Anda di halaman 1dari 4

FUNCTION OF OBJECTIVES 1.

They offer a means for the instructional designer and teacher to design appropriate instruction, specifically to select and organize instructional activities and resources that will facilitate effective learning. The result is a very focused unit of instruction 2. Instructional objectives provide a framework for devising ways to evaluate student learning. Since written tests and performance activities are the major means of measuring student achievement, objectives should guide the design of relevant testing items and procedures. Thus, the writing and use of instructional objectives can have a worthwhile impact on improving both teaching and the resultant learning. 3. Third, objectives guide the learner. The rationale is that students will use the objectives to identify the skills and knowledge they must master. TRANSLATE 1. Mereka tawarkan cara untuk desainer instruksional dan guru untuk merancang instruksi yang tepat, khusus untuk memilih dan mengatur kegiatan pembelajaran dan sumber daya yang akan memfasilitasi pembelajaran yang efektif. Hasilnya adalah unit pengajaran yang sangat terfokus. 2. Tujuan pembelajaran menyediakan kerangka kerja untuk merancang cara-cara untuk mengevaluasi belajar siswa. Karena tes tertulis dan kegiatan kinerja merupakan sarana utama untuk mengukur prestasi siswa, tujuan harus memandu desain item pengujian dan prosedur yang relevan. Dengan demikian, penulisan dan penggunaan tujuan pembelajaran dapat memiliki dampak pada peningkatan yang bermanfaat baik pengajaran dan pembelajaran yang dihasilkan. 3. Tujuan membimbing peserta didik adalah siswa akan menggunakan tujuan untuk mengidentifikasi keterampilan dan pengetahuan yang harus dikuasai.

THREE OBJECTIVE DOMAINS 1. Cognitive Domain The domain receiving the most attention in instrctional Programs is the cognitive domain, which includes objectives related to information or knowledge, naming, solving, predicting, and other intellectual aspects of learning. Bloom and his associates developed a widely used taxonomy for the cognitive domain. Taxonomy is a method of sequential classification on different levels. The taxonomi is organized within 2 majors groups a simple recall of information and intellectual activities TRANSLATE 1. Domain kognitif Domain yang menerima perhatian yang paling banyak dalam program pembelajaran adalah domain kognitif, yang mencakup tujuan yang berkaitan dengan informasi atau pengetahuan, penamaan, pemecahan, memprediksikan, dan aspek intelektual lainnya dari pembelajaran. Bloom dan rekan-rekannya mengembangkan taksonomi secara luas yang digunakan untuk domain kognitif. Taksonomi adalah metode klasifikasi berurutan pada tingkat yang berbeda. Taksonomi ini dibagi dalam 2 kelompok utama yaitu pengulangan informasi secara sederhana dan kegiatan intelektual

2. Psychomotor Domain The second category for grouping instructional objectives is the psychomotor domain, which encompasses the skills requiring the use and coordination of skeletal muscles, as in the physical activities of performing, manipulating and constructing. Although no taxonomy is universally accepted for this domain, Heinich, Milenda, and Russell (1993) present a taronomy based on degree of coordination that is applicable to many design projects. TRANSLATE 2. Psikomotorik Domain Kategori kedua untuk mengelompokkan tujuan pembelajaran adalah domain psikomotorik, yang meliputi keterampilan yang membutuhkan penggunaan dan koordinasi kerangka otot, seperti dalam kegiatan fisik melaksanakan, memanipulasi dan membangun. Meskipun tidak ada taksonomi yang secara universal diterima untuk domain ini, Heinich, Milenda, dan Russell (1993) menyajikan taksonomi didasarkan pada tingkat koordinasi yang berlaku untuk banyak desain proyek.

Another grouping of psycomotor skills, proposed by Kibler (1981) is not sequential taxonomy. The value of Kibler's grouping is the recogniton of separate gross and fine-movement skills in the first two psychomotor behavior categories. Because each one requires the use of different sets of muscles, teaching such skills can be better organized by giving attention first to gross movements and then to fine movements. TRANSLATE Pengelompokan keterampilan psycomotor lainnya, diusulkan oleh Kibler (1981) yang tidak merupakan taksonomi berurutan. Nilai pengelompokan Kibler adalah pengakuan terhadap keterampilan kasar dan halus-gerakan yang terpisah dalam dua kategori perilaku psikomotorik. Karena masing-masing memerlukan penggunaan set yang berbeda dari otot, pengajaran keterampilan tersebut dapat

lebih terorganisir dengan memberikan perhatian pertama untuk gerakan kasar dan kemudian ke gerakan halus. 3. Affective Domain Involves objectives concerning attitudes, appreciations, values, and emotions such as enjoying, conserving, and respecting. This area is typically believed very important in education and training, but it is the one area in which we have been able to do the least particularly in writing useful instructional objectives. Krathwohl, Bloom, and Masia (1964) organized the affective domain into five levels. The levels of the affective domain, Iike those of the cognitive domain form a continuum for attitudinal beharior, from simple awareness and acceptance to internalization as attitudes become part of an individual's practicing value system. TRANSLATE 3. Afektif Domain Melibatkan tujuan yang menyangkut sikap, apresiasi, nilai, dan emosi seperti menikmati, melestarikan, dan menghormati. Bidang ini biasanya diyakini sangat penting dalam pendidikan dan pelatihan, bidang di mana kita telah mampu melakukan paling tidak khususnya dalam menulis tujuan pembelajaran yang bermanfaat. Krathwohl, Bloom, dan Masia (1964) mengorganisasikan domain afektif menjadi lima tingkat. Tingkat domain afektif dari bentuk domain kognitif suatu rangkaian untuk perilaku sikap, dari kesadaran yang sederhana dan penerimaan terhadap internalisasi nilai sikap sebagai menjadi bagian dari sistem nilai berlatih individu.

Anda mungkin juga menyukai