Anda di halaman 1dari 21

ANATOMI dan FISIOLOGI REPRODUKSI PRIA

A. Anatomi Sistem Reproduksi Pria 1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar). Penis Penis terdiri dari: Akar (menempel pada didnding perut) Badan (merupakan bagian tengah dari penis) Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).

Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis. Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil: 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan. Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi). Skrotum Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang

sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat). Testis Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone. Fungsi testis, terdiri dari : a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus. b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial. Testis memiliki 2 fungsi, yaitu: Pembentukan sperma oleh tubulus seminiferus. Pembentukan hormone testoteron oleh sel leydig

2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis. Alat kelamin laki-laki terbagi atas 3 bagian : 1) Vas deferens Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda spermatika. 2) Uretra Uretra berfungsi 2 fungsi: Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih. Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen. 3) Kelenjar Prostat

Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu: 1. Lobus posterior 2. Lobus lateral 3. Lobus anterior 4. Lobus medial

Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.

4) Vesikula seminalis. Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis. Fungsi Vesika seminalis : Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen.

Duktus Duktuli 1) Epididimis Merupakan saluran halus yang panjangnya 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini

pada mediastinum menjadi lapisan parietal. Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya 20 cm, berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.

2) Duktus Deferens Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm. 3) Uretra.

Bangunan Penyokong atau Penyambung 1. Funikulus Spermatikus Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabut-serabut saraf. B. Fisiologi Sistem Reproduksi Pria 1. Hormon pada Laki-laki a) FSH Menstimulir spematogenesis. b) LH Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron. c) Testosteron Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya. Efek hormon testoteron pada pria:

Sebelum lahir: a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna b. Mendorong penurunan testis ke skrotum c. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi d. Penting dalam spermatogenesis e. Pertumbuhan tanda kelamin sekunder 2. Spermatogenesis Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor. DEFINISI Carsinoma prostat atau kanker prostat adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel pada jaringan prostat yang tidak normal/abnormal yang merupakan kelainan atau suatu keganasan pada saluran perkemihan khususnya prostat pada bagian lobus perifer sehingga timbul nodul-nodul yang dapat diraba. Kanker Prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat. ETIOLOGI dan FAKTOR RESIKO Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya ca prostat ; tetapi beberapa hipotesa menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya ca mammmae adalah: 1. Adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut. 2. Peranan dari growth factor ( faktor pertumbuhan ) sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat.

3. Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang mati 4. Teori sel stem menerangkan bahwa terjadinya proliferasi abnormal sel stem sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan se epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan. FAKTOR RESIKO Laki-laki usia >55 tahun yang mempunyai riwayat famili menderita kanker prostat Makanan terbiasa mengandung asam lemak jenuh. Kontak dengan logam berat seperti cadmium. Ras Afrika yang tinggal di Amerika. Kebiasaan hidup kurang melakukan gerakan fisik atau olah raga Kebiasan merokok

MANIFESTASI KLINIS Gangguan pola perkemihan baik frekuensi, adanya desakan, nokturia akibat membesarnya ukuran kelenjar yang mendesak urethra. Terjadinya obstruksi urethra mengganggu

perkemihan, Lama-kelamaan berkembang terjadinya anemi. Masalah kelenjar prostat,baik karena membesar atau karena mengalami perdangan,boleh dikatakan menimbulkan gejala yang serupa,yaitu :

Mengalami kesulitan dalam buang air kecil Buang air kecil lebih sering ,terutama kalau pada malam hari. Mengalami kesulitan memulai pancaran air seni . Mengalami kesulitan juga dalam mengakhiri aliran air seni Pancaran aliran air seni lemah Merasa kandung kencing tidak kosong sempurna Jika disertai infeksi timbul keluhan nyeri waktu buang air kecil,atau waktu mengeluarkan air mani selesai bersetubuh.

Kadang-kadang,aliran air seni berhenti sendiri. Makin ada darah di dalam air seni atau air mani Pada kanker prostat,selain keluhan tersebut diatas juga disertai :

Perasaan nyeri pada daerah bawah pinggang. Mengalami kesulitan memulai dan mempertahankan ereksi penis. Keluhan nyeri pada pangkal paha dan daerah tulang pinggul. Mungkin air seni berdarah. KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertropi prostat adalah. Retensi kronik dapat menyebabkan refluks vesiko-ureter, hidroureter, hidronefrosis, gagal ginjal.b. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi pada waktu miksic. Hernia / hemoroidd. Karena selalu terdapat sisa urin sehingga menyebabkan terbentuknya batue. Hematuriaf. Sistitis dan Pielonefritis

Prognosis Kanker Prostat Pemeriksaan klinis scan dan laporan patologi semua membantu tim medis untuk memutuskan sejauh mana perkembangan kanker prostat tersebut. Jenis pengobatan yang sesuai kemudian direkomendasikan. Strategi pengobatan bervariasi dari orang ke orang. Prognosis kanker prostat tergantung pada jangkauan penyakit, kondisi kesehatan individu serta respon terhadap pengobatan Skrining 1. Pemeriksaan colok dubur (RT) tiap tahun setelah usia 50 tahun 2. Antigen spesifik prostat (PSA) bukan uji penapisan terpilih. Lebih pada laki-laki yang berusia 50-74 tahun dengan hasil pemeriksaan colok dubur yang abnormal atau dengan sindrom BPH. Faktor resiko Lebih dari 50% pria diatas usia 60 tahun menderita pembesaran prostat dan meningkat menjadi 80% pada usia 80 tahun

Pemeriksaan penunjang Uroflowmetry. Mengukur pancaran urin maksimal, untuk mengetahui secara obyektif adanya obstruksi. Trans Rectal Ultra Sonography (TRUS). Mengukur volume prostat dan mendeteksi kemungkinan keganasan serta untuk mengambil contoh jaringan prostat (biopsi) untuk diperiksa lebih lanjut. Dengan pemeriksaan ini juga bisa didapatkan gambaran kista dan pelebaran vena di sekitar prostat. Perabaan melalui anus (digital rectal examination). Dengan mengenakan sarung tangan, dokter akan memasukkan jarinya ke lubang anus untuk meraba bagian belakang kelenjar prostat. Bila dirasakan ada pembesaran atau pengerasan, tes lain akan dilakukan untuk mendiagnosis lebih lanjut. Biopsi. Biopsi adalah pengambilan sedikit sampel jaringan tubuh untuk diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi mungkin harus dilakukan untuk memastikan diagnosis kanker prostat dengan menggunakan jarum yang dimasukkan ke lubang anus Anda. Beberapa sampel biasanya diambil pada bagian-bagian yang berbeda dari prostat. CT scan, MRI scan dan pemeriksaan penunjang lain mungkin diperlukan untuk mengetahui lebih lanjut tingkat penyebaran kanker. Pemeriksaan laboratorium Yang perlu diperiksa adalah sampel darah dan urin. Dari sampel darah diperiksa kreatinin, elektrolit dan PSA (Prostate Specific Antigen), selain pemeriksaan darah yang rutin (Hb, leukosit dll). Dari urin diperiksa sedimen urin dan biakan kuman.

Tes darah. Tes darah diperlukan untuk mengukur antigen khusus prostat (PSA). PSA adalah protein yang diproduksi baik oleh sel prostat normal maupun kanker. Semakin tua, semakin banyak PSA yang kita produksi. Meskipun tidak konklusif, kandungan PSA tinggi dapat mengindikasikan Anda terkena kanker. Pada tahap pengobatan, penurunan kadar PSA menandakan efektivitas terapi yang dijalankan.

Tes PCA3. Adanya kadar PCA3 yang lebih tinggi di urin menunjukkan kehadiran kanker prostat. Tes ini lebih akurat dibandingkan tes darah (PSA), tetapi tidak semua fasilitas medis menyediakannya.

Penatalaksanaan Pengobatan yang tepat untuk kanker prostat masih diperdebatkan. Pilihan pengobatan bervariasi, tergantung kepada stadiumnya: Pada stadium awal bisa digunakan prostatektomi (pengangkatan prostat) dan terapi penyinaran Jika kanker telah menyebar, bisa dilakukan manipulasi hormonal (mengurangi kadar testosteron melalui obat-obatan maupun pengangkatan testis) atau kemoterapi

a. Pembedahan 1. prostatektomi radikal (pengangkatan kelenjar prostat) Seringkali dilakukan pada kanker stadium A dan B.Prosedurnya lama dan biasanya dilakukan dibawah pembiusan total maupun spinal.Sebuah sayatan dibuat di perut maupun daerah perineum dan penderita harus menjalani perawatan rumah sakit selama 5-7 harai.Komplikasi yang mungkin terjadi adalah impotensia dan inkontinensia uri.Pada penderita yang kehidupan seksualnya masih aktif, bisa dilakukan potency-sparing radical prostatectomy. 2. Orkiektomi (pengangkatan testis, pengebirian) Pengangkatan kedua testis menyebabkan berkurangnya kadar testosteron, tetapi prosedur ini menimbulkan efek fisik dan psikis yang tidak dapat ditolerir oleh penderita. Orkiektomi adalah pengobatan yang efektif, tidak memerlukan pengobatan ulang, lebih murah dibandingkan dengan obat-obatan dan sesudah menjalani orkiektomi penderita tidak perlu menjalani perawatan rumah sakit.Orkiektomi biasanya dilakukan pada kanker yang telah menyebar.

b. Terapi penyinaran Terapi penyinaran terutama digunakan untuk mengobati kanker stadium A, B dan C.Biasanya jika resiko pembedahan terlalu tinggi, maka dilakukan terapi penyinaran.Terapi penyinaran terhadap kelenjar prostat bisa dilakukan melalui beberapa cara: 1. terapi penyinaran eksterna, dilakukan di rumah sakit tanpa perlu menjalani rawat inap. Efek sampingnya berupa penurunan nafsu makan, kelelahan, reaksi kulit (misalnyakemerahan dan iritasi), cedera atau luka bakar pada rektum, diare, sistitis (infeksi kandung kemih) dan

hematuria.Terapi penyinaran eksterna biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama 68minggu. 2. pencangkokan buttiran yodium, emas atau iridium radioaktif langsung pada prostat melalui sayatan kecil.Keuntungan dari bentuk terapi penyinaran ini adalah bahwa radiasi langsung diarahkan kepada prostat dengan kerusakan jaringan di sekitarnya yang lebih sedikit.

c. Obat-obatan dan terapi lain 1. Manipulasi hormonal Tujuannya adalah mengurangi kadar testosteron. Penurunan kadar testosteron seringkali sangat efektif dalam mencegah pertumbuhan dan penyebaran kanker. Manipulasi hormonal terutama digunakan untuk meringankan gejala tanpa menyembuhkan kankernya, yaitu misalnya pada penderita yang kankernya telah menyebar. Obat sintetis yang fungsinya menyerupai LHRH (luteinizing hormone releasing hormone), semakin banyak digunakan untuk mengobati kanker prostat stadium lanjut. Contohnya adalah lupron atau zoladeks. Obat ini menekan perangsangan testis terhadap pembentukan testosteron (hal seperti ini disebut pengebirian kimiawi karena memiliki hasil yang sama dengan pengangkatan testis).Obat diberikan dalam bentuk suntikan, biasanya setiap 3 bulan sekali. Efek sampingnya adalah mual dan muntah, wajah kemerahan, anemia, osteoporosis dan impotensi. Obat lainnya yang digunakan untuk terapi hormonal adalah zat penghambat androgen (misalnya flutamid), yang berfungsi mencegah menempelnya testosteron pada sel-sel prostat. Efek sampingnya adalah impotensi, gangguan hati, diare dan ginekomastia (pembesaran payudara). 2. Kemoterapi Kemoterapi seringkali digunakan untuk mengatasi gejala kanker prostat yang kebalterhadap pengobatan hormonal.Biasanya diberikan obat tunggal atau kombinasi beberapa obat untuk menghancurkansel-sel kanker.Obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengobati kanker prostat adalah:-Mitoxantronx-Prednisone-Paclitaxel-Dosetaxel-Estramustin-Adriamycin. Efek sampingnya bervariasi dan tergantung kepada obat yang diberikan.

d. Pemantauan Apapun jenis pengobatan yang dijalaninya, penderita akan dipantau secara ketat mengenai perkembangan penyakitnya.Pemantauannya meliputi:

Pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar PSA (biasanya setiap 3 bulan -1 tahun). Skening dan/atau CT scan tulang untuk mengetahui penyebaran kanker. Pemeriksaan darah lengkap untuk memantau tanda-tanda dan gejala anemia. Pemantauan tanda dan gejala lainnya yang menunjukkan perkembangan penyakit (misalnya kelelahan, penurunan berat badan, nyeri yang semakin hebat, penurunan fungsi usus dan kandung kemih serta kelemahan).

Pencegahan Pembesaran prostat adalah suatu hal yang normal terjadi pada pria berusia diatas 50 tahun. Kejadiannya meningkat sesuai dengan pertambahan usia, jadi proses ini tidak dapat dicegah. segeralah berkonsultasi ke dokter bila mengalami 2-3 gejala yang tersebut diatas. Putuskan bersama dokter mengenai pengobatan yang paling cocok dengan kondisi anda serta mintalah penjelasan mengenai keunggulan dan resiko setiap pengobatan yang akan dilakukan.

Aktivitas sehari-hari Immobilisasi (kurang aktivitas) dan udara dingin dapat meningkatkan risiko retensi urin. Jadi menjaga tetap hangat dan latihan (olahraga) akan sangat berguna. Selain itu para pria harus meluangkan waku untuk berkemih saat mulai terasa, meskipun tidak kebelet.

Faktor Diet Menghindari alkohol, kopi dan mengurangi minum setelah makan malam untuk mengurangi nokturia (kencing malam hari). Ada beberapa bukti ilmiah bahwa teh hijau yang mengandung flavonoids, suatu zat kimia yang mungkin baik untuk prostat. Menghindari obat-obatan yang memperburuk gejala

Penderita BPH sebaiknya menghindari obat flu atau obat alergi yang mengandung dekongestan, seperti pseudoefedrin. Antihistamin seperti diphenhydramine, dapat menghambat aliran urin juga.

Makanan anti kanker prostat

Makanan bisa menjadi sumber penyakit maupun obat. Khusus untuk para pria, jika ingin jauhjauh dari risiko kanker prostat, sebaiknya perbanyak konsumsi jenis makanan berikut ini : Tomat, Makanan pencegah kanker adalah makanan yang mengandung antioksidan, dan salah satunya yaitu buah tomat yang banyak mengandung likopen. Likopen adalah pigmen golongan karotenoid yang memberi warna merah pada buah tomat sekaligus memiliki efek antioksidan. Sebuah studi tahun 2007 menyebutkan bahwa tomat bisa meningkatkan aliran pembuluh darah pada alat reproduksi pria dan mengurangi risiko kanker prostat. Brokoli, Kandungan senyawa aktif Sulforaphane yang ada pada brokoli bisa mencegah pembentukan sel-sel yang tidak terkontrol (kanker) pada bagian kelenjar prostat laki-laki. Menurut para peneliti, Sulforaphane adalah senyawa yang paling baik yang pernah mereka temukan dalam melawan dan membunuh sel-sel kanker, termasuk kanker prostat. Makanlah dalam keadaan mentah atau tidak terlalu matang agar kandungan zat aktif tersebut tidak banyak yang hilang. Kedelai, Kedelai sudah lama diketahui sebagai makanan yang memiliki antioksidan tinggi. Kandungan antioksidan pada kedelai adalah genistein, daidzein dan glycitein yangsemuanya tergolong dalam sebuah golongan yang disebut isoflavon. Semua makanan yang berasal dari kedelai sangat sehat.

Latihan KEGEL Latihan Kegel atau otot dasar panggul, akan membantu mencegah kebocoran urin. Latihan ini akan memperkuat otot dasar panggul yang menyokong kandung kemih dan menutup sfingter (lubang). Saat berkemih, pasien berusaha untuk mengkontraksikan otot sampai alirannya melambat atau terhenti, kemudian lepaskan lagi. Latihan yang baik 5-15 kali kontraksi, masingmasing ditahan sekitar 10 detik, 3-5 kali sehari.

DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa sebelum operasi 1. Perubahan eliminasi urine: frekuensi, urgensi, hesistancy, inkontinensi, retensi, nokturia atau perasaan tidak puas setelah miksi berhubungan dengan obstruksi mekanik : pembesaran prostat. 2. prostat. Nyeri berhubungan dengan penyumbatan saluran kencing sekunder terhadap pelebaran 3. Gangguan tidur dan istirahat berhubungan dengan sering terbangun sekunder terhadap kerusakan eliminasi: retensi disuria, frekuensi, nokturia. Diagnosa setelah operasi 1. Nyeri berhubungan dengan spasme kandung kemih dan insisi sekunder pada prostatektomi 2. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi sekunder dari prostatektomi bekuan darah odema . 3. Potensial infeksi berhubungan dengan prosedur invasif : alat selama pembedahan, kateter, irigasi kandung kemih sering. 4. Kurang pengetahuan: tentang prostatektomi sehubungan dengan kurang informasi 5. Gangguan tidur dan istirahat berhubungan dengan nyeri.

N O

DIAGNOSA TUJUAN Perubahan eliminasi Tujuan: Pola eliminasi normal . Kriteria hasil :

INTERVENSI 1. Jelaskan pada klien tentang perubahan dari pola eliminasi . 1. Dorong klien untuk

RASIONAL

1 . Meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan.

1.

urine: frekuensi, urgensi, hesistancy, - Klien dapat

berkemih tiap 2 4

inkontinensi, berkemih dalam retensi, jumlah normal, tidak

jam dan bila dirasakan . 1. Anjurkan klien 2 . Meminimalkan retensi urine, distensi yang berlebihan pada kandung

nokturia atau teraba distensi perasaan tidak kandung kemih puas setelah miksi berhubungan dengan obstruksi mekanik : pembesaran prostat. - Urinalisa dan kultur hasilnya negatif - Hasil laboratorium fungsi ginjal normal 1. Observasi aliran dan - Residu pasca berkemih kurang dari 50 ml - Klien dapat berkemih volunter

minum sampai 3000 kemih ml sehari, dalam toleransi jantung bila diindikasikan 1. Perkusi / palpasi area supra pubik 3 . Peningkatan aliran cairan, mempertahankan perfusi ginjal dan membersihkan ginjal dan kandung kemih dari pertumbuhan bakteri. kekuatan urine, ukur 4. Distensi kandung residu urine pasca berkemih. Jika volume residu urine lebih besar dari 100 cc maka jadwalkan program kateterisasi intermiten. 5. Observasi aliran dan kekuatan urine untuk mengevaluasi obstruksi adanya kemih dapat dirasakan di area supra pubik.

2. prostat. Nyeri Tujuan : Klien berhubungan menunjukan bebas dengan dari

1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi,

1. Memberi informasi untuk membantu dalam

intensitas ( skala 1- menentukan 10 ), dan lamanya. 2. Beri tindakan pilihan Intervensi

penyumbatan ketidaknyamanan saluran kencing sekunder terhadap pelebaran Kriteria hasil : - Klien melaporkan nyeri hilang / terkontrol

kenyamanan, contoh: membantu klien melakukan posisi yang nyaman, mendorong

2. Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dan dapat meningkatkan kemampuan koping.

- Ekspresi wajah klien rileks - Klien mampu untuk istirahat dengan cukup - Tanda-tanda vital dalam batas normal

penggunaan relaksasi / latihan nafas dalam. 3. Beri kateter jika diinstruksikan untuk retensi urine yang akut : mengeluh ingin kencing tapi tidak bisa. 4. Observasi tanda tanda vital. 5. Kolaborasi dengan dokter untuk memberi obat sesuai indikasi, contoh: eperidin ( Dumerol )

3. Retensi urine menyebabkan infeksi saluran kemih, hidro ureter dan hidro nefrosis 4. Mengetahui perkembangan lebih lanjut 5. Untuk menghilangkan nyeri hebat / berat, memberikan relaksasi mental dan fisik.

3. Gangguan tidur

Tujuan: Kebutuhan tidur dan istirahat

1. Jelaskan pada klien dan keluarga penyebab gangguan tidur / istirahat dan

1. Meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien mau kooperatif terhadap tindakan keperawa tan. 1. Suasana yang tenang akan mendukung istirahat klien. 1. Menentukan rencana untuk mengatasi

dan istirahat terpenuhi. berhubungan dengan sering terbangun sekunder terhadap kerusakan eliminasi: retensi disuria - Klien , frekuensi, nokturia. mengungkapkan sudah bisa tidur. Kriteria hasil: - Klien mampu istirahat / tidur dengan waktu yang cukup.

kemungkinan cara untuk menghindarinya. 2. Ciptakan suasana yang mendukung dengan mengurangi kebisingan. 3. Batasi masukan minuman yang

- Klien mampu menjelaskan faktor penghambat tidur. 4. Nyeri Tujuan: Nyeri

mengandung kafein.

gangguan.

1. Jelaskan pada klien tentang gejala dini spasmus kandung kemih. 2. Pemantauan klien pada interval yang teratur selama

1. Kien dapat mendeteksi gajala dini spasmus kandung kemih.

berhubungan berkurang atau dengan spasme kandung kemih dan insisi sekunder pada prostatektomi - Ekspresi wajah klien tenang. - Klien akan menunjukkan ketrampilan relaksas i. - Klien akan tidur / istirahat dengan tepat. - Tanda tanda vital dalam batas normal. - Keluarnya urine melalui sekitar kateter sedikit. Kriteria hasil : - Klien mengatakan nyeri berkurang / hilang. hilang.

1. sehingga obat obatan bisa diberikan. 1. klien bahwa

48 jam, untuk mengenal gejala gejala dini dari spasmus kandung kemih. 3. Jelaskan pada klien bahwa intensitas dan frekuensi akan berkurang dalam 24 sampai 48 jam. 4. Beri penyuluhan pada klien agar tidak berkemih ke seputar kateter. 5. Anjurkan pada klien untuk tidak duduk dalam waktu yang lama sesudah tindakan TUR-P. 6. Ajarkan penggunaan teknik relaksasi, termasuk latihan nafas dalam, visualisasi. 7. Jagalah selang drainase

ketidaknyamanan hanya temporer 1. Mengurang kemungkinan spasmus. 1. Mengurangi tekanan pada luka insisi 1. Menurunkan tegangan otot, memfokuskan kembali perhatian dan dapat meningkatkan kemampuan koping.

urine tetap aman dipaha untuk mencegah peningkatan tekanan pada kandung kemih. Irigasi kateter jika terlihat bekuan pada selang. 8. Observasi tanda tanda vital

2. Sumbatan pada selang kateter oleh bekuan darah dapat menyebabkan distensi kandung kemih dengan peningkatan spasme. 1. Mengetahui

9. Kolaborasi dengan dokter untuk memberi obat obatan ( analgesik atau anti spasmodik )

perkembangan lebih lanjut 2. nyeri dan mencegah spasmus kandung kemih.

5. Perubahan eliminasi urine

Tujuan: Eliminasi urine normal dan tidak terjadi retensi

1. Pertahankan irigasi kandung kemih yang konstan selama 24 jam pertama

1. Mencegah retensi pada saat dini. 1. dapat menghambat aliran urine. 1. Mencegah bekuan darah menyumbat aliran urine. 1. Melancarkan aliran urine.

berhubungan urine. dengan obstruksi sekunder dari prostatektomi bekuan darah odema . Kriteria hasil: - Klien akan berkemih dalam jumlah normal tanpa retensi. - Klien akan menunjukan perilaku yang meningkatkan kontrol kandung

2. Pertahankan posisi dower kateter dan irigasi kateter. 3. Anjurkan intake cairan 2500-3000 ml sesuai toleransi. 4. Setalah kateter diangkat, pantau waktu, jumlah urine dan ukuran aliran.

kemih. - Tidak terdapat bekuan darah sehingga urine lancar lewat kateter.

Perhatikan keluhan rasa penuh kandung kemih, ketidakmampuan berkemih, urgensi atau gejala gejala retensi.

6. Potensial infeksi

Tujuan: Klien tidak menunjukkan tanda

1. Pertahankan sistem kateter steril, berikan perawatan kateter dengan

1. Mencegah pemasukan bakteri dan infeksi . 1. . Meningkatkan output urine sehingga resiko terjadi ISK dikurangi dan mempertahankan fungsi ginjal. 3. Menghindari refleks balik urine yang dapat memasukkan bakteri ke kandung kemih. 1. Mencegah sebelum terjadi shock. 1. Mengidentifikasi adanya infeksi. 1. Untuk mencegah infeksi dan

berhubungan tanda infeksi . dengan prosedur invasif : alat selama pembedahan, kateter, irigasi - Dapat mencapai kandung kemih sering. - Tanda tanda vital dalam batas normal dan tidak ada tanda tanda shock. waktu penyembuhan. Kriteria hasil: - Klien tidak mengalami infeksi.

steril. 2. Anjurkan intake cairan yang cukup ( 2500 3000 ) sehingga dapat menurunkan potensial infeksi. 3. Pertahankan posisi urobag dibawah. 4. Observasi tanda tanda vital, laporkan tanda tanda shock dan demam. 5. Observasi urine: warna, jumlah, bau. 6. Kolaborasi dengan dokter untuk memberi obat

antibiotik.

membantu proses penyembuhan

7. Kurang

Tujuan: Klien dapat

1. Beri penjelasan untuk mencegah aktifitas berat selama 3-4 minggu . 2. Pemasukan cairan sekurang

1. Dapat menimbulkan perdarahan . 1. Mengedan bisa menimbulkan perdarahan, pelunak tinja bisa mengurangi kebutuhan mengedan pada waktu BAB . 2. Mengurangi potensial infeksi dan gumpalan

pengetahuan: menguraikan tentang pantangan kegiatan

prostatektomi serta kebutuhan sehubungan dengan kurang informasi . Kriteria hasil: - Klien akan melakukan perubahan perilaku. - Klien berpartisipasi dalam program pengobatan. - Klien akan mengatakan pemahaman pada pantangan kegiatan dan kebutuhan berobat lanjutan . 8. Gangguan tidur Tujuan: Kebutuhan tidur dan istirahat berobat lanjutan .

kurangnya 25003000 ml/hari. 3. . Kosongkan kandung kemih apabila kandung kemih sudah penuh .

darah .

1. Jelaskan pada klien dan keluarga penyebab gangguan tidur dan

1. meningkatkan pengetahuan klien sehingga mau kooperatif dalam tindakan perawatan .

dan istirahat terpenuhi. berhubungan dengan nyeri. Kriteria hasil: - Klien mampu beristirahat / tidur

kemungkinan cara untuk menghindari. 2. Ciptakan suasana

dalam waktu yang cukup. - Klien mengungkapan sudah bisa tidur . - Klien mampu menjelaskan faktor penghambat tidur .

yang mendukung, suasana tenang dengan mengurangi kebisingan . 3. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan penyebab gangguan tidur. 4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat mengurangi nyeri ( analgesik ).

1. Suasana tenang akan mendukung istirahat . 1. Menentukan rencana mengatasi gangguan . 2. Mengurangi nyeri sehingga klien bisa istirahat dengan cukup .

Daftar Pustaka

http://www.scribd.com/doc/61866523/CA-Prostat-Definisi-Atau-Review Smelzer, C Susanne. Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth; alih bahasa, Agung Waluyo; editor bahasa Indonesia, Monica Ester. edisi VIII, Volume 2, Jakarta: EG Carpenito, Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 6. Jakarta: Penerbit buku kedokteran, EGC. Carpenito, Lynda Juall. 1998. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, edisi 2. Jakarta: Penerbit buku kedokteran, EGC. Doenges, Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3. Jakarta: Penerbit buku kedokteran, EGC.

Anda mungkin juga menyukai