Anda di halaman 1dari 7

Konsep pecahan dan oprasinya merupakan konsep yang sangat penting untuk dikuasai, sebagai bekal untuk mempelajari

bahan matematika berikutnya dan bahan matematika terkait. Kenyataan di lapangan menunjukkan banyak siswa Sekolah Dasar mengalami kesulitan belajar memahami pecahan dan oprasinya, dan banyak guru Sekolah Dasar menyatakan mengalami kesulitan untuk mengajarkan pecahan dan bilangan rasional. Para guru cenderung menggunakan cara mekanistik, yaitu memberikan aturan secara langsung untuk dihafal, diingat, dan diterapkan. Perubahan cara mengajar tidak banyak dilakukan oleh para guru karena secara empiric mereka selalu gunakan cara yang sama dari waktu ke waktu. Tidak mudah untuk membawa para siswa mampu memahami konsep dan makna pecahan. Ini berarti bahwa pelajaran pecahan merupakan perhatian, kesungguhan, keseriusan, ketekunan, dan kemampuan professional. Mengingat secara alami tingkat berpikir yang dominan dapat meniadakan kesulitan para siswa, disarankan para guru menggunakan dan memanfaatkan benda-benda manipulative dan keadaan yang realistic di sekitar kehidupan dan lingkungan siswa. Dengan benda-benda manipulatif tersebut diharapkan para siswa mempunyai pengalaman memanipulasikan sendiri benda-benda itu untuk menghayati konsep dan makna, sehingga mereka dapat mendalami dan menghayati bahan matematis yang sedang mereka pelajari. Dengan pengalaman yang realistic sesuai keadaan disekitar kehidupan dan lingkungan mereka, mereka dapat merasakan bahan matematis yang diberikan mempunyai katan nyata dan manfaat dan situasi yang mereka alami setiap hari. Beberapa kesulitan dan cara meniadakan kesulitan itu diuraikan sebagai berikut. 1. Siswa kurang tahu makna pecahan, , , dan Pecahan pada prinsipnya menyatakan beberapa bagian dari sejumlah bagian yang sama. Seluruh jumlah bagian yang sama tersebut sama-sama membentuk satuan (unit). Dua macam keadaan yang perlu penekanan adalah konsep keseluruhan dan konsep sama. Kedua konsep ini dapat dikaitkan dengan panjang, luas, volume dan dan hitungan atau cacah. Kaitan masing-masing dapat ditunjukkan dengan menggunakan benda-benda manipulatif, misalnya kertas, karton, kelereng, kerikil, manik-manik, mata uang, buku, pensil, atau butiran.

Diberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para siswa untuk langsung meraasakan dan menghayati sendiri makna pecahan dengan mengerjakan sendiri: a. Mintalah kepada setiap siswa untuk menyediakan lembaran-lembaran kertas. Masingmasing anak diminta mengambil kertasnya satu lembar dan melipatnya sesuai dengan keinginan masing-masing sehingga lipatan yang satu dapat menutup lipatan yang lain, kemudian guntinglah tepi lipatan dan terjadi lem an kertas yang mempunyai dua lipatan yang tepat dan saling menutup. Beberapa bentuk guntingan mungkin sebagai berikut.

Gambar 4.1 Beri kesempatan kepada mereka untuk membuka dan menutup lipatan kertas masingmasing sampai mereka merasakan bahwa satu lembaran kertas mempunyai dua lipatan yang sama, yaitu lipatan yang satu tepat menutup lipatan yang lain. Katakana kepada mereka 1 lipatan dari 2 lipatan yang sama disebut setengah , atau seperdua, ditulis dengan lambing pecahan . b. Mintalah setiap siswa untuk melipat kembali satu kali kertasnya, dengan jalan melipat garis lipatan sehingga tepat berhimpitan. Kemudian mintalah mereka memotong tepi lembaran kertas yang bukan lipatan. Beberapa bentuk lipatan antara lain

Gambar 4.2 Beri kesempatan kepada mereka untuk membuka dan menutup lipatan kertas masingmasing sampai mereka merasakan bahwa satu lembaran kertas mempunyai empat

lipatan yang sama, yaitu lipatan yang satu dan yang lain tepat bisa saling menutup. Katakana pada mereka pengertian atau makna seperempat, duaperempat,

tigaperempat, empatperempat. 1 lipatan dari 4 lipatan yang sama disebut

2 lipatan dari 4 lipatan yang sama disebut

3 lipatan dari 4 lipatan yang sama disebut

4 lipatan dari 4 lipatan yang sama disebut

c. Untuk lebih menetapkan pemahaman mereka, sediakan banyak potongan karton dengan berbagai warna dan bentuk, misalnya:

Gambar 4.4

Berilah kesempatan kepada semua siswa untuk memilih sendiri bentuk dan karton yang disukai, kemudian mintalah kepada masing-masing siswa untuk menjiplaknya

pada lembaran karton yang mereka miliki. Setelah itu, mintalah kepada mereka menggunting jiplakannya, dan melipatnya sedemikian hingga lipatan yang pertama dapat menutup lipatan kedua. Berikan kesempatan sejumlah siswa untuk menceritakan hasil lipatannya, dan memberikan arsiran untuk menyatakan 1 lipatan dari 4 lipatan yang sama disebut .

Gambar 4.5

d. Kerjakan hal yang serupa untuk pecahan-pecahan dan , dan . Tunjukkan hasilnya di papan tulis (sesuai abstrak) dengan gambar-gambar daerah yang diarsir, antara lain daerah-daerah yang terkait dengan , , ; daerah-daerah yang terkait dengan , , , , ; daerah-daerah yang terkait dengan , , dan daerah-daerah yang terkait dengan , , , , dan . 2. Siswa yang kurang memahami perkalian bilangan asli dan pecahan Untuk memperbaiki kelemahan siswa terhadap masalah ini, antara lain dapat dilakukan kegiatan sebagai berikut; ambil 10 potong karton berukuran (1 cm x 10 cm) dengan warna-warna yang berbeda. Satu potong karton dengan warna tertentu ditentukan sebagai

satuan. Potongan karton yang lain dipotong-potong menjadi perduaan, pertigaan, perempatan, perlimaan, perenaman, pertujuhan, perdelapanan, persembilanan, dan persepuluhan, kemudian aturlah potongan-potongan kertas sebagai berikut: 1

Dari potongan-potongan karton di atas dikembangkan antara lain ditunjukkan fakta-fakta sebagai berikut a. 3 potong dari 4 potong yang sama nilainya sama dengan masing-masing bernilai , atau . dapat dikalikan sebagai . terdiri dari 3 potongan,

Karena sesuai prinsip perkalian maka bentuk Jadi .

b. 5 potongan dari 7 potongan yang sama nilainya menyatakan bentuk pecahan . terdiri dari 5 potongan, masing-masing bernilai dengan prinsip perkalian atau , jadi . sesuai

Berdasarkan fakta-fakta atau kasus-kasus yang telah kita sampaikan, para siswa diajak untuk melihat pola, sehingga mereka sampai pada kesimpulan bahwa: . Setelah sejumlah latihan diberikan dan dirasakan cukup memadai, pengembangan berikutnya antara lain adalah: 1)

Jadi 2)

Jadi Berdasarkan fakta-fakta atau kasus-kasus yang tersedia, para siswa diajak untuk melihat pola, sehingga mereka sampai pada kesimpulan bahwa: dengan .

Setelah potongan-potongan karton yang tersedia diperbanyak secukupnya, kemudian para siswa diajak untuk sampai pada kesimpulan, yaitu: dengan

3. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami pecahan-pecahan yang senilai Untuk membantu siswa dapat lebih memahami terhadap masalah ini, kembali gunakan potongan-potongan karton yang tersedia pada butir 2. Dari potongan-potongan karton tersebut antara lain dikembangkan fakta-fakta: a. Karton dengan nilai dua perempat tepat dapat menutup karton dengan nilai setengahan. Karton dengan nilai tiga perenan tepat dapat menutup karton dengan nilai dua perempatan. Karton dengan nilai empat perdelapanan tepat dapat menutup karton dengan nilai tiga perenaman.

Karton dengan nilai lima persepuluhan tepat dapat menutup karton dengan nilai dua empat perdelapanan. Tunjukkan keadaan ini dengan memanipulasikan potongan-potongan tersebut agar saling menutup atau membariskan berdampingan agar terlihat sama panjang. Kemudian ajaklah mereka bersama-sama untuk menerima fakta berikut:

b. Lakukan serupa untuk: , , , , , ,

Berdasarkan fakta-fakta atau kasus-kasus yang tersedia, para siswa diajak untuk melihat pola, sehingga mereka sampai pada kesimpulan bahwa:

Dengan demikian mereka mengetahui bahwa perkalian oleh bilangan yang sama terhadap pembilang dan penyebut suatu pecahan menghasilkan pecahan-pacahan yang senilai (sama).

Anda mungkin juga menyukai