingkungan sekolah, 2) penggalian ide atau gagasan yang akan dideskripsikan didasarkan atas kondisi lingkungan sekolah secara nyata. Diharapkan ide atau gagasan yang timbul dari pengamatan di luar kelas semakin meningkat. Kalimat yang dihasilkan semakin banyak, sehingga paragraf yang disusun tidak terbatas. Dengan demikian imajinasi siswa semakin berkembang dan karangan semakin berkualitas. Lebih lanjut skenario tindakan pada siklus ketiga sebagai berikut: 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus III Pertemuan pertama siklus III difocuskan pada: mendeskripsikan benda dengan memilih yang disukai dalam menulis cerita melalui pengamatan benda di sekitar sekolah. Pembelajaran dilakukan di luar kelas dengan metode learning community menulis mendeskripsikan benda dengan media lingkungan sekolah dengan cara melakukan berobsevasi atau pengamatan. Langkah-langkah tindakan pada siklus III tahapan sebagai berikut:

111

Pada hari Rabu 10 Maret 2010, tepatnya pukul 11.00 bel berbunyi tanda waktu masuk setaelah istirahat kedua. Anak lekas II, SD Negeri Panulisan Barat 01 bergegas memasuki ruangan. Mereka berpakaian batik. Satu persatu memasuki kelas, duduk dengan tertib dibangku masing-masing (001/Ob/S). Ketika guru masuk ruangan bersama kolaborator, tempat duduk sudah rapih, ditata dalam posisi deret. Suasana sangat tentang pada raut muka siswa nampak kegembiraan.Para siswa sangat senang dengan kehadiran peneliti bersama kolaborator (002/Ob/S). Peneliti meletakan persiapan mengajar berikut dengan peralatan

pembelajaran di atas meja guru sementara kolaborator (Oyo Sunarya, A.Ma) duduk mengambil tempat di sudut di belakang ruang kelas sambil membawa alat tulis dan instrumen pengamatan. mengucapkan salam (001/Ob/G). Guru mengadakan apersepsi pembelajaran dengan melakukan dialog untuk menggali persepsi siswa tentang pengetahuan unsur instrinsik menulis melalui mendeskripsikan benda.(002/Ob/G). Hal yang dibahas tentang cara-cara menulis cerita melalui objek di sekitar lingkungan sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara : 1) mendeskripsikan benda yang disenangi di sekitar lingkungan, 2) menulis pengalaman, 3) memaparkan peristiwa alam, 4) memparafrasekan puisi, 5) menceritakan hasil pengamatan terhadap lingkungan, 6) menjawab pertanyaan, dan lain-lain. Melalui permainan suara hewan, guru membentuk kelompok. Guru Guru membuka pembelajaran dengan

bersama kolaborator membagikan secarik kertas yang berisi tulisan suara hewan,

112

selanjutnya siswa mencari pasangan untuk berkumpul membentuk kelompok. Semua siswa terbentuk 5 kelompok siswa berbaris di depan kelas. (003/Ob/S). Setelah terbentuk kelompok, guru memberikan tugas. Berikut pernyataan guru: Nah, tugas yang akan kalian kerjakan adalah menilis cerita melalui mendeskripsikan benda dengan memilih salah satu benda yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Kalian tulis dengan rapih dengan tulisan tegak bersambung. Bagaimana supah paham ? Apakah ada yang akan ditanyakan ?.(002/Ob/MD). Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok. Satu persatu siwa keluar ruangan dan mencari benda yang mereka senangi untuk bahan dideskripsikan. Mereka yang sudah mendapat benda yang menjadi objek menulis, langsung mencari tempat untuk mendiskusikan membentuk cerita dari benda tersebut. Para siswa berkeliling sambil melakukan pengamatan dan mencatat atau mengidentifikasi segala sesuatu yang mereka anggap penting untuk bahan cerita tersebut (003/Ob/G). Guru meminta siswa melakukan observasi terhadap benda yang menjadi objek untuk di buat cerita. Hasil obsevasi dijadikan data untuk disusun dalam kalimat untuk dibentuk cerita yang runtut dan padu. Ketika siswa melakukan observasi guru bersama kolaborator melakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa, dan memonitoring pembalajaran. Siswa diminta mulai menulis dan boleh mencari tempat yang di sukai, mau di kelas atau di teras atau di halaman. (001/Ob/MT).

113

Siswa mengerjakan dengan seksama, cermat, hati-hati dan percaya diri. Sambil menunggu selesainya siswa mengerjakan LKS guru melakukan pengamatan terhadap siswa. Hasil pengamatan sebagai masukan untuk mempertimbangkan apakah model pembelajaran kooperatif metode struktural yang didukung dengan berkelompok di luar kelas dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita melalui mendeskripsikan benda (004/Ob/MT). Tindakan guru selanjutnya memonitor, sesekali mengingatkan bahwa kalimat harus tersusun dengan baik dan runtut. Begitu pula tentang penerapan ejaan dan tanda baca. Kalimat dalam cerita agar runtut sehingga membentuk cerita yang runtut dan padu (002/Ob/MT). Siswa yang telah selesai menilis cerita melalui mendeskripsikan benda yang ada di lingkungan sekolah , dipersilakan memasuki ruang kelas. Sambil menunggu teman yang belum selesai menulis, siswa yang lain diberi kesempatan untuk membaca ulang dan memperbaiki apabila terdapat kalimat yang dianggap masih kurang runtut. Para siswa masih kelihatan antusias mengoreksi ulang tugas tersebut. Maskipun saling berjauhan antara kelompok yang satu dengan yang lain, mereka tetap bekerja dengan tertib (003/Ob/S). Setelah dipandang selesai dalam melaksanakan tugas, setiap kelompok diminta menyampaikan hasil kerja. Perwakilan kelompok yang maju pertama kali adalah,Alisya ia membacakan hasil dengan tenang, tidak seperti ketika pemaparan waktu sebelumnya. Setelah Alisya membacakan hasil kerja kelompok menyusul kemudian Dimas Sesudah selesai seluruh kelompok menyampaikan hasil, masing-

114

masing telah menunjukkan peningkatan. Rata-rata dapat menyampaikan dengan baik, volume suara terdengar jelas, sikap pada menyampaikan sudah tidak canggung (004/Ob/S). Seperti pada kegiatan sebelumnya, selesai penyampaian hasil diskusi dilakukan penilaian langsung. Guru membimbing siswa merefleksi hasil kerja, dan membimbing membuat kesimpulan. Hasil kesimpulan dicatat oleh setiap anak ( 004/Ob/G). Siswa diberi waktu untuk tanya jawab, setelah melakukan tanya jawab, guru meminta siswa kembali duduk dibangku masing-masing. Selanjutnya guru membagi LKS Siklus III, dan meminta siswa mengerjakan dengan seksama, cermat, hati-hati dan perlu percaya diri. Sambil menunggu selesainya siswa mengerjakan LKS guru pengamatan sebagai melakukan pengamatan terhadap siswa. Hasil untuk mempertimbangkan apakah model

masukan

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif strategi struktural yang didukung oleh belajar di luar kelas dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis mendeskripsikan gambar hewan atau tumbuhan (004/Ob/MI). Siswa bekerja dengan sungguh-sungguh, petunjuk-petunjuk guru

dijalankan dengan penuh semangat. Kesungguhan siswa dalam mengerjakan akan LKS tampak dari sikap tenang dan percaya diri. Hal ini membuktikan bahwa telah ada peningkatan pada diri siswa sikap percaya diri, dan sikap tanggung jawab terhadap tugas (005/Ob/MI). Guru mengingatkan siswa agar memeriksa kembali pekerjaannya sebelum dikumpulkan, pernyataan ini dilakukan berapa kali (004/Ob/MD).

115

Siswa mengumpulkan tugas mandiri setelah melakukan revisi dan pengeditan ulang. Kegiatan merevisi dan mengedit kembali sudah dilakukan. Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan pesan-pesan dan mengakhirinya dengan salam (006/Ob/S dan (005/Ob/G). Guru mengakhiri pembelajaran dengan pesan-pesan dan menutup pembelajaran tugas serta diakhiri dengan salam. 4) Refleksi 1) Pembelajarn oleh Guru 1) Temuan Data Proses pembelajaran tindakan siklus III tahap pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 10 Maret 2011 proses pembelajaran tindakan dilakukan jam pertama dan kedua. Ketika guru mamasuki ruangan kelas nampak siswa duduk rapih. Guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan membuka pertemuan dengan salam yang ditunjukan memeriksa keswiapan siswa dengan mengabsen siswa. (001/Ob/G). Guru melanjutkan pembelajaran dengan melakukan kegiatan dialog untuk menggali persepsi siswa tentang pengetahuan menulis mendeskripsikan benda atau hewan. (002/Ob/G). Pada kegiatan inti pembelajaran, guru berusaha untuk menguasai kelas dengan memantau siswa dalam proses pembelajaran menulis mendeskripsikan gambar hewan atau tumbyhan dengan media benda yang ada di sekitar sekolah.

116

Komunikasi antaraguru dengan siswa lebih baik dibandingkan dengan siklus II. Hal ini terlihat tidak ada waktu yang vakum ketika terjadi diskusi kelas dan siswa tidak tegang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (003/Ob/G). Guru membentuk permainan dengan strategi mencari pasangan untuk kelompok berpasangan. Permainan kelompok pasangan ini dimaksudkan untuk 1) mengurangi kejenuhan, 2) melatih hidup bermasyarakat, 3) kepemimpinan, 4) melatih kerja sama. Stelah semua siswa mendapat pasangan dan membentuk satu kelompok , guru melanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan teknis kerja kelompok di luar kelas. ( 004/Ob/G). Siswa diminta mempersiapkan alt tulis, guru membagikan lembar kerja per kelompok, selanjutnya guru meminta siswa keluar kelas mengambil tempat sesuai dengan keinginan dan mengadakan observasi lapangan (005/Ob/G). Guru memonitor kegiatan siswa melakukan pengamatan dan menentukan benda yang akan dijadikan sumber menulis mendeskripsikan. Setelah siswa selesai guru meminta siswa masuk ruangan kelas, di dalam siswa diminta merevisi dan melakukan pengeditan ulang hasil kerja kelompoknya. Selanjutnya guru memberikan waktu tanya jawab, dan menjelaskan apa yang ditanyakan siswa (005/Ob/ G dan 006/Ob/G). Proses pembelajaran selanjutnya, siswa diminta menulis hasil

pekerjaannya pada lember kerja dengan tulisan tegak berangkai. Guru meneliti tulisan siswa tentang tentang tata tulis dan kerapihannya yang masih dianggap perlu ditingkatkan. Kemudian siswa diharap disuruh membacakan hasil kerja kelompoknya, masing-masing kelompok diwakili oleh satu anak. Setelah seluruh

117

kelompok

selesai guru mengomentar kekurangan dan kelebihan tiap-tiap

kelompok. (007/Ob/G). Guru mengakhiri pembelajaran menulis melalui mendeskripsikan benda di sekitar lingkungan sekolah. Pembelajaran ditutup dengan ucapan salam (008/Ob/G). 2) Analisis Data Pembelajaran di luar kelas dalam wujud masyarakat belajar dengan berganti teman dalam kelompok dapat dilaksanakan pada tindakan siklus III. Pada hari Selasa, 22 Maret 2010, dilakukan dengan tahapan-tahapan sesuai dengan rencana pembelajaran. Pembejaran berlangsung hidup, tertib dan mengasikkan siswa , hal ini dikarenakan guru talah mempersiapkan dengan baik. (Hasil wawancara dengan kolaborator halaman ............. sampai..........). Langkah-langkah guru dalam pembelajaran (001/Ob/G sampai 008/Ob/G) dilakukan dengan baik. Komunikasi guru dengan siswa lancar, hal ini diakibatkan guru telah mempersiapkannya dengan matang. Komunikasi pembelajaran yang sudah baik pada siklus II dipertahankan guru dengan membangun jembatan komunikasi untuk memasuki dunia siswa dengan meningkatkan nada, volume tempo dan isyarat verbal dan nonverbal. Guru memberikan komentar-komentar dengan jawaban siswa dengan mengaitkan antara materi menulis mendeskripsikan benda yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Kegiatan memonitor terhadap kegiatan pembelajaran di luar kelas dilakukan bersama kolaborator, sehingga apa yang dikhawatirkan tentang sulit memonitor tidak terjadi. Guru memberikan reward pada siswa reward berupa

118

pujian tepuk tangan dan memberikan kenang-kenangan pada tiap kelompok sesuai tingkat keberhasilan. Kegiatan ini positif, bagi siswa sangat bermanfaat untuk meningkatkan motivasi belajar. (Transkrip pembelajaran siklus III halaman ------------). 3) Terhadap Siswa 1) Temuan Data Pada hari Kamis, 18 Maret 2010, tepatnya pukul 07.00 bel berbunyi tanda waktu masuk. Anak kelas II, SD Negeri Panulisan Barat 01 bergagas memasuli ruangan. Mereka berpakaian batik, berbaris dengan tertib. Satu persatu mereka memasuki kelas, duduk dengan tertib dibangku masing-masing. (001/Ob/S). Ketika guru masuk ruangan bersama kolaborator, siswa sudah duduk dengan tertib,tenang pada raut muka siswa nampak kegembiraan. Para siswa sangat senang dengan kehadiran peneliti bersama kolaborator (002/Ob/S). Kelompok yang terbentuk melalui strategi permainan mencari pasangan, memiliki lima kelompok . Masing-masing kelompok mempunyai satu ketua kelompok. (003/Ob/S). Perwakilan kelompok yang maju pertama kali adalah Alisya, ia membawakan hasil dengan tenang, tidak seperti ketika pemaparan waktu sebelumnya. Setelah Alisya membacakan hasil kerja kelompok menyusul kemudian Dimas seluruh kelompok sudah menyampaikan hasil. Masing-masing kelompok telah menunjukan penungkatan. Rata-rata dapat mentampaikan dengan

119

baik, volume suara terdengar jelas, sikap pada menyampaikan sudah tidak canggung (004/Ob/S). Para siswa terlihat antusias mengerjakan tugas, dan merasa senang menghadapi tantangan pembelajaran di luar kelas. Meskipun saling berpencaran kelompok satu dengan yang lain, mereka tetap bekerja dengan tertib dan penuh disiplin (005/Ob/S). Siswa bekerja dengan sungguh-sungguh, petunjuk-petunjuk guru

dijalankan dengan penuh semangat. Kesungguhan siswa dalam mengerjakan akan LKS tampak dari sikap tenang dan percaya diri. Hai ini membuktikan bahwa telah ada peningkatan pada diri siswa sikap percaya diri, dan sikap tanggung jawab terhadap tugas (006/Ob/S). Siswa mengumpulkan tugas mandiri setelah melakukan revisi dan pengeditan ulang. Kegiatan merevisi dan mengedit kembali sudah dilakukan. Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan pesan-pesan dan mengakhirinya dengan salam (007/Ob/S dan 005/Ob/G). Transkrip pembelajaran siklus III pada lampiran halaman......................). 2) Analisis Data Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran melalui video shooting pada tindakan siklus III terhadap data di atas, maka terhadap data di atas sebagai berikut: a) Siswa terlihat aktif, senang, bergairah dalam mengikuti pembelajaran.

120

b) Siswa bekerja penuh semangat, tertib dan disiplin sehingga pekerjaan cepat selesai. c) Keberanian siswa menyampaikan pendapat hasil belajar kelompok meningkat, pembicaraan lancar, volume suara cukup keras dan terdengar oleh seluruh siswa. d) Siswa memilih objek benda yang ada disekitar lingkungan sekolah untuk dideskripsikan dalam menulis melalui bekerja kelompok, mereka senang karena dapat menambah pengetahuan, tidak membosankan dan memperoleh

keterampilan. (Transkrip pembelajaran dan lampiran wawancara halaman ...............(. c. Materi Pembelajaran 1) Temuan Data Materi pembelajaran pada tindakan siklus III adalah menulis melalui mendeskripsikan benda hewan atau tumbuhan dengan memilih yang ada di lingkungan sekolah, adapun materi tersebut sebagai berikut: 1Mengembangkan kalimat melalui mendeskripsikan benda di lingkungan sekolah. Materi yang disampaikan oleh guru sebagai berikut: Dalam menulis melalui mendeskripsikan benda di lingkungan sekolah, pertama kalian pilih objek benda apa yang akan kalian deskripsikan. Kalian identifikasi benda tersebut dengan kata-kata. Langkah selanjutnya kalian menulis kalimat berdasarkan kata-kata tersebut. Kemudian rangkaikan kaimat-kalimat tersebut secara runtut dan padu. Jangan lupa kalian menulis judul sesuai benda tang kalian deskripsikan.

121

Penjelsan guru selanjutnya: Agar hasil deskripsi kalian utuh dan menyeluruh kalian dapat menganalisis bagian-bagian benda tersebut. Contoh bagian-bagian deskripsi dari ayam: - bentuk ayam jago - berkaki dua, mata dua - mempunyai ekor dan siih - berbulu halus berotok - makanannya biji-bijian, dedak, nasi dll. - suaranya kukuruyuk. Merangkai kata-kata menjadi kalimat. Berikut ini penjelasan guru : Bagian-bagian dari hasil deskripsi tersebut kalian kembangkan menjadi kalimat yang utuh. Kalian tulis dengan baik sesuai dengan benda yang kalian deskripsikan. Kalimat-kalimat yang telah kalian kembangkan rangkai menjadi cerita yang runtut dan padu dengan menggunakan kata sambung. Jangan lupa perhatikan tata tulis dan ejaan yang benar, jangan lupa diberi judul. Silakan kalian mulai menulis mendeskripsikan dengan baik, tulisan rapih tegak berangkai . (Lampiran bahan ajar halaman ..............). (2) Analisis Data

122

Berdasarkan analisis data di atas, materi yang disajikan sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang tertuang dalam silabus. Materi disampaikan dengan jelas disertai contoh, sehingga tidak mengalami kebingungan. d. Metode Pembelajaran (1) Temuan Data Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran siklus III, guru menggunakan model kooperatif strategi struktural mencari pasangan. Pada saat mengawali pembelajaran implementasi dalam pembelajaran sebagai berikut: Guru : Masuk semua. Hebat, semua rajin. Anak-anak, hari ini Bapak kutipan dialog

akan melanjutkan pelajaran menulis mendeskripsikan benda hewan atau tumbuhan. Masih ingat kalian tentang cara mendeskripsikan?. Siswa Guru Siswa Guru Siswa Guru : Masih, bu!. : Coba bagaimana langkah pertama dalam mendeskripsikan?. : Dengan cara mendaftar ciri-ciri identitas bevda tersebut. : Ya, benar. Ada lagi dengan cara apa?. : Bisa dengan cara mendaftar pertanyaan. : Bagus, ternyata ingatan kalian sangat tajam. Anak-anak, pada

pertemuan ini, ibu akan menyampaikan cara mendeskripsikan benda hewan atau tumbuhan, namun bukan mendeskripsikan melalui gambar hewan atau tumbuhan, melainkan kalian akan diajak mendeskripsikan langsung pada benda yang terdapat

123

di sekiltar lingkungan sekolah. Kalian bisa memilih objek langsung yang kalian senangi. (001/Ob/MI) Ketika siswa sudah jelas terhadap materi yang dipelajari, selanjutnya guru mengembangkan pembelajaran dengan diskusi kelompok sebagai wujud masyarakat belajar. Metode ini berkaitan langsung dengan metode observasi. Kegiatan siswa berkelompok mengidentifikasi benda tumbuhan atau hewan secara langsung dan menulis hasil deskripsinya. (002/Ob/MD). Kutipan dialog guru pada saat menjelaskan teknik mengobservasi benda di lingkungan sekolah sebagai berikut: Amati hewan atau tumbuhan, kemudian kalian pilih benda apa yang akan kalian deskripsikan. Langkah selanjutnya kalian mengidentifikasi benda tersebut. Kemudian kembengkan menjadi kalimat yang runtut. Selanjutnya kalian rangkaikan kalimat-kalimat tersebut dengan menggunakan kata sambung menjadi cerita yang runtut dan padu. (003/Ob/MD). (2) Analisis Data Berdasarkan hasil observasi di atas, guru telah melakukan pembelajaran dengan metode yang bervariasi meliputi: problem soving, diskusi dan observasi yang dikemas secara baik. Metode yang diterapkan merupakan implementasi penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tujuan membangun kreatifitas guru untuk mengupayakan pembelajaran berjalan dengan interaksi dua arah, dominasi guru dalam pembelajaran terkurangi bahkan pembelajaran sudah beralih pada diri siswa.

124

Siswa melakukan pengamatan untuk menentukan sendiri benda yang akan dijadikan objek mendeskripsikan, mengidentifikasi benda, dan mengembangkan menjadi kalimat yang runtut, serta merangkai kalimat-kalimat tersebut menjaddi sebuah cerita yang runtut dan padu. Hasil penerapan metode ini adalah : 1) membangkitkan semangat siswa, 2) siswa merasa senang, 3) pembelajaran tidak membosankan, 4) siswa dapat bertukar pikiran, 4) belajar penuh kegembiran. e. Penyimpulan Data (1) Hasil Belajar Berdasarkan pengamatan terhadap lembar kerja siswa dan studi dokumen terhadap hasil belajar ditemukan data sebagai berikut: (1) Kemampuan siswa dalam menulis mendeskripsikan benda hewan atau

tumbuhan semakin meningkat. Hasil rata-rata kelas sebelum tindakan 55,9 pada siklus I, 68,3, pada siklus II, 71,3 meningkat menjadi dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 75,0 (2) Ketuntasan belajar siswa dalam kelas, sebelum tindakan baru mencapai33,3 % atau 10 siswa tuntas dari 30 siswa. Pada siklus I meningkat menjadi 76,7 % atau 23 siswa tuntas, pada siklus II meningkat menjadi 86,6 % atau 26 siswa dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 100% atau 30 siswa tuntas belajar dari 30 siswa di kelas. Untuk memberi gambaran periksa tabel di bawah ini: Tabel 5 Analisa Kemampuan Mendeskripsikan Benda Tumbuhan dan Hewan

125

Nilai Rata-Rata Kelas No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Aspek Kesesuaia Judul dengan Isi Ket Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat

ST 58,6

SI 74 69,6 62,0 69 69,3 66,6 64,0 68,3

S II 75,9 70,3 64,0 71,4 71,4 69,3 65,0 71,3

S III 79,3 73,8 75,5 74,1 74,5 73,1 74,5 75,0

Penerapan Ejaan dan Tanda Baca 56,0 Pilihan Kata (Diksi) Keruntutan kata dalam kalimat Pengorganisasian Kalimat Struktur Kalimat Kerapiahan Tulisan (Berangkai) Rata-rata Akhir 56,0 55,0 55,0 56,0 59,0 55,9

Keterangan : ST= Sebelum Tindakan, S I = Tindakan Siklus I, S II = Tindakan Siklus II, S III = Tindakan Siklus III. Kemampuan siswa dalam menulis mendeskripsikan benda hewan atau tumbuhan mengalami peningkatan cukup tajam. Kesalahan dalam menerapkan ejaan dan tanda baca semakin kecil, begitu pula pada pilihan kata dan pengorganisasian kalimat , struktur kalimat semakin baik, begitu juga isi setiap kalimat sudah menunjukan keruntutan dan keterpaduan. Untuk memperjelas data tersebut di bawah ini kutipan hasil deskripsi siswa : Bunga Ekor Bia

126

Bunga yang indah tumbuh dalam pot yang berjajar di teras sekolah. Bunga itu berwarna-warni, ada yang merah, putih, dan oren. Bunga itu sedap dipandang namun sayang tidak wangi. Banyak sekali yang menggemari bunga ekor bia ini. Dulu waktu masih baru musim bunga ekor bia harganya mahal, sekarang sudah biasa tidak dianggap aneh lagi. Pohon bunga ekor bia berduri, bercabang dan daunnya berwarna hijau. Itulah bunga ekor bia. Berdasarkan temuan data siklus III peneliti sampaikan hasil pekerjaan siswa menulis mendeskripsikan benda hewan atau tumbuhan masing-masing aspek sebagai berikut: a. Kompetensi Kesesuaian Judul dengan Isi Setelah dilakukan pengamatan terhadap pedoman penilaian, pada kompetensi kesesuaian judul dengan isi deskripsi siswa maka terdapat kesesuaian. Rata-rata judul yang dibuat sudah dapat mencerminkn isi secara keseliruhan. Frekuensi siswa yang keliru tidak ada. Semua hasil deskripsi yang ditulis siswa judul sudah mencerminkan isi secara keseluruhan. Kalaupun ada hanyalah kurang sempurna dalam penulisan. Untuk kompetensi ini rata-rata kelas semakin meningkat. Hasil sebelum tindakan 58,6 Setelah tindakan siklus I meningkat menjadi 74,0 siklus II 75,9 dan siklus III meningkat menjadi 79,3 .Dengan demikian terdapat kenaikan. 20,7 point. Ketuntasan belajar untuk kompetensi ini 100 % dari 30 siswa seluruh siswa berhasdil melampaui KKM. Kesimpulan untuk kompetensi kesesuaian judul dengan isi deskripsi dapat meningkat. b. Kompetensi Ketepatan Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca

127

Setelah dilakukan pengamatan berdasarkan pedomam penilaian, pada kompetensi ini data hasil deskripsi para siswa menunjukan bahwa dalam menggunakan ejaan dan tanda baca secara umum dapat dikatakan meningkat baik. Kebanyakan para siswa dalam menuliskan judul sudah benar sesuai dengan aturan. Siswa yang masih mengalami kesalahan dalam hal tersebut hanya beberapa siswa saja. Kualitas kasalahannya juga semakin rendah. Penulisan tanda baca pada setiap akhir kalimat kebanyakan sudah menunjukkan kompetensinya. Begitupun penggunaan huruf pada awal kalimat dan nama binatang. Rata-rata sudah benar menggunakan huruf besar. Memang belum semua siswa, namun begitu sudah ada peningkatan. Hasil untuk kompetensi ini rata-rata kelas 56,6 sebelum tindakan baru mencapai 69,6 siklus I, 70,3 siklus II, 73,8. Terjadi peningkatan 17,2.point. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi siswa dalam menerapkan tanda baca dan tata tulis berhasil melampaui KKM (66,0). c. Kompetensi Ketepatan Penggunaan Kata (Diksi). Kompetensi ketepatan penggunaan pilihan kata dalam kalimat secara umum semakin meningkat. Kata-kata yang digunakan sesuai dengan kontek kalimat. Makna gramatikal kata yang muncul dalam kalimat secara umum cukup baik. Sedikit sekali kata yang makna gramatikalnya dalam kalimat mengacaukan maksud makna kalimatnya. Penggunaan kata depan dan kata penghubung umumnya sudah benar pemakaiannya. Dengan demikian, kompetensi para siswa berkaitan ketepatan penggunaan kata, baik kata secara umum, kata depan dan kata penghubung secara umum kualitas kompetensi meningkat. Sebelum dilakukan

128

tintadan nilai rata-rata 56,0 Setelah tindakan siklus III menjadi 75,0 Terdapat peningkatan 19,5 piont. Ketuntasan belajar siswa pada aspek ini mencapai 100 % atau 30 siswa tuntas. Sebelum tindakan baru 20 % atau demikian kompetensi ini peningkatan cukup tajam. d. Kompetensi Keruntutan dan Kepaduan dalam Kalimat. Setelah dilakukan pengamatan berdasarkan lembar observasi terhadap data uji keompetensi pada aspek kohesi dan koherensi dalam kalimat siswa, dihasilkan data bahwa karangan siswa menunjukkan bahwa ide-ide identifikasi yang dibangun jelas, kalimat satu dengan yang lain menunjukkan kaimat yang logis, dan menunjukkan bertautan. Hubungan makna antar kalimat dalam cerita tertata baik. Data yang lain yang menunjukkan kalimat satu dengan yang lain dalam deskripsi rata-rata terdiri dari enam sampai delapan kaliamt. Hubungan antara kalimat satu dengan kalimat lain saling bertautan, walaupun masih ada sedikit yang masih kurang. Kalimat yang tidak bertautan jumlahnya semakin berkurang. Hasil rata-rata kelas pada kopetensi ini Sebelum dilakukan tindakan baru mencapai 55,0, siklus I 69,0, siklus II 71,4, dan Siklus III, 74,1. Dengan demikian, Kompetensi siswa dalam aspek ini dapat meningkat. Hasil akhir siklus III mengalami peningkatan sebesar 19,1 point. e. Kompetensi Keruntutan Kata dalam Kalimat. Setelah dilakukan pengamatan berdasarkan lembar observasi data uji kompetensi pada aspek pengorganisasian kalimat dalam deskripsi siswa tindakan siklus ketiga dihasilkan data bahwa kalimat dalam deskripsi siswa menunjukkan peningkatan tahap demi tahap semakin baik. Rata-rata kalimat enam sampai 6 siswa. Dengan

129

delapan kaliam, hubungan antar kalimat satudengan yang lain semakin menunjukkan kohesi dan koherensi. Kepaduan tulisan dalam keseluruhan kalimat secara umum tampak baik, hubungan makna antar kalimat semakin kohesif. Secara umum dari hasil yang tampak, kompetensi pengorganisasian kalimat sudah baik. Hasil ketuntasan belajar kompetensi ini mengalami peningkatan, sebelumnya nilai rata-rata kompetensi ini 55,0, pada siklus I 69,3, pada siklus II 71,4. dan pada siklus III meningkat menjadi 74,5 Dengan demikian tindakan padsa siklus ini sudah berhasil meningkatkan kemampuan siswa sebesar 19,5 point. f. Kompetensi Struktur Kaliamat dalam Mendeskripsikan Setelah dilakukan pengamatan berdasarkan lembar observasi terhadap data uji kompetensi pada aspek struktur kalimat dalam mendeskripsikan, dihasilkan data bahwa deskripsi siswa semakin menunjukkan peningkatan. Secara umum kalimat yang dibuat sudah berpola, ada subjek, predikat , objek bahkan sudah ada yang lengkap . Pola kalimat semakin jelas dan bermakna. Data akhir deskripsi siswa menunjukkan bahwa kalimat yang digunakan oleh para siswa secara umum semakin baik dan berkualitas.Penggunaan kata penghubung dan, tetapi, sedangkan di awal kalimat yang mengakibatkan kalimat tidak sefektif semakin berkurang pemakaiannya. Hasil rata-rata kompetensi sebelum tindakan 56,0, siklus I 66,6, siklus II 69,3 dan setelah tindakan siklus III meningkat menjadi 73,1. Peningkatan berkisar 17,1 point. Dengan demikian penerapan pembelajaran model kooperatif strategi struktural pada siklus ini dapat berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis melalui mendeskripsikan benda hewan atau tumbuhan.

130

g. Kompetensi Kerapihan Tulisan (Tegak Berangkai) Setelah dilakukan pengamatan lembar observasi terhadap data uji kompetensi pada aspek kerapihan tulisan cerita deskripsi keseluruhan, dihasikan data bahwa deskripsi siswa menunjukkan sedikit demi sedikit coretan sudah mulai berkurang, ruang pada kolom LKS rata-rata terisi penuh. Cerita deskripsi siswa semakin rapih, kata hasil identifikasi yang dikembangkan semakin lancar, pengungkapan isi semakin terbaca jelas. Hasil rata-rata kompetensi ini , Sebelum dilakukan tindakan baru mencapai 59,0 Siklus I, 64,0, siklus II, 65,0 dan siklus III meningkat menjadi 74,5 peningkatan cukup tajam berkisar 15,5 point.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif strategi struktural pada siklus III untuk kompetensi dalam aspek isi cerita deskripsi meningkat. Berdasarkan uraian singkat analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pencapaian target KKM (66,0) pada materi menulis bahan kajian mendeskripsikan gambar hewan atau binatang telah dapat dicapai. Kemampuan siswa sebelum tindakan baru mencapai 57,9 Pada akhir tidakan silkus III rata-rata kelas

mencapai 75,0 Terdapat peningkatan berkisar 15,5 point, dengan ketuntasan belajar mencapai 100 % sedangkan sebelum tindakan baru mencapai 36,6 %. Untuk memperjelas periksa tabel 6 di bawah ini Tabel 6 Rekapitulasi Hasil Tes Menulis Mendeskripsikan Gambar Hewan dan Tumbuhan.

131

Kompetensi / Aspek Uraian ST Siklus I Siklus II Siklus III 1 58,6 74,0 75,9 79,3 2 56,6 69,6 70,3 73,8 17,2 3 56,00 62,00 64,0 75,5 19,5 4 55,0 69,0 71,4 74,1 19,1 5 55,5 69,3 71,4 74,5 19,5 6 56,0 66,6 69,3 73,1 17,1 7 59,0 64,0 65,0 74,5 15,5

Jml

Ratarata

173,9

57,9

198,14 68,3 206.86 71,3 217,4 128,6 75,0 19,1

Peningkatan 20,7

2. Ketuntasan Belajar (1) Temuan Data Berdasarkan hasil observasi terhadap dokumen hasil belajar siswa selama siklus I sampai siklus III, diperoleh data bahwa hasil menulis siswa

mendeskripsikan gambar hewan atau tumbuhan dari siklus ke siklus semakin meningkat. Peningkatan itu tidak hanya pada hasil rata-rata tetapi juga pada aspek kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran menulis. ( Tabel 7 di bawah ini ). Tabel 7 Analisis Ketuntasan Belajar Dalam Prosen No Kompetensi Ketuntasan Dalam (%) ST SI S II S III Ket

132

1 2 3 4 5 6 7

Kesesuaian Judul dengan Isi Penerapan EjaanTanda Baca Pilihan Kata (Diksi) Keterpaduan,Kesatuan Kalimat Pengorganisasian Kalimat Struktur Kalimat Kerapihan Tulisan

30,0 16,6 20,0 16,6 20,0 23,3 39,2 33,3

83,3 73,3 46,7 66,7 83,3 70,0 73,3 76,7

100 93,3 56,7 80,0 86,7 80,0 80,0 86,7

100 96,7 100 96,7 100 96,7 83,3 100

Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat

Rata-rata Ketuntasan Kelas

Keterangan : ST = Sebelum Tindakan, S I = Tindakan Siklus I, S II = Tindakan Siklus II, S III = Tindakan Siklus III. (2) Analisis Data Berdasarkan data tabel 7 di atas, ketuntasan siswa dalam belajar menulis mendeskripsikan gambar hewan atau binatang berdasarkan kompetensi menulis setiap aspek sebelum tindakan sampai tindakan siklus III dapat disimpulkan sebagai berikut: a.Kesesuaian isi dengan judul, sebelum tindakan 9 siswa atau 3,33 %, siklus I , 25 siswa tuntas, begitu pula pada siklus II dan III tuntas 100 % dari jumlah 30 siswa. b. Aspek penerapan ejaan dan tanda baca, pada siklus I siswa belajar mencapai 22 siswa atau 73,3%, siklus I, meningkat 28 siswa atau 93,3%, pada siklus II

133

meningkat mencapai 6 siswa dan siklus III meningkat lagi menjadi 29 siswa atau 96,7 %. c. Aspek pilihan kata (diksi) sebelum tindakan siswa tuntas baru mencapai 6 siswa dari jumlah 30 siswa atau 20.%. Pada siklus I meningkat menjadi 46,6 % atau 14 siswa, siklus II meningkat menjadi 56,7 atau 17 siswa, pada siklus III meningkat lagi menjadi 30 siswa atau 100 %. d. Aspek keterpaduan kata dalam kalimat, sebelum dilakukan tindakan ketuntasan baru mencapai 16,6% atau 5 siswa dari jumlah 30 siswa. Pada siklus I meningkat menjadi 66,7 % atau 20 .siswa, siklus II menungkat menjadi 80 % atau 24 siswa, pada siklus III meningkat lagi menjadi 29 siswa atau 96,7 %. e. Aspek Pengorganisasian kalimat dalam deskripsi, ketuntasan belajar sebelum tindakan baru mencapai 20 % atau 6 siswa, pada siklus I meningkat menjadi 83,3 % atau 25 siswa, pada sisklus II meningkat lagi menjadi 86,7% atau 27 siswa, pada siklus III meningkat lagi menjadi 100 % atau 30 siswa. f. Aspek Kerapihan Tulisan pada siklus I baru mencapai 73,3 % atau 23 siswa, pada siklus iI meningkat menjadi 80.% atau 24 siswa, pada siklus III meningkat lagi menjadi 83,3 % atau 25 siswa sedangkan pada siklus III meningkat lagi

menjadi 30 siswa atau 100 % tuntas. Indikator keberhasilan ketuntasan belajar siswa dalam kelas adalah dari jumlah siswa 23 atau 30 siswa lebih, maka diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif pada pembelajaran menuliscerita mendeskripsikan gambar hewan dan tumbuhan dapat meningkatan kemampuan siswa dari 76,7 % menjadi 100 %. Cerita deskripsi siswa semakin berkualitas secara isi maupun

134

unsur-unsur yang terkandung kompetensi menulis. (Lihat lampiran hasil kerja pada halaman ........, ......... dan ......). Dari data tabel di atas diperjelas dengan diagram di bawah ini Diagram Perbandingan Hasil Ketuntasan Kemampuan Menulis Sebelum sampai Siklus III

ST

SI

SII

SIII

(4) Penyimpulan Data a) Data Tes (1) Temuan Data Berdasarkan data tes awal, tes siklus I, II, dan III dalam lampiran hasil ditemukan data tentang hasil tes uji kemampuan siswa dalam menulis

135

mendeskripsikan gambar benda hewan atau tumbuhan seperti tersebar di bawah ini: 1. Nilai tes awal rata-rata kelas adalah 57,90 2. Nilai tes siklus I rata-rata kelas 70,40 3. Nilai tes siklus II rata-rata kelas 72,79 4. Nilai tes siklus III rata-rata kelas 76,30 (Lampiran hasil tes tiap-tiap siklus halaman .............,.............,..........). (2). Analisis Data Berdasarkan pembobotan nilai menulis pada tabel I halaman ........... laporan ini dinyatakan bahwa taraf penguasaan kemampuan siswa dikualifikasi sebagai berikut: 1. Nilai 0-3 kualifikasi kurang, dinyatakan tidak berhasil 2. Nilai 3-5 kualifikasi baik, dinyatakan kurang berhasil 3. Nilai 3-9 kualifikasi sangat baik, dinyatakan berhasil. Dengan demikian tindakan yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis mendeskripsikan gambar hewan dan tumbuhan siklus I, II, dan III memiliki kualifikasi baik dan dinyatakan berhasil. b. Data Daya Serap (1) Temuan Data

136

Berdasarkan data tes awal, tes siklus I, II, dan siklus III pada lampiran halaman .........,..........,dan ............. pada lampiran ini diperoleh data sebagai berikut: 1. tes awal rata-rata kelas adalah 59,90 tuntas belajar 10 siswa atau 33,3 %. 2. tes siklus I rata-rata kelas adalah 70,49 , tuntas belajar. 15 siswa atau 50 %. 3. tes siklus II rata-rata kelas adalah ,tuntas belajar 72,70 siswa atau. 27 % 4. tes siklus III rata-rata kelas adalah 76,30, tuntas belajar 30 siswa atau 100 % (Lampiran hasil tes tiap-tiap siklus halaman .........,..........,.........). (3) Analisis Data Berdasarkan pembobotan terhadap penguasaan kemampuan siswa dalam menyerap materi menulis dengan bahan kajian mendeskripsikan gambar benda hewan atau tumbuhan maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Pembelajaran sebelum tindakan dengan rata-rata nilai. 56,6 dan ketuntasan belajar 33,3,% atau 10 siswa dari jumlah 30 siswa dalam kelas dinyatakan bahwa siswa kurang mampu menulis ,mendeskripsikan gambar hewan atau tumbuhan . Model pembelajaran dan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran tidak berhasil meningkatkan kemampuan. Data lampiran halaman ........... 2. Pembelajaran pada siklus I dengan hasil rata-rata kelas. 70,40 dengan

ketuntasan belajar mencapai 16 siswa atau 53,33 % dinyatakan bahwa siswa mampu menulis mendeskripsikan gambar hewan atau tumbuhan. Model pembelajarandan metode yang dipergunakan guru dalam pembelajaran berhasil

137

meningkatkan

kemampuan.

(Data

lampiaran

halaman

.........).

Tindakan

dilanjutkan karena masih ada aspek yang belum tuntas. 3. Pembelajaran oada siklus II dengan hasil rata-rata kelas. 72,79 dengan ketuntasan belajar mencapai 23 siswa atau 76,7 % dinyatakan bahwa siswa mampu menulis melalui mendeskripsikan gambar hewan atau tumbuhan . Model pembelajaran dan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran berhasil meningkatkan kemampuan. (Data lampiran halaman...................) Tindakan dilanjutkan karena guru belum merasa puas. 4. Pembelajaran pada siklus III dengan rata-rata kelas 76,30. dengan ketuntasan belajar mencapai 29 siswa atau 96,7 % dinyatakan bahwa siswa mampu menulis mendeskripsikan gambar hewan atau tumbuhan . Model pembelajaran dan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran berhasil meningkatkan kemampuan. (Data pada lampiaran halaman..........). Tindakan dihentikan karena guru merasa puas dengan hasil yang diperoleh para siswa. Untuk melengkapi data di atas di bawah ini peneliti sampaikan diagram perkembangan hasil belajar siswa dalam menulis mendeskripsikan gambar hewan atau tumbuhan siswa kelas II SD Panulisan Barat 01.

Keterangan Aspek Penilaian : 1. Kesesuaian Judul dengan Isi 2. Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca 5. Pengorganisasian Kalimat 6. Struktur Kalimat

138

3. Pilihan Kata (Diksi)

7. Isi seluruh deskripsi

4. Keruntutan dan kepaduan (kohesi dan koherensi) Diagram 4. Perkembangan Hasil Belajar Siswa Keterangan: 1. KKM, 66 2. Tuntas belajar jika jumlah siswa dalam kelas mendapatkan nilai.. 66,00 atau mencapai lebih dari 2) Siswa A. Temuan Data Berdasarkan data observasi pada lampiran halaman ....... pada tentang respon atau tanggapan siswa dalam pembelajaran diperoleh data sebagai berikut: 1. Skor sebelum dilakukan tindakan skor 11 2. Skor tindakan siklus I skor 17 3. Skor tindakan siklus II skor 21 4. Skor tindakan siklus III skor 23 Digambarkan dalam tabel di bawah ini. Tabel 8 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran %.

139

Skor Tiap Siklus No Indikator ST 1 Perhatian siswa terhadap Penjelasan guru 2 Intensitas 2 terhadap 2 3 3 4 4 5 4 SI S II S III Keterangan

pertanyaan yang diberikan 3 Minat siswa terhadap 2 4 4 4

pertanyaan guru 4 Keaktifan mengerjakan LKS 5 Antusias pada tugas yang 2 diberikan guru Jumlah Skor Skor Maksimum 11 25 17 25 21 25 23 25 4 5 5 siswa 3 3 4 5

(2) Analisis Data Berdasarkan pembobotan terhadap perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis dengan kajian mendeskripsikan gambar benda hewan atau tumbuhan maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Skor Sebelum Tindakan : 11 : 25 x 100 = 44,0 Kategori kurang baik.

140

2. Skor Tindakan siklus I : 17 : 25 x 100 = 68,0 Kategori cukup berhasil 3. Skor Tindakan Siklus II: 21 : 25 x 100 = 84,0 Kategori baik 4. Skor Tindakan Siklus III: 23 : 25 x 100 = 92,0 Kategori Amat Baik Data- data di atas menunjukkan bahwa penerapan model bembelajaran Kooperatif Strategi permainan pada proses pembelajaran menulis berpengaruh terhadap respon siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran secara bertahap meningkat. Peningkatan ini memberi kontribusi terhadap kemampuan siswa dalam menulis mendeskripsikan gambar benda atau hewan . Periksa lampiran ......., data hasil observasi halaman ...........) Siswa secara aktif mengikuti jalannya proses pembelajaran. Mereka aktif bertanya jawab dengan guru, berkelompok dengan mencari pasangan, berkirim salam dan soal. Skor siswa rata-rata dalam tugas siklus adalah 96,7 Temuan data di atas menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif pada pembelajaran menulis mendeskripsikan gambar benda atau hewan berpengaruh terhadap respon siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran sewcara bertahap meningkat. Peningkatan ini memberi kontribusi terhadap kemampuan siswa dalam menulis mendeskripsikan gambar hewan atau tumbuhan . Dalam uraian terdahulu disebutkan bahwa peningkatan kemampuan siswa mendeskripsikan gambar binatang dan tumbuhan dalam menulis meningkat dari 57,90 menjadi 75,0 Peningkatan berkisar 17,10 point dengan ketuntasan belajar 100 % dari jumlah 30 siswa.

141

5) Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Menulis Crita Mendeskripsikan Gambar Hewan dan Tumbuhan melalui model Pembelajaran Kooperatif. Berdasarkan temuan yang telah dipaparkan di atas, maka model pembelajaran kooperatif metode struktural dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran menulis, terutama mendeskripsikan gambar benda hewan dan binatang. Walaupun demikian sebagai sebuah model pembelajaran tidak berarti dapat digunakan dalam seluruh situasi dan kondisi. Sehingga setiap model pembelajaran akan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehubungan dengan hal ini, akan peneliti sampaikan kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif dengan teknik metode struktural pada pembelajaran menulis mendeskripsikan gambar hewan dan tumbuhan. (a) meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial. (b) memungkinkan para siswa saling belajar mengenali sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan. (c) memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen. (d) menghilangkan sifat memntingkan diri sendiri atau egois. (6) membangun persahabatan yang dapat berlanjut sampai dewasa. (7) berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekan. (8) meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia. (9) meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.

142

(10) meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik. (11)meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas. b. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif. (1) Model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran membutuhkan persiapan cukup rumit, karena guru harus mempersiapkan ala atau media belajar yang sesuai dengan perkembangan jiwa siswa. (2) Model pembelajaran kooperatif menyarankan belajar pembelajaran, aktif, inivatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot. (3) Model pembelajaran kooperatif menuntut guru mempersiapkan media pembelajaran, dan lembar tugas siswa yang bervariasi. (4) Model pembelajaran kooperatif menyarankan pembelajaran menggunakan media pembelajaran langsung di luar kelas, melalui lingkungan dan

menidentifikasi benda asli. Proses pembelajaran di luar kelas membutuhkan pengawasan yang lebih ketat, jika tidak siswa dapat bermain sendiri sehingga pembelajaran berlangsung lama benyak waktu yang terbuang. Berdasrkan masukan siswa kelas II SD Negeri Dayeuhluhur 06, Kecamatan Dayeuhluhur kabupaten Cilacap terhadap pembelajaran

mendeskripsikan gambae hewan atau tumbuhan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan manfaat sebagai berikut:

143

1.Pembelajaran menulis mendeskripsikan gambar hewan dan tumbuhan dapat menambah keterampilan berbahasa. 2. Siswa mendapat latihan mengamati gambar, benda dan benda yang ada dilingkungan tersebut. 3. Siswa dapat belajar dengan bebas tanpa tekanan, sehingga dapat mencurahkan gagasan dengan lancar. 4. Siswa bertambah pengetahuan dalam menulis khususnya cara mendeskripsikan bendan atau gambar. 5. Siswa mendapat kesempatan mengkomunikasikan hasil baik secara tertulis maupun secara lesan. 6. Siswa berani mengemukakan pendapat, bertanya dan menanggapi sebagai bahan mengidentifikasi untuk mendeskripsikan benda

permasalahan pembelajaran. 7. Siswa menjadi senang dan lebih bergairah dalam mengikuti pembelajaran.

144

BAB V PENUTUP

1.

Kesimpulan Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak tiga siklus

tentang meningkatkan kemampuan menulis cerita melalui mendeskripsikan gambar tumbuhan dan hewan dengan model pembelajaran kooperatif di kelas II SD Negeri Dayeuhluhur 06, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, disertai dengan hasil refleksi dan analisa data hasil observasi setiap hasil tindakan disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif melalui tiga siklus dapat meningkatkan kemampuan menulis cerita melalui mendeskripsikan gambar tumbuhan dan hewan siswa kelas II SD Negeri Dayeuhluhur 06, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap tahun pelajaran 2009/2010. 2. Peningkatan kemampuan menulis melalui mendeskripsikan gambar tumbuhan dan hewan ditunjukkan oleh data observasi sebagai berikut: 1. Kemampuan rata-rata kelas sebelum dilakukan tindakan baru mencapai 57,90 Pada tindakan siklus pertama meningkat menjadi 68,3, pada tindakan siklus kedua meningkat menjadi 71,3 dan pada tindakan siklus ketiga meningkat lagi menjadi 75,0. 2. Ketuntasan belajar baik secara perorangan maupun kelas mengalami peningkatan. Sebelum dilakukan tindakan ketuntasan belajar baru mencapai 33,3% atau 10 siswa tuntas dengan nilai di atas atau sama

144

145

dengan 57,90 dari jumlah siswa seluruhnya 30 siswa, sedangkan setelah dilaksanakan tindakan secara bertahap naik setiap siklusnya. Pada siklus I siswa tuntas belajar mencapai jumlah 23 siswa atau 76,7%, pada siklus II ketuntasan mencapai 26 siswa atau 86,6 % dan pada siklus III dari jumlah 29 siswa seluruhnya dapat mencapai nilai di atas KKM 66,0 atau tuntas 100%. 3. Kualitas pembelajaran pada setiap siklus dengan penerapan model pembelajaran kooperatif secara bertahap mengalami peningkatan.

Peningkatan tersebut dapat terlihat pada proses siswa saat mengikuti proses pembelajaran baik dalam menjawab pertanyaan maupun dalam mengerjakan tugas dari guru. Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis melalui mendeskripsikan gambar benda, tahap demi tahap semakin meningkat, siswa bergairah dan merasa senang saat mengikuti pembelajaran. 4. Sikap siswa terhadap pembelajaran menulis sebelum dilakukan tindakan tergolong rendah, setelah dilakukan tindakan berangsur-angsur menjadi tinggi. Indikasi yang menunjukkan perubahan sikap terlihat pada saat pembelajaran menulis sebelum tindakan dilakukan siswa malas dan kurang perhatian. Setelah dilaksanakan tindakan siswa menjadi rajin dan memperhatikan penjelasan guru saat menyapaikan pelajaran.

5.

Saran

146

Berdasarkan temuan data dan hasil penelitian tindakan kelas pada penerapan model pembelajaran kooperatif meningkatkan kemampuan menulis cerita melalui mendeskripsikan gambar tumbuhan dan hewan di kelas II SD Negeri Dayeuhluhur 06, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. 1. Saran Kepada Guru Kelas Guru diharapkan mampu menjadikan dan mengemas pelajaran yang tadinya tidak menarik menjadi menarik, yang dirasakan sulit menjadi mudah, yang tadinya tidak berarti menjadi bermakna. 2. Guru mendorong setiap keingintahuan siswa lewat model-model pembelajaran yang inovatif diantaranya model pembelajaran kooperatif sehingga siswa yang tadinya diam, pasif dan takut dalam mengemukakan pendapat menjadi lebih antusias mengikuti pembelajaran. 3. Guru mendorong setiap keingintahuan siswa lewat pertanyaan dan dialog tentang topik yang dibahas melalui tanya jawab, berkelompok, berdiskusi sehingga siswa yang tadinya diam, pasif dan takut dalam mengemukaan pendapat menjadi lebih antusias mengikuti pembelajaran. 4. Guru mengkondisikan siswa dalam proses pembelajaran ada kegiatan mengidentifikasi, mengamati permasalahan yang sedang dihadapi

sehingga berhasil menemukan jawaban. 5. Guru membuat umpan balik dalam bentuk tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan yang dihadapi dan pemecahannya, serta

147

merekomendasikan kegiatan yang telah dilakukan, kesan dan harapan siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran. 6. Guru diharapkan mampu berinovasi dalam pengelolaan kelas, khususnya pada saat saswa mempresentasikan hasil pekerjaannya. 7. Kegiatan belajar yang bisa diamatai secara periodik perkembangan kompetensi siswa melalui kegiatan-keggiatan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran (authentic assessment). 8. Saran Kepada Kepala Sekolah Saran untuk kepala sekolah agar mendapatkan mendapatkan lebih maksimal terhadap mutu pembelajaran di SD Negeri Dayeuhluhur 06 adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kompetensi guru kelas atau guru bahasa Indonesia dengan mengikut sertakan guru dalam pelatihan-pelatihan pembelajaran yang menggunakan model-model pembelajaran kooperatif. 2. Meningkatkan sarana sumber pembelajaran dengan melengkapi buku-buku perpustakaan dan akses internet. 3. Saran untuk Anggota KKG Kegiatan KKG hendaknya membahas pengembangan model

pembelajaran yang inovatif dengan model-model pembelajaran yang lain, juga hendaknya mendukung upaya memediasi dan memfasilitasi para siswa dalam proses pembelajaran yang kondusif di kelas karene upaya tersebut dibutuhkan media dan fasilitas yang bervariasi serta memadai.

148

4.

Saran untuk Peneliti Penelitian ini belum sempurna, oleh karena itu alangkah baiknya penelitian ini ditindaklanjuti dengan penelitian tindakan kelas yang menguatkan kembali penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini dapat dilengkapi.

149

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, M. 1999. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Akhadiah, M. 1997. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Anita, E.W. 1975. Educational Psychology for Teachers. Englewood Cliffc, New Jersey: Rutgers University. Beeby, C.E. 1987. Pendidikan di Indonesia. Jakarta: LP3S. Brown, H.D. 1994. Teaching by Principles an Interactive Approach to Language Pedagogy. Englewood Cliffc, New Jersey: Prentice Hall Regents. Depdikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Depdiknas. 2003. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas. 2008. Model Silabus Tematik Kelas II. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah, S.B. & Zain, A. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Kingsley, H.L. 1957. The Nature and Conditions of Learning. Englewood Cliffc, New Jersey: Prentice-Hall Inc. Maleong, L.J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Milles dan Huberman, 1992. Qualitative Data Analysis. A Sourcebook of Method. Beverly Hills: Sage Publisher.

150

Nursito. 1999. Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa. Pranggawidagda, S. 2002. Strategi Penguasaan Bahasa. Yogyakarta : Adi Cita. Drs. H. Sugiyanto, M.Si, 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif: Yuma Pustaka. Drs. Sutejo, M.Hum, 2009, Teknik Kreatifitas Pembelajaran. Lentera Cendikia, Surabaya. Sudjana, N. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sudjana, N. dan A. Rivai. 2001. Media Pengajaran. Jakarta : Sinar Baru Algensindo Sumarwati. 1997. Keefektifan Pengajaran Menulis dengan Pendekatan Proses pada Siswa Kelas V SD Negeri dan Swasta Kota Madya Surakarta. Tesis. PPS Yogyakarta.

Suriamiharja, dkk. 1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud. Syamsi, K. 1999. Peningkatan Keterampilan Siswa SD dalam Menulis. Laporan Penelitian. Yogyakarta : IKIP. Tampubolon. 1991. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Efektif dan Efisien. Bandung : Angkasa. Tarigan, H.G. 1984. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, H.G. 1983. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. Uzer, M.U. 1996. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Zuchdi, D. dan Budiasih. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Dirjen Dikti.

151

Lampiran 2. Materi Ajar Siklus I Menulis Mendeskripsikan Gambar Hewan A. Mengidentifikasi gambar hewan Kalian akan menulis melalui mendeskripsikan gambar hewan. Langkah pertama kalian identifikasi dulu gambar hewan tersebut! Agar lebih jelas perhatikan contoh-contoh berikut!

Gambar tersebut diidentifikasi secara teliti. Kalian identifikasi ciri hewan tersebut. Ciri-ciri hewan tersebut adalah : Bentuk badannya kecil, kaki dua, telinga nya panjang, berbulu putih bersih, makanannya rumput, hidup di kandang. B. Mengembangkan Kata Menjadi Kalimat Setelah gambar tersebut diidentifikasi atau disebutkan ciri-ciri gambar tersebut, selanjutnya kata-kata hasil identifikasi dikembangkan menjadi kalimat

152

yang runtut. Contoh

mengembangkan

kata-kata hasil identifikasi gambar

menjadi kalimat yang runtut. Hewan yang mempunyai bentuk badan kecil ternyata hidupnya di kandang. Hewan tersebut mempunyai kaki dua, jalannya melompat-lompat. Telinga hewan ini berbeda dengan hewan yang lain, yaitu panjang dan runcing. Hewan ini sangat disenangi karena lucu apalagi bulunya yang putih dan bersih. Makanan hewan ini jenis rumput dan sayuran seperti kangkung dan wortel. Setelah kalian mengembangkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang runtut dan padu, langkah selanjutnya kalian memberi judul cerita tersebut. Penulisan judul letaknya di paling atas. Judul ditulis dibagian atas (kepala

karangan), ditulis di tengah dengan tata tulis yang benar.

Lampiran PENGUMPULAN DATA DENGAN TEKNIK OBSERVASI MENGGUNAKAN REKAMAN VIDIO-SHOOTING

153

TENTANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA DALAM MENDESKRIPSIKAN TUMBUHAN DAN HEWAN. Tempat Pelaku Kegiatan : SD Negeri Dayeuhluhur 06 : Peneliti : Pembelajaran menulis cerita melalui mendeskripsikan gambar tumbuhan dan hewan dengan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses Waktu Tujuan : Kamis 13 Januari 2011 : Memperoleh gambaran data-data tentang proses pembelajaran yang menyangkut kinerja guru dalam pembelajaran menulis ceria melalui mendeskripsikan gambar tumbuhan dan hewan dengan model pembelajaran kooperatif.

TRANSKRIP PEMBELAJARAN DAN TANGGAPAN PENELITI SIKLUS I Pada hari Kamis, 13 Januari 2011, tepatnya pukul 09.00 setelah waktu istirahat pertama. Anak kelas II SD Negeri Dayeuhluhur 06 bergegas memasuki ruangan. Satu persatu mereka memasuki kelas, duduk dengan tertib dibangku masing-masing (001/Ob/S)

154

Para siswa terlihat mengambil buku dan alat tulis, namun ada yang sedang bercanda dengan teman sebangku. Meskipun demikian suasana cukup tenang ketika guru memasuki ruangan (002/Ob/S)

Kode 001/ Ob/S dan 002/Ob/S = Siswa sebelum pembelajaran

Peneliti dan kolaborator memasuki ruangan membawa buku perlengkapan mengajar yang sudah dipersiapkan seperti : RPP, media pembelajaran dan instrumen obsevasi. Guru sebagai peneliti (Esih Garningsih) didampingi kolaborator (Oyo Sunarya,S.Pd) memasuki ruang kelas II, sedangkan kolaborator (Oyo Sunarya, S.Pd) duduk di bangku belakang sambil membawa alat tulis dan instrumen pengamatan. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. (001/Ob/G). Kode 001/ Ob/G = Guru sebelum memulai pembelajaran A.Kegiatan Awal Di bawah ini kutipan dialog guru saat membuka pembelajaran. Guru Siswa Guru Siswa : Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh. :Waalaikumsalam Warrohmatullahi Wabarokatuh. :Apa kabar anak-anakku kelas II? :Allhamdulallah Ceria, Luar Biasa! Pendidikan Maju Terus! Yes.

155

Guru

:Ya! Syukurlah semua ceria, luar biasa. Anak-anak siapa yang

tidak masuk hari ini?. Siswa Guru :Masuk semua, bu!. :Ya allhamdulillah kelas II memang rajin-rajin. Anak-anak, hari

ini ibu akan menyampaikan pelajaran bahasa Indonesia dengan materi menulis cerita. Guru menempel gambar kupu-kupu, juga guru menanyangkan kupu-kupu lewat CD, TV. Guru Siswa Guru Siswa Guru Siswa Guru :Hewan apakah itu?. :Kupu-kupu!. :Siapa yang takut kupu-kupu? :Tidak bu!. Anak-anak serempak menjawab. :Siapa yang bisa menyanyikan lagu kupu-kupu? :Belum bisa bu!, Aku bisa, bu1. :Baiklah nyanyi bersama ya, ibu beri contoh dulu.

Kode 002/Ob/G = Guru melakukan apersepsi pembelajaran Guru menunjuk siswa untuk menyanyikan lagu kupu-kupu. Siswa tersebut adalah Santi, petikan lagu tersebut adalah sebagai berikut: Kupu-kupu yang lucu, kemana engkau terbang, hilir mudik mencari, bunga-bunga yang indah, berayunayun pada tangkai yang lemah, tidaklah sayapmu merasa lelah. Kemudian guru mencoba untuk menanyakan senang tidaknya pada kupukupu. Guru mencoba menyuruh siswa bercerita tentang kupu-kupu. Dipanggil

156

nama Melinda, ia bercerita dari segi keindahan kupu-kupu: Aku senang sekali jenis hewan kupu-kupu, warna sayapnya indah berwarna-warni, ia terbang mencari makan dengan mengisap madu pada bunga-bunga yang indah dan harum.Halaman rumahku menjadi terasa indah jika hadir kupu-kupu yang akan mengisap madu pada bunga-bunga kesayanganku. Oh kupu-kupu aku senang kepadamu. Guru bersama siswa memberi oplos atas keberanian siswa yang bernyanyi dan bercerita dari gambar hewan tersebut. Wah, bagus sekali cerita kalian. (003/Ob/G ) dan (001/Ob/S) Kode 003/Ob/G = Guru memberi aparsepsi sesuai materi yang diajarkan Kode 002/Ob/S = Kegiatan siswa bernyanyi dan bercerita kupu-kupu dengan kalimat yang belum lancar. Perhatian siswa sudah menampakan kesiapan, selanjutnya guru menempel gambar kelincidi papan tulis dan membagikan gambar kelinci tersebut kepada siswa. Guru menyampaikan penjelasan, bahwa gambar tersebut harus diberi identitas, dari nama, bentuk, makanan, kehidupan, dll. Siswa menyimak penjelasan guru, dengan bimbingan guru siswa menemukan identitas dari gambar tersebut. Di bawah ini dialog guru dalam pembelajaran: Guru : Anak-anak, perhatiakan kedepan, lihat yang ditempel ibu di papan tulis!. Gambar apakah itu? Sambil menunjuk gambar tersebut dengan penggaris panjang. Beberapa siswa serempak memberi jawaban.

157

Siswa : Gambar Kelinci (001/Ob/MT) Guru : Ya, benar! Tiba-tiba ada anak yang nyeletuk ngomong, ternyata si Firdaus, Bu gurubu guru saya juga punya kelinci di rumah, ada lima, kandangnya di dapur, suaranya rame duit-duit, begitu bu guru. Mendengar itu anak-anak pada tertawa. Guru : Oh, Firdaus punya kelinci, bagus lah jadi sudah tahu bagaimana identitas kelinci tersebut, ya!. Nah, sekarang kita akan menyebutkan identitas dari kelinci tersebut, coba kita bersama-sama sebutkan! (002/Ob/MT) Siswa : Ya, bu, nama gambar itu kelinci. Siswa :Warna bulunya putih, jumlah kakinya empat, cara berjalannya melompatlompat, makanannya daun-daunnan dan wortel. Guru :Ya, benar, bagus! Apalagi yang belum disebutkan coba dari kelinci tersebut?. Siswa : Matanya dua, telinganya panjang, hidungnya berkumis, ekornya pendek. Guru : Baiklah anak-anak, dari data yang telah disebutkan dari namanya, warna bulunya, jumlah kakinya, sampai ekornya pendek, mari kita belajar untuk menemukan nama hewan tersebut. (003/Ob/MT)

158

Guru memantapkan menemukan identitas hewan tersebut melalui suatu permainan yaitu model pembelajaran kooperatif metode struktural dengan strategi permainan mencari pasangan. Guru :Perhatikan anak-anak, kalian akan dibagi kertas satu anak satu kertas yang masih digulung rapih. Nanti kalian buka kertas tersebut, apa isi kalimatnya, kemudian kalian mencari pasangan yang sesuai dengan kalimat tersebut, sehingga membentuk satu kelompok satu nama hewan. Ya kita Coba!. (005/Ob/MT) Kode 005/Ob/MT = Menyusun kalimat menjadi cerita yang runtut dan padu

Guru bersama kolaborator membagikan kertas pada setiap siswa. Guru membimbing siswa yang masih belum lancar membacanya. Anak-anak bersemangat mencari pasangan sambil membaca kalimat yang tertulis di kertasnya. Guru : Kelompok mana yang sudah terbentuk?. Siswa : Ini bu, sudah bu!. Guru : Iya bagus, coba baca jadikan satu cerita. Siswa : Saya bu yang bacanya!. Guru :Ya, silakan! Siswa :Namanya Kelinci, bulunya putih halus, kakinya empat jika berjalan meloncat-loncat, telinganya dua panjang dan runcing, ia suka

159

memakan rumput, ia hidup dipelihara di kandang, suaranya cit-cit- cit sangat lucu. Guru :Iya bagus sekali, benar kelompok kalian berpasangan yang tepat, karena sudah membentuk sebuah cerita tentang Kelinci. Kemudian guru membimbing siswa yang belum menemukan pasangan kelompok. Setelah semua siswa bepasangan, siswa disuruh duduk berkelompok kemudian menulis cerita tersebut pada buku tulis masing-masing. Guru :Anak-anak kalian silakan duduk secara berkelompok, kemudian tulis cerita hewan tersebut pada buku tulismu, dengan baik dan benar!. Siswa asik menulis certia tersebut sesuai urutan pada kertas yang sudah dipasangkan pada kelompok tersebut. Guru :Sudah anak-anak?. Siswa :Sudah, bu!. Guru :Periksa terlebih dahulu pekerjaanmu! Guru memberikan waktu pada kelompok pasangan untuk memeriksa kembali pekerjaannya, khususnya berkaitan dengan tata cara penulisannya, penggunaan ejaan dan tanda baca. Kelompok berpasangan diminta salah seorang untuk membacakan cerita dari hasil mencari pasangan. Kode 001/Ob/MT = Pokok bahasan yang dipelajari mengidentifikasi Kode 002/Ob/MT = Pokok bahasan yang dipelajari memukan kata-kata.

160

Kode 003/Ob/MT = Pokok bahasan yang dipelajari menyusun kata menjadi kalimat. Kode 004/Ob/MT = Pokok bahasan yang dipelajari menemukan judul.

Guru memantapkan menemukan identitas hewan tersebut melalui suatu permainan yaitu model pembelajaran kooperatif metode struktural dengan strategi permainan mencari pasangan. Guru : Perhatikan anak-anak, kalian akan dibagi kertas satu anak satu kertas yang masih digulung rapih. Nanti kalian buka kertas tersebut, apa isi kalimatnya, kemudian kalian mencari pasangan yang sesuai dengan kalimat tersebut, sehingga membentuk satu kelompok satu nama hewan. Ya kita Coba!. Guru bersama kolaborator membagikan kertas pada setiap siswa. Guru membimbing siswa yang masih belum lancar membacanya. Anak-anak bersemangat mencari pasangan sambil membaca kalimat yang tertulis di kertasnya. Guru : Kelompok mana yang sudah terbentuk?. Siswa : Ini bu, sudah bu!. Guru : Iya bagus, coba baca jadikan satu cerita. Siswa : Saya bu yang bacanya!. Guru :Ya, silakan!

161

Siswa : Namanya Kelinci, bulunya putih halus, kakinya empat jika berjalan meloncat-loncat, telinganya dua panjang dan runcing, ia suka memakan rumput, ia hidup dipelihara di kandang, suaranya cit-cit- cit sangat lucu. Guru : Iya bagus sekali, benar kelompok kalian berpasangan yang tepat, karena sudah membentuk sebuah cerita tentang Kelinci. Kemudian guru membimbing siwa yang belum menemukan pasangan kelompok. Setelah semua siswa bepasangan, siswa disuruh duduk berkelompok kemudian menulis cerita tersebut pada buku tulis masing-masing.

Kode 001/Ob/S = Siswa masih ada yang bingung menemukan kelompoknya.

Guru : Anak-anak kalian silakan duduk secara berkelompok, kemudian tulis cerita Kelinci tersebut pada buku tulismu, dengan tulisan tegak bersambung yang baik dan benar!. (003/Ob/S) Kode 003/Ob/S = Belum semua siswa aktif dalam proses pembelajaran, mengidenifikasi, menemukan ciri-ciri melalui mendeskripsikan, meskipun begitu belajar dengan model kooperatif memberi semangat. Siswa asik menulis certia tersebut sesuai urutan pada kertas yang sudah dipasangkan pada kelompok tersebut. Guru :Sudah anak-anak?. Siswa :Sudah, bu!.

162

Guru :Periksa terlebih dahulu pekerjaanmu! Guru memberikan waktu pada kelompok pasangan untuk memeriksa kembali pekerjaannya, khususnya berkaitan dengan tata cara penulisannya, penggunaan ejaan dan tanda baca. Kelompok berpasangan diminta salah seorang untuk membacakan cerita dari hasil mencari pasangan. (003/Ob/G) Kode 003/Ob/G = Guru memberi bimbingan kepada siswa dalam pembelajaran Guru memonitor, sesekali memberikan bimbingan kepada siswa yang menemukan kesulitan. Tahap ini berarti guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran kooperatif, dari mencari pasangan menjadi kegiatan mandiri. Siswa diingatkan untuk memeriksa kembali hasil pekerjaannya dengan cermat. Apa bila menemukan kekeliruan dianjurkan untuk memperbaiki. Kegiatan ini sebagai kegiatan revisi. Langkah selanjutnya guru meminta siswa untuk melakukan revisi dan menulis kembali pekerjaannya. Guru :Baiklah anak-anak, kalian boleh kembali duduk masing!. Siswa serempak kembali ke posisi tempat duduk masing-masing. Guru meminta siswa untuk membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Selanjutnya guru memberikan ulasan atas hasil kerja siswa. Satu persatu kelompok pasangan membacakan hasil pekerjaannya. Setelah selesai semua mendapat giliran, diserahkan kepada guru untuk mendapat nilai. Setelah selesai semua mendapat nilai, guru memberi informasi dan mengkaji siswa untuk merefleksi terhadap hasil pasangannya. (003/Ob/S). di bangku masing-

163

Kode 003/Ob/S = Siswa aktif melaksanakan tugas pembelajaran Pada tahap selanjutnya guru meminta siswa untuk memajang hasil pekerjaanya pada papan pajangan kelas. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam, para siswa menjawab dengan serempak. (004/Ob/G) Kode 004/Ob/G = Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberi semangat.

164

Lampiran : ALAT TES Lembar Tes Nama :,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

No Absen :,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Perhatikan Gambar Hewan di bawah ini! Ceritakan gambar hewan ini, dengan baik ! Gambar Kelinci:

165

Lampiran : Nama :------------------------LEMBAR SOAL SIKLUS I Mata Pelajaran Materi Kelas Waktu Hari/Tanggal A. Petunjuk 1. Tulis namamu di sudut kanan atas! 2. Deskripsikan Gambar di bawah ini, sehingga menjadi cerita yang baik! 3. Tulis dengan tulisan tegak bersambung, rapih dan benar! B. Soal : : Bahasa Indonesia : Menulis : II (dua) : 60 menit : Selasa, 25 Januari 2011

166

Lampiran : HASIL TES SISWA SIKLUS I Kemampuan Belajar No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Nama Awal 2 HERMA NUR LAELA FARID JUNIANTO IRFAN MAULANA SULISTIOWATI SELI MARSELINA AA MUHAMMAD ADHITIA YANUAR AINI SOFIYYA DENI REPIATNA DERI FAZRIANA DEWI FATIMAH DILA NUR ZAQIYAH DINA PUSPITA FATHUR ROHMAN IMAS AYU HASANAH NILA NURIKLIMA MUHHAMAD ARIF NURAFIATUL NURKHOLIS MAJID ROSIDIN SAIDAH NUR AZIZAH SALSA MUTIA SELA LESTARI 67,10 55,70 57,10 54,30 54,30 50,00 50,00 57,10 55,70 65,70 52,90 51,40 51,40 45,70 44,30 45,70 55,70 57,10 68,60 67,10 60,00 65,70 54,30 3 67,10 67,10 68,60 65,70 71,40 60,00 65,70 74,30 67,10 70,00 65,70 64,30 62,90 70,00 64,30 64,30 70,00 65,70 70,00 65,70 70,00 65,70 74,30 Siklus I 4 5 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Keterangan

167

24 25 26 27 28 29 30

SINTIA OKTAVIANI SITI NUR AISAH TIA FITRIANI TIO NUGROHO MELINDASARI SANTI TRILASMINI FIRDAUS

65,70 70,00 55,70 72,90 63,70 50,00 50,00

70,00 72,50 67,10 80,00 65,00 60,00 60,00

Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat

JUMLAH RATA-RATA KETUNTASAN BELAJAR

1,796,40 59,80

2.112,00 70,40

Meningkat Meningkat Meningkat

Keterangan : KKM : 66,0 (enam puluh enam) Awal pembelajaran sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses.

168

Lampiran : DAFTAR NILAI TINDAKAN SIKLUS I Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : II / II Materi : Menulis Cerita Melalui Mendeskripsikan Gambar Tumbuhan dan hewan N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Nilai Aspek Nama HERMA NUR LAELA FARID JUNIANTO IRFAN MAULANA SULISTIOWATI SELI MARSELINA AA MUHAMMAD ADHITIA YANUAR AINI SOFIYYA DENI REPIATNA DERI FAZRIANA DEWI FATIMAH DILA NUR ZAQIYAH DINA PUSPITA FATHUR ROHMAN IMAS AYU HASANAH NILA NURIKLIMA MUHHAMAD ARIF NURAFIATUL NURKHOLIS 1 7 8 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 7 7 7 7 7 7 2 8 6 7 6 6 7 5 6 7 7 7 7 6 5 7 5 6 7 7 3 7 6 6 7 7 7 6 6 7 7 7 7 6 6 6 6 6 6 7 4 7 7 7 7 6 7 6 6 7 7 7 6 6 7 7 7 6 7 6 5 7 7 7 7 7 7 6 7 7 7 7 6 7 6 7 7 7 7 7 6 7 7 7 7 7 7 6 6 7 7 7 7 7 6 7 7 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 7 8 6 8 7 7 7 7 7 7 7 7 Juml Skor 51 47 47 48 46 50 42 46 52 47 51 46 45 44 49 45 45 49 46 Rata Rata 7,29 6,7 6,71 6,86 6,57 7,14 6,00 6,57 7,43 6,71 7,29 6,57 6,43 6,29 7,00 6,43 6,43 7,00 6,57 T B B T T KET T T T T T T T B T T T T T B B B

169

MAJID 20 ROSIDIN SAIDAH NUR 21 AZIZAH 22 SALSA MUTIA 23 SELA LESTARI SINTIA 24 OKTAVIANI 25 SITI NUR AISAH 7 6 7 7 7 7 7 6 7 7 7 7 6 7 6 7 7 6 7 7 7 7 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 7 7 8 7 7 7 49 46 52 49 46 49 7,00 6,57 7,43 7,00 6,57 7,00 T T T T T T

No 26 27 28 29 30

Nama

Nilai Aspek 3 4 5

Juml Skor

RataRata

KET T B

TIA FITRIANI 7 7 7 8 8 8 7 52 7,43 T TIO NUGROHO 8 8 6 8 8 8 8 56 8,00 T MELINDASARI 6 7 7 7 7 7 8 49 7,00 T SANTI TRI LASMI 6 6 6 6 6 6 7 43 6,14 FIRDAUS 6 6 6 6 7 6 7 44 6,28 Jumlah Nilai 222 209 210 207 201 193 206 1387 198,14 Rata-rata nilai 7,4 6,96 7,0 6,9 6,93 6,66 7,10 47,83 6,83

B B

3. 4. 5. 6. 7.

Aspek penilaian 1. Kesesuaian judul 2. Penggunaan ejaan Pilihan kata mengidentifikasi Keruntutan kata dalam kalimat Stuktur kalimat Isi keseluruhan cerita Kerapihan tulisan

Peneliti

Dayeuhluhur, 27 Januari 2011 Kolaborator

ESIH GARNINGSIH NIP. 19620831 198305 2 003

OYO SUNARYA NIP.19830919 201001 1 019

170

Mengetahui, Kepala Sekolah

ESIH GARNINGSIH NIP. 19620831 198305 2 003

LEMBAR KERJA SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS I PERTEMUAN II NAMA : ----------------------------------No Absen : ----------------------------------Materi : Menulis Tanggal : 25 Januari 2011

--------------------------------------

171

Lampiran : PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KOLABORATOR SETELAH DILAKUKAN TINDAKAN KELAS SIKLUS I Intrumen wawancara ini dimaksudkan untuk mengetahui cara mengelola dan respon siswa terhadap implementasi pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi menulis cerita melalui mendeskripsikan gambar hewan dengan model pembelajaran kooperaif di kelas II SD Negeri Dayeuhluhur 06, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap. Adapun hal yang ditanyakan adalah: 1.Bagaimana hasil mengarang siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran menulis? Jawaban : --------------------------------------------------------------------------------------

172

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------2.Apakah siswa dilatih mengamati objek dalam pembelajaran menulis? Sebutkan objek apa saja ? Jawaban :------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------3.Bagaimana tanggapan dan antusias siswa terhadap implementasi model Pembelajaran kooperatif pada pembelajaran menulis cerita yang disampaikan guru? Jawaban : -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------4.Untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya mohon masukan dan saransarannya! Jawaban : ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

173

Dayeuhluhur, 25 Januari 2011 Kolaborator

OYO SUNARYA, A.Ma.Pd

Lampiran : Nama : --------------------------------INSTRUMEN WAWANCARA SIKLUS I 1.Apakah kalian berminat mengikuti pembejaran menulis mendeskripsikan? Jawab : --------------------------------------------------------------------------------------2.Kesulitan apa yang kalian alami dalam pembelajaran menulis cerita melalui gambar? Jawab : ----------------------------------------------------------------------------------------3.Apakah kalian senang mengikuti pembelajaran menulis cerita melalui gambar? Jawab : ----------------------------------------------------------------------------------------4.Manfaat apa saja yang kalian peroleh dalam pembelajaran menulis cerita melalui gambar?

174

Jawab : ----------------------------------------------------------------------------------------5.Apa yang akan kalian lakukan jika mengalami kesulitan dalam menulis cerita melalui gambar? Jawab : ---------------------------------------------------------------------------------------

Responden

--------------------------------------Lampiran : Nama : --------------------------------INSTRUMEN WAWANCARA SIKLUS I 1.Apakah kalian berminat mengikuti pembejaran menulis mendeskripsikan? Jawab : --------------------------------------------------------------------------------------2.Kesulitan apa yang kalian alami dalam pembelajaran menulis cerita melalui gambar? Jawab : ----------------------------------------------------------------------------------------3.Apakah kalian senang mengikuti pembelajaran menulis cerita melalui gambar? Jawab : ----------------------------------------------------------------------------------------4.Manfaat apa saja yang kalian peroleh dalam pembelajaran menulis cerita melalui gambar?

175

Jawab : ----------------------------------------------------------------------------------------5.Apa yang akan kalian lakukan jika mengalami kesulitan dalam menulis cerita melalui gambar? Jawab : ---------------------------------------------------------------------------------------

Responden

--------------------------------------Lampiran : Nama : --------------------------------INSTRUMEN WAWANCARA SIKLUS I 1.Apakah kalian berminat mengikuti pembejaran menulis mendeskripsikan? Jawab : --------------------------------------------------------------------------------------2.Kesulitan apa yang kalian alami dalam pembelajaran menulis cerita melalui gambar? Jawab : ----------------------------------------------------------------------------------------3.Apakah kalian senang mengikuti pembelajaran menulis cerita melalui gambar? Jawab : ----------------------------------------------------------------------------------------4.Manfaat apa saja yang kalian peroleh dalam pembelajaran menulis cerita melalui gambar?

176

Jawab : ----------------------------------------------------------------------------------------5.Apa yang akan kalian lakukan jika mengalami kesulitan dalam menulis cerita melalui gambar? Jawab : ---------------------------------------------------------------------------------------

Responden

--------------------------------------Lampiran : Materi Ajar Siklus II Menulis Cerita A.Mendeskripsikan Gambar Tumbuhan Mendeskripsikan adalah menggambarkan / melukiskan berupa cerita gambar tersebut secara tertulis. Mendeskripsikan gambar tersebut diawali melalui langkah-langkah mengamati, mengidentifikasi, mengembangkan kata menjadi kalimat, merangkai kalimat menjadi cerita yang runtut dan padu. Lihat kembali pelajaran terdahulu tentang mendeskripsikan Harimau. Identifikasi gambar: 1. Suaranya 2. Giginya

177

3. Kukunya 4. Bulunya 5. Kakilnya 6. Kehidupannya 7. Makananya. Mengembangkan kata menjadi kalimat: 1. Suara harimau mengaung . 2. Gigi harimau runcing 3. Kuku harimau sangat tajam 4. Bulunya loreng dan halus 5. Kakinya kuat dapat berlari dan melompat cepat 6. Harimau hidup di hutan belantara 7. Makanannya memangsa hewan. Merangkai kalimat menjadi cerita yang runtut dan padu: Harimau. Harimau adalah hewan buas yang hidup di hutan belantara. Bulu Harimau loreng dan halus. Giginya tajam suka menerkam mangsa untuk dimakan. Kukunya sangat runcing untuk merobek-robek mangsa. Kakinya empat dapat berlari dan melompat sangat kencang, mata harimau dua bersinar terang.Makananannya daging dengan memangsa hewan. Suaranya mengaum. Hewan yang mendengar sangat ketakutan.

178

B.Mendeskripsikan Tumbuhan 1. Mengidentifikasi gambar Tumbuhan Amati dulu gambar tumbuhan ini, temukan kata-kata deskripsi dari gambar tumbuhan tersebut. 2.Mengembangkan kata-kata menjadi kalimat Siswa mengembangkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang baik. Penerapan diksi atau pilihan kata dapat meningkatkan kwalitas hasil tulisan. Guru membimbing dan meningkatkan keterampilan mengembangkan kata menjadi kalimat melalui model pembelajaran kooperatif. 3.Menyusun kalimat menjadi cerita yang runtut dan padu. Siswa menyusun kalimat menjadi cerita yang runtut dan padu, dengan menggunakan kata penghubung yang tepat. Dalam kegiatan ini guru meningkatkan keterampilan melalui model pembelajaran kooperatif, yaitu mencari teman untuk terbentuk menjadi kelompok dengan menghasilkan sebuah cerita yang runtut dan padu. 5.Menulis cerita dengan tulisan tegak bersambung. Guru membimbing siswa dalam menulis tegak bersambung dengan tata tulis yang baik dan benar.

179

Lampiran : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Sekolah Mata Pelajaran Materi Kelas/Semester Alokasi Waktu Pelaksanaan : SD Negeri Panulisan Barat 01 : Bahasa Indonesia : Menulis : II /II : 4 x 35 menit (2 kali tatap muka) : Selasa, 15 Pebruari 2011 dan Kamis, 24 Pebruari 2011

Standar Kompetensi :

180

8.Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar . Kompetensi Dasar : 8.1 Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis. Indikator : 8,1.1 Menulis cerita yang telah disusun dengan menggunakan huruf tegak bersambung dengan rapi dan dengan kecepatan tertentu. Tujuan Pembelajaran yang diharapkan 1.Siswa dapat mengamati gambar. 2. Siswa dapat menemukan ciri-ciri atau mengidentifikasi gambar. 3. Siswa dapat menyusun kata-kata menjadi kalimat yang runtut. 4.Siswa dapat menulis cerita berdasarkan gambar dengan huruf tegak bersambung dan membacakan tulisannya ke depan kelas. Keterampilan yang diharapkan tertuang dalam tabel di bawah ini! NO Keteramlilan yang diharapkan Tujuan Pengajaran/Tujuan Instruksional Khusus Penilaian

Mengamati

1.Siswa dapat mengamati gambar tumbuhan

1.Judul gambar tersebut adalah . . .

2. Siswa dapat menemukan ciri- 2. Ciri-ciri gambar

181

Mengidentifikasi

ciri melalui mengidentifikasi gambar tersebut untuk dideskripsikan.

tersebut adalah . . . .

Tulislah kata-kata 3 3. Siswa dapat menulis kaimat Mengkominikasikan berdasarkan kata-kata tersebut. 4. Siswa dapat menuysun 4 Menyusun kalimat tersebut menjadi cerita yang runtut dan padu tersebut menjadi kalimat yang runtut! Susunlah kalimat tersebut menjadi cerita yang runtut!

Tahap yang bisa diamati :

No Kegiatan

Teliti Ceka tan

Krea tif

Disip lin

Kerja sama

Aktif Jujur Apresi asi

Mengamati

Menyimak

Menyusun

182

Menulis

Membentuk V kelompok

Media dan Metode Pembelajaran Media : 1. Gambar Tumbuhan : Pohon Kelapa, Bunga Epor Bia 2.Media elektronik, CD, Dijital. Metode Pembelajaran : 1. 2. 3. Model pembelajaran kooperatif Pendekatan KeterampilanProses Pemecahan Masalah

Langkah-langkah Pembelajaran: No Kegiatan Guru Pertemuan Pertama (2x35 Menit) 1. Kegiatan Awal (10 menit) Guru memberi salam, menanyakan Menjawab salam Kegiatan Siswa

kehadiran siswa Guru menyampaikan informasi tentang Menyimak informasi guru materi dan tujuan pembelajaran Bertanya hal yang Guru mengadakan apersepsi dengan tanya jawab pelajaran yang telah lalu. dianggap sulit

183

2.

Kegiatan Inti ( 50 menit) 1. Ekflorasi Memperhatikan gambar

Guru memperlihatkan gambar Harimau. Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar harimau tersebut. Guru membagikan kertas yang berisi kata tentang ciri binatang tersebut. 2. Ekplorasi

Guru menyuruh siswa berkirim salam pada tiap kelompok. Kelompok yang lebih dahulu dapat

menjawab salam dengan merangkai kata menjadi kalimat dinyatakan kelompok yang menang. 3. Kompirmasi

Guru membimbing siswa untuk menulis kalimat hasil kirim salam tiap kelompok Guru membimbing siswa merevisi hasil 3. tulisanya. Kegiatan Akhir (10 Menit) Guru bersama siswa merefleksi terhadap hasil kerja tiap kelompok. Guru menutup dengan memberi tugas rumah merangkai kalimat tersebut menjadi cerita yang runtut dan padu. Guru memberi salam.

184

Pertemuan Kedua (2x35 Menit) 1. Pendahuluan (10 Menit) Guru memberi salam, menanyakan kehadiran siswa. Guru menanyakan tugas rumah. Guru membahas tugas rumah dilanjutkan tanya jawab. 2. Kegiatan Inti (55 Menit) Guru menjelaskan cara mengidentifikasi gambar . Guru menjelaskan cara mengembangkan kata-kata menjadi kalimat yang runtut. Guru menjelaskan cara menyusun kalimat menjadi cerita yang runtut dan padu. Menerima tugas membaca, Guru mengadakan tanya jawab. mencermati, Guru memantapkan keterampilan menyusun kalimat menjadi cerita yang runtut dan padu melalui model pembelajaran kooperatif mencari pasangan membentuk cerita yang runtut dan padu. Menyimak, memperhatikan pasangan. mencari Memeriksa tugas rumah

dengan bimbingan guru

Guru membagikan kertas pada siswa yang petunjuk berisi kalimat, untuk mencari teman

sehingga membentuk satu kelompok cerita hewan yang runtut dan padu. Guru membimbing siswa yang masih mendapat kesulitan dalam menemukan teman untuk membentuk satu cerita. Merasa senang akan hasil yang diraih

185

Guru memberikan reward pada kelompok yang sudah menemukan teman dan dapat membentuk satu cerita. Guru menyuruh tiap kelompok untuk membacakan kalimat. Guru membimbing siswa untuk menulis cerita tersebut dengan tulisan tegak ceritanya sesuai urutan Membacakan hasil

bersambung secara berkelompok. 3. Kegiatan Penutup (5 menit) Menulis dengan tulisan

Guru meminta siswa mengumpulkan tugas tegak bersambung tulisan tersebut. Menyerahkan hasil Guru memberi pesan-pesan dan saran agar siswa terus berlatih menulis cerita Mendengarkan pesan-pesan

mendeskripsikan gambar. Guru menutup dengan salam. Menjawab salam serempak Alat dan Bahan Alat : Gambar Hewan (Harimau) Gambar Tumbuhan (Pohon Kelapa, Bunga eporbia ) Bahan Sumber Bahan : Aneka Gambar Hewan dan Tumbuhan : - Buku Paket Pandai Berbahasa Indonesia, Penerbit Erlangga - Media Cetak Aneka gambar hewan dan tumbuhan - Media Elektronik (LCD, Proyektor) - Lingkungan Sekitar (Benda sekitar tumbuhan atau hewan)

186

Penilaian Kekompakan Berkelompok 1. Setelah menerima gambar hewan. Amati gambar tersebut dan identifikasi dengan tepat!

b.Deskripsikan gambar tersebut menjadi cerita yang runtut dan padu! c.Tulislah cerita tersebut dalam tulisan tegak berangkai dengan rapih! Dayeuhluhur, 15 Januari 2011 Mengetahui, Kepala SDN Dyeuhluhur 06 Peneliti

ESIH GARNINGSIH,S.Pd ESIH GARNINGSIH,S.Pd NIP.19620831 198305 2 003 NIP. 19620831 198305 2 003 PENGUMPULAN DATA DENGAN TEKNIK OBSERVASI MENGGUNAKAN REKAMAN VIDIO-SHOOTING TENTANG PEMBELAJARAN MENULIS MENDESKRIFSIKAN GAMBAR HEWAN DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Tempat Pelaku Kegiatan : SD Negeri Dayeuhluhur 06 : Peneliti : Pembelajaran menulis mendeskripsikan gambar hewan melalui model pembelajaran kooperatif.

187

Waktu Tujuan

: Selasa, 15 Pebruari 2011 : Memperoleh gambaran data-data tentang proses pembelajaran yang menyangkut kinerja guru dalam pembelajaran menulis cerita melalui mendeskripsikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

TRANSKRIP PEMBELAJARAN DAN TANGGAPAN PENELITI SIKLUS II

Pada hari Selasa , 15 Pebruari 2011 tepatnya pukul 09.30 anak kelas II, SD Negeri Dayeuhluhur 06 bergegas memasuki ruangan. Mereka berpakaian merah putih. Satu persatu memasuki ruangan kelas, duduk dengan tertib di bangku masing-masing (001/Ob/S). Ketua kelas memberi aba-aba untuk memberi salam pada guru dan langsung berdoa. Kemudian siswa menyiapkan buku tulis masing-masing. Suasana cukup tenang. (002/Ob/S). Kode 001/Ob/S dan 002/Ob/S = Siswa sebelum pembelajaran. Peneliti berjalan didampingi kolaborator membawa buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas II dan perlengkapan mengajar lainnya seperti : RPP, media pembelajaran dan instrumen observasi serta perlengkapan pendukung

pembelajaran lainnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Pebruari 2011 pertama-tama guru sekaligus sebagai peneliti (Esih

188

Garningsih) didampingi kolaborator (Oyo Sunarya, A,Ma.) memasuki ruang kelas II, Guru meletakkan perlengkapan mengajar di atas meja, selanjutnya berdiri di depan kelas, sedangkan kolaborator (Oyo Sunarya, A.Ma) duduk di belakang ruangan kelas sambil membawa alat tulis dan instrumen pangamatan. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. (001/Ob/G). Kode 001/Ob/G = Guru sebelum pembelajaran dimulai. A.Kegiatan awal Di bawah ini kutipan guru saat membuka pembelajaran. Guru Siswa Guru Siswa Guru Guru : Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh. :Waalaikumsalam Warohmatullahi Wabarokatuh. :Apa kabar Kelas II? :Alhamdulillah Ceria, Luar Biasa, Pendidikan Maju Terus, Yes!. :Alhamdulillah, kalian ceria, sehat semua, Itulah anak indonesia! :Anak-anak, hari ini ibu akan melanjutkan pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis cerita melalui mendeskripsikan gambar hewan, masih ingatkah kalian tentang mendeskripsikan?. Siswa Guru :Masih . . . .. :Coba, bagaimana langkah-langkah apabila kita akan

menceritakan gambar?. Suasana hening, nampaknya siswa sedang berpikir. Guru memperhatikan dan mengarahkan pandangannya keseluruh siswa. Tak lama kemudian ada yang

189

berani menunjukkan jari. Perhatian guru tertuju pada siswa yang menunjukkan jari sambil berucap. Guru Tio Guru :Ya, coba Tio!. :Pertama harus menyusun ciri-ciri gambar tersebut, bu! :Iya, benar!, tepuk tangan!, Setelah ditemukan ciri-ciri gambar tersebut terus bagaimana? Siswa : Dibuat kalimat bu , , , ! siswa serempak menjawab. Selanjutnya guru menempel gambar bunga mawar di papan tulis serta membuka CD gamabar tumbuhan tersebut. Guru Siswa Guru : Perhatikan gambar di papan tulis, gambar apa itu? : Gambar bunga mawar, bu ! Siswa serentak menjawab. :Coba, setelah tahu itu gambar bunga mawar, bagaimana cara menceritakan gambar bunga mawar tersebut? Siswa Guru :Meneliti untuk menemukan ciri-ciri bunga mawar tersebut bu! :Iya, bagus, pintar. Coba siapa yang bisa menyebutkan ciri-ciri bunga mawar? Siswa Guru Dina Puspita :Saya bu, saya bu! siswa bergantian ingin mendapat perhatian. :Ya, ibu tunjuk Dina Puspita sebutkan ciri-cirinya :Bunga mawar, berwarna merah, harum , daun hijau, berduri , pohonnya berduri, cabangnya berduri

190

Guru

: Guru mengamati siswa, dan memberi pancingan-pancingan Bagaimana warnanya? Bagaimana

berupa pertanyaan. Gambar apa ini?

bunganya? . Selanjutnya siswa menceritakan gambar tumbuhan melalui mendeskripsikan. Guru memberikan bimbingan pada siswa yang masih merasa bingung mengembangkan kalimat supaya runtut. Guru menawarkan siapa yang berani membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Salah seorang siswa bernama tangan, Nila Nuriklima : Saya, bu!. Guru : Oh iya, Nila, silahkan maju Guru mempersilakan anak Nila Nuriklima, mengacungkan

tersebut untuk maju dan membacakan hasil mendeskripsikan gambar tumbuhan. Berikut kutipan cerita: Bunga mawar tumbuh di halaman rumah. Bunga itu berwarna merah. Bunga mawar sangat disukai oleh manusia maupun oleh hewan kupu-kupu, karena bunga mawar baunya sangat harum. Pohon dan tangkai bunga mawar berduri. Duri pada bunga mawar sebagai pelindung. Daun bunga mawar berwarna hijau berduri. Itulah tumbuhan bunga mawar. Guru :Bagus lancar sekali menceritakan bambar bunga mawar tersebut.

Kode 001 /Ob/MT = Materi pembelajaran adalah mendeskripsikan gambar tumbuhan,

191

Langkah berikutnya guru memberikan informasi materi pembelajaran. Disampaikan oleh guru bahwa pelajaran saat ini adalah mendeskripsikan gambar tumbuhan dan menulis hasil deskripsi tersebut dengan tulisan tegak berangkai. Cara mendeskripsikan antara lain melalui,1) menjawab pertanyaan, 2)

mengidentifikasi gambar atau menentukan ciri-ciri gambar tersebut, 3) mengembangkan ciri-ciri ersebut menjadi kalimat, 4) menyusun kalimat tersebut menjadi cerita yang runtut dan padu. (002/Ob/MT). Guru Siswa Guru : Jadi apa yang dimaksud mendeskripsikan? :Menceritakan keadaan gambar. :Baik, anak-anak, jawabanmu betul!, Sekarang perhatikan gambar berikut di papan tulis! (003/Ob/G). Kode 003/Ob/G = Guru belum benar bertanya. Guru memasang peraga berupa media gambar tumbuhan. Para siswa memperhatikan. Setelah gambar terpasang guru melanjutkan pembelajaran, Berikut ini kutioan dialog selanjutnya (001/Ob/MP).

B.Kegiatan Inti Guru apa ini?. Siswa serentak menunjukkan jari, hanya satu dua tiga anak yang tidak menunjukkan jari.(003/Ob/S), : Anak-anak, perhatikan baik-baik gambar di papan tulis. Gambar

192

Kode 001/Ob/MP = Media pembelajaran yang dipergunakan oleh guru adalah gambar pohon kelapa. Kode 003/Ob/S = Siswa aktif mengikuti pembelajaran Guru :Coba Irfan Maulana, gambar apa ini?. Guru menunjuk siswa yang tidak mengangkat jari, tuk menguji benar-benar tidak tahu, atau memng sedang lengah. Irfan Maulana :Gambar pohon kelapa yang tumbuh di tepi pantai:. Guru :Bagus, pintar, jangan lengah lagi ya!. Anak-anak Coba amati gambar pohon kelapa ini dengan teliti! Identifikasi ciri-ciri pohon kelapa tersebut!.(002/Ob/MT). Gambar pohon kelapa yang ditunjukkan guru tersebut di bawah ini: Suasana kembali hening, kelihatan siswa berpikir. Selanjutnya guru memberi pertanyaan. Guru :Coba siapa berani. Baik coba Deri Fazriana maju sebutkan ciriciri pohon kelapa tersebut!. Deri Fazriana :Pohon kelapa, buahnyahijau yang masih muda, coklat yang sudah matang, daunnya hijau, mempunyai lidi, tumbuh di kebun. (003/Ob/MT). Kode 003/Ob/MT = Materi pembelajaran mengidentifikasi gambar tumbuhan. Guru :Bagus. Tepuk tangan, anak-anak. Ternyata kalian pintar, cerdas, luar biasa. Nah sekarang dari kata-kata yang telah disebutkan tadi

193

keiata buata kalimat. Kita buat dalam permainan berkirim salam dan soal, Ayo gimana, siap?. Siswa Guru :Siap bu! Asyik bu aku nanti yang menang! :Iya, kita mulai ibu akan membagikan dulu kertas ini, masingmasing kelompok mendapat enam kertas, jadi tiap kelompok enam orang. Siap anak-anak?. Siswa :Ya bu, Siap!. Siswa mulai beraksi mencari pasangan membentuk satu kelompok cerita yang runtut dan padu. Guru membimbing siswa yang masih kebingungan belum menemukan kelompok cerita. Guru Siswa Guru :Ayo kelompok siapa yang sudah mampu membetuk cerita? :Kelompok Pohon Kelapa bu. Kata Tio Nugroho. :Ayo kelompok Tio, maju berderet berbaris sesuai urutan kalimat sambil baca kalimat masing-masing sehingga menjadi urutan cerita yang runtut dan padu. Kutipan 1 Pohon kelapa tumbuh di pantai, pohonnya menjulang tinggi. Daunnya berwarna hijau tertiup angin melambai-lambai. Buahnya lebat ada yang masih muda berwarna hijau dan yang sudah matang berwarna coklat, Pohon kelapa banyak manfaatnya, pohonnya untuk bahan bangunan, buahnya yang sudah matang untuk bahan minyak goreng dan santan, yang masih muda untuk degan atau rujak degan,.Daunnya yang masih muda untuk dibuat ketupat, lidinya dibuat

194

sapu lidi. Tempurung kelapa dapat dibuat peralatan rumah tangga dan dibuat areng dan briket.. Guru :Bagus, tepuk tangan untuk pasangan temanmu yang sudah membentuk carita. Kelompok berikutnya yang sudah membentuk cerita maju! Siswa Kutipan 2 Bunga eporbia tumbuh di halaman rumah. Bunga itu berwarna merah. Bunga mawar sangat disukai oleh manusia maupun oleh hewan kupu-kupu, karena bunga mawar baunya sangat harum. Pihon dan tangkai bunga mawar berduri. Duri pada bunga mawar sebagai pelindung. Daun bunga mawar berwarna hijau berduri. Itulah tumbuhan bunga mawar. Guru :Bagus, tepuk tangan untuk pasangan temanmu yang sudah membentuk carita. Ayo kelompok membentuk cerita? Ayo maju! Siswa Kutipan 3 Pohon pisang merupakan jenis tumbuhan bertunas dan berpelepah. Pohon pisang berbuah namanya buah pisang. Buah pisang yang sudah matang berwarna kuning. Rasa buah pisang manis. Pohon pisang banyak manfaatnya seperti daunnya digunakan untuk membungkus nasi timbel. Dan pembungkus makanan yang dibuat untuk dikukus, lemper, buras, bacang, lontong dll. (004/Ob/MT) :Saya bu, kelompok Pohon Pisang. siapa lagi yang sudah :Saya bu, kelompok Bunga Mawar.

195

Guru

:Bagus, tepuk tangan untuk pasangan temanmu yang sudah membentuk carita. Guru memberi kesempatan pada pasangan cerita yang lainnya untuk

membacakan hasilnya di depan. Setelah semua membacakan pasangannya, guru mempersilahkan siswa untuk

cerita sesuai ketempat

duduk

semula.(004/Ob/G) Kode 004/Ob/MT = Materi pembelajaran menyusun kalimat menjadi cerita yang runtut dan padu. Kode 004/Ob/G = Kegiatan guru sesuai dengan rencana pembelajaran. Guru :Anak-anak sekarang kalian duduk sesuai kelompok cerita masing-masing. Kemudian tulis cerita tersebut dengan tulisan tegak bersambung! Guru mengatur siswa duduk berkelompok sesuai kelompok cerita, pohon kelapa, pohon pisang dan bunga mawar. Pada saat siswa berkelompok, guru mendekati siswa memberikan bimbingan dan menanyakan permasalahan yang dihadapi. Salah satunya kelompok pisang menanyakan cara menulisnya. Kalian duduk berlingkar sesuai urutan kalimat dalam cerita tersebut, kemudian tulis cerita tersebut dengan tulisan tegak bersambung. Bagaimana paham?.(005/Ob/G). Siswa berkelompok menyusun kalimat menjadi cerita yang runtut dan padu. Siswa menulis cerita tersebut dengan tulisan tegak bersambung, Tiap

196

kelompok bekerja dengan baik tenang dan tekun. Ada juga kelompok yang bekerja lambat, namun akhirnya bisa selesai juga. (003/Ob/S0. Setelah seluruh seluruh dapat menyelesaikan menulis cerita dengan tulisan tegak berangkai, kemudian salah satu dari perwakilan kelompok bunga mawar ditugaskan membaca ulang hasil tulisannya di depan kelas. (004/Ob/S). Kode 003.Ob/S = Kegiatan siswa menulis cerita secara berkelompok. Kode 004/Ob/S = Kegiatan siswa membacakan hasil kerja kelompok. Ketika salah satu perwakilan kelompok mawar selesai membacakan hasil kerja kelompoknya (peneliti sendiri) memberikan penilaian berupa perkataan Bagus, tepuk tangan anak!. Berikut kutipan dialog setelah membacakan cerita bunga mawar: Guru :Anaka-anak, pekerjaan kalian sudah baik, namun ada yang masih

kurang. Tapi kalian telah mengerjakan tugas kelompok dengan penuh semangat. Ada yang mau bertanya?. Siswa :Bu guru, merangkai kalimat masih bingung? Bu guru, menulis tulisan bersambung susah bu! Guru :Iya pertanyaan kalian bagus. Merangkai kalimat boleh memberi tambahan kata penghubung, atau kata lain sehingga tersusun menjadi cerita yang baik. Menulis bersambung memerlukan kesabaran, telaten, rajin, sehingga nanti

menghasilkan tulisan yang rapih dan bagus sesuai aturan. Siswa :Iya bu!. Jawab anak-anak serentak.

197

Guru memberi motivasi dan pesan-pesan agar para siswa terus giat berlatih, siapa tahu ada yang berbakat menjadi penulis terkenal. Pembelajaran ditutup dengan salam, para siswa menjawab dengan serempak. Pembelajaran selesai, waktu selanjutnya dipersilakam kolaborator pedoman wawancara yang berisi tanggapan atas pembelajaran siklus II. Guru :Nah anak-anak, kalian harus rajin berlatih menulis, ya! Siapa tahu kalian nanti berbakat menjadi penyair yang handal. Nah sekarang pa guru akan membagikan kertas untuk diisi sesuai pendapat kalian, Ya silakan pa Oyo!. Kolaborator Siswa Kolaborator : Anak-anak sudah mendapat kertas sumua?. :Sudah, pak guru!. :Mari kita bareng-bareng mengisinya, akan dipandu oleh bapak. memandu pengisian instrumen wawancara siklus II,

Kolaborator

dengan membacakan satu persatu sampai lima pertanyaan. Siswa mengisinya sesuai pendapat masing-masing. Setelah selesai kolaborator mengumpulkan instrumen wawancara tersebut. Guru : Baiklah anak-anak sampai ketemu dipertemuan berikut, jangan lupa rajin menulis ya!, Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Siswa :Waalaikumsalam Warohmatullahi Wabarokatuh.

Transkip Pertemuan 2 Siklus II

198

Pada hari Kamis, 24 Pebruari 2011tepatnya pukul 09.30 anak kelas II, SD Negeri Dayeuhluhur 06 bergegas memasuki ruangan. Mereka berpakaian merah batik. Satu persatu memasuki ruangan kelas, duduk dengan tertib di bangku masing-masing (001/Ob/S). Ketua kelas memberi aba-aba untuk memberi salam pada guru dan langsung berdoa. Kemudian siswa menyiapkan buku tulis masing-masing. Suasana cukup tenang. (002/Ob/S). Kode 001/Ob/S dan 002/Ob/S = Siswa sebelum pembelajaran. Peneliti berjalan didampingi kolaborator membawa buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas II dan perlengkapan mengajar lainnya seperti : RPP, media pembelajaran dan instrumen observasi serta perlengkapan pendukung

pembelajaran lainnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Pebruari 2011, pertama-tama guru sekaligus sebagai peneliti (Esih Garningsih) didampingi kolaborator (Oyo Sunarya, A,Ma.) memasuki ruang kelas II, Guru meletakkan mengajar di atas meja, selanjutnya berdiri di depan kelas, sedangkan kolaborator (Oyo Sunarya, A.Ma) duduk di belakang ruangan kelas sambil membawa alat tulis dan instrumen pangamatan. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. (001/Ob/G). Kode 001/Ob/G = Guru sebelum pembelajaran dimulai. A.Kegiatan awal Di bawah ini kutipan guru saat membuka pembelajaran. Guru : Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh.

199

Siswa Guru Siswa Guru

:Waalaikumsalam Warohmatullahi Wabarokatuh. :Apa kabar Kelas II? :Alhamdulillah Ceria, Luar Biasa, Pendidikan Maju Terus, Yes!. :Alhamdulillah, kalian ceria, sehat semua, Itulah anak indonesia Pasti bisa.

Guru

:Anak-anak, pertemuan hari ini ibu akan memberikan eveluasi tentang menulis cerita mendeskripsikan gambar hewan, masih ingatkah kalian tentang mendeskripsikan? Belajar menulis cerita di rumah?.

Siswa Guru

:Masih . . . Bu!, Belajar . . . Bu!. :Iya bagus, memang kalian anak yang rajin dan pintar. Siap anak -anak untuk tes menulis cerita?. Masuk semua?.

Siswa

:Siap . . . Bu!. Masuk semua bu!. Guru membagikan lembar tes kepada para siswa dengan cara menuju ke

bangku sisw masing-masing. Lembar tes diyakinkan sudah terbagi semua, guru berdiri di depan kelas dan memberikan petunjuk. Dibawah ini kutipan yang diberikan (005/Ob/G). Kode 005/Ob/G = Guru memberi petunjuk cara pengerjaan tes Guru :Anak-anak sudah mendapat lembar tes semuanya? Nah kalian perhatikan gambar yang ada pada lembar tes, kemudian ceritakan

200

gambar tersebut dengan mendeskripsikan gambar tersebut, jangan lupa menulisnya dengan tulisan tegak bersambung!. Siswa mulai mengerjakan dengan tenang, teliti, dan tertib sampai selesai. Kegiatan ini berlangsung 50 menit. Siswa yang belum jelas diperbolehkan

bertanya. Antusias siswa dalam mengerjakan tugas tampak dari ketenangan dan kesungguhannya. (006/Ob/G). Guru selalu mengingatkan pada siswa agar mengoreksi lagi hasil pekerjaannya. Anak-anak jangan lupa periksa kembali pekerjaanmu. Perhatikan tata tulis dan ejaan!. Kelihatan guru berkeliling mendekati dan melihat pekerjaan siswa sambil memberikan petunjuk jika didapatkan siswa belum benar dalam mengerjakan (006/Ob/G). Kode 006/Ob/G = Guru aktif mengingatkan siswa dalam mengerjakan tugas. Pada akhir pengerjaan tes guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas dengan cara meletakan pekerjaan di atas meja guru, dan memberitahukan agar siswa peneliti pekerjaan terlebih dahulu (007/Ob/G). Guru Siswa Guru :Anak-anak, sudah selesai?. :Sudah . . .. :Baiklah, yang sudah selesai silahkan mengumpulkan. Taruh di atas meja Pak Guru, yang belum selesai jangan tergesa-gesa selesaikan dan periksa pekerjaanmu terlebih dahulu!. Siswa yang sudah selesai menuju ke depan, mengumpulkan lembar tes dan menyimpannya di atas meja. Siswa kembali ketempat duduk semula. Guru kelbali

201

berdiri di depan kelas dan menutup pembelajaran. Berikut kutipan kegiatan penutupan: Guru :Anak-anak, kalian telah mengerjakan tes menulis cerita

mendeskripsikan gambar hewan. Hasil pekerjaanmu akan ibu sampaikan pada pertemuan mendatang. Sebelum ibu tutup, pesan untuk kalian semua, untuk menambah pengetahuan, kalian rajinlah membaca buku cerita di perpustakaan, supaya pengetahuan kalian

meningkat..(008/Ob/G). Siswa Guru :Ya . . . Bu!. : Anak-anak, terimakasih atas perhatian kalian sampai ketemu dipertemuan Wabarokatuh Siswa :Waalaikumssalam Warohmatullahi Wabarokatuh. (008/Ob/S). mendatang. Assalamualaikum Warohmatullahi

Kode 008/Ob/ G = Kegiatan guru pada pembelajaran sesuai dengan RPP, Kode 008/Ob/S = Siswa bersemangat menjawab salam dari guru. Lampiran : LEMBAR TES LEMBAR SOAL SIKLUS II Mata Pelajaran Materi Kelas Waktu : Bahasa Indonesia : Menulis : II (Dua) : 60 Menit

202

Hari / Tanggal

: Kamis, 24 Pebruari 2011

A.Petunjuk Umum : 1. Tulislah namamu pada lembar jawab! 2. Berdoalah sebelum mulai mengerjakan soal!. 3. Kerjakan soal pada lembar jawab! 4. Periksa kembali pekerjaanmu sebelum dikumpulkan!. B. Petunjuk Khusus: 1. Amati gambar hewan tersebut! 2. Ceritakan atau deskripsikan gambar tersebut, jangan lupa berilah judul ! 3. Tulislah cerita gambar tersebut dengan tuisan tegak bersambung dengan baik! Selamat Bekerja

LEMBAR TES SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS II PERTEMUAN II NAMA : ----------------------------------No Absen : ----------------------------------Materi : Menulis Tanggal : 24 Pebruari 2011

203

-------------------------------------------------------

Lampiran : HASIL TES SISWA SIKLUS II

204

Kemampuan Belajar No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Nama Awal 2 HERMA NUR LAELA FARID JUNIANTO IRFAN MAULANA SULISTIOWATI SELI MARSELINA AA MUHAMMAD ADHITIA YANUAR AINI SOFIYYA DENI REPIATNA DERI FAZRIANA DEWI FATIMAH DILA NUR ZAQIYAH DINA PUSPITA FATHUR ROHMAN IMAS AYU HASANAH NILA NURIKLIMA MUHHAMAD ARIF NURAFIATUL NURKHOLIS MAJID ROSIDIN SAIDAH NUR AZIZAH SALSA MUTIA SELA LESTARI SINTIA OKTAVIANI SITI NUR AISAH TIA FITRIANI 67,10 55,70 57,10 54,30 54,30 50,00 50,00 57,10 55,70 65,70 52,90 51,40 51,40 45,70 44,30 45,70 55,70 57,10 68,60 67,10 60,00 65,70 54,30 65,70 70,00 55,70 3 77,10 7,00 74,30 68,60 71,40 65,70 67,10 67,10 80,00 72,90 71.40 60,43 68,60 70,00 65,70 65,70 68,60 67,10 78,60 67,10 72,90 72,90 65,70 72,90 78,60 81,40 Siklus I 4 5 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Keterangan

205

27 28 29 30

TIO NUGROHO MELINDASARI SANTI TRI LASMINI FIRDAUS

72,90 63,70 50,00 50,00

80,00 70,40 64,50 63,40

Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat

JUMLAH RATA-RATA KETUNTASAN BELAJAR

1,796,40 59,80

2.183,00 72,79

Meningkat Meningkat Meningkat

Keterangan : KKM : 66,0 (enam puluh enam) Pembelajaran setelah pendekatan proses. menerapkan model pembelajaran kooperatif dan

Lampiran : DAFTAR NILAI TINDAKAN SIKLUS II

206

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : II / II Materi : Menulis Cerita Melalui Mendeskripsikan Gambar Tumbuhan dan Hewan. Nilai Aspek N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Nama HERMA NUR LAELA FARID JUNIANTO IRFAN MAULANA SULISTIOWATI SELI MARSELINA AA MUHAMMAD ADHITIA YANUAR AINI SOFIYYA DENI REPIATNA DERI FAZRIANA DEWI FATIMAH DILA NUR ZAQIYAH DINA PUSPITA FATHUR ROHMAN IMAS AYU HASANAH NILA NURIKLIMA MUHHAMAD ARIF NURAFIATUL NURKHOLIS MAJID ROSIDIN SAIDAH NUR AZIZAH 1 8 8 8 7 8 8 7 8 8 7 8 7 7 7 8 7 7 7 7 9 7 2 7 7 8 6 7 7 7 8 7 8 7 6 6 6 7 6 6 6 7 8 6 3 6 7 8 7 7 6 6 8 7 7 7 6 6 6 6 6 6 7 6 7 7 4 7 8 8 7 7 7 6 8 7 7 7 6 6 6 7 7 6 7 6 8 7 5 7 8 8 7 7 6 6 8 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 6 7 7 8 7 7 6 6 8 7 7 7 6 6 6 7 6 6 7 7 8 7 7 7 7 8 7 7 7 7 8 8 8 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 7 Ju ml Sk or 49 52 56 48 50 46 45 56 51 51 50 45 45 45 49 46 45 48 47 55 47 Rata Rata 7,00 7,43 8,00 6,86 7,14 6,57 6,40 8,00 7,29 7,29 7,14 6,43 6,40 6,40 7,00 6,57 6,40 6,86 6,71 7,86 6,71 B T T T T T KET T T T T T T T B T T T T T B B B

207

22 SALSA MUTIA 23 SELA LESTARI SINTIA 24 OKTAVIANI 25 SITI NUR AISAH

8 8 7 7

7 7 7 7

7 7 7 6

7 7 7 7

7 7 7 6

7 7 7 6

8 8 8 7

51 51 51 46

7,43 7,29 7.29 6,57

T T T T

No 26 27 28 \29 30

Nama TIA FITRIANI TIO NUGROHO MELINDASARI SANTI LASMINI FIRDAUS Jumlah Nilai Rata-rata nilai

1 8 9 9

2 7 8 8

Nilai Aspek 3 4 5 7 8 8 8 8 8 8 8 8

6 7 7 8

7 7 8 8

Juml Skor 51 55 57

RataRata 7,29 7,86 8,14

KET T B T T T T T

7 7 6 7 7 6 8 49 7,00 7 7 6 7 6 7 7 47 6,71 220 204 195 207 207 201 214 1448 206,86 7,59 7,03 6,72 7,14 7,14 6,93 7,38 49,93 7,13

Aspek penilaian 1. Kesesuaian judul 2. Penggunaan ejaan Pilihan kata / identifikasi Keruntutan kata dalam kalimat Struktur kalimat Isi keseluruhan kalimat Kerapihan Tulisan

3. 4. 5. 6. 7.

Peneliti

Dayeuhluhur,26 Pebruari 2011 Kolaborator

ESIH GARNINGSIH NIP. 19620831 198305 2 003

OYO SUNARYA NIP.19830919 201001 1 019

208

Mengetahui, Kepala Sekolah

ESIH GARNINGSIH NIP. 19620831 198305 2 003

Lampiran :

LEMBAR TES LEMBAR SOAL SIKLUS II

Mata Pelajaran Materi Kelas Waktu Hari / Tanggal

: Bahasa Indonesia : Menulis : II (Dua) : 60 Menit : Kamis, 24 Pebruari 2011

A.Petunjuk Umum : 1. Tulislah namamu pada lembar jawab! 2. Berdoalah sebelum mulai mengerjakan soal!. 3. Kerjakan soal pada lembar jawab! 4. Periksa kembali pekerjaanmu sebelum dikumpulkan!.

209

B. Petunjuk Khusus: 1. Amati gambar hewan tersebut! 2. Ceritakan atau deskripsikan gambar tersebut, jangan lupa berilah judul ! 3. Tulislah cerita gambar tersebut dengan tuisan tegak bersambung dengan baik! Selamat Bekerja

LEMBAR TES SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS II PERTEMUAN II NAMA : ----------------------------------No Absen : ----------------------------------Materi : Menulis Tanggal : 24 Pebruari 2011

-------------------------------------------------------

210

Lampiran : HASIL TES SISWA SIKLUS II Kemampuan Belajar No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Nama Awal 2 HERMA NUR LAELA FARID JUNIANTO IRFAN MAULANA SULISTIOWATI SELI MARSELINA AA MUHAMMAD ADHITIA YANUAR AINI SOFIYYA DENI REPIATNA DERI FAZRIANA DEWI FATIMAH DILA NUR ZAQIYAH 67,10 55,70 57,10 54,30 54,30 50,00 50,00 57,10 55,70 65,70 52,90 51,40 3 77,10 7,00 74,30 68,60 71,40 65,70 67,10 67,10 80,00 72,90 71.40 60,43 Siklus I 4 5 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Keterangan

211

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

DINA PUSPITA FATHUR ROHMAN IMAS AYU HASANAH NILA NURIKLIMA MUHHAMAD ARIF NURAFIATUL NURKHOLIS MAJID ROSIDIN SAIDAH NUR AZIZAH SALSA MUTIA SELA LESTARI SINTIA OKTAVIANI SITI NUR AISAH TIA FITRIANI TIO NUGROHO MELINDASARI SANTI TRI LASMINI FIRDAUS

51,40 45,70 44,30 45,70 55,70 57,10 68,60 67,10 60,00 65,70 54,30 65,70 70,00 55,70 72,90 63,70 50,00 50,00

68,60 70,00 65,70 65,70 68,60 67,10 78,60 67,10 72,90 72,90 65,70 72,90 78,60 81,40 80,00 70,40 64,50 63,40

Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat

JUMLAH RATA-RATA KETUNTASAN BELAJAR

1,796,40 59,80

2.183,00 72,79

Meningkat Meningkat Meningkat

Keterangan : KKM : 66,0 (enam puluh enam) Pembelajaran setelah pendekatan proses. menerapkan model pembelajaran kooperatif dan

212

Lampiran : DAFTAR NILAI TINDAKAN SIKLUS II Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : II / II Materi : Menulis Cerita Melalui Mendeskripsikan Gambar Tumbuhan dan Hewan. Nilai Aspek N o 1 2 3 4 5 6 7 Nama HERMA NUR LAELA FARID JUNIANTO IRFAN MAULANA SULISTIOWATI SELI MARSELINA AA MUHAMMAD ADHITIA YANUAR 1 8 8 8 7 8 8 7 2 7 7 8 6 7 7 7 3 6 7 8 7 7 6 6 4 7 8 8 7 7 7 6 5 7 8 8 7 7 6 6 6 7 7 8 7 7 6 6 7 7 7 8 7 7 7 7 Ju ml Sk or 49 52 56 48 50 46 45 Rata Rata 7,00 7,43 8,00 6,86 7,14 6,57 6,40 KET T T T T T T T B B

213

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 No 26 27 28 \29 30

AINI SOFIYYA DENI REPIATNA DERI FAZRIANA DEWI FATIMAH DILA NUR ZAQIYAH DINA PUSPITA FATHUR ROHMAN IMAS AYU HASANAH NILA NURIKLIMA MUHHAMAD ARIF NURAFIATUL NURKHOLIS MAJID ROSIDIN SAIDAH NUR AZIZAH SALSA MUTIA SELA LESTARI SINTIA OKTAVIANI SITI NUR AISAH Nama TIA FITRIANI TIO NUGROHO MELINDASARI SANTI LASMINI FIRDAUS Jumlah Nilai Rata-rata nilai

8 8 7 8 7 7 7 8 7 7 7 7 9 7 8 8 7 7

8 7 8 7 6 6 6 7 6 6 6 7 8 6 7 7 7 7

8 7 7 7 6 6 6 6 6 6 7 6 7 7 7 7 7 6

8 7 7 7 6 6 6 7 7 6 7 6 8 7 7 7 7 7

8 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 7 7 7 6

8 7 7 7 6 6 6 7 6 6 7 7 8 7 7 7 7 6

8 8 8 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 7 8 8 8 7

56 51 51 50 45 45 45 49 46 45 48 47 55 47 51 51 51 46

8,00 7,29 7,29 7,14 6,43 6,40 6,40 7,00 6,57 6,40 6,86 6,71 7,86 6,71 7,43 7,29 7.29 6,57

T T T T T B B T

B T T T T T T T T Juml Skor 51 55 57 RataRata 7,29 7,86 8,14 KET T B T T T T T

1 8 9 9

2 7 8 8

Nilai Aspek 3 4 5 7 8 8 8 8 8 8 8 8

6 7 7 8

7 7 8 8

7 7 6 7 7 6 8 49 7,00 7 7 6 7 6 7 7 47 6,71 220 204 195 207 207 201 214 1448 206,86 7,59 7,03 6,72 7,14 7,14 6,93 7,38 49,93 7,13

214

Aspek penilaian 1.Kesesuaian judul 2.Penggunaan ejaan 3.Pilihan kata dalam mengidentifikasi 4.Keruntutan kata dalam kalimat 5.Struktur kalimat 6.Isi keseluruhan cerita 7.Kerapihan tulisan

Peneliti

Dayeuhluhur,26 Pebruari 2011 Kolaborator

ESIH GARNINGSIH NIP. 19620831 198305 2 003 Mengetahui, Kepala Sekolah

OYO SUNARYA NIP.19830919 201001 1 019

ESIH GARNINGSIH NIP. 19620831 198305 2 003

Lampiran : PEDOMAM WAWANCARA DENGAN KOLABORATOR SETELAH DILAKUKAN TINDAKAN KELAS SIKLUS II Mengingat peneliti menghendaki mengetahui cara mengelola dan merespon siswa terhadap implementasi pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi menulis cerita dalam mendeskripsikan gambar tumbuhan dan hewan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses di kelas II SD

215

Negeri Dayeuhluhur 06, Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap. Adapun Hal yang ingin peneliti ketahui adalah : 1,Bagaimana hasil menulis cerita siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan keterampilan proses? Jawaban:------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------2.Apakah siswa dilatih mengamati objek dalam pembelajaran menulis? Jawaban:-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------3.Bagaimana tanggapan dan aktifitas siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses dalam pembelajaran menulis? Jawaban:---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dayeuhluhur, 26 Pebruari 2011 Kolaborator

OYO SUNARYA NIP.19830919 201001 1 019 Lampiran :

INSTRUMEN WAWANCARA SIKLUS II

1.Apakah kalian merasa senang belajar menulis dengan menggunakan gambar? Jawab:-------------------------------------------------------------------------------------2.Apakah kalian merasa mudah menulis cerita melalui mendeskripsikan gambar? Jawab:---------------------------------------------------------------------------------------

216

3.Apakah kalian berminat mengikuti pembelajaran menulis cerita melalui mendeskripsikan? Jawab:-----------------------------------------------------------------------------------------4.Kesulitan apa yang kalian rasakan dalam menulis mendeskripsikan gambar? Jawab:-----------------------------------------------------------------------------------------5.Manfaat apa yang kalian peroleh dalam pembelajaran menulis mendeskripsikan gambar tumbuhan? Jawab:-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Responden

------------------------

Lampiran :

INSTRUMEN WAWANCARA SIKLUS II

1.Apakah kalian merasa senang belajar menulis dengan menggunakan gambar? Jawab:-------------------------------------------------------------------------------------2.Apakah kalian merasa mudah menulis cerita melalui mendeskripsikan gambar? Jawab:---------------------------------------------------------------------------------------

217

3.Apakah kalian berminat mengikuti pembelajaran menulis cerita melalui mendeskripsikan? Jawab:-----------------------------------------------------------------------------------------4.Kesulitan apa yang kalian rasakan dalam menulis mendeskripsikan gambar? Jawab:-----------------------------------------------------------------------------------------5.Manfaat apa yang kalian peroleh dalam pembelajaran menulis mendeskripsikan gambar tumbuhan? Jawab:-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Responden

------------------------

Lampiran :

INSTRUMEN WAWANCARA SIKLUS II

1.Apakah kalian merasa senang belajar menulis dengan menggunakan gambar? Jawab:-------------------------------------------------------------------------------------2.Apakah kalian merasa mudah menulis cerita melalui mendeskripsikan gambar? Jawab:---------------------------------------------------------------------------------------

218

3.Apakah kalian berminat mengikuti pembelajaran menulis cerita melalui mendeskripsikan? Jawab:-----------------------------------------------------------------------------------------4.Kesulitan apa yang kalian rasakan dalam menulis mendeskripsikan gambar? Jawab:-----------------------------------------------------------------------------------------5.Manfaat apa yang kalian peroleh dalam pembelajaran menulis mendeskripsikan gambar tumbuhan? Jawab:-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Responden

----------------------

Lampiran : Materi Ajar Siklus III

Menulis Cerita dengan Mendeskripsikan Benda Hewan atau Tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah A.Mengembangkan kata menjadi kalimat. Jika kalian akan menulis cerita mendeskripsikan benda yang ada di sekitar lingkungan sekolah, langkah-langkahnya sama dengan mendeskripsikan

219

melalui gambar, yaitu mengidentifikasi ciri-ciri benda tersebut nama, bentuk, jenis, keadaannya sampai cara berkembang biaknya. Kemudian ciri-ciri tersebut dibuat kalimat atau membuat kalimat yang runtut. B.Menyusun Kalimat menjadi cerita. Langkah selanjutnya menyusun kalimat menjadi cerita dengan menambah kata penghubung supaya menjadi cerita yang runtut dan padu. Cara menyusunnya sama dengan pelajaran terdahulu, kalian menyusun kalimatkalimat tersebut dan menambahnya dengan kata penghubung, kalimat penjelas, atau dengan keterangan. Menulis cerita tersebut menggunakan tulisan tegak bersambung,

dengan ejaan yang benar, dan jangan lupa diberi judul.

Lampiran :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III

Sekolah Mata Pelajaran Tema Materi

: SD Negeri Dayeuhluhur 06 : Bahasa Indonesia : Kegiatan sehari-hari : Menulis

220

Kelas/Semester Alokasi Waktu Pelaksanaan

: II/II : 4 x 35 menit (2 kali tatap muka) : Selasa 8 Maret 2011 dan Kamis 17 Maret 2011

I.Standar Kompetensi 8.Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak. II. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan tumbuhan dan binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis.

III. Indikator *Menulis cerita melalui mendeskripsikan benda yang ada di sekitar lingkungan dengan cerita yang runtut dan padu.

*Menulis cerita dalam tulisan tegak berangkai dan rapi. IV.Tujuan Pembelajaran *Siswa mampu menulis cerita melalui mendeskripsikan benda tumbuhan dan binatang yang ada di lingkungan sekitar dengan bahasa tulis yang runtut dan padu. V Materi Ajar *Mendeskripsikan tumbuhan atupun binatang yang ada di sekitar lingkungan. VI. Metode *Model pembelajaran kooperatif * Memberikan Tugas *Demontrasi

221

Media *Benda Hewan yang ada di sekitar *Benda Tumbuhan yang ada di sekitar

VII, Langkah-langkah A.Kegiatan Awal (5 Menit) * Merapikan siswa, salam, berdoa, mengabsen siswa. * Bercerita atau bertanya jawab yang mengacu kepada materi yang akan disampaikan sebagai motivasi. * Menginformasikan atau menyampaikan materi yang akan diajarkan. B. Kegiatan Inti ( 60 Menit) Pertemuan Pertama a.Elaboratif * Guru mempersilakan siswa untuk dapat mengamati benda yang ada di sekitar lingkungan sekolah, siswa dipersilakan mengamati dan memilih sendiri benda apa yang paling disenangi untuk dapat diceritakan secara benar sesuai tahapan-tahapan yang telah dipelajari sebelumnya. * Siswa mengamati benda tersebut dan menggali melalui mengidentifikasi menjadi sebuah cerita yang runtut dan padu. b. Eksploratif *.Siswa mampu mendeskripsikan benda melalui tahapan, mengamati gambar, mengidentifikasi, mengembangkan kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi cerita yang runtut dan padu dan menulis cerita dengan tulisan tegak bersambung.

222

c.Kompirmatif *. Siswa mampu mengembangkan cerita melalui mencari pasangan cerita secara berkelompok, dan mengungkapkan cerita tersebut secara

berkelompok sehingga menghasilkan cerita yang runtut dan padu. Pertemuan Kedua A.Kegiatan Awal (5 Menit) *.Merapikan siswa, salam, berdoa, mengabsen siswa. * Bercerita atau bertanya jawab yang mengacu kepada materi yang akan disampaikan sebagai motivasi. * Menginformasikan atau menyampaikan materi yang akan diajarkan. B. Kegiatan Inti (60 Menit) a.Elaboratif * Guru mengajak siswa keluar ruangan untuk mengamati benda secara langsung dari media lingkungan sekolah. *Siswa mampu mendeskripsikan benda secara langsung dari media lingkungan sekolah, melalui mengamati benda yang dia sukai hewan atau tumbuhan, mengidentifikasi, menyusun kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi cerita yang baik runtut dan padu. b.Eksploratif * Siswa mampu menulis cerita melalui media langsung dari benda yang ada di lingkungan sekolah dengan menghasilkan cerita yang runtut. * Siswa mampu menulis cerita tersebut dengan tulisan tegak berangkai. c. Kompirmatif * Siswa mampu membacakan cerita tersebut di depan kelas dengan baik.

223

C.Kegiatan Akhir (5 Menit) * Guru memberikan beberapa pertanyaan sebagai penguatan sejauh mana materi dapat diserap dan dikuasai oleh siswa. * Memberikan penilaian secara : Tertulis, Lisan, Perbuatan. *Guru menutup pertemuan dengan salam. VIII. Penilaian * Bentuk test : Tugas Mandiri *Alat dan Sumber : - Buku Paket, Buku Penunjang - Alat Peraga Media Lingkungan - Media Cetak - Media Elektro Alat Tes: A.Petunjuk 1.Amati benda yang ada di halaman lingkungan sekolah ! 2,Kalian amati benda yang kalian senangi hewan atau tumbuhan! 3.Buat cerita yang baik runtut dan padu ! 4.Tulis cerita tersebut dengan tulisan tegak berangkai! B.Soal Setelah kalian memilih benda yang kalian senangi, kalian amati, identifikasi, kemudian susun menjadi cerita yang baik, runtut dan padu. Tulis dengan tulisan tegak bersambung, serta ejaan yang benar. C.Penilaian : 1.Kesesuaian isi dengan judul 2.Keruntutan cerita : 10 - 20 : 10 - 20

224

3.Koherensi antar kaliamat 4.Diksi / Pilihan kata 5.Kerapihan tulisan

: 10 - 20 : 10 - 20 : 10 - 20

--------------------------------------------------------------------------------------------------Dayeuhluhur, 15 Maret 2011

Kolaborator

Peneliti

OYO SUNARYA, S.Pd NIP. 19830919 201001 1 019 Mengetahui

ESIH GARNINGSIH, S.Pd NIP. 19620831 198305 2 003

Kepala SDN. Dayeuhluhur 06

ESIH GARNINGSIH, S.Pd NIP. 19620831 198305 2 003 Lampiran : PENGUMPULAN DATA DENGAN TEKNIK OBSERVASI MENGGUNAKAN REKAMAN VIDIO-SHOOTING TENTANG PEMBELAJARAN MENULIS MENDESKRIFSIKAN GAMBAR HEWAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Tempat Pelaku Kegiatan : SDN. Dayeuhluhur 06 : Peneliti : Pembelajaran menulis mendeskripsikan gambar hewan melalui model pembelajaran kooperatif.

225

Waktu Tujuan

: Selasa, 8 Maret 2011 : Memperoleh gambaran data-data tentang proses pembelajaran yang menyangkut kinerja guru dalam pembelajaran menulis cerita melalui mendeskripsikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

TRANSKRIP PEMBELAJARAN DAN TANGGAPAN PENELITI SIKLUS III

Pada hari Selasa, 8 Maret 2011 tepatnya pukul 09.30 anak kelas II, SD Negeri Dayeuhluhur 06 bergegas memasuki ruangan. Mereka berpakaian putih merah. Satu persatu memasuki ruangan kelas, duduk dengan tertib di bangku masing-masing (001/Ob/S). Ketua kelas memberi aba-aba untuk memberi salam pada guru dan langsung berdoa. Kemudian siswa menyiapkan buku tulis masing-masing. Suasana cukup tenang. (002/Ob/S). Kode 001/Ob/S dan 002/Ob/S = Siswa sebelum pembelajaran. Peneliti berjalan didampingi kolaborator membawa buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas II dan perlengkapan mengajar lainnya seperti : RPP, media pembelajaran dan instrumen observasi serta perlengkapan pendukung

pembelajaran lainnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Maret 2011 pertama-tama guru sekaligus sebagai peneliti (Esih

226

Garningsih) didampingi kolaborator (Oyo Sunarya, A,Ma.) memasuki ruang kelas II, Guru meletakkan mengajar di atas meja, selanjutnya berdiri di depan kelas, sedangkan kolaborator (Oyo Sunarya, A.Ma) duduk di belakang ruangan kelas sambil membawa alat tulis dan instrumen pangamatan. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. (001/Ob/G). Kode 001/Ob/G = Guru sebelum pembelajaran dimulai. A.Kegiatan awal Di bawah ini kutipan guru saat membuka pembelajaran. Guru Siswa Guru Siswa Guru : Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh. :Waalaikumsalam Warohmatullahi Wabarokatuh. :Apa kabar Kelas II? :Alhamdulillah Ceria, Luar Biasa, Pendidikan Maju Terus, Yes!. :Alhamdulillah, kalian ceria, sehat semua, Itulah anak indonesia Pasti bisa. Guru :Anak-anak, hari ini ibu akan melanjutkan pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis cerita melalui mendeskripsikan gambar hewan, masih ingatkah kalian tentang mendeskripsikan?. Siswa Guru :Masih . . . .. :Coba, bagaimana langkah-langkah apabila kita akan

menceritakan gambar?. Guru :Ya, coba Deni!.

227

Tio Guru

:Pertama harus menyusun ciri-ciri gambar tersebut, bu! :Iya, benar!, tepuk tangan!, Setelah ditemukan ciri-ciri gambar tersebut terus bagaimana?

Siswa

: Kemudian dibuat kalimat bu , , , ! kata Irfan. Selanjutnya guru mengajak siswa untuk belajar di halaman lingkungan

sekolah. Guru :Anak-anak, kalian akan menulis cerita di luar kelas yaitu di halaman lingkungan sekolah. Siswa Guru :Horeee ! Siswa serentak bersorak. :Nah, kalian di halaman silakan mengamati benda yang kalian senangi, mau hewan atau tumbuhan. Kemudian kalian amati, tulis menjadi sebuah cerita yang runtut dan padu. Jangan lupa tuisannya tegak berangkai. Paham? (001 /Ob/ MT) Siswa Guru :Ya, bu!, Paham! :Iya, bagus. Silakan kalian keluar dengan tertib!, Bawa peralatan menulisnya! Siswa Guru :Siap, bu! siswa secara tertib keluar ruangan kelas. :Ya, mulai kalian cari benda apa yang akan kalian buat sebuah cerita Sintia :Pohon pisang boleh bu?.

228

Guru

:Boleh, silakan bebas benda apa yang kalian senangi.

Guru mengamati siswa, dan memberi pancingan-pancingan berupa pertanyaan. Benda apa? Bagaimana ciri-cirinya? Bagaimana kehidupannya? . Selanjutnya siswa menceritakan benda tersebut melalui mendeskripsikan. Guru memberikan bimbingan pada siswa yang masih merasa bingung mengembangkan kalimat supaya runtut. (002/Ob/MT) Kode 002/Ob/MT = Materi mendeskripsikan menulis cerita dari benda sekitar. Dina Puspita : Bu, mau ditulis ciri-cirinya dulu, nanti di tulisnya di kelas, boleh bu?. Guru : Oh ya, boleh, silahkan (003/Ob/MT) Guru mempersilakan anak tersebut untuk menuliskan ceritanya di dalam kela. Tapi siswa yang lain malah senang di luar kelas. Guru :Bagaimana ada yang sudah selesai?.

Kode 003 /Ob/MT = Materi pembelajaran adalah menulis cerita dengan mendeskripsikan benda tumbuhan atau hewan yang ada di sekitar lingkungan sekolah, Guru : Sudah mendapatkan benda yang akan diceritakan? (002/Ob/G dan 003/Ob/S) Siswa :Sudah, bu!. Para siswa terlihat antusias mengerjakan tugas menulis cerita dari benda yang ada di sekitar dengan pilihan benda yang siswa sukai. (004/Ob/S)

229

Kode 004/Ob/S = Siswa melaksanakan tugas pembelajaran dengan tertib Setelah dipandang selesai dalam melaksanakan tugas, siswa dipersilakan memasuki ruang kelas kembali. Guru :Baik, anak-anak, kalian silakan masuk ruang kelas dan duduk di bangku masing-masing! (004/Ob/G). Kode 004/Ob/G = Guru mempersiapkan tahap pengkoreksian Setelah para siswa duduk dengan tertib, setiap siswa diharapkan dapat memeriksa kembali hasil pekerjaannya diberi kesempatan (006/Ob Guru : Anak-anak, periksa kembali hasil pekerjaanmu dan dipersilakan untuk diperbaiki!. Guru :Bagaimana sudah, diperiksa kembali pekerjaanmu?.

Siswa serentak menunjukkan jari menyatakan sudah, hanya satu dua tiga anak yang tidak menunjukkan jari.(007/Ob/S), Kode 007/Ob/S = Siswa aktif mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas. Setelah semua pekerjaan siswa selesai, salah satu siswa dicoba membacakan hasil kerja. Secara bergilir siswa diberi kesempatan untuk membaca hasil kerja. Masing-masing siswa yang telah maju sudah menunjukkan peningkatan. Rata-rata dapat menyampaikan dengan baik, sikap pada

menyampaikan tidak canggung (007/Ob/S). Kode 007/Ob/S = Siswa menyampaikan hasil kerja mandiri dengan bahasa yang lebih lancar dari sebelumnya

230

Guru membimbing siswa merefleksi hasil kerja. (004/Ob/G) Kode 004/ Ob/G = Kegiatan guru membimbing siswa sudah sesuai dengan tujuan. Siswa mengumpulkan tugas mandiri setelah melakukan revisi ulang. Guru memberi motivasi dan pesan-pesan agar para siswa terus giat berlatih, siapa tahu ada yang berbakat menjadi penulis terkenal. Pembelajaran ditutup dengan salam, para siswa menjawab dengan serempak. Pembelajaran selesai, waktu selanjutnya dipersilakam kolaborator pedoman wawancara yang berisi tanggapan atas pembelajaran siklus III. Guru :Nah anak-anak, kalian harus rajin berlatih menulis, ya! Siapa tahu kalian nanti berbakat menjadi penyair yang handal. Nah sekarang pa guru akan membagikan kertas untuk diisi sesuai pendapat kalian, Ya silakan pa Oyo!. Kolaborator Siswa Kolaborator : Anak-anak sudah mendapat kertas sumua?. :Sudah, pak guru!. :Mari kita bareng-bareng mengisinya, akan dipandu oleh bapak. memandu pengisian instrumen wawancara siklus II,

Kolaborator

dengan membacakan satu persatu sampai lima pertanyaan. Siswa mengisinya sesuai pendapat masing-masing. Setelah selesai kolaborator mengumpulkan instrumen wawancara tersebut. Guru : Baiklah anak-anak sampai ketemu dipertemuan berikut, jangan lupa rajin menulis ya!, Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

231

Siswa

:Waalaikumsalam Warohmatullahi Wabarokatuh. (008/Ob/S)

Kode 008/Ob/S = Siswa bersemangat menjawab salam dari guru. Peneliti dan kolaborator mengemasi hasil pekerjaan siswa dan peralatan lainnya, selanjutnya keluar dari ruangan kelas.

Lampiran : Alat Tes LEMBAR SOAL SIKLUS III Mata Pelajaran Kelas Materi Waktu Hari/Tanggal A.Petunjuk 1.Amati benda yang ada di halaman lingkungan sekolah ! 2,Kalian amati benda yang kalian senangi hewan atau tumbuhan! 3.Buat cerita yang baik runtut dan padu ! : Bahasa Indonesia : II (dua) : Menulis : 60 Menit : Kamis, 17 Maret 2011

232

4.Tulis cerita tersebut dengan tulisan tegak berangkai! B.Soal Setelah kalian memilih benda yang kalian senangi, kalian amati, identifikasi, kemudian susun menjadi cerita yang baik, runtut dan padu. Tulis dengan tulisan tegak bersambung, serta ejaan yang benar. C.Penilaian : 1.Kesesuaian isi dengan judul 2.Keruntutan cerita 3.Koherensi antar kaliamat 4.Diksi / Pilihan kata 5.Kerapihan tulisan Jumlah Skor minimal Jumlah Skor maksimal : 10 - 20 : 10 - 20 : 10 - 20 : 10 - 20 : 10 - 20 : 50 : 100.

LEMBAR TES SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS III PERTEMUAN II NAMA : ----------------------------------No Absen : ----------------------------------Materi : Menulis Tanggal : 17 Maret 2011

-------------------------------------------------------

233

Lampiran : HASIL TES SISWA SIKLUS III Kemampuan Belajar No 1 1 2 3 Nama Awal 2 HERMA NUR LAELA FARID JUNIANTO IRFAN MAULANA 67,10 55,70 57,10 3 81,40 74,30 70,00 Siklus I 4 5 Meningkat Meningkat Meningkat Keterangan

234

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

SULISTIOWATI SELI MARSELINA AA MUHAMMAD ADHITIA YANUAR AINI SOFIYYA DENI REPIATNA DERI FAZRIANA DEWI FATIMAH DILA NUR ZAQIYAH DINA PUSPITA FATHUR ROHMAN IMAS AYU HASANAH NILA NURIKLIMA MUHHAMAD ARIF NURAFIATUL NURKHOLIS MAJID ROSIDIN SAIDAH NUR AZIZAH SALSA MUTIA SELA LESTARI SINTIA OKTAVIANI SITI NUR AISAH TIA FITRIANI TIO NUGROHO MELINDASARI SANTI TRI LASMINI FIRDAUS

54,30 54,30 50,00 50,00 57,10 55,70 65,70 52,90 51,40 51,40 45,70 44,30 45,70 55,70 57,10 68,60 67,10 60,00 65,70 54,30 65,70 70,00 55,70 72,90 63,70 50,00 50,00

74,30 71,40 68,60 71,40 77,10 72,90 77,10 74,30 65,70 74,30 81,40 74,30 74,30 71,40 68,60 81,40 70,00 75,70 81,40 70,00 77,10 81,40 82,90 81,40 75,00 70,00 72,00

Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat

JUMLAH

1,796,40

2.289,00

Meningkat

235

RATA-RATA KETUNTASAN BELAJAR

59,80

76,30

Meningkat Meningkat

Keterangan : KKM : 66,0 (enam puluh enam) Pembelajaran setelah pendekatan proses. menerapkan model pembelajaran kooperatif dan

Lampiran : DAFTAR NILAI TINDAKAN SIKLUS III Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : II / II Materi : Menulis Cerita Melalui Mendeskripsikan Gambar Tumbuhan dan Hewan.

Nama

Nilai Aspek

Jum

Rata

KET

236

o 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 No 26 27 HERMA NUR LAELA FARID JUNIANTO IRFAN MAULANA SULISTIOWATI SELI MARSELINA AA MUHAMMAD ADHITIA YANUAR AINI SOFIYYA DENI REPIATNA DERI FAZRIANA DEWI FATIMAH DILA NUR ZAQIYAH DINA PUSPITA FATHUR ROHMAN IMAS AYU HASANAH NILA NURIKLIMA MUHHAMAD ARIF NURAFIATUL NURKHOLIS MAJID ROSIDIN SAIDAH NUR AZIZAH SALSA MUTIA SELA LESTARI SINTIA OKTAVIANI SITI NUR AISAH Nama TIA FITRIANI TIO NUGROHO 2 3 4 5 6 7

l Sko r 57 52 53 57 52 50 48 50 57 51 51 52 46 52 57 52 52 50 48 57 49 53 52 50 54

Rata

9 8 8 9 8 8 7 8 8 7 7 7 8 8 8 7 9 7 8 8 7 7 9 9 9

8 7 7 8 8 7 7 8 9 8 7 6 7 8 7 7 7 7 8 7 7 8 7 8 8

8 8 8 7 8 8 7 7 8 7 8 7 7 7 8 8 8 7 7 8 7 8 8 7 8

8 8 7 7 8 8 8 8 7 7 7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 7 7 7 6 8 8 8 7 7 7 7 7 7 8 7 7 8 7 8 8 7 7 7 7 8 7 7 7 7 7

8 8 8 8 7 7 7 6 8 7 7 8 7 6 7 8 7 7 7 9 7 7 8 7 7

8 7 7 8 7 7 7 7 8 7 8 8 7 8 8 8 8 8 7 8 7 7 7 7 7

8,14 7,43 7,57 8,14 7,43 7,14 6,86 7,14 7,71 7,29 7,71 7,43 6,57 7,43 8,14 7,43 7,43 7,14 6,86 8,14 7,00 7,57 7,43 7,00 7,71

T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T

1 7 7

2 8 8

Nilai Aspek 3 4 5 8 8 8 8 8 8

6 7 8

7 7 8

Juml Skor 57 58

RataRata 8,14 8,29

KET T BT T T

237

28

MELINDASARI SANTI 29 LASMINI 30 FIRDAUS Jumlah Nilai Rata-rata nilai

57

8,14

7 7 7 8 8 8 8 53 7,57 T 7 7 7 7 7 7 7 49 7,00 T 230 214 219 215 216 212 216 1522 217,4 7,93 7,38 7,55 7,41 7,45 7,31 7,45 52,48 7,50

Aspek penilaian 1. Kesesuaian judul 2. Penggunaan ejaan 3. Pilihan kata 4. Keruntutan kata dalam kalimat 5. Struktur kalimat 6. Isi keseluruhan cerita 7. Kerapihan tulisan

Peneliti

Dayeuhluhur, 19 Maret 2011 Kolaborator

ESIH GARNINGSIH NIP. 19620831 198305 2 003 Mengetahui, Kepala Sekolah

OYO SUNARYA NIP.19830919 201001 1 019

ESIH GARNINGSIH NIP. 19620831 198305 2 003

Lampiran : WAWANCARA DENGAN KOLABORATOR

238

DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS III Peneliti : Bagaimana pendapat Bapak tentang pembelajaran di luar kelas? Pak Oyo : Baik, anak terlihat gembira dan aktif dan penuh semangat dalam mengerjakan tugas. Peneliti : Adakah aspek inkuiri dalam pembelajaran tersebut. Jika ada tolong ditunjukan ? Pak Oyo : Jelas ada, dalam pembelajaran tadi, aspek inkuiri jelas terlihat pada saat siswa nenemukan gagasan, melakukan mengamati, mengidentifikasi, dan menulis cerita dengan baik. Peneliti : Menurut Bapak, hal apa yang menarik dengan pembelajaran di luar kelas ? Pak Oyo : Yang menarik dalam pembelajaran di luar kelas tadi, antara lain : kesungguhan dan ketertiban anak dalam menjalankan tugas semangat, dan tekun, kreatif lebih menambah wawasan

kemandirian siswa Peneliti : Menurut Bapak, apa saja kelemahan dalam proses pembelajaran di luar kelas ?, tolong sebutkan kelemahannya! Pak Oyo : Memang ada kelemahan proses pembelajaran di luar kelas, tetapi tidak mengganggu proses pembelajaran. Menurut saya antara laian kelemahanya guru kesulitan mengawasi kemampuan anak secara individu. Lampiran : WAWANCARA DENGAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS III

239

Peneliti

: Bagaimana pendapatmu dengan belajar menulis cerita di luar kelas ?

Farid Peneliti Farid Peneliti Farid

: Saya senang, belajar di luar kelas ? : Mengapa kamu senang belajar di luar kelas ? : Karena bebas dalam melakukan pengamatan. : Apa yang kamu lakukan saat kegiatan di luar kelas ? : Saya melakukan menentukan sendiri benda yang akan dibuat cerita yang ada lingkungan sekolah.

Peneliti

: Apakah ada kesulitan dalam menemukan ide atau gagasan pokok ?

Farid Peneliti Farid Peneliti

: Tidak ada kesulitan sama sekali. : Apakah ada kesulitan dalam merangkai kalimat? : Ada sedikit kesulitan awalnya, tetapi selanjutnya tidak. :Bagaimana pendapatmu tentang belajar menyusun cerita dengan mencari pasangan kelompok ?

Farid

: Saya senang, karena dapat menyusun sebuah cerita lebih cepat .

PEDOMAN WAWANCARA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA DENGAN MENDESKRIPSIKAN GAMBAR TUMBUHAN DAN HEWAN MELALUI

240

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN PROSES

DAN

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas II SD Negeri Dayeuhluhur 06 ) Jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Senangkah kalian mengikuti pembelajaran menulis cerita ? Jawaban:................................................................................ 2. Sebutkan alasan kalian ? Jawaban.................................................................................................. 3. Pembelajaran yang baru kalian ikuti, adalah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses. Pada saat pebelajaran, apakah kalian dilatih mengamati dan menemukan serta mengemukakan pendapat ? Jawaban................................................................................................... 4. Jika guru menyampaikan pebelajaran menulis menggunakan

pendekatan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses, apakah kalian menyukai ? Jawaban................................................................................................... 5. Sebutkan alasannya ! Jawaban................................................................................................... Responden ______________ Lampiran : KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA DIGUNAKAN UNTUK PENGGALIAN DATA PADA

241

PENELITIAN TINDAKAN KELAS Pariabel Penelitian Meningkatkan kemampuan mengembangkan Paragraf dalam mengarang pada siswa kelas II SD Negeri Dayeuhluhur 06 dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan proses. Isi Wawancara 1.Minat Indikator Disajikan pertanyaan untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran mendiskripsikan gambar hewan dan tumbuhan sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan kelas. Disajikan pertanyaan untuk mengetahui kesulitan dalam pembelajaran mendiskripsikan gambar hewan dan tumbuhan. Disajikan pertanyaan untuk mengetahui ketertarikan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mendiskripsikan gambar hewan dan tumbuhan Disajikan pertanyaan untuk mengetahui cara mengatasi kesulitan dalam mendiskripsikan gambar hewan dan tumbuhan Ssisajikan prtanyaan untuk mengetahui manfaat mendiskripsikan Nomor Pertanyaan 1

2.Kesulitan

3.Respon

4.Mengatasi kesulitan

5.Manfaat

242

Gambar hewan dan tumbuhan Dayeuhluhur, 2011 Peneliti Kolaborator

Maret

ESIH GARNINGSIH,S.Pd NIP. 19620831 198305 2 003

OYO SUNARYA NIP.19830919 1 019

243

yakni 68,3 dan sebelum tindakan 57,9. Peningkatan berkisar 9,60. Untuk memberi gambaran tentang kemajuan belajar siswa dalam menulis cerita di bawah ini peneliti sampaikan diagram kemampuan para siswa dalam menulis cerita melalui mendeskripsikan timbuhan dan hewan siklus I. Diagram Perbandingan Kemampuan Menulis Cerita Melalui Mendeskripsikan Gambar Tumbuhan dan Hewan. Sebelum Tindakan dan Tindakan Siklus I

Keterangan Aspek Penilaian 1. Kesesuaian Judul dengan Isi kalimat 5, Keruntutan Kata dalam

244

2. 3. 4.

Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca 6. Struktur Klimat Pilihan Kata (Diksi) 7. Kerapihan Keruntutan dan Kepaduan (Koheren dan Koherensi) Berdasarkan temuan data keseluruhan di atas guru perlu merefleksi

( 3)Penyimpilan Data

kembali pembelajaran dan melakukan langkah-langkah cermat sebagaimana saran-saran yang tertera pada halaman ...................... laporan ini

245

LEMBAR KERJA SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS I PERTEMUAN I NAMA : ----------------------------------No Absen : ----------------------------------Materi : Menulis Tanggal : 13 Januari 2011

--------------------------------------------------------------

246

LEMBAR KERJA SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS I PERTEMUAN I NAMA : ----------------------------------No Absen : ----------------------------------Materi : Menulis Tanggal : 13 Januari 2011

---------------------------------------------------------------

247

LEMBAR KERJA SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS I PERTEMUAN II NAMA : ----------------------------------No Absen : ----------------------------------Materi : Menulis Tanggal : 25 Januari 2011

-------------------------------------------------------------------

248

__________________________________________________________________ LEMBAR KERJA SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS I PERTEMUAN II NAMA : ----------------------------------No Absen : ----------------------------------Materi : Menulis Tanggal : 25 Januari 2011

-------------------------------------------------------------------

249

LEMBAR KERJA SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS II PERTEMUAN I NAMA : ----------------------------------No Absen : ----------------------------------Materi : Menulis Tanggal : 15 Pebruari 2011

-----------------------------------------------------------------------

250

LEMBAR KERJA SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS II PERTEMUAN I NAMA : ----------------------------------No Absen : ----------------------------------Materi : Menulis Tanggal : 15 Pebruari 2011

---------------------------------------------------------------

251

LEMBAR KERJA SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS II PERTEMUAN II NAMA : ----------------------------------No Absen : ----------------------------------Materi : Menulis Tanggal : 24 Pebruari 2011

-------------------------------------------------------

252

LEMBAR TES SISWA LEMBAR KERJA SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS II PERTEMUAN II NAMA : ----------------------------------No Absen : ----------------------------------Materi : Menulis Tanggal : 24 Pebruari 2011

-----------------------------------------------------------------

_____________________________________________________________

253

LEMBAR KERJA SISWA LEMBAR KERJA SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS III PERTEMUAN I NAMA : ----------------------------------No Absen : ----------------------------------Materi : Menulis Tanggal : 8 Maret 2011

------------------------------------------------------------------

254

LEMBAR KERJA SISWA LEMBAR KERJA SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS III PERTEMUAN I NAMA : ----------------------------------No Absen : ----------------------------------Materi : Menulis Tanggal : 8 Maret 2011

----------------------------------------------------------------

255

LEMBAR KERJA SISWA LEMBAR KERJA SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS III PERTEMUAN II NAMA : ----------------------------------No Absen : ----------------------------------Materi : Menulis Tanggal : 17 Maret 2011

----------------------------------------------------------------

256

__________________________________________________________________ Lampiran : REKAP NILAI UJI KOMPETENSI MENDESKRIPSIKAN HEWAN DAN TUMBUHAN SIKLUS I SIKLUS III

257

Lampiran : WAWANCARA DENGAN KOLABORATOR DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS III

Peneliti

:Bagaimana pendepat pa Oyo tentang pembelajaran menulis cerita mendeskripsikan benda yang ada di luar kelas ?

Pa Oyo

:Bagus, anak terlihat aktif dan ceria penuh semangat dalam menulis cerita mendeskripsikan benda yang anak pilih sendiri

Peneliti

258

Anda mungkin juga menyukai